SEARCH
Definisi
CATEGORIES
Angina pektoris berasal dari bahasa Yunani, ankhon, yang berarti ‘mencekik’ dan
Ilmu Penyakit Dalam
pectus yang berarti ‘dada’. Jadi, angina pectoris dapat diartikan sebagai rasa tercekik di dada.
Angina pectoris sebenarnya bukan penyakit, tetapi merupakan gejala dari penyakit lainnya Hematologi Kardiologi
pada umumnya adalah penyakit arteri koroner (coronary artery disease) atau penyakit jantung
koroner walaupun dapat juga disebabkan penyakit lain yang nanti akan dibahas.
Penyakit arteri koroner umumnya disebabkan oleh pengendapan zat lemak di dinding bagian
dalam arteri yang disebut aterosklerosis atau arteriosklerosis. POPULAR POSTS
Beberapa pengertian Angina Pectoris / Pektoris dari beberapa sumber literatur : Reaksi Transfusi Darah
Nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terhadap suplai Definisi Reaksi
oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke transfusi adalah semua
kejadian ikutan yang
lengan kiri, ke punggung, rahang atau ke daerah abdomen. (Corwin, 2009).
terjadi karena transfusi darah.
Rasa nyeri terikat atau tertekan atau rasa tidak enak pada dada yang khas akibat Potensi untuk terjadinya k...
dari iskemia otot jantung, bentuk yang klasik tercetus oleh kerja �sik dan Infark Miokard Akut
menghilang dengan istirahat. (Ovedo�, 2002) (AMI)
Definisi Infark
Suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan
adalah area nekrosis
atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri. Hal ini biasa koagulasi pada jaringan akibat
timbul saat pasien melakukan aktivitas dan segera hilang saat aktivitas dihentikan. iskemia lokal, disebabkan oleh
(Mansjoer, 2001) obstruksi sirkulasi ke d...
Jantung merupakan organ vital bagi tubuh yang terletak dalam ruang mediastinum Penyakit Jantung
rongga dada, yaitu diantara paru. Organ ini memiliki empat ruang yaitu atrium kanan, ventrikel Hipertensif (Hipertensive
kanan, atrium kiri, dan ventrikel kiri. Secara fungsional jantung dibagi menjadi pompa sisi Heart Disease)
kanan dan kiri, yang memompa darah vena ke sirkulasi paru, dan darah bersih ke peredaran Definisi
Hipertensi adalah peninggian
sistemik. Pembagian fungsi ini mempermudah konseptualisasi urutan darah secara anatomi,
tekanan darah diatas nilai normal.
yaitu mulai dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, arteria pulmonaris, paru, vena
Ini termasuk golongan penyakit
pulmonaris, atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, arteria, arteriola, kapiler, venula, vena, dan vena yang terjadi akib...
(1)
kava .
Leukemia Mielositik Kronik atau
Jantung terdiri dari tiga lapis, yaitu lapisan luar (perikadium), lapisan tengah
disebut juga Leukemia Granulositik
(miokardium), dan lapisan paling dalam yang disebut endokardium. Masing-masing lapisan
Kronik
jatung ini dapat berkontraksi, kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan
Definisi Leukemia
darah dipompa masuk kedalam sirkulasi sistemik. Volume darah yang dipompa oleh tiap merupakan golongan penyakit yang
ventrikel per menit disebut curah jantung. Curah jantung rata-rata adalah 5L/menit. Curah ditandai dengan penimbunan sel
jantung sendiri bergantung pada hubungan antara frekuensi jantung dan curah sekuncup. darah putih abnormal dalam
Curah sekuncup merupakan volume darah yang dipompa oleh ventrikel per detik. Curah sumsum tulang. ...
sekuncup sendiri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu : Preload (beban awal), afterload (beban akhir) Anemia Aplastik
dan kontraktilitas jantung). Pada jantung normal peningkatan preload akan meningkatkan Definisi Anemia
curah sekuncup, sehingga akan menyebabkan terjadi perlambatan frekuensi jantung dan aplas t ik adalah suatu
curah jantung dapat dipertahankan stabil(1). keadaan berkurangnya
Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling sel-sel darah pada darah tepi
(pansitopenia), sehubungan denga...
