Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIS (MP-ASI) DINI


DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI 0-6 BULAN DI
PUSKESMAS MOTI KOTA TERNATE

Bakri Luange
AmatusYudi Ismanto
Mickael Y Karundeng

Program StudiIlmuKeperawatan
FakultasKedokteran
Email bakriluange84@gmail.com

Absract : Earlier supplementary foods of breast milk (MP-ASI) is a food or beverage


containing the nutrients given to baby or children aged 6-24 months in order meet nutritional needs
in addition to breast milk. Acute Respiratory Infections (ARI) is an infectious disease that attacks
the respiratory tract that is caused by bacteria and viruses. The purpose of this study was to
determine the relationship between earlier supplementary foods of breast milk (MP-ASI) in the
incidence of acute respiratory infections (ARI) in baby 0-6 months. The study design was a
descriptive analytic with cross sectional method, the sample selection using purposive sampling.
The results obtained are 38 respondents. Taking Chi-square
these studies show a link between the feeding of Earlier Supplementary Foods of Breast Milk (MP-
ASI) in the incidence of acute respiratory infections (ARI) in baby 0-6 months working area of
Public Health Moti, Ternate. Advice for health workers in order to further improve the plan, or the
promotion of exclusive breast feeding until the age of 6 months and the provision of complementary
feeding from 6 months regularly and directly.
Keywords: Earlier Supplementary Foods of Breast Milk, Acute Respiratory Infections to Baby Age
0-6 Months 0-6 Months
Absrak MP-ASI merupakan makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, di berikan
kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) merupakan suatu penyaki infeksi yang menyerang saluran pernapasan
yang bersifat akut, meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapsan bagian bawah
yang di sebabkan oleh bakteri dan virus.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
pada bayi 0-6 bulan. Desain penelitian ini deskriptif analitik dengan metode cross sectional,
pemilihan sampel dengan menggunakan porposive sampling. Hasil yang di dapatkan yaitu 38
responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji
chisquare didapatkan nilai p = 0.013 <α= 0,05. Kesimpulan penelitian ini menunjukan adanya
hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini dengan kejadian infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) pada bayi 0-6 bulan wilayah kerja Puskesmas Moti Kota Ternate.
Saran bagi petugas kesehatan agar lebih meningkatakan rencana atau promosi tentang pemberian
ASI ekslusif sampai usia 6 bulan dan pemberian MP-ASI mulai 6 bulan secara berkala dan
langsung.
Kata Kunci : Pemberian MP-ASI Dini, Kejadian ISPA Bayi 0-6 Bulan

PENDAHULUAN menurunkan kematian (Wulandari, 2010).


Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) Kematian akibat penyakit ISPA mencapai 14
merupakan salah satu penyakit utama juta pada golongan anak usia 0 ±4 tahun
kematian bayi dan sering menempati urutan pertiganya adalah bayi, yaitu golongan ±1
pertama angka kesakitan balita. Penaganan tahun, sebanyak 90% pemberian ASI yang di
dini terhadap penyakit ISPA terbukti dapat anjurkan adalah ASI ekslusif selama 6 bulan
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

