Anda di halaman 1dari 11

Lestari & Rindu ARTIKEL

JurnalPENELITIAN
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Hubungan Pemasaran Rumah Sakit (Marketing


Mix 7P) terhadap Tingkat Kunjungan Pasien

Puji Lestari1, Rindu2


1
Puskesmas Kecamatan Tebet, Jln. Tebet Timur II No.2 RT.10/RW.05, Tebet Timur–Jakarta Selatan
12820, Telp: (021) 8350632
2
Program Studi Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung–Jakarta Selatan 12610, Telp: (021) 78894045
Email: 1pujilestarikedua@gmail.com, 2rindualghie@gmail.com

Abstrak
Seiring berkembangnya jaman mengakibatkan persaingan bisnis yang semakin ketat termasuk dalam perumahsakitan.
Oleh karna itu dibutuhkan pemasaran rumah sakit untuk mempromosikan dan mengelola rumah sakit agar tetap
maju dan berkembang. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemasaran rumah sakit dengan
tingkat kunjungan pasien di Rumah Sakit Sahid Sahirman tahun 2017. Metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2018 di RS Sahid Sahirman. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien
rawat inap RS Sahid Sahirman selama periode penelitian. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling ini
berjumlah 37 pasien rawat inap Rumah Sakit Sahid Sahirman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
pemasaran rumah sakit terhadap tingkat kunjungan pasien di RS Sahid Sahirman Tahun 2017, dimana uji chi-square
di dapat hasil Product (P-value = 0,000), Promotion (P-value = 0,000), Place (P-value = 0,001), People (P-value =
0,000), Process (P-value = 0,000), dan Physical Evidence (P-value = 0,000), lebih kecil dari 0,05 (<0,05) sehingga ada
hubungan dengan tingkat kunjungan. Sedangkan Price (P-value = 0,072), lebih besar dari 0,05 (>0,05) tidak ada
hubungan dengan tingkat kunjungan.. Di sarankan bagi manajemen RS Sahid Sahirman untuk meningkatkan
meningkatkan kualitas bauran pemasarannya, dan bagi pasien agar mendapat layanan jasa yang berkualitas, dalam
memilih RS untuk berobat agar melakukan evaluasi terhadap tarif, profesionalitas SDM, kecepatan layanan dan
kualitas fisik dan peralatan Rumah Sakit tersebut.
Kata kunci : Pemasaran RS, Marketing Mix, Tingkat Kunjungan.
Abstract
As the development of the era resulted in increasingly fierce business competition including in hospitals. That's why it takes
hospital marketing to promote and manage the hospital to stay ahead and grow. General purpose of this research is to
know relationship of hospital marketing with patient visit level at Sahid Sahirman Hospital year 2017. Quantitative
descriptive research method. This research was conducted in January 2018 at Sahid Sahirman Hospital. The population of
this study as much as all inpatients RS Sahid Sahirman on research. Research sample taken by random sampling is amount
of 37 hospitalization patient Sahid Sahirman Hospital. The results showed that there was a relationship of hospital
marketing to the level of patient visit at Sahid Sahirman Hospital in 2017, where chi-square test result can be Product (χ =
0,000), Promotion (χ = 0,000), Place (χ = 0.001), People (χ = 0,000), Process (χ = 0,000), and Physical Evidence (χ =
0,000), less than 0.05 (<0.05) so that there is a relation with visit level. Whereas Price (χ = 0.072), greater than 0.05 (>
0.05) is not related to visitation rates. It is recommended for Sahid Sahirman Hospital management to improve the quality
of the marketing mix, and for patients to obtain qualified, in choosing hospitals for treatment in order to evaluate the tariff,
professionalism of human resources, speed of service and physical quality and equipment of the Hospital
Keywords : Hospital Marketing, Marketing Mix, Visit Rate

120
Lestari & Rindu Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pendahuluan mengalami persaingan yang ketat, oleh