terkait. Gelombang ransangan listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem konduksi menuju
miokardium untuk merangsang kontraksi otot, yang disebut depolarisasi, dan diikuti
pemulihan listrik kembali yang disebut repolarisasi. Potensial aksi yang terjadi pada sel PAGES
kontraktil otot jantung memperlihatkan sebuah fase yang khas, dimana terdapat fase datar
(plateu). Pada saat membran mengalami eksitasi, terjadi perubahan gradien membran secara
Home
cepat akibat masuknya Na+. Membran pun mengalami potensial aksi. Segera setelah potensial
aksi dicapai, permeabilitas membran terhadap Na+ berkurang. Namun uniknya, membran Disclaimer
potensial dipertahankan selama beberapa ratus milidetik sehingga menghasilkan fase datar
About Us
(plateu) potensial aksi. Perubahan voltase yang mendadak selama fase naik menuju potensial
aksi menimbulkan 2 perubahan yang turut serta mempertahankan fase datar tersebut, yaitu Contact Us
pengaktifan slow L-type Ca2+ channel dan penurunan permeabilitas K+. Pembukaan Ca2+ Privacy Policy
channel menyebabkan influks Ca2+ yang bermuatan positif. Penurunan aliran K+ mencegah
repolarisasi cepat membran sehingga mempertahankan fase datar. Fase turun potensial aksi
yang berlangsung cepat terjadi akibat inaktivasi Ca2+ channel dan peningkatan permeabilitas ARSIP ARTIKEL
K+. Selama potensial aksi sel miokardium berlangsung, sejumlah besar ion Ca akan berdifusi
dari ekstrasel ke sitosol. Peran Ca2+ di sitosol adalah untuk berikatan dengan kompleks Arsip Artikel
troponin-tropomiosin sehingga memungkinkan terjadinya kontraksi.
SILAHKAN LIKE DI FACEBOOK
Tanda utama penyakit jantung iskemi adalah angina pektoris, yang disebabkan oleh UNTUK MENGIKUTI
ketidakseimbangan hubungan antara pasokan dan kebutuhan oksigen miokardial, dan dapat PERKEMBANGAN ARTIKEL BARU
pula disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen miokardial (bergantung pada
frekuensi jantung, tegangan dinding ventrikel dan daya kontraksi ventrikel), oleh penurunan
Informasi Kedokteran …
pasokan oksigen miokardial (terutama bergantung pada aliran darah koroner, tetapi terkadang 1,539 likes
diubah oleh kemampuan darah mengangkut oksigen), atau terkadang oleh keduanya (2).
yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada akan timbul bila melakukan
suatu pekerjaan.
Beberapa pencetusnya seperti: APAKAH ANDA TERLALU GEMUK /
KURUS? CEK BMI ANDA DI
a. Selalu timbul sesudah kegiatan berat
BAWAH INI (UBAH KEDALAM
b. Timbul sesudah melakukan kegiatan sedang ( jalan cepat 1/2 km) METRIC)
c. Timbul sesudah melakukan kegiatan ringan (jalan 100 m)
d. Jika melakukan aktivitas yang ringan (jalan biasa) BMI FOR ADULTS WIDGET
Beberpa contoh angina stabil :
Angina Nokturnal : Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur, dapat
dikurangi dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.
Iskemia tersamar : Terdapat bukti obyektif ischemia (seperti tes pada stress tetapi
pasien tidak menunjukkan gejala)
oleh penyempitan arteri koronari dan berkurangnya aliran darah ke jantung. Angina Sex: boy girl
Variant angina atau Prinzmetal’s angina pertama kali dikemukakan pada tahun 1959
HHS CDC
digambarkan sebagai suatu sindroma nyeri dada sebagai akibat iskemia miokard yang Info
Grab This Widget
hampir selalu terjadi saat istirahat. Hampir tidak pernah dipresipitasi oleh stress /
emosi dan pada pemeriksaan EKG didapatkan adanya elevasi segmen ST.
0
Mekanisme iskemia pada Prinzmetal’s angina terbukti disebabkan karena terjadinya
spasme arteri koroner. Kejadiannya tidak didahului oleh meningkatnya kebutuhan HISTATS COUNTER
oksigen miokard. Hal ini dapat terjadi pada arteri koroner yang mengalami stenosis
ataupun normal. Proses spasme biasanya bersifat lokal hanya melibatkan satu arteri
koroner dan sering terjadi pada daerah arteri koroner yang mengalami stenosis.