yang diartikan bahwa bayi hanya mendapatkan dapat menstimulasi pertumbuhan dan
ASI saja tanpa tambahan lain termasuk air maturasi sistem pencernan bayi.
putih. ASI memiliki banyak keuntungan bagi 3. Manfaat Metodologi
bayi maupun ibu. Salah satu keuntungan ASI Hasil penelitian ini diharapkan dapat
yang berkaitan dengan sistim imun adalah memberikan informasi atau gambaran
melindungi bayi dari infeksi karena untuk pengembangan penelitian
mengandung anti body. Kematian bayi di selanjutnya serta sebagai dasar penelitian
negara berkembang, terjadi setiap detik satu lain guna mengembangakanilmu
kematian karena penyakit ISPA. Di perkirakan pengetahuan.
1 dari 4 kematian bayi yang terjadi di
Indonesia di sebabkan oleh penyakit ISAP dan METODE PENELITIAN
kematian yang terbesar adalah Pneumonia
(Tjandra, 2011). DesainPenelitian:
Penelitian ini menggunakan desain
RUMUSAN MASALAH penelitian survey analitik dengan
Berdasarkan latar belakang diatas,
menggunakan pendekatan cross sectional.
maka penulis merumuskan masalah ini yaitu “
Informasi dan data pada penelitian ini
apakah ada hubungan antara pemberian
dikumpulkan melalui pemberian kuisioner
makanan pendamping ASI dini dengan
pada ibu yang memeliki bayi berusia 0-6
kejadian ISPA pada bayi usia 0-6 bulan di
bulan, dan setelah data di peroleh
puskesmas Moti Kabupaten Kota Ternate ”?
kemudian dilakukan analisis untuk mencari
ada tidaknya hubungan pemberian makanan
TUJUAN PENELITIAN pendamping ASI (MP-ASI) dini dengan
1. Tujuan umum
kejadian ISPA pada bayi 0-6 bulan di
Diketahui apakah ada hubungan
puskesmas Moti.
pemberian makanan pendamping ASI dini
Sampel data penelitian ini adalah total
dengan kejadian ISPA
sampel dengan penelitian secara purposive
2. Tujuan khusus
sampling, serta yang termasuk dalam
a. Diketahui pemberian makanan
kriteria inklusi.
pendamping ASI pada bayi 0-6 bulan di
Kriteria Inklusi :
Wilayah Puskesmas Moti
a. Ibu yang memeliki Bayi berumur 0-6
b. Diketahui kejadian ISPA pada bayi 0-6
bulan.
bulan di puskesmas Moti
b. Ibu Bayi yang berada dalam wilayah
c. Teranalisis hubungan pemberian makanan
kerja Puskesmas Moti .
pendamping ASI terhadap kejadian ISPA
c. Ibu Bayi yang menerima menjadi
di puskesmas Moti
responden.
Kriteria Eksklusi :
MANFAAT PENELITIAN a. Bayi yang mengalami penyakit kronik.
1. Manfaat aplikatif
Penelitian ini dapat menjadi informasi
bagi pihak Universitas mengenai Instrumen Penelitian
pentingnya memberikan pemberian ASI
ekslusif agar terhindar dari infeksi seperti Dalam melakukan penelitian, peneliti
ISPA. harus mempunyai instrumen. Artokonsep
2. Manfaat keilmuan instrumen dalam penelitian adalah alat
Hasil penelitian diharapkan dapat ukur. Dengan instrumen penelitian dapat
dijadikan refrensi dan tambahan ilmu bagi dikumpulkan data sebagai alat untuk
profesi keperawatan terutama terkait menyatakan besaran atau presentase serta
dalam pemberian ASI ekslusif pada bayi lebih kurangnya dalam bentuk kualitatif dan
usia 0-6 bulan untuk memberikan anti kuantitatif (Sabri, 2008).
body pada bayi dan hormon sehingga
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

Pengambilan dan Pengumpulan Data Jenis N %


Penelitian ini dimulai dengan pengajuan Kelamin
judul atau masalah yang akan diteliti kepada Laki-laki 1 39,5
pembimbing untuk mendapatkan izin. 5
Setalah mendapat izin, penelitian mulai perempu 2 60,5
mengumpulkan data-data referensi untuk an 3
penyusunan proposal penelitian yang terdiri Total 3 100,
Bab I pendahuluan, Bab II TinjauanPustaka, 8 0
Bab III Kerangka Kerja Penelitian dan Bab
IV Metode Penelitian. Ujian proposal Berdasarkan data pada tabel 2 bahwa dari
penelitian diajukan kepada pembimbing responden 38 yang paling banyak jenis
untuk diujikan . ujian proposal dilaksanakan kelamin perempuan 23 responden (60,5%)
sebelum peneliti melakukan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Tabel 5.4Distribusi Responden
memperoleh rekomendasi dari Ketua Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Puskesmas Moti
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kec Moti Kota Ternate
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dan Pekerja N %
permintaan izin kepuskesmas Moti. Dalam n
penelitian akan melakukan : IRT 2 73,
1. Pengumpulan data dilakukan dengan 8 7
melihat dan menelusuri data-data Wiraswa 6 15,
sekunder mengenai lokasi penelitian. sta 8
2. Seleksi dilakukan pada populasi untuk PNS/Hon 4 10,
pengambilan sampel sesuai dengan orer 5
kriteria inklusi. Total 3 10
3. Pengambilan data primer responden 8 0,0
sesuai dengan criteria inklusi.
Berdasarkan data pada tabel 5.4 bahwa dari
HASIL DAN PEMBAHASAN responden 38 yang paling banyak Ibu Rumah
Tabel 1 Distribusi Responden Tangga (IRT) 28 responden (73,3%)
Berdasarkan Umur Bayi di Puskesmas Moti Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan
Kec Moti Kota Ternate Pekerjaan Ibu di Puskesmas Moti Kec Moti
Umur N %
0-< 2 1 2,6
Kota Ternate
bulan Pendidikan N %
2-< 4 1 31,6
bulan 2 TS/ TSD 8 21,1
4-< 6 2 65,8 SD 9 23,7
bulan 5
Total 3 100,0 SMP 6 15,8
8
SMU 10 26,3
Berdasarkan data pada tabel 5.2 S1/ 5 13,1
bahwa dari 38 responden yang paling Akademik
banyak berumur 4-6 Bulan sebanyak 25 Total 38 100,0
responden (65,8%). Berdasarkan data pada tabel 4 bahwa dari
Tabel 2 Distribusi Responden responden 38 paling banyak tamatan SMU
Berdasarkan Jenis Kelamin Bayi di dengan 10 responden (26,3%).
Puskesmas Moti Kec Moti Kota Ternate Tabel 5.6Distribusi Responden
Berdasarkan pemberian jenis ASI di
Puskesmas Moti Kec. Moti Kota Ternate.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

