Anda di halaman 1dari 4

ISSN No.

1978-3787 Media Bina Ilmiah 29

PROFIL JUMLAH LEUKOSIT


PADA PENDERITA HEPATITIS DENGAN HBsAg POSITIF

Oleh :
I WAYAN GETAS1
H.Rohmi2
1. Dosen pada Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram
2. Dosen pada Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram

Abstrak: Penyakit Hepatitis B adalah penyakit infeksi atau peradangan hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B. Salah satu parameter untuk mendeteksi adanya infeksi adalah pemeriksaan jumlah leukosit.
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan darah rutin yang sering dilakukan, karena jumlah leukosit dapat
memberikan petunjuk apakah terdapat suatu infeksi atau peradangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme atau suatu reaksi inflamasi terhadap masuknya antigen ke dalam tubuh. Dari hasil
pemeriksaan jumlah leukosit dihubungkan dengan titer HBsAg yang terdapat dalam serum pasien sebagai
penegasan bahwa ada infeksi virus hepatitis B di hati dan mengetahui tingkat keparahan infeksi. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui gambaran jumlah leukosit pada penderita Hepatitis dengan HBsAg
positif. Penelitian ini bersifat Deskriptif Observasional Analitik dengan menggunakan desain penelitian
Cross Sectional Analitik. Penelitian dilakukan di RS Biomedika Mataram terhadap 30 sampel pasien
hepatitis dengan HBsAg positif menggunakan metode pengambilan sampel secara Nonrandom Purposive
Accedental Sampling. Metode pemeriksaan untuk hitung jumlah leukosit menggunakan alat automatik
Sysmex XS 800i dan pemeriksaan titer HBsAg menggunakan alat automatik Icrhoma TMReader RS232.
Hasil yang didapat pada pemeriksaan jumlah leukosit pada penderita hepatitis B sebanyak 17 (56%)
leukosit meningkat pada titer rendah <1, jumlah leukosit normal sebanyak 8 (26%) pada titer tinggi >250
dan jumlah leukosit menurun pada titer tinggi >250 sebanyak 5 (16%) sampel.

Kata kunci: Jumlah Leukosit, Titer HBsAg.

PENDAHULUAN tindik telinga, serta akupuntur. Penularan penyakit


Hepatitis B merupakan penyakit infeksi bisa lewat jarum suntik bekas pakai, sikat gigi,
pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B pisau cukur, jarum, tusuk kuping, dan lain-lain
(HBV), dapat berkembang menjadi kronis sehingga (Naga, S., 2012).
terjadi pengerasan hati (liver cirrhosis) yang Menurut Ali Sulaiman angka penderita
selanjutnya dapat berkembang menjadi kanker hati Hepatitis B di Indonesia mencapai 12 juta orang,
(carcinoma hepatocelluler) (Waluyo,S dan 500.000 diantaranya penderita aktif. Setiap 100
Budhi,2010). orang, diperkirakan 2-10 orang terinfeksi HBV,
Di dunia diperkirakan 400 juta orang mengidap terutama di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pada
infeksi Hepatitis B kronik dengan 500.000 tahun 2007 prevalensi Hepatitis B di NTB sebasar
diantaranya meninggal. Prevalensi Hepatitis B antar 0,8% dan pada tahun 2012 sebesar 1,2% (Waluyo,S
negara bervariasi antara 0,1%-20%,Sekitar 30% dan Budhi,2010.,RISKESDAS,2007., Profil NTB,
pengidap Hepatitis B kronik merupakan pengidap 2012).
asimtomatik dan sebagian besar (70%) pengidap Virus Hepatitis B stabil dalam darah, plasma, dan
Hepatitis kronik akan berkembang menjadi serum,serta dapat bertahan lama diluar tubuh
penderita penyakit hati kronik. Diperkirakan 2%- manusia dalam berbagai tingkat kelembaban udara
10% dari penderita Hepatitis kronik ini akan dan temperatur yang tinggi.Virus Hepatitis B sangat
berkembang menjadi sirosis hati dalam setahun, menular,bahkan 100 kali lebih mudah menular
dan 2%-8% akan menjurus menjadi kanker hati dibandingkan dengan virus HIV karena perjalanan
dalam tempo setahun (Mulyanto,2010). penyakit Hepatitis B seringkali tanpa gejala selama
Kelompok yang paling berisiko tinggi bertahun-tahun sehingga seseorang tidak sadar
tertular HBV, yaitu bayi yang baru lahir dari ibu mengidap virus tersebut dan berpotensi menularkan
pengidap Hepatitis B, tenaga kesehatan seperti kepada orang lain(Hembing W,2008).
dokter dan perawat, calon penerima transfusi darah, Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
pasien hemodialisa (cuci darah), pecandu narkotika, Antigen Virus Hepatitis B adalah pemeriksaan titer
pelacur, orang yang menggunakan alat tato dan HBsAg. Adanya Antigen Virus Hepatitis B dalam

