KOMUNITAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan
Arah kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran menuju paradigma sehat. Paradigma
sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan tindakan promotif, preventif dan tidak
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan
kesehatan dalam ranngka mencapai visi Indonesia sehat 2011, dimana diproyeksikan tentang keadaan
masyarakat mayoritas hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang
optimal.
Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di Indonesia, memiliki konstribusi
yang nyata dalam pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui paradigma
sehat menuju visi Indonesia sehat 2011. Perawatan kesehatan masyarakat/komunitas merupakan perpaduan antara
praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan
kesehatan populasi. Kegiatan praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada sekelompok umur
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya kesehatan telah diselengarakan.
Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Rumah sakit
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dukungan masyarakat secara aktif dan
dinamis dalam berbagai upaya kesehatan mayarakat dan mendorong kearah kemaandirian dalam memecahkan
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan tersebut maka Program Profesi
Ners Universitas Islam Makassar sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab
dalam rangka mempersiapkan tenaga kesehatan/keperawatan yang berkualitas dimasa depan melalui praktik
keperawatan komunitas. Kegiatan merupakan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu bidang pengabdian masyarakat.
Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik klinik keperawatan
bagi mahaiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary Health Care.
Dipilihnya daerah dusun bonto kadatto sebagai tempat keperawatan komunitas karena merupakan salah
satu bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners Universitas Islam
Makassar disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada msyarakat,
dengan tujuan untuk merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu
menjadi tahu, dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan atau
mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat sendiri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dalam program Profesi Ners Departemen Komunitas di harapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperwatan komunitas dan keluarga sesuai konsep dan teori keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Dalam program Profesi Ners Departemen komunitas di harapkan mahasiswa mampu :
5. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan kriteria tertentu
2. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan serta pemecahan masalah kesehatan
3. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan
4. Dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan secara individu, keluarga,
BAB II
HASIL PENDATAAN
A. Data Demografi
Pendataan dilakukan di Dusun Panaikang selama 3 hari dari tanggal 22 s/d 24 Februari 2016 yang
dilakukan oleh Mahasiswa program Profesi Ners Universitas Islam Makassar (UIM)
sebanyak 11 orang. Dusun Bonto Kadatto termasuk dalam wilayah Desa Bontolangkasa selatan yang terdiri
dari 4 dusun, dusun Bonto Kadatto, dusun Borong Kanan, dan dusun Alerang, dusun Tamalangape.
Dusun Panaikang terdiri dari 204 KK, dan jumlah jiwa secara keseluhan di dusun Bonto
kadatto adalah sekitar 700 jiwa dan pada saat pendataan kelompok mendata 191 KK dengan 581 jiwa yang
terdiri dari 45 anak usia bayi-balita, 125 orang usia 6-12 tahun, 112 orang usia 13-21 tahun, 237 orang usia 22-
55 tahun, dan 33 orang usia lansia (> 55). Hal ini terjadi karena pada saat pendataan ada keluarga yang tidak
berada ditempat
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, maka melalui Praktek
Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Profesi Ners UIM di dusun Bonto Kadatto, akan menerapkan
konsep-konsep keperawatan komunitas yang didalamnya dilakukan pendekatan keperawatan keluarga sebagai
Kadatto didesa Bontolangkasa selatan terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey wilayah binaan,
pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), pembinaan Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES)
yang anggotanya terdiri dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan kalangan pelajar,
yang nantinya akan bersama sama dengan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan meliputi baksos yaitu
Kegiatan keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan
meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan tekhnis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian,
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan kepala Dusun Bonto
Kadatto dan Desa Bontolangkasa selatan, serta identifikasi tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan,
yang dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2016. Setelah mengidentifikasi tokoh masyarakat, kelompok
mahasiswa melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Profesi Ners FIK-UIM di
Dusun Bonto Kadatto, Desa Bontolangkasa Selatan, Kec. Bontonompo, Kab. Gowa.
