Anda di halaman 1dari 36

Relitera

relawan literasi nusantara | edisi 1 Juli 2017


SALAM
Dari
Kami Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam Literasi.

Bersamaan dengan tibanya buletin ini ke hadapan


pembaca, redaksi Buletin RELITERA (Relawan
Literasi Nusantara) mengucapkan Selamat Hari Raya
Idul Fitri 1437 H. Mohon Maaf Lahir Batin.

Alhamdulillah , Atas lahirnya Buletin RELITERA. Edisi


yang pertama ini kami mengajak seluruh pembaca
untuk bisa merefleksikan pentingnya literasi dalam
kehidupan sehari hari. Banyak pertanyaan yang
muncul “Apa itu Literasi?” seolah baru mendengar
kata literasi. Literasi yang hanya dipahami melulu
tentang “buku”padahal jika kita telaah lebih jauh,
konteks literasi itu lebih dalam, tidak hanya sekedar
membunyikan aksara, atau membaca simbol simbol
yang berbentuk huruf an dikumpulkan dalam sebuah
tulisan ataupun dalam bentuk buku. Ingin tahu secara
mendalam? simak sajian kita kali ini. semoga menjadi
perenungan kita dalam memahami arti kata literasi.

Wasalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Relitera
relawan literasi nusantara | edisi 1 Juli 2017
Saatnya!
Opini
Indonesia Berliterasi
Oleh: Achmad Iqbal (Relawan Rumah Baca Arkara)

Publik di Indonesia mungkin sudah


memafhumi jika masyarakat negeri ini
memiliki minat baca yang relatif rendah. saja pengguna Twitter di Indonesia telah
Minat baca diartikan sebagai mengirim 4,1 miliar tweet yang
kecenderungan hati atau keinginan kemudian menjadikan Indonesia
yang tinggi terhadap membaca. Di sebagai negara paling cerewet di Twitter
kalangan masyarakat Indonesia, (beritasatu.com., 3/5/2017).
membaca dianggap sebagai aktivitas Setelah mengetahui beberapa fakta
yang kurang ekonomis. Mengapa yang telah dijelaskan diatas , pertanyaan
demikian, karena pemenuhan yang kemudian muncul adalah apa
kebutuhan (need) hidup jauh lebih peran literasi? dan apa saja hal-hal yang
penting dibanding dengan membaca. dapat dilakukan untuk meningkatkan
Hal ini berbanding lurus dengan hasil kualitas literasi di Indonesia? Artikel ini
studi yang dilakukan oleh Central akan mencoba menjelaskan sejauh
Connecticut State University pada mana minat baca (baca:literasi) dapat
Maret 2016. Hasil research ini mempengaruhi aspek kehidupan dan
menempatkan Indonesia menjadi apa peran yang harus kita lakukan untuk
negara yang memiliki minat baca merubah Indonesia lebih berliterasi.
terendah kedua atau menempati urutan Mengenal Literasi
ke-60 dari 61 negara di dunia. Minat Masyarakat Indonesia masih asing
baca di Indonesia masih berada pada dengan istilah literasi. Hal ini dibuktikan
angka 1%, artinya dari 1000 orang dengan adanya RLB goes to school
hanya ada 1 orang yang memiliki minat yang di laksanakan oleh Rumah Literasi
baca. Banyuwangi. Dari acara tersebut, rata-
Perkembangan teknologi informasi dan rata remaja kita belum faham dan
komunikasi seharusnya memberikan bahkan baru mengenal literasi.
kemudahan bagi setiap individu untuk Bagaimana mungkin meningkatkan
meningkatkan kualitasnya melalui kualitas literasi tapi makna dari literasi
membaca. Membaca di era digital sendiri belum mengerti?
seperti saat ini bukan hanya membaca Hal-hal yang berhubungan dengan
buku secara fisik, namun juga dapat dunia membaca dalam pengertian yang
dilakukan secara digital (e-book). lebih luas cenderung diartikan sebagai
Dengan segala kemudahan yang literasi. Literasi di berbagai negara
ditawarkan oleh kecanggihan diartikan berbeda-beda. Literasi
teknologi, hal ini malah menjadi momok diartikan sebagai 1) kemampuan
makin terpuruknya intensitas membaca membaca surat atau berita, 2)
di Indonesia. Penduduk Indonesia kemampuan membaca dan menulis
malah lebih aktif bercuit di sosial media. kalimat sederhana, 3) pencapaian
Sebut saja di Facebook, Indonesia sekolah yang diukur dengan naiknya
menempati urutan ke-4 pengguna FB tingkat pencapaian. UNESCO (2005)
teraktif didunia (liputan6.com., merangkum beberapa evolusi dari
21/4/2017), tidak hanya di FB, bahkan makna literasi. Literasi awalnya diartikan
di Instagram pun Indonesia menjadi sebagai keterampilan (literacy as skills),
negara terbesar ketiga pengguna literasi diartikan sebagai penggunaan,
instagram (tribunnews.com., praktik, dan kondisi, kemudian literasi
2/4/2017), data yang dirilis oleh Twitter diartikan sebagai proses belajar, dan
Indonesia juga menunjukkan angka terakhir literasi dimaknai sebagai suatu
yang fantastis. Sepanjang tahun 2016 teks. Dari berbagai definisi tersebut,
literasi dapat diartikan sebagai kemampuan ini, maka pertanyaan menarik yang mungkin
yang diperoleh dari proses belajar baik menulis muncul adalah apakah literasi itu benar-
maupun membaca sehingga mampu benar membawa perubahan sosial?.
menggunakan, mempraktikkan, dan Street (1984) menyatakan bahwa
menjadikan hasil dari proses belajar tersebut literasi dapat membawa perubahan sosial
sebagai budaya. karena literasi merupakan teknologi murni
Pengertian minat baca yang kemudian (neutral technology) yang diartikan sebagai
diartikan lebih luas dengan literasi hak (rights) dan kapabilitas (capabilities).
menimbulkan 2 identitas dalam tatanan sosial Sebagai hak, literasi harus dimiliki oleh
(social order). Mereka yang memiliki setiap individu dan mampu memberi manfaat
kemampuan, keterampilan, dan minat terhadap pada individu tersebut. salenjutnya, karena
membaca dan menulis disebut literate. memberi manfaat pada individu, maka
Sedangkan mereka yang belum memiliki itu literasi mampu meningkatkan kemampuan
disebut illiterate. Identitas tersebut kemudian seseorang dalam memanfaatkan
berubah menjadi educated dan non-educated. sumberdaya dan skill yang dimiliki
Perubahan identitas ini mengindikasikan (kapabilitas). Manfaat yang dirasakan dari
bahwa mereka yang memiliki kualitas literasi literasi tidak hanya diartikan sebagai
rendah dianggap sebagai tidak terdidik (non- manfaat ekonomi, tetapi juga manfaat
educated) sedangkan mereka yang memiliki budaya. Literasi dapat bermanfaat dalam
kualitas literasi yang baik disebut terdidik budaya melalui nilai, sikap, dan gaya hidup
(educated). yang diperoleh individu dalam keluarga.
Seiring dengan perkembangannya, literasi Nilai, sikap, dan budaya itulah yang
merasuk keberbagai aspek kehidupan. Aziz kemudian mampu meningkatkan partisipasi
(2016) membagi literasi kedalam berbagai individu dalam kehidupannya.
macam bentuk, misalnya literasi komputer Selanjutnya Roucek (1967) mennyatakan
(computer literacy), literasi media (media bahwa literasi dapat mengambil peran dalam
literacy), literasi teknologi (technology literacy), perubahan sosial melalui pendidikan.
literasi ekonomi (economy literacy), literasi Pendidikan diasosiasikan dengan sekolah.
informasi (information literacy), bahkan literasi Hal ini dikarenakan pendidikan identik
moral (moral literacy). Berbagai jenis dari dengan pembelajaran di sekolah yang
literasi ini menggambarkan bahwa memang kemudian menciptakan budaya masyarakat.
literasi merupakan kunci ajaib yang mampu Dalam perspektif I ni, sekolah tidak hanya
membuka pintu cakrawala pengetahuan. dipandang sebagai alat kebijakan orangtua
Selain itu, literasi juga tidak tepat jika diartikan terhadap anak tetapi alat masyarakat untuk
hanya sebagai kemampuan membaca, menulis mengenalkan budaya dengan mengajarkan
dan berhitung. Tetapi lebih kepada bagaimana mereka teknik-teknik literasi guna
memaknai apa yang telah dibaca dan ditulis. menyiapkan generasi selanjutnya. Selain
Literasi dan Perubahan Sosial pendidikan, Roucek (1967) juga
Mungkin terlalu heroik jika menyebut menyebutkan bahwa perubahan sosial
literasi merupakan kunci dari semua perubahan melalui literasi dapat dilakukan dengan
sosial. Namun, faktanya memang demikian. komunikasi yang baik. Di era digital seperti
Agama pun mengonfirmasi hal ini dengan saat ini, komunikasi banyak dilakukan
firman pertamanya “iqra'' (bacalah). melalui media elektronik walau tak
Refleksivitas diri diperlukan untuk lebih meninggalkan media cetak. Roucek
mendalami pentingnya membaca (literasi) menyebutkan untuk melakukan perubahan
dalam kehidupan. Menjadi mustahil dan tidak sosial, kita harus mulai menaikkan level
mungkin seseorang tidak membaca sekalipun menjadi penulis. Karena dengan menulis
dalam sehari. Membaca kata, simbol, dan seseorang dapat mengiterpretasikan,
situasi merupakan rutinitas yang justru mentranslate, memodifikasi dan
membantu seseorang menjalani menyampaikan pesan kepada orang lain.
kesehariannya. Berangkat dari sudut pandang Perkembangan politik modern juga
menjadikan literasi sebagai sarana perubahan. diusahakan dengan pergantian kepala negara
Awalnya masyarakat kelas rendah cenderung dan berbagai kebijakannya selama ini masih
tidak memiliki kekuatan politik. Dengan adanya belum mampu merubah wajah negeri yang
peningkatan kualitas literasi masyarakat terkait menyandang gelar gemah ripah loh jinawi ini.
demokrasi partisipatif, maka mereka kemudian Mungkin benar, bahwa perubahan sosial harus
mendapatkan hanya secara politik. Dalam dilakukan dengan literasi.
konteks Negara Indonesia, dewasa ini dengan Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan
melihat perkembangan isu sosial, politik, untuk menjadikan Indonesia berliterasi:
budaya dan ekonomi , maka literasi sangat 1. Memahami literasi sebagai hak dan
diperlukan. Beberapa alasannya adalah 1) kapabilitas setiap individu
Pendidikan harus berbasis multi pihak, 2. Refleksi diri dalam merubah budaya
diperlukan kolaborasi masyarakat, sekolah dan keluarga
keluarga, 2) rendahnya minat baca masyarakat, 3. Melakukan pola komunikasi yang bagus
3) pendidikan harus berbasis gerakan tak guna menstimulus kesadaran masyarakat untuk
sekedar menjalankan program. Karena literasi berperan aktif
merupakan pembelajaran sepanjang hayat. 4) 4. Menjadikan “pendidikan” sebagai motor
krisis keteladanan, 5) literasi menjadi bagian penggerak literasi
dari pendidikan karakter. 5. Bergabung dan berjejaring dengan
Menuju Indonesia Berliterasi komunitas atau lembaga yang memiliki visi dan
Beberapa penulis telah banyak misi tentang literasi
menghubungkan literasi dengan ekonomi, 6. Menjadikan “Kerelawanan” sebagai
literasi dengan politik, serta literasi dengan puncak karir tertinggi
perubahan sosial. Negara berkembang seperti z
Indonesia banyak mengalami kendala tentang
kependudukan. Mulai dari pertumbuhan
penduduk, kemiskinan, kriminalitas, dan kasus
SARA. Kekuatan politik dan ekonomi yang telah

