Anda di halaman 1dari 11

STUDI STANDARISASI DESAIN STRUKTUR GEDUNG RKB

SEKOLAH DASAR DI KOTA SAMARINDA BERDASARKAN


SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM)

Dhevita Putri Darmawan (1)


Purwanto, ST., M.T.(2)
Hence Michael Wuaten, ST,. M.Eng.(3)

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universita 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRACT

Samarinda adalah salah satu kota yang sedang berkembang saat ini di
Provinsi Kalimantan Timur. Oleh karena itu, Kota Samarinda dituntut untuk
meningkatkan sarana dan prasarana, dimana banyak potensi-potensi diantaranya
bidang pendidikan. Gedung sekolah/ ruang kelas adalah salah satu sarana yang
keberadaannya sangat penting dalam mempengaruhi kelancaran, kenyamanan,
keamanan, dan sekaligus keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar. Salah
satu faktor yang paling berpengaruh dalam perencanaan bangunan bertingkat
adalah kekuatan struktur bangunan, dimana faktor keamanan dan ketahanan
bangunan dalam menahan dan menopang beban yang bekerja pada struktur
sangat diperhitungkan, terutama kuat terhadap beban gempa.
Dari uraian diatas akan direncanakan Sistem Rangka Pemikul Momen
(SRPM) yang sesuai dengan jenis tanah lunak, sedang, dan keras di Kecamatan
Samarinda Utara dan Kecamatan Loa Janan Ilir serta analisa beban gempa
struktur beton bertulang gedung RKB (Ruang Kelas Baru) Sekolah Dasar
berdasarkan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) yang sesuai menggunakan
permodelan 3 dimensi dengan bantuan software Etabs.
Dari hasil analisa menggunakan permodelan 3 dimensi dengan bantuan
software Etabs didapatkan hasil Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) yang
sesuai dengan jenis tanah di kecamatan samarinda utara untuk tanah lunak
dengan KDS D adalah SRPMK, tanah Sedang KDS A adalah SRPMB, tanah
keras KDS A adalah SRPMB. Sementara untuk jenis tanah di Kecamatan Loa
Janan Ilir Tanah Lunak KDS D adalah SRPMK, tanah sedang KDS A adalah
SRPMB, Tanah Keras KDS A adalah SRPMB. Nilai geser Statik Ekivalen dan
Respon Spektrum akibat beban gempa di Kecamatan Samarinda Utara untuk
tanah lunak Fxx = 3565,1528, Fxy= 1361,47, Fyx= 1069,558, Fyy= 4538,24,
RSPxx= 3565,1464, RSPxy= 1993,39, RSPyx= 1212,1738, RSPyy= 4538,24.
Tanah sedang Fxx = 845,2684, Fxy= 324,23, Fyx= 253,5805, Fyy= 1080,8,
RSPxx= 1310,957, RSPxy= 698,31, RSPyx= 393,649, RSPyy= 1451,3. Tanah
Keras Fxx = 569,0776, Fxy= 218,28, Fyx= 170,7233, Fyy= 727,62, RSPxx=
1310,96, RSPxy= 698.31, RSPyx= 393.649, RSPyy= 1451,3. Nilai geser Statik
Ekivalen dan Respon Spektrum akibat beban gempa di Kecamatan Loa Janan Ilir
untuk tanah lunak Fxx = 1267,95, Fxy= 1296,9, Fyx= 380,3849, Fyy= 4323,2,
RSPxx= 3396,16, RSPxy= 1898,9, RSPyx= 1154,714, RSPyy= 4323,1. Tanah
sedang Fxx = 804,0633, Fxy= 308,42, Fyx= 241,219, Fyy= 1028,1, RSPxx=
130.957, RSPxy= 698,31, RSPyx= 393,6492, RSPyy= 145,3. Tanah Keras Fxx =
545,4744, Fxy= 209,23, Fyx= 163,6423, Fyy= 697,44, RSPxx= 3064,886,
RSPxy= 1713,7, RSPyx= 920,3347, RSPyy= 3445,6.