Tanggal 19 Februari 2016, pihak mahasiswa mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat,
tokoh agama, kader kesehatan guna membahas rencana pertemuan awal dan mengidentifikasi tokoh
Tanggal 13 Februari 2016, dilakukan penyebaran undangan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama
b. Persiapan Teknis
Persiapan tehnis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir anggota kelompok
dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta
2. Pelaksanaan
a. Pengkajian
1. Pengumpulan data
wawancara langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota keluarga yang sedang
sakit, serta observasi kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, yaitu tanggal 25
Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan ditabulasi dalam bentuk tabel.
Data Demografi
Tabel 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dusun Bonto Kadatto 2016
Diagram 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Di RW 05 kelurahan Tamparan Keke, Kota Makassar 2009
Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di RW 05 Kelurahan Tamparan Keke,Kota Makassar 2009
Berdasarkan table di atas, penduduk terbanyak adalah laki-laki sebanyak 602 jiwa Sedangkan untuk perempuan
sebanyak 557 jiwa, Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah dusun pamanjengan begitu padat dimana yang
Tabel 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Di Dusun pamanjengan 2011
Diagram 3
Distribusi KK Berdasarkan Agama
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar 2009
Berdasarkan tabel diatas dari 295 KK sebagian besar KK di desa pamanjengan beragama islam Sebanyak 289( 97,9%)
Tabel 4
Distribusi KK Berdasarkan Suku
Di Dusun pamanjengan 2011
Diagram 4
Distribusi KK Berdasarkan Suku
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar KK desa pamanjengan yang terbanyak adalah suku makassar Sebanyak 199
(67,46%)KK dan selebihnya adalah adalah suku bugis sebanyak30 (110,17%) KK, bugis – Makassar 51 (17,28%) dan
Tabel 5
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Di Dusun pamanjengan 2011
Diagram 5
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan table di atas, dari 295 KK sebagian besar kepala keluarga berpendidikan SD yaitu 105 KK ( 35,6 % ),
sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan tinggi menempati jumlah yang terkecil yaitu 16 KK ( 5,42 % ). Hal
ini dapat mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menerima informasi yang akan mempegaruhi perubahan
Tabel 6
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat pekerjaan kepala keluarga
Di Dusun pamanjengan 2011
Diagram 6
Distribusi KK Berdasarkan Tingkat pekerjaan kepala keluarga
Di RW 05
Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar penduduk bekerja petani sebanyak 97 orang ( 32,88 % ), tetapi masih ada
penduduk yang tidak bekerja sebesar 15 orang ( 5,06 % ) jadi kemungkinan untuk pemeliharaan kesehatan dapat
meningkat.
Data Lingkungan Fisik
Tabel 7
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Rumah
Di Dusun pamanjengan 2011
Berdasarkan tabel diatas, berdasarkan kepemilikan rumah, sebagian besar penduduk dusun pamanjengan memiliki
rumah sendiri sebanyak 210 ( 71,19 % ) sedangkan yang lainnya numpang sebanyak 75 (25,42%) KK dan kontrak
rumah sebanyak 10 (3,39%). Hal ini menunjukkan bahwa dari 295 KK hanya 252 KK yang memiliki rumah baik itu
rumah milik sendiri, numpang maupun kontrak, sedangkan 43 KK ada yang tidak memiliki rumah dan tinggal
Diagram 8
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Rumah
Di RW V Kelurahan Tamparang Keke makassar, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan memiliki Rumah permanen 135 (
52,57 % ) KK dan selebihnya panggung sebanyak 84 (33,34%) KK dan rumah semi permanen sebanyak 33 (13,09%)
KK.
Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan Ventilasi Rumah
Di desa pamanjengan 2011
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Rumah Kepala Keluarga di dusun pamanjengan memiliki Ventilasi
sebanyak 229( 90,87% ) KK dan selebihnya tidak memiliki ventilasi sebanyak 23 (9,13%) KK. Hal ini menunjukkan
bahwa ada resiko terjadinya penyakit saluran pernapasan (asma, TBC, ISPA, dll) dikarenakan sirkulasi udara yang
tidak terjadi di dalam rumah akibat adanya rumah yang tidak memiliki ventilasi.