Street Shop

Punya
Barang Bekas Berkualitas??
Insyaallah penjualan barang bekas anda akan kami salurkan untuk
mendukung Program Pendidikan Rumah Literasi yaitu Beasiswa Pendidikan
anak Rumah Baca, Perbaikan fasilitas Rumah Baca, dan Program sosial
Lainnya

Hubungi: Dusun Gunung Remuk RT 01 . Rw


02 Desa Ketapang
085 236 638 248 (WA) Kec. Kalipuro
Banyuwangi
www.rumahliterasiindonesia.org
Mengawal Penghargaan
Kabupaten Literasi Oleh: Nurul Hidayat S. Sos, M.UP
wifi di sejumlah lokasi strategis, hingga Gerakan
Terpilihnya Kabupaten Banyuwangi sebagai
Sedekah Oksigen dengan misi penghijauan.
salah satu penerima penghargaan USAID
Banyuwangi juga dikenal sebagai Kabupaten
Prioritas dalam kategori Kabupaten Literasi
yang aktif dalam mempromosikan daerah dari
beberapa waktu lalu bukan saja menambah
berbagai unsurnya di kancah nasional bahkan
kebanggaan warga Banyuwangi, namun juga
perhelatan yang bertaraf internasional. Ada ada
mempertegas citra yang selama telah
Jazz Jestival, Tour de Ijen, Green & Recycle
melekat sebagai dengan kota “seribu
Fashion Show, serta yang belakangan cukup
penghargaan”. Di tengah kondisi dimana
fenomal adalah ditetapkannya Pulau Santen
tingkat sadar baca nasional yang masih
sebagai destinasi wisata dengan konsep Syariah
bertahan diposisi hampir buncit dibanding
Tourism.
negara lain, penghargaan ini merupakan
sebuah penghormatan tersendiri bagi publik
Penghargaan, untuk (si)apa?
Banyuwangi dan bagi Pemerintah Daerah
Dengan sederet penghargaan dan apresiasi
pada khususnya. Sebagaimana sederet
yang telah dikumpulkan setidaknya lima tahun
penghargaan sebelumnya, setelah piagam
terakhir tersebut, yang harus dijawab adalah
demi piagam diserah terimakan, piala demi
untuk siapa, kelanjutannya bagaimana, dan
piala dipertontonkan, pertanyaan pentingnya
untuk berapa lama? Hal ini mengingat bahwa
adalah what next?
hingga kesekian kalinya puluhan even dan
Kabupaten Banyuwangi beberapa tahun
festival yang digelar tahunan itu seberapa
belakangan memang sedang me-nasional
berpengaruh terhadap kehidupan nyata warga
dengan tercatatnya sejumlah “gebrakan”
Banyuwangi.
dalam kinerja pemerintah daerahnya
Seberapa signifikan gerakan Sedekah Oksigen
d i b e r b a g a i s e k t o r, t e r u t a m a p a d a
dengan peningkatan kesadaran, kepedulian dan
pembangunan ekonomi wisata. Ada Smart
partisipasi masyarakat banyuwangi terhadap
Kampung untuk peningkatan pelayanan
upaya pelestarian lingkungan (pelestarian hutan
administrasi, ada pula penyediaan 1000 titik
lindung misalnya). Seberapa berpengaruh
program Smart Kampung dalam peningkatan seperti kemerdekaan, kreatifitas dan
kualitas komunikasi pemerintah dan pelibatan tanggungjawab. Bahkan, literasilah yang
masyarakat dalam pengambilan kebijakan? membedakan antara masyarakat yang
Seberapa tinggi pula respon lembaga beradab dan yang tidak beradab.
pemerintah dalam mengapresiasi kritisisme Membangun kesadaran literasi tentu
terhadap kinerja pemerintah daerah tidak mudah, sebab ia merupakan
semenjak program ini diluncurkan? fondasi perubahan dalam masyarakat
Masih dengan semangat pertanyaan yang lewat proses pendidikan. Artinya, iika
sama, kita juga bisa evaluasi juga program gagal dalam membangun fondasi, berarti
program pemerintah daerah yang lain. kita sedang menginvestasikan potensi
Program Instalasi 1000 titik wifi misalnya, kegagalan di masa depan. Mengawal
mampukah secara signifikan memperbaiki penguatan budaya literasi di daerah,
prestasi dan kualitas akhlak pelajar di dibutuhkan tanggungjawab, keterlibatan
Banyuwangi? Gerakan 15 menit membaca di aktif dan komitmen jangka panjang dari
sekolah, mampukah memperbaiki semua pihak, baik dari unsur pemerintah
kemampuan nalar dan kreatifitas siswa di maupun anggota masyarakat. Mengejar
zaman dimana mereka dimanja dengan substansi masyarakat berliterasi
berbagai kemudahan alat telekomunikasi dan dibutuhkan lebih dari sekedar
gempuran liberalisasi informasi di media pembangunan sarana fisik dan hiruk
sosial yang justru bertendensi menyeret pikuk festivalisasi. Dengan kata lain,
remaja dalam perilaku menyimpang? Festival bertambahnya jumlah buku tidak boleh
Gandrung Sewu adalah hal yang lain lagi. sebatas bahan koleksi, tapi harus
Sudahkah even ini menjadi panggung yang mendorong lahirnya gagasan gagasan
efektif dalam mengedukasi dan menginspirasi baru dalam perbaikan masyarakat.
masyarakat untuk meregerasi seniman Tersedianya sudut-sudut baca harus
seniman muda yang authentic di bidangnya diimbangi dengan kegiatan yang bersifat
masing masing. Belum selesai kita merenung substansial-periodik dan istiqimah untuk
dan mencari jawaban dari sederet pertanyaan memastikan nadi literasi terus berdenyut
di atas, lalu muncullah “gelar baru” Kabupaten di tengah masyarakat. Festivalisasi
Literasi yang disematkan dalam ajang Mitra Literasi hendaknya tidak sekedar ritus
USAID Prioritas beberapa waktu lalu. ritus seremonial tanpa pesan nirak dan
Program program pemerintah bidang rencana jangka panjang. Apalagi dalam
kepustakaan terkait dengan peningkatan pelaksanaannya masih harus menunggu
minat baca masyarakat sebagaimana setiap tahun dan bergantung penuh pada
tertuang dalam Perda no 1 2006 tentang ketersediaan anggaran. Berliterasi
Penyelenggaraan dan Pengelolaan mestilah “dirayakan” secara suka cita
Perpustakaan harus ditindaklanjuti agar tidak sebagai cara baru untuk bergembira
berhenti pada aspek legalitas dan penyediaan menyambut masa depan yang lebih
infrastruktur fisik semata. Sebab ruh cerah.
sebenarnya dari literasi adalah kemampuan Penghargaan sebagai kabupaten literasi
menalar dan melahirkan gagasan. Tentu tidak adalah sebuah komitmen sekaligus
hanya terbatas dengan hal hal yang berbau tanggungjawab. Bukan hanya bagi
teks dan buku, namun juga bersifat meluas pemerintah daerahnya, namun juga bagi
pada konteks kehidupan dan pengalaman di warga Banyuwangi tak terkecuali. Artinya,
dunia nyata. Untuk itu diperlukan kehadiran bagi pemerintah daerah, melekat
dan keterlibatan dalam setiap proses tanggungjawab atas pengaturan,
pembelajaran. Dengan kata lain, gelar pelayanan dan penyelenggaraan kegiatan
“mentereng” sebagai Kabupaten Literasi tentu yang bertujuan mencerdaskan
harapannya tidak bersifat artifisial. Sebab, masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat,
literasi bukan sekedar identitas, tapi melekat segala bentuk partisipasi aktif dibutuhkan
padanya nilai-nilai dasar kemanusiaan guna memastikan bahwa mengawal
predikat Kabupaten Literasi adalah hajat karakter mulia, maka ilmu dan kapasitasnya
bersama, dan oleh karenanya menjadi akan menjadi senjata yang berbahaya, bukan
tanggungjawab serta ditujukan untuk saja bagi dirinya, tapi juga mengancam
kemaslahatan bersama. Hanya dengan lingkungan di sekitarnya.
komitmen untuk berkolaborasi antara komponen Kedua, membangun sumber daya manusia
komponen dalam masyarakat inilah Kabupaten membutuhkan kesabaran dan kerja keras.
Literasi bukan hanya sekedar slogan, menyediakan infrastruktur, sarana dan
disimbolisasi oleh piagam dan menjadi penanda prasarana baca memang tidak mudah,
popularitas semu dimata warganya. Namun, namun memahamkan pentingnya membaca
Kabupaten Banyuwangi serius menjaga, di dalam masyarakat tentu jauh lebih banyak
mengawal dan terus menumbuhkan kesadaran tantangannya. Dibutuhkan waktu berbulan
bersama dalam mewujudkan masyarakat yang bulan untuk membangun perpustakaan,
cerdas, inovatif dan berperan aktif dalam namun perlu puluhan tahun untuk
pembangunan daerah. menanamkan kesadaran tentang pentingnya
membaca dalam masyarakat. Terlebih jika
Dari Penghargaan menuju Gerakan melihat konteks hari ini, ketika fungsi sekolah
Berkesinambungan terhambat karena belenggu urusan urusan
Untuk memastikan predikat Kabupaten Literasi administrasi dan fungsi keluarga menurun
