Bab 2 Bismillah Tanpa Revisi
Bab 2 Bismillah Tanpa Revisi
PENGKAJIAN
8
Membangun kualitas SDM RS yang profesional dalam memberikan
pelayanan
Meningkatkan sarana dan prasarana RS dalam memperluas
jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Menyelenggarakan sistem manajemen dengan tata kelola yang baik.
2.1.6 Motto Ruang Anggrek RS Nahdlatul Ulama Banyuwangi
Motto Ruang Anggrek RS Nahdlatul Ulama Banyuwangi
adalah “Peduli, salam, senyum, sentuh, sembuh”.
2.2 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada 29-31 Oktober 2019 meliputi data M1
(Man), M2 (Materials), M3 (Method), M4 (Money), dan M5 (Mutu). Data
yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga ditemukan
beberapa prioritas masalah.
1) Struktur Rawat Inap Ruang Anggrek
Ruang Anggrek dipimpin oleh kepala ruangan dan 12 perawat
pelaksana. Adapun struktur organisasinya adalah:
Ka.INSTALASI RAWAT INAP
dr. Mohammad Riza Muzaqi
9
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Anggrek RS Nahdlatul
Ulama Banyuwangi terdiri dari 1 kepala ruangan dan 12 orang perawat
pelaksana.
10
11
Pasien
IGD IRJ
MRS
KRS
Pintu depan
Kamar pasien
kelas III
III
pasien kelas
Kamar
Mushola
Kamar pasien
II
kelas II
Kamar
isolasi
Toilet umum
Pintu
belakang
station
Ruang
Loundry
Blade dewasa
3 ETT 6 Cuff 0 1 - Ditambah 1
4 ETT 6,5 Cuff 0 1 - Ditambah 1
5 ETT 7 Cuff 0 1 - Ditambah 1
6 ETT 7,5 0 1 - Ditambah 1
7 Suction Cateter 10 0 1 - Ditambah 1
8 Suction Cateter 12 0 1 - Ditambah 1
9 Suction Cateter 14 0 1 - Ditambah 1
10 Aqua jellly Sachet 0 1 - Ditambah 1
11 Gunting 0 1 - Ditambah 1
12 Plester coklat 2.5 cm x1m 1 secukupnya -
13 Hypapix 10 cm x 5 m 1 secukupnya -
14 Xylocain spray 0 1 - Ditambah 1
15 Tongue Spatle 0 1 - Ditambah 1
Consumable
1 Extention tube 0 1 - Ditambah 1
2 NGT 12 0 1 - Ditambah 1
3 NGT 14 0 1 - Ditambah 1
4 NGT 16 0 1 - Ditambah 1
5 NGT 18 0 1 - Ditambah 1
6 Cateter urine 12 0 1 - Ditambah 1
7 Cateter urine 18 0 1 - Ditambah 1
8 Urine bag 0 1 - Ditambah 1
9 IV canula 16 1 2 - Ditambah 1
10 IV canula 18 1 2 - Ditambah 1
11 IV canula 22 1 2 - Ditambah 1
12 IV canula 24 1 2 - Ditambah 1
13 IV canula 26 0 2 - Ditambah 2
14 Alkohol swab 10 10 -
15 Infuset dewasa 1 3 - Ditambah 2
16 Infuset anak 0 - Ditambah
17 Three way panjang 0 2 - Ditambah 2
18 Three way pendek 0 2 - Ditambah 2
19 Blood set 0 2 - Ditambah 2
20 Spuit 3 ml 5 5 Baik -
21 Spuit 5 ml 5 5 Baik -
22 Spuit 10 ml 5 5 Baik -
23 Spuit 25 ml 0 2 - Ditambah 2
24 Kasa steril 16 x 16 0 10 - Ditambah 10
25 Elektroda 0 - - Ditambah
26 Orofaringeal tube 5 Fr 0 - Ditambah
27 Orofaringeal tube 6 Fr 0 - Ditambah
28 Orofaringeal tube 8 Fr 0 - Ditambah
Cairan
1 Gelofusin 0 2 - Ditambah 2
2 Kcl 25 ml 0 5 - Ditambah 5
3 Koloid (Hemacel/HES) 0 3 - Ditambah 3