Tabel 9
Distribusi KK Berdasarkan Cahaya Matahari yang masuk dalam rumah
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 10
Distribusi KK Berdasarkan Cahaya Matahari yang masuk dalam rumah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan cahaya matahari masuk dalam
rumah sebanyak 222( 88,09 % ) dan sebagian rumah KK cahaya matahari tidak masuk ke dalam rumah karena tidak
memilki ventilasi dan letak ventilasi yang salah serta pepohonan yang menutupinya, sehingga mengakibatkan
timbulnya penyakit-penyakit yang beresiko seperti penyakit saluran pernapasan (asma, TBC dll) akibat lingkungan
Tabel 10
Distribusi KK Berdasarkan Kebersihan Rumah
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 11
Distribusi KK Berdasarkan Kebersihan Rumah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Kepala keluarga di dusun pamanjengan Yang lingkungan rumahnya tdk
bersih sebanyak 140 ( 55,56 % ) sehingga beresiko timbulnya berbangai penyakit yang berhubungan dengan
Tabel 11
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan halaman
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 11
Distribusi KK Berdasarkan Pemanfaatan halaman
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Kepala Keluarga di dusun pamanjengan k tidak memanfaatkan lingkungan
rumahnya sebanyak 165( 65,48 % ) karena malas dan kurang mengetahui untuk memanfaatkannya.
Tabel 12
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Pemanfaatan halaman
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 12
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Pemanfaatan halaman
Di RW 05 Kelurahan
Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Berdasarkan tabel diatas Dari 87 KK di dusun pamanjengan yang memiliki halaman sebagian besar dimanfaatkan
menjadi taman 61( 70,11% ), hal ini terjadi karena situasi dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang memungkinkan
Tabel 13
Distribusi KK Berdasarkan Sumber air Minum
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Diagram 14
Distribusi KK Berdasarkan Sumber air Minum
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar keluarga di dusun pamanjengan menggunakan air galon untuk keperluan
minum yaitu sebanyak 153( 60,7 % ) dan yang sebagian kecil menggunakan air hujan sebanyak 15 (6%), hal ini
dikarenakan karena kondisi air di sumur gali dan sumur pompa mengandung zat kapur yang mengeluarkan bau yang
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 295 KK di dusun pamanjengan masih banyak yang mengelola air minum
dengan cara tidak dimasak sebanyak 193 (65,42%), Hal ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi
S
No Kondisi Air Frequency Percent umber data
; Primer
1 Jernih 54 21,43 2009
2 Keruh 21 8,33 Diagram
3 Bau,berasa,jernih 177 70,24 15
Distribusi
Total 252 100.0 KK Berda
sarkan Kondisi Air
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kondisi air dari 252 rumah KK di dusun pamanjengan ada yang keruh sebanyak
21 (8,33%) dan kondisi air yang bau,berasa dan jernih sebanyak 177 (70,24%), hal ini terjadi akibat pergantian musim
Tabel 16
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Tempat Penampungan Air
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 16
Distribusi KK Berdasarkan Kondisi Air
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 252 rumah KK terdapat 89 tempat penampungan
air yang memiliki jentik, ini disebabkan karena lingkungan rumah dan sekitar yang tidak
terpelihara sehingga memicu timbulnya resiko penyakit lingkungan seperti DBD.
Data Sistem Pembuangan Sampah
Tabel 17
Distribusi KK Berdasarkan Tempat penampungan sampah
Di dusun pamanjengan
Diagram 17
Distribusi KK Berdasarkan Tempat penampungan sampah
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas sebagian besar KK melakukan pembuangan sampah dengan dikumpul dan di bakar sebanyak 161 (
63,89% ) tapi masih banyak juga KK Yang membuang sampah di sembarang tempat (tanah kosong) sebanyak
72(28,57%), hal ini terjadi karena kebiasaan masyarakat yang kurang tepat sehingga menimbulkan pencemaran yang
Diagram 18
Distribusi KK Berdasarkan Keberadaan jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan ada sekitar 15 (5,95%) rumah KK yang tidak memiliki jamban sendiri hanya numpang
Tabel 19
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 19
Distribusi KK Berdasarkan Jenis Jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas terdapat 235 (93,25%) rumah KK di dusun pamanjengan yang menggunakan jenis jamban yang leher
Diagram 20
Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan masih ada rumah KK yang tidak memiliki jamban sendiri sebanyak 15(5,95%).
