Bab-12-1974-Cek 20090203165443 1813 12
Bab-12-1974-Cek 20090203165443 1813 12
411234 - (35).
B A B XII
KELUARGA BERENCANA
I. PENDAHULUAN
547
berencana telah ditingkatkan menjadi suatu program nasio-
nal. Sesuai dengan perkembangan pelaksanaan keluarga be-
rencana, dibutuhkan (penyempurnaan organisasi, sehingga
dalam tahun 1970 LKBN telah dirubah menjadi Badan Koor-
dinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Selanjutnya
dalam Repelita I terus dilakukan usaha-usaha penyempurnaan
organisasi BKKBN.
Untuk lebih mengembangkan pelaksanaan program keluarga
berencana dalam Repelita I telah dimanfaatkan pula berbagai
bantuan luar negeri yang serasi dengan pola kebijaksanaan
nasional untuk program keluarga berencana.
Selama masa Repelita I pelaksanaan program keluarga be-
rencana di pusatkan di daerah Jawa dan Bali. Di daerah-
daerah tersebut terdapat situasi kepadatan penduduk yang
relatif lebih kritis keadaannya dibandingkan dengan daerah-
daerah lainnya di Indonesia. Walaupun demikian ternyata
bahwa di beberapa daerah di luar Jawa dan Bali selama masa
Repelita I telah dirintis pula usaha pelaksanaan keluarga be-
rencana oleh pelbagai organisasi kemasyarakatan serta Peme-
rintah Daerah yang bersangkutan.
Pelaksanaan program keluarga berencana dalam Repelita I
terutama meliputi kegiatan penerangan dan motivasi, pelayanan
medis, pendidikan dan latihan, pengembangan logistik, penca-
tatan dan pelaporan serta penelitian dan penilaian kegiatan
keluarga berencana.
548
Hal ini dilakukan baik melalui Penerangan umum, penerangan
kelompok, penyuluhan wawan-muka, maupun melalui pendidik-
an kependudukan.
a. Penerangan umum.
Penerangan yang bersifat umum dilakukan terutama melalui
surat-surat kabar, majalah, kantor berita, siaran radio, TVRI,
lagu-lagu populer keluarga berencana, pembuatan film cerita
dan dokumenter tentang keluarga berencana, penerbitan-pener-
bitan, spanduk-spanduk, papan bergambar, stempel pos pada
surat-surat, perangko keluarga berencana dan lambang kelu-
arga berencana pada mata uang logam.
b. Penerangan kelompok.
Penerangan kelompok terutama dilakukan melalui bantuan
yang diberikan kepada seminar/raker/pertemuan berbagai ke-
lompok masyarakat serta mengirimkan tenaga-tenaga pene-
rangan untuk melakukan pendekatan terhadap berbagai kelom-
pok khusus masyarakat di daerah-daerah tertentu. Da1am
rangka ini telah dilakukan pendekatan terhadap golongan-
golongan "berpengaruh" dalam masyarakat yang diharapkan
tidak hanya akan menjadi penghubung dan penyebar gagasan
keluarga berencana, akan tetapi diharapkan menjadi "orang
contoh" dalam pelaksanaan keluarga berencana. Untuk itu
selama Repelita I telah dilakukan pendekatan secara khusus
terhadap pemimpin-pemimpin masyarakat, alim ulama, organi-
sasi karyawan swasta dan pemerintah, organisasi pemuda, pe-
lajar, cendekiawan, kalangan Angkatan Bersenjata, usahawan
dan lain sebagainya.
c. Penyuluhan wawan-muka.
549
yang telah berkembang tersebut dapat tumbuh menjadi tin-
dakan melaksanakan keluarga berencana. Hal ini dilakukan
melalui penyuluhan wawan-muka baik berupa pendekatan
secara langsung kepada calon akseptor maupun kepada mereka
yang telah menjadi akseptor. Dengan demikian diharapkan
jumlah akseptor baru terus bertambah dan bersamaan dengan
itu kelangsungan akseptor yang telah ada dapat terus diper-
tahankan. Kegiatan penyuluhan wawan-muka tersebut untuk
sebagian besar dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB). Oleh karena itu selama Repelita I jumlah
tenaga PLKB terus ditingkatkan. Dalam tahun 1969/70 dan
tahun 1970/71 belum terdapat tenaga PLKB yang terorganisir.
