Anda di halaman 1dari 10

I.

Judul Praktikum : Bryophyta


II. Tanggal Praktikum : 1 November 2019
III. Tujuan Praktikum : 1. Mengenai jenis-jenis lumut
2. Mengenai bentuk-bentuk / sifat-sifat
khusus masing-msing family bryophyta
Dasar Teori
Menurut Gembong (1994) Bryophyta berkembang biak dengan spora dan
telah menunjukkan pergantian keturunan yang nyata gametofit berupa tumbuhan
lumutnya. Sporofit berupa kapsul spora yang terdapat pada gametofit.
Menurut Anggraini (2013) lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan kecil,
herbacelus yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah
ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman.
Menurut Prowet (2010) tumbuhan lumut mempunyai daur hidup yang
terdiri atas generasi sporofit (generasi yang menghasilkan spora) dan generasi
gametofit (generasi yang menghasilkan gamet sporofit umumnya lebih kecil dan
daur hidupnya lebih singkat.
Dibandingkan dengan alga jamur dan tumbuhan tingkat tinggi maka lumut
merupakan golongan yang kecil. Bryophyta adalah tumbuhan darat berklorofil
yang tumbuh ditempat lembab. Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran generasi
dan sporofit diploit dengan gametofit yang haploid. Meskipun sporofit merupakan
tumbuhan mandiri yang hidup bebas. Sporofit tumbuhannya selalu dalam ikatan
dengan gametofit yang berupa tumbuhan mandiri menyediakan nutrisi bagi
sporofit pada lumut gametofitlah yang dominan (Sophia 2010)
Menurut (Pratiwi dkk 2006) lumut melakukan dua adaptasi yang
kemungkinannya untuk tumbuh ditanah yaitu Pertama tumbuhnya diselubungi
oleh kutikula lilin sehingga dapat mengurasi pergiliran dari tubuhnya. Kedua
gamet-gametnya berkembang didalam struktur yang disebut gamotangium,
sebagai hasilnya fertilisasi berkembang didalam jaket pelindung, karena lumut
mempunyai jaringan pengangkut, maka air ketubuh secara imbibisi.
IV. Alat dan Bahan
Bahan :
1. Hepaticopsida (Lumut Hati)
2. Anthoceropsida (Lumut Tanduk)
3. Bryopsida (Lumut Daun)
4. Tisu

V. Cara Kerja
1. Ambillah bahan segar dari tumbuhan Bryophyta yang tersedia, amati
dibawah mikroskop dan gambarkan hasil pengamatan anda.
2. Ambil bahan awetan yang tersedia amati (jika ada) dan gambarkan.
3. Cara mengawetkan (ambil seluruh mortologi tumbuhan, bersihkan dan
keringkan, taruh diatas kertas buat perekat, taruh kapur barus disimpan
dilemari kaca.

VI. Tugas
1. Tuliskan klasifikasi dari masing-masing tumbuhan bryophyta yang anda
amati dan sebutkan beberapa ciri-cirinya.

VII. Pembahasan
Lumut (Bryophyta) merupakan jenis tumbuhan yang tergolong kecil jika
dibandingkan dengan alga, fungsi dan tumbuhan tinggi. Semua tumbuhan lumut
merupakan tumbuhan tidak berpembuluh. Tetapi sudah memiliki batang dan daun
yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa hizoid. Maka lumut
dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan iballus ke tumbuhan berkormus,
karena memiliki ciri thalus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan
adanya bagian batang dan daun.
Lumut juga dikenal dengan sebutan tumbuhan perintis. Dalam artian
bahwa apabila dalam suatu daerah banyak tumbuhan lumut, maka beberapa saat
kemudian akan tumbuh lagi tumbuhan jenis lainnya pada tempat yang sama.
Lumut dapat dengan mudah dijumpai ditempat yang lembab atau basah, seperti
menempel pada pohon dan di permukaan batu bata, selain itu lumut juga sudah
memiliki klorofil. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar,
karena tidak adanya sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan
penyongkong.
Lumut dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual, kedua
pembiakan tersebut berlangsung silih berganti sehingga terjadi pergantian
keturunan atau pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan yang menghasilkan
sel kelamin (gametofit) pada umumnya dari pada tumbuhan yang menghasilka
spora (sporofit). Pada tumbuhan lumut, lumutan gametofit lebih menonjol jika
pada satu tumbuhan terjadi pergantian dari sporofit ke gametofit atau sebaliknya.
Tumbuhan tersebut dikatakan melakukan metagenesis.
Berdasarkan bentuk tubuhnya lumut dapat dibedakan menjadi dua kelas
yaitu lumut hati (Hepatcea) lumut tanduk / Antbocerotales dan lumut sejati, lumut
daun misalnya lumut hati berbentuk lembaran ealosi rhizoid