4 Manitol 500 ml 0 1 - Ditambah 1
5 Mg SO4 20% 25 ml 0 2 - Ditambah 2
6 MgSO4 40% 25 ml 0 2 - Ditambah 2
7 NaBic 25 ml 0 5 - Ditambah 5
8 NaCl 0.9 % 500 ml 1 4 - Ditambah 3
9 Ns 25 ml 0 5 - Ditambah 5
20
10 RL 500 ml 1 5 - Ditambah 4
11 Salin 3% 500 ml 0 - - Ditambah
12 Steril water 0 2 - Ditambah 2
Emergency Drugs
1 Adrenaline 5 - Baik -
2 Aminophyline inj 5 2 Baik -
5 Atropin Sulfat 0.25 mg inj 5 10 Baik -
6 Ca gulconas 10% 10 ml inj 5 1 Baik -
7 D40% 25 ml 0 - - Ditambah
8 Dexamethason inj. 5 - Baik -
10 Digoxin inj 0 - - Ditambah
11 Diazepam 5 Baik -
12 Diphenhydramine inj 5 - Baik -
13 Dobutamin inj 0 - - Ditambah
14 Dopamin inj 0 - - Ditambah
15 Ephederine 50 mg inj 0 - - Ditambah
16 Fentanyl inj 0 - - Ditambah
17 Furosemid inj 5 - Baik -
18 Heparin 0 - - Ditambah
19 ISDN inj 0 - - Ditambah
20 Lidocain 2% 20 mg/ml inj 5 - Baik -
21 Midazolam 15 mg inj 0 - - Ditambah
22 Morphin inj 0 - - Ditambah
25 Norepinephrine 4 mg inj 0 - - Ditambah
26 Pethidin inj 0 - -- Ditambah
27 Phenytoin Na inj 0 - - Ditambah
29 Neastigmin inj 0 - - Ditambah
30 Oksitosin 0 - - Ditambah
5) Administrasi Penunjang
(1) Lembar medication chart
(2) Lembar standard emergency troly
(3) Buku hand over
(4) SOP
(5) SAK
(6) Leaflet
(7) Rekam Medis
(8) Buku injeksi
(9) Buku observasi
21
Tabel 2.22 Angket Sarana dan Prasana di ruang Anggrek RS Nahdlatul Ulama
menggunakan Angket M2 (Material/Sarana dan Prasarana),
Nursalam 2014.
No Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah tata letak gedung ruagnan sudah sesuai dengan 100% 0
standart pelayanan?
2 Apakah fasilitas diruangan anda sudah lengkap untuk 75% 25%
perawatan pasien ssesuai dengan standart yang berlaku?
3 Apakah peralatan kesehatan di ruangan anda sudah lengkap 50% 50%
untuk perawatan?
4 Apakah jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio 50% 50%
pasien? Apakah anda berencana untuk menambah
peralatan?
5 Apakah semua perawat mengerti cara menggunakan semua 100% 0
alat-alat perawatan?
6 Apakah persediaan consumable (alat habis pakat) selalu 100% 0
tersedia sesuai yang dibutuhkan pasien?
7 Apakah administrasi penunjang yang dimiliki sudah 75% 25%
memadai?
Sumber : Kuesioner menurut Nursalam 2014
Sistem dokumentasi alat yang ada di ruang Anggrek belum terkoordinasi dengan
baik sehingga apabila terdapat alat yang rusak atau hilang, akan kesulitan dalam
proses dokumentasi yang dilakukan pertahun.
24
Pendokumentasian alat dan obat harus dilakukan lebih teratur dan disiplin.
Ketersediaan obat dan peralatan emergency harus lengkap dan wajib dilengkapi
setiap kali obat dan peralatan emergency mengalami kerusakan, hilang, atau sudah
di pakai. Obat dan peralatan emergency merupakan bagian dari basic life support
yang harus ada ketika sewaktu-waktu ada pasien kritis.