Analisa Bivariat
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis ISPA Total OR P
Kejadian ISPA di Puskesmas Moti Kecamatan ASI
Tidak
Moti Kota Ternate berulang Berulan
g
Jenis n n n
N %
ASI
ASI 8 5 13
ASI 13 34,2 (21,1%) (13,2%) (34,2
%)
MP- MP- 4 21 25
25 65,8
ASI ASI (10,5%) (55,3%) (65,8 8,40 0,
100, %) 01
Total 38 Jumlah 12 26 38 3
0
(31,6%) (68,4%) (100%
)
Berdasarkan Pada tabel 5 diatas, dari 38
responden yang mengtakan memberikan MP-
ASI pada Bayi 0-6 bulan terdapat 25 Untuk mengetahui adanya hubungan
responden atau sebesar (65,8%). antara pemberian makanan pendamping
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan ASI (MP-ASI) dini dengan kejadian ISPA
Kejadian ISPA di Puskesmas Moti Kecamatan di wilayah kerja Puskesmas Moti Kota
Moti Kota Ternate Ternate, maka dilakukan analisis dengan
menggunakan uji statistik chi-square
Kejadian
N % dengan α = 0,05 atau di dapatkan hasil pv
ISPA 0,013,
Berulang
26 68,4 Karateristik Responden
Tidak
12 31,6 Hasil analisis karateristik responden
Berulang
menurut usia bayi yang berada di
Total 38 100
puskesmas Moti menunjukan rentang
kelompok berada pada usia 0-<2 bulan
Berdasarkan Pada tabel 6 diatas, dari sebanyak 1 bayi, dan kategori usia 2-<4
38 responden yang mengalami kejadian bulan sebanyak 12 bayi, dan 4-<6 bulan
ISPA Berulang sebanyak 26 responden berjumlah 25 bayi (responden). menunjukan
atau sebesar (68,4%) sedangkan yang responden dengan jenis kelamin perempuan
mengalami ISPA tidak Berulang lebih banyak dari pada responden dengan jenis
sebanyak 12 responden atau sebesar kelamin laki-laki pada bayi 0-6 bulan di
(31,6%). puskesmas Moti. Dimana responden berjenis
kelamin perempuan berjumlah 23 orang
Tabel 7 pemberian makanan pendamping (60,5%), dan jenis kelamin laki-laki berjumlah
ASI (MP-ASI) dini dengan kejadian ISPA 15 orang (39,5%.). Penelitian ini di dukung oleh
penelitian, Wahyudi (2009). Berdasarkan
pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Moti Kota Ternate. Pendidikan Ibu Bayi di Pukesmas Moti
Kota Ternate terdapat hasil dari 38
responden Ibu bayi memiliki pendidikan
SMU sebanyak 10 ibu (26,3%) . Hal ini
sejalan dengan penelitian, Wahyudi (2007).
Hasil penelitian dengan judul hubungan
antara pengetahuan orang tua tentang ISPA
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Gatak Sukaharjo. Pendidikan responden
menunjukan lulus SMA yaitu 53,3%.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