Penderita dengan Prinzmetal’s angina biasanya terjadi pada penderita lebih muda
dibandingkan dengan angina stabil ataupn angina tdiak stabil. Seringkali juga tidak
didapatkan adanya faktor risiko yang klasik kecuali perokok berat. Serangan nyeri
biasanya terjadi antara tengah malam sampai jam 8 pagi dan rasa nyeri sangat hebat.
Pemeriksaan fisik jantung biasanya tidak menunjukkan kelainan.
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat dan sekitar
setengah dari penyakit kardiovaskular yang sering terjadi adalah penyakit jantung koroner.
Angina pectoris merupakan tanda klinis pertama pada sekitar 50% pasien yang mengalami
penyakit jantung koroner.(Kimble) Angina pectoris dilaporkan terjadi dengan rata – rata
kejadian 1,5% tergantung pada jenis kelamin, umur, pasien dan faktor resiko. Data dari studi
Framingharm pada tahun 1970 dengan studi Kohort diikuti selama 10 tahun menunjukkan
prevalensi sekitar 1.5% untuk wanita dan 4.3% untuk pria berusia 50 – 59 tahun. American
Heart Association memperkirakan prevalensi angina pectoris mencapai 6,4juta di tahun 1998.
Resiko perkembangan IHD tidak sama di deluruh dunia. Negara seperti Jepang dan Prancis
memiliki perkembangan yang rendah, sedangkan Finlandia, Irlandia, Skotlandia dan Afrika
Selatan rata – rata memiliki perkembangan IHD yang tinggi(3).
Faktor Predisposisi
Faktor yang dapat diubah atau dimodifikasi yaitu:
Diet (hiperlipidemia)
Rokok
Hipertensi
Stress
Obesitas
Kurang akti�tas
Diabetes Mellitus
Jenis Kelamin
Ras
Herediter
Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung. (pada
jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri
angina semakin buruk).
Untuk lebih dapat memahami angina pektoris ada baiknya kembali kita mengulas mengenai
aterosklerosis
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit pada dinding arteri yang besar maupun yang kecil, akibat
adanya disfungsi endotel, inflamasi vascular, menumpuknya lipid, dan kolesterol pada dinding
intima pembuluh darah. Menumpuknya lipid dan kolesterol dapat membuat formasi plak,
remodeling vascular, aliran darah abnormal, kurangnya penyaluran oksigen ke target organ.
Patogenesis Aterosklerosis
1. Tahap 1 : Endotel menarik lebih banyak sel polimorfonuklear dan monosit ke
dalam ruang subendotel (intima dinding pembuluh darah).
2. Tahap 2 : Makrofag bekerja sebagai sel scavenger dan mulai mengambil LDL
oksidasi dalam jumlah banyak. Selama proses berlanjut, makrofag akhirnya berubah
menjadi sel busa (Foam Cells).
3. Tahap 3 : Hasil dari akumulasi oleh banyaknya serum lipoprotein pada dinding
intima pembuluh darah disebut Fatty Streak.
4. Tahap 4 : Sel otot polos bertanggung jawab pada endapan matriks ekstraseluler
jaringan ikat, lipid ekstraseluler dan sisa jaringan nekrotik. Sehingga limfosit dan
kolagen menyisip ke otot pembuluh darah untuk menghalangi terjadinya negative
remodeling dari sel otot polos dan membentuk Fibrous Cap.
5. Tahap 5 : Lipid mengendap masuk ke dalam ruang ekstraseluler dan mulai
bergabung membentuk inti lipid(Lipid core).
6. Tahap 6 : Fibroblas dan sel – sel otot polos bermigrasi dan membentuk
�broatheroma dengan lipid core pada bagian dalam dan �brous cap pada bagian
luarnya.
7. Tahap 7 : Rupturnya �brous cap yang diakibatkan oleh thrombosis merupakan
penyebab ACS (acute coronary syndrome). ACS bisa terjadi karena banyaknya
kandungan lipid pada lipid core, tipisnya �brous cap dan meningkatnya aktivitas
leukosit pada bagian tepi plak.
