Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN FISIK PERSYARAFAN

NO KEGIATAN

1 PERSIAPAN

1. Informed Consent
a. Menyapa Pasien
b. Menjelaskan Tujuan
c. Menjelaskan Keuntungan dan Kerugian Tindakan
d. Menjelaskan keuntungan yang mungkin tejadi selama tindakan
e. Menjelaskan resiko yang mungkin tejadi selama tindakan
f. Pastikan keluaraga atau Klien mengerti dengan penjelasan yang
telah diberikan
g. Persetujuan Tindakan.

2. Alat
a. Penutupan mata
b. Bubuk Kopi
c. Alkohol
d. Vania
e. Snellen chart / kertas koran
f. Senter
g. Tounge Spatel
h. Gula
i. Garam
j. Kasa
k. Bengkok

3. Lingkungan
b. Pasang Sampiran bila perlu
c. Atur Pencahayaan
d. Ciptakan lingkungan yang nyaman

4. Pasien
a. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan

5. Perawat
a. Cuci tangan
2 I. PEMERIKSAAN GCS
Glasgow Coma Scale (GCS) dengan degridasi membuka mata (4),
respon Verbal (5), dan gerak motorik (6) (Total GCS=15)

E = membuka mata

Spontan :4

Dengan perintah :3

Rangsangan nyeri :2

Tidak ada respon :1

M = Motorik

Sesuai perintah :6

Menunjuk/lokalisir nyeri :5

Menjauhi/adduksi thdp nyeri :4


Fleksi abnormal/dekortikasi :3

Ekstensi Abnormal/deserebrasi :2

Tidak ada respon :1

V = Verbal

Orientasi baik : 5

Kalimat dan kata tidak sesuai :4

Kalimat dan kata-kata kacau :3

Kata tidak bermakna :2

Tidak ada respon :1

II. PEMERIKSAAN SARAF


1) Nervus 1 Olfaktorius / Penciuman
o Pasien diberi perintah untuk memejamkan mata / ditutup mata
o Pasien disuruh membedakan beberapa macam bau (kopi, alkohol
dan vanila)

2) Nervus II Opticus / Fungsi Saraf Penglihatan


o Lapang pandang :
Pasien disuruh memandang lurus ke depan, suruh melihat ujung
pena, lalu pena digerakkan ke samping pasien, apabila pasien tidak
melihat pena lagi, pasien disuruh mengangkat tangan, lakukan
bergantian dari kiri ke kanan.

o Kemampuan melihat, pasien disuruh membaca huruf standar /


Koran dalam jarak 30 cm dari mata atau menggunakan stellen
chart.

3) Pemeriksaan Nervus III


Okulomotorius, Nervus IV Abducen dilakukan secara bersamaan
dengan cara :

o Pasien disuruh membuka dan menutup mata, apakah dapat


membuka dan menutup mata dengan sempurna.
o Gerakan bola mata :
Pasien disuruh memandang ujung pena yang diletakkan di depan
pasien, lalu mata pasien disuruh mengikuti gerakan pena ke atas,
ke bawah, ke kiri, ke kanan dan gerakan memutar, bagaimana
gerakan kedua bola matanya dalam mengikuti gerakan pena.

o Respon Pupil :
Pandangan pasien ke depan, amati besar kedua pupil pasien, lalu
hidupkan senter, arahkan ke samping mata, kemudian sorotkan
kearah pupil, apakah pupil mengecil setelah mendapat cahaya,
lakukan kiri dan kanan dengan cara yang sama.

o Reflek menutup mata dengan sentuhan : Sentuhkan ujung kapas /


kasa pada bulu mata pasien, apakah ada reflek menutup mata,
lakukan kiri dan kanan.

4) Nervus V Trigeminus
o Sensasi Raba :
Mata Pasien ditutup, sentuh secara halus menggunakan rambut atau
ujung kapas bagaian muka pasien atas kiri dan kanan serta dagu,
bila pasien merasakan sentuhan suruhlah pasien mengangkat
tangannya.

o Sensasi Nyeri :
Pasien tetap menutup mata, gunakan ujung jarum untuk menyentuh
bagian otot-otot muka atas kiri, kanan, bawah kiri kanan dan dagu,
bila pasien merasa nyeri suruhlah mengangkat tangan.

o Tes Kekuatan Otot masseter dan temporalis :


a. Pemeriksa memegang kedua pangkal rahang pasien, suruh
pasien menggigit gerahamnya, rasakan kekuatan otot kiri dan
kanan.
b. Pemeriksa memegang temporalis pasien dengan tangan kiri dan
kanan, suruh pasien menggerakkan gerahamnya dan rasakan
tekanan otot temporalis kiri dan kanan.

