Anda di halaman 1dari 2

Fisiologi kecemasan

Menurut Guyton 2007 Stress fisik atau emosional mengaktivasi amygdala yang

merupakan bagian dari sistemlimbik yang berhubungan dengan komponen emosional dari otak.

Respon emosional yang timbul ditahan oleh input dari pusat yang lebih tinggi di forebrain.

Respon neurologis dari amygdala ditransmisikan dan menstimulasi respon hormonal dari

hipotalamus. hipotalamusakan melepaskan hormon CRF/ (corticotropin- releasing factor) ) yang

menstimulasi hipofisisuntuk melepaskan hormon lain yaitu ACTH (adrenocorticotropic hormone

) ke dalam darah. ACTH sebagai gantinya menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan

kortisol, suatu kelenjar keCIL yang berada di atas ginjal. Semakin berat stress kelenjar adrenal

akan menghasilkan kortisol semakin banyak dan menekan sistem imun.

Ansietas menyebabkan respons kognitif, psikomotor, dan fisiologis yangtidak nyaman,

misalnya kesulitan berpikir logis, peningkatan aktivitas motorik,agitasi, dan peningkatan tanda-

tanda vital. Untuk mengurangi perasaan tidak nyaman, individu mencoba mengurangi tingkat

ketidaknyaman tersebut denganmelakukan perilaku adaptif yang baru atau mekanisme

pertahanan. Perilakuadaptif dapat menjadi hal yang positif dan membantu individu beradaptasi

dan belajar, misalnya : menggunakan teknik imajinasi untuk memfokuskan kembali perhatian

pada pemandangan yang indah, relaksasi tubuh secara berurutan darikepala sampai jari kaki, dan

pernafasan yang lambat dan teratur untuk mengurangiketegangan otot dan tanda-tanda vital.

Respons negatif terhadap ansietas dapatmenimbulkan perilaku maladaptif, seperti sakit

kepala akibat ketegangan, sindrom nyeri, dan respons terkait stress yang menimbulkan efisiensi

imun (Videbeck, 2008). Ansietas dapat disampaikan dari satu individu kepada individu lain
melalui kata-kata. Ansietas dapat disampaikan secara nonverbal melalui empati, suatu kesadaran

menepatkan diri pada posisi orang lain untuk beberapa waktu (Sullivan, dalam Videbeck, 2008).

Anda mungkin juga menyukai