2.2.2 Metode (M3-Methode)
1) Penerapan model asuhan keperawatan professional di Anggrek
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat ruang
Anggrek, model asuhan keperawatan yang diterapkan di ruang Anggrek yaitu
menggunakan metode Tim. Metode ini menggunakan perawat tim untuk
melaksanakan suatu asuhan keperawatan. Pemilihan model asuhan keperawatan
ini didasarkan atas pertimbangan keterbatasan jumlah tenaga kerja yang
mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara di ruang
Anggrek. Sudarsono (2000) dalam Nursalam (2011) menyebutkan bahwa MAKP
moduler dilakukan karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit sebagian besar
adalah lulusan D3 sehingga dengan kombinasi ini diharapkan perawat primer atau
ketua tim dapat memberikan bimbingan asuhan keperawatan kepada lulusan D3.
Pada pelaksanaannya, perawat primer dan perawat pelaksana akan bekerja sama
dalam pengelolaan pasien setiap satu kali shift. Pada masing- masing shift,
terdapat perawat penanggung jawab yang bertugas atas shift tersebut mulai dari
timbang terima sampai dengan tanggung jawab terhadap pasien.
2) Timbang Terima
Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien (Nursalam, 2014). Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan
26
juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau
belum dilaksanakan. (Nursalam, 2011)
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah
Situation, Background, Assessment dan Recommendation
Situation
Background
Riwayat Keperawatan
Assesment:
Kesadaran, TTV, GCS, skala
nyeri, skala resiko jatuh, dan
ROS (poin yang penting)
Recommendation:
Tindakan yang sudah
Dilanjutkan
Stop
Modifikasi
Strategi Baru
buku khusus (operan) juga disertakan jumlah seluruh pasien, jumlah pasien yang
KRS .
Hasil wawancara mengenai proses timbang terima disampaikan bahwa
prinsip timbang terima sudah sesuai dengan prosedur timbang terima, yaitu semua
pasien yang dirawat dioperkan dan dilanjutkan dengan validasi ke pasien, data
yang disampaikan sudah sesuai, serta masalah keperawatan sudah benar.
Walaupun sebagian perawat menyatakan operan tidak dilakukan 3kali, operan
belum optimal dari pelaksanaan timbang terima yaitu timbang terima shift siang
dan malam dilakukan secara individu antar perawat dengan cara validasi langsung
dari satu pasien ke pasien lain membawa buku laporan operan.
3) Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat ruang Anggrek
didapatkan bahwa ruang Anggrek belum pernah melakukan ronde keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan disamping pasien, membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh
perawat primer, kepala ruangan, perawat associate serta melibatkan seluruh
anggota tim. Namun demikian, di ruang Anggrek dalam 1 bulan tidak dilakukan
ronde keperawatan 80%. Dan 60% keluarga tidak mengerti mengenai ronde
keperawatan menurut keterangan perawat dalam angket yang kami berikan pada
tanggal 28-29 Oktober 2019.
M3.3 Ronde Keperawatan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah ruangan ini mendukung adanya ronde
20% 80%
keperawatan?
2 Apakah sebagian besar perawat di ruang anggrek
80% 20%
mengerti adanya ronde keperawatan?
3 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan
- 100%
ini telah optimal?
4 Berapa kali ronde keperawatan dilakukan dalam 1
- 100%
bulan ? 1 kali
5 Apakah keluarga pasien mengerti tentang adanya
100%
ronde keperawatan?
6 Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde
60% 40%
keperawatan sudah dibentuk ?
7 Apakah tim yang telah dibentuk melaksanakan 20% 80%
29
4) Sentralisasi obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2011). Sentralisasi adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan sepenuhnya pada
perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat.
Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan diserahkan
operasional dapat didegasikan pada staf yang di tunjuk (PP). Tujuan dari
pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi.
