Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KERJA KESEHATAN REMAJA

DAN KESEHATAN LANSIA


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat

Di susun oleh

Wiwin winingsih

195401426114

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KSEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
JAKARTA
2019

a
KATA PENGANTAR

Atas Kehadirat Allah SWT penulis panjatkan Puji dan syukur yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Dalam penulisan makalah ini bermaksud agar dapat lebih memahami
tentang Program Kerja Kesehatan Remaja Dan Kesehatan Lansia yang akan
sangat berguna untuk mahasiswa. Dalam Penulisan menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan
maupun dalam isi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang
membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Jakarta, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA ................................... 4
2.1.1 Program Kegiatan .......................................................................... 4
2.1.2 Pelayanan Program ( Konseling ) bagi Remaja ............................. 5
2.1.3 Pendidikan Keterampilan Hidup SehatMonitoring Dan Evaluasi . 5
2.2 PROGRAM KERJA KESEHATAN LANSIA ........................................ 6
2.2.1 Tujuan ........................................................................................... 7
2.2.2 Rencana Program ........................................................................... 7
2.2.3 Langkah-Langkah Pencapaian ....................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 10
3.2 Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan adalah suatu kondisi umum dari seseorang dalam segala
aspek, dimana terdapat konsep positif yang menekankan sumber daya sosial
dan pribadi, kemampuan fisik, keadaan sejahtera dari badan, jiwa, serta sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Sedangkan istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk
menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Masa remaja adalah
masa transisi dari usia anak-anak menuju ke dewasa. Remaja sudah
meninggalkan dunia anak-anak akan tetapi belum bisa dikatakan dewasa. Pada
masa ini terjadi pertumbuhan yang cepat, munculnya ciri-ciri kelamin
sekunder, seperti tumbuhnya bulu-bulu disekitar kelamin, ketiak, pada cowok
tumbuh kumis, cambang, jenggot dan bulu dada, suara yang membesar, pada
wanita buah dada dan pinggul yang membesar. Perkembangan organ-organ
seksual terjadi untuk persiapan menghasilkan keturunan. Pada masa ini juga
terjadi perubahan psikis atau mental emosional. Remaja ingin lebih mandiri
dan mengurangi ketergantungan pada orang lain. Secara mental remaja masih
labil dan berpendirian goyah. Masa remaja sering dianggap sebagai masa
pencarian jati diri. Dimana pada masa inilah terjadi pembentukan karakter
seseorang pada umumnya. Remaja sering dianggap sehat-sehat saja. Namun,
dibalik semua itu sesungguhnya banyak permasalahan yang berhubungan
dengan kesehatan khususnya yang mengancam remaja. Masa remaja
merupakan masa yang diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya
berbagai macam kesempatan dan sering kali mengalami resiko masalah
kesehatan.
Usia remaja merupakan usia yang organ reproduksinya rentan terhadap
infeksi saluran reproduksi, kehamilan dan gangguan obat-obatan. Jika
menghitung kuantitas jumlah remaja, jumlahnya tidak dapat diremehkan.
Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia pada tahun 2000, jumlah dan

