Anda di halaman 1dari 20

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

EVALUASI PENDIDIKAN

ANANDA DETA VLAVIA

1730207051

Kurratul ‘Aini, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur
terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Beberapa ahli
mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu
kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok
kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti
benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan
substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat
uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval (Waluyo, 2005).

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel


tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual atau
aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara
lainnya yaitu melalui absorpsi (Aqsha, 2013).

Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang disebut hifa,
yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat
dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari
lingkungan, dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungi tingkat
tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau
bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu
kapang dan khamir.kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai
miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tidak berfilamen
(Medhy, 2013).

B. Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya instrument tes, antara lain yaitu :

1. Untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas pada butir soal yang dibuat
guna untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang akan diujikan.
BAB II

ISI

A. Materi

Jamur merupakan organisme bersel tunggal atau bersel banyak, eukariotik


dengan dinding sel pada umumnya terbuat dari kitin. Tubuh jamur tersusun dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan struktur seperti benang yang
berasal dari perkecambahan spora, dindingnya yang berbentuk pipa menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma hifa. Hifa akan membentuk anyaman benang-benang
halus yang disebut miselium. Miselium terjalin menjadi satu dan membentuk jaringan
semu yang disebut plektenkim. Jika jaringan semu terjalin agak longgar disebut
prosenkim sedangkan jika terjalin agak padat disebut pseudoparenkim. Hifa pada
jamur parasit akan termodifikasi menjadi haustorium, yang merupakan organ
penyerap nutrisi dari substrat dengan menembus jaringan substrat. Miselium
merupakan struktur dengan banyak inti dan tidak memiliki batasan sel internal yang
sempurna. Miselium ada yang sekatnya tidak sempurna sehingga hifa bersifat
multinukleat dan aseptat disebut senosotik. Struktur hifa seperti ini dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Miselium senositik akan membentuk sekat pada saat reproduksi. Jamur tidak
mempunyai klorofil sehingga jika dilihat dari cara memperoleh nutrisi, termasuk
tumbuhan yang heterotrof. Dalam memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik
dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya kemudian disimpan dalam bentuk
glikogen. Sebagai organisme heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit
fakultatif, saprofit, atau bersibiosis dengan tumbuhan lain.

Cara Hidup Jamur :

1. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya.
Jamur ini tidak dapat hidup jika berada diluar inang. Misalnya Pneumonia carinii
yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS
2. Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai tetapi bersifat saprofit jika inangnya tidak sesuai
3. Saprofit merupakan jamur yang menyerap makanan dari organisme yang telah
mati sehingga dapat melapukkan dan mengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur ini mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul komplek menjadi sederhana sehingga mudah diserap
hifa.
4. Selain hidup dengan cara di atas, jamur melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
ini selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu
yang bermanfaat bagi simbionnya, misalnya pada Mikoriza.

Tabel Klasifikasi Jamur :

B. Kisi-kisi Instrumen Tes (Tabel Spesifikasi)


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran
3. Memahami pengetahuan Mendeskripsikan ciri-ciri a. Mendeskripsikan
faktual dengan cara dan jenis-jenis jamur pengertian jamur
mengamati dan menanya berdasarkan hasil (fungi)
berdasarkan rasa ingin tahu pengamatan, percobaan, dan b. Mendeskripsikan ciri-
tentang dirinya, makhluk kajian literatur serta ciri jamur
ciptaan Tuhan dan peranannya bagi kehidupan. c. Mendeskripsikan cara
kegiatannya, dan benda- jamur memperoleh
benda yang dijumpainya di makanan
rumah, di sekolah dan tempat d. Membedakan spora
bermain. aseksual dan seksual
4. Menyajikan pengetahuan e. Mendeskripsikan cara
faktual dalam bahasa yang hidup jamur/fungi
jelas, sistematis dan logis, f. Memberikan alasan
dalam karya yang estetis, pemisahan jamur dari
dalam gerakan yang tumbuhan dalam
mencerminkan anak sehat, klasifikasinya
dan dalam tindakan yang g. Membuat produk
mencerminkan perilaku anak makanan yang
beriman dan berakhlak mulia menggunakan jamur

4. Kompetensi Yang Akan Diukur

Dalam kompetensi yang akan diukur, tenaga pendidik melakukan


pembelajaran terlebih dahulu mengenai Taksonomi Bloom Revisi, untuk
melakukan proses penilaian pada peserta didik, diantaranya yaitu :