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam satu pola/alur
yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh
perawat dan untuk meminimalisir resiko kerugian baik material maupun
nonmaterial. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan
obat secara ketat oleh perawat, serta didukung peran keluarga untuk
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
30
Dokter
Koordinasi dengan perawat
Pasien/ Keluarga
Farmasi/ Apotik
Pasien/Keluarga
Alur sentralisasi obat yang ada di ruangan adalah sebagai berikut, pada awalnya
pasien mendapat RPO (Resep Pemberian Obat) dari dokter yang merawat,
kemudian pasien atau keluarga akan menyerahkan RPO tersebut ke depo farmasi
yang ada di ruangan Anggrek. Pasien dengan BPJS dan pasien umum memiliki
perbedaan yaitu pasien dengan BPJS harus membawa persyaratan yang diperlukan
serta RPO yang akan ditebus, sedangkan pasien umum hanya membawa RPO dan
biaya yang dibutuhkan. Setelah administrasi obat selesai, petugas depo farmasi
akan mengantarkan obat yang telah dibeli pasien kepada perawat yang bertugas
saat itu. Obat yang diterima dari depo farmasi akan disimpan di lemari obat sesuai
dengan nomer bed pasien kemudian obat tersebut akan diberikan pada pasien
sesuai dengan jadwal dengan prinsip 6B, benar obat, benar dosis, benar pasien,
benar rute, benar waktu, benar pendokumentasian dan waspada efek samping.
Perawat memastikan aspek benar obat dengan cara menyesuaikan terapi di rekam
medis dengan obat yang didapatkan dari farmasi. Aspek tepat jadwal dilakukan
dengan cara memeriksa jadwal pemberian obat pada RPO dengan jam pemberian
obat tersebut. Aspek tepat dosis dilakukan dengan cara memeriksa dosis terapi
pasien di rekam medis dengan dosis obat yang diberikan farmasi. Sebagian
perawat melakukan aspek tepat pasien dengan cara memanggil nama pasien,
sebagian dengan mencocokan nomor bed, dan sebagian mencocokan dengan Id
band. Aspek cara pemberian dilakukan dengan cara mencocokan terapi di RPO
dengan rekam medis. Aspek waspada efek samping dilakukan dengan cara
memantau kondisi klinis pasien.
32
Diserahkan keluarga ke AA
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Pengadaan sentralisasi obat
1) Apakah anda mengetahui tentang sentralisasi obat? 60%
2) Apakah di ruangan anda ini terdapat sentralisasi obat? 30%
3) Jika Ya, apakah anda sentralisasi obat yang ada sudah 50% 50%
dilaksanakan secara optimal?
4) Apakah selama ini anda pernah diberi wewenang dalam 40% 60%
sentralisasi obat?
5) Jika tidak, menurut Anda apakah di ruangan perlu diadakan 80% 20%
sentralisasi obat ?
6) Apakah ada format daftar pengadaan tiap-tiap macam obat?(Oral- 100%
Injeksi-Supositoria-Infus-Insulin-Obat gawat darurat)
2 Alur penerimaan obat
1) Apakah selama ini ada format persetujuan sentralisasi obat dari 80% 20%
pasien/keluarga pasien?
2) Bagaimana proses penerimaan obat dari pasien/keluarga pasien ? 100%
PPB farmasi (ODD) perawat pasien
3 Cara penyimpanan obat
1) Apakah di ruangan ini terdapat ruangan khusus untuk sentralisasi 100%
obat?
2) Apakah kelengkapan sarana dan prasarana pendukung sentralisasi 100%
obat?
3) Apakah selama ini Bapak/Ibu memisahkan kepemilikan antar 100%
obat-obat pasien?
4) Apakah selama ini Bapak/Ibu memberi etiket dan alamat pada 100%
obat-obat pasien?
4 Cara penyiapan obat
1) Apakah selama ini sebelum memberikan obat kepada pasien 80% 20%
Bapak/Ibu selalu menginformasikan jumlah kepemilikan obat
yang telah digunakan?
2) Apakah ada format tiap jenis obat sebelum Bapak/Ibu 100%
memberikan obat ke pasien?
34
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah Anda mengerti tentang supervisi? 100% 0
2 Apakah supervisi telah dilakukan di ruangan? 20% 80%
3 Berapa kali supervisi dilakukan? 30% 70%
4 Apakah sudah ada format baku supervisi ? 30% 70%
5 Apakah format untuk supervisi sudah sesuai 30% 70%
35
standar keperawatan ?