1
2

presentase penduduk Indonesia usia 10-24 tahun (definisi WHO untuk young
people) adalah 64 juta, atau sekitar 31 % dari total keseluruhan populasi,
sedangkan khusus untuk remaja usia 10-19 tahun (WHO 2007) berjumlah 44
juta atau 21 %. [1] Adapun beberapa masalah kesehatan yang dapat
mempengaruhi kesehatan remaja termasuk kesehatan reproduksi kalangan
remaja, antara lain :
 Masalah gizi, yang meliputi anemia dan pertumbuhan yang terhambat.
Khusus pada putri apabila pertumbuhan panggul sempit dapat beresiko
pada proses melahirkan bayi.
 Masalah seks dan seksual, meliputi pengetahuan yang lengkap terhadap
mitos dan informasi berbagau hal seks dan seksualitas
 Munculnya aneka ragam pola atau gaya hidup remaja, baik yang terkait
dengan kesehatan reproduksi maupun pola konsumsi dapat berpengaruh
pada kesehatan remaja.
Bukan hanya itu, terbatasnya informasi tentang seks dari orang tua
maupun kurangnya pendidikan seks di bangku sekolah menyebabkan remaja
mencari informasi sendiri melalui media majalah, televisi dan internet.
Kebanyakan informasi itu diterima secara mentah tanpa ada yang memfilter
apakah itu informasi yang bagus atau malah informasi yang sifatnya negatif.
Informasi yang salah akan membawa berbagai dampak yang tidak diingikan
serta dapat mengakibatkan berbagai penyakit. Sering terjadi di masyarakat
beberapa masalah tentang remaja antara lain kehamilan tidak diinginkan dan
aborsi, penyalahgunaan obat-obat terlarang, perilaku seks bebas, kenakalan
remaja dan seringnya kejadian Penyakit Menular seksual di kalangan remaja.
Dari pertimbangan ini, maka pembinaan kesehatan remaja menjadi sangat
penting, ketepatan penanganan masalah kesehatan remaja diperlukan
mengingat seringkali sebagian besar remaja mengalami kecemasan dan
perasaan tidak nyaman dalam dirinya sebagai akibat dari proses pematangan
fisik yang lebih cepat dibandingkan dengan proses pematangan kejiwaannya.
Oleh karena itu, para remaja perlu memperoleh dukungan, bantuan, dan
3

perlindungan dari orang dewasa di sekitarnya agar dapat melalui masa remaja
yang berkualitas sehingga siap menjalani masa dewasa awal.
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa.
Usia harapan hidup di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun (2004) menjadi
69,8 tahun (2010) menurut BPS. Pada tahun 2014 berdasarkan data susenas
mencapai 20,24 juta jiwa (8,03% dari total penduduk). Indonesia termasuk 5
besar dengan jumlah lansia terbanyak di dunia. Lansia dengan kondisi sehat di
Indonesia tidak sampai 2 persen dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia
menderita penyakit sendi, hipertensi, katarak, stroke,jantung,gangguan mental
emosional,dan diabetes.
Pembinaan kesehatan lansia merupaka salah satu kegiatan yang
terus menerus digalakan untuk mewujudkan lansia sejahtera,bahagia dan
berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya, hal ini
merupakan suatu upaya menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan
rakyat Indonesia yang memberikan dampak pada peningkatan usia harapan
hidup
1.2 TUJUAN
Program ini bertujuan untuk menanggulangi remaja dari masalah kesehatan
dengan meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat.
Karena titik berat program kerja penanggulangan adalah usia remaja, maka
diperlukan beberapa hal yang meliputi:
1. Memberikan informasi dan edukasi kepada remaja seputar
Kesehatan Remaja dan lansia
2. Memberikan layanan Program ( Konseling ) yang benar-benar
dibutuhkan oleh Remaja da lansia
3. Memberikan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat pada remaja
dan lansia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROGRAM KERJA KESEHATAN REMAJA


2.1.1 Program Kegiatan
A. Informasi dan edukasi seputar Kesehatan Remaja
 Dilaksanakan di dalam atau di luar ruangan, baik secara perorangan atau
berkelompok dengan mengadakan Talk Show Remaja
 Dapat dilaksanakan dari lintas sektor terkait dengan menggunakan materi
dari (atau sepengetahuan) puskesmas.
 Menggunakan metoda ceramah tanya jawab, focus group discussion (FGD),
diskusi interaktif, yang dilengkapi dengan alat bantu media cetak atau media
elektronik (radio, email, dan telepon/hotline, SMS).
 Menggunakan sarana komunikasi informasi edukasi (KIE) yang lengkap,
dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa sasaran (remaja, orangtua, guru)
dan mudah dimengerti. Khusus untuk remaja perlu diingat untuk bersikap
tidak menggurui serta perlu bersikap santai baik dengan menyebaran Media
KIE (leaflet, Pamplet, Booklet, Sticker dll)

2.1.2 Pelayanan Program ( Konseling ) bagi Remaja


 Membantu remaja untuk dapat mengenali masalahnya dan membantunya
agar dapat mengambil keputusan dengan mantap tentang apa yang harus
dilakukannya untuk mengatasi masalah melalui bantuan petugas dari balai
pengobatan umum, balai pengobatan gigi, kesehatan ibu dan anak (KIA)
dalam menghadapi remaja yang datang[4], diharapkan dapat menggali
masalah psikososial atau yang berpotensi menjadi masalah khusus remaja,
untuk kemudian bila ada, menyalurkannya ke ruang konseling bila
diperlukan baik secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi
seperti facebook atau blog, melatih Life Skill Traening pelatihan aplikasi
pada komputer.