Kata kunci: Model 3 Dimensi Etabs, sistem rangka pemikul momen, desain
ruang kelas baru
(1)
Mahasiswa jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universtas 17 Agustus 1945
Samarinda
(2)
Dosen jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universtas 17 Agustus 1945
Samarinda
(3)
Dosen jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universtas 17 Agustus 1945
Samarinda

PENGANTAR
Samarinda adalah salah satu kota yang sedang berkembang saat ini di
Provinsi Kalimantan Timur. Oleh karena itu, Kota Samarinda dituntut untuk
meningkatkan sarana dan prasarana, dimana banyak potensi-potensi diantaranya
bidang pendidikan. Gedung sekolah/ ruang kelas adalah salah satu sarana yang
keberadaannya sangat penting dalam mempengaruhi kelancaran, kenyamanan,
keamanan, dan sekaligus keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar. Salah
satu faktor yang paling berpengaruh dalam perencanaan bangunan bertingkat
adalah kekuatan struktur bangunan, dimana faktor keamanan dan ketahanan
bangunan dalam menahan dan menopang beban yang bekerja pada struktur sangat
diperhitungkan, terutama kuat terhadap beban gempa. Pada penelitian ini, akan di
desain struktur gedung Ruang Kelas Baru (RKB) Sekolah Dasar yang terletak di
Kota Samarinda, dengan membandingkan hasil analisa beban gempa antara tanah
lunak, sedang, dan keras di dua kecamatan, yaitu kecamatan Loa Janan Ilir dan
kecamatan Samarinda Utara.
Adapun maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem Rangka
Pemikul Momen (SRPM) apa yang sesuai dengan jenis tanah lunak, sedang, dan
keras di Kecamatan Samarinda Utara dan Kecamatan Loa Janan Ilir serta analisa
beban gempa struktur beton bertulang gedung RKB (Ruang Kelas Baru) Sekolah
Dasar berdasarkan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) di kota samarinda.
Untuk membatasi luasnya ruang lingkup pembahasan dalam skripsi ini,
maka akan dibatasi pada masalah-masalah pokok saja. Adapun batasan masalah
yang sesuai dengan rumusan masalah adalah perhitungan beban-beban yang
bekerja pada struktur gedung mengacu pada SNI 1727-2013 tentang beban
nominal untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain. Apabila tidak
ditemukan definisi yang jelas maka tentang beban yang digunakan, maka
mengacu pada peraturan-peraturan sebelumnya. Untuk analisa struktur
menggunakan permodelan 3 dimensi dengan bantuan program Etabs. Sementara
untuk Tata cara perencanaan ketahanan gempa berdasarkan pada SNI 1726-2012.

TINJAUAN PUSTAKA
Beban Mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang. Sesuai SNI 1727:2013, yang termasuk beban mati adalah seperti
dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing.

Beban Hidup
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
barang-barang yang dapat berpindah. Beban hidup mengacu pada SNI 1727:2013.
Apabila tidak terdapat definisi yang jelas maka digunakan peraturan sebelumnya
yaitu PBBI 1971 tentang peraturan beton bertulang Indonesia dan PPIUG 1983
tentang peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung.

Beban Gempa
Gempa adalah beban yang timbul akibat percepatan getaran tanah pada
saat gempa terjadi (SNI 1726:2012). Untuk merencanakan struktur bangunan
tahan gempa, perlu diketahui percepatan yang terjadi pada batuan dasar.
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa dimana wilayah gempa 1
adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan wilayah 6 adalah wilayah
dengan kegempaan paling tinggi.

Gambar 1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar


dengan periode ulang 500 tahun
Parameter Percepatan Gempa
Untuk menentukan respons spektral percepatan gempa MCER di
permukaan tanah, diperlukan faktor amplifikasi sesimik pada perioda 0,2 detik
dan perioda 1 detik.
Tabel 1 Koefisien situs (Fa)
Parameter respon spektral percepatan gempa (MCER)
Kelas situs terpetakan pada periode pendek T=0,2s
Ss<0,25 Ss=0,5 Ss=0,75 Ss=1,0 Ss>1,25
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
b
SF SS
Sumber : SNI 1726:2012 tabel 4

Tabel 2 Koefisien situs (Fv)


Parameter respon spektral percepatan gempa (MCER)
Kelas situs terpetakan pada periode pendek T=1detik
Ss<0,25 Ss=0,5 Ss=0,75 Ss=1,0 Ss>1,25
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
SC 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3
SD 2,4 2,0 1,8 1,6 1,5
SE 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4
b
SF SS
Sumber SNI 1726:2012 tabel 5

Permodelan Struktur Dengan Program Etabs


Program Etabs merupakan salah satu program analisis struktur yang
lengkap dan sangat mudah untuk dioperasikan. Prinsip utama penggunaan
program ini adalah permodelan struktur, eksekusi analisis dan pemeriksaan atau
optimasi desain, yang semuanya dilakukan dalam satu langkah atau satu tampilan
berupa model secara real time sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan
pemodelan secara menyeluruh dalam waktu singkat namun dengan hasil yang
tepat.