6 Apakah alat (instrumen) untuk supervisi tersedia 30% 70%
secara lengkap ?
7 Apakah hasil dari supervisi disampaikan kepada 30% 70%
perawat pelaksana?
8 Apakah selalu ada feed back dari supervisor untuk 30% 70%
setiap tindakan?
9 Apakah Anda puas dengan hasil dari feed back 30% 70%
tersebut?
10 Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari 30% 70%
supervisi?
11 Apakah Anda menginginkan perubahan untuk 30% 70%
setiap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari
supervisi?
12 Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan dan 30% 70%
sosialisasi tentang supervisi ?
13 Apakah Anda menginginkan perubahan untuk 30% 70%
setiap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari
supervisi?
14 Apakah Anda pernah mendapatkan pelatihan dan 30% 70%
sosialisasi tentang supervisi ?
PP menyiapkan :
Lembar pasien masuk RS
Buku status dan lembar format pengkajian pasien
Nursing kit
Informed Concent sentralisasi obat
Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
Lembar tingkat kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru
Terminasi
Evaluasi
7) Discharge planning
No. Pertanyaan Ya Tidak
Apakah Anda mengerti tentang discharge
1. 100%
planning?
Apakah yang Anda berikan saat melakukan
2. 100%
discharge planning?
Apakah Anda bersedia melakukan discharge
3. 100%
planning?
Mulai
Pasien
masuk
4. Kapan Anda melakukan discharge planning? pulang
sampai
40%
pulang 60%
Apakah sudah ada pembagian tugas tentang
5. 100%
discharge planning?
Bagaimana operasional pemberian tugas discharge Dari PP ke
6.
planning oleh kepala ruangan? PA 100%
Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet saat
7. 60% 40%
melakukan discharge planning?
Lisan dan
Bagaimana teknik yang digunakan saat pemberian
8. tertulis
discharge planning?
100%
Bahasa
Bahasa yang
Bahasa apa yang digunakan saat melakukan
9. Indonesia mudah
discharge planning?
40% dimengerti
60%
Apakah bahasa yang Anda gunakan dalam
10. melakukan discharge planning mengalami kesulitan 20% 80%
untuk dipahami oleh pasien?
Apakah setiap selesai melakukan discharge
11- 100%
planning Anda melakukan pendokumentasian?
39
1 TV
III 65.000 3 bed, 3 meja, 3 kursi.
(kamar + makan)
2) BPJS Askes
Form SJP,photo copy kartu BPJSaskes,
3) Jamkesmas
Form SJP, photo copy kartu jamkesmas, photo copy kartu keluarga.
4) SKTM
Form SJP,photo copysurat SKTM dari RT dan RW, photo
copykartukeluarga,photo copy KTP
Setelah selesai keluarga kembali lagi ke bagian administrasi ruangan.
Pembayaran pasien umum, yaitu :
Setelah pasien disetujui dokter untuk keluar rumah sakit (KRS),
keluarga mengurus kepulangan di bagian kasir dengan membawa surat
persetujuan dokter dan ID Rumah Sakit. Kemudian keluarga kembali ke bagian
administrasi ruangan.
-1.5 -1.4 -1.3 -1.2 -1.1 -1.0 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0,10,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5
46
-0,1
W -0,2
S
-0,3 SV (0,9; -0,6)
-0.4
-0.5
u-0.6
-0.7
-0.8
-0.9
-1
-1.1
-1.2
-1.3
-1.4
-1.5
T
Gambar 2.9 Diagram Layang
KETERANGAN :
M1 : Ketenagaan
M2 : Sarana dan Prasarana
M4 : Keuangan
M5 : Mutu
MAKP : Metode-Penerapan Model
DK : Metode-Dokumentasi
RK : Metode-Ronde Keperawatan
SO : Metode-Sentralisasi Obat
SV : Metode-Supervisi
TT : Metode-Timbang Terima
DP : Metode-Discharge planning
PPB : Metode Penerimaan
Pasien Baru
47