Anda di halaman 1dari 10

1.

Definisi
Menurut Andra saferi & yessie Mariza Putri (2013 : 137), tuberculosis atau
TB adalah penyakit infeksisus yang terutama menyerang prenkim paru. Tuberculosis
paru adalah suatu penyakit menular yang di sebabkan oleh basil microbacterium
tuberculosis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah
yang sebagian besar basil tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone
infection dan selanjutnya mengalami proses yang di kenal sebagai focus primer dari
ghon.
Batuk darah (hemoptisis) adalah dahak berdarah yang di batukan berasal dari saluran
pernafasan bagian bawah yaitu mulai dari glotis ke arah distal, batuk darah akan
berhenti sendiri jika asal robekan pembuluh darah tidak luas, sehingga penutupan luka
dengan cepat terjadi.
Menurut Padila (2013 : 227), tuberculosis adalah penyakit yang di sebabkan
micobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya
tetapi yang paling banyak adalah paru-paru. Tuberculosis adalah penyakit infeksi
yang di sebabkan oleh microbacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat
bervariasi.
Menurut Amin Huda & Hardi Kusuma (2015 : 209), tuberculosis adalah
penyakit infeksi menular yang di sebabkan micobacterium tuberculosis yang
menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat
masuk melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan dan luka terbuka pada
kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang
terinfeksi bakteri tersebut.
Menurut Dr. Syamsudin & Sesilla Andriani (2013 : 153), tuberculosis
merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh micobacterium tuberculosis dan
dapat hadir dalam bentuk laten maupun aktif. Penyakit ini menular melalui udara dan
terutama mempengaruhi orang dewasa muda yang produktif.
Menurut (http://www.alodokter.com/tuberkulosis) Tuberkulosis yang juga
dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular paru-paru yang disebabkan
oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari penderita TB aktif
yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh orang sehat
yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
Tuberculosis Paru merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi organ tubuh, terutama parenkin paru.
Bakteri ini penyebarannya sangat mudah sekali, yaitu melalui batuk, bersin, dan
berbicara. Ciri orang yang sudah terinfeksi penyakit tuberculosis yaitu sesak nafas,
batuk produktif, nafsu makan menurun, demam dan lemas.

2. Anatomi dan fisiologi sistem pernafasan


Menurut (2011 : 142), anatomi fisiologi sistem pernafasan terdiri dari :
a. Anatomi sistem pernapasan
1) Hidung dan Rongga Nasal
Rongga nasal (hidung) adalah jalan masuk udara utama dan terdiri atas rongga
berukuran besar yang tidak beraturan yang di bagi menjadi dua lubang yang
sama di sekat oleh septum. Fungsi pernafasan pada hidung adalah
menghangatkan, melembapkan, dan menyaring udara.

Gambar 2.1 Anatomi Hidung


Sumber : http://medicina-islamica-lg.blogspot.co.id/2013/08/anatomi-fisiologi-
hidung-nasus.html

2) Faring (Tekak)
Faring adalah saluran yang memiliki panjang 12-14 cm berada di belakang
hidung, mulut, dan laring serta lebih lebar di atasnya. Fungsi faring yaitu
sebagai saluran napas dan makanan. Faring di bagi menjadi 3 bagian :
a) Nasofaring, adalah bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan di
atas palatum molle.
b) Orofaring, adalah bagian oral faring terletak di belakang mulut,
memanjang dari bagian bawah palatum molle hingga bagian vertebra
servikalis.
c) Laringofaring, adalah bagian laringeal faring memanjang dari atas
orofaring dan berlanjut ke bawah esofagus.

Gambar 2.2 Anatomi Faring


Sumber : https://www.slideshare.net/ReperLopers/anatomi-fisiologi-faring-dan-
esofagus

3) Laring (Tenggorokan)
Laring atau kotak suara memanjang dari langit-langit lidah dan tulang hioid
hingga trakea. Fungsi laring yaitu sebagai produksi suara, berbicara, pelindung
saluran nafas bawah, jalan masuk udara. Laring terdiri atas beberapa kartilago
yang berbentuk tidak beraturan dan melekat satu sama lain oleh ligamen dan
membran. Kartilago utama meliputi : 1 kartilago tiroid, 1 kartilago krikoid, 2
kartilago aritenoid dan 1 epiglotis.
a) Kartilago tiriod, adalah bagian yang paling menonjol dan terdiri atas dua
potongan pipih kartilago hialin atau laimina.
b) Kartilagi krikoid, berada di bawah kartilago tiroid dan juga terdiri atas
kartilago.
c) Kartilago aritenoid, merupakan dua kartilago hialin yang berbentuk
piramida dan berada di puncak bagian yang luas.
Gambar 2.3 Anatomi Laring
Sumber : http://claraaleximut.blogspot.co.id/2014/01/anatomi-dan-fisiologi-
laring.html

4) Trakea
Trakea merupakan kelanjutan dari faring dan memanjang ke bawah dan
mengalami percabangan di karina menjadi bronkus kiri dan kanan, dimana
tiap bronkus menuju ke tiap paru (kiri dan kanan). Panjang trakea sekitar 10-
11 cm terletak di bidang median esofagus. Fungsinya untuk kepatenan jalan
nafas dan refleks batuk.

