Anda di halaman 1dari 2

“Malas Sekolah”

Muhammad Hanif Sa’adillah

Pada suatu hari Ibu Fawwas membangunkannya. “was bangun, sudah jam berapa
sekarang, cepat bangun nanti terlambat kesekolah” Ibu Fawwas memanggilnya dengan suara
keras, yang pada saat itu Ibunya sedang memasak didapur.

Fawwas dengan muka lesu dan sangat malas, membuka selimut yang ada ditubuhnya
dan berjalan perlahan menuju kamar mandi. Selesai ia mandi dia pun langsung memakai
seragam sekolahnya, ia terlihat malas berangkat sekolah, tetapi karena ia tidak mau
mendengar omelan Ibunya ia pun memutuskan untuk berangkat sekolah.

“Was tunggu... sarapan dulu” Ibunya memanggilnya tetapi ia sudah terlanjur


berangkat mengendarai motornya. Fawwas pun tudak mendengar saat Ibunya memanggil
untuk menyuruhnya sarapan terlebih dahulu.

Diseperempat perjlanan Fawwas masih berteduh dipinggir jalan seakan ia msih


mengantuk, matanya merah karena kurang tidur semalam. Ditengah perjalanan menuju
kesekolah tiba-tiba pikirannya sudah dimasuki oleh virus malas, Fawwas merasa malas sekali
bila harus pergi kesekolah, disekolah ia selalu menjadi bahan bullying teman-temannya,
itulah sebab utama Fawwas malas pergi kesekolah, dan hari ini ia malas sekali, ditambah lagi
dengan raswa ngantuk karena kurang tidur, sehingga membuatnya malas sekali untuk
sekolah.

Akhirnya ia berhenti di setengah perjalan dan mengubah jalur menuju tempat yang
sepi pengendara, ia berusaha berpikir untuk tidak sekolah tetapi ibunya juga tidak marah saat
ia pulang. Berbagai ide ia coba dipikirkan, hingga akhirnya ia mendapatkan sebuah ide
cemerlang, ia melihat bagian mesin motornya dan melihat sambungan businya, ia mempunyai
ide melepaskan bagian businya supaya motornya tidak bisa menyala, tetapi ia tidak
melepaskan sampai ujung kabelnya, hanya ditarik sedikit, hal ini supaya ibunya percaya
bahwa motornya benar-benar mogok.

Setelah ide itu dilakukan Fawwas pun menyambungkan lagi kabel businya, dan
pulang menuju rumahnya, sampai di terobosan rumahnya ia pun melakukan idenya
melepaskan kabel busi motornya, kemudian ia mendorong seakan-akan motornya benar-
benar mogok.

“Bu… Bu” Fawwas memanggil ibunya.

“Pulangnya cepat sekali Was, kamu bolos sekolah ya” ibunya langsung berpikiran
bahwa hans bolos sekolah.

“Tidak bu, tadi saat di tengah perjalan motornya mogok, jadi terpaksa mendorong
motornya pulang”. Tetapi ibunya kurang percaya kepada Fawwas.

“Kamu bohong pasti, coba ibu lihat motornya”. Ibunya mencoba menghidupkan
motor, tetapi tidak bisa hidup.
Dan akhirnya kebohongan Fawwas membuat yakin ibunya dan Fawwas pun tidak
mendapat omelan ditambah lagi ia diizinkan tidak masuk sekolah oleh Ibunya lewat telepon.
Sungguh hari yang melegakan sementara.

Namun sebuah kebohongan pasti akan terbongkar. Dan akhirnya setelah sekian lama
Ibu Fawwas pun akhirnya mengetahui kebohongan Fawwas dan saat itu Fawwas menjelaskan
penyebab kebohongannya, dan akhirnya Ibunya kini tau penyebab kebohongannya, saat
itulah ibunya membimbing Fawwas, dan Ibunya memberi arahan yang baik. Bahkan Ibunya
kesekolah untuk menemui gurunya Fawwas untuk melaporkan bahwa Fawwas menjadi bahan
bullying disekolahnya. Gurunya Fawwas pun memberi teguran dan arahan kepada semua
siswa disekolah tersebut agar tidak melakukan tindakan yang sama kepada Fawwas dan siswa
yang lainnya.

Sejak saat itu Fawwas tidak ingin mengulangi perbuatannya kembali karena tidak
ingin menyakiti hati sang ibu dan ia tidak ingin mendengar omelan sang ibu. Ia ingin lebih
giat belajar dan mulai sekarang ia berjanji untuk tidak tidur terlalu larut malam agar ia bisa
bangun pagi dan agar ia tidak malas untuk berangkat kesekolah.

Nama : Muhammad Hanif Sa’adillah

Kelas/No. Absen : XI IIS 2 / 20

Anda mungkin juga menyukai