Undang-undang Republik Indonesia sebab itu, tidak keliru jika pengelola rumah
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sakit mulai melirik pemasaran dengan
menyatakan tujuan pembangunan harapan dapat menjawab tantangan-
kesehatan adalah tercapainya kemampuan tantagan yang ada.4
hidup sehat bagi setiap penduduk, untuk Pemasaran adalah proses sosial
mewujudkan derajat kesehatan yang dimana individu-individu dan kelompok-
optimal sebagai investasi bagi kelompok dalam masyarakat berupaya
pembangunan sumber daya manusia yang untuk memenuhi kebutuhan dan
produktif secara sosial dan ekonomis. mendapatkan apa yang diinginkannya
Untuk mencapai tujuan tersebut melalui penciptaan, penawaran, dan tukar-
diselenggarakan upaya kesehatan yang menukar barang dan jasa secara bebas.5
menyeluruh, terpadu, merata dan dapat Sedangkan pendapat lain mengenai
diterima serta terjangkau oleh seluruh pemasaran adalah upaya untuk
lapisan masyarakat, dengan peran serta menyinergikan sejumlah kegiatan, yaitu
masyarakat sebagai salah satu faktor yang perancangan pelayanan, penetapan
memberikan andil bagi keberhasilan tarif/harga, komunikasi atau promosi, dan
pembangunan kesehatan untuk peyediaan tempat untuk penyelenggaraan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan pelayanan, dalam suatu perangkat yang
perilaku masyarakat di bidang kesehatan.1 disebut bauran pemasaran (marketing
Rumah sakit adalah sarana kesehatan mix). 2
yang menyelenggarakan pelayanan Pemasaran terdiri dari tindakan-
kesehatan secara merata, dengan tindakan yang menyebabkan berpindahnya
mengutamakan upaya penyembuhan hak milik atas barang serta jasa dan yang
penyakit dan pemulihan kesehatan, yang menimbulkan distribusi fisik mereka.
dilaksanakan secara serasi dan terpadu Proses pemasaran ini meliputi aspek fisik
dengan upaya penigkatan kesehatan dan dan nonfisik, yang menyangkut
pencegahan penyakit dalam suatu tatanan perpindahan barang-barang ke tempat di
rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk mana mereka dibutuhkan merupakan aspek
pendidikan tenaga penelitian.2 Sedangkan fisik, sedangkan aspek nonfisiknya yaitu
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 para penjual harus mengetahui apa yang
tentang rumah sakit menyebutkan bahwa diinginkan oleh para pembeli dan pembeli
rumah sakit adalah institusi pelayanan harus pula mengetahui apa yang dijual.6
kesehatan yang menyelenggarakan Marketing Mix adalah campuran dari
pelayanan kesehatan perorangan secara variabel-variabel pemasaran yang dapat
paripurna (meliputi promotif, preventif, digunakan oleh suatu perusahaan untuk
kuratif, dan rehabilitatif) dengan mengejar tingkat penjualan yang diiginkan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat dalam pasar sasaran.7 Strategi bauran
jalan, dan gawat darurat.3 pemasaran dianggap sebagai salah satu
Profil Kesehatan Indonesia tahun konsep inti teori pemasaran. Konsep
2016 menyatakan jumlah Rumah sakit di bauran pemasaran tradisional terdiri dari
Indonesia dari tahun 2013-2016 4P yaitu product, price, place, promotion.
mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 Sementara itu untuk pemasaran jasa perlu
jumlah rumah sakit sebanyak 2228 bauran pemasaran yang diperluas dengan
meningkat menjadi 2.601 tahun 2016. penambahan non tradisional bauran
Jumlah rumah sakit di Indonesia sampai pemasaran yaitu people, physcal evidance,
dengan tahun 2016 terdiri dari 2.046 dan process, sehingga menjadi 7 unsur
Rumah Sakit Umum (RSU) dan 555 (7P). Masing-masing dari tujuh unsur
Rumah Sakit Khusus (RSK). Jelas bahwa bauran pemasaran tersebut saling
rumah sakit-rumah sakit di Indoesia berhubungan dan bergantung satu sama

121
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Marketing Mix 7P terhadap Kunjungan Pasien

lainnya dan mempunyai suatu bauran yang 2016, menunjukkan bahwa ada hubungan
optimal sesuai dengan karakteristik antara Bauran Pemasaran dengan loyalitas
segmennya.8 pasien di RS. Namun, belum ada pola
Dalam teori ekonomi neoklasik, khusus dalam pemasaran, sehingga proses
diasumsikan bahwa setiap orang yang akan pelaksanaannya masih mengacu pada
mengonsumsi suatu produk jasa, memiliki promosi.11
pengetahuan atau informasi yang cukup Sebagian besar marketing yang
tentang produk jasa tersebut dan berada dilakukan di Rumah Sakit Sahid Sahirman
dalam posisi yang tepat. Dengan demikian, adalah membuat progam workshop dan
orang akan menganggap suatu produk/jasa sosialisasi seminar. Saat ini RS Sahid
bernilai bagi dirinya, jika produk/jasa itu Sahirman tidak hanya menyasar pasien
memiliki kegunaan atau manfaat baginya. ekonomi menengah ke atas tapi juga sudah
Dalam keadaan seperti ini konsumen kearah pasien ekonomi bawah dengan
dianggap memiliki kedaulatan penuh. bekerjasama dengan BPJS kesehatan.
Upaya pemasaran rumah sakit akan Permasalahan yang terjadi adalah tingkat
membuat konsumen memiliki pengetahuan kujungan pasien yang masih cukup sedikit
atau informasi yang cukup tentang untuk ukuran Rumah Sakit Tipe B.
pelayanan rumah sakit. Maka jika upaya Persaingan ini terjadi tidak hanya dari sisi
pemasaran dapat dilaksanakan dengan baik teknologi pemeriksaan, akan tetapi
oleh rumah sakit, hubungan keagenan persaingan yang lebih berat yaitu dalam
antara pemberi pelayanan dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
klien/pasien tidak lagi disalahgunakan.2 Proses keputusan pembelian melalui
Bauran pemasaran merupakan salah beberapa tahapan dimulai dari pengenalan
satu strategi pemasaran untuk kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
menyampaikan informasi secara luas, alternatif hingga menghasilkan pada
memperkenalkan suatu produk barang dan keputusan pembelian yang menentukan
jasa, merangsang konsumen untuk prilaku pasca pembelian. 12
memberi bahkan menciptakan preferensi Selama kurang lebih 9 tahun Rumah
pribadi terhadap image suatu produk. Sakit Sahid Sahirman berdiri, sempat
Upaya-upaya untuk memuaskan kebutuhan terjadi peningkatan yang pesat dalam
konsumen dilakukan oleh setiap jumlah kunjungan pasien. Namun seiring
perusahaan dengan berbagai strategi dan berjalannya persaingan bisnis di bidang
cara dengan harapan konsumen merasa kesehatan, terjadi penurunan jumlah
puas dan akan melakukan pembelian kunjungan pasien pada 3 tahun terakhir
ulang. Apabila seorang konsumen telah terutama pada era BPJS Kesehatan. Rumah
berubah menjadi pelanggan yang loyal Sakit ini baru bergabung dengan BPJS
karena kepuasannya terpenuhi, maka Kesehatan pada 2016, dan belum
konsumen tersebut tidak akan beralih ke diterapkan pada semua poliklinik yang ada.
produk atau jasa perusahaan lain yang Dari pengambilan data awal di Rumah
sejenis.9 Sakit Sahid Sahirman diperoleh gambaran
Untuk memenuhi harapan pelanggan, mengenai tingkat kunjungan pasien rawat
manajemen harus mampu mengeksplorasi jalan dan rawat inap Rumah Sakit Sahid
harapan dan menyediakan atau Sahirman 5 tahun terakhir. 13
mewujudkan dalam bentuk pelayanan yang Berdasarkan latar belakang tersebut,
dapat dirasakan secara langsung maupun maka dilakukan penelitian dengan tujuan
tidak langsung. Hasil penelitian dari adalah untuk mengetahui hubungan
sebelumnya yang dilakukan oleh Hardianti antara pemasaran (marketing mix 7P)
mengenai Hubungan Bauran Pemasaran rumah sakit terhadap tingkat kunjungan
dengan Loyalitas Pasien di Unit Rawat pasien di Rumah Sakit Sahid Sahirman
Inap RS. Grha Permata Ibu pada tahun tahun 2017.