5) Nervus VII Facialis


o Sensasi rasa :
Mata pasien ditutup lalu tekan 2/3 anterior lidah pasien beberapa
variasi rasa : manis, pahit atau asam, secara bergantian dapatkah
Pasien membedakannya.

o Mengecek Motoris Muka dengan cara :


Suruh Pasien mengerutkan dahi, tersenyum, bersiul, mengangkat
alis mata, menutup mata dengan kuat.

6) Nervus VIII Auditorius


Gunakan detik jarum jam, cobakan dulu ketelinga pemeriksa, lalu
dekatkan ke telinga pasien, tanyakan apakah pasien masih mendengar
atau tidak, lakukan secara bergantian dari kiri ke kanan, cara lain dapat
dengan bisikan atau menggunakan gesekan kertas atau kuku.

7) Nervus IX Glosofaringeal dan Nervus X Vagus diperiksa secara


bersamaan.
o Suruh Pasien Menjulurkan lidah, suruh menyebut ”AH” lihat
apakah ada gerakan palatum mole / lunak.
o Lakukan colok faring dengan cara menyentuhkan toungue spatel
pada pangkal lidah , apakah ada reflek muntah atau tidak.

8) Nervus XI Assessorius gerakan otot Trafesius dan


sternoklidoimastoideus.
o Pegang kedua bahu pasien dari belakang,lakukan penekanan dan
pasien dianjurkan untuk mengangkat kedua bahu tersebut,
bagaimanakah kekuatan otot bahu pasien kiri dan kanan.
o Kedua tangan pemeriksa berada disamping kepala pasien, tahan
dan suruh pasien melakukan gerakan melawan kiri dan kanan.

9) Nervus XII Hypoglasus / gerakan lidah.


o Pasien disuruh menjulurkan lidah dan suruh pasien menggerakkan
lidah ke semua sisi.
o Pegang kedua pipi pasien kiri dan kanan, suruh pasien mendorong
tangan pemeriksa menggunakan lidahnya kiri dan kanan.

III. TEST RANGSANG MENINGEAL


1. Kaku Kuduk
 Jangan dikerjakan pada passion dengan cervical tidak stabil
seperti pada trauma.
 Pasien tidur telentang tanpa bantal. Letakkan tangan dibelakang
kepala pasien. Gerakan kepala perlahan, rasakan adanya
kekakuan (kaku pada bagian leher). Angkat kepala perlahan
dari tempat tidur, rasakan tonus leher. Amati kaki (paha dan
lutut). Sewaktu mengangkat kepala, badan ikut terangkat.
Gerakan leher kekanan atau kiri tidak ada gangguan.. Gerakan
dorso fleksi tidak ada tahanan.
 Hasil pemeriksaanLeher dapat bergerak dengan mudah, dagu
dapat menyentuh atas sternum, atau fleksi leher: normal.
Adanya rigiditas leher dan keterbatasan gerakan fleksi
leher: kaku kuduk.

2. Brudzinski I
 Cara : Mengamati gerakan fleksi kaku sewaktu dagu
digerakkan menyentuh sternum.
 Hasil (+) bila respon fleksi kedua tungkai dilutut

3. Brudzinski II
 Pasien tidur telentang, fleksikan salah satu tungkai dipaha
dalam keadaan lutut fleksi.
 hasil (+)Terjadi fleksi lutut kontra lateral.

4. Tanda Laseque
 Cara : Tekuk lutut kearah abdomen.
 Hasil, kurang dari 70º tanda Laseque positif

5. Tanda Kernig
 Cara, Pasien dalam posisi telentang. Fleksikan tungkai pada
paha dengan lutut dalam keadaan fleksi. Kemudian luruskan
lutut 1300 Ulangi pada sisi sebelahnya
 Hasil pemeriksaan
Lutut : dapat diluruskan tanpa kesulitan: normal. Adanya
tahanan sewaktu gerakan meluruskan lutut iritasi meningen
(sudut kurang dari 1300) bila unilateral dapat disebabkan karena
iritasi radiks atau HNP.