Tabel 21
Distribusi KK Berdasarkan Tempat pembuangan limbah
Di dusun pamanjengan 2011
Dari tabel diatas sebagian besar rumah KK telah membuang limbahnya ke selokan sebanyak
247 (98,02%), namun masih ada rumah KK sebanyak 5 ( 1,98 % ) yang membuang air
limbahnya secara sembarangan tanpa dibuang ke saluran khusus untuk pembuangan air
limbahnya, hal ini dapat menyebabkan lingkungan kurang bersih dan berbau.
Tabel 22
Distribusi KK Berdasarkan Penghasilan KK
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 22
Distribusi KK Berdasarkan Penghasilan KK
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa penghasilan per bulan KK di dusun pamanjengan
adalah kurang dari Rp 500.000 sebanyak 91 (30,85%), hal ini terjadi karena pekerjaan KK
yang tidak menentu sehingga mempengaruhi terhadap kemampuan keluarga untuk penyediaan dana
kesehatan dan pemeliharaan kesehatan menjadi rendah, keadaan ini juga berdampak pada penyediaan gizi keluarga.
Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat mendapatkan informasi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar KK di dusun pamanjengan memperoleh informasi kesehatan
dari TV/radio sebanyak 176 (59,66 % ) dan sebanyak 119 (40,43%) KK yang memperoleh informasi kesehatan
melalui penyuluhan di PKM, maka dari data tersebut perlu lebih ditingkatkan penyuluhan pada masyarakat terkhusus
warga dusun pamanjengan berkaitan dengan lingkungan rumah dan sekitarnya serta dampak dari lingkungan yang
tidak terpelihara.
Tabel 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 23
Distribusi KK Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar,2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar KK di dusun pamanjengan sebanyak 230 ( 77,95 % )
mengatakan sarana kesehatan yang paling sering dikunjungi adalah puskesmas karena letaknya yang tidak terlalu jauh
dan gratis, hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan masyarakat terkhusus dusun pamanjengan
dalam hal prosedur pengobatan kesehatan dimana masyarakat menganggap bahwa hanya pengobatan di Puskesmas
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 136 bayi balita di dusun pamanjengan dimana
yang tidak memiliki KMS sebanyak 11 (8,1%), hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dan
perhatian ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan bayi balitanya.
Masalah kehamilan dan KB
Tabel 25
Distribusi Ibu Hamil yang Mendapat imunisasi TT
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 25
Distribusi Ibu Hamil yang Mendapat imunisasi TT
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Tabel 26
Distribusi Ibu hamil Berdasarkan Penyakit yang diderita
Di dusun pamanjengan 2011
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 21 ibu hamil di dusun pamanjengan terdapat 8 ( 38,09 % ) ibu hamil
mempunyai keluhan yang berhubungan dengan kehamilannya yaitu hipertensi, hal ini terjadi karena faktor usia
kehamilan serta faktor ekonomi, faktor psikologis ibu hamil dalam menunggu kelahiran anaknya.
Tabel 27
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di dusun pamanjengan 2011
Tempat memeriksa
No Frequency Percent
kesehatan
1 Bidan 9 42,86
2 Puskesmas 12 57,14
Total 21 100.0
Sumber data ; Primer 2009
Diagram 27
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat periksa kesehatan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 21 ibu hamil di dusun pamanjengan terdapat sebanyak 12 ( 57,14% ) ibu
Tabel 30
Distribusi KK Berdasarkan PUS Yang KB
Di dusun pamanjengan 2011
sedangkan selebihnya sebanyak 35 KK tidak bisa dikategorikan sebangai PUS karena ada KK yang janda, Duda serta
belum menikah. Sehingga dari 260 PUS terdapat sebanyak 128 (49,24%) PUS yang menjadi akseptor KB, sedangkan
terdapat 105 (40,38%) PUS yang tidak mengikuti program KB. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dan
Tabel 30
Distribusi PUS yang KB Berdasarkan Jenis Kontrasepsi
Di dusun amanjengan 2011
Diagram 30
Distribusi KK Berdasarkan PUS Yang KB
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 128 PUS di dusun pamanjengan terdapat
sebanyak 94 (73,43 %) PUS yang menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik (3 bulan)
sedangakan jenis kontrasepsi jenis lainnya sebanyak 6 (4,69%) PUS yang menggunakan. Hal
ini terjadi karena kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat terkhusus PUS di dusun
pamanjengan tentang jenis KB.