1) Menghafal (Remember): Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam


memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling
rendah tingkatannya.
2) Memahami (Understand): Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang
baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.
3) Mengaplikasikan (Applying): Mencakup penggunaan suatu prosedur guna
menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.
4) Menganalisis (Analyzing): Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke
unsurunsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-
unsur tersebut dan struktur besarnya.
5) Mengevaluasi (Evaluation): Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria
dan standar yang ada.
6) Menciptakan (Create): Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk
kesatuan (Anderson, 2001).
5. Kisi-kisi Soal (Tabel Spesifikasi)

Jenis Tes : Tes Formatif


Materi : Jamur (Fungi)
Banyaknya soal : 10 Soal
Bentuk tes : Tes obyektif bentuk Pilihan ganda
Indikatr pembelajaran : 7 indikator, dengan perbandingan persentase adalah:
(persentasenya sesuaikan indikator 1 (10%); indikator 2 (10%); indikator 3
dengan banyaknya materi (15%); indikator 4 (25%); indikator 5 (25%); indikator
yang akan diukur) 6 (10%); indikator 7 (5%)
Aspek kognitif : Menghafal (15%); Memahami (30%);
Taksonomi Bloom Revisi Mengaplikasikan (25%); Menganalisis (15%);
(persentasenya sesuaikan Mengevaluasi (10%); Menciptakan (5%)
dengan tingkat
kompetensi)

Tabel Spesifikasi

Aspek Indikator Pembelajaran


Jumlah
kognitif 1 2 3 4 5 6 7
Menghafal - - 1 1 1 - - 3
(15%)
Memahami 1 - - - - - - 1
(30%)
Mengaplikasi - 1 - - - - - 1
Kan (25%)
Menganalisis - - - - - 1 1 2
(15%)
Mengevaluasi - - - 1 1 - - 2
(10%)
Menciptakan - 1 - - - - - 1
(5%)
Jumlah 10
6. Soal dan rubrik penilaian/pedoman penskoran

KISI SOAL TES HASIL BELAJAR

Nama Sekolah : SMA


Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : X/I
Alokasi Waktu : 30 menit
Jumlah Soal : 10 Butir Soal Pilihan Ganda
Standar Kompetensi/ Kompetensi Inti : Standar Kompetensi : Memahami
prinsip-prinsip pengelompokan
makhluk hidup
Kompetensi Inti :
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dan
menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah
dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia

Kompetensi Indikator Jenjang Bentuk Nomor


No. Soal Kunci jawaban
Dasar Pembelajaran Kemampuan Soal Soal
1. Mendeskripsikan a. Mendeskripsikan - Taksonomi - Pilihan 1. Cabang ilmu Biologi 1 Jawaban : C.
ciri-ciri dan jenis- pengertian jamur Bloom ganda yang mempelajari Mikrobiologi
jenis jamur (fungi) Revisi jamur adalah… Jawaban benar : 1
berdasarkan hasil C1 a. Sitologi Jawaban salah : 0
b. Mendeskripsikan
pengamatan, b. Patologi
percobaan, dan ciri-ciri jamur c. Mikrobiologi
kajian literatur c. Mendeskripsikan d. Mikologi
serta peranannya cara jamur C3 2. Dari beberapa jamur di 2 Jawaban : B.
bagi kehidupan. memperoleh bawah ini, yang Penicillium
makanan berfungsi sebagai notatum dan
d. Membedakan penghasil antibiotik Penicillium
berupa penisilin camemberti
spora aseksual
adalah…
dan seksual a. Penicillium Jawaban benar : 1
e. Mendeskripsikan camemberti dan
cara hidup Penicillium Jawaban salah : 0
jamur/fungi requeforti
f. Memberikan b. Penicillium notatum
alasan pemisahan dan Penicillium
camemberti
jamur dari
c. Penicillium
tumbuhan dalam chrysogenum dan
klasifikasinya Penicillium notatum
g. Membuat produk d. Penicillium
makanan yang camemberti dan
menggunakan Penicillium
requeforti
jamur
C1 3. Dinding sel jamur 3 Jawaban : B. Kitin
biasanya terbuat dari…
a. selulosa Jawaban benar : 1
b. kitin
c. pektin Jawaban salah : 0
d. lignin
C2 4. Jika hifa jenis (-) 4 Jawaban : C.
melebur dengan hifa Basidium
jenis (+) pada
Auricularia, maka akan Jawaban benar : 1
dihasilkan zigot yang
akan tumbuh Jawaban salah : 0
menjadi…
a. basidiokarp
b. askokarp
c. basidium
d. askus
C1 5. Cadangan makanan 5 Jawaban : C.
pada jamur disimpan Glikogen
dalam bentuk…
a. Karbohidrat Jawaban benar : 1
b. Protein
c. Glikogen Jawaban salah : 0
d. Glukosa
C4 6. Jika kita menderita 6 Jawaban : A.
sariawan, maka jamur Candida albicans
yang menjadi
penyebabnya adalah…
a. Candida albicans Jawaban benar : 1
b. Candida utilis
c. Morchella Jawaban salah : 0
augusticeps
d. Volvariella
volvaceae
C4 7. Bagian dari tubuh 7 Jawaban : C.
Basidiomycetes yang Tubuh buah
serupa payung dan
biasanya enak dimakan Jawaban benar : 1
sebenarnya adalah…
a. hifa Jawaban salah : 0
b. miselium
c. tubuh buah
d. rhizoid
C3 8. Jamur anggota 8 Jawaban : A.
Ascomycetes yang Saccharomyces
berfungsi untuk cereviciae
memfermentasikan
buah anggur adalah… Jawaban benar : 1
a. Saccharomyces
cereviciae Jawaban salah : 0
b. Saccharomyces
tuac
c. Saccharomyces
ellipsoideus
d. yeast
C5 9. Struktur tubuh 9 Jawaban : C.
penicillium adalah Uniselulear
berupa…
a. filamen bercabang Jawaban benar : 1
b. bentuk cawan
c. uniseluler
d. bentuk ganda Jawaban salah : 0