Hubungan Pemberian Makanan putih, susu formula, dan makanan dos


Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan berupa Sun ada juga memberikan makanana
Kejadian ISPA trdisional berupa papeda (bahannya dari
Menganalisis Hubungan Pemberian pohon sagu atau pun dari sari ubi kayu).
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dini Jenis MP-ASI yang paling banyak diberikan
dengan kejadian ISPA Pada Bayi 0-6 Bulan adalah susu formulah dan sering di berikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Moti Kota 1-3 kali sehari.
Ternate, Menurut Prameswati (2013), ASI Berdasarkan hasil penelitian dari
yang di anjurkan adalah ASI ekslusif berbagai negara termasuk Indonesia dan
selama 6 bulan yang diartikan bahwa bayi berbagai publikasi ilmiah, di laporkan
hanya mendapatkan ASI saja tanpa berbagai faktor baik untuk meningkatkan
tambahan lain termasuk air putih, bayi yang
inseden (Morbiditas) maupun kematian
diberikan MP-ASI secara dini akan lebih (Mortalitas) akibat ISPA. Dalam penelitian
mudah terkena infeksi saluaran pencernaan yang di lakukan oleh Wahyudi (2007)
dan pernapasan mudah terkena alergi serta faktor-faktor resiko terjadinya kejadian
intoleransi susu furmula. ISPA meliputi faktor individu dan
Berdasarkan hasil penelitian dengan lingkungan. Faktor individu misalnya
menggunakan uji statistik chi-square pada Berat badan lahir rendah, Stasus gizi dan
tingkat kemaknaan α = 0,05 atau interval imunisasi lengkap, berat badan lahir
kepercayaan p< 0,05 dengan hasil yang menentukan pertumbuhan dan
diperoleh Pvalue= 0,013 maka Ha diterima, perkembangan fisik dan mental pada masa
artinya terdapat hubungan pemberian balita. Bayi dengan berat badan lahir rendah
makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini (BBLR) mempunyai resiko kematian yang
dengan kejadian ISPA pada bayi 0-6 bulan lebih besar dibandingkan dengan berat
di wilayah Puskesmas Moti. Penelitian badan lahir normal, terutama pada bulan-
ini didukung Lestari (2013), dalam bulan pertama kelahiran karena
penelitianya yang berjudul Faktor resiko pembentukan zat anti kekebalan kurang
yang berhungan dengan kejadian ISPA pada sempurna sehingga lebih mudah terkena
bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas penyakit infeksi, terutama pneumonia dan
Purwoyoso Semarang, dengan sakit saluran pernafasan lainnya.
menggunakan uji chi-square diperoleh P
value= 0,01 dengan demikian Ha diterima Penelitian menunjukkan bahwa berat
artinya terdapat hubungan pemberian bayi kurang dari 2500 gram dihubungkan
makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini dengan meningkatnya kematian akibat
dengan kejadian ISPA pada bayi 0-6 bulan. infeksi saluran pernafasan dan hubungan ini
menetap setelah dilakukan analisis, terhadap
Menurut Wulandari (2010), pada teori status pekerjaan, pendapatan, pendidikan.
dari Kalnins bahwa bayi yang di berikan Data ini mengingatkan bahwa anak-anak
MP-ASI dini sering mengalami ISPA di dengan riwayat berat badan lahir rendah
bandingkan dengan bayi yang tidak di tidak mengalami resiko lebih tinggi
berikan MP-ASI dini. Hal ini di sebabkan terhadap penyakit saluran pernafasan, tetapi
karena sistem imun pada bayi yang kurang mengalami lebih berat infeksinya (Tjandra,
dari 6 bulan sempurna, sehingga pemberian 2010).
MP-ASI dini sama saja dengan Status gizi masukan zat-zat gizi yang
mempermudah masuknya berbagai jenis diperoleh pada tahap pertumbuhan dan
kuman penyakit, apalagi jika makanan di perkembangan anak dipengaruhi oleh :
sajikan secara tidak higienis. umur, keadaan fisik, kondisi kesehatannya,
Jenis makanan pada bayi yang kesehatan fisiologis pencernaannya,
ditemukan yang terbanyak MP-ASI tersedianya makanan dan aktivitas dari si
dibandingkan dengan ASI ekslusif, adapun anak itu sendiri. Penilaian status gizi dapat
jenis MP-ASI yang di berikan adalah air dilakukan antara lain berdasarkan: berat
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