betul betul membumi, beberapa hal perlu karena terjebak dalam kebutuhan ekonomi
diperhatikan. Pertama, menyadari bahwa Literasi dan budak industri. Anak anak akan tumbuh
adalah instrumen, untuk bisa bermanfaat maka dengan minim perhatian dan berkembang di
sang pemilik harus memiliki dan menentukan tengah ancaman liberalisasi informasi dan
tujuan penggunaannya. Mengingat literasi pragmatisme dunia hiburan. Keterbukaan
adalah jantung pendidikan, maka setiap upaya informasi bisa menjadi potensi sekaligus
dalam membudayakan literasi harus dipastikan tantangan yang beresiko. Kebebasan
mengarah pada penyiapan, peningkatan dan informasi bisa menjadi petaka jika salah
pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang dikelola. Pembaca yang tidak siap dengan
berkualitas dan berakhlakul karimah. Setiap perilaku media akan mudah dikendalikan dan
kegiatan yang diselenggarakan haruslah diarahkan orientasi hidup dan tindakannya.
menggerakkan, membangkitkan antusiasme Pemerintah yang terpasung dalam
dalam menambah ilmu, medorong keterlibatan kepentingan industri media massa bukan
aktif orang lain dan menebar semangat tidak mustahil akan memicu permusuhan,
kerjasama dalam membangun masyarakatnya. melahirkan diskriminasi, memproduksi
Dengan kata lain, menjadi Kabupaten Literasi, banyak distorisi dalam kebijakan dan
tidak cukup hanya memperbanyak jumlah buku, memperuncing sengketa yang menjadi
bukan pula sebatas menambah fasilitas baca, akibatnya. Oleh karena itu, membudayakan
apalagi sekedar mengggandakan surat literasi adalah kepentingan dan tugas
himbauan semata mata. bersama: pemerintah, sekolah (masyarakat)
Lebih dari itu, ruh literasi bersifat aktif, bergerak dan keluarga.
secara konsisten menjadikan “membaca” Mengandalkan aparatus sekolah dalam
sebagai kebutuhan bagi siapapun, menyiapkan sumberdaya manusia bisa bisa
memposisikan ilmu pengetahuan sebagai saja. Tapi dengan keterbatasan yang dimiliki,
landasan berkarya serta menempatkan sekolah tentu sudah banyak disibukkan
akhlak/karakter baik sebagai pedoman dalam dengan target akreditasi kelembagaan dan
bermasyarakat. Bahwa dalam bermasyarakat tuntutan kurikulum. Tenaga pengajarnya pun
memiliki ilmu adalah utama, memiliki lebih banyak berkutat pada urusan karir dan
keterampilan sangatlah dibutuhkan dalam era menempatkan peran guru tidak lebih dari
kemajuan teknologi dan ketatnya persaingan sekedar mata pencaharian saja. Jika tidak
semacam ini, namun karakter kepribadian yang disikapi, situasi seperti ini tidak jarang
pada akhirnya menentukan kemanfaatannya di berakhir pada terabaikannya tujuan
dalam masyarakat. Dengan kata lain, karakter pendidikan yang sesunguhnya. Aktifitas
atau kepribadian yang baiklah yang akan belajar menjadi ritual musiman miskin makna.
menjadikan setiap keamampuan yang dimiliki Setiap tahapan belajar terasa membosankan
mengarah pada kemaslahatan. Sebaliknya, jika dan menumpulkan harapan. Almamater dan
kemampuan yang ada tidak dilandaskan pada
status kelulusan hanya menjadi simbol pelengkap soal membunyikan teks, namun juga
identitas dalam pergaulan sosial, namun menalar peristiwa. Rangkaian kejadian, dari
kehilangan makna sejati dan substansi keilmuan yang terkecil dalamkehidupan seseorang
yang sesungguhnya. seperti anak jalanan hingga peristiwa politik
Maka, disinilah peran penting keterlibatan publik global seperti pemanasan global adalah
dalam pendidikan, khususnya gerakan literasi. peristiwa peristiwa yang tidak berdiri sendiri
Pendidikan harus dibuka ruangnya dan tidak dan pada titik tertentu rangkaian peristiwa
hanya dibatasi di dalam lingkup sekolah, bukan ini akan terhubung dan memiliki makna.
juga harus bergantung pada tenaga guru. Jika Menyadari fenomena kehidupan yang saling
berangkat dari yang kuat untuk belajar, maka terhubung, memahami, lalu mengambil
apapun akan bisa menjadi ilmu, dan siapapun sikap until mempertegas peran sosialnya,
akan bisa menjadi guru dan dimanapun akan bisa itulah literasi yang sebenarnya. Mereka
berfungsi sebagai sekolah. Banyuwangi dengan yang kurang melek nalar, bukan tidak
dengan ragam penduduk yang terdiri dari mungkin akan sering terjebak pada
berbagai latar belakang budaya, profesi dan pemahaman sektoral, skup kecil dan tidak
keahlian adalah modal utamanya. Mereka bisa mampu menangkap konstelasi besarnya.
menjadi figur figur inspiratif yang mendorong Dalam jangka panjang, nalar pendek dan
generasi muda mengembangkan mimpi akan terlalu abai pada konteks besar kejadian
masa depan diri dan masyarakatnya. Ratusan akan membuat seseorang berpikir sempit,
entitas kearifan lokal berupa adat istiadat, norma, kurang alternatif dan terjebak dalam
seni dan budaya adalah kekayaan yang tak permainan pihak lain. Ujungnya, akan
ternilai harganya. Dengannya, masyarakat akan tersingkir dari panggung persaingan, terusir
banyak belajar dari sejarah dan membangun dari kontestasi kehidupan, dan terekslusi
identitas asli berdasarkan warisan nenek dari peran peran publik yang ada.
moyangnya. Berkesempatan menjadi pribadi dan Menyadari hal tersebut, anugerah
masyarakat yang berjati diri dengan keaslian Kabupaten Literasi yang sudah “terlanjur” di
identitasnya tanpa harus kebingungan dan sandang harus kita syukuri dengan cara
membabi buta mengimitasi budaya asing, bersikap konsisten dan penuh
menelan begitu saja gaya hidup baru yang tanggungjawab untuk memastikan nilai nilai
mereka konsumsi dari media yang kurang jelas literasi betul betul menjadi ruh kehidupan
asal usul dan kepentingannya. Berbagai keseharian masyarakat Banyuwangi. Ini
komunitas di masyarakat berupa organisasi dan artinya, harus ada proses transformatif yang
lembaga kemasyarakatan adalah potensi lain dilakukan oleh semua pihak, mulai dari
yang bisa dioptimalkan perannya. Keterlibatan pemerintah, masyarkat, sekolah, keluarga
mereka dalam gerakan literasi akan membawa hingga murid di sekolah. Bermula dari
suasana baru dalam pendidikan konvensional penghargaan yang bersifat ceremonial
yang cenderung membosankan. menuju gerakan berkesinambungan di
Ketiga, harus disadari bahwa misi besar gerakan dalam masyarakat yang mendorong
literasi adalah memastikan semua pihak perubahan nyata. Mengkonsolidasi even
menyadari tanggungjawab dasarnya sebagai even terkait literasi bukan hanya
pembelajar sekaligus sebagai pendidik bagi yang menyajikannya dalam bentuk tontonan
lain. Gerakan literasi adalah gerakan besar dan (festival), namun memastikan ada pesan
bersifat jangka panjang yang berorientasi moral yang bisa menjadi tuntunan dan
pemberdayaan melalui jalur pendidikan. media pembelajaran bagi warganya.
Harapannya adalah lahir generasi dan calon calon Dengan literasi, sumber daya alam lokal
pemimpin masa depan yang memiliki kapasitas dimanfaatkan bukan hanya sebagai
keilmuan, berkharakter mulia dan siap menjadi komoditas wisata untuk sekedar menarik
bagian dari berkarya bagi masyarakatnya. Untuk pengunjung, namun juga bisa menjadi
keperluan tersebut, maka pendidikan tidak boleh sumber penghidupan yang lestari, penjamin
berhenti walau sekolahnya berakhir. Belajar tidak pemerataan kesejateraan dan sebagai
berarti selesai dengan status kelulusan. Sebab, warisan yang membanggakan bagi generasi
belajar adalah tanggungjawab seumur hidup berikutnya. Kekayaan dan
(longlife learning). keanekaragaman budaya seperti lagu asli
Dalam konteks pemahaman ini, membaca tentu daerah, produk kuliner hingga kerajinan
tidak terbatas pada buku, tapi juga keadaan tangan bukan menjadi suvenir dan cendera
(fenomena sosial), potensi alam, peluang bisnis mata, namun juga menjadi wahana
sampai dengan tendensi perubahan politik dan pembelajaran yang kaya hikmah dan sarat
perubahan budaya. Literasi juga bukan melulu pesan moral yang bersumber pada nilai nilai
kearifal lokal. Selamat merayakan
Read More,
Feel More
? Relawan
?? Menjawab