Sejak tahun 1971/72 telah tercatat 1.930 orang tenaga PLKB,
kemudian dalam tahun 1972/73 terdapat tambahan 3.774 orang
dan kemudian dalam tahun 1973/74 tercatat PLKB baru sejum-
lah 5.969 orang (Tabel XII — 1).
TABEL XII — 1
R E P E L I T A I
d. Pendidikan kependudukan.
Pendidikan kependudukan ditujukan untuk mengembangkan
pengertian tentang hubungan rasionil antara perkembangan
550
jumlah penduduk (manusia) dan perkembangan sumber-sumber
kehidupan yang terdapat di sekitarnya. Kegiatan ini dilakukan
baik melalui pendidikan di dalam sekolah maupun pendidikan
di luar sekolah.
Pelaksanaan kegiatan pendidikan kependudukan secara ter-
organisir mulai dilaksanakan sejak tahun 1971/72. Langkah ini
dirintis melalui seminar dan loka karya untuk mendapatkan
pengarahan dan cara pendekatan yang tepat untuk masyara-
kat Indonesia. Selama masa Repelita I telah dapat diselesaikan
penyusunan bahan-bahan pelajaran pendidikan kependudukan
dan telah dapat dirumuskan 26 bahan pelajaran dari 26 judul.
551
sia, perusahaan-perusahaan dan lain sebagainya. Jumlah klinik
keluarga berencana terus berkembang selama Repelita I. Apa-
bila dalam tahun 1969/70 hanya terdapat 727 klinik keluarga
berencana maka pada tahun terakhir Repelita I (1973/74)
jumlah tersebut telah meningkat menjadi 2.235 buah (Tabel X I I -
2).
TABEL XII — 2
JUMLAH KLINIK KELUARGA BERENCANA
MENURUT STATUS DI JAWA DAN BALI
1969/70 — 1973/74
R E P E L I T A I
552
GRAFIK XII - I
JUMLAH KLINIK KELUARGA BERENCANA DI JAWA - DAN BALI
1969/70 - 1973/74
553
TABEL XII — 3
JUMLAH PERSONALIA KLINIK KELUARGA BEREN-
CANA MENURUT KATEGORI DI JAWA DAN BALI
1969/70— 1973/74
R E P E L I T A I
Personalia
Klinik
1972/73
1969/70 1970/71 1971/72 1973/74
Catatan :
* ) Dalam tahun 1969/70 pekerjaan administrasi klinik dirangkap oleh
pembantu bidan.
554
555
sangkutan langsung memperoleh pelayanan keluarga beren-
cana pada waktunya. Konsep pelaksanaan kegiatan pelayanan
keluarga berencana sesudah melahirkan di luar rumah sakit
tersebut telah diselesaikan perumusannya pada akhir Repelita
I (1973/74).
4. Logistik.
Kegiatan di lapangan logistik keluarga berencana merupakan
kegiatan penunjang dalam pelbagai bidang yang amat mem-
pengaruhi berhasilnya pelaksanaan program keluarga beren-
cana secara keseluruhan. Hal ini meliputi penyediaan alat kon-
trasepsi, fasilitas kerja, sarana angkutan dan lain sebagainya.
556
TABEL XII — 4
557
c. Kegiatan swasta dalam lapangan produksi alat kontrasepsi
telah mulai berkembang (misalnya kondom).
Dalam hubungan ini, penyediaan alat kontrasepsi selama
masa Repelita I dapat dilihat pada Tabel XII — 5.