3 DEKONTAMINASI

2. Rendam semua alat logam kedalam larutan klorin5%


3. Cuci tangan setelah tindakan
4. Keringkan tangan

4 EVALUASI

1. Observasi kelainan yang ditemukan


2. Catat kelainan yang terjadi dalam lembar catatan
3. Informasikan Hasil Pemeriksaan kepada Pasien secara sederhana.
ROM (RANGE OF MOTION)

A. Pengertian ROM (Range Of Motion)


ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi
pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal. Potongan sagital
adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan
kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan
ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian
atas dan bawah.
Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.
Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital, gerakannya
adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada potongan
frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan inversi (kaki).
Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan
eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam
mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan
gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,
ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi.
Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat menggunakan
setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam
ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada
persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh
darah dan saraf.
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai
gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan
yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot (Potter & Perry, 2005).

B. Tujuan ROM (Range Of Motion)


Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsangsirkulasidarah
5. Mencegahkelainanbentuk, kekakuandankontraktur

C. Manfaat ROM (Range Of Motion)


Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

D. Prinsip Latihan ROM (Range Of Motion)


Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-
tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku,
bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di
curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin
telah di lakukan.

E. Jenis-jenis ROM (Range Of Motion)


ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan
energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan
otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh
dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

b. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat)
atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang
normal (klienpasif). Kekuatanotot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan
mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri,
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki
pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada
ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

F. Indikasi dan Sasaran ROM


1. ROM Aktif :
1. Indikasi :
o Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan
ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
o Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan
persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM, adalah jenis
ROM Aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara
manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk
menyelesaikan gerakan).
o ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
o ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah daerah
yang tidak dapat bergerak.
2. Sasaran :
a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM Aktif serupa
dengan ROM Pasif.
b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari
kontrol gerak volunter.
c. Sasaranspesifik:
Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat
Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian
Meningkatkan sirkulasi
Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

2. ROM Pasif
1. Indikasi :
a. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan
pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada
ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total
2. Sasaran :
a. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
b. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
c. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
d. Membantu kelancaran sirkulasi
e. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi
persendian
f. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
g. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
h. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien

G. Kontraindikasi dan Hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM


Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM
a. Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu proses
penyembuhan cedera.
Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas gerakan yang bebas
nyeri selama fase awal penyembuhan akan memperlihatkan manfaat terhadap
penyembuhan dan pemulihan
Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang salah,
termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan
b. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan (life
threatening)
PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan AROM pada
sendi ankle dan kaki untuk meminimalisasi venous stasis dan pembentukan trombus
Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan lain-lain,
AROM pada ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam pengawasan yang ketat

H. Keterbatasan dalam Latihan ROM


a. ROM Aktif
Untuk otot yang sudah kuat tidak akan memelihara atau meningkatkan kekuatan.
Tidak akan mengembangkan keterampilan atau koordinasi kecuali dengan
menggunakan pola gerakan.

b. ROM Pasif
ROM Pasif tidak dapat :
Mencegah atrofi otot
Meningkatkan kekuatan dan daya tahan
Membantusirkulasi

I. Macam-macam Gerakan ROM


Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama.

J. Gerakan ROM Berdasarkan Bagian Tubuh


Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebaga berikut :
1. Leher, Spina, Serfikal
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang
45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang
45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh rentang
mungkin, 40-45°
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin rentang
sejauh mungkin kearah setiap bahu, 40-45°
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam rentang
gerakan sirkuler, 180°

2. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping rentang
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala, 180°
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di rentang
samping tubuh, 180°
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku rentang
tetap lurus, 45-60°
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di atas rentang
kepala dengan telapak tangan jauh dari 180°
kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan rentang
menyilang tubuh sejauh mungkin, 320°
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan rentang
menggerakan lengan sampai ibu jari 90°
menghadap ke dalam dan ke belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan rentang
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala, 90°
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran rentang
penuh, 360°

3. Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu rentang
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan 150°
sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan rentang
tangan, 150°

4. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan rentang
sehingga telapak tangan menghadap ke 70-90°
atas,
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak rentang
tangan menghadap ke bawah, 70-90°

5. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi rentang
bagian dalam lengan bawah, 80-90°
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga rentang
jari-jari, tangan, lengan bawah berada 80-90°
dalam arah yang sama,
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke rentang
belakang sejauh mungkin, 89-90°
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang
ibu jari, 30°
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang
arah lima jari, 30-50°

6. Jari- jari tangan


Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Membuat genggaman, rentang
90°
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang
90°
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke belakang rentang
sejauh mungkin, 30-60°
Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang satu rentang
dengan yang lain, 30°
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang
30°

7. Ibu jari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang rentang
permukaan telapak tangan, 90°
Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh dari rentang
tangan, 90°
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang
30°
Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang
30°
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari
-
tangan pada tangan yang sama.

8. Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang
90-120°
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping rentang
tungkai yang lain, 90-120°
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang
30-50°
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping rentang
menjauhi tubuh, 30-50°
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi rentang
media dan melebihi jika mungkin, 30-50°
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai ke arah rentang
tungkai lain, 90°
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi rentang
tungkai lain, 90°
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -

9. Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang
120-130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang
120-130°

10. Mata kaki


Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki rentang
menekuk ke atas, 20-30°
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki rentang
menekuk ke bawah, 45-50°

11. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang
10°
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang
10°

12. Jari-Jari Kaki


Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-
60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-
60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu dengan rentang 15°
yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
PEDOMAN PRAKTIKUM
ROM

NO KEGIATAN

INFORMED CONCENT
1. Menyapa pasien dan keluarganya
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Menjelaskan keuntungan/kerugian tindakan
5. Menjelaskan bila pasien tidak dapat melakukan sendiri maka
dilakukan mobilisasi pasif dan sebaliknya dilkukan sendiri (aktif)
apabila pasien mampu.
6. Pastikan keluarga / pasien mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
7. Persetujuan tindakan (lisan / tulisan)

PERSIAPAN ALAT

1. Minyak (kalau perlu)


2. Tissue
3. Bengkok

PERSIAPAN LINGKUNGAN

Ciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.

PERSIAPAN PASIEN

1. Longgarkan pakaian sesuai kebutuhan.


2. Atur posisi pasien dengan terlentang / supine.

PERSIAPAN PENOLONG

Perawat cuci tangan

PROSEDUR KERJA

1. AKTIVE ROM
a. Leher
 Fleksi : Kepala digerakkan menunduk kedepan 900 dengan
dagu diatas dada.
 Ekstensi : Kepala digeakkan 900 keatas dengan posisi lurus
dengan badan.
 Hyperekstensi : Kepala ditarik kebelakang 900 dengan posisi
mengadah keatas.
 Lateral Fleksi : Kepala ditekukan kesamping 900 menuju
bahu.
 Rotasi : Kepala digerakkan dalam posisi melingkar 900
kekanan dan 900 kekiri dan depan dan belakang.

b. Bahu
 Fleksi : Lengan ditingkat 1800 dari samping menuju keatas
sampai diatas kepala.
 Ekstensi : Digerakkan keposisi istirahat disamping badan.
 Hyperektensi : Lengan digerakkan kebelakang badan
dengan susut 500.
 Abduksi : Lengan ditarik keatas samping badan dengan
punggung tangan diatas, digerakkan kesisi badan 1800 ke
posisi diatas kepala.
 Adduksi : Lengan digerakkan dari atas kepala 1800
kesamping tubuh.
 Rotasi eksterna : Dengan lengan disamping, tekukan siku,
lengan digerakkan kedepan dan belakang 900 sehingga
telapak tangan menghadap kedepan.
 Rotasi Interna : Dengan lengan disamping, tekukan siku,
lengan digerakkan kebelakang 900 sehingga telapak tangan
menghadap kebelakang.
 Sirkumduksi : Lengan digerakkan dengan lingkaran penuh
3600 diputar sepanjang sisi badan.
c. Siku
 Fleksi : Siku ditekuk dengan telapak tangan menghadap
muka, dengan sudut 1500 menuju bahu.
 Ekstensi : Siku dari posisi fleksi diluruskan kembali.

d. Lengan Bawah
 Supinasi : Lengan bawah diputar 900 sampai telapak tangan
menghadap kemuka.
 Pronasi : Lengan bawah diputar 900 sampai telapak tangan
menghadap kebawah.

e. Pergelangan Tangan
 Fleksi : Tangan ditekuk 900 kebawah dengan telapak kanan
menghadap kebawah.
 Ekstensi : Tangan digerakkan 900 dengan posisi lurus dengan
lengan.
 Hyperekstensi : Tangan ditekuk keatas, punggung tangan
diatas dengan sudut 900.
 Abduksi : Pergelangan tangan, dengan jari-jari dirapatkan
ditekuk keluar menuju ula.
 Adduksi : Pergelangan tangan dengan jari-jari dirapatkan
ditekuk kedepan menuju radius.