+00-0000-000-000 ~TkgTanyaSytonSiPeragu

Masak bljarnya begitu? Kurang mncerminkan literasinya.literasi itu ada buku buku
nya, Sedang Pegang/baca buku. 20.41

+00-0000-000-001 ~RelawanKece

Literasi itu tentang melek makna, memaknai. Bukan hanya tentang buku
20.42

Literasi itu pak @TkgTanyaSytonSiPeragu


Bukan hanya membunyikan aksara,
dengan diskusi, musik pun kita bisa memaknai sesuatu. 20.42

Literasi itu tentang melek makna, memaknai.


Bukan hanya tentang buku 20.43

Relawan Super Kece

Literasi itu tentang melek makna, memaknai.


Bukan hanya tentang buku

Literacy is about Meaning. How to understanding each other.


Book is only one of medium to how to be a LITERATE
20.44

format pengiriman pertanyaan


kirimkan pertanyaan anda melalui sms ke nomor 0852 366 38 248 dengan format:
-Tentang kerelawanan ketik: RL#relawan#isi pertanyaan
-tentang parenting: RL#Parenting#isi pertanyaan
atau melalui email: rumahliterasibwi@gmail.com
surat ke alamat: Rumah literasi banyuwangi ( dusun gn. remuk rt 01/ rw 02 ketapang kalipuro bwi)
Kisah Relawan Bunder:

AWAL TAK DAPAT DUKUNGAN


KINI DIDUKUNG PENUH
T
erlihat tumpukan rumah baca ini berdiri. Resah rumah baca biru untuk belajar,
buku yang tak ketika melihat begitu banyak mengeksplore mengasah dan
banyak. Banner anak anak disekitar rumahnya mengembangkan bakat.
Penanda adanya rumah baca. yang terjerat kenakalan remaja. Awalnya pihak keluarga tak
Rumah yang awalnya ditempati Ide rumah baca biru sebenarnya mendukung adanya rumah baca,
kakaknya kini disedekahkan untuk dimulai sejak ia duduk di kelas 2 tidak hanya keluarga bahkan
pusat kegiatan anak anak Rumah SMA hingga sekarang. Ketika warga sekitar pun tak
baca biru. Kini ditangan dingin menyediakan ruang belajar bagi mendukung adanya rumah baca
relawan Rumah Literasi anak anak ada rasa ketidak biru ini. Berbagai pendekatan
Banyuwangi sekaligus pengelola puasan yang menghinggapi dilakukan terutama kepada
Rumah Baca Biru rumah itu dirinya. Anak anak hanya datang, Nenek sebagai pemilik rumah,
menjadi bermanfaat. duduk belajar dan kemudian kini sang nenek tidak hanya
Adalah Sdri. Siska Yuliana, pulang. Tidak ada peningkatan mendukung tapi juga ikut
anak muda yang peduli dengan soft skill disana. Lalu muncullah berpartisipasi dalam kegiatan
keadaan pendidikan anak anak di ide membuat rumah baca untuk semisal menyediakan makanan
sekitar rumahnya menjadi sebab menjadi wadah bagi anak anak atau minuman untuk para
sosok Relawan