_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 5, Mei 2016
30 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

darah merupakan petunjuk penting paling dini dilaksanakan pada tanggal 19 Maret - 21
infeksi virus hepatitis yang berlangsung. HBsAg April 2015 di Laboratorium RS Biomedika
sudah dapat ditemukan dalam darah pada masa Mataram. Sampel yang digunakan dalam
inkubasi. penelitian ini adalah sampel pasien penderita
Titer HBsAg ini dideteksi untuk mengetahui tingkat hepatitis dengan HBsAg positip.
keparahan pasien terinfeksi HBV. Selain itu Pemeriksaan yang dilakukan yaitu
dilakukan perhitungan jumlah leukosit sebagai pemeriksaan HBsAg secara semi kuantitatif
pemeriksaan penunjang. Dari hasil pemeriksaan dengan metode semi ELISA menggunakan
jumlah leukosit akan dikaitkan dengan titer HBsAg alat Icrhoma TMReader RS232 dan
yang terdapat dalam serum pasien sebagai pemeriksaan Darah Lengkap (DL) mencakup
penegasan bahwa adanya infeksi virus Hepatitis B pemeriksaan hitung jumlah lekosit. Hasil
di hati (Sulaiman Ali dan Julitasari, 2010., hitung jumlah lekosit diperoleh dari sampel
Anderson, S,P dan Wilson,LM,(2006). pasien positif HBsAg yang telah diperiksa
Leukosit berperan sebagai sistem secara semi kuantitatif. Sampel yang dipakai
pertahanan untuk melindungi tubuh dari yaitu sampel darah dengan antikoagulan
mikroorganisme, sehingga jumlah leukosit akan EDTA, kondisi sampel tidak boleh lisis atau
meningkat melebihi batas normal yaitu diatas beku pada waktu pengambilan.
10.000/mm3 ketika terjadi infeksi(Anderson,S.P B. Hasil Penelitian
dan Wilson,LM, 2006). Setelah dilakukan penelitian terhadap 30
Adanya infeksi virus Hepatitis B merupakan sampel pada pemeriksaan HBsAg dengan
masalah kesehatan bagi masyarakat dan pentingnya titer tertentu dan pemeriksaan darah lengkap
pemeriksaan screning laboratorium terkait dengan (DL) yang mencakup hitung jumlah lekosit,
titer HBsAg, sehingga perlu melakukan penelitian dapat dilihat hasil penelitian pada tabel
mengenai “Profil jumlah leukosit pada penderita berikut :
Hepatitis dengan HBsAg positif”. Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan titer HBsAg
pada sampel positip HBsAg
METODE PENELITIAN Jumlah
No Titer HbsAg Persentase(%)
Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional Sampel
1 Rendah (<1) 17 56
analitik, yaitu penelitian yang dilakukan untuk 2 Sedang (1-250) 0 0
mendeskripsikan atau melihat kasus yang terjadi 3 Tinggi (>250) 13 43
didalam masyarakat (Notoatmojo,2010).
Berdasarkan waktunya, penelitian ini besrifat cross Jumlah 30 100%
sectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari
dengan cara observasi atau pengumpulan data pemeriksaan terhadap 30 sampel positip HBsAg
sekaligus pada waktu yang bersamaan artinya tiap didapatkan titer HBsAg rendah <1 sebanyak 17
subjek penelitian hanya observasi sekali saja dan sampel (56%) dan titer HBsAg tinggi >250
pengkuran dilakukan terhadap status karakter atau sebanyak 13 (43%) sampel.
variabel subjek pada saat pemeriksaan Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan jumlah leukosit pada
(Notoatmojo,2010). sampel positip HBsAg
Sampel pada penelitian ini adalah pasien Hepatitis NO Jumah Leukosit Jumlah Persentase
dengan HBsAg positip yang melakukan Sampel (%)
pemeriksaan laboratorium di Rumah Sakit 1 Meningkat (>11000/µL) 17 56
Biomedika Mataram. 2 Normal (4000-11000/µL) 8 26
3 Menurun(<4000/µL) 5 16
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini
minimal 30 sampel yang merupakan batas sampel Jumlah 30 100%
besar (Agung IGN,2004).
Dari tabel 4.2 terjadi peningkatan jumlah leukosit
Data hasil penelitian kemudian dideskripsikan
secara deskriptif sehingga dapat diketahui sebanyak 17 sampel (56%), jumlah leukosit normal
sebanyak 8 sampel (26%) dan jumlah leukosit
gambaran jumlah leukosit pada pasien penderita
Hepatitis dengan HBsAg positip. menurun sebanyak 5 sampel (56%).
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat
dilihat bahwa jumlah leukosit meningkat
HASIL PENELITIAN
(>11000/µL) pada titer HBsAg rendah <1
A. Gambaran Umum Penelitian
Hasil penelitian gambaran jumlah leukosit sebanyak 17 sampel (56%), jumlah leukosit normal
pada pasien hepatitis dengan HBsAg positip, pada titer HBsAg tinggi >250 yaitu 8 sampel (26%)

