(AKBK1702)
Dosen Pengampu:
Oleh:
BANJARMASIN
2019
Judul Buku : Keluarga Gerilya.
Nama Pengarang : Pramoedya Ananta Toer.
Nama Penerbit : Pembangunan Djakarta.
Tebal Buku : 239 Halaman.
Tahun Terbit : 1955.
Identitas Pengarang
Pramoedya Ananta Toer lahir pada tanggal 6 Februari 1925 di daerah
Blora yang terletak di Jawa Tengah. Ayahnya bernama Mastoer Imam Badjoeri
yang bekerja sebagai seorang guru di sebuah sekolah swasta dan ibunya bernama
Saidah bekerja sebagai seorang penghulu di daerah Rembang.
Sinopsis
Penokohan
1. Amilah
Amilah adaalah seorang wanita yang pernah bekerja di tangsi. Walaupun dia
menikah dengan Paijan, anak – anaknya punya ayah yang berbeda – beda.
Dari semua anaknya, dia paling menyayangi Saaman yang dianggap sempurna
oleh nya. Secara batin, dia sangat keras kepala, galak, kasar, dan terkenal suka
berkelahi, baik dengan tetangga maaupun anaknya sendiri. Perilakunya sering
merugikan orang lain, bahkan anaknya sendiri. Semenjak saaman ditangkap
oleh polisi militer dia tidak mau tidur, hanya termenung menatap pada pelita
dimeja. Untuk mencari uang, Amilah diam – diam mengambil pakaian
anaknya dan menjualnya. Namun, dengan uang itu dia hanya membeli barang
untuk Saaman saja dan bukan untuk anaknya yang lain.
2. Paijan
Paijan adalah suami Amilah dan ayah dari beberapa anak Amilah. Dia pernah
bekerja untuk Belanda selama tiga puluh tahun sehingga menduduki jabatan
kopral. Oleh karena dia bekerja untuk NICA, dia dimabukkan oleh Saaman,
Canimin, dan Kartiman sebelum cerita dimulai.
3. Saaman
Saaman adalah anak tertua dari Amilah dan Paijan. Saaman sangat disayangi
oleh keluarganya oleh karena dia bisa menghargai semua anggota keluarganya
dan bersifat sopan. Walau ia bekerja sebagai tukang becak, Saaman
sebenarnya berperang secara aktif bersama adik – adiknya. Oleh karena
keterkaitannya dengan gerilya, Saaman menjadi lebih kejam dan sinis dan
akhirnya ditangkap polisi militer.
4. Canimin
Ia adalah anak kedua dari Amilah dan Paijan. Berusia dua puluh tahun, dia
menduduki jabatan sebgai kopral dalam tentara gerilya Indonesia dan
dianggap salah satu orang yang sangat dipercaya. Namun perang membawa
penderitaan yang besar, wajahnya sudah cacat sehingga tidak ada wanita yang
mau mendekatinya. Walaupun sebenarnya hatinya lembut, ketika degan
kartiman harus bersifat kejam agar tidak dituduh bernepostisme. Ketika
kartiman terbunuh dalam razia, Canimin merasa menyesal atas segala
keburukan yang telah dia lakukan kepada adiknya.
5. Kartiman
Kartiman adalah anak ketiga dari Amilah. Oleh karena ia berkulit hitam dan
berambut keriting seperti orang ambon. Kartiman mempunyai sifat kasar, baik
dengan prajurit lain maupun dengan istrinya sendiri. Dia bekerja di bawah
kakanya. Walaupun walaupun dia sangat setia dan pintar, akhirnya ia
terbunuh saat merazia konvoi di Jakarta.
6. Salamah
Ia adalah anak Amilah dan Letnan Gedergeder. Karena ayahnya orang
Belanda, ia mempunyai hidung mancung, mata biru, rambut pirang berombak
dan berkulit putih. Ia berusia Sembilan belas tahun dan suka menangis. Ia
mempunyai seorang tunangan, yaitu Darsono. Perilaku salamah layaknya
seorang ibu. Selama tiga bulan ia menjaga adik – adiknya, memastikan
mereka mendapatkan pendidikan dan makanan serta tempat tinggal.
7. Patimah
Ia anak kelima dari Amilah dan Paijan. Ia berusia enam belas tahun, dia
sangat pintar dalam bahasa asing. Secara batin masih polos dan belum
mengerti keadaan dunia. Namun, karena keadaan finansial ia terpaksa bekerja
di pabrik.
8. Salami
Ia putri terkecil dari Amilah dan Paijan. Berusia sepuluh tahun, dia pintar
tetapi sering dapat nilai rendah karna penglihatanya kurang baik.
9. Hasan
Ia adalah anak terakhir dari Amilah dan Paijan. Berusia delapan tahun, dia
dibesarkan oleh kakak – kakanya, ia sangat mendukung kemerdekaan dan
membenci NICA, impian terbesarnya adalah menjadi jendral gerilya.
10. Sersan Kasdan
Ia adalah orang yang mengaku teman Saaman dari tangsi di Palembang. Oleh
karena pernyataannya tidak dapat dipercaya. Namun yang pastinya ia bekerja
untuk Belanda. ia suka memanfaatkan orang lain demi kepentingannya
sendiri.
11. Tukang Loak
Tukang loak adalah seorang bapak setengah tua yang datang kerumah Amilah
untuk meminta ganti rugi karena Hassan memecahkan wekker nya.
Kelemahan Buku
Kelemahan novel Keluarga Gerilya terletak pada bahasa yang digunakan,
menurut saya bahasa yg digunakan masih kurang komunikatif. Ada beberapa
kata yang belum saya mengerti pada saat membaca novel ini. Mungkin
dikarenakan gaya bahasa yg digunakan oleh pengarang adalah gaya bahasa
pada masa itu. Jadi untuk sekarang, menurut saya orang awam mungkin sulit
untuk memahami beberapa kata dalam penulisan Novel ini.
Kelebihan Buku
Walaupun seperti yang saya katakan terkait kelemahan Novel ini diatas, tapi
saya salut dengan penyampain penulis dalam Novel ini. Penulis dapat
membawa kita terlarut kepada peristiwa yang terjadi dalam peristwa Keluarga
Gerilya.
Amanat
Dari Novel Keluarga Gerilya ini kita dapat mengambil pelajaran tentang
Hidup. Dan bagaimana gambaran perjuangan anak bangsa, nasionalisme, dan
prinsip – prinsip yang dipegang teguh meskipun dalam kondisi sangat sulit.