Siska Yuliana (Pengelola


Rumah Baca Biru Bunder, Kabat Banyuwangi)
Saat menjadi MC Pekan HAN 2017

relawan dan anak anak. siska sekarang sedang menempuh studi di universitas
jember. Namun ia tak khawatir, karena dibantu dengan
Keinginannya untuk terus belajar membuatnya beberapa relawan rumah baca. Selain itu, Siska
bertahan dan tetap tertarik untuk mendirikan membuat jadwal untuk Rumah Baca Biru untuk
rumah baca. Anak yang pernah menjadi Juara mengatasi keterbatasan waktu. Biasanya setiap libur
1 tari gandrung saat lomba laga paramaduta kuliah, ia sempatkan untuk pulang dan bertemu
KSR PMI UNEJ ini berperinsip bahwa selama dengan sahabat kecil RB Biru
kita bisa belajar, maka akan ada orang orang Ada 50 anak yang berkegiatan di rumah baca Biru
yang mendukung. Berat memang jika dengan melakukan aktivitas indoor maupun outdoor .
dilakukan tanpa dukungan, terutama dari Untuk yang indoor kegiatan yang dilakukan adalah
keluarga terdekat. Lambat laun nenek belajar bersama, sedangkan untuk yang outdoor
menyadari bahwa begitu pentingnya rumah biasanya belajar di alam sekitar seperti sawah, dll.
baca biru itu ada , lalu menyedekahkan rumah Selain itu ada belajar tari, olahraga dan melestarikan
yang dulunya ditempati kakak siska. permainan tradisional. Dalam pemenuhan kebutuhan
Tantangan selanjutnya selain dukungan dari rumah baca yang siska lakukan adalah menggalang
masyarakat dan keluarga adalah waktu. iuran dari relawan dan tak sedikit pula merogoh
Terbatasnya waktu yang bisa dibagikan untuk kantongnya sendiri.
anak anak rumah baca. Hal ini terjadi karena
MINAT BACA
MASYARAKAT INDONESIA

0,001% Artinya
Diantara 250 juta
Hanya 250.000 orang
yang memiliki minat Baca
*Sumber: Unesco, 2012

RUMAH LITERASI
Karya Relawan

oleh: Siska Yuliana

Di Ujung Senja

Sorotan mentari mulai menutup mata, mengerti akan ketulusan cinta diantara mereka.
lukisan jingga yang menyelimuti lautan luas, semilir Suatu ketika, di akhir bulan Desember Boby
angin yang ada disekitanya. Jejeran dermaga yang pergi merantau ke kota seberang, dan Boby
menghadang, lurus berkelok dan kapal-kapal masih bisa menemui Lina karena jarak yang
menyandarinya. Sepasang kekasih terpesona dan tidak terlalu jauh. Lina mengantarkan Boby ke
enggan untuk pulang. Pelabuhan, dengan rasa berat hati Boby
Sepasang kekasih yang saling menyukai senja, bak meninggalkan Lina, gadis berlesung pipit
kesetiaan cinta mereka berdua. Sungguh pujaannya. Sebelum Boby meninggalkannya,
pemandangan indah dibawah naungan cakrawala Lina berpesan pada Boby.
yang di sertai alunan deburan ombak bergantian “ Kekasihku temuilah aku di dermaga ini
menghantam karang, mereka saling bertatapan dan ketika senja akan pergi. Aku akan selalu
bergandengan disetiap jejak langkahnya. menunggumu.” Ujar Lina.
Sepasang kekasih itu bernama Boby dan Lina. Mata “Jika sepasang burung Camar masih
biru nan elok yang ada pada diri Boby dan lesung berceloteh, aku akan menemuimu, di setiap
pipi pada wajah Lina saling melengkapi diantara senja tiba.”Tutur Boby.
mereka berdua. Suara Peluit pun berbunyi. Para
Perjalanan kisah cinta mereka sudah terukir pegawai sibuk dengan pekerjaan masing-
begitu lama, sejak mereka duduk di bangku SMA masing, nahkoda pun siap untuk
hingga meneruskan pada jalan karirnya masing- mengemudikan kapalnya, pertanda kapal siap
masing. Setiap sore Boby dan Lina pergi ke pantai untuk berlayar menyeberangi samudra nan
melihat indahnya senja dan mereka berpijak di luas ini.
dermaga yang selalu setia menjadi tempat mereka Selang beberapa hari, di sore hari
berdua. menjelang petang, Lina pergi ke pantai untuk
“ Lina, akankah kita akan selalu berdua menemui kekasihnya, namun yang ia tunggu-
memandang eloknya senja ini?.”Tutur Boby. tunggu tidak datang padanya.
“Jika mentari sudah lelah hingga ia memejamkan Hari ini adalah hari ke-14, ia datang ke
mata, dan deburan ombak masih terdengar, pasti dermaga tepat saat senja ingin pergi. Tapi,
kita tetap akan seperti ini.”Ujar Lina. Boby pun tak kunjung datang. Dia pun gelisah,
Suasana pun sunyi, hanya ada alunan ombak dan dalam hatinya ia berkata. “Apakah ia akan
semilir angin yang menemani, seakan sudah datang kembali ?. Apakah dia sudah lupa
dengan janjinya ?. Apakah dia sudah lupa pada yang ia sayangi. Dia berpesan, selama burung
senja didermaga ini ?. Ia semakin gelisah karena Camar tetap berceloteh dan jika mentari sudah
sebentar lagi senja akan beranjak dari tempatnya. lelah hingga mulai memejamkan mata, serta
Hari mulai menutup matanya, tatkala malam deburan ombak masih terdengar, dia akan
membungkus senja itu dengan gelapnya. Di ujung kembali kepada orang yang ia sayangi sambil
kegelisahannya, tiba-tiba ia mendengar seseorang membawa mutiara hasil layarnya.”Ujar Penjual
yang menyapa dari belakangnya. Karang.
“Apakah senja hari ini sama dengan yang Lina pun menangis, tak kuasa menahan
kemarin? Aku belum sempat melihatnya.”Tuturnya. kekecewaannya, dia bertanya kepada dirinya.
Lina pun menoleh kebelakang, dengan senangnya, “kenapa ia tidak bicara langsung
bahwa orang yang di tunggu-tunggu datang denganku.”Gumam Lina. Akan tetapi,
menemuinya. kekecewaan itu perlahan-lahan memudar, sedikit
“ Tidak. Hari mulai menutup mata dan senja demi sedikit ia pahami dan mengerti, lalu dia
akan pergi , akan tetapi masih ada lukisan indah tersenyum karena ia tahu maksud dari si penjual
yang membuat senja enggan untuk karang tentang pesan kekasihnya itu.
meninggalkannya.” Tutur Lina. Setiap sore, disaat senja menjelang, Lina selalu
Perjalanan kisah mereka seperti ini menunggu Boby ditempat biasanya. Lina selalu
berlangsung sekitar satu bulanan lebih. Penuh setia menunggu Boby meskipun ia pernah
dengan warna-warni menyelimuti hari-hari mereka mengecewakan hatinya dengan jarang pulang.
berdua. ***
*** Waktu terus berputar.
Pada suatu ketika, Boby tetap menjalankan Waktu pun berjalan, Usia Lina pun tak
rutinitasnya menemui Lina. Akan tetapi Boby tdak semuda dahulu. Keriput yang ada pada wajahnya
menemuinya. Ia kecewa dan bersedih hati karena tak ia rasakan. Menunggu dan terus menunggu
Boby tidak menemuinya lagi. Dia berkata pada kedatangan Boby sang pujaan hatinya.
dirinya. “Kenapa Boby tidak menemuiku ? padahal Peluit kapal mulai berbunyi. Kapal-kapal
sepasang burung Camar masih tetap mengalunkan pulang dan pergi. Begitulah suasana setiap hari.
senandung cintanya. Dia bertanya-tanya, penuh Sorotan demi sorotan mata Lina memandangi
dengan pertanyaan yang menghantuinya. Hal indahnya senja, dan berharap salah satu kapal itu
tersebut Terjadi selama Tiga hari. Semula Lina membawa Boby Pulang kemudian pergi
hanya biasa saja, dia selalu berpikiran positif menghampirinya. Di kesempatan yang lain, ia
kepada Boby. Akhirnya Lina pun tidak kuat, ia melihat seseorang turun dari salah satu kapal
merasa terpuruk dan hampa. Lina yang biasa yang bersandar. Ia memperhatikan baik-baik.
berdiri kokoh menunggu sang pujaannya, sekarang Ternyata, ia adalah pemuda gagah. Pemuda itu
ia lemah dan duduk sambil menyadarkan memperhatikan Lina dari kejauhan sebelum ia
kepalanya di ujung dermaga. Tidak ada lesung pipit beranjak pergi dari dermaga. Namun ia urung
lagi di raut wajahnya. Bagaikan lautan yang hilang pergi dari dermaga dan memilih untuk
akan rasa garamnya, dan dermaga kehilangan menghampiri Lina dan ia bertanya.
kapal-kapal yang menyadarinya, serta senja yang “Apa ibu warga desa ini ?.” Tutur Pemuda itu.
tertutup mendung. Ibu itu hanya memandang, Lalu pemuda itu terus
Pada saat itu, Lina ditemui oleh seorang bertanya.
penjual karang yang berada di pinggir dermaga “ Bolehkah saya bertanya ?. “ Tutur
yang selalu Lina dan Boby kunjungi pada saat sore pemuda.
menjelang malam, yaitu saat senja mulai Namun Lina tetap tidak menjawabnya. Lina ingin
menampakkan kecantikannya. Penjual karang menjawab, tapi hatinya ada di pulau seberang
yang selalu setia dengan karangnya. Dia adalah ditahan oleh senja.
suruhan Boby. Sebelum Boby berlayar Boby Pemuda semakin penasaran terhadap
menyuruh bapak penjual karang itu untuk sesuatu yang ia hadapi sekarang. Ada banyak
membuatkan seuntai kalung yang satu kalungnya pertanyaan yang mengganjal di lubuk hatinya
berisikan kumpulan karang unik dibagian lainnya terhadap seorang wanita yang berdiri
terukir tulisan “Sampai bertemu di pintu dihadapannya. Lalu Lina menjawab.
kesuksesan, untukmu selamanya“. Penjual karang “Apa gerangan yang membuat mu kesini nak ?.“
pun memberikan seuntai kalung kepada Lina, lalu ia Tutur Lina.
bertanya. “ Saya ingin mencari seseorang bu. Kalau
“ Bapak, dari siapakah kalung nan elok ini ? boleh tau, apa yang sedang ibu lakukan disini?.”
Apakah maksudnya?.”Ujar Lina. Kata pemuda.
“ Dari seorang pangeran yang sedang “Saya menunggu seorang lelaki yang pernah
berlayar dan ia menitipkan kalung ini untuk orang membuat janji kepadaku.” Kata Lina.
“Siapakah gerangan lelaki itu?.” Kata Pemuda. Lina.
“Sukar menjawabnya. Ia adalah orang yang “Apa yang harus aku lakukan nek? Siapakah
membuat janji pada senja.” Ujar Lina tanpa berkata orang itu?.” Kata Pemuda.
lagi. “Aku tidak tahu cucuku. Ayahmu tidak pernah
“Apakah suami ibu ?.” Tanya pemuda. bercerita kepada ku.” Tutur nenek.
Lina bergeming tak ada kata lagi dari mulutnya. Suasana pun semakin hening diselimuti
“Maaf, jika aku menyinggung perasaan ibu.” Kata kebencian didalamnya. Akhirnya, Lina membuka
pemuda. pembicaraannya di tengah kebingungan yang
Pemuda itu semakin heran dan bertanya-tanya melanda pemuda dan nenek itu.
apa yang menyebabkan setia menunggu lelaki itu. “Akulah orangnya, aku yang engkau cari !.”Kata
Kemudian pemuda itu berkata. Lina dengan nada yang sedikit meninggi karena
“Ibu bolehkah aku bertanya? Apakah ibu tau tak kuat menahan isi hatinya.
alamat desa ini?.” Kata Pemuda. Semua terkejut, nenek tidak tahu akan hubungan
Lina pun terkejut, ada apakah seorang pemuda Boby dan Lina tetangga sebelahnya itu. Semua
mencari alamat kekasihnya. Dia pun bertanya- terbongkar.
tanya dan kemudian dia menjawab “Ya.” Tutur Lina “Aku adalah kekasih ayahmu, sebelum ayahmu
dengan sedikit gugup. berlayar, dia selalu meninggalkan janji kepada ku.
“Bolehkah Ibu mengantarkanku kesana?.” Disetiap senja di dermaga itulah tempat kami
“Mari saya antarkan.”Tutur Lina. berdua. Ayahmu berjanji kepadaku bahwa dia
Didalam perjalanan pun mereka masih asyik akan kembali kepadaku dengan kesuksesan yang
ngobrol, lontaran kata demi kata ada didalamnya. ia dapati.”
Dalam obrolan itu, Lina menceritakan Pemuda itu iba melihat Lina, dia merasa bersalah
kesendiriannya dan alasan dia terus berdiri di akan kesalahan yang diperbuat ayahnya. Dia
dermaga itu setiap senja dan pemuda pun tidak menyangka bahwa apa yang ia pikirkan
sebaliknya. tentang kelakuan Lina yang setiap senja berdiri di
Mereka sudah sampai di rumah Boby. Disana dermaga adalah hanya untuk menanti ayahnya,
terlihat ibu Boby yang terkejut melihat cucunya kekasih yang begitu Lina sayangi dan juga
datang kerumahnya. Cucu pertama anak dari buah mengecewakan Lina.
hati kesayangannya yaitu Boby. Pemuda itu pun “Maafkan aku ibu, maafkan kesalahan ayahku.
masuk dan mengajak Lina untuk masuk juga. Aku tidak tahu apa yang sudah dilakukan ayah
Suasana pun penuh dengan keakraban. Disela kepadamu.” Tutur Pemuda.
percakapan itu Pemuda itu berkata. Pemuda itu memohon dan menangis akan
“Nek, ayah sakit. Sudah 3 tahun ayah mengalami kesalahan yang di perbuat ayahnya. Dia
itu. Semua pengobatan pun sudah kami lakukan, berusaha meminta tolong agar Lina ikut
tapi ayah tidak sembuh-sembuh.” Tutur Pemuda itu bersamanya menemui ayahnya. Agar ayahnya
dengan penuh hati-hati dalam berkata, karena ia lebih tenang meninggalkannya.
tak mau membuat neneknya kaget. Betapa sesak hati lina, mendengar itu semua,
“Bagaimana sekarang ayahmu.?” Kata Nenek. melihat apa yang tak pernah ia pikirkan akan
Dengan raut wajah yang penuh dengan lipatan kesetiaannya menjadi seperti ini. Hanya
dikeningnya. kekecewaan dan kebencian yang ada pada
“Aku dan ibu sudah pasrah dengan kondisi ayah benak Lina sekarang.
nek, pengobatan apapun sudah kami lakukan. “ Ibu bantu saya, bantu ayah. Ikutlah dengan
Dokter, Kyai hingga ke paranormal. Semua tidak saya bu.”Kata Pemuda.
ada hasilnya. Ada salah satu Kyai yang Isak tangis yang terlihat pada pemuda itu. Rontaan
mengatakan bahwa ayah seperti itu karena ayah permohonan agar Lina ikut bersamanya. Lina
mempunyai janji kepada seseorang dan hanya hanya bisa terdiam, karena terlalu sulit dan sakit
orang itu yang bisa membuat ayah bisa pulang pada hatinya menjawab perkataan pemuda itu.
dengan tenang.”Tutur Pemuda. Kicauan burung yang pelan seakan mengerti
Suasana pun menjadi hening dan mencekam. suasana hari itu. Lina pun bergegas pulang karena
Betapa sakitnya hati nenek itu mendengar tak tahan dengan semua ini. Pemuda itu menyesal.
anaknya yang sudah lama lemah seperti itu dan Dia bingung apa yang harus ia lakukan, karena
juga betapa hancurnya hati Lina mendengar hanya Lina yang bisa membuat ayahnya pergi
kenyataan itu semua, seorang yang ia tunggu dengan tenang. Dia pun berlayar pulang bersama
bertahun-tahun sudah menikah dengan orang lain neneknya dengan tangan kosong disertai
dan sudah memiliki seorang anak. Hancur dan kesedihan yang membenakkinya. Disisi lain terlihat
semakin hancur. Sesak, hati Lina menangis ingin Lina bersandar di dermaga yang diselimuti senja
sekali berteriak karena tak kuat merasakannya. dan sorotan mata kosong menatap langit yang
Semua harapan itu menjadi lenyap seketika. Rasa penuh pesona, kemudian gelap.
kecewa dan kebencian pun mulai ada dibenak
Desa LITERASI