Obesitas
Hipertensi
Resistensi insulin
Diabetes mellitus
Hiperhomosisteinemia
Iskemia
Iskemia pada miokardium terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen di miokardium. Ketidakseimbangan ini sering disebabkan oleh penurunan aliran darah
sebagai akibat dari peningkatan denyut arteri koroner atau pembentukan trombus. Kondisi ini
dikenal sebagai supply ischemia atau low-flow ischemia dan biasanya terjadi pada saat
sindrom koroner akut (ACS) seperti angina tidak stabil atau MI. Dalam kondisi berbeda,
iskemia bisa hasil dari peningkatan kebutuhan oksigen miokard ketika suplainya tetap. Kondisi
ini dikenal sebagai demand ischemia atau high-flow ischemia dan biasanya ada dalam
pengaturan angina stabil kronis dimana pasien memiliki persediaan tetap pada miokardium
dan menjalani exercise.
Meskipun hal itu berguna untuk memudahkan pemahaman tentang bagaimana iskemia
miokard berkembang, pada kenyataannya sebagian besar pasien baik angina stabil kronis
atau ACS berkembang iskemia dari peningkatan kebutuhan oksigen dan penurunan suplai
oksigen. Seperti yang telah dibahas, pada bagian arteri koroner di mana lesi aterosklerotik
telah berkembang, fungsi vasomotor dari dinding arteri sering mengalami abnormalitas
terhadap disfungsi endotel. Hal ini dapat menyebabkan vasokonstriksi abnormal dengan
memburuknya iskemia yang berlangsung pada pasien dengan angina stabil kronis. Dalam
pengaturan ACS, aliran darah koroner sering menurun secara akut. Vasokonstriksi koroner
bisa terjadi pada sindrom koroner akut ini juga.
Manifestasi Klinis
Nyeri seperti diperas, diikat atau tertekan (biasanya tidak menusuk), terjepit, terasa
panas di daerah perikardium, sternal, atau substernum dada, kemungkinan
menyebar ke lengan, permukaan dalam tangan kiri, permukaan ulnar jari manis dan
jari kelingking, rahang bawah, atau thoraks yang menghilang selama 2-10 menit.
Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan dan tangan yang menyertai
nyeri
Pada angina stabil dan tidak stabil, nyeri biasanya berkurang dengan istirahat.
Angina Prinzmental tidak mereda dengan istirahat tetapi biasanya menghilang
selama 5 menit.
Tercetus oleh
1. Latihan �sik, dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung
3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesenterik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaaan darah untuk suplai jantung (pada
jantung yang sudah sangan parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri
angina semakin buruk)
4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan
frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan
darah, dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.
Diagnosis
Anamnesis yang baik terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, anamnesis susunan atau
anmanesis peribadi.
a) Identitas
Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atu tanggal lahir, jenis kelamin, namaorang
tua, pendidikan, pekerjaan suku bangsa dan agama.
b) Keluhan Utama ( Presenting Symptom)
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi
kedokter ataupun mencari pertolongan. Dalam keluhan utama harus disertai dengan indikator waktu,
berapa lama pasien mengalami hal tersebut.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai
keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama pasien datang berobat. Riwayat
perjalana penyakit disusun yang baik dan sesuai dengan apa yan diceritakan oleh pasien.
Dalam melakukan anamnesis, (1) waktu dan lama keluhan berlangsung (2) sifat dan berat beratnya
serangan (3) Lokalisasi dan penyebarannya, menjalar atau berpindah-pindah (4) Hubungannya
dengan waktu misalnya pagi lebih sakit atau siang atau sore, (5) hubungan dengan
aktivitas, (6) Keluhan-keluhan yang menyertai serangan (7) Apakah keluhan baru pertama
kali atau berulang kali (8) faktor risiko dan pencetus serangan.
d) Riwayat penyakit dahulu
Bertujuan untuk mengtahui kemungkina-kemungkinan adanya hubungan yang pernah
diderita dengan penyakit sekarang. Tanyakan pula apakah pasien pernah mengalami
kecelakaan, menderita penyakit yang berat dan menjalani operasi tertentu, riwayat alergi
obat dan makanan, lama perawatan, apakah sembuh sempurna atau tidak.
e) Riwayat peribadi
Riwayat peribadi meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan. Perlu
ditanya pula apakah pasien mengalami kesulitan dalam kehidupan hariannya seperti
masalah keuangan, perkerjaan dan sebagainya. Kebiasaan yang ditanya adalah kebiasaan
merokok, minum alkohol termasuk penyalahgunaan obat yang terlarang (narkoba). Pasien
yang sering melakukan perjalanana juga harus ditanyakan tujuan perjalanan yang telah
dilakukan untuk mencari kemungkinan tertular penyakit infeksi tertentu di tempat
perjalananya. Bila ada indikasi riwayat perkawinan dan kebiasaan seksual juga harus
ditanyakan.
