PANDUAN
PANDUAN
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan dan maksud kami membuat karya ini adalah sebagai salah
satu pemenuhan Akreditasi Rumah sakit. Sekaligus pula penulis sampaikan rasa
terima kasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh yang telah ikut membantu dalam
pembuatan panduan ini.
Kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan yang terdapat pada panduan
ini.Dengan demikian, kami sungguh-sungguh mengharapkan kritik dan saran bagi
segenap pihak buat kami jadikan sebagai bahan evaluasi demi meningkatkan dan
perbaikan selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. iii
I. DEFINISI ………………………………………………………………. 1
II. RUANG LINGKUP ……………………………………………………….. ……… 2
III. TATA LAKSANA ………………………………………………………………… 3
A. Manajemen resiko fasilitas Rumah Sakit ., ………………………………… 3
B. Keselamatan dan Keamanan ……………………………………………….. 6
C. Bahan Berbahaya………………….. ………………………………...……… 11
D. Manajemen Emergensi ……………………………………………………… 12
E. Pengamanan Kebakaran …………………………………………………… 13
F. Peralatan Medis ………………………………………………………………. 15
G. Sistem Utilitas …………………………………………………………………. 17
H. Peninjauan Pembaharuan Program ………………………………………… 18
I. Kepatuhan Tenant …………………………………………………………….. 19
IV. DOKUMENTASI ………………………………………………………………19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
1. Manajemen resiko adalah proses yang bertahap dan berkesinambungan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja secara
komprehensif di lingkungan Rumah Sakit.
2. Resiko yaitu kemungkinan / peluang suatu hazard menjadi suatu
kenyataan
3. Konsekuensi adalah akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara
kualitatif atau kuantitatif berupa kerugian sakit, cedera, keadaan
merugikan atau menguntungkan.
4. Bahaya potensial/hazard adalah suatu keadaan / kondisi yang dapat
mengakibatkan (berpotensi) menimbulkan kerugian
(cedera/injury/penyakit) bagi pekerja, menyangkut lingkungan kerja,
pekerjaan (mesin, metoda, material), pengorganisasian pekerja, budaya
kerja dan pekerja lain.
5. Evaluasi resiko adalah membandingkan tingkat resiko yang telah dihitung
pada tahapan analisa resiko dengan criteria standar yang digunakan.
6. Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground, peralatan, teknologi medis, informasi serta sistem di
lingkungan Rumah Sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko fisik bagi
pegawai, pasien, pengunjung serta masyarakat sekitar.Prasarana atau
system utilitas rumah sakit adalah system dan peralatan yang
mendukung pelayanan mendasar perawatan kesehatan yang aman.
7. Peralatan medis adalah sarana pelayanan di rumah sakit dalam
memberikan tindakan kepada pasiennya, perawatan, dan pengobatan
yang digunakan untuk diagnose, terapi, rehabilitasi, dan penelitian medic
baik secara langsung maupun tidak langsung
8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat dan bencana adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meminimalkan dampak
kerugian atau kerusakan yang mungkin terjadi akibat keadaan darurat
oleh karena kegagalan teknologi, ulah manusia atau bencana yang dapat
terjadi setiap saat dan dimana saja (internal dan eksternal).
9. Keadaan darurat adalah suatu keadaan tidak normal atau tidak
diinginkan yang terjadi pada suatu tempat/kegiatan yang cenderung
membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/harta benda atau
merusak lingkungan sekitarnya.
10. Tenant adalah penyewa lahan di sekitar rumah sakit seperti kantin,
pengelola parkir (pihak ke-2)
4
Tujuan :
1) menyediakan fasilitas yang aman, fungsional dan suportif bagi
pasien, keluarganya, staf dan pengunjung
2) mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko
3) mencegah kecelakaan dan cedera
4) memelihara kondisi yang aman
5
BAB II
RUANG LINGKUP
6
BAB III
TATA LAKSANA
2. Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko dilakukan dengan cara metoda Identifikasi
dilakukan pada sumber risiko, area dampak risiko, penyebabnya dan
potensi akibatnya. Teknik Identifikasi yang digunakan, disesuaikan
dengan kemampuan, sasaran, dan jenis risiko yang dihadapi.
3. Analisa Risiko
Melakukan analisis dampak dankemungkinan semua risiko yang
dapat menghambat tercapainya sasaran pengelolaan area beresiko
dan menyediakan data untuk membantu langkah evaluasi dan
mitigasi risiko.Analisis risiko mencakup pertimbangan dan
mengkombinasikan estimasi terhadap consequence dan probabilitas
didalam konteks untuk mengambil tindakan pengendalian.
