Budiyanto
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Datu Sanggul Rantau
Apakah Stunting?
Tubuh yang lebih pendek dari standar usianya, yang
terjadi akibat gangguan atau hambatan pertumbuhan
dan perkembangan tubuh.
1. ELIMINASI TBC
2. PENURUNAN STUNTING
3. PENINGKATAN CAKUPAN DAN MUTU IMUNISASI
4
PREVALENSI STUNTING DI INDONESIA DIBANDING
NEGARA TETANGGA
Pertumbuhan dan
perkembangan Pendek, Kurus
janin à BBL & PBL
Asupan tak
adekuat
Penyakit
Konteks soial,
Sumber: Modifikasi dEndang L. Achadi dari UNICEF (1990)
ekonomi & politik
Strategy for Improved Nutrition of Children and Women in
Developing Countries. New York: UNICEF
FAKTOR RISIKO STUNTING
7
Stunting d i s e b a bk a n oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling m e n e n t u ka n p a d a 1.000 HPK
8 minggu
pertama sejak
pembuahan Perkembangan
terjadi penting sebagian
pembentukan Perkembangan organ berlanjut
semua cikal penting sebagian sampai kira-kira
bakal organ organ berlanjut 2 tahun pertama
tubuh sampai akhir kehidupan
kehamilan
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Akibat Gangguan Gizi Pada 1000 HPK
Dampak Dampak
Jangka Pendek Jangka Panjang
Kemampuan
Perkem- Kognitif/
bangan Otak KECERDASAN
Ganggu
an Gizi RENDAH
pada Pertumbuhan Ibu
Masa Stunting/
(IUGR) Stunting
Janin Pendek
dan Usia
Dini - Hipertensi
Metabolic -Diabetes
Programing
-PJK
-Stroke
Sumber : Modifikasi E Achadi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Akibat Gangguan Gizi Pada 1000 HPK
Pertumbuhan
Ibu Stunting Janin
terhambat
Gangguan
Pertumbuhan
Persediaan zat
Ibu Prahamil Gizi didlm Tubuh dan
KURUS Ibu Kurang Perkembangan
pada Masa
Pertambahan Mengindikasi Janin dan Usia
Berat Badan kan Konsumsi Dini
Selama Hamil Ibu Tidak
TIDAK Aderkuat
ADEKUAT
Sumber : Modifikasi E Achadi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Akar Trans-generasi Penyakit Kronis
Barker, Public Health 2012
Bapak:
Mendonasikan gen
Perkembangan 1000 hari
Peran Gen?
• Pengaruh gen kecil
à tak lebih dari 25 %
• Pengaruh lingkungan (asupan makanan,
penyakit infeksi) jauh lebih besar
Sel Otak pada anak normal Sel Otak pada anak stunting
memiliki percabangan tidak normal dan jaringan
jaringan yang luas. otak lebih pendek.
à Gangguan kemampuan
à Anak lebih sehat dan kognitif anak, menurunkan
cerdas kekebalan tubuh dan
gangguan metabolisme
4
SDM Indonesia?
Dlm jumlah,
Indonesia Indonesia kelima
37.2% terbanyak di
termasuk didalam
17 negara, diantara Stunting dunia
117 negara, Keempat
yg mempunyai 12.1 %
terbanyak di
prevalensi tinggi Wasting dunia
Stunting, Wasting,
dan Overweight pd 11.9%
Balita Overweight
20,0
10,0
0,0
1 2 3 4 5
Strata ekonomi
1. Stroke 4 dari 5
2. Jantung dan Pembuluh Darah penyebab
3. DM dan Komplikasinya utama
4. Tuberkulosis Pernapasan
kematian
5. Hipertensi dengan komplikasinya
6. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah adalah PTM
7. Liver terkait Gizi
8. Kecelakaan Lalu Lintas
9. Pneumonia
10.Diare disertai Infeksi Pencernaan
Posisi Tingkat Kompetensi Anak Indonesia
secara global
• Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD
PISA (the Organisation for Economic Co-operation and
Development - Programme for International Student
Assessment), suatu organisasi global bergengsi,
terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun
dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang
membaca, matematika, dan science :
Hampir separo
(48.6%) Anak
umur 7-8 51.4%
tahun Mempunyai
mempunyai Kemampuan
Kemampuan kognitif baik
kogntif kurang
Anak yg stunting
di usia dini
mempunyai
Fluid Intelligence
lebih rendah:
Kemampuan
berpikir abstrak,
menyelesaikan
masalah, dll
Fluid Intelligence: Kemampuan berpikir abstrak, reason, pola identitas, menyelesaikan masalah dan discern relationship
INTERVENSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN STUNTING
Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif lingkup Kemenkes:
1.Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja 1. Pemantauan pertumbuhan dan
putri, calon pengantin, ibu hamil (suplementasi besi perkembangan
2. Penyediaan air bersih dan sanitasi
folat)
3. Pendidikan gizi masyarakat
2. Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah 4. Imunisasi
3. Kelas Ibu Hamil 5. Pengendalian penyakit Malaria
4.Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan 6. Pengendalian penyakit TB
bagi ibu hamil yang positif malaria 7. Pengendalian penyakit HIV/AIDS
8. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual
5.Suplementasi vitamin A
dan Reproduksi, serta Gizi pada
6.Promosi ASI Eksklusif Remaja.