122
Lestari & Rindu Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Metode tidak valid.14 Dalam penelitian ini peneliti


Penelitian ini adalah kuantitatif hanya melakukan uji validitas pada
deskriptif dengan desain cross sectional variabel product, price, promotion, place,
yang bertujuan untuk menganalisis people, procces, physical evidence.
hubungan antara variabel independen Reliabilitas adalah indeks yang
(Product, Price, Place, Promotion, People, menunjukkan kehandalan atau dapat
Physycal evidence, Procces) dan variabel dipercaya dari suatu alat ukur. Kuesioner
dependen (Tingkat Kunjungan di Rumah telah memiliki reliabilitas, berarti semua
Sakit Sahid Sahirman) melalui pengujian item yang ada di dalam kuesioner tersebut
hipotesa yaitu untuk menganalisis hasil pengukurannya tetap konsisten atau
Hubungan pemasaran rumah sakit dengan tetap asas, apabila dilakukan pengukuran
tingkat kunjungan pasien di Rumah Sakit berulang kali terhadap gejala yang sama
Sahid Sahirman Tahun 2017 (Marketing dan menggunakan alat ukur yang sama.Uji
Mix). validitas dan reliabilitas di olah
Data yang diteliti diperoleh dari data menggunakan program SPSS Statistics 23.
sekunder yang diperoleh dari laporan Hasil uji validitas dan reliabilitas
interen rumah sakit, pengamatan langsung didapatkan semua daftar pernyataan pada
jumlah pasien yang berkunjung selama variabel product, price, promotion, place,
periode penelitian, serta data primer yang people, procces, physical evidence.
didapatkan dari pasien yang bersedia Metode analisis data yang digunakan
mengisi kuesioner. dalam penelitian ini adalah analisis
Populasi dalam penelitian ini adalah univariat dan bivariat. Analisis univariat
seluruh pasien di Rumah Sakit Sahid yaitu langkah mengekplorasi data dari
Sahirman, terutama pasien rawat inap yang suatu variabel, biasanya dilakukan untuk
selama periode penelitian (Juli - Agustus) meringkas data menjadi ukuran tertentu.
berjumlah 146 pasien rawat inap. Besar Analisis bivariat yaitu dilakukan untuk
sampel yang digunakan dalam penelitian mengetahui hubungan antara variabel
ini adalah berdasarkan rumus untuk desain independen dan variabel dependen.
penelitian cross sectional, yaitu sebanyak
37 responden. Hasil Penelitian
Kriteria inklusi dan ekslusi dalam Uji Univariat dan Bivariat
penelitian ini adalah (1) Pasien yang Analisis univariat bertujuan untuk
bersedia menjadi responden, dapat menjelaskan karakteristik setiap variabel
membaca dan menulis, berada ditempat penelitian. Hasil analisis univariat di
saat kuesioner dibagikan dan dalam jelaskan pada Tabel 1 dan 2.
kondisi stabil/masa penyembuhan. (2) Distribusi frekuensi karateristik
kriteria ekslusi yaitu pasien tidak bersedia responden, berdasarkan hasil penelitian
menjadi responden, dalam kondisi tidak pada Tabel 2 dibawah, di ketahui bahwa
sadar atau tidak berada di tempat saat dari 37 responden, mayoritas pasien di
pengambilan data sampling. Rumah Sakit Sahid Sahirman berjenis
Validitas adalah suatu indeks yang kelamin laki-laki yaitu sebanyak 20
menunjukkan bahwa instrumen yang responden (54,06%), mayoritas berusia 4 -
dipakai benar-benar mengukur apa yang 50 yaitu sebanyak 17 responden (45,95 %)
hendak diukur. Kuesioner telah memiliki dan mayoritas berpendidikan S1 yaitu
validitas, berarti semua item yang ada di sebanyak 21 responden (56,76%).
dalam kuesioner tersebut mampu Dari ke-7 variabel Marketing Mix
mengukur konsep yang diukur. Jika nilai terdapat 6 variabel yang berhubungan yaitu
r hitung lebih besar dari r tabel maka item Product, Promotion, Place, People, Procces,
tersebut valid, sebaliknya jika nilai r hitung dan Physical Evidence. Dimana variable
lebih kecil dari r tabel maka item tersebut tersebut tidak mempengaruhi pemasaran di RS

123
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Marketing Mix 7P terhadap Kunjungan Pasien

Tabel 1. Karakteristik Responden Tabel 3, menunjukkan bahwa 16


Kategori n % orang (43,2%) responden yang menilai
Jenis Kelamin Laki-Laki 20 54,06 produk baik dan tingkat kunjungan baik
Perempuan 17 45,94 dan 17 (45,9%) responden yang menilai
Usia (tahun) 21 - 30 7 18,92 produk kurang baik dan tingkat kunjungan
31 - 40 13 35,14
kurang baik. Hasil uji hipotesis chi square
41 - 50 17 45,95
Pendidikan SMP 1 2,70 diperoleh p-value sebesar 0,000, kurang
SMA 12 32,43 dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
S1 21 56,76 ada hubungan variabel produk dengan
S2/S3 3 8,11 tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di
tahun 2017.
Tabel 2. Analisis Univariat Sebanyak 6 orang (16,21%)
responden yang menilai price baik dan
Variabel Kategori n %
Produk Kurang Baik 18 48,6 tingkat kunjungan baik. Sedangkan ada 7
Baik 19 51,4 (18,91%) responden yang menilai price
Price Kurang Baik 18 48,6 kurang baik dan tingkat kunjungan kurang
Baik 19 51,4 baik baik. Hasil uji hipotesis chi square
Promotion Kurang Baik 18 48,6 diperoleh p-value sebesar 0,072, >0,05,
Baik 19 51,4
Place Kurang Baik 15 40,50 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
Baik 22 59,50 hubungan variabel price dengan tingkat
People Kurang Baik 17 45,9 kunjungan di RS Sahid Sahirman di tahun
Baik 20 54,1 2017. Sebanyak 16 orang (43,2%)
Process Kurang Baik 20 54,1 responden yang menilai promotion baik
Baik 17 45,9
Physical Ev Kurang Baik 17 45,9 dan tingkat kunjungan baik. Sedangkan
Baik 20 54,1 ada 17 (45,9%) responden yang menilai
TingKunjungan Kurang Baik 20 54,1 promotion kurang baik dan tingkat
Baik 17 45,9 kunjungan kurang baik. Hasil uji hipotesis
chi square diperoleh p-value sebesar 0,000,
Sahid Sahirman atau dapat dikatakan sudah kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan
cukup baik. Sedangkan terdapat 1 variabel bahwa ada hubungan variabel promotion
yang tidak berhubungan yaitu Price dengan tingkat kunjungan di RS Sahid
dimana variable ini belum cukup baik Sahirman di tahun 2017.
dibanding variable yang lain.

Tabel 3. Hubungan Marketing Mix dengan Tingkat Kunjungan di Rumah Sakit Sahid Sahirman
Tingkat Kunjungan
Kurang OR
Variabel Kategori Baik P-value
Baik (95%CI)
n % n %
Produk Kurang Baik 17 45,95 1 2,70 0,000 90,667
Baik 3 8,11 16 43,24
Price Kurang Baik 7 18,92 11 29,73 0,072 0,294
Baik 13 35,14 6 16,22
Promotion Kurang Baik 17 45,95 1 2,70 0,000 91,167
Baik 3 8,11 16 43,24
Place Kurang Baik 3 8,11 12 32,43 0,001 0,074
Baik 17 45,95 5 13,51
People Kurang Baik 17 45,95 0 0,00 0,000 1,115
Baik 3 8,11 17 45,95
Process Kurang Baik 20 54,05 0 0,00 0,000 2,221
Baik 0 0,00 17 45,95
Physical Ev Kurang Baik 2 5,41 15 40,54 0,000 0,015
Baik 18 48,65 2 5,41