Tabel 31
Distribusi PUS Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Kontrasepsi
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 31
Distribusi PUS Berdasarkan Alasan Tidak Menggunakan Kontrasepsi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 105 PUS yang tidak menggunakan Kontrasepsi di dusun pamanjengan
sebagian besar karena ingin anak sebanyak 57(54,28%) dan selebihnya karena tidak tahu tentang manfaat kontrasepsi
sebanyak 19 (18,09%). Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat terkhusus PUS di
Di
RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 1159 jiwa di dusun pamanjengan terdapat 157
jiwa yang memiliki masalah kesehatan pada saat pendataan seperti sakit kepala
,Hipertensi,dan rematik 6 (3,8%), lain-lain 15 (9,55%), TBC 1 (0,63%), maag 7 (4,46%),
sesak 7 (4,46%), demam 73 (46,5%),gatal 4 (2,55) . Hal ini terjadi karena factor lingkungan
sendiri dan sekitar yang tidak terpelihara sehingga terjadi berbagai macam masalah
kesehatan tersebut.
Data Kesehatan bayi dan Balita
Tabel 33
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Asi 0-2 thn
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 33
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Asi 0-2 thn
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 99 bayi balita di dusun pamanjengan dimana dari 99 bayi balita
tersebut terdapat bayi balita yang tidak di beri ASI oleh ibunya pada umur 0-2 tahun sebanyak 23 (23,23%), hal ini
terjadi karena kurangnya perhatian akibat banyaknya aktifitas ibu, kurangnya motivasi ibu dalam hal menyusui
anaknya serta kurangnya pengetahuan dan informasi tentang manfaat pemberian ASI.
Tabel 34
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan PMT
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 34
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian makanan tambahan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 99 bayi balita di dusun pamanjengan
terdapat sebanyak 86 (86,87 %) yang telah mendapatkan PMT berupa bubur kacang ijo,
telur, dan buah - buahan sedangkan terdapat 13 (13,13%) bayi balita yang tidak mendapatkan
PMT, hal ini diakibatkan karena kurang motivasi dan perhatian pada ibu terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitanya.
Tabel 35
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian vitaminA setiap 6 bulan
Di dusun pamanjengan 2011
Diagram 35
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian vitaminA setiap 6 bulan
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari table di atas menunjukkan bahwa dari 99 bayi balita di dusun pamanjengan terdapat sebanyak 63 (63,63 %) yang
telah mendapatkan vitamin A di Posyandu, sedangkan terdapat 36 (36,37%) bayi balita yang tidak mendapatkan
vitamin A, hal ini diakibatkan karena kurang motivasi dan perhatian pada ibu terhadap pertumbuhan dan
Imunisasi
No Frequency Percent
1 Lengkap 69 69,7
2 Tidak lengkap 30 30,3
Total 99 100.0
Diagram 37
Distribusi Bayi Balita Berdasarkan Pemberian Imunisasi
Di RW 05 Kelurahan Tamparang Keke, Kota Makassar, 2009
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 99 Bayi Balita di dusun pamanjengan terdapat sebanyak 30 (30,3%) bayi
balita yang tidak mendapat imunisasi secara lengkap, hal ini terjadi karena ada bayi balita yang belum memenuhi
kriteria pemberian jenis imunisasi (umur) serta kurangnya motivasi dan perhatian ibu terhadap pertumbuhan dan
Diagram 38
Distribusi
lansia Ber
dasarkan
Tempat
pemeriksa
an
kesehatan
Di RW 05
Keluraha
n
Tamparan
g Keke,
Kota
Makassar, 2009
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 109 jiwa lansia terdapat sebanyak 19 (17,43%) yang tidak berobat
jika ada masalah kesehatan, hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dan pemahaman keluarga dalam menangani
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 1159 jiwa di dusun pamanjengan terdapat lansia sebanyak 109 jiwa,
dimana berdasarkan klasifikasi umur lansia yang terbanyak pada umur 55-59 tahun sebanyak 52 (47,7 %) jiwa lansia
BAB IV
PEMBAHASAN
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara
perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1995).