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada umumnya, habitat tumbuhan lumut dijumpai ditempat yang lembab
atau basah, seperti menempel pada pohon dan dipermukaan batu bata.
2. Tumbuhan lumut terbagi atas 3 kelas yaitu lumut hati (hepaticea). Lumut
tanduk (Anbocerotales) dan lumut (Musci)
3. Pada pogonatum cirrhatum memiliki ciri-ciri bentuk morfologi yaitu
memiliki percabangan yang tumbuh tegak lurus terhadap tempat
tumbuhnya dan diselubungi oleh daun-daun mulai dari pangkal sampai
ujungnya. Selain itu, terdiri atas bagian-bagian yaitu sporangium, serta
daun vaginula rhizoid.
4. Pada polytricus commune berbentuk seperti beludru dan sering ditemukan
menepel pada permukaan batu bata basah, dijumpai bagian-bagian yaitu
sporangium. Serta daun vaginula, rhizoid. Pada pangkal batang terdapat
rhizoid yang bercabang dari beberapa berfungsi sebagai akar.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini 2013, Morfologi lumut (Bryophyta) yang merupakan tumbuhan kecil
Gembong 1994, Morfologi Bryophyta yang berkembang biak dengan spora
Prowet 2010, Morfologi tumbuhan lumut yang mempunyai daur hidup atas
generasi sporofit
Pratiwi dkk 2006, Morfologi lumut melakukan dua adaptasi
Sophia 2010, Dibandingkan dengan alga, jamur dan tumbuhan tingkat tinggi
I. Judul Praktikum : PTERIDOPHYTA
II. Tanggal Praktikum : 1 November 2019
III. Tujuan Praktikum : Mengenai jenis-jenis pteridophyta

Dasar Teori
Menurut (Tjitrosoepomo 1989) tumbuhan paku merupakan salah satu
divisi yang marganya telah jelas yang memiliki kerumus hertinya tumbuhan yang
dengan nyata dapat dibedakan tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun.
Namun demikian pada tumbuhan paku bahwa dihasilkan biji.
Menurut (Prawirohartono 1991) tumbuhan paku mengalami
metagenesispora, paku yang jatuh ditempat yang cocok untuk tumbuh menjadi
protalime yang menghasilkan gametagonium yang berupa hertiridum dan
alkolonium mitredium dapat menghasilkan ovum, protalium menghasilkan sel
kelamin
Menurut (Kimball 1983) paku-pakuan yang biasa kita sebut adalah
generasi sporofit. Daunnya merupakan satu-satunya tumbuhan yang tumbuh
diatas tanah. Berasal dari batang bawah rhizolla yang juga mengeluarkan akar-
akar seluruh struktur ini membentuk generasi sporofit dewasa.
Menurut (Yudianto 1992) banyak tumbuhan paku yang memiliki manfaat
dan peranan penting dalam kehidupan manusia, antara lain : Sebagai tanaman
hias, tanaman obat, bahan sayuran, kesuburan tanah dan gulima pertanian.
Menurut (Yudianto 1992) tumbuhan paku tergolong tumbuhan kormus
berspora, yang disebut pteridophyta istilah ini berasal dari bahasa Greek, yaitu
pteran – sayap bulu. Pteridophyta adalah tumbuhan kurmus yang menghasilkan
spora, dan memiliki susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap
(menyirip) dan pada bagian pucuk tumbuhan itu terdapat bulu-bulu. Daun
mudanya membentuk gulungan/melingkar.

IV. Alat dan Bahan


Bahan :
1. Bahan-bahan segar
- Selaginella sp
- Adiatum sp
- Marsilea sp
- Equisetum sp
2. Bahan-bahan awetan yang tersedia

V. Cara kerja
1. Ambillah bahan-bahn segar yang tersedia, kemudian amati, gambarkan
hasil pengamatan anda.
2. Ambil salah satu spora dari tumbuhan pteridophyta yang tersedia,
kemudian amati, gambarkan hasil pengamatan anda
3. Ambil bahan awetan yang tersedia kemudian amati, bandingkan hasil
pengamatan anda dengan hasil pengamatan pada bahan segar.