124
Lestari & Rindu Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sebanyak 5 orang (13,51%) baik dan tingkat kunjungan baik dan 17


responden yang menilai place baik dan (45,9%) responden yang menilai produk
tingkat kunjungan baik. Sedangkan ada 3 kurang baik dan tingkat kunjungan kurang
(8,1%) responden yang menilai place baik. Hasil uji hipotesis chi square
kurang baik dan tingkat kunjungan kurang diperoleh p-value sebesar 0,000, kurang
baik. Hasil uji hipotesis chi square dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
diperoleh p-value sebesar 0,001, lebih kecil ada hubungan variabel produk dengan
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di
ada hubungan variabel place dengan tahun 2017.
tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di Hasil penelitian ini sejalan dengan
tahun 2017 (Tabel 3). penelitian yang dilakukan Nurhalimmah
Sebanyak 17 orang (45,9%) dan Sugiarsi Tahun 2008 yang berjudul
responden yang menilai people baik dan "Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien
tingkat kunjungan baik, dan 17 (45,9%) Rawat Jalan Kunjungan Ulang Di Rumah
responden menilai people kurang baik dan Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar"
tingkat kunjungan kurang baik. Hasil uji yang menyatakan produk jasa Rumah Sakit
hipotesis chi square diperoleh p-value PKU Muhammadiyah Karanganyar
sebesar 0,000, kurang dari 0,05, maka bermutu baik dan berhubungan signifikan
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dengan kunjungan ulang pasien.15
variabel people dengan tingkat kunjungan Lebih lanjut, penelitian ini juga
di RS Sahid Sahirman di tahun 2017 sejalan dengan penelitian Retnaningtyasm,
(Tabel 3). dkk Tahun 2016 yang berjudul "Persepsi
Sebanyak 17 orang (45,9%) Pasien terhadap Bauran Pemasaran Rumah
responden yang menilai process baik dan Sakit dan Pilihan Rumah Sakit", hasil
tingkat kunjungan baik. Sedangkan 20 penelitiannya menunjukkan pasien
(54%) responden yang menilai process memiliki persepsi positif pada produk
kurang baik dan tingkat kunjungan kurang Rumah Sakit, Pasien menyatakan bahwa
baik. Hasil uji hipotesis chi square bauran pemasaran menjadi referensi dalam
diperoleh p-value sebesar 0,000, kurang memilih Rumah Sakit.16
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Menurut peneliti, kebutuhan
ada hubungan variabel process dengan perusahaan untuk meningkatkan mutu
tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di produk/jasa semakin besar karena
tahun 2017 (Tabel 3). perdagangan bebas yang terbuka dalam era
Sebanyak 2 orang (5,4%) responden globalisasi. Oleh sebab itu, perusahaan di
yang menilai physical evidence baik dan dalam negeri diharapkan mempersiapkan
tingkat kunjungan baik. Sedangkan 2 diri untuk membina organisasi terutama
(5,4%) responden yang menilai physical sumber daya dan sistem untuk menghadapi
evidence baik dan tingkat kunjungan baik. kedatangan pesaing industri sejenis dan
Hasil uji hipotesis chi square diperoleh p- industri lainnya. Rumah sakit merupakan
value sebesar 0,000, kurang dari 0,05, salah satu perusahaan yang dituntut
maka dapat disimpulkan bahwa ada mampu memenangkan persaingan. Untuk
hubungan variabel physical evidence itu, rumah sakit harus mampu
dengan tingkat kunjungan di RS Sahid menyediakan dan memberikan jasa
Sahirman di tahun 2017 (Tabel 3). layanan kesehatan yang bermutu bagi
pasien. Pelayanan jasa kesehatan yang
Pembahasan bermutu merupakan isu untuk
Hubungan Produk Terhadap Tingkat memenangkan persaingan bagi rumah
Kunjungan RS Sahid Sahirman sakit. Selain itu, sebagai upaya rumah sakit
Berdasarkan hasil penelitian didapat untuk menghindari dan mencegah tuntutan
16 (43,2%) responden yang menilai produk masyarakat sesuai dengan Undang-Undang

125
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Marketing Mix 7P terhadap Kunjungan Pasien

No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Jakarta menjadikan masyarakat Jakarta