Konsep keperawatan komunitas yang profesional mangacu pada ilmu dan kiat keperawatan yang di tujukan
pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap terserangnya penyakit atau akibat
proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat sangat mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di
masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama
Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh masyarakat, tokoh agama
dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan langsung pada masyarakat.
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses keperawatan yang
meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembahasan inipun mengacu pada analisis SWOT
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan proses keperawatan didapatkan beberapa
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna untuk menentukan
Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori Anderson adalah data
inti yang terdiri atas data demografi : umur , pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan
serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub sistem yang mempengaruhi komunitas, seperti lingkungan
fisik perumahan, pendidikan kesehatan, keamanan dan keselamatan politik, kebijakan pemerintah terkait
kesehatan, pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi , ekonomi dan realisasi.
Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi langsung berdasarkan
format pengkajian/kuesioner yang disusun berdasarkan prioritas masalah yang telah disepakati dalam pertemuan
dengan pemerintah setempat, masyarakat, dan tokoh agama. Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan penghambat pengkajian.
1. Strenght / Kekuatan :
a. Adanya dukungan positif dari Masyarakt/ keluarga yang dimintakan data ( Masyarakat cukup
kooperatif ).
b. Adanya Kader yang berperan aktif dalam pengumpulan data, terutama berperan dalam pemahaman
bahasa daerah.
c. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari PKM dusun pamanjengan
d. Adanya dukungan dari kepala desa,tokoh masyarakat,tokoh agama, dan para remaja mesjid di dusun
amanjengan
2. Weekness / Kelemahan :
a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata buruh bangunan serta wiraswasta sehingga memungkinkan
c. Pendidikan yang rendah yang menghambat pemahaman masyarakat terhadap pertanyaan yang
diberikan.
3. Opportunity / Kesempatan
4. Threat / Ancaman
b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadan terancam pada suatu keadaan
masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis ( Baylon And Maglaya, 1995 ).
Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian keperawatan (
Carpenito, 1995 ).
Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah Keperawatan, hal ini
dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan prosentasi penyebab
C. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk
mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan yang terdiri dari :
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus
3) Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar
4) Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan
khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian dan pengalaman praktik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan penghambat
Perencanaan keperawatan komunitas.
A. Strength / Kekuatan
a. Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan dari PKM dusun pamanjengan
D. Threat / Ancaman
a. Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan
berkurang berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai buruh
harian dan lain sebagainya.
D. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, dalam melaksanakan tindakan harus benar-benar melakukan kontrak waktu dengan masyarakat
agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan penghambat
implementasi.
1. Masalah kesehatan I : Resiko timbulnya penyakit menular (diare,) berhubungan dengan kurangnya
a. Strenght / Kekuatan :
1) Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dan tokoh masyarakat /Agama, Kader, dalam
3) Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.
b. Weekness / Kelemahan
2) Terhambatnya beberapa kegiatan - kegiatan karena pendanaan yang kurang, dan keinginan
partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi
3) Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam kegiatan minggu bersih juga menjadi
hambatan
c. Opportunity / Kesempatan
1) Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan Puseksmas, misalnya imunisasi)
d. Threat / Ancaman
1) Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat karena beberapa perencanaan membutuhkan
2) Tidak adanya tindak lanjut dengan Pemerintah setempat dan pihak Puskesmas setempat.
d. Threat / Ancaman
1) Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang untuk selalu
mengontrol kondisi kesehatan lansia secara teratur pada fasilitas-fasilitas kesehatan
yang tersedia.
2) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.
c. Opportunity / Kesempatan
1) kurangnya kesempatan ibu dalam mengurus anakanya disebabkan oleh adanya
kesibukan ibu
2) Kesediaaan masyarakat / ibu untuk membawa bayi / balitanya dalam
kegiatanPosyandu.
3) Adanya dukungan dari pemerintah terkait kesehatan.
d. Threat / Ancaman
1) Tingkat pendidikan rata – rata penduduk yang rendah
2) Kesibukan ibu-ibu dalam bekerja untuk menambah pendapatan keluarga sehingga
tidak mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan kesehatan anak
khususnya penyediaan waktu luang untuk membawa anaknya setiap bulan ke
Posyandu untuk ditimbang dan memperoleh imunisasi.
3) Kurangnya petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada
masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun psikomotornya.
3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan terbukti dari terjadi
perubahan terhadap meningkatnya kesadaran masyarkat dan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang
prilaku sehat. Di tunjang pula dengan lingkungan yang sudah mulai bersih , pemanfaatan air bersih, dll.
4. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader setempat, tokoh
5.
F. Tindak Lanjut
1. Kepada instansi yang terkait agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap upaya
2. Kepada masyarakat agar lebih memanfaatkan sarana kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatannya
3. Kepada kader kesehatan sekiranya dapat lebih meningkatkan peran serta aktifnya dalam turut serta
4. Untuk Puskesmas sebagai garis Depan Pelayanan kesehatan masyarakat untuk lebih meningkatkan
pelayanan terutama terhadap kelompok-kelompok yang berisiko, dalam hal ini yang mungkin belum
Analisa Data
No Data Subyektif Data obyektif Masalah kesehatan
1 LINGKUNGAN FISIK 1. Yang tidak memiliki Resiko timbulnya
Lingkungan fisik yang ventilasi 28,1 %. penyakit menular
kurang sehat di RW 05 2. Rumah yang (diare, DHF, ISPA)
Tamparang Keke. pencahayaan matahari berhubungan dengan
yang tidak masuk 31,3%. kurangnya
3. Lingkungan rumah yang pengetahuan
kurang bersih 55,6%. masyarakat dalam
4. Pengelolaan air minum memelihara
yang tidak di masak 1%. lingkungan yang
5. Kondisi air yang keruh memenuhi syarat
6,9%. kesehatan
6. Tempat penampungan air
yang berentik 10%.
7. Yang membuang sampah
di semarang tempat 1,3%.
8. Yang tidak mempunyai
jamban 6,3%.
9. Kepemilikan jamban
milik bersama 15,6%.
10. Yang membuang limbah
sembarangan 9,4%.
Penapisan Masalah
Kriteria penapisan
Resiko
timbulnya 5 4 4 4 4 5
penyakit
Resiko
terjadi
penigkatan
5 3 5 3 4 4
angka
kesakitan
pada lansia
Risiko
terjadinya
penyakit 5 4 2 4 4 4
pada
bayi/balita
KETERANGAN POINT.1 : Sangat sesuai (5), Sesuai (4 ), Cukup sesuai (3), Kurang sesuai(2), Sangat Kurang sesuai (1)
POINT 2 : Sangat Banyak ( 5), Banyak (4), Cukup Banyak (3), sedikit (2), sedikit sekali (1)
POINT 3 : Sangat serius( 5),Serius ( 4), cukup Serius (3), Kurang serius ( 2), Sangat tidak serius (1)
POINT 4 : Sangat Memungkin ( 5), Memungkinkan ( 4),Cukup memungkinkan ( 3), Kurang
memungkinkan ( 2), tidak memungkinkan (1)
POINT 5 : Sangat berminat ( 5), berminat ( 4), cukup berminat ( 3),kurang berminat ( 2), tidak berminat ( 1)
POINT 6 : Sangat Mudah ( 5), Mudah ( 4), Cukup Mudah ( 3), Agak sulit ( 2),Sulit sekali ( 1)
POINT 7 : Sangat sesuai ( 5), Sesuai ( 4),Cukup sesuai ( 3), Kurang sesuai ( 2), Tidak Sesuai ( 1)
POINT 8 : Sangat Tersedia ( 5), Tersedia ( 4), Cukup Tersedia ( 3), Kurang Tersedia ( 2), Tidak tersedia (
1)
Prioritas Masalah
1. Resiko timbulnya penyakit menular (diare, DHF, ISPA) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam memilihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan :
a) Yang tidak memiliki ventilasi 28,1 %.
