Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi materi

perkuliahan Bahasa Indonesia tentang “Kutipan” ini dengan baik meskipun

banyak kekurangan didalamnya. Kami berterima kasih pada Ibuk Lili Miwirdi,

S.S, M.Hum, selaku dosen mata kulia Bahasa Indonesia yang telah memberikan

tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang

membaca. Serta dapat menambah ilmu pengetahuan tentang cara membuat

kutipan dengan baik dan benar. Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat

kekurangan ataupun kesalahan. Oleh sebab itu, kami berharap ada kritik dan saran

demi perbaikan makalah yan kami buat disama datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan.

Terima kasih.

Padang, 2016

Tim penyusun

Page | 1
Daftar Isi

Kata pengantar ………..………………………………………………………… 1

Daftar isi ...………………………………………………………………………. 2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 3

1.2 Permasalahan …...…………………………………………………. 3-4

1.3 Tujuan …………...…………………………………………………... 4

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Kutipan ………...………………………………………... 5

2.2 Jenis-jenis Kutipan ………………..……………………………….. 5-7

2.3 Cara Membuat Kutipan ...………………………………………….. 8-9

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ……...…………………………………………………..

10

3.2 Saran ...……………………………………………………………… 10

Daftar Pustaka ...………………………………………………………………... 11

Page | 2
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat

di era globalisasi ini. Budaya asing semakin mudah diterima oleh khalayak ramai.

Tak luput dari pantauan, bahasa asing pun sudah banyak diajarkan dan dimengerti.

Hal ini menimbulkan permasalahan baru untuk generasi muda.

Bahasa asing semakin digemari dan dipelajari. Bahasa indonesia sudah

tidak digunakan dengan baik dan benar lagi. Tidak hanya penulisan, tetapi juga

penggunaan bahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak sesuai

dengan yang seharusnya. Saat ini, bahasa indonesia digunakan untuk formalitas

saja.

Sebagai generasi muda, penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar

harus terus dilestarikan. Mulai dari sistem penulisan, ejaan, tata bahasa, awalan,

akhiran & sisipan, pelafalan, tanda baca, bentuk kata, diksi, kalimat efektif,

kutipan, daftar pustaka, ringkasan, resensi, dan lain-lain.

Oleh karena itu, penulis membuat karya tulis dalam bentuk makalah

dengan judul “Kutipan” agar penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar

tidak dilupakan walaupun mempelajari bahasa asing.

1.2 Permasalahan

1. Pengertian Kutipan

Page | 3
2. Jenis-jenis Kutipan
3. Cara Membuat Kutipan

1.3 Tujuan

Setelah membaca dan memahami isi makalah ini, diharapkan kita dapat :

1. Menjelaskan isi kutipan


2. Menjelaskan jenis-jenis kutipan
3. Menjelaskan cara membuat kutipan
4. Dapat membuat sebuah kutipan dengan baik dan benar

Bab II

Page | 4
Pembahasan

2.1. Pengertian Kutipan


Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang

pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat

dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Kutipan

ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran

menggunakkan sumber penulis.


Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang

pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia,

artiket, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun

dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain

sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.


Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang

tidak atau belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan

pendapat-pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum.

Jadi, pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip

kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan

penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian

akan kebenaran kutipan tersebut.


2.2. Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan yang dilakukan terhadap suatu kalimat secara apa adanya dan
tanpa diubah sedikit pun disebut kutipan langsung

Cara Merujuk Kutipan Langsung


a. kutipan yang berisi kurang dari 40 kata dan nama penulis disebutkan
pada bagian awal kalimat, maka nama penulis ditulis secara lengkap dengan
mengikuti tahun terbit dan nomor halaman dalam tanda kurung. Sementara itu,

Page | 5
kutipan langsung ditulis diantara tanda kutip (“…….”) sebagai bagian yang
terpadu dalam teks utama.

Contoh: Hari Poerwanto (2010: 139) menyatakan, “Perubahan suatu


lingkungan dapat pula mengakibatkan terjadinya perubahan
kebudayaan”

b. Pada kutipan yang berisi kurang dari 40 kata dan nama penulis ditulis
dibagian akhir kutipan, maka kutipan langsung ditulis dalam tanda petik dua
(“………”) dan nama akhir penulis ditullis dengan diikuti tahun terbit, tanda titik
dua, dan nomor halaman dalam tanda kurung.