Konsumen. Rumah Sakit Sahid Sahirman memiliki banyak pilihan untuk
telah memiliki produk yang baik dan menentukan rumah sakit mana yang akan
berhubungan dengan tingkat kunjungan mereka pilih. Masyarakat akan memilih
pasien. rumah sakit yang mereka pandang
memberikan kesesuaian harga (Price)
Hubungan Price Terhadap Tingkat dengan layanan yang diberikannya. Oleh
Kunjungan RS Sahid Sahirman karenanya diharapkan Rumah Sakit Sahid
Berdasarkan hasil penelitian didapat Sahirman hendaknya berorientasi pada
6 (16,21%) responden yang menilai price kualitas layanan untuk dapat bersaing
baik dan tingkat kunjungan baik. dengan rumah sakit lain. Jika harga (Price)
Sedangkan ada 7 (18,91%) responden yang sesuai dengan kualitas layanan maka
menilai price kurang baik dan tingkat pasien akan memilih RS Sahid Sahirman
kunjungan kurang baik baik. Hasil uji yang pada akhirnya terlihat pada tingkat
hipotesis chi square diperoleh p-value kunjungan yang tinggi.
sebesar 0,072, lebih dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Hubungan Promotion Terhadap
variabel price dengan tingkat kunjungan di Tingkat Kunjungan RS Sahid Sahirman
RS Sahid Sahirman di tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitian didapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan 16 (43,2%) responden yang menilai
penelitian yang dilakukan oleh promotion baik dan tingkat kunjungan
Retnaningtyas, dkk Tahun 2016 yang baik. Sedangkan ada 17 (45,9%) responden
berjudul "Persepsi Pasien terhadap Bauran yang menilai promotion kurang baik dan
Pemasaran Rumah Sakit dan Pilihan tingkat kunjungan kurang baik. Hasil uji
Rumah Sakit", hasil penelitiannya hipotesis chi square diperoleh p-value
menunjukkan pasien RS Syuhada Haji sebesar 0,000, kurang dari 0,05, maka
memiliki persepsi positif pada kesesuaian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
harga dengan layanan yang diberikan variabel promotion dengan tingkat
Rumah Sakit, dengan kata lain Rumah kunjungan di RS Sahid Sahirman di tahun
Sakit Syuhada Haji memberikan 2017.
penawaran harga sesuai kualitas.16 Hasil penelitian ini sejalan dengan
Lebih lanjut, penelitian ini juga penelitian yang dilakukan oleh
sejalan dengan penelitian Rifai dan Wijayanti, dkk18 Tahun 2015 yang
Susanto Tahun 2016 yang berjudul berjudul "Hubungan Bauran Pemasaran
"Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bauran Dengan Loyalitas Pasien Di Unit Rawat
Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien Jalan RSUD Kota Makassar" yang
Rumah Sakit". hasil penelitiannya menyimpulkan promosi sudah terlaksana
menunjukkan Pasien RSUD Wirosaban dengan baik dan berdampak pada
dalam penelitian menilai bauran peningkatan jumlah kunjungan pasien.
pemasaran, salah satunya price (harga) Lebih lanjut, penelitian ini juga
terbuktinya berpengaruh terhadap sejalan dengan penelitian Purnamasari,
kepuasan pasien dan akan membuat tingkat dkk11 Tahun 2012 yang berjudul
kunjungan meningkat.17 "Hubungan Bauran Pemasaran (Marketing
Harga merupakan sejumlah uang Mix) Dengan Kunjungan Pasien Di Unit
yang dibebankan atas suatu produk atau Rawat Jalan RSIA Pertiwi Makassar Tahun
jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan 2011". Hasil penelitiannya menunjukkan
konsumen atas manfaat-manfaat karena Ada hubungan antara promosi dengan
memiliki atau menggunakan produk atau dengan kunjungan pasien di unit rawat
jasa tersebut. Menurut peneliti, jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi
berkembangnya jumlah rumah sakit di Makassar.

126
Lestari & Rindu Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Promosi merupakan proses "Pelaksanaan Bauran Pemasaran Dalam


mengkomunikasikan variabel bauran Upaya Peningkatan Jumlah Kunjungan
pemasaran yang sangat penting Pasien Di RSUD Amurang" yang
dilaksanakan oleh perusahaan dalam menyimpulkan faktor-faktor yang
memasarkan produk. Inti dari kegiatan mempengaruhi pelaksanaan bauran
promosi adalah suatu bentuk kegiatan pemasaran di RSUD Amurang, salah
komunikasi pemasaran yang berusaha satunya place belum terlaksana dengan
untuk menyebarkan informasi, baik dan berdampak pada penurunan
mempengaruhi, mengingatkan pasar jumlah kunjungan pasien.20
sasaran agar bersedia menerima, membeli, Menurut peneliti, pemilihan lokasi
dan loyal kepada produk yang ditawarkan dalam suatu usaha adalah hal utama yang
oleh perusahaan. Menurut peneliti, Rumah perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis
Sakit Sahid Sahirman merupakan salah menjadi salah satu faktor penting
satu bentuk sarana pelayanan kesehatan dan sangat menentukan keberhasilan suatu
yang diselenggarakan oleh swasta, saat ini usaha, lokasi usaha berhubungan dengan
persaingan antar rumah sakit sangat ketat masalah efisiensi transportasi, sifat bahan
dalam menarik konsumen untuk baku atau sifat produknya, dan
mengakses pelayanan kesehatan yang ada kemudahannya mencapai konsumen.
di rumah sakit tersebut. Salah satu cara Lokasi juga berpengaruh terhadap
yang bisa dilakukan rumah sakit untuk kenyamanan pembeli. Lokasi RS Sahid
menarik minat konsumen terhadap Sahirman saat ini sangat strategis berada di
produknya adalah dengan melakukan jantung kota Jakarta di Jalan Jenderal
kegiatan promosi, saat ini promosi yang Sudirman.
dilakukan RS Sahid Sahirman sudah cukup
baik, diantaranya telah melaksanakan Hubungan People Terhadap Tingkat
promosi melalui sosialisasi kesehatan, Kunjungan RS Sahid Sahirman
adanya brosur, leaflet, website, dan Berdasarkan hasil penelitian didapat
kerjasama dengan bidan dan puskesmas bahwa 17 (45,9%) responden yang menilai
dalam hal rujukan pasien. people baik dan tingkat kunjungan baik,
dan 17 (45,9%) responden menilai people
Hubungan Place Terhadap Tingkat kurang baik dan tingkat kunjungan kurang
Kunjungan RS Sahid Sahirman baik. Hasil uji hipotesis chi square
Berdasarkan hasil penelitian didapat diperoleh p-value sebesar 0,000, kurang
3 (8,1%) responden yang menilai place dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
kurang baik dan tingkat kunjungan kurang ada hubungan variabel people dengan
baik. Hasil uji hipotesis chi square tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di
diperoleh p-value sebesar 0,001, lebih kecil tahun 2017.
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan
ada hubungan variabel place dengan penelitian yang dilakukan oleh
tingkat kunjungan di RS Sahid Sahirman di Wijayanti, dkk Tahun 2015 yang berjudul
tahun 2017. "Hubungan Bauran Pemasaran Dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Loyalitas Pasien Di Unit Rawat Jalan
hasil penelitian Sholihah dan Susanto RSUD Kota Makassar" yang
Tahun 2015 yang menyatakan bahwa place menyimpulkan people berdampak pada
berpengaruh terhadap minat kunjungan peningkatan jumlah kunjungan pasien.
ulang pasien JKN di Poliklinik RSUD Sedangkan hasil penelitian ini berbeda
Panembahan Senopati. Namun hasil dengan hasil penelitian Sholihah dan
penelitian ini tidak berbeda dengan Susanto (2015) yang menyatakan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh Pondaag, people berpengaruh terhadap minat
dkk Tahun 2015 yang berjudul