Adapun analisa risiko yang digunakan dalam program ini adalah
analisa semikuantitatif dengan melakukan skoring atas probabilias
kejadian dan nilai dampak atau konsekuensi yang mungkin timbul
jika risiko benar-benar terjadi.
7
Kemungkinan/Probabilitas :
Kategori Kemungkinan/Probabilita
s
1 – sangat jarang Terjadi sekali dalam lima tahun
Kriteria Consequences :
4. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko dilakukan dalam rangka membandingkan tingkat risiko
yang telah dihitung dengan upaya pengendalian yang telah dilakukan.
Bila masih ada sisa risiko maka perlu diterapkan pengendalian
lanjutan. Tahap ini juga digunakan untuk menilai efektivitas
pengendalian. Hasil evaluasi risiko diantaranya adalah:
• Gambaran tentang sisa risiko yangada.
• Gambarantentangprioritasrisikoyangperluditanggulangi.
• Masukan/informasi untuk pertimbanganpenerapanpengendalian
lanjutan.
8
Matriks Resiko :
Dampak/Konsekuensi
X 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
Kemungkinan/
Probabilitas
2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
Diterima 4 pengendalian
dalam waktu 1 tahun
12 2 pengendalian
dalam waktu 3 bulan
Membutuhkan
15 – Tinggi Penting Prioritas pengendalian segera
25 1 (maksimal dalam
waktu
1 bulan)
9
5. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko merupakan tahapan terakhir dalam manajemen
risiko. Bila tingkat risiko belum dapat diterima, maka risiko harus
dikendalikan sampai kepada tingkat risiko yang dapat diterima (tidak
memiliki dampak kesehatan dan
keselamatanpadapekerjayangberarti)
10
semua area rumah sakit yaitu semua lingkungan pelayanan,
lingkungan di luar area pelayanan dan area bisnis yang ada
dalam rumah sakit yang meliputi keselamatan dan keamanan
pasien, keluarganya, pengunjung dan karyawan rumah sakit.
11
Pencegahan bahaya cedera, keselamatan nyawa, maupun
pencurian yang disebabkan oleh keterbatasan fisik bangunan
rumah sakit (handrail, trali jendela, pintu kamar mandi, nurse call,
lantai beda level/ licin, fasilitas penanganan kebakaran,
pengamanan tempat tidur, kamera di unit risiko gangguan
keamanan).
12
k) Identitas pegawai dan peserta didik, seragam pegawai dan
tamu.
Untuk mencegah terjadinya masalah keamanan pada
masyarakat rumah sakit maka semua petugas dan peserta
didik di RS. Gading Medika menggunakan label Identitas dan
pakaian seragam sesuai ketentuan rumah sakit pada setiap
periode tugasnya baik pagi, siang, maupun malam. Untuk
tamu rumah sakit seperti Medical Representative dan tamu
rumah sakit diberikan identitas tamu yang dikelola oleh
petugas security.
13
gelang tersebut berada di luar ruangan perawatan tanpa
didampingi oleh petugas rumah sakit.Bila petugas security
menemukan individu seperti itu, maka petugas melakukan
identifikasi pada pasien tersebut dan melakukan kontak dengan
ruangan perawatan untuk koordinasi.
C. Bahan Berbahaya
1. Tujuan
Mengelola material yang diketahui memiliki potensi membahayakan
bagi manusia maupun lingkungan.Penatalaksanaan ini dilakukan
untuk meminimalkan risiko bahaya maupun cedera.Proses yang
dilaksanakan meliputi edukasi, informasi prosedur untuk
penggunaan yang aman, penyimpanan danpembuangan serta
14
pengelolaan bila terpapar dengan jatuhan bahan berbahaya ini. Dan
proses ini dibuat juga untuk mengevaluasi risiko yang dapat
mengancam hidup maupun kesehatan pasien, pengunjung dan staf
rumah sakit.
2. Ruang Lingkup.
Bahan berbahaya ini difokuskan pada risiko yang disebabkan oleh
bermacam-macam bahan berbahaya yang ada yang terpapar bagi
lingkungan rumah sakit, pada pasien, pengunjung dan karyawan
rumah sakit, juga agar dapat dilaksanakan sesuai peraturan dan
kebijakan yang ada, ruang lingkupnya yaitu :
1) Menentukan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)yang
dipergunakan dan limbah yang dihasilkan di rumah sakit.