_____________________________________________
Volume 10, No. 5, Mei 2016 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 31

dan jumlah leukosit menurun (<4000/µL) pada zat asing untuk pertahanan tubuh guna melawan
titer HBsAg tinggi >250 sebanyak 5 sampel (16%). infeksi. Jenis sel darah putih yang meningkat untuk
perlawanan terhadap virus adalah limfosit sehingga
PEMBAHASAN terjadi limfositosis.
Pemeriksaan jumlah Leukosit merupakan salah satu Sampel pasien positip HBsAg dengan titer HBsAg
parameter pemeriksaan untuk mendeteksi adanya tinggi >250 jumlah leukosit normal ada 8 (26%).
infeksi. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh penderita
darah rutin yang sering dilakukan, karena jumlah hepatitis B yang sudah mendapatkan terapi dan
leukosit dapat memberikan petunjuk apakah sedang mengkonsumsi obat serta bahan kimia
terdapat suatu infeksi atau peradangan yang tertentu dapat mempengaruhi jumlah leukosit.
disebabkan oleh mikroorganisme atau suatu reaksi Dari hasil penelitian juga didapatkan jumlah
inflamasi terhadap masuknya antigen ke dalam leukosit menurun (<4000/µL) dengan titer HBsAg
tubuh. Meningkatnya jumlah leukosit tinggi >250 sebanyak 5 sampel(16%) karena
(>11.000/mm3) disebut leukositosis merupakan adanya infeksi yang menyebabkan
indikatif adanya suatu peradangan pembengkakkan dan peradangan pada hati. Pada
(Anderson,S.P.,dkk, 2006). keadaan peradangan akan terjadi peningkatan
Adanya antigen hepatitis B dalam serum aliran darah sehingga terjadi peningkatan
merupakan petanda serologis infeksi hepatitis B. permeabilitas kapiler yang menyebabkan sel darah
Titer HBsAg yang masih positif lebih dari 6 bulan dan sel leukosit keluar dari pembuluh darah kapiler
menunjukkan infeksi hepatitis kronis. Munculnya dan bermigrasi menuju daerah atau jaringan yang
antibodi terhadap HBsAg (anti HBs) menunjukkan mengalami peradangan sehingga terjadi
imunitas dan atau penyembuhan proses infeksi. pembengkakkan atau eritema. Hal tersebut yang
Adanya HBeAg dalam serum mengindikasikan menyebabkan jumlah leukosit menurun dalam
adanya replikasi aktif virus di dalam hati pembuluh darah.
(Soewignjo S Dan Gunawan S,1991). Selain itu, karena adanya gangguan dari fungsi hati
Secara serologi infeksi hepatitis persisten dibagi yang disebabkan adanya perdangan dari infeksi
menjadi hepatitis B kronis dan keadaan carrier virus hepatitis B, akan menyebabkan