127
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Marketing Mix 7P terhadap Kunjungan Pasien

kunjungan ulang pasien JKN di Poliklinik sakit. Proses dapat berpengaruh terhadap
RSUD Panembahan Senopati.18 loyalitas karena berkaitan dengan
Menurut peneliti, dari hasil bagaimana pelayanan tersebut diberikan
penelitian faktor sumberdaya manusia di kepada pasien, walaupun sebagian besar
RS Sahid Sahirman sudah sangat baik pendapat pasien baik tetapi masih banyak
kualitasnya, hal ini didukung oleh pasien yang mengeluh tentang lamanya
terdapatnya pasien yang menyatakan waktu tunggu di rumah sakit. Proses
bahwa perawat/dokter sangat melayani, mencakup prosedur pelayanan, termasuk
teliti dan selalu memperhatikan keluhan tahap-tahap yang dilalui. Kecepatan dan
pasien pada saat melakukan pemeriksaan. ketepatan proses dapat dijadikan alat untuk
Hal ini membuat pasien nyaman sehingga merangsang minat konsumen, seperti
berdampak pada loyalitas pasien tersebut prosedur penerimaan pasien yang cepat
untuk selalu berkunjunga jika ada keluhan dan tepat, pelayanan pemeriksaan,
sakit. pengobatan dan perawatan yang cepat dan
tepat, perawat/dokter melakukan jadwal
Hubungan Process Terhadap Tingkat pelayanan dengan tepat, petugas
Kunjungan RS Sahid Sahirman melakukan pelayanan dengan tidak
Berdasarkan hasil penelitian didapat berbelit-belit. Process di Rumah Sakit
17 (45,9%) responden yang menilai Sahir Sahirman terbukti baik dan
process baik dan tingkat kunjungan baik. berhubungan erat dengan kunjungan
Sedangkan 20 (54%) responden yang pasien.
menilai process kurang baik dan tingkat
kunjungan kurang baik. Hasil uji hipotesis Hubungan Physical Evidence Terhadap
chi square diperoleh p-value sebesar 0,000, Tingkat Kunjungan RS Sahid Sahirman
kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan Berdasarkan hasil penelitian didapat
bahwa ada hubungan variabel process 2 (5,4%) responden yang menilai physical
dengan tingkat kunjungan di RS Sahid evidence baik dan tingkat kunjungan baik.
Sahirman di tahun 2017. Sedangkan 2 (5,4%) responden yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan menilai physical evidence baik dan tingkat
penelitian yang dilakukan oleh kunjungan baik. Hasil uji hipotesis chi
Wijayanti, dkk Tahun 2015 yang berjudul square diperoleh p-value sebesar 0,000,
"Hubungan Bauran Pemasaran Dengan kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan
Loyalitas Pasien Di Unit Rawat Jalan bahwa ada hubungan variabel physical
RSUD Kota Makassar" yang evidence dengan tingkat kunjungan di RS
menyimpulkan people berdampak pada Sahid Sahirman di tahun 2017.
peningkatan jumlah kunjungan pasien.18 Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sejalan dengan penelitian yang
penelitian yang dilakukan Nurhalimmah dilakukan oleh Wijayanti, dkk Tahun 2015
dan Sugiarsi Tahun 2008 yang berjudul yang berjudul "Hubungan Bauran
"Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Pemasaran Dengan Loyalitas Pasien Di
Rawat Jalan Kunjungan Ulang Di Rumah Unit Rawat Jalan RSUD Kota Makassar"
Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar" yang menyimpulkan physical evidence
yang menyatakan mutu jasa Rumah Sakit berdampak pada peningkatan jumlah
PKU Muhammadiyah Karanganyar kunjungan pasien.18
bermutu baik dan berhubungan signifikan Penelitian ini tidak sejalan dengan
dengan kunjungan ulang pasien, mutu hasil penelitian Pondaag, dkk Tahun 2015
termasuk didalamnya adalah process dalam yang berjudul "Pelaksanaan Bauran
pelayanan di Rumah Sakit.15 Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan
Process merupakan hal yang penting Jumlah Kunjungan Pasien Di RSUD
yang perlu diperhatikan bagi suatu rumah Amurang" yang menyimpulkan faktor-