Membangun Indonesia
dari Kampung Halaman
terelakkan lagi pentingnya. Karakter manusia
Gagasan tentang desa Literasi adalah Indonesia telah lama dikenal memiliki etos kerja dan
satu ikhtiar kecil di level daerah, dalam skup yang produktifitas yang tinggi, namun tetap berpedoman
terjangkau agar mudah dioperasionalkan dalam pada nilai nilai ketimuran menjadi pembeda kualitas
bentuk kegiatan kegiatan praktis. Tujuannya sumber daya manusia Indonesia dihadapan negara
adalah agar capaian dan target bisa terukur, negara lain.
mudah dievaluasi dan dilakukan perbaikan. Sejumlah upaya perbaikan memang telah dan
Namun demikian, gagasan Desa Literasi lebih terus dilakukan, namun masih panjang perjalanan
merupakan upaya atau langkah awal dari menuju cita cita. Hal ini dikarenakan menyadari
gagasan yang lebih besar tentang Indonesia bahwa sejumlah perkembangan dan dinamika sosial
Baru yang mandiri, berdikari dan bekepribadian. terkini menunjukkan bahwa mimpi para pendahulu
Dengan menitik beratkan isu gerakan tentang NKRI yang maju bangsanya, makmur
dalam ranah pendidikan, gerakan Desa Literasi rakyatnya dan bersahaja kebudayaannya masih
mencoba meresonansi ide tentang pentingnya harus melewati sejumlah tantangan, terutama yang
Revolusi Mental telah lama digagas oleh para menyangkut kesiapan sumber daya manusianya.
pendiri Bangsa ini. Hanya dengan kecakapan Jika disederhanakan ada beberapa hal penting yang
keilmuan, kesiapan mental dan integritas dalam menjadi konsisi riel di masyarakat yang bisa dijadikan
kepribadianlah Indonesia akan diperhitungkan titik tolak untuk melakukan perubahan lewat sebuah
kedepan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi gerakan Desa Literasi. Pertama, tak dipungkiri
pilar mendasar menuju cita cita tersebut. Hal ini bahwa, kedepan tak ada bangsa yang bisa
mengingat bahwa perubahan hanya mungkin di bersembunyi dari globalisasi. Era dimana pergaulan
lakukan dengan dukungan sumber daya yang dunia semakin terbuka yang bukan saja membawa
mumpuni. Oleh karena itu, ilmu menjadi tak keuntungan namun juga tidak sedikit diikuti juga
dengan dampak yang kadang susah dikendalikan. menggambarkan bagaimana kualitas mental
Masa depan menjadi semakin susah ditebak dan anak anak muda yang sedari dini sudah
kadang diluar dugaan memberikan kejutan kejutan terlibat narkoba, seks bebas dan pornografi.
yang bisa mengancam kehidupan masyarakat baik Selain karena proses jangka panjang
dari dimensi politik, ekonomi, sosial maupun budaya. pendidikan formal yang terjebak pada rutinitas
dan formalitas, kualitas mental SDM Indonesia
Kedua, situasi yang tidak kalah mirisnya menjadi amat susah dikompetisikan
adalah gejala menurunnya tingkat kemandirian mengingat serbuan budaya populer yang
a n g g o ta ma sya ra ka t. Be rb a g a i p e rso a l a n mempunyai daya rusak luar biasa seperti
berkembang kompleksitasnya, baik yang lama pornografi, drugs, seks bebas yang terbawa
maupun yang baru, mulai dari jumlah penduduk pra serta seiring globalisasi dan perkembangan
sejahtera yang susah sekali diturunkan, usaha usaha teknologi informasi. Akibatnya, berpuluh puluh
ekonomi yang terus menerus beredar pada lingkaran tahun generasi kita limbung di telan
kelompok terntentu, pasar tenaga kerja yang terus gelombang hura hura dan pesta pora. Menjadi
menerus tidak pernah seimbang dengan anak muda pemalas, berkembang menjadi
membludaknya jumlah tenaga kerja yang perlu generasi instan yang tergantung pada jalan
diserap setiap tahunnya dan masih banyaknya sektor pintas, dan pada akhirnya tersingkir di pinggir
kebutuhan publik yang tidak bisa dilepaskan dari pinggir kontestasi. Menjadi beban orang tua,
subsidi karena akan jika dicabut akan beresiko menambah patologi sosial di masyarakat dan
melonjakkan angka kemiskinan yang dari awal pada akhirnya memperrumit penanganan
memang sudah tinggi. Di saat yang bersamaan, yang dilakukan oleh negara.
kondisi kondisi tersebut diatas semakin rumit dengan Dengan kata lain, pendidikan kita
tingginya tingkat ketergantungan terhadap layanan terjebak pada ritual kurikulum yang terlalu
Pemerintah. Padahal kita semua mafhum bahwa menekankan pada pengetahuan dan
Pemerintah sekalipun memiliki banyak keterbatasan kompentensi saja. Pendidikan dengan
jika harus menjangkau orang perorang, mulai dari semangat seperti ini menempatkan manusia
jaminan kesehatan, pendidikan yang layak dan sebagai robot yang atau hewan sirkus yang
ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Jadi, perlu dilatih untuk kemudian dipekerjakan
tidak heran jika dalam banyak aspek, ketergantungan dipanggung panggung hiburan. Yang tentu
terhadap tenaga kerja ahli yang berasal dari Luar hasil serta keuntungannya akan diambil oleh si
Negeri/Asing masih mewarnai proses-proses pemilik sirkus. Sementara peraga sirkusnya
pembangunan di Indonesia. harus dipaksa puas sekedar mendapat (uang)
Ketiga, dalam sektor yang amat strategis makan. Sisi substansi kemanusiaan seperti
seperti pendidikan, keterbatasan Pemerintah dalam inovasi, kreatifitas, integritas, visioner kurang
pelayanannya juga amat memprihatinkan. Memang mendapatkan perhatian dalam sistem
jika dilihat sekilas dari permukaan, pertambahan pendidikan kita. Kalaupun ada beberapa
lembaga sekolah dan perguruan tinggi, memang institusi yang memperhatikan itu, tentu dengan
setiap periodik terlihat kenaikan. Juga jika dilihat dari kompensasi “harga” yang hanya bisa
tingkat partisipasi masyarakat terhadap dijangkau beberapa gelintir keluarga berada
penyeenggaraaan pendidikan menunjukkan tren saja. Kurangnya Perhatian dalam Pendidikan
positif setiap periodenya. Hanya saja jika dilihat lebih Karakter membuat sistem pendidikan kita
kritis, pertumbuhan ini bersifat artifisial. Pragmatisme hanya menghasilkan orang yang cakap
dunia pendidikan kita baik dari sisi penyelenggara bekerja tapi tak cakap berkarya, cakap meniru
maupun dari para peserta melahirkan generasi atau tapi tak mampu membuat yang baru, generasi
output pendidikan yang jangankan punya gagasan yang puas menjadi penonton, tapi tak pernah
dan inisiatif untuk membuka lahan usaha eknomi menyadari potensinya sendiri. Hanya
baru, untuk sekedar bisa diserap pasar kerja tidak menunggu untuk dipakai tapi tak memiliki
satupun bisa memberikan jaminan. Semua seolah kemampuan dalam mengambil inisatif
serba tidak pasti. Dibanding dengan negara tetangga, perubahan.
bukan tidak mungkin Human Development Indeks kita
kurang bisa dibanggakan, bahkan dihadapan negara DEFINISI
sekecil Vietnam sekalipun. Berangkat dari beberapa situasi yang
Keempat, berbagai situasi yang tidak dinarasikan pada latar belakang di atas, maka
menggembirakan sebagaimana dinarasikan di atas Desa Literasi adalah sebuah upaya kolaborasi
masih lagi ditambah dengan kenyataan bahwa beberapa komponen yang ada pada
moralitas generasi muda dan usia produktif tergolong masyarakat Desa, bersinergi dan bergerak
rendah. Tidak jarang kita mendengar berita yang bersama dalam hal mengembangkan
minat/budaya baca, meningkatkan wawasan serta menjadikan membaca sebagai kebiasaan
menstimulasi berbagai kreatifitas dan inovasi diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam pengembangan kualitas Sumber dan wawasan apapun terutama terkait dengan
Daya Manusia (SDM) Pedesaan. Keseluruhan potensi dan pembangunan di lingkungan Desa.
kegiatan tersebut didesain dan diarahkan sedemikian Meningkatknya wawasan masyarakat di berbagai
rupa guna memfasilitasi masyarakat terutama bidang akan mendorong tujuan yang kedua yaitu
kelompok pemuda dan usia sekolah (produktif) agar munculnya kepedulian dan tanggungjawab dari
bisa berperan aktif dalam pembangunan Daerah. dalam (kesadaran) sendiri yang akan menjadi
Kolaborasi dilakukan dengan mendirikan dan energi yang tak pernah habis, bahkan akan terus
menjadikan Rumah Baca sebagai katalisator, tumbuh yang menjadi modal luar biasa untuk
penghubung atau media bagi keluarga, Sekolah dan mengawal pembangunan desa. Lebih dari itu,
Masyarakat (Publik) untuk terlibat dalam kegiatan kombinasi wawasan dan kepedulian dalam jangka
kegiatan pembelajaran yang bersifat pendidikan panjang jika dirawat akan mendorong lahirnya
alternatif sebagai pengembangan apa yang sudah sense of belonging yang tinggi terhadap daerah
diberikan di sekolah formal. yang dituangkan dalam bentuk karya dan
pengabdian bagi masyarakat tempat kelahiran.
KOMPONEN UTAMA Bukan hanya yang lahir dari inisiatif pribadi,
Dengan Menggunakan Jaringan Rumah Baca namun juga gagasan gagasan yang melahirkan
yang tersebar dalam lingkup lingkup kecil kehidupan gerakan gerakan kolektif untuk perubahan.
sosial masyarakat (ditingkat RT dan RW), Project Partisipasi langsung dari masyarakat inilah yang
Desa Literasi didesain sedemikian rupa untuk bisa secara prinsip menjadi pilar utama kemandirian.
melibatkan segenap unsur potensial yang ada di Sehingga kinerja pemerintah bukan hanya akan
dalam masyarakat agar dapat turut serta dalam lebih ringan dalam pelaksanaan pembangunan
penyediaan maupun terlibat langsung pelaksanaan daerah, namun juga akan mendapatkan capaian
kegiatan kegiatan pembelajaran alternative yang yang lebih optimal dengan dukungan langsung
terangkum daam 9 indikator Desa Literasi antara lain: dari masyarakat. Mudah-mudahan inilah yang
1. 1 RW 1 Rumah Baca disebut dengan istilah cinta tanah air yang
2. School of Parenting (Sekolah Pengasuhan sebenarnya, bekerja bukan hanya untuk
bagi Orang Tua) mendapatkan upah, namun berkarya yang lahir
3. Street Shop (Bazar Amal Barang Layak Pakai dari niat dan kecintaan terhadap apa yang dimiliki
untuk Komunitas Tertarget) dan di wariskan oleh ibu pertiwi.
4. Panggung Literasi (Media Aktualisasi Minat Jika semua desa melakukan hal yang
dan Bakat Masyarakat) sama, bukan mustahil apa yang selama ini
5. I – Desa (Inkubasi Informasi Ide dan Inovasi menjadi pertanyaan misterius gagalnya
Pembangunan Desa) pembangunan menemukan jawabannya, yaitu
6. Eco Literasi (Gerakan Kepedulian membangun dari bawah (pinggiran), berangkat
Lingkungan Alam Pedesaan) dari yang terlemah dan melalui jalur pendidikan
7. Sekolah Relawan (Rekruitmen dan Upgrading (pemberdayaan). Tentu saja, cita cita besar itu
Relawan Baca) butuh perjuangan dan pengorbanan. Memulainya
8. Kids Zone (Taman Ramah Anak) tentu dengan isu yang paling sederhana dan dari
9. LiterArt (Pendidikan Karakter berbasis Seni lingkup dan lingkungan terdekat dengan pelaku.
dan Budaya) Maka inilah yang menjadi tujuan ketiga yaitu
Yang dimaksud dengan Kelompok kelompok sosial mengembalikan Keluarga menjadi dan memiliki
potensial adalah mereka yang tersebar di masyarakat kemampuan sebagai agen pendidikan utama bagi
desa, memiliki kemampuan, kemauan dan komitmen anak anak. Membangun desa memang bisa
untuk berkolaborasi dalam kegiatan Desa Literasi ini, dimulai dari mana saja, namun untuk hasil yang
seperti: organisasi kepemudaan/kemasyarakatan, benar benar bermutu dan bertahan lama, kerja
komunitas komunitas berbasis hobby, kelompok- kerja pemberdayaan harus dimulai dari yang
kelompok profesi hingga forum forum kepemudaan paling mendasar yaitu dengan membangun
dengan berbagai latar belakang seperti olahraga, sumber daya manusia pada setiap pribadi
lingkungan, pendidikan, seni hingga budaya. (terutama anak anak) pada keluarga keluarga
yang di dalamnya.
TUJUAN Dengan kata lain, jika kita berbicara
Desa Literasi memiliki 3 tujuan utama yaitu pendidikan, maka tahap pertama pendidikan
pertama menjadikan membaca menjadi kebiasaan terjadi pada keluarga yang dilakukan oleh orang
masyarakat di berbagai usia, di berbagai tempat dan tua. Oleh karena itu, mengingat pentingnya peran
dilakukan oleh siapapun tanpa dibedakan keluarga, terutama dalam hal penyiapan generasi
berdasarkan kategori dan peran sosialnya. Dengan
muda, maka Gerakan Desa Literasi menitik beratkan setiap RW ditahun ke 2 dan ke 3. Tentu
perhatian pada terkelolanya pendidikan sejak dalam keberadaan rumah baca ini akan dihidupkan
rumah. Melalui pendirian dan pengelolaan Rumah dengan pola kegiatan yang dirancang secara
Baca - Rumah Baca yang menjadi bagian dari projek berkala, terpola, dan dilakukan dengan kontinue.
ini, pendidikan keluarga di kawal, dikonsolidasi, Lebih dari itu, hal yang paling penting dari
diarahkan sedemikian rupa dan bertujuan untuk keseluruhan proses adalah terlaksananya prinsip
memastikan generasi penerus kita adalah generasi partisipatoris, alias melibatkan warga sekitar
yang berwawasan, berkapasitas dan berkharakter. dalam setiap kegiatan terkait Program Desa
Dengan kembali ke desa atau menjadikan desa Literasi. Dengan beragam kegiatan dan
menjadi titik awal perubahan, setidaknya ada 3 pengunjung/relawan yang datang dari berbagai
persoalan serius yang berpuluh puluh tahun menjadi latar belakang, bukan tidak mungkin akan lahir
momok di Indonesia yaitu arus urbanisasi ke kota, inovasi, kreatifitas dan kegiatan kegiatan yang
pembangunan yang kotasentris serta rendahnya kesemuanya itu mengarah pada pengembangan
pemerataan hasil hasil pembangunan yang wawasan, skill dan kemampuan masyarakat
disebabkan ketidak merataan pembangunan sumber sekitar.
daya manusia dan distribusinya antar satu daerah Dalam jangka panjang, jika Desa Literasi ini
dengan yang lainnya. berhasil, bukan tidak mungkin akan diresonansi
ke coverage yang lebih luas pada level
SASARAN kecamatan bahkan kabupaten. Yang pasti, mimpi
Sebagai Permulaan, Desa Ketapang akan menjadi yang hingga kini terus tertanam adalah ketika
Pilot Project untuk Desa Literasi. Desa Ketapang, seluruh desa di Indonesia bisa mengadopsi
kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi dipilih Konsep dan kegiatan Desa Literasi ini dan maju
karena sejumlah alasan di antaranya adalah kondisi bersama menjadi Negara yang mandiri secara
sosio kultural masyarakat desa yang relatif lebih ekonomi, berdikari secara politik dan
terbuka karena berdekatan dengan berbagai fasilitas berkepriadian dari sisi kebudayaan.
umum seperti pelabuhan, stasiun kereta api, sejumlah
Industri dan beberapa Hotel/Penginapan. Sebagai
konsekuensinya, masyarakat cenderung mudah alias
rentan untuk terdampak, terutama dalam aspek
relasional hubungan satu sama lain, baik dalam
pekerjaan, ketetanggaan maupun kebudayaan.
Keterbukaan memang bisa menjadi potensi, namun
juga bisa menjadi ancaman. Masyarakat terbuka
cenderung bersifat individualis dan permisif terhadap
apapun yang datang. Jika tidak diiringi dengan
kesiapan, kapasitas dan daya saing maka cenderung
akan banyak terimbas secara negatif atas
keterbukaan tersebut. Bagi mereka yang mampu
mengadaptasi dan mengembangkan diri, tentu
keterbukaan akan menjadi pemicu pembelajaran dan
pembukaan jaringan untuk mengakses pekerjaan.
Namun bagi mereka yang tergolong bernasib kurang
baik dari sisi ekonomi dan pendidikan, keterbukan
hanya menambah frustasi dan meningkatkan potensi
keterlibatan dalam aksi aksi kriminalitas.
Oleh karena itu, selama 5 tahun gerakan Desa Literasi
di Desa Ketapang akan dipantau, didampingi,
dievaluasi dan terus dikembangkan sebagai alat ukur
keberhasilan proses pendampingan dan
peberdayaan. Selama periode jangka pendek
tersebut, gerakan Desa Literasi akan memfokuskan
pada memasyarakatkan membaca atau menjadikan
membaca sebagai bagian gaya hidup masyarakat
desa. Dimulai dengan menginisiasi pendirian rumah
baca rumbah baca di setiap Dusun di tahun pertama.
Lalu, diharapkan berkembang cepat atau lambat
menjadi ada rumah baca setiap RW atau bahkan
Desa LITERASI