2) Data bahan berbahayadan beracun yang ada diidentifikasi dalam
Material Safety Data Sheets (MSDS) atau dokumen sejenis yang
disediakan oleh supplier atau pabrik.
3) Respon efektif yang cepat dibutuhkan untuk setiap kejadian
tumpahan, kebocoranatau paparan bila terjadi.
4) Prosesyang digunakan untuk memilih, transportasi,
penyimpanan, penggunaan dan pembuang B3 juga proses untuk
memilah, memisahkan,transportasi, penyimpanan, membungkus
dan membuang limbahberbahaya yang ditulis lengkap pada
SOP.
5) Proses monitoring khusus dilakukan untuk mengelola gas, asap,
maupun radiasi berbahaya yang tidak dapat dideteksi oleh
manusia.
15
D. Manajemen Emergensi
1. Tujuan.
Memastikan kesiapan rumah sakit dan merespon secara efektif
kejadian bencana yang ada baikbencana internal maupun external.
2. Ruang Lingkup
1) Menentukan jenis bencana, kemungkinan terjadinya,
konsekuensi bahaya/ ancaman/ kejadian.
2) Menentukan peran rumah sakit dalam keadaan bencana
tersebut.
3) Menentukan strategi komunikasi saat bencana terjadi.
4) Mengelola sumber daya baik yang dimiliki rumah sakitmaupun
mengaktifkan bantuan external (sumber daya alternative).
5) Pengelolaan kegiatan klinik dan penyiapan ruangan perawatan
korban.
6) Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab staf selama
kejadian.
7) Mengalihkan penugasan staf yang tidak sesuai dengan
kompetensinya saat kejadian.
E. Pengamanan Kebakaran
1. Tujuan.
Pencegahan terjadinya kebakaran di rumah sakit dan
memastikan penghuni rumah sakit selamat dan aman dari
resiko adanya cedera maupun kemungkinan kehilangan
nyawa saat terjadinya kebakaran
2. Ruang Lingkup
1) Pencegahan risiko kebakaran
2) Pengaturan konstruksi bangunan untuk mencegah kebakaran
3) Akses keluar saat terjadi kebakaran
4) Sistem peringatan dini/ deteksi dini
5) Mekanisme pemadaman api
16
6) Evakuasi pasien
17
Sistem deteksi dini dilakukan dengan pemasangan smoke
detectorpada bangunan. Dan diadakan pemeliharaan untuk
memastikan kelayakan penggunaan smoke detector.
f) Mekanisme pemadaman api
g) APAR di pasang di seluruh gedung perawatan di tiap jarak
20-25 meter, atau ditempatkan sesuai kebutuhan dan
dipasang berjarak minimal 15 cm dari atas lantai sehingga
memudahkan untuk dijangkau
h) Prosedur pemadaman api sesuai SPO Code Red. Bila ada
asap/kebakaran, petugasyang pertama kali menemukannya
menghubungi operator ada situasi Code Red, secara pararel
petugas tersebut memberikan informasi ke petugas
keamanan . Petugas yang bertanggung jawab dalam sistem
kode merah mengambil peran masing-masing dengan
menggunakan identitas berupa helm sebagai berikut
F. Peralatan Medis
18
1. Tujuan.
Untuk memastikan peralatan yang dipergunakan oleh pasien dalam
keadaan aman, selalu tersedia dan siap pakai, akurat, dan dapat
dijangkau.
2. Ruang Lingkup
1) Inventarisir semua peralatan medis yang ada di rumah sakit
2) Pelaksanaan inspeksi dan pengujian fasilitas dan keselamatan
di rumah sakit
3) Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas dan system utilitas rumah
sakit
4) Produk/ peralatan yang ditarik dari peredaran.
3. Penatalaksanaan Peralatan Medis
Penatalaksanaan peralatan medis di rumah sakit berkaitan
dengan kebijakan dan prosedurmulai dari pengadaan,
inspeksi, dan pemeliharaan.
1) Inventarisasi alat Medis
2) Rumah sakit melakukan inspeksi setiap bulan untuk
mengetahui perkembangan kondisi peralatan tersebut. Hasil
inspeksi berupa data yang akan digunakan untuk perencanaan
perbaikan dan juga perencanaan kebutuhan rumah sakit
3) Melakukan inspeksi dan pengujian untuk setiap alat baru
selanjutnya disesuaikan dengan aturan pabrik atau
perencanaan rumah sakit, yang dilengkapi dengan data hasil
inspeksi dan pengujian serta dibuatkan rekomendasinya.