Diagnosa pada angina sering kali berdasarkan adanya keluhan sakit dada yang
mempunyai ciri khas sebagai berikut : - letaknya, seringkali pasien merasakan adanya
sakit dada di daerah sternum atau dibawah sternum, atau dada sebelah kiri dan kadang-
kadang menjalar ke lengan kiri kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang,
leher,atau ke lengan kanan. - K u a l i t a s s a k i t d a d a p a d a a n g i n a b i a s a n y a t i m b u l
pada waktu melakukan aktivitas. Sakit dada ter sebut segera hilang bila
p a s i e n m e n g h e n t i k a n aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul pada waktu tidur
malam. Lamanya serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 – 5 menit, walaupun
perasaan tidak enak di dada masih dapat terasa setelah sakit dada hilang. Bila sakit
dada berlangsung lebih dari 20 menit , mungkin pasien mendapat serangan infark miokard akut
dan bukan disebabkan angina pectoris biasa. Dengan anamnese yang baik dan teliti sudah
dapat disimpulkan mengenai tinggi rendahnya kemungkinan penderita tersebut menderita
angina pectoris stabil atau kemungkinan suatu angina pectoris tidak stabil. Ada 5 hal yang perlu
digali dari anamnese mengenai angina pectoris yaitu
: Lokasinya, kualitasnya, lamanya, factor pencetus, factor yang bisa meredakan nyeri dada
tersebut. Beratnya nyeri pada angina pectoris dapat dinyatakan dengan
menggunakan skala dari Canadian Cardiovaskuler Society, seperti pada table di bawa ini :
CCLLA
ASSSS D
DEESSC
CRRIIPPTTIIO
ONN
II Ordinary physical activity, such as walking and climbing stairs, does not
cause angina. Angina result from strenues or rapid or prolonge exertion at
work.
PPeem
meerriikkssaaaann FFiissiikk
Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Tetapi
pemeriksaan fisik yang dilakukan saat serangan angina dapat
memberikan informasi tambahan yang berguna.
Adanya gallop, mur-mur regurgitasi mitral, s p l i t S 2 a t a u r o n k h i b a s a h b a s a l
yang kemudian menghilang bila nyerinya mereda dapat menguatkan
diagnosa PJK. Hal-hal lain yang bisa didapat dari pemeriksaan fisik
a d a l a h t a n d a - t a n d a a d a n y a f a k t o r r e s i k o , m i s a l n y a t e k a n a n darah tinggi.
Pemeriksaan Penunjang
· Elektrokardiogram (EKG)
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal.
Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di
masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien
hipertensi dan angina, dapat pula menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang
T yang tidak khas. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen
ST dan gelombang T dapat menjadi negatif.
· Foto rontgen dada
Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal. Pada pasien
hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsi�kasi
arkus aorta.
· Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris.
Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut sering dilakukan
pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada
infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid
darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu
dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti hiperlipidemia dan/atau diabetes melitus.
Pemeriksaan jantung secara spesi�k bisa non-invasif atau invasif dan mungkin
digunakan untuk mengkon�rmasi diagnosis iskemia pada pasien yang diduga mengalami
angina stabil, untuk mengidenti�kasi kondisi terkait faktor pencetus, untuk strati�kasi risiko,
dan untuk mengevaluasi efektivitas pengobatan. Beberapa pemeriksaan tersebut seharusnya
dilakukan secara rutin pada semua pasien. Dalam prakteknya, pemeriksaan diagnostik dan
prognostik dilakukan bersama-sama, bukan terpisah, dan banyak dari investigasi yang
digunakan untuk diagnosis juga menawarkan informasi prognostik (7).