C6 10. Jamur yang hidup 10 Jawaban : C.


bersimbiosis dangan Mikorhiza
akar suatu tanaman
dinamakan…. Jawaban benar : 1
a. Rizhobium
b. Rhizopoda Jawaban salah : 0
c. Mikorhiza
d. Endomikorhiza
BAB III
HASIL ANALISIS UJI COBA SOAL

A. Analisis Butir Soal


Tabel Analisis Butir Item
Skor butir item
Siswa Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ani 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
Beta 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 6
Cika 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Dhila 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2
Ersan 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5
Fatur 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Gina 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4
Hilmy 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
Ilham 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 5
Joni 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4
Jumlah 6 3 5 5 7 4 5 8 2 5 49

B. Validitas Instrumen Tes dan Butir Item

Validitas isi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas isi yang
diberikan pada ahli. Validitas isi menunjukkan bahwa instrumen yang disusun sesuai
dengan kurikulum, materi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan (Cohen, 2007). Item
soal dalam instrumen dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan yang diharapkan.
Indikator validitas isi yang ditimbang adalah : 1) kesesuaian indikator dengan butir soal,
2) kesesuaian butir soal dengan aspek yang diteliti, 3) kejelasan bahasa atau gambar
dalam soal, 4) kelayakan butir soal untuk sampel, dan 5) kesesuaian materi atau konsep
yang diuji (Kemendikbud, 2014).

Pada laporan ini, akan dibahas cara menghitung atau mengukur validitas
instrumen tes pada soal-soal yang telah diuji coba kepada peserta didik.
Apabila data yang didapat adalah data interval maka dapat digunakan dengan
rumus Product Moment Correlation :

𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
rxy
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 } {𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }

Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi antara instrumen X dan Instrumen Y
X = Variabel X (Instrumen X)
Y = Variabel Y (Instrumen Y)
N = Jumlah peserta

Data yang akan diukur menggunakan rumus Product Moment Correlation :


Skor butir item
Siswa Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ani 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
Beta 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 6
Cika 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Dhila 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2
Ersan 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5
Fatur 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Gina 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4
Hilmy 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
Ilham 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 5
Joni 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4
Jumlah 6 3 5 5 7 4 5 8 2 5 49
Didapatkan hasilnya dari validitas instrumen tes menggunakan aplikasi ANATES, yaitu
sebagai berikut :

C. Reliabilitas Instrumen Tes

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
Dalam pandangan positifistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau
lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama
dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah
menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda (Azwar, 2015).

Kalau peneliti satu menemukan dalam obyek berwarna merah, maka peneliti yang lain
juga demikian. Kalau seorang peneliti dalam obyek kemarin menemukan data berwarna merah,
maka sekarang atau besok akan tetap berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan
derajat konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada
obyek yang sama dengan metode yang sama maka akan menghasilkan data yang sama (Azwar,
2015).

Reliabilitas berhubungan dengan validitas. Suatu instrumen yang valid senantiasa reliabel
tetapi instrumen yang reliabel belum tentu valid. Sama halnya dengan validitas, reliabilitas terdiri
dari beberapa jenis, yaitu reliabilitas test-retest, reliabilitas bentuk ekuivalen, reliabilitas belah
tengah, dan reliabilitas ekuivalen rasional (Azwar, 2015).