7.Promosi Makanan Pendamping-ASI 9. Jaminan Kesehatan Nasional
8.Suplemen gizi mikro (Taburia) 10.Jaminan Persalinan (Jampersal)
9.Suplemen gizi makro (PMT) 11. Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga (PIS PK)
10. Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam
12. Nusantara Sehat (Tenaga Ahli Gizi dan
beryodium dan besi Tenaga Promosi Kesehatan, Tenaga
11.ANUNG
Promosi dan kampanye gizi seimbang dan
untuk RAKERKESNAS 2018
Kesling) 30
perubahan perilaku 13. Akreditasi Puskesmas dan RS
12.Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk
13.Pemberian obat cacing
14.Zinc untuk manajemen diare
Mengapa Asupan Makanan Harus Bergizi Seimbang?
Prinsip 1: Makan
Beraneka ragam makanan
Diperlukan
keseimbangan Prinsip 4:
antara makanan Prinsip 2: Memantau
Perilaku & Memper-
yang masuk
Hidup Bersih tahankan
dengan yang BB normal
dikeluarkan, untuk dan Sehat
menjamin agar
tubuh sehat dan
dapat beraktivitas
dengan optimal
Prinsip 3: Melakukan
Aktivitas Fisik
Apa yang Harus Dilakukan Calon Ibu Hamil?
1. Upayakan tidak hamil saat usia Remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan remaja puteri
sebelum 18 tahun belum selesai (Tinggi Badan dan
panggul)
2. Status Gizi Baik
• Tidak Kurang Energi Kronis dan Tidak Obes
3. Tidak Anemia
• Calon pengantin dan remaja Puteri minum TTD 1
tablet setiap minggu
4. Menerapkan Pola Makan Bergizi Seimbang, agar
zat gizi yg diperlukan janin tersedia dlm tubuh
5. Pola Hidup Bersih dan Sehat
Apa yang Harus dilakukan Ibu Hamil?
2. Pertambahan Berat
Badan selama Hamil baik
Apa yang Harus dilakukan Ibu Menyusui?
37
Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 12 - 23 Bulan
% 100
75
Gap
50
25 Provided by
550 ml breast
milk
0
Energy Protein Iron Vitamin A
38
Pemberian Makanan Tambahan / MP-ASI
Usia Tekstur Makanan Frekuensi Jumlah Makanan Tiap
Kali Makan
6-8 Mulai dengan bubur 2-3 x/hari, ASI tetap Mulai 2-3 sendok
bulan kental, makanan lumat dilanjutkan sering, dapat makan tiap kali,
halus, dilanjutkan ditambahkan 1-2x snack dilanjutkan bertahap
makanan keluarga yang hingga ½ dari cangkir
dilumat 250 ml
9-11 Makanan yang 3-4 x/hari, ASI, 1-2x ½ dari cangkir 250 ml
bulan dipotong-potong halus snack
atau dilumat, dan
makanan yang dapat
dipegang/diambil bayi
12-23 Makanan keluarga, 3-4 x/hari, ASI, 1-2x ¾ hingga 1 cangkir /
bulan dilumat / dipotong bila snack mangkuk 250 ml
diperlukan
Bila bayi sudah tidak disusui, beri tambahan: 1-2 cangkir susu per hari, dan 1-2 porsi
makanan ekstra per hari 39
Aturan Pemberian Makan Anak (feeding rules)
• Jadual: makan dan snack teratur sesuai jadual, tidak lebih
dari 30 menit, di luar jadual tidak diberikan
makanan/minuman lain (kecuali air putih/ASI)
• Lingkungan: netral/tidak dipaksa, alas di bawah kursi untuk
menampung ceceran makanan, tidak bermain, tidak
sebagai hadiah
• Prosedur: porsi sedikit/disesuaikan, padat dulu baru cair,
bila memungkinkan ajarkan untuk makan sendiri,
bersihkan mulut/badan bila telah selesai makan
• Makan distop bila: 10-15 menit anak bermain-main tanpa
makan, atau anak melemparkan makanan dengan marah
40
Key Message (1)
• Stunting adalah tubuh yang lebih pendek dari standar usianya
(standar PB/U atau TB/U WHO 2005), yang terjadi akibat gangguan
atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
• Stunting disebabkan karena kekurangan gizi kronis atau sering
menderita penyakit infeksi pada anak, terutama pada periode kritis
1000 HPK
• Faktor resiko stunting meliputi pola asuh, akses layanan kesehatan,
akses pangan bergizi, akses air bersih dan sanitasi, yang dipengaruhi
oleh tingkat ekonomi dan pendidikan serta budaya (perilaku)
Key Message (2)
• 1000 HPK (hari pertama kehidupan) adalah masa selama 270 hari (9
bulan) dalam kandungan ditambah 730 hari (2 tahun pertama) pasca
lahir, merupakan masa kritis yang apabila tidak dilalui dengan baik
maka akan berdampak permanen terhadap kecerdasan,
meningkatkan resiko penyakit tidak menular (PTM), dan stunting
• Dalam 1000 HPK pengaruh lingkungan jauh lebih besar dibandingkan
genetik, sehingga merupakan peluang untuk perbaikan sumber daya
manusia Indonesia
• Masalah gizi pada balita di Indonesia meliputi stunting (perawakan
pendek), wasting (kurus / gizi kurang), dan overweight (gizi lebih),
bersifat double burden
Key Message (3)
• Anak yang stunting di usia dini akan memiliki kemampuan kognitif
yang kurang dibandingkan anak yang normal, terutama dalam hal
fluid intelligence (kemampuan berpikir abstrak, menyelesaikan
masalah dll), yang akan menghasilkan sumber daya manusia yang
kurang berkualitas
• Prinsip asupan makanan bergizi seimbang meliputi makan beraneka
ragam makanan, perilaku hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas
fisik, serta memantau dan mempertahankan berat badan normal
• Upaya pencegahan stunting penting dilakukan oleh calon ibu hamil,
ibu hamil, ibu menyusui, bayi usia 0-6 bulan, dan bayi usia 6-24 bulan
Key Message (4)
• Upaya pencegahan stunting oleh calon ibu hamil meliputi tidak hamil
saat usia remaja, status gizi baik, tidak anemia, pola makan bergizi
seimbang, serta pola hidup bersih dan sehat
• Upaya pencegahan stunting oleh ibu hamil meliputi asupan makan
adekuat, pertambahan berat badan yang baik, serta mendeteksi dan
mencegah penyakit pada ibu hamil
• Upaya pencegahan stunting oleh ibu menyusui meliputi asupan
makan adekuat serta mencegah penyakit pada ibu menyusui
Key Message (5)
• Upaya pencegahan stunting pada bayi usia 0-6 bulan meliputi
pemberian ASI eksklusif dan pencegahan penyakit infeksi
• Upaya pencegahan stunting pada bayi usia 6-24 bulan meliputi
asupan makan adekuat bergizi seimbang yang beraneka ragam sesuai
dengan umurnya (termasuk sumber pangan hewani dan zat besi),
suplementasi vitamin A, serta pencegahan penyakit infeksi
• Pemberian MP-ASI yang adekuat meliputi penentuan jenis, tekstur,
jadual dan jumlah makanan yang sesuai usia anak, serta menerapkan
aturan pemberian makan pada anak (feeding rules)