4
5

 Memberikan pengetahuan, keterampilan, penggalian potensi dan sumber


daya secara berkesinambungan hingga dapat membantu remaja agar
mampu mengatasi kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental
lainnya serta meningkatkan kewaspadaan terhadap isu masalah yang
mungkin terjadi pada dirinya.
 Melakukan kegiatan dengan memperingati Hari Anti Narkoba tahun ini
dengan Festival Kreativitas Remaja, yang akan menampilkan berbagai
kretivitas dari Remaja baik dalam bentuk Musik,Seni rupa dll
2.1.3 Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
Keterampilan sangatlah mempunyai peran penting dalam promosi
kesehatan dalam lingkup yang luas, yaitu: kesehatan fisis, mental, dan sosial.
Baik dalam segi pengambilan keputusan, memecahkan suatu masalah,
berfikir kritis, komunikasi efektif, menjalin hubungan secara interpersonal
dengan menciptakan suatu persahabatan dengan orang lain, meningkatkan
hubungan baik sesama anggota keluarga, untuk mendapatkan dukungan
sosial, melatih remaja untuk mengerti dan menerima orang lain atau empati,
mengendalikan dan mengatasi emosi, membantu mengontrol stres serta
mengurangi sumber penyebabnya mengatur pola istirahat dan asupan
makanannya

2.1.4 Monitoring Dan Evaluasi


Melalui monitoring petugas akan dibantu menemukan masalah secara dini
sehingga koreksi yang akan dilakukan tidak akan memerlukan waktu yang
banyak dan mempercepat tercapainya Program kerja kesehatan remaja yang
berkualitas. Tahapan melakukan monitoring adalah :
1. Memutuskan informasi apa yang akan dikumpulkan
2. Mengumpulkan data dan menganalisanya
3. Memberikan umpan balik hasil monitoring.
Standar dan indicator terpilih yang diperlukan untuk mengevaluasi kualitas dan
akses program kesehatan remaja:
3 Kualitas
6

a. Kompetensi petugas
b. Sarana institusi
c. Kepuasan klien
d. Kelengkapan jaringan pelyanan rujukan
4 Akses
e. Jumlah pelaksanaan KIE dan konseling kasus lama dan kasus baru,
jumlah kunjungan klien, didalam gedung dan di luar gedung.
f. Prakuensi petugas puskesmas berperan sebagai narasumber atau
fasilitator kegiatan remaja.
g. Jumlah kader ( pendidik / konselor ) sebaya yang dilatih puskesmas
h. Jumlah rujukan masuk dari masyarakat
2.2 PROGRAM KERJA KESEHATAN LANSIA
Strategi kesehatan reproduksi lansia menurut komponen pelayanan kesehatan
reproduksi secara komperhensif yaitu mempromosikan peningkatan kualitas
penduduk usia lanjut pada saat menjelang dan setelah akhir kurun usia
reproduksi (menopouse/adropause). Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui
skrining keganansan organ reproduksi misalnya kanker rahim pada wanita,
kanker prostat pada pria serta pencegahan defesiensi hormonal dan akibatnya
seperti kerapuhan tulang dan lain-lain.