badan lahir, panjang badan, tinggi badan, Lestari Niken Puji (2011) Faktor Resiko Yang
lingkar lengan atas.Keadaan gizi yang Berhungan Dengan Kejadian Ispa
buruk muncul sebagai faktor resiko yang Pada Bayi dan Balita Di Wilayah
penting untuk terjadinya ISPA. Kerja Puskesmas Purwoyoso
Faktor lingkungan meliputi Pencemaran Semarang (jurna). http://www.
udara dalam rumah dan ventilasi rumah. Fkes.dinus.ac/.org/.php?jurnal=25381
Pencemaran udara dalam rumah seperti 1&val=6847&title. diakses pada
Asap rokok dan asap hasil pembakaran tangal 28 September 2015 pkl, 13:36
bahan bakar untuk memasak dengan WIT
konsentrasi tinggi dapat merusak Marni, (2012) Asuhan Keperawatan Pada
mekanisme pertahanan paru sehingga akan Anak Sakit Dengan Gangguan
memudahkan timbulnya ISPA. Hal ini Pernapasan, Gosyen Publising,
memungkinkan karena bayi dan ibu berada Yogyakarta
lama di dalam rumah. Dan ventilasi rumah Notoatmodjo (2012), Meteodologi Penelitian
yaitu proses penyediaan udara atau Kesehatan Rineka cipta Jakarta
pengerahan udara ke atau dari ruangan baik Nirwana Ade Benih (2014), ASI Dan Susu
secara alami maupun secara mekanis. Furmula Kandungan Dan Manfaat
Fungsi dari fentilasi misalnya, Mensuplai ASI Dan Susu Furmula, Nuha Medika
udara bersih yaitu udara yang mengandung Yogyakarta
kadar oksigen yang optimum bagi Purnawati Sinta (2001) Faktor-faktor Yang
pernafasan dan Membebaskan udara Berhubungan Dengan Pola
ruangan dari bau-bauan, asap ataupun debu Pemberian ASI Pada Bayi Usia
dan zat-zat pencemar lain dengan cara Empat Bulan (Analisis Data Susenas )
pengenceran udara. media litbang kesehatan volume xii
nomor 3
SIMPULAN .http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/J
Berdasarkan data, dari hasil penelitian KMat/article/view/928/980. diakses
yang dilakukan di Puskesmas Moti Kecamatan pada tangal 28 September 2015 pkl,
Moti Kota Ternate Propinsi Maluku Utara 13:30 WIT.
maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan : Tjandra (2011) Pedoman pengendalian Infeksi
1 Jenis pemberian ASI yang paling banyak di Saluran Pernapasan Akut, Katalog
dapatkan pada bayi 0-6 bulan adalah MP- Kemenkes RI Jakarta
ASI. Tjandra (2010) Panduan Perencanan
2 Kejadian ISPA yang paling banyak di keberlangsungan Usaha Dalam
dapatkan pada bayi 0-6 bulan adalah Menghadapi Pandemi Influenza
kejadian ISPA secara berulang atau > 1 (cetakan 2) Jakarta.
kali. Prameswati anita (2013) Hubungan Pemberian
3 Terdapat hubungan antara pemberian ASI Dengan Frekuensi Kejadian
makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini Infeksi Saluran Pernapasan Akut
dengan kejadian ISPA pada bayi 0-6 bulan (ISPA) Di wilayah Kerja Puskesmas
di wilayah kerja Puskesmas Moti Mayong Kabupaten Jepara
Kecamatan Moti Kota Ternate. (Jurnal)http//www.nwu.acid/index.php
/JKMat/article/view/928/980. Di
DAFTAR PUSTAKA akses pada tanggal 08 Desember 2015
Agusjaya (2011), Aspek Imunologi Air Susu WITA
Ibu, (Jurnal Ilmu Gizi, volume 2 Sabri Luknis dan Sutanto, (2008) Statistik
nomor 1 Februari) http// Kesehatan Rajawali Pers Kota Depok
www.poltekes-denpar.ac.id/index. 2008
diakses pada tangal 28 September Setiadi (2013) Konsep Dan Praktik Penulisan
2015 pkl, 13:30 WIT Riset Keperawatan Edisi 2, Graha
Ilmu Yogyakarta.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Februari 2016

Suyatno (2001) Pengaruh Pemberian


Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Tradisional Pada Usia Dini Pada
Pertumbuhan Dan Kesakitan Bayi.
Studi Khort Pada Bayi Usia 0-4 Bulan
Di Kabupaten Demak
Http://Ejournal.Undip.Ac.Id/Index.Ph
p/Psikologi/. diakses pada tangal 28
September 2015 pkl, 13:30 WIT.
Wulandari dkk. (2010) Hubungan Pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dini terhadap Kejadian ISPA
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/p
sn12012010. diakses pada tangal 28
September 2015 pkl, 13:30 WIT.
Wahyudi, Indrawati, (2009) Hubungan Antara
Pengetahuan Orang Tua Tentang
ISPA Dengan ISPA Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Gatak
Sukharjo
(jurnal)hhtp//kedokteran.ums.ac.id/.
diakses pada tangal 28 September
2015 pkl, 13:30 WIT.
WHO (World Heald Organization), (2008)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) yang cendrung menjadi
Epedemi dan Pandemi, di Janewa

Anda mungkin juga menyukai