Gambar 2.4 Anatomi Trakea


Sumber : http://janunurse.blogspot.co.id/2012/01/anatomi-sistem-pernafasan.html
5) Bronkus dan Bronkiolus
Dua bronkus primer terbentuk oleh trakea yang membentuk percabangan yaitu
sekitar vertebra torasik ke lima. Bronkus kanan lebih besar, lebih pendek, dan
lebih vertikal dari pada bronkus kiri sehingga cenderung sering mengalami
obstruksi oleh benda asing. Panjangnya sekitar 2,5 cm. Bronkus kiri
panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit dari pada bronkus kanan. Bronkus
berfungsi sebagai pengendali udara yang masuk.

6) Alveolus
Alveoli merupakan gelembung yang terbentuk dari bronkiolus. Tersusun atas
epitel yang tipis yang di kelilingi oleh kapiler pembuluh darah. Di dalam
alveoli inilah terjadi proses pertukaran gas. Oksigen dari udara di ruang
alveolus akan berdifusi masuk ke kapiler darah dan di ikat oleh hemoglobin
eritrosit. Sedangkan karbondioksida di lepas dari kapiler darah didifusikan
keluar melalui ruang alveolus menuju rongga hidung.

Gambar 2.5 Anatomi Alveolus


Sumber : https://hendrosmk.wordpress.com/2011/08/12/penyakit-sistem-pernafasan-
respirasi/

7) Paru-paru
Terdapat dua paru, dimana masing-masing terletak di samping garis medialis
di rongga thorax. Bentuk paru-paru menyerupai kerucutdan terdiri atas bagian
apeks, basal, permukaan kosta, dan permukaan medialis. Paru kanan dibagi
menjadi tiga lobus yaitu superior, medialis, dan inferior. Paru kiri berukuran
lebih kecil dari pada paru kanan karena jantung menempati ruang kiri garis
medialis. Lobus kiri terdiri atas dua lobus yaitu superior dan inferior.
Gambar 2.6 Anatomi Paru-paru
Sumber : http://www.agensusukambingetawa.com/tag/susu-kambing-etawa-obat-
paru-paru/

b. Fisiologi pernafasan

3. Etiologi
Menurut NANDA NIC-NOC (2015 : 210), penyebab tuberculosis adalah
Mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan
pemanasan, sinar atahari, dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria
tuberculosis yaitu tipe Human dan tipe Bovin. Basil tipe Bovin berada dalam susu
sapi yang menderita mastitis tuberculosis usus. Basil tipe Human bisa berada di
bercak ludah (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita TBC, dan orang yang
terkena rentan terinfeksi bila menghirupnya.
Setelah organisme terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup dan
menyebar. Penyebaran melalui aliran darah ini dapat menyebabkan TB pada organ
lain, dimana infeksi laten dapat betahan sampai bertahun-tahun.
Dalam perjalanan penyakitnya terdapat 4 fase yaitu :
a. Fase 1 (Fase Tubeculosis Primer) : Masuk ke dalam paru dan berkembang biak
tanpa menimbulkan reaksi pertahanan tubuh
b. Fase 2
c. Fase 3 (Fase Laten) :Fase dengan kuman yang tidur (bertahun-tahun/seumur
hidup)
d. Fase 4 : dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar ke organ
yang lain dan yang kedua ke ginjal setelah paru.

4. Manifestasi klinis
Menurut Andra saferi & yessie Mariza Putri (2013 : 140), gambaran klinik TB Paru
dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratirik dan gejala sistemik.
a. Gejala Respiratorik, meliputi :
1) Batuk : gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang sering
dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan
bercapur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
2) Batuk darah : darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin
tampak berupa garis atau bercak-bercak, gumpalan darah atau darah segar
dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh
darah.
3) Sesak nafas : gejala ini di temukan bila kerusakan paarenkim paru sudah luas
atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain.
4) Nyeri dada : nyeri dada pada TB Paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
b. Gejala sistemik, meliputi :
1) Demam : merupakan gejala yang sering di jumpai biasanya timbul pada sore
dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin
panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
2) Gejala sistemik lain : keringat malam, anorexia, penurunan BB serta malaise.