Flashnews
RELAWAN, MANTU IDAMAN

Ketapang – I-DESA adalah Salah satu indikator desa literasi yang sudah berjalan lama setelah
dilaunchingnya desa ketapang sebagai desa literasi. Bersama Rumah literasi desa ketapang
menggelar diskusi dengan relawan mantu idaman.

“anak-anak muda memiliki peran penting di desa. Mereka harus di beri ruang untuk berkontribusi
membangun desanya.” Ujar Slamet, Kepala desa ketapang. Semangat ini terus digelorakan terus
kepada pemuda, relawan agar benar benar menjadi mantu idaman.

Acara ini (23/07/2017) didukung oleh banyak pihak. Iuran publik ini terselenggara atas kerjasama
antara desa literasi ketapang dengan rumah literasi indonesia dan juga KKN Untag Kelompok 8.
Pembicara acara ini adalah akadimisi dari Universitas Jember.

Video Diskusi I-desa dan Catatan Dian Bisa dilihat disini:http://bit.ly/CatatanDianJuli2017


Rumah Baca
Punya Cerita

Langit mendung pekat, pertanda hujan desa ini. Acara pembukaan dimulai dengan
tak tahan ingin turun siang itu. Sabtu, 29 Juli, lomba mewarnai tingkat TK dan playgroup desa
tepat pukul 11 siang tim Bookbuster, Rumah Margomulyo. Lomba berlangsung di balai
Literasi Banyuwangi ditemani hujan yang dusun Sumbermulyo yang berlokasi tepat
cukup deras menuju Glenmore. Tim yang didepan lapangan bola voli.
berjumlah 11 orang tetap melaju menuju Acara ini benar benar murni swadaya
Dusun Sumbermulyo, meski hujan tak benar- dari masyarakat. Banyak masyarakat yang
benar berhenti sampai dilokasi acara. mendonasikan apa yang mereka punya. “
Awalnya Tenda untuk Acara ini berbayar,
Bentangan pohon pinus sepanjang karena pemilik usaha tenda ini tak mengerti
jalan menuju lokasi. Perkebunan jagung dan dengan acara ini. Setelah dijelaskan, kita bisa
perkebunan karet memanjakan mata memakai tenda dengan gratis tetapi harus
sepanjang perjalanan. Akses jalan menuju memasang sendiri. Tidak hanya tenda, sound
Desa Margomulyo pada awalnya sangat system, panggung pun kami dapatkan tanpa
mudah. Lalu, setelah 3 km tim Bookbuster menyewa. Luar Biasa pokoknya.” Jelas Eryka
memasuki area perkebunan karet dengan sambil berkaca kaca, Pengelola Rumah Baca
akses jalan berbatu sepanjang 5km Ceria.
. tim Bookbuster Segera mempersiapkan diri
mengikuti proses acara pembukaan rumah
Tim Bookbuster Rumah Literasi Banyuwangi baca ceria yang dihadiri oleh beberapa
yang dipimpin oleh Faisal Riza, tiba dilokasi pejabat desa setempat seperti, beberapa
pukul 14.30 menjelang sore. tokoh desa, ketua karang taruna, bakal calon
Masyarakat dusun Sumbermulyo kepala desa dan Pelaksana Jabatan (PJ) desa
sudah nampak berkumpul dibeberapa titik Margomulyo.
yang mengelilingi lapangan bola voli yang
disetting sebagai panggung literasi oleh Molla Apresiasi pertama datang dari ketua karang
Maulidi dan tim sebagai penggerak literasi di taruna. Bahwa berdiri nya rumah baca di desa
Rumah Baca
Punya Cerita
semoga memberi manfaat kepada Masyarakat desa Margomulyo. Ketua karang taruna
berharap semoga rumah baca ceria menjadi cikal bakal desanya dijadikan kampung baca.

Apreasiasi kedua disampaikan oleh Tunggul Harwanto sebagai perwakilan dari Rumah
Literasi Banyuwangi, ia melihat masyarakat Desa Margomulyo cukup potensial. Karena itu
berilah anak-anak mudanya ruang untuk mengembangkan potensi desanya, terutama
manusianya. Mengukur sebuah kemajuan desa tidak dengan waktu singkat. Desa bisa maju
hanya dengan meningkatkan Kapasitas sumber daya manusia nya; memberi ruang-ruang
belajar dan berkarya pada anak-anak mudanya untuk berkembang; dan desa harus
berkolaborasi dalam membangun.

Apreasiasi ketiga disampaikan oleh


Muhammad sobri, sebagai PJ Desa Margomulyo, sekaligus didapuk sebagai pejabat desa
yang meresmikan rumah baca ceria , 29 Juli 2017. Rumah baca no.49 yang kami rangkul
untuk berkolaborasi.

Peresmian rumah baca ceria ditandai dengan pemberian donasi buku oleh Rumah Literasi
Banyuwangi. Lalu secara simbolis pelepasan balon oleh puluhan anak-anak dusun
Sumbermulyo.

Semoga ikhtiar ini dapat menstimulus pemuda-pemuda lain yang belum tergerak. Kelak
akan ada penggerak lain sebagai motor perubahan dari desa Margomulyo. Karena
perubahan itu dimulai dari manusianya. Dimulai diri sendiri. Maka mulailah bergerak.
RLB News

Fungsi pendidikan adalah memanusiakan Nasional adalah event kolaborasi pertama


(sesama) manusia -Sam Ratulangi antar rumah baca yang kami lakukan.
- Kolaborasi pertama dalam hal mengedukasi
sekitar dengan bantuan media sosial.
Pendidikan adalah tanggung jawab publik.
Rumah baca yang kami inisiasi dan rangkul Pada tanggal tersebut, kami seluruh
adalah ikhtiar kecil kami (relawan) dalam pengelola dan relawan Rumah Literasi
mengambil peran untuk turut mendidik sekitar Banyuwangi sepakat untuk mendeklarasikan
sekaligus mendidik diri sendiri. ikrar “AKU ANAK CINTA DAMAI” secara
bersama-sama diwaktu dan tempat yang
Oktober nanti, jelang tiga tahun kami bergerak di berbeda. Isi ikrar tersebut antara lain,
dunia literasi, anak dan kerelawanan. Tahun ini, menerima diri penuh rasa syukur, mempunyai
2017, adalah tahun ke tiga kami merayakan hari semangat untuk terus belajar, menolak
anak nasional dibawah naungan Rumah Literasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah,
Banyuwangi. Dua tahun sebelumnya, kami mengakui kesalahan dan mudah memaafkan
merayakan hari anak nasional berpusat di satu orang lain serta senang sabar sayang kepada
tempat. Merayakan dan mengkampanyekan hak- teman
hak anak di satu pusat lokasi saja. Tahun ini cukup .
istimewa buat kami. Kami merayakan dibeberapa Empat Prinsip Dasar hak-hak anak
titik lokasi rumah baca yang berkolaborasi dengan yang kami kampanyekan setiap hari di rumah
Rumah Literasi Banyuwangi. baca, hak Non-diskriminasi, bahwa setiap
anak punya hak untuk tidak dibeda-bedakan
Hal ini bisa kami lakukan karena seiring berdasarkan perbedaan latar belakang,
perkembangan kami (relawan dan pengelola warna kulit, ras, suku, agama, golongan,
rumah baca/taman baca) menemukan pola keluarga, jenis kelamin, kondisi fisik dan
komunikasi baik dalam membangun jaringan mental, dll. Hak mendapat kepentingan yang
rumah baca RLB, dengan berbagi ide, gagasan, terbaik bagi anak. Adalah bahwa setiap anak
inspirasi di setiap aktivitas anak-anak rumah berhak mendapatkan yang terbaik. Hak untuk
baca. Tanggal 23 juli adalah contoh kami dalam hidup, kelangsungan hidup, dan
mengelola event kolaborasi. Pekan Hari Anak perkembangan. Setiap anak berhak untuk
hidup dan berkembang secara normal, oleh karenanya setiap jaminan pertolongan, penyelamatan dan
perawatan kesehatan dalam kondisi sakit, berbahaya dan mengancam jiwanya. Terakhir adalah hak
mendapat penghargaan terhadap pendapat anak. Bahwa setiap anak berhak untuk dihargai pendapatnya
dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi atau tanya jawab
Pekan Hari Anak Nasional yang kami gelar selama tiga hari (23-25 juli ) di rumah inspirasi (taman
baca poskamling) bersama 80 anak, Rumah Baca Pelangi, Rumah Baca Algebra Rogojampi, paud sahabat
k e c i l , S L B K a l i p u r o , 2 5 0 s i s w a M A A l Q o d i r i J e m b e r, 8 0 a n a k R u m a h
Baca Komplet dan Rumah Baca Biru Antogan Rogojampi, semoga memberikan dampak luas dan postif
pada masyarakat
Sungguh, bagi kami hari anak tak hanya tanggal 23 Juli saja. Kami relawan (pengelola) rumah baca, hampir
merayakannya setiap hari. Seperti pendidikan yang seharusnya tak hanya dirayakan pada tanggal 2 Mei.
Pendidikan itu sesungguhnya terintegrasi dengan kehidupan. Senyatanyalah, pendidikan diraykan setiap
detik, menit, jam dan hari. Pun hari anak, selayaknyalah dirayakan setiap hari. Karena dimana ada anak-
anak, disanalah harapan bermukim. Disanalah pula ada banyak tanggung jawab moral dalam memenuhi
hak-hak mereka sebagai anaK