b) Rumah yang pencahayaan matahari yang tidak masuk 31,3%.
c) Lingkungan rumah yang kurang bersih 55,6%.
d) Pengelolaan air minum yang tidak di masak 1%.
e) Kondisi air yang keruh 6,9%.
f) Tempat penampungan air yang berentik 10%.
g) Yang membuang sampah di semarang tempat 1,3%.
h) Yang tidak mempunyai jamban 6,3%.
i) Kepemilikan jamban milik bersama 15,6%.
j) Yang membuang limbah sembarangan 9,4%.
2. Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita di RW 05 Tamparang Keke berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi pada bayi/balita di tandai dengan :
a) Jumlah bayi/balita 53 orang.
b) 22,6% bayi/balita tidak lengkap imunisasinya.
c) Bayi/balita yang tidak memiliki KMS 3,8%.
d) Bayi/balita yang tidak mendapatkan ASI 18,9%
3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW 05 Tamparang Keke
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memilihara kesehatan lansia di tandai
dengan :
a) Jumlah lansia 39 orang
b) Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70% (Hipertensi, rematik, ketarak) .
c) Upaya lansia untuk mengobati penyakit : non medis (12,8%), medis (87,2%).
d) Tidak aktifnya posyandu lansia.
Evaluasi hasil
Lingkungan tampak bersih
dan parit menjadi lancar
Evaluasi struktur:
a. Kegiatan telah
direncanakan 2
minggu sebelum
kegiatan dilaksanakan
b. Kegiatan kerja bakti
dikoordinir oleh ketua
RW 05 dan ketua RT
A dan RT B
Evaluasi proses
a. Kegiatan
berlangsung
kurang lancar
b. Kegiatan dihadiri
oleh 8 orang
c. Kegiatan kerja
bakti difokuskan
pada parit dan
sekitar
pembuangan
sampah RT A dan
B
Evaluasi hasil
Lingkungan tampak bersih
dan parit menjadi lancar
2 Risiko terjadinya 23/02/09 Penyuluhan tentang Evaluasi struktur
penyakit pada gizi bayi dan balita a. Kegiaatan
bayi/balita di dan posyandu RT C, direncanakan bersama –
RW 05 RW 05 Tamparan sama dengan kader
Tamparang Keke keke posyandu 1 minggu
berhubungan sebelum acara.
dengan b. Materi penyuluhan
kurangnya sertanleaflet telah di
pengetahuan ibu persiapkan 1 hari sebelum
tentang pelaksanaan.
pentingnya gizi c. Tempat
pada bayi/balita. dipersiapan sebelum acara
dimulai.
d. Masyarakat
diinformasikan jauh hari
sebelum acara di mulai.
Evaluasi proses
a. Acara berjalan
dengan tertib dan lancar.
b. Acara dihadiri oleh
ibu – ibu balita yaitu 59
orang.
c. 20% ibu – ibu
balita ertanya tentang
kondisi anaknya.
d. Kendala :
kurangnya kesadaran ibu –
ibu tentang pentingnya
posyandu di mana
mahasiswa harus dour to
dour mengingatkan para
ibu tentang posyandu.
e. Selama
penyuluhan ibu- ibu
memperhatikan dengan
baik materi yang di
bawakan.
f. Tempat duduk
terbatas sehingga banyak
ibu – ibu yang berdiri.
Evaluasi Hasil
Evaluasi Hasil
Evaluasi Proses :
Evaluasi Hasil