"Dari sisi medis, itu sesuatu yang nggak masuk akal. Secara medis sudah
nggak nyambung, sehingga di luar jangkauan saya untuk memberikan komentar praktik
pengobatan tersebut," kata Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Pasuruan,
Ugik Setyo Darmoko, Rabu (18/9/2019).
"Tetapi ada satu hal yang harus disampaikan dan diketahui oleh masyarakat luas
bahwa pengobatan seperti ini kan tak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil dari
pengobatan tersebut tak bisa dipertanggungjawabkan karena memang nggak ada sisi
ilmiahnya," imbuhnya.
Ugik mengaku sudah menerima laporan dari stafnya terkait praktik pengobatan Ningsih
Tinampi. Ia juga mengetahui berbagai keluhan medis pasien dan cara mengobatinya
dari video dan pemberitaan.
"Yang kami kekhawatiran begini ya, kalau pasien ini jelas-jelas ada gangguan medis.
Misalnya ada permasalahan dengan levernya, kemudian sampai muntah darah, lalu
dianggap itu santet. Ini yang bahaya karena akan dilakukan penanganan yang tidak
semestinya. Ujung-ujungnya nanti, ya maaf ya, adalah duit. Artinya, masyarakat yang
polos nanti cenderung akan diambil keuntungannya," papar Ugik.
Sebelumnya diberitakan, dalam sebulan terakhir, jagat maya dihebohkan oleh video
pengobatan alternatif yang dilakukan Ningsih. Melalui anak buahnya, Ningsih merekam
hampir semua proses pengobatan dan diunggah di situs berbagi video YouTube.
Video-video pengobatan tersebut kemudian viral. Hingga saat ini, antrean pasien
Ningsih sudah penuh sampai 6 bulan ke depan. Ningsih mengatakan, hampir semua
pasien yang datang kepadanya terkena santet atau ilmu hitam.