Pada posyandu lansia masalah yang dilihat hanya seputar penyakit


degeneratif sedangkan masalah kesehatan reproduksi lansia sendiri belum
menjadi prioritas utama dalam kegiatan posyandu lansia. Pemeriksaan yang
dilakukan pada posyandu lansia saat ini meliputi pemeriksaan aktivitas,
pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan adanya gula dalam air seni, pemeriksaan
adanya zat putih telur (protein) dalam air seni, dan lainnya. Seperti yang dilihat
diatas tidak adanya program dalam posyandu lansia yang berkaitan dengan
masalah reproduksi lansia.
7

2.2.4 Tujuan
Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri, dengan
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan
sehingga ia memiliki ketenangan hidup dan tetap produktif sampai akhir
hayatnya.
2.2.5 Rencana Program
a) Melakukan penyuluhan mengenai kesehatan lansia.
b) Melakukan penjaringan lansia resiko tinggi dengan pemeriksaan
berkala.
c) Melakukan diagnose dini pada lansia.
d) Melakukan rujukan medic ke rumah sakit untuk pengobatan, perawatan
atau rehabilitative bagi usia lanjut yang membutuhkan.
2.2.6 Langkah-Langkah Pencapaian
a) Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berksinambungan sesuai
kebutuhan melalui berbagai media mengenai kesehatan usia
lanjut.Usaha ini dilakukan terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu
usia lanjut sendiri, keluarga dan masyarakat dilingkungan usia lanjut.
b) Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan
berkala usia lanjut dan memberi petunjuk upaya pencegahan penyakit,
gangguan psikososial dan bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada
usia lanjut.
c) Melaksanakan diagnose dini, pengobatan,perawatan dan pelayanan
rehabilitative kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi
petunjuk mengenai tindakan kuratif atau rehabilitative yang harus
dijalani, baik kepada usia lanjut maupun keluarganya.
d) Melaksanakan rujukan medic ke fasilitas rumah sakit untuk
pengobatan, perawatan atau rehabilitative bagi usia lanjut yang
membutuhkan termasuk mengusahakan kemudahan-kemudahannya.

Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain:

Dalam kegiatan posyandu lansia seharusnya dilakukan pelaksanaan


kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut, yang secara umum harus
8

mencakup kegiatan pelayanan yang berbentuk upaya promotif, preventif,


kuratif dan rehabilitatif termasuk rujukannya
a. Kegiatan promotif
Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup
para usia lanjut agar merasa tetap dihargai dan berguna. Dalam kegiatan ini
berperan upaya penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat, pengetahuan
tentang gizi usia lanjut, upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta upaya
lain yang dapat memelihara kemandirian serta produktivitas usia lanjut.
Pada kegiatan promotif ini diperlukan kegiatan-kegiatan yang
mendukung kesehatan reproduksi lansia. Kegiatan yang bisa dilakukan
seperti senam lansia. Senam lansia bermanfaat untuk memperlambat proses
degenerasi karena perubahan usia, mempermudah untuk menyesuaikan diri
dalam kesehatan jasmani di kehidupan sehari-hari (adaptasi), mengurangi
terjadinya pengeroposan tulang dan meningkatkan kekebalan tubuh, serta
sebagai rehabilitasi. Seperti yang diketahui bahwa wanita pada usia lanjut
sudah mengalami menopause sehingga mudah mengalami pengeroposan
tulang serta mudah mengalami penyakit degeneratif.
b. Kegiatan preventif
Upaya yang dilakukan bertujuan untuk mencegah sedini mungkin
terjadinya penyakit dan komplikasi yang diakibatkan oleh proses degeneratif.
Pada kegiatan preventif ini seharusnya adanya fasilitas konseling mengenai
masalah reproduksi lansia karena kebanyakan lansia tidak mengetahui
kondisi kesehatan reproduksinya sendiri dan tidak mengetahui gejala yang
akan dialami pada saat pra menopause maupun penyakit-penyakit yang akan
timbul pasca menopause.
Peran tenaga kesehatan pada kegiatan preventif ini sangatlah dibutuhkan
untuk memberikan informasi mengenai masalah-masalah kesehatan
reproduksi terutama mengenai menopause pada wanita. Hasil kegiatan
preventif ini diharapkan para lansia mengetahui kondisi kesehatan
reproduksinya serta dapat mengantisipasi munculnya penyakit-penyakit
berkaitan dengan system reproduksi seperti kanker rahim pada wanita dan
kanker prostat pada pria.
9