CARA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian dilakukan dengan mengambil nilai sample tanah pada situs
puskim.pu.go.id di Kecamatan Samarinda Utara dan Loa Janan Ilir dengan
masing-masing kelas situs yang digunakan adalah tanah lunak, tanah sedang, dan
tanh keras.

Perhitungan Pembebanan Pada Struktur


Perhitungan beban disesuaikan dengan peraturan SNI 1727: 2013 tentang
beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain.
Tabel Beban mati pada pelat atap
No Beban Mati Berat Tebal Q (kN/m2)
1 Waterproofing aspal 14 0,02 0,28
2 Berat rangka dan plafond 0,18 - 0,18
3 Berat mekanikal elektrikal 0,40 - 0,4
QDL 0,86
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel Beban hidup pada atap


No Beban Mati Berat Tebal Q (kN/m2)
1 Beban hidup atap datar 0,96 0,15 0,96
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel Beban mati pada pelat lantai


No Beban Mati Berat Tebal Q (kN/m2)
1 Berat pasir tebal 1cm 16 0,01 0,16
2 Berat adukan tebal 2cm 21 0,02 0,42
3 Berat keramik tebal 1cm 24 0,01 0,24
4 Berat plafond dan rangka 0,18 - 0,18
5 Berat mekanikal elektrikal 0,40 - 0,40
QDL 1,40
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel Beban hidup pada plat lantai


No Beban Mati Berat Tebal Q (kN/m2)
1 Ruang Kelas 2,40 0,15 2,40
2 Koridor lantai pertama 4,79 0,15 4,79
3 Koridor diatas lantai pertama 3,83 0,15 3,83
Sumber : Hasil SNI 1727:2013 tabel 4-1

Tabel Beban mati pada balok


Beban Merata
Lantai Berat Tinngi lantai
kN/m
Lantai 1 2,5 3,500 8,75
Lantai 2 2,5 3,500 8,75
Sumber : Hasil perhitungan

SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN


1. Kecamatan Samarinda Utara
a. Tanah Lunak
Karena SD1 = 0,211 berada di antara bentang 0,2 ≤ SDt dan bangunan
masuk dalam kategori risiko IV, didapatkan KDS D. Maka digunakan
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus.
b. Tanah Sedang
Karena SDS = 0,134 berada di SDS < 0,167 dan bangunan masuk
dalam kategori risiko IV, didapatkan KDS A. Maka digunakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Biasa
c. Tanah keras
Karena SDS = 0,101 berada di SDS < 0,167 dan bangunan masuk
dalam kategori risiko IV, didapatkan KDS A. Maka digunakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Biasa.
2. Kecamatan Loa Janan Ilir
a. Tanah Lunak
Karena SD1 = 0,201 berada di antara bentang 0,2 ≤ SDt dan bangunan
masuk dalam kategori risiko IV, didapatkan KDS D. Maka digunakan
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus.
b. Tanah Sedang
Karena SDS = 0,134 berada di SDS < 0,167 dan bangunan masuk
dalam kategori risiko IV, didapatkan KDS A. Maka digunakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Biasa.
c. Tanah Keras
Karena SD1 = 0,098 berada di antara bentang SDt < 0,167 dan
bangunan masuk dalam kategori risiko IV, didapatkan KDS A. Maka
digunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa.

Analisa Gempa Statik Ekivalen Dan Respon Spektrum


Berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.9.4 nilai akhir Vdinamik harus lebih
besar atau sama dengan 85% Vstatik. Maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan
Vdinamik ≥ 0,85 Vstatik.