HBsAg inaktif yang membedakan keduanya adalah pembengkakan pada limfa. Limfa akan membesar
titer HBV. Pemeriksaan virologi untuk mengukur ketika organ ini dipaksa untuk melakukan
jumlah HBV serum sangat penting karena dapat pekerjaan yang berlebihan dalam menyaring atau
menggambarkan tingkat replikasi virus. Saat ini membuat sel-sel darah yang menghasilkan limposit,
telah disepakati bahwa kadar HBsAg>105copies/ml tipe dari sel darah putih sebagai antibodi untuk
merupakan batas penentuan untuk hepatitis B pertahanan tubuh. Akibat pembengkakan limfa,
kronis (Sulaiman Ali dan Juitasari,1997). terjadi hipersplenisme yang menyebabkan sel-sel
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di darah hancur sepenuhnya sehingga sel leukosit
Rumah Sakit Biomedika Mataram, dengan menurun pada pembuluh darah.
pemeriksaan 30 sampel pasien positip HBsAg, Pemeriksaan hitung jumlah leukosit untuk
maka didapatkan hasil Jumlah leukosit meningkat diagnosa adanya suatu infeksi virus hepatitis B di
pada titer HBsAg rendah yaitu <1 sebanyak 17 dalam tubuh merupakan hal yang sangat penting
(56%) sampel. Hal ini terjadi karena adanya respon guna untuk mengetahui tindakan pengobatan pada
imun tubuh terhadap zat asing yang baru masuk pasien, karena di NTB khususnya di Mataram
kedalam tubuh. Hasil tersebut sama dengan masih terjadi kasus penyakit hepatitis B.
penelitian yang dilakukakan oleh Sepniman Jaya Penyebab masih terjadinya kasus hepatitis B di
Telaumbanua (2012) bahwa jumlah leukosit Mataram, karena cara penularannya yang sangat
meningkat pada pasien dengan HBsAg postip. mudah yaitu melalui penggunaan jarum suntik yang
Titer rendah menunjukkan masih sedikit jumlah dipakai lebih dari satu kali secara bergantian,
atau kadar virus HBsAg didalam tubuh. Titer penggunaan
rendah biasanya pada keadaan pasien atau alat kebersihan seperti sikat gigi dan alat cukur
penderita baru terinfeksi HBsAg dengan kondisi secara bergantian, berhubungan seksual dan dari
pasien tidak terlalu parah, sehingga tubuh sedang ibu hamil kepada janinnya.
aktif memproduksi leukosit. Saat tubuh mendeteksi
adanya benda asing yang masuk, sumsum tulang SIMPULAN
dirangsang untuk memproduksi lebih banyak sel Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik
darah putih untuk mengelilingi serta memfagosit kesimpulan :

_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 5, Mei 2016
32 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