Dari data yang diperoleh, didapatkan hasil reliabilitas instrumen tes


menggunakan aplikasi ANATES, yaitu sebagai berikut :

D. Tingkat Kesukaran Butir Item

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi/persentase subjek yang


menjawab butir tes tertentu dengan benar. Sedangkan angka yang menunjukan sukar atau
mudahnya butir soal dinamakan indeks kesukaran yang dilambangkan dengan huruf p,
nilai p ini terletak antara 0 dan 1 (Thoha, 1990).

Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah
penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Tingkat
kesukaran soal harus dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam
menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru. Ada beberapa alasan untuk menyatakan
tingkat kesukaran soal. Bisa saja tingkat kesukaran soal ditentukan oleh kedalaman soal,
kompleksitas, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kemampuan yang diukur oleh soal.
Namun demikian, ketika kita mengkaji lebih mendalam terhadap tingkat kesukaran soal,
akan sulit menentukan mengapa sebuah soal lebih sukar dibandingkan dengan soal yang
lain (Thoha, 1990).

Kriteria yang digunakan untuk menentukan jenis tingkat kesukaran butir soal
adalah sebagai berikut:

p < 0.30 butir soal sukar

0.3 < p < 0.70 butir soal sedang

p> 0.70 butir soal mudah

Berikut ini adalah tabel tingkat kesukaran butir item, data yang dihitung
menggunakan aplikasi ANATES, yaitu :
E. Indek Daya Beda Butir Item
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk
dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi (pandai)
dengan testee yang berkemampuan rendah (tidak pandai) sehingga sebagian testee yang
berkemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab
benar, sementara testee yang berkemempuan rendah untuk menjawab item tes terrsebut
sebagian besar tidak dapat menjawab item soal dengan benar (Masmud, 2009).
Dengan kata lain, bahwa analisis daya beda item adalah analisis yang
mengungkapkan seberapa besar butir tes dapat membedakan antara siswa kelompok
tinggi dengan siswa kelompok rendah. Salah satu ciri butir yang baik adalah yang mampu
membedakan antara kelompok atas (yang mampu) dan kelompok bawah (kurang
mampu).Ini dianggap sangat penting karena ada anggapan bahwa kemampuan setiap
testee akan berbeda dengan testee yang lainnya (Masmud, 2009).
Daya pembeda (discriminatory power) item itu dapat diketahui melalui atau
dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Pada dasarnya, daya
pembeda ini dihitung atas dasar pembagian testee ke dalam dua kelompok, yaitu
kelompok atas (the higher group) kelompok yang tergolong pandai dan kelompok bawah
(the lower group) kelompok yang tergolong kurang pandai. Ada beberapa cara untuk
mengelompokkan testee, dapat menggunakan median, dapat juga menggunakan hanya
20% dari testee yang temasuk kelompok atas dan 20% yang termasuk kelompok bawah.
Namun pada umumnya, para pakar di bidang evaluasi menggunakan persentase 27% dari
testee yang termasuk kelompok atas dan 27% dari testee yang termasuk kelompok bawah
karena dianggap cukup mampu diandalkan (Sudjiono, 2011).
Berikut ini adalah tabel indek daya beda butir item, data yang dihitung
menggunakan aplikasi ANATES, yaitu :

F. Distraktor Butir Item

Instrumen evaluasi yang berbentuk tes dan objektif, selain harus memenuhi
syarat-syarat yang telah disebutkan terdahulu, harus mempunyai distraktor yang efektif.
Yang disebut dengan distraktor atau pengecoh adalah opsi-opsi yang bukan merupakan
kunci jawaban (jawaban benar). Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara
merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butir soal yang kurang baik,
pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Pengecoh dianggap baik bila jumlah
peserta didik yang memilih pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal (Anderson,
2001).
Berikut ini adalah tabel distraktor butir item, data yang dihitung menggunakan
aplikasi ANATES, yaitu :
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. (2001). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Aqsha. (2013). Laporan Brhyophyta. Jakarta: Erlangga.

Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan Validitas . Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.

Cohen, L. M. (2007). Research Methods in Education. London, New York: Routllege


Falmer.

Kemendikbud. (2014). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Direktorat


PSMA.

Masmud. (2009). Tingkat Kesukaran dan Daya Beda. Jakarta: Rajawali Press.

Medhy. (2013). Pengamatan Morfologi Jamur. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

Sudjiono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Thoha, C. (1990). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Waluyo. (2005). Pengantar Mikrobiologi. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai