Anda di halaman 1dari 15

1.

Definisi gagal ginjal

Gagal ginjal terjadi ketika ginjal kehilangan kemampuan untuk menyaring zat sisa dari
darah dengan baik. Ketika ginjal kehilangan kemampuan untuk menyaring, kadar zat sisa
akan terakumulasi dan zat kimia pada darah Anda menjadi tidak seimbang.

Ginjal merupakan sepasang organ yang berlokasi di bagian bawah punggung Anda. Satu
ginjal berada pada sisi tulang belakang Anda.

Ginjal menyaring darah dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Organ ini
mengirimkan racun ke kandung kemih. Tubuh kemudian akan membuang racun saat buang air
kecil.

2. Jenis-jenis gagal ginjal

Jika ginjal Anda berhenti bekerja tiba-tiba, dalam waktu yang singkat (biasanya dua hari
atau kurang), Anda mengalami acute kidney injury (AKI) atau cedera ginjal akut. Kondisi ini
merupakan masalah serius dan harus ditangani segera,

Tidak seperti gagal ginjal yang merupakan hasil dari kerusakan ginjal yang bertambah
buruk dengan perlahan, AKI bisa sembuh jika diobati dengan cepat.

Beberapa orang mengalami kerusakan ginjal yang bertahan lama setelah AKI. Kondisi
ini disebut dengan penyakit ginjal kronis, yang bisa mengarah pada gagal ginjal jika tidak ada
tindakan pencegahan kerusakan ginjal.

Ada lima jenis gagal ginjal yang dikutip dari Healthline, yaitu:

1) Gagal ginjal prerenal akut

Kondisi ini terjadi ketika aliran darah tidak cukup ke ginjal. Ginjal tidak bisa
menyaring racun dari tubuh tanpa aliran darah yang cukup. Jenis gagal ginjal ini bisa
diobati oleh dokter dengan menentukan penyebab menurunnya aliran darah.
2) Gagal ginjal intrinsik akut

Jenis penyakit ini merupakan hasil dari trauma langsung ke ginjal, seperti dampak fisik
atau kecelakaan. Kondisi ini juga disebabkan oleh terlalu banyak racun dan iskemia,
yaitu kurangnya oksigen ke ginjal.

3) Gagal ginjal prerenal kronis

Ketika darah yang mengalir ke ginjal tidak cukup dalam periode tertentu, ginjal mulai
menyusut dan kehilangan kemampuan untuk berfungsi.

4) Gagal ginjal intrinsik kronis

Kondisi ini terjadi ketika kerusakan jangka panjang pada ginjal yang disebabkan oleh
penyakit ginjal intrinsik. Penyakit tersebut berkembang dari trauma langsung di ginjal,
seperti pendarahan parah atau kekurangan oksigen.

5) Gagal ginjal post-renal kronis

Penyumbatan saluran kemih jangka panjang yang menyebabkan pencegahan buang air
kecil. Kondisi ini menyebabkan tekanan dan akhirnya kerusakan ginjal.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala penyakit ginjal seringkali tidak spesifik, artinya kondisi itu bisa
disebabkan oleh penyakit lain. Pada gagal ginjal akut, tanda dan gejala seringkali tidak terasa.

Ginjal Anda sangat mudah beradaptasi dan mampu mengatasi kehilangan fungsi.
Karena itu, tanda dan gejala mungkin tidak akan muncul sampai kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki terjadi.
Secara umum, gejala kondisi ini adalah:

a. Berkurangnya jumlah urin


b. Pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan telapak kaki akibat penyimpanan cairan
yang disebabkan oleh kegagalan ginjal Anda dalam menyingkirkan zat cairan sisa
c. Sesak napas yang tidak jelas sebabnya
d. Kelelahan dan kantuk berlebih
e. Mual yang terus menerus
f. Linglung
g. Nyeri atau tekanan pada dada
h. Kejang
i. Koma

4. Penyebab gagal ginjal

Orang-orang yang memiliki risiko paling tinggi terkena gagal ginjal biasanya
mengidap satu atau lebih dari penyebab berikut:

1. Kehilangan aliran darah menuju ginjal


Hilangnya aliran darah ke ginjal secara tiba-tiba dapat menyebabkan gagal ginjal.
Beberapa penyakit dan kondisi yang menyebabkan hilangnya aliran darah ke ginjal
meliputi:

a. Serangan jantung
b. Penyakit jantung
c. Luka pada hati atau gagal hati
d. Dehidrasi
e. Luka bakar serius
f. Reaksi alergi
g. Infeksi parah, seperti sepsis

Pengobatan tekanan darah atau anti-inflamasi juga dapat membatasi aliran darah.
2. Masalah pembuangan urin

Jika tubuh Anda tidak dapat membuang urin, racun dapat menumpuk dan memenuhi
ginjal Anda. Beberapa jenis kanker juga dapat menghambat saluran urin, seperti kanker
prostat (paling umum terjadi pada pria), kolon, serviks, dan kandung kemih.

Kondisi lainnya yang dapat mengganggu urinasi dan berpotensi menyebabkan gagal
ginjal adalah:

a. Batu ginjal
b. Pembesaran prostat
c. Gumpalan darah pada saluran urin
d. Kerusakan pada saraf yang mengontrol kandung kemih

3. Penyebab lain

Beberapa penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan gagal ginjal meliputi:

a. Gumpalan darah di dalam atau sekitar ginjal


b. Infeksi
c. Racun logam berlebih
d. Obat-obatan terlarang dan alcohol
e. Vaskulitis, yaitu inflamasi pembuluh darah
f. Lupus, yaitu penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan pada banyak organ
tubuh
g. Glomerulonefritis, yaitu peradangan pada pembuluh darah halus di dalam ginjal
h. Sindrom uremik hemolitik, yang meliputi kerusakan pada sel darah merah yang mengikuti
infeksi bakteri, biasanya pada organ pencernaan
i. Mieloma berganda, yaitu kanker sel plasma pada sumsum tulang
j. Skleroderma, yaitu penyakit autoimun yang mengganggu kulit Anda
k. Purpura trombositopenia trombotik, yaitu kelainan yang membuat gumpalan darah pada
pembuluh halus
l. Obat kemoterapi, yaitu obat yang dapat menyembuhkan kanker dan beberapa penyakit
autoimun
m. Pewarna yang digunakan pada beberapa tes pencitraan
n. Antibiotik tertentu
GAGAL GINJAL AKUT
I. DEFINISI
 Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh
atau ginjal gagal melakukan fungsi regulernya
 Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat
gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrine, metabolik,
cairan, elektrolit dan asam basa.

II. ETIOLOGI
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah :

 Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)


Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya
laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya
hipoperfusi renal adalah :
 Penipisan volume
 Hemoragi
 Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)
 Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)
 Gangguan efisiensi jantung
 Infark miokard
 Gagal jantung kongestif
 Disritmia
 Syok kardiogenik
 Vasodilatasi
 Sepsis
 Anafilaksis
 Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi
 Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau tubulus
ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
 Cedera akibat terbakar dan benturan
 Reaksi transfusi yang parah
 Agen nefrotoksik
 Antibiotik aminoglikosida
 Agen kontras radiopaque
 Logam berat (timah, merkuri)
 Obat NSAID
 Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)
 Pielonefritis akut
 glumerulonefritis
 Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari
obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi
sebagai berikut :
 Batu traktus urinarius
 Tumor
 BPH
 Striktur
 Bekuan darah

III. PATOFISIOLOGI
Terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut sebagai berikut :
 Periode Awal
Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
 Periode Oliguri
Pada periode ini volume urin kurang dari 400 ml/24 jam, disertai dengan peningkatan
konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea,
kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya
gejala uremik muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia
terjadi.
 Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda
perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun.
Tanda uremik mungkin masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan
masih diperlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini.
Jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.
 Periode Penyembuhan
- Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3 - 12 bulan
- Nilai laboratorium akan kembali normal
- Namun terjadi penurunan GFR permanen 1% - 3%

IV. MANIFESTASI KLINIK


 Perubahan haluaran urine (haluaran urin sedikit, mengandung darah dan gravitasinya
rendah (1,010) sedangkan nilai normalnya adalah 1,015-1,025)
 Peningkatan BUN, creatinin
 Kelebihan volume cairan
 Hiperkalemia
 Serum calsium menurun, phospat meningkat
 Asidosis metabolik
 Anemia
 Letargi
 Mual persisten, muntah dan diare
 Nafas berbau urin
 Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot dan
kejang

V. EVALUASI DIAGNOSTIK
 Urinalisis
 Kimia darah
 IVP, USG, CT
VI. PENATALAKSANAAN
 Mempertahankan keseimbangan cairan
Penatalaksanaan keseimbangan cairan didasarkan pada pengukuran berat badan
harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang
hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien.
Masukan dan haluaran oral dan parenteral dari urin, drainase lambung, feses, drainase
luka, dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantian
cairan.
 Penanganan hiperkalemia :
Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan hal-hal berikut :
- Glukosa, insulin, kalsium glukonat, natrium bikarbonat (sebagai tindakan darurat
sementara untuk menangani heperkalemia)
- Natrium polistriren sulfonat (kayexalate) (terapi jangka pendek dan digunakan
bersamaan dengan tindakan jangka panjang lain)
- Pembatasan diit kalium
- Dialisis
 Menurunkan laju metabolisme
 Tirah baring
 Demam dan infeksi harus dicegah atau ditangani secepatnya
 Pertimbangan nutrisional
 Diet protein dibatasi sampai 1 gram/kg selama fase oligurik.
 Tinggi karbohidrat
 Makanan yang mengandung kalium dan fosfat (pisang, jus jeruk, kopi)
dibatasi, maksimal 2 gram/hari
 Bila perlu nutrisi parenteral
 Merawat kulit
 Masase area tonjolan tulang
 Alih baring dengan sering
 Mandi dengan air dingin
 Koreksi asidosis
 Memantau gas darah arteri
 Tindakan ventilasi yang tepat bila terjadi masalah pernafasan
 Sodium bicarbonat, sodium laktat dan sodium asetat dapat diberikan untuk
mengurangi keasaman
 Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi gagal ginjal akut
yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki
abnormalitas biokimia, menghilangkan kecenderungan perdarahan, dan membantu
penyembuhan luka.
Hal-hal berikut ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk segera dilakukan
dialisis :
1. Volume overload
2. Kalium > 6 mEq/L
3. Asidosis metabolik (serum bicarbonat kurang dari 15 mEq/L)
4. BUN > 120 mg/dl
5. Perubahan mental signifikan

GAGAL GINJAL KRONIS


I. DEFINISI
 Merupakan penyakit ginjal tahap akhir
 Progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia

II. ETIOLOGI
 Diabetus mellitus
 Glumerulonefritis kronis
 Pielonefritis
 Hipertensi tak terkontrol
 Obstruksi saluran kemih
 Penyakit ginjal polikistik
 Gangguan vaskuler
 Lesi herediter
 Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)

III. PATOFISIOLOGI
 Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan
klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka klirens kretinin akan menurun,
kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darh (BUN) juga akan meningkat.

 Gangguan klirens renal


Banyak maslah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah
glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah
yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal)
 Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin
secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko terjadinya
edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.
 Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI.
 Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal balik,
jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka
terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium.
Penurunan kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi
gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi parathormon,
akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkab perubahan pada tulang dan
penyakit tulang.
 Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan parathormon.

IV. MANIFESTASI KLINIK

 Kardiovaskuler
- Hipertensi
- Pitting edema
- Edema periorbital
- Pembesaran vena leher
- Friction rub perikardial
 Pulmoner
- Krekel
- Nafas dangkal
- Kusmaul
- Sputum kental dan liat
 Gastrointestinal
- Anoreksia, mual dan muntah
- Perdarahan saluran GI
- Ulserasi dan perdarahan pada mulut
- Konstipasi / diare
- Nafas berbau amonia
 Muskuloskeletal
- Kram otot
- Kehilangan kekuatan otot
- Fraktur tulang
- Foot drop
 Integumen
- Warna kulit abu-abu mengkilat
- Kulit kering, bersisik
- Pruritus
- Ekimosis
- Kuku tipis dan rapuh
- Rambut tipis dan kasar
 Reproduksi
- Amenore
- Atrofi testis

V. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keluarga
2. Penyakit yang dialami
3. Obat-obatan nefrotoksis
4. Kebiasaan diet
5. Penambahan BB atau kehilangan BB
6. Manifestasi klinik yang muncul pada sisitem organ

VI. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, retensi cairan dan
natrium
 Kaji status cairan
a. timbang BB harian
b. keseimabngan masukan dan haluaran
c. turgor kulit dan adanya edema
d. distensi vena leher
e. tekanan darah, denyaut dan irama nadi
 Batasi masukan cairan
 Identifikasi sumber potensial cairan
 Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional dari pembatasan
 Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan
 Tingkatkan dan dorong higiene oral dengan sering
2. Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan
muntah
 Kaji status nutrisi
 Kaji pola diet nutrisi
 Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi
 Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet
 Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara waktu
makan
 Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan
 Timbang berat badan harian
 Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat
3. Intoleransi aktifitas b.d anemia, keletihan dan retansi produk sampah
 Kaji faktor yang menimbulkan keletihan
 Tingkatkan kemandirian dalam aktifitas perawatan diri yang dapat ditoleransi,
bantu jika keletihan terjadi
 Anjurkan aktifitas alternatif sambil istirahat
 Anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis
4. Gangguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan peran, citra tubuh dan
fungsi sex
 Kaji respon dan reaksi pasien dan keluarga terhadap penyakit dan penanganan
 Kaji hubungan antara pasien dengan anggota keluarga terdekat
 Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga
 Ciptakan diskusi yang terbuka tentang perubahan yang terjadi akibat penyakit
dabn penanganannya
 Gali cara alternatif lain untuk ekspresi seksual lain selain hubungan sex
 Diskusikan peran memberi dan menerima cinta, kehangatan, dan kemesraan
5. Gangguan integritas kulit b.d penurunan minyak dan aktivitas kelenjar
keringat, kelebihan cairan
6. Konstipasi b.d penurunan mobilitas, intake antasid, pembatasan cairan
7. Resiko cidera b.d perubahan absorbsi kalsium dan ekskresi fosfat, perubahan
metabolisme vitamin D

Anda mungkin juga menyukai