1. Kecamatan Samarinda Utara


a. Tanah Lunak
Gaya Geser
Fx Fy 0,85 x Fx 0,85 x Fy
Dasar
Fx 3565,1528 1361,47 3030,38 1157,3
Fy 1069,558 4538,24 909,114 3857,5
RSPx 3565,1464 1993,39
Memenuhi
RSPy 1212,1738 4538,24
b. Tanah Sedang
Gaya Geser
Fx Fy 0,85 x Fx 0,85 x Fy
Dasar
Fx 845,2684 324,23 718,4781 275,59
Fy 253,5805 1080,8 215,5434 918,64
RSPx 1310,957 698,31
Memenuhi
RSPy 393,649 1451,3

c. Tanah Keras
Gaya Geser
Fx Fy 0,85 x Fx 0,85 x Fy
Dasar
Fx 569,0776 218,28 483,716 185,54
Fy 170,7233 727,62 145,1148 618,47
RSPx 1310,96 698.31
Memenuhi
RSPy 393.649 1451,3

2. Kecamatan Loa Janan Ilir


a. Tanah Lunak
Gaya Geser
Fx Fy 0,85 x Fx 0,85 x Fy
Dasar
Fx 1267,95 1296,9 1077,757 1102,4
Fy 380,3849 4323,2 323,3271 3674,7
RSPx 3396,16 1898,9
Memenuhi
RSPy 1154,714 4323,1

b. Tanah Sedang
Gaya Geser
Fx Fy 0,85 x Fx 0,85 x Fy
Dasar
Fx 804,0633 308,42 683,4538 262,16
Fy 241,219 1028,1 205,0361 873,86
RSPx 130.957 698,31
Memenuhi
RSPy 393,6492 145,3
c. Tanah Keras
Gaya Geser
Fx Fy 0,85 x Fx 0,85 x Fy
Dasar
Fx 545,4744 209,23 463,6532 177,85
Fy 163,6423 697,44 139,096 592,82
RSPx 3064,886 1713,7
Memenuhi
RSPy 920,3347 3445,6

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisa menggunakan permodelan 3 dimensi dengan
bantuan software Etabs didapatkan hasil Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM)
yang sesuai dengan jenis tanah di kecamatan samarinda utara dan Loa Janan Ilir
Pada tanah keras menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK). Sementara untuk tanah sedang dan tanah keras menggunakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB). Dari hasil perhitungan beban gempa
pada kecamatan samarinda utara dan loa janan ilir untuk masing-masing jenis
tanah memenuhi persytaratan berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.9.4 dimana nilai
akhir Vdinamik harus lebih besar atau sama dengan 85% Vstatik.
Berdasarkan hasil pengerjaan skripsi ini, saran-saran yang dapat penulis
berikan untuk pengembangan lebih lanjut antara lain, dalam perencanaan harus
dilakukan perhitungan beberapa kali untuk mendapatkan dimensi struktur yang
ekonomis dan memenuhi syarat dari peraturan yang digunakan sebagai acuan
dalam perhitungan, dalam perhitungan gaya-gaya dalam dengan bantuan software
Etabs harus dilakukan secara teliti pada setiap langkah pengerjaannya, serta dalam
merencanakan struktur gedung yang berada di wilayah yang terdapat intensitas
gempa, sebaiknya menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK), karena dengan menggunakan metode perencanaan ini diharapkan sendi
plastis dapat terbentuk di balok, sehingga apabila terjadi gempa yang kuat struktur
masih bisa berdiri.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata CaraPerencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726-2002).
Jakarta: BSN

Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa


untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726-2012).
Jakarta: BSN

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan beton structural untuk bangunan


gedung (SNI 2847-2013). Jakarta: BSN

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum untuk Perancangan


Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727- 2013). Jakarta: BSN

Agus Setiawan, ST., MT. 2016. Perancangan Struktur Beton Bertulang


Berdasarkan SNI 2847-2013. Jakarta: Erlangga

Yanuar Haryanto, Gathot Heri Sudibyo dan Nanang Gunawan Wariyatno 2015.
Kinerja Model Struktur Gedung Lima Lantai Pada Kondisi Tanah Keras
Di Wilayah Banyumas Akibat Beban Gempa SNI 03-1726-2002 Dan
SNI 03-1726-2012 , dinamika rekayasa vol 11 no 02

Aris Mukti Tirta Jaya 2016. Komparasi Perancangan Struktur Gedung Bertingkat
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 dengan SNI 03-1726:2012 Studi Kasus :
Gedung Yellow Star Hotel, Jl. Adisucipto , Sleman, DIY, Tugas Akhir
Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Andri Purkowo 2017. Studi Perbandingan Gaya Gempa Pada Struktur Bangunan
Di Samarinda Berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-1726-2012 ,
Jurnal Teknik Sipil Vol.1

Anda mungkin juga menyukai