f. Jari dan Ibu Jari


 Fleksi : Jari-jari digengamkan
 Ekstensi: Jari digerakkan 900 lurus dengan lengan, dengan
telapak tangan menghadap kebawah.
 Hyperekstensi : Jari-jari dengan telapak tangan kebawah,
ditekuk keatas menuju punggung tangan 450.
 Abduksi : Jari dan ibu jari dibentangkan / direnggangkan 300.
 Adduksi : Jari dan ibu jari digerakkan merapat bersama 300.
 oposisi ibu jari : Ibu jari ditekuk kedalam memutar menuju
kelingking dan diikuti oleh jari-jari yg lain.

g. Pinggul
 Fleksi : Tungkai digerakkan keatas kemuka 900.
 Ekstensi : Tungkai digerakkan kembali ke posisi lurus sejajar
dengan tubuh.
 Hyperekstensi : Tungkai digerakkan kebelakang tubuh 500.
 Sirkumduksi : Tungkai digerakkan dalam lingkaran 3600.
 Abduksi : Tungkai digerakkan kesamping menjauhi tubuh
450.
 Adduksi : Tungkai digerakkan 450 mendekati tubuh.
 Rotasi Interna : Tungkai dan kaki diputar kedalam 900.
 Rotasi Eksterna: Tungkai dan kaki diputar kelaur 900.

h. Lutut
 Fleksi : Lutut ditekuk diangkat kebelakang dan atas 900.
 Ekstensi : Lutut digerakkan kembali sejajar tubuh.

i. Pergelangan Kaki
 Plantar fleksi : Kaki digerakkan kebawah 450
 Dorsi Fleksi : Kaki digeakkan keatas 450
 Eversi : sisi luar kaki ditekuk kesamping keluar diputar.
 Inversi : Kaki diputar dengan sisi medial, diputar kedalam.
j. Jari Kaki
 Fleksi : Jari-jari ditekuk kebawah 900
 Ekstensi : Jari-jari sejajar kembali dengan punggung.
 Hyperekstensi : Jari-jari ditekuk keatas 450.
 Abduksi : Jari-jari digerakkan menjauhi satu sam lain 150
 Adduksi : Jari-jari digerakkan merapat.

k. Pinggang
 Fleksi : Pinggang ditekuk kedepan 900
 Ekstensi : Pinggang diluruskan kembali
 Hyperesktensi : Pinggang ditarik kedlam 300
 Lateral Fleksi : tubuh ditarik kekedua sisi 450
 Rotasi : Tangan dipinggang, pinggang digerakkan melingkar
3600.

2. PASSIVE ROM
Posisi Supinasi
a. Lengan dan bahu
Lengan klien disamping tubuh, tangan kanan penolong
memegang pergelangan tangan pasien dan tangan kiri di siku
pasien.
 Fleksi dan rotasi eksternal bahu.
 Abduksi dan rotasi eksternal bahu.
 Adduksi bahu
 Rotasi interna dan eksterna bahu
 Fleksi dan ekstensi siku
 Pronasi dan supinasi lengan bawah.

b. Tangan dan pergelangan tangan


Tangan kiri penolong ditas punggung tangan, tangan kanan
memegang jari-jari tangan.
 Hyperekstensi pergelangan tangan, fleksi jari-jari.
 Hyperekstensi pergelangan tangan, ekstensi jari-jari.

c. Pinggul dan tungkai


Tangan kiri perawat dibawah lutut pasien dan
memegangnya, tangan kanan dibawah pergelangan
tangan kanan dibawah pergelagnan kaki dan
memegangnya.
 Fleksi dan ekstensi pinggul dan lutut.
 Abduksi dan adduksi kaki
 Rotasi interna dan eksterna pinggul.
d. Kaki dan pergelangan kaki
Tangan kiri perawat dibawah lutut pasien dan memegangnya,
tangan kanan perawat ditumit pasien.
untuk plantar fleksi dan tangan kiri perawat diatas
pergelangan kaki pasien dan tangan kanan memegang jari
kaki.
 Plantar fleksi kaki
 Inversi dan inversi kaki
 Fleksi dan ekstensi jari kaki
Posisi telungkup dan miring
1. Hyperekstensi bahu
2. Hyperekstensi pinggul

DEKONTAMINASI

Terakhir perawat cuci tangan pasca tindakan.

EVALUASI

1. Observasi respon klien, Keluhan umum klien


2. Catat hasil observasi kedalam lembar catatan.

Anda mungkin juga menyukai