TABEL XII—5
PENYEDIAAN ALAT KONTRASEPSI
PADA KLINIK-KLINIK KELUARGA BERENCANA
1969/70 — 1973/74
(dalam ribuan)
REPELITA I
—
3. KONDOM — 25 10 29
Catatan :
Semua angka-angka dalam Tabel XII — 5 adalah angka yang sudah
diperbaiki.
558
laksanaan sistim pencatatan dan pelaporan dan sekaligus juga
menghambat langkah-langkah untuk menilai kemajuan pelak-
sanaan program.
Sejak awal tahun 1971/72 telah dilaksanakan satu sistim
pencatatan dan pelaporan (serta dokumentasi) yang berlaku
seragam secara nasional. Tujuan utama pembinaan sistim, pen-
catatan dan pelaporan ini adalah untuk menyediakan data
tentang jalannya pelaksanaan program secara teratur dan terus
menerus. Proses pelaporan ini diusahakan berjalan secepat
mungkin sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil
keputusan dan penentuan kebijaksanaan secara tepat dan cepat.
Dalam rangka penyeragaman sistim pencatatan dan pela-
poran tersebut telah dilakukan langkah-langkah sebagai ber-
ikut :
a. Pendaftaran klinik keluarga berencana.
b. Penggunaan kartu dan formulir yang seragam secara na-
sional.
c. Penggunaan sistim laporan yang seragam secara nasional.
d. Mempercepat proses pelaporan balik.
e. Identifikasi ciri-ciri akseptor secara terus menerus.
559
a. Inventarisasi Lembaga-lembaga Penelitian yang bergerak
di bidang penelitian yang ada hubungannya dengan keluar-
ga berencana (sosial, psikologi, anthropologi dan lain se-
bagainya).
b. Inventarisasi lembaga penelitian yang bergerak di lapangan
keluarga berencana yang terdapat pada universitas/
perguruan tinggi.
c. Latihan bagi petugas penelitian keluarga berencana (di da-
lam maupun di luar negeri).
Sementara itu telah dilakukan penelitian-penelitian yang
secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Penelitian data dasar :
(1) Penelitian fertilitas dan mortalitas.
(2) Penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan
praktek keluarga berencana.
(3) Pencatatan data pokok tentang kelahiran dan
kematian.
(4) Identifikasi faktor-faktor yang mendorong dan
menghambat pelaksanaan keluarga berencana.
560
(2) Penilaian alat mass media untuk keluarga berencana.
(3) Penilaian hasi1 1atihan yang telah dilakukan.
(4) Penelitian tentang efisiensi dan efektifitas pembiayaan.
TABEL XII — 6
JUMLAH AKSEPTOR BARU YANG DICAPAI
MENURUT METHODE KONTRASEPSI
DI JAWA DAN BALI
1969/70 — 1973/74
(dalam ribuan)
R E P E L I T A I
1969/70 1970/71 1971/72 1972/73 1973/7174
561
411234 - (36).
GRAFIK XII — 3
JUMLAH AKSEPTOR BARU YANG DICAPAI MENURUT
METHODE KONTRASEPSI DI JAWA DAN BALI
1969/70 — 1973174
(dalam ribuan )
562
Repelita I (1971/72, 1972/73, 1973/74) menunjukkan beberapa
gambaran yang menarik. Ternyata misalnya bahwa kelompok
umur yang lebih muda dari para akseptor baru persentasenya
terus menaik (Tabel XII — 7) . Kenyataan ini cukup menggem-
TABEL XII — 7
PERSENTASE AKSEPTOR BARU
MENURUT KELOMPOK UMUR DI JAWA DAN BALI
Kelompok
Umur 1971/1972 *) . 1972/1973 *) 1973/1974 *)
(Tahun)
Catatan:
*) Penelitian dilakukan pada triwulan IV tahun yang bersangkutan.
563
TABEL XII — 8
564
TABEL XII — 9
PERSENTASE JUMLAH AKSEPTOR MENURUT
"SALURAN PENGHUBUNG" KEARAH PELAKSANAAN
KELUARGA BERENCANA
Catatan :
* ) Penelitian dilakukan pada triwulan IV tahun yang bersangkutan.
565