5. Klasifikasi
a. Menurut padila (2013 : 229) Klasifikasi Kesehatan Masyarakat (American
Thoracic Society,1974)
1) Katagori 0 : - Tidak pernah terpapar/terinfeksi
- Riwayat kontak Negatif
- Tes tuberkulin
2) Katagori I :- Terpapar TB tapi tidak terbukti ada infeksi
- Riwayat/kontak negatif
- Tes tuberkulin negatif
3) Katagori II :- Terinfeksi TB tapi tidak sakit
- Tes tuberkulin positif
- Radiologis dan sputum negatif
4) Katagori III : - Terinfeksi dan Sputum sakit
b. Klasifikasi di indonesia yang di pakai berdasarkan DEPKES 2000 adalah :
1) katagori I : Panduan obat 2HRZ/4H3R3 atau 2HRZ/4HR atau 2HRZE/6HE

Obat tersebut diberikan pada penderita baru Y+TB Paru BTA positif, TB Paru
BTA Negatif Roentgen Positif yang “sakit barat” dan penderita TB ekstra Paru
Berat

2) katagori II : Panduan obat 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

Obat ini di berikan untuk penderita kambuh, penderita gagal, dan penderita
dengan pengobatan setelah lalai.

3) Katagori III : Panduan obat 2HRZ/4H3R


Obat ini diberikan untuk penderita BTA Negatif dan Roentgen positif sakit
ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB kelenjar limfe, TB kulit, TB
tulang, sendi dan kelenjar adrenal.
Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB obat sisipan yaitu di berikan bila
pada akhir tahap intensif dari suatu pengobatan dan katagori I atau II, hasil
pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE) setiap
hari selama satu bulan.
6. Patofisiologi
Menurut Taqiyyah dan Mohammad Jauhar (2013:294), Penularan terjadi karena
kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam udara.
Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada
atau tidaknya sinar ultraviolet dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam
suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari-hari bahkan
berbulan-bulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan
menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai puncak
apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati
pembuluh limfe, basil berpindah kebagian paru-paru yang lain atau jaringan tubuh
yang lain.
Selain itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terserang adalah
limpokinase, yaitu akan di bentuk lebih banyak untuk merangsang macrofag,
berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrofag. Karena
fungsinya adalah membunuh kuman/basil. Apabila proses ini berhasil dan macrofag
lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat.
Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang di
dalam jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel. Tuberkel lama kelamaan akan
bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama timbul perkejuan di
tempat tersebut. Apabila jaringan yang nekrosis di keluarkan saat penderita batuk
yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).
7. Pathway
8. Komplikasi
9. Pemeriksaan penunjang
Menurut Taqiyyah dan Mohammad Jauhar (2013:295)
a. Kultur sputum : positif untuk microbakterium pada tahap akhir penyakit
b. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah) positif untuk basil asam cepat.
c. Tes kulit : tes mantoux
d. Elisa/Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV
e. Fhoto Thorax : dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas
f. Histologi atau kultur jaringan : ( termasuk pembersihan gaster, urine dan cairan
serebrospinal) positif untuk microbakterium tuberculosis.
g. Biopsi jarum pada jaringan paru : positif untuk granula TB, adanya sel raksasa
menunjukan nekrosis
h. Pemeriksaan fungsi paru
10. Penatalaksanaan
Menurut Taqiyyah dan Mohammad Jauhar (2013:296), dalam pengobatan TB paru di
bagi 2 bagian:
a. Jangka pendek
Dengan tata cara pengobatan setiap hari dengan jangka waktu 1-3 bulan
1) Streptomisin inj 750 mg
2) Pas 10 mg
3) Ethambutol 1000 mg
4) Isoniazid 400 mg
Kemudian dilnjutkan dengan jangka panjang,tata cara pengobatannya adalah
setiap 2x seminggu, selama 13-18 bulan, tetapi setelah perkembangan
pengobatan ditemukan terapi. Terapi TB paru dapat dilakukan dengan
minuman obat saja, obat yang diberikan dengan jenis.
5) INH
6) Rifampicin
7) Ethambutol
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengn lama pengobatan kesembuhan
menjadi 6-9 bulan.
b. Dengan keembuhan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam
pemeriksaan sputum BTA (+) dengan kombinasi obat:
1) Rifampicin
2) Isoniazid (INH)
3) Ethambutol
4) Phridoxin (B6)

Anda mungkin juga menyukai