Contoh: Seorang ahli antropologi menyatakan, “Perubahan suatu


lingkungan dapat pula mengakibatkan terjadinya perubahan
kebudayaan.” (Poerwanto, 2010:139)

c. Pada kutipan yang berisi 40 kata atau lebih, ditulis tanpa tanda kutip dan
ditulis terpisah dari teks yang mendahului. Selain itu, kutipan juga ditulis
menjorok ke depan 1,2 cm dari margin kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi
tunggal. Contoh:

Dalam perspektif budaya Jawa, ada anggapan bahwa semua hubungan di


dalam masyarakat itu tersusun atas dasar aturan – aturan yang bersifat
hierarki. Hal itu tampak pada prinsip hormat dan sungkan seperti berikut.

Dalam prinsip hormat, hubungan antara seorang individu dan


individu yang lain akan dinilai baik dan sopan kalau dilakukan secara tidak
langsung atau ada jarak. Bahasa Jawa bentuk karma atau halus adalah bahasa
yang dipakai untuk memenuhi tuntutan kesopanan. Sampeyan adalah bentuk
halus untuk kata kowe. Keduanya merupakan kata ganti orang kedua.
Sampeyan itu sendiri berarti ‘kaki’. Jadi untuk menunjuk orang kedua secara
langsung sampai pada dirinya, dianggap tidak sopan. Lebih sopan lagi kalau
jaraknya semakin jauh, misalnya panjenengan karena kata ini Page
tidak| 6
menunjuk pada kaki, tetapi hanya alat untuk berdiri. (Poerwanto, 2010)
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang dilakukan terhadap suatu kalimat dengan cara
mengemukakannya melalui bahasa penguntip disebut kutipan tidak
langsung.

Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung ditulis terpadu dalam teks. Tidak ada tanda kutip
(“…..”) yang menyertainya. Nama penulis dari sumber yang dikutip dapat ditulis
pada awal kutipan dengan disertai tahun terbit dan nomor halaman di dalam tanda
kurung. Atau, dapat pula nama penulis ditulis pada akhir kutipan dengan diikuti
tahun dan nomor halaman yang semuanya berada dalam tanda kurung.
Hari Poerwanto (2010: 235) menyatakan bahwa gejala
Contoh:
pertumbuhan dan perkembangan kota yang amat cepat
menyebabkan timbulnya berbagai masalah benturan sistem nilai
budaya.
Atau dapat ditulis:
Gejala pertumbuhan dan perkembangan kota yang amat cepat
menyebabkan timbulnya berbagai masalah benturan sistem nilai
budaya. (Poerwanto, 2010:235)

2.3 Cara Membuat Kutipan


1. Di depan
Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ………
2. Di tengah

Page | 7
Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan: “Kalimat

efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan,

pemusatan perhatian, dan keringkasan.”


3. Di Akhir
Pengembangan koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat

sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel

1976:125)

Aturan Penulisan Kutipan antara lain :

1. Penulis satu : Hanya menyebutkan nama akhirnya (kata terakhir dari nama

seseorang)

Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa …………….

2. Penulis dua : Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama

terakhir penulis kedua.

Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan

Frenstrom (1978:23) menghasilkan …………

3. Penulis lebih dari dua

Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti

dengan singkatan dkk.

Contoh : Pengembangan koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai

yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi

(Meisel dkk, 1976:125)

4. Pengutipan lebih dari satu karangan

Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari

berbagai sumber yang menguraikan hal yang sama (mengandung suatu

Page | 8
pengertian yang sama). Di dalam hal yang seperti itu, pencantuman nama

penulis satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan tanda titik koma (;).

Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Delvin (1987:34); Asidie dan

Hermawan (1989:76); dan Basuki (2004:90) bahwa…….

5. Sitasi dari Sitasi

Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpakasa, misalnya publikasi aslinya

sulit sekali untuk ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu

hendaknya mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing.

Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh

Heri (1990:87) bahwa ……….. Lain halnya dinyatakan oleh Henry

(1999); Herni (2000) bahwa ………..

Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang

pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat

dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Dimana

Page | 9
kutipan terdiri atas 2 macamyaitu Kutipan langsung yang terdiri Kutipan langsung

kurang dari lima baris dan kutipan langsung lima baris keatas, dan kutipan tidak

langsung

3.2 Saran

Dalam pembuatan kutipan, disarankan agar penulis memperhatikan cara

penulisan yang baik dan benar menurut aturan dan teori, hal tersebut dianjurkan

untuk mengurangi dan meminimalisir kekeliruan dalam penulisan karya-karya

ilmiah. Tulisan atau buku yang menggunakan aturan penulisan ilmiah yang sesuai

dengan kaidahnya umumnya memiliki nilai lebih tinggi, baik dari segi

penyampaian informasi maupun nilai yang terkandung di dalamnya.

Daftar Pustaka

Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Bentang Pustaka

Page | 10
Page | 11

Anda mungkin juga menyukai