128
Lestari & Rindu Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

faktor yang mempengaruhi pelaksanaan SDM nya dan terus menerus memperbaiki
bauran pemasaran di RSUD Amurang, dan mengembangkan bukti fisik agar tidak
salah satunya physical evidence belum ketinggalan dengan perkembangan zaman.
terlaksana dengan baik dan berdampak
Daftar Pustaka
pada penurunan jumlah kunjungan
pasien.19 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Kesehatan. Lembaran Negara
Physical evidence merupakan suatu Republik Indonesia. Jakarta; 2009.
hal yang secara nyata turut mempengaruhi 2. Hartono B. Manajemen Pemasaran untuk
keputusan konsumen untuk membeli dan Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
menggunakan produk jasa yang 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
ditawarkan. Adapun unsur yang termasuk Tahun 2009 Rumah sakit. Lembaran Negara
Republik Indonesia. Jakarta; 2009.
dalam sarana fisik, yaitu lingkungan fisik 4. Dinas Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Profil
dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, Kesehatan Indonesia; 2016.
perlengkapan, logo, warna, dan barang- 5. Kotler P dan Keller. Manajemen Pemasaran.
barang lainnya. Seorang pasien dapat Jilid 1. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga; 2009.
langsung menyimpulkan seperti apa rumah 6. Firdaus M. Manajemen Agribisnis. Jakarta: PT
Bumi Aksara; 2010.
sakit saat pertama kali melihat sarana fisik 7. Kotler P. Manajemen Pemasaran. Edisi
yang terdapat di rumah sakit tersebut. Oleh Milenium. Jakarta: PT Indeks Kelompok
karena itu, pihak rumah sakit sebaiknya Gramedia. 2000.
memperhatikan sarana fisik yang terdapat 8. Zeithaml VA dan Bitner MJ. Service Marketing
pada rumah sakit agar pasien yang datang integrating Cutomer Focus Across The Firm.
Second Edition Hill. New York: McGraw;
merasa nyaman. Berdasarkan hasil 2000.
penelitian RS Sahid Sahirman telah 9. Selang. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
memiliki physical evidence yang baik. Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen
Fres Mart Bahu Mall Manado. Jurnal EMBA.
Kesimpulan Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2013.
10. Augusty F. Metode Penelitian Manajemen:
Dari penelitian ini dapat disimpulkan Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi,
bahwa terdapat hubungan antara marketing Tesis dan disertai Ilmu Manajemen. Semarang:
mix dengan tingkat kunjungan RS Sahid Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2013.
Sahirman, hanya price saja yang tidak 11. Purnamasari AH. Nurhayani, Asiah H dan
berhubungan, Oleh karenanya diharapkan Yusran A. Hubungan Bauran Pemasaran
(Marketing Mix) Dengan Kunjungan Pasien Di
Rumah Sakit Sahid Sahirman hendaknya Unit Rawat Jalan RSIA Pertiwi Makassar ;
berorientasi pada kualitas layanan untuk 2011.
dapat bersaing dengan rumah sakit 12. Kotler P. Manajemen Pemasaran. Edisi
lain. Jika harga (Price) sesuai dengan Millenium. Jakarta: PT Prenhallindo; 2008.
kualitas layanan maka pasien akan memilih 13. Profil RS Sahid Sahrman Tahun 2017.
https://www.ssmh.co.id/. Diakses pada tanggal
RS Sahid Sahirman yang pada akhirnya 17 Desember 2017.
terlihat pada tingkat kunjungan yang 14. Hastono, S. Analisa Data Kesehatan. Jakarta:
tinggi. Universitas Indonesia; 2007.
15. Nurhalimmah F dan Sugiarsi S. Gambaran
Saran Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Kunjungan Ulang Di Rumah Sakit Pku
Diharapkan manajemen RS Sahid Muhammadiyah Karanganyar. Jurnal
Sahirman untuk meningkatkan Kesehatan; 2008.
meningkatkan kualitas bauran 16. Retnaningtyas, Woro SE dan Mafrurrochim H.
pemasarannya, dengan memperbaiki Persepsi Pasien terhadap Bauran Pemasaran
kualitas layanan agar sesuai dengan tarif Rumah Sakit dan Pilihan Rumah Sakit. Jurnal
Kedokteran Brawijaya; 2016.
yang dikenakannya, melakukan promosi 17. Rifai MI dan Susanto. Pengaruh Kualitas
dengan lebih gencar dengan melalukan Pelayanan dan Bauran Pemasaran terhadap
kerjasama dengan puskesmas dan klinik Kepuasan Pasien Rumah Sakit. Jurnal
disekitarnya. Melakukan pelatihan pada Kesehatan Masyarakat; 2016.

129
Vol. 07, No. 02, Juni 2018 Marketing Mix 7P terhadap Kunjungan Pasien

18. Wijayanti SD, Amir MY dan Indar. Hubungan 20. Mar’atush SA dan Susanto. Pengaruh Bauran
Bauran Pemasaran Dengan Loyalitas Pasien Di Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Minat
Unit Rawat Jalan RSUD Kota Makassar. Jurnal Kunjungan Ulang Pasien Jaminan Kesehatan
Online; 2015. Nasional (JKN) Di Unit Rawat Jalan Rsud
19. Pondaag C dan Massie K. Pelaksanaan Bauran Panembahan Senopati Bantul. Jurnal Online;
Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan Jumlah 2015.
Kunjungan Pasien Di RSUD Amurang. Jurnal
Online; 2015.

130

Anda mungkin juga menyukai