Berikut ini adalah klasi�kasi Angina Pectoris menurut Canadian Cardiovascular Society
Classi�cation System:
Kelas I : Pada aktivitas �sik biasa tidak mencetuskan angina. Angina akan muncul ketika
melakukan peningkatan aktivitas �sik (berjalan cepat, olahraga dalam waktu yang lama).
Kelas II : Adanya pembatasan aktivitas sedikit / aktivitas sehari-hari (naik tangga dengan
cepat, jalan naik, jalan setelah makan, stres, dingin).
Kelas III : Benar-benar ada pembatasan aktivitas �sik karena sudah timbul gejala angina ketika
pasien baru berjalan 1 blok atau naik tangga baru 1 tingkat.
Kelas IV : Tidak bisa melakukan aktivitas sehari-sehari, tidak nyaman, untuk melakukan
aktivitas sedikit saja bisa kambuh, bahkan waktu istirahat juga bisa terjadi angina (3).
Diagnosis Banding
Diagnosis banding angina pectoris atau nyeri dada ada yang bersifat cardiac dan non cardiac,
diantaranya:
Komplikasi
Komplikasi utama dari angina (stable) adalah unstable angina, infark miokard, aritmia, dan
sudden death.
Penatalaksanaan
Terapi Farmakologi
Tujuan terapi jangka pendek untuk penyakit jantung iskemik adalah untuk mengurangi
atau mencegah gejala angina yang membatasi exersice dan mengganggu kualitas hidup.
Tujuan jangka panjang terapi adalah mencegah kejadian CHD (Coronary Heart Diseases)
seperti infark miokard, aritmia, dan gagal jantung dan untuk memperpanjang kualitas hidup
pasien(3).
Langkah pertama dalam pengobatan angina stabil kronis atau CAD (Coronary Artery
Disease), maka harus ada modifikasi setiap faktor risiko dan adanya penerapan hidup sehat
(1,2)
serta digunakan terapi dengan 3 golongan utama yaitu nitrat, β-blocker, calsium channel
blocker, dan ranolazine(3)
1. Nitrat
Nitrat menjadi pilhan pertama dalam mengelola serangan akut pada pasien angina stabil
kronis jika serangan tersebut jarang terjadi (yaitu hanya beberapa kali per bulan) atau
untuk profilaksis gejala ketika melakukan kegiatan(3).
Nitrat efektif digunakan untuk semua kelas angina karena dapat mengurangi aliran balik
vena ke jantung sehingga mengurangi beban kerja jantung. Nitrat dapat memvasodilatasi
koroner. Nitrat pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Untuk mencegah efek yang
merugikan akibat penggunaan jangka panjang, maka harus ada interval bebas nitrat 10
sampai 12 jam. Oleh karena itu, nitrat harus dikombinasikan dengan β-blocker atau CCB
(misalnya verapamil, diltiazem) (5).
2. β-blocker
Terapi profilaksis untuk pasien dengan episode angina perhari lebih dari sekali dapat
digunakan agen β-blocker(3). Bahkan β-blocker dapat mengurangi keparahan dan frekuensi
serangan angina axertional serta dapat meningkatkan keberlangsungan hidup pasien pada
pasien yang telah infark miokard. Sebaliknya, agen ini tidak dapat digunakan untuk angina
(2)
vasospastic (angina varian) . Rokok mampu mengurangi efektivitas dari antiangina. Hal
ini mungkin akibat dari peningkatan metabolesme hepatik obat atau adanya keterkaitan
efek merokok dengan MVO2 dan oksigenasi(3).
Kebanyakan β-blocker memiliki efektivitas yang sama dalam pengobatan angina
exertional. Timolol, metoprolol, atenolol, dan propranolol telah terbukti memberikan efek
kardioprotektif(5). β-blocker dengan waktu paruh yang lama (misalnya, nadolol) lebih
cenderung mempengaruhi produk ganda untuk jangka waktu yang lebih lama dan dosis
yang lebih sedikit perhari(3). Efektivitas β-blocker dalam pengobatan angina exertional
disebabkan adanya penurunan oksigen miokard saat istirahat dan selama eksersi, meskipun
ada juga kecendrungan aliran darah meningkat ke arah daerah iskemik. Penurunan
kebutuhan oksigen dikarenakan efek kronotropik negatif (terutama saat berolahraga), efek
inotropik negatif, dan penurunan tekanan darah arteri (terutama tekana sistolik) selama
latihan(2).