1. Titer HBsAg <1 (titer rendah) sebanyak 17 Hembing Wijaya kusuma (2008) Tumpas Hepatitis
(56%) dan titer HBsAg >250 (titer tinggi) Dengan Ramuan Herbal,Pustaka
sebanyak 13 (43%) sampel. Bunda,Jakarta.
2. Jumlah leukosit dari hasil penelitian, terdapat Karya Tulis Ilmiah, Mariana (2012).
penurunan jumlah leukosit sebanyak 5 Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS),
sampel (16%), jumlah leukosit normal 2007.
sebanyak 8 sampel (26%) dan jumlah leukosit
meningkat sebanyak 17 sampel (56%). http://laporan.RISKESDAS.pdf.ac.id./11/3/2
3. Jumlah leukosit pada pasien penderita 015 15.13
hepatitis dengan HBsAg positip yaitu terdapat Mehta, A, Victor, H. (2006) At A Glance
penurunan jumlah leukosit pada titer HBsAg Hematologi, Edisi Kedua, Erlangga,Jakarta.
tinggi >250 yaitu 5 sampel (16%), http://sepniman.KTI.ac.id /25/12/2015 1.30
peningkatan jumlah leukosit pada titer HBsAg Mulyanto (2010) Genotipe Virus Hepatitis B dan
rendah <1 sebanyak 17 sampel (56%) serta Maknanya Secara Klinis. Laboratorium
jumlah leukosit normal pada titer HBsAg Hepatitis B NTB Mataram dan Laboratorium
tinggi >250 sebanyak 8 sampel (26%). Imunologi Fakultas Kedokteran Mataram.
Karya Tulis Ilmiah, Mariana (2012).
SARAN Naga, S. (2012) Buku Panduan Lengkap Ilmu
1. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan Penyakit Dalam, Cetakan pertama, Diva
wawasan mengenai penyakit hepatitis B. Press, Jogjakarta.
2. Bagi akademik menambah ilmu pengetahuan Notoadmodjo S. (2010) Metodologi Penelitian
tentang pemeriksaan penunjang untuk Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
mengetahui infeksi penyakit hepatitis B dan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk Barat (NTB), 2012
meneliti lebih lanjut mengenai hitung jenis sel . http://profil-Dikes-
leukosit pada pasien penderita hepatitis B. ProvNTB.pdf.ac.id./11/3/2015 20.30
Rahayu, L. (2010) Waspada Wabah Penyakit,
DAFTAR PUSTAKA Cetakan pertama, Nuansa, Bandung.
Agung IGN, (2004), Statistika ,PT. Raja Grafindo Sievert, W, korman, M.G, dan Bolves, T, (2010)
Persada, Jakarta. Segala Sesuatu Tentang Hepatitis, Cetakan
Anderson, S.P, Wilson,LM.,(2006) Patofisiologi pertama, Arcan,Jakarta.
Konsep Klinis Proses Penyakit,Edisi http://sepniman.KTI.ac.id /25/12/2015/ 1.30
Keenam,ECG,Jakarta. Soemharjo, S dan Stephanus G, (2008) Hepatitis
http://sepniman.KTI.ac.id /25/12/2015 1.30 Virus B, Edisi Kedua,Buku Kedokteran
Anonim,(2013), http://Alat Keshatan.i-Chroma EGC,Jakarta.
Reader.usu.id /13/2015 15.20 Soewigno S. Dan Gunawan S. (1991) Hepatitis
Boedina,S., 2006 Imunologi Diagnosis dan Virus B, EGC, Jakarta
Prosedur Laboratorium, Edisi Ketiga,FKUI, Sulaiman, A dan Julitasari (1997) Panduan Parktis
Jakarta. Penatalaksanaan dan Pencegahan Hepatitis
http://sepniman.KTI.ac.id /25/12/2015 1.30 B. Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia. Jakarta.
Diktat Pratikkum Hematologi Analis Sepniman Jaya, T. (2012) Pemeriksaan Jumlah
Kesehatan,(2013) Mataram. Leukosit Pada Penderita Hepatitis B yang
Dinah,G.,Christine,B.,(2003), Mikrobiologi Dirawat Inap Di RSU Advent Medan,
Terapan Untuk Perawat, ECG, Jakarta. Akademi Analis Kesehatan Sari Mutiara,
Fazidah, S.A.(2001) Hepatitis B di tinjau dari Medan.
Kesehatan Masyarakat dan Upaya http://sepniman.KTI.ac.id /25/12/2015 1.30
pencegahan. Waluyo,S dan Budhi.,(2010) Question & Answers
http://repostory.usu.ac.id./30/12/2014 10.43 Hepatitis, Cetakan Pertama, PT. Elex Media
Gandasoebrata, R (2001), Penuntun Laboratorium Komputindo,Jakarta.
klinik, Dian Rakyat,Jakarta.

_____________________________________________
Volume 10, No. 5, Mei 2016 http://www.lpsdimataram.com

Anda mungkin juga menyukai