c. Kegiatan kuratif
Upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan perawatan bagi usia lanjut
yang sakit. Pada masa kuratif ini peran dokter yang paling dibutuhkan dalam
pengobatan penyakit yang dialami oleh lansia. Petugas kesehatan dapat
memantau kemajuan kesehatan lansia yang mengelami sakit melalui Kartu
Menuju Sehat (KMS). Sehingga diharapkan sakit yang dialami oleh lansia
tidak menjadi semakin kronis dan tidak menimbulkan komplikasi ataupun
menimbulkan kecacatan. Pengobatan yang berkaitan dengan masalah
kesehatan reproduksi yang dapat diberikan pada posyandu lansia seperti
mengobati gejala-gejala yang timbul pada saat akan mengalami menopause.
d. Kegiatan rehabilitatif
Upaya yang dilakukan bersifat medik, psikososial, edukatif dan
pengembangan ketreampilan atau hobi untuk mengembalikan semaksimal
mungkin kemampuan fungsional dan kepercayaan diri pada usia lanjut.
Kegiatan rehabilitatif yang dapat diberikan dalam posyandu lansia adalah
dengan cara meningkatkan kepercayaan diri lansia pasca menopause
sehingga dapat mengerti mengenai kondisi fisiologisnya saat ini.
e. Kegiatan rujukan
Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pelayanan kuratif
dan rehabilitatitf yang memadai dan tepat waktu sesuai
kebutuhan. Posyandu lansia harus memiliki kemitraan dengan
puskesmas maupun rumah sakit terdekat agar penanganan
penyakit dapat berjalan secara optimal. Pada kegiatan rujukan ini
dalam kaitannya dengan masalah kesehatan reproduksi yang tidak
dapat diatasi oleh posyandu lansia serta memerlukan penanganan
lebih lanjut dalam proses penanganganannya dapat terselesaikan
dengan baik (Rosidawati,2008).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan merupakan suatu keadaan dinamis, kemampuan fisik yang
dapat bekerja secara normal dimana usia remaja adalah usia masa
pertumbuhan, perubahan, dan sering kali mengalami resiko masalah kesehatan
sebab di usia yang masih dikatakan remaja masih dalam lingkup pencarian jati
diri. Segala informasi yang didapatkannya belum bisa memfilterkannya secara
baik, seperti media yang menjajakan akses informasi secara luas apalagi
dengan adanya internet yang menyebabkan seringnya kejadian di masyarakat
dengan beberapa masalah tentang remaja seperti kehamilan tidak diinginkan
dan aborsi, penyalahgunaan obat-obat terlarang, perilaku seks bebas,
kenakalan remaja dan seringnya kejadian Penyakit Menular seksual di
kalangan remaja. Di Indonesia khususnya, laju masalah kesehatan pada remaja
sebagai akibat perilaku beresiko jauh lebih cepat daripada penanganan yang
dilakukan dari banyak pihak oleh sebab itu perlu upaya penanganan masalah
kesehatan remaja dengan mendidik dengan dibekali pendidikan ketrampilan
hidup sehat hingga terampil dalam mengembangkan potensi dirinya untuk
hidup secara kreatif dan produktif mulai sejak dini.
3.2 Saran
Permasalahan kesehatan remaja diupayakan dengan mengikutsertakan
remaja untuk berpartisipasi aktif sejak usia dini, menjadi model dan
penyampai pesan hidup sehat bagi sesama remaja melalui keterampilan,
remaja harus sanggup menangkal pengaruh yang merugikan bagi
kesehatannya. Dan sebagai generasi penerus bangsa harus dapat menjadikan
diri remaja berkualitas dan bertanggung jawab untuk menuju masa depan yang
cerdas dengan berpikir kreatif, inovatif dan mampu berkomunikasi secara
efektif, mengendalikan dalam menolak pengaruh negatif teman serta
lingkungannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Tim Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan pendidikan


ketrampilan hidup sehat bagi petugas kesehatan di puskesmas dalam
laporan penyusunan materi PKHS. Jakarta: Indonesia. 2002.
 Ferry Effendi. 2009. Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
 http://informasi-kesehatan-remaja.blogspot.com Momon Sudarma.
Sosiologi Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

11

Anda mungkin juga menyukai