4) Dilakukan pemeliharaan terhadap peralatan tersebut
sebagai tindakan pencegahan terhadap peralatan tersebut
dari kerusakan ataupun masalah kecil yang berdampak pada
ketidakamanan alat saat digunakan pada pasien. Jadwal
pemeliharaan selalu ditepati oleh petugas. Semua bukti
pemeliharaan alat tercatat dan di buatkan rekomendasi untuk
peralatan tersebut selalu aman dan siap pakai. Untuk alat
yang rusak namun tidak mungkin diperbaiki, rumah sakit
menarik alattersebut dari penggunaannya untuk selanjutnya
dilakukan suatu proses sesuai ketentuan yang berlaku untuk
pemusnahan maupun pengeluaran alat tersebut dari rumah
sakit.
5) Produk/ peralatan yang ditarik dari peredaran
Rumah sakit mengeluarkan surat edaran untuk informasi bila
ada alat yang ditarik oleh pabrik/ pemasok ke seluruh unit
19
pelayanan pasien dan informasi pemberhentian pemakaian
pada alat tersebut. Selanjutnya Kasi Jangmed akan
melaporkan kepada Karumkituntuk penarikan alat tsb dari unit
pelayanan. Alat - alat yang sudah ditarik akan dilaporkan oleh
karumkit ke Pabrik/ pemasok untuk dilakukan tindakan
selanjutnya.
G. Sistem utilitas
1. Tujuan
Tujuan berikut ini untuk memastikan keselamatan fisik pasien,
pengunjung, dan staf, dan mencegah kehilangan kepemilikan,
gangguan kesehatan mapunKeselamatan mereka :
1) Secara efektif mengelola risiko pada sistim utilitas
denganmenggunakan kemampuan terbaik rumah sakit.
2) Mengoptimalkan sumber-sumber dengan pengelolaan
sistem utilitas secara efisiendan pengelolaan lifecycle dari
alat-alat tersebut.
3) Meningkatkan kemampuan staf dengan pendidikan
pelatihan mengenai sistemutilitas yang efektif.
4) Meningkatkan keselamatan pasien dengan menyiapkan
lingkungan rumahsakit yang aman.
2. Ruang lingkup
1) Distribusi listrik dan emergency power ( Genzet)
2) Distribusi Air Bersih
3) Ventilasi dan Air Conditioner
4) Plumbing (system air kotor)
5) Gas medis
6) Sistem komunikasi (nurse call, komputer, telephone)
7) Medical Air compressor
8) Medical and surgical vacuum system
20
Akses Ground waterthank dilindungi dengan trail
terkunci untuk mencegah terjadinya bahaya yang
ditimbulkan oleh faktor kesengajaan, seperti di
masukkan bahan beracun.
2) Air yang ditreatment di instalasi hemodialisa dilakukan
pemantauan secara periodik untuk memastikan kualitas air
yang digunakan untuk dialysis ginjal oleh provider/
pemasok alat.
3) Listrik tersedia setiap waktu, yang dipastikan
ketersediaannya baik melalui sumber listrik negara
maupun sumber listrik alternative yang disediakan rumah
sakit (genset). Seluruh genset yang ada di
pastikankesiapannya dengan melakukan uji sekali dalam
setahun.
6) Penempatan tabung gas ditempatkan pada area yang
aman dari api, dengan penempatan yang diatur
sedemikian rupa dan teridentifikasi baik untuk mencegah
jatuhnya tabung dan kebocoran, serta akses masuk
dibatasi.
7) Jalur listrik dalam keadaan aman dibungkus sehingga
meminimalkan kemungkinan terkoyak.
21
C. Kepatuhan Tenant terhadap Program Manajemen Resiko Fasilitas
Rumah Sakit
Tenant di RS. Gading Medika seperti kantin, pengelola parkir, Bank BJB,
Pengelola Cleaning Service dan Satpam wajib mematuhi program
manajemen resiko fasilitas :
1) Program keselamatan dan keamanan
2) Program penanganan B3 dan limbahnya
3) Program manajemen penanggulangan Bencana
4) Program Proteksi Kebakaran
Tata Laksana :
1) Adanya pelatihan manajemen resiko fasilitas yang dilaksanakan RS.
Gading Medika yang melibatkan tenant di rumah sakit
2) Adanya check list kepatuhan tenant terhadap manajemen resiko
fasilitas sebagai bentuk evaluasi
22
BAB II
DOKUMEN
23