Pemilihan β-blocker pada angina berdasar pada pemilihan dosis yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan memilih antiangina yang dapat ditoleransi
dengan baik oleh pasien dan biaya(3).
Benzothiazepines
Diltiazem Angina, 30–120 mg TID/QID 30, 60, 90, 120 mg IR tab
hypertension,
SVT 60–180 mg BID 60, 90, 120, 180 mg SR cap
120–480 mg QD 120, 180, 240, 300, 360 mg
cap
120, 180, 240 mg ER cap
120, 180, 240, 300, 360,
420 mg ER cap
Diltiazem dan verapamil memberi efek kualitatif yang serupa pada jaringan miokard dan
perifer. Kedua obat ini memperlambat konduksi dan memperlama periode refraktori pada
nodus AV. Kedua agen ini dapat menekan kontraktilitas miokard dan harus digunakan
dengan disfungsi LV (gagal jantung). Agen ini merupakan vasodilator perifer sedang dan
vasodilator arteri koroner(5).
Nifedipin merupakan senyawa prototipe dari derivatif dihidropiridin. Meskipun
amlodipin, felodipin, isradipin dan nicardipin adalah generasi kedua dihidropiridin, hanya
nicardipin dan amlodipin saat ini disepakati untuk pengobatan kronis angina pektoris stabil.
Selain itu, amlodipin diindikasikan untuk angina vasospastic. Berbeda dengan diltiazem dan
verapamil, golongan dihidropiridin tidak memperlambat konduksi jantung dan karenanya
harus ada antiaritmia(5).
3. Tindakan invasif: Percutaneus transluminal coronary angioplasty (PTCA), laser coronary
angioplasty, Coronary artery bypass grafting (CABG).
4. Olahraga disesuaikan.
Prognosis
Tergantung pada luasnya penyakit, usia pada saat timbul “onset”, fungsi ventrikel
dan adanya penyakit lain (diabetes atau hipertensi)
Sering memberikan respon yang baik terhadap nitrogliserin dan obat-obatan lain
Daftar Pustaka
1. Price, S. A., Wilson, L. M., 2002, Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease
Proceesses, 6/E, diterjemahkan oleh Brahm. U. Pendit, EGC Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta.
2. Brunton, L. L., Lazo, S. L., Parker., K. L., 2006, GOODMAN & GILMAN'S THE
PHARMACOLOGICAL BASIS OF THERAPEUTICS, McGraw-Hill, New York.
4. Katzung, B. G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika, Jakarta.
6. Priori, S. G., Blanc, J. J., (France), Budaj., A., Camm, J., Dean, V., Deckers, J.,
Dickstein. K., Lekakis, J., McGregor. K., Metra. M., Morais. J., Osterspey. A.,
Tamargo, J., Zamorano, J. L., Guidelines on the management of stable angina
pectoris, 2006, European Heart Journal doi:10.1093/eurheartj/ehl002 ESC
Committee for Practice Guidelines (CPG).
9. Welsby PD. Pemeriksaan �sik dan anamnesis klinis. Jakarta : Penerbit Buku EGC.
2009
10. Olson J. Belajar mudah farmakologi. Jakarta : Penerbit Buku EGC. 2003
13. Saryono S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. 2001
14. Kee J L. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnosis. Jakarta : EGC. 2007.
15. Team Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskuler
Jakarta : FKUI. 2001
17. Chung, EK. 1996. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.
18. Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
20. Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : FKUI
21. Albar, Zuljasri. 2004. Ilmu Penyakit dalam. Edisi 3. Jakarta : FKUI
Kata Kunci : Angina Pektoris, Nyeri Dada, Serangan Jantung, Skripsi, Kardiologi, Tesis,
Desertasi, Jurnal, Karya Tulis Ilmiah, Makalah, Referat.
Related Posts:
Asma Bronkial
Definisi Asma adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan
berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronk… Read More
Limfoma Hodgkin
Definisi Limfoma merupakan kanker yang berasal dari jaringan limfoid yang
mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh. Tumor ini bersi… Read More
Copyright © 2016 Informasi Kedokteran Dan Kesehatan | Design by Saeed Salam | Theme by NewBloggerThemes.com