Rumah baca atau Taman baca bagi kami, hari ini, tak hanya sebagai tempat tumpukan buku
bermukim, namun tempat persoalan dan harapan kemanusian yang diwujudkan. Apresiasi besar kami
kepada seluruh relawan Rumah Baca dan Rumah Literasi Banyuwangi atas kerja keras dan kerja hati dalam
mengedukasi lingkungan dan diri sendiri.
Refleksi Oleh : Faisal Riza

Hari Anak Nasional 2017


Sebagai orang tua yang memiliki anak dalam kehidupan sosial masyarakat.
dengan tingkat kecerdasan diatas rata-rata pasti Misalnya; saat bekerja sama dalam kelompok
kita merasa bangga dan berlomba untuk bisa dan menghargai orang lain.
menyekolahkan anak-anak kita disekolah yang
memiliki kelas akselerasi atau kelas unggulan. Salah satu kecerdasan emosional
adalah tentang kemurahan hati dengan cara
Namun yang patut kita ingat adalah, berbagi. Kebiasaan berbagi akan menerbitkan
pendidikan seutuhnya bagi seorang anak yang seberkas rasa aman, damai, dan mengasihi.
unggul tidak saja bergantung pada faktor Penelitian pun menunjukkan bahwa orang
akademik saja, tapi juga faktor kebutuhan mental, yang senang berbagi akan lebih banyak
dan spiritual. Artinya anak-anak kita menghasilkan hormone endorphin.
membutuhkan keseimbangan baik akademik
maupun mental–spiritual. Hormon endorphin ini akan memberikan
imunitas pada tubuh. Perannya
Anak-anak cerdas tidak cukup hanya mempercepat pemulihan saat sakit dan
sekedar IQ saja yang tinggi, tetapi juga harus mampu beristirahat lebih optimal. Di samping
memiliki tingkat kreativitas yang baik, serta itu, anak yang memiliki kecerdasan
memliki komitmen tugas, seperti disiplin dan tidak emosional akan lebih tangguh saat di
mudah menyerah. Kasih sayang dan perhatian hadapkan pada persoalan berat.
dari orang tua, guru, dan lingkungan sangatlah
berpengaruh bagi emosi atau mental anak. Pelajaran tentang berbagi ini memang
bermula dari rumah. Namun, sekolah pun
Lingkungan yang kondusif bagi bisa mengembangkan perilaku yang mampu
perkembangan anak adalah lingkungan yang menggugah empati siswanya. Pada masa
tetap up to date dengan perkembangan zaman, pertumbuhan, anak akan belajar dari segala
dan tugas kita adalah memberikan batasan- sesuatu di sekitarnya. Di sinilah peran
batasan yang jelas pada ana-anak kita. sekolah untuk memberikan contoh aktivitas
tentang berbagi.
Karena di era Informasi komunikasi &
tehnologi yang maju pesat seperti sekarang ini, Dari pengertian di atas dapat dipahami pula
tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak perlu bahwa karakter identik dengan akhlak,
dibekali semua hal yang memadai untuk sehingga karakter merupakan nilai-nilai
menghadapi masa depan mereka, namun dengan perilaku manusia yang universal yang
tetap tidak meninggalkan perkembangan karakter meliputi seluruh aktivitas manusia, baik
yang baik pula. dalam rangka berhubungan dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, sesama manusia,
Cukupkah anak hanya pandai? Tidak juga. maupun dengan lingkungan, - yang terwujud
Anak pun perlu mengasah kepekaan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
emosionalnya. Kecerdasan emosional ini akan dan perbuatan berdasarkan norma-norma
jadi salah satu tolok ukur kesuksesan saat terjun agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat.
RLB News

` Bookbuster adalah program wajib di Rumah Literasi Banyuwangi dalam membantu


mengkampanyekan budaya baca. Program yang dirancang untuk mengundang para rider (klub motor)
dan para traveller dalam turut berpartisipasi kampanye baca ke rumah baca.

Program yang lahir atas keprihatinan kami membaca kondisi tentang sulitnya akses buku yang
berkualitas untuk anak-anak di desa. Oleh karena itu program ini dibuat dengan tujuan untuk mengatasi
kesenjangan akses terhadap buku bacaan, terutama bagi anak anak dan remaja di pelosok daerah.
Dengan kata lain, program ini memiliki misi pemerataan penyebaran buku di masyarakat
.
Tahun ini, adalah event Bookbuster ke empat yang kami lakukan sejak awal 2016. Biasanya
Bookbuster dilakukan selama satu hari penuh dengan agenda doñasi Buku dan upgrading Relawan
Pengelola rumah baca.
Tahun ini kami melakukan Bookbuster selama dua hari, 29-30 Juli 2017, dengan acara yang lebih
variatif dan dengan jumlah Rumah baca yang lebih banyak. Bookbuster kali ini, ada 11 rumah baca yang
kami jadikan rute perjalanan kampanye baca. Ke 11 rumah baca itu antara lain : taman baca pos kamling,
rumah baca abata, rumah baca arkara, rumah baca biru, rumah baca komplet, rumah baca ceria, rumah
baca buka buku, rumah baca algebra, rumah baca Ainina, gubuk baca Laksmi, dan rumah baca sahabat
kecil
.
Acara dimulai di hari Sabtu pagi, 29 Juli 2017, dengan berkumpul di basecampe
RLB yang terletak ditengah kota, Yayasan Matahati. Taman Baca Pos Kamling di
Perumahan Puri Brawijaya sebagai rute etape pertama yang kami kunjungi, dan
Rumah Baca Sahabat Kecil sebagai rute terakhir yang akan di kunjungi

Selain berbagi buku, silaturahmi ke rumah baca, dan Upgrading Rumah baca,
kami membuka rumah baca baru di Desa Margomulyo Glenmore dengan menggelar
panggung literasi pada malam harinya untuk warga sekitar

Acara Bookbuster, selama dua hari ini, 29-30 Juli, terselenggara atas donasi buku
kurang lebih 350 judul buku dari Gramedia Jember. Terima kasih kepada Gramedia
yang telah turut berkolaborasi dalam akses buku bacaan untuk anak-Anak
Banyuwangi. Semoga bisa terus bersinergi dalam menginspirasi dan mencerahkan
masyarakat

Untuk para rider dan traveller yang ingin terlibat di bookbuster selanjutnya, kami
mengundang anda semua untuk jadi relawan Bookbuster di Rumah Literasi
Banyuwangi.

RB Biru Kabat

RB Pos Kampling RB Gubuk Lasmi

Algebra RB Komplet
la c i k e c i l Berbuka Puisi

JALAN LURUS
Selama itu
Kau betah sekali
Hanya minta ihdinasshirothol mustaqiem
Kau betah sekali
Sedari kecil

Tak adakah pintamu yang lain?


Ayo lah, mintalah yang lain.

Pintaku bertahun-tahun itu adalah permintaan


terberat untuk dikabulkan. Jalan lurus itu kekayaan
hakiki yang harus ditempuh dengan keputusasaan
berkali-kali, beribu kegagalan, jutaan air mata dipaksa
melewati tebing pipi, milyaran keraguan dan BIJI
POHON
ketakutan yang tawar-menawar mengajak perang di PINUS
alam pikir.
Ihdinasshirothol mustaqiem ya rabb..
Perjalanan iman. Perjalanan keberkahan. Perjalanan
kebahagiaan.

Ihdinasshirothol mustaqiem. lacikecil


Pintaku lagi lagi hanya itu Rabb.
Puisi ini di cuplik dari buku
Yang lainlah?! biji pohon pinus
jika anda ingin mendapatkan
Tak ada.
buku biji pohon pinus
Ayo lah! silahkan hubungi: 0856-4686-8281
Kau sudah paham.

Kirimkan Puisi Anda


( dengan subjek #BerbukaPuisi )
melalui email
rumahliterasibwi@gmail.com
Laporan Penerimaan Barang StreetShop
25%
Barang Tidak

3
Layak Jual

75%
Barang Layak Jual

Paket pakaian Layak pakai

Handphone
3 45%
Kaos dan Kaos
Berkerah
35%
Celana Pendek
dan Celana Panjang

15%
Hem, Batik,
dan Rompi

5%
aksesoris, kerudung lainnya

Street
$

Shop
Semua Barang yang layak jual akan didisplay di
launching streetshop tanggal 17-21 Agustus 2017 di Rumah baca Sahabat Kecil Street Shop
Penyimpanan

PANTANG
TANYA
SEBELUM
Daftar Penerima Manfaat Donasi Buku
BACA
1. Rumah Baca Sahabat Kecil
2. Taman Baca Pos Kamling

500*
3. Rumah Baca ABATA
4. Rumah Baca Arkara (2paket)
5. Rumah Baca Biru (2paket)
6. Rumah Baca Komplet
EKSEMPLAR BUKU 7. Rumah Baca Ceria
DITERIMA 8. Rumah Baca Ainina
9. Rumah Baca Satu Nusa
30
PAKET BUKU
10. Rumah Baca Negeri Dongeng
11. Pustaka Jana
12. Gubuk Laksmi
13. Rumah Baca Matahati

13
Rumah Baca
Dikunjungi
14. Rumah Baca tanda tanya
15. Rumah Baca algebra
16. Kantor desaliterasi ketapang
17. Logistik Literasik

*Donasi Buku dari Gramedia Jember. Terima Kasih Gramedia Jember Atas Donasinya

rumahliterasi
Pendaftaran Donatur Baru

Nama : ___________________________________________
(Harap diisi Sesuai KTP dan Nama Panggilan Jika
Perlu)

No. Telp/HP : ___________________________________________

Tempat/Tgl Lahir : ___________________________________________

Alamat : ___________________________________________

Sumber Info : [ ] Teman [ ] Internet [ ] lain lain _______________ Ingin Lebih Mudah?
Bersedia menyalurkan : [ ] Infaq [ ] Buku [ ] Barang Bekas Daftar Via WA
O Rp. 50.000 O Rp. 100.000 O Rp......................

........................., .....................................

Petugas Donatur
085646868281
ISI DAN FOTO FORMULIR DISAMPING

(_________________) (________________)
Street Shop
##Kerjabarengan

1.
pengumpulan
3.
(drop box) $
5.
Barang Bekas Berkualitas Street Shop Report
(Baju, Elektronik, dll)
1. Selling (penjualan)
2. Display 1. Web
3. DropBox 2. Buletin ( Berkala)
4. Open Maket (Bazzar)

2. 4.

Shop
Street

Penyimpanan 1. Donasi Ke Rumah Baca


1. Sortir 2. Beasiswa Anak Rumah Baca
2. Pricing (Pemberian Harga) 3. Pemberdayaan
3. Packing (Pengemasan)

Mari Kita Bantu! Bantu Mereka Senyum Kembali!

Dengan mengumpulkan Barang BEKAS Berkua-


litas, Anda ikut Berdonasi Ke rumah Baca,
Memberikan Beasiswa untuk Anak RB dan
Memberdayakan masyarakat.

Hubungi: Dusun Gunung Remuk RT 01 . Rw


02 Desa Ketapang
085 236 638 248 (WA) Kec. Kalipuro
Banyuwangi
Rumah literasi Indonesia
www.rumahliterasiindonesia.org
PA N T A N G
T A N Y A
SE B E L U M

BACA

Anda mungkin juga menyukai