VI. Tugas
Tuliskan klasifikasi dri setiap jenis tumbuhan pteridophyta yang anda amati
dan sebutkan beberapa ciri-cirinya

VII. Pembahasan
Tumbuhan paku tergolong tumbuhan kormus berspora, yang disebut
pteridophyta, istilah ini berasal bahan greek, yaitu pteran = sayap dan memiliki
susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap (menyirip) dan paku
bagian pucuk tumbuhan yang terdapat bulu-bulu. Daun mudanya membentuk
gulungan / melingkar. Tumbuhan ini fase gametofitnya masih berbentuk thailis
yang dibeut protallin dan sangat kecil bentuknya sehingga tidak mudah terlihat
adapun fase sporofit nya jelas terlihat yang dikenal sebagai tumbuhan paku. Daun
tumbuhan paku dan dua macam yaitu, tropofil dan sporofil. Bentuk sporofil ini
ada yang mirip dengan tropofil dan ada yang berbebda sama sekali dengannya
dengan membentuk strobulus. Dengan demikian adapula hemofilcem dan paku
heteropolum.
Selagmella adalah marga sekelompok tumbuhan berpembuluh yang
merupakan satu-satunya anggota suku sellaginella creae. Tumbuhan ini
berkembang dengan spora bebas hingga dianggap sebagai bagian dari tumbuhan
paku.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Lycopodiaphyta
Kelas : Isotopsida
Ordo : Sellaginellates
Family : Sellaginellaciae
Genus : Sellaginella
Sclipplir atau tumbuhan paku populer untuk penghias ruang tamu atau
taman yang termasuk dalam marga adiatum, yang tergolong dalam anak suku
vittarioideae, suku peoredaeae. Suplir memperbanyak diri secara generatif dengan
spora yang terletak pada bagian tepi sisi bawah daun yang sudah dewasa.
Paku ekor kuda merujuk pada segolongan kecil tumbuhan yang umumnya
terna kecil dan semua masuk dalam genus equestum anggotanya dapat dijumpai
diseluruh dunia kecuali antartika.

VIII. Kesimpulan
1. Tumbuhan paku adalah tumbuhan berpembuluh, pada bagian tubuh organnya
sudah ditemukan jaringan angkut berupa xilem dan floem.
2. Tumbuhan paku sudah mengalami diferensasi. Artinya tumbuhan tersebut
sudah dapat dibedakan antara bagian akar, batang dan daun.
3. Paku dapat berupa homospora, heterospora, dan peralihan homospora
4. Tumbuhan paku dan lumut sama-sama mengalami metagenesis yaitu pergiliran
keturunan
5. Pteridophyta atau tumbuhan paku tergolong kormofita sejati, karena sudah
menyerupai tumbuhan tinggi yaitu:
a. Batangnya bercabang-cabang dan ada yang berkayu
b. Daunnya sudah memiliki urat-urat daun, tetapi ada yang tidak berdaun dan
berdaun serupa sisik
c. Rhizoidnya sudah berkembang kebentuk akar
d. Sudah memiliki berkas pembuluh angkut (xilem dan floem) tipe radior/
menjari, atu tipe konsentris.
e. Untuk bisa mengklasifikasi tumbuhan paku bisa dilihat dari
karakteristiknya yaitu : tumbuhan paku dominan sporofitnya.
Daur Hidup Paku
Tumbuhan Paku berperoduksi secara vegetatif dengan rizom pizom
tumbuh menjalar kesemua arah dan membentuk koloni-koloni tumbuh paku
tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan atau mengenesis dengan dua
generasi sporofit dan generasi gemotatif

Generasi Sporofit
Generasi sporotif atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku
itu sendiri jadi tumbuhan paku yang kita lihat itu merupakan tumbuhan dalam fase
sporofit, sporofit paku berumur lebih lama dibandingkan gametotif, sporofit
dengan tumbuh bertunas sehingga jumlahnya bertambah banyak, merupakan
reproduksi secara aseksual.
Generasi gamepotif atau tumbuhan penghasil gamet adalah tumbuhan
yang dikenal dengan nama protallum, protallum yang berbentuk talas berukuran
kira-kira 1-2 sm bentuknya seperti daun waru, biasnya tumbuhan dipertemukan
lembabkannya berbeda dengan tumbuhan rumuk, gametotit paku hanya berlumut
berbeda menggel.

Daur hidup lumut


Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, lumut (Bryophyta)
mengalami dua fase gametotit dan sporofit fase gametotik merupakan tumbuhan
lumut yangg kita lihat sehari-hari gamtotot adalah tum,buhan lumut yang
menghasilkan gamet (sel kelamin). sedangkan fase sporotif adalah tumbuhan
lumut yang terdapat dalam keadaan menghasilkan spora, fase gamtofit dalam
dauit hidup tumbuhan lumut lebih dominan dibandingkan dengan sporofitnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kimball 1983 Morfologi Paku-Pakuan Yang Biasa Kita Sebut Generasi Sporofit

Prawirohartono 1991, morfologi tumbuhan paku yang mengalami


metagenesispora

Tjitrosoepomo 1989, morfologi tumbuhan paku yang marganya telah jelas

Yudianto, 1992 morfologi manfaat dari tumbuhan paku

Yudianto, 1992 morfologi tumbuhan paku yang tergolong tumbuhan kormus

Anda mungkin juga menyukai