HERU SETIAWAN
Ikatan Akuntan Indonesia – Jawa Timur
Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara
1
• Adalah pungutan daerah
• sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
Retribusi • yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan usaha.
PENERIMAAN (BUDGETAIR)
Sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran
pemerintah baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan
MENGATUR (REGULERENT)
Sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan (kebijakan) tertentu yang
telah ditetapkan oleh pemerintah
REDISTRIBUSI
Menekankan pada unsur pemerataan dan kadilan di masyarakat, seperti tarif
pajak progresif
DEMOKRASI
2
Fasilitas & Infrasruktur umum dibangun untuk kenyamanan
kita seperti: jalan, jembatan, kebersihan, taman, pasar, dll
Biaya Kesehatan
menjadi tidak mahal Keamanan dan ketertiban dapat
terjaga sehingga kita merasa aman
selama berpergian
MANFAAT PAJAK
PERTAHANAN &
KEAMANAN
Aparat keamanan
berjaga-jaga atas
keselamatan kita serta
memberi rasa aman
3
MANFAAT PAJAK
INFRA STRUKTUR
MANFAAT PAJAK
SEKOLAH
4
1. Equality
Bersifat final, adil, dan merata. Pajak yg dibayar adalah sebanding dengan
kepentingan / manfaat pembayarnya
2. Certainty
Penetapan pajak tdk boleh sewenang-wenang. Pembayar pajak hrs tahu scr
jelas & pasti berapa yang terhutang, kapan & batas waktu pembayarannya.
3. Convenience
Kapan pembayar pajak sebaiknya disesuaikan dgn saat yang tidak
menyulitkan pembayar pajak.
4. Economy
Biaya pemungutan, pemenuhan, dan beban pajak diharapkan seminimal
mungkin.
Stelsel Nyata
Stelsel Pajak Stelsel Fiktif
Stelsel Campuran
Asas Sumber
Official Assessment
5
1. Stelsel Nyata ( riil stelsel)
- Didasarkan pd obyek yg nyata
- Pemungutan baru dpt dilakukan setelah penghasilan sesungguhnya diketahui
- Kekuatan stelsel ini : lebih realistis
- Kelemahan stelsel ini : baru dpt dikenakan pd akhir periode
2. Stelsel Anggapan (fictif stelsel)
- Didasarkan pd anggapan yg diatur oleh undang-undang, misal penghasilan
suatu thn dianggap sama sama dgn thn sebelumnya shg di awal thn dpt
ditetapkan besarnya pajak dlm thn berjalan
- Kekuatan stelsel ini : pajak dpt dibayar selama thn berjalan
- Kelemahan stelsel ini : pajak yg dibayar tdk berdasarkan pada keadaan yg
sebenarnya
3. Stelsel Campuran
- Didasarkan pada anggapan yang diatur oleh undang-undang, dan pada akhir
thn besarnya pajak disesuaikan dgn keadaan yg sebenarnya.
- Jika pajak berdasarkan kenyataan lebih besar dari anggapan WP hrs lunasi
pajaknya
- Jika pajak berdasarkan kenyataan lebih kecil dari anggapan WP dpt meminta
kelebihan pajak
2. Asas Kebangsaan
- Pajak dikenakan dgn memperhatikan kabangsaan subyek pajak.
- Diperlakukan atas setiap orang asing yg tinggal di Indonesia.
3. Asas Sumber
- Pajak dipungut atas penghasilan yang bersumber dari suatu
negara yg memungut pajak.
6
CARA PEMUNGUTAN PAJAK
- Sistem Pemungutan
3. Witholding System
Memberi kewenangan kepada pihak ketiga untuk memotong /
memungut pajak yg terhutang oleh WP
Menghitung
Menyetor
Melapor
Memperhitungkan
Back Next
7
SKEMA PERPAJAKAN SELF ASSESSMENT
NPWP &
Pengukuhan PKP
Melaporkan Sendiri
Penghitungan &
Penyetoran Pajak Menyetor
Sendiri Pajak
yang Terutang
Surat Pemberitahuan
(SPT) Surat Setoran Top
Pajak (SSP) Back Next
A. Menurut Golongannya
8
B. Menurut Sifatnya
C. Menurut Pemungutnya
9
1 Pemerintah Pusat
Departemen Keuangan
2 Pemerintah Daerah
Tarif Proporsional/Sebanding
Tarif Progresif
Tarif Degresif
Tarif Tetap
10
1 Perlawanan Pasif
2 Perlawanan Aktif
Melalaikan Pajak
Hukum Pajak memuat pula unsur-unsur hukum tata negara dan hukum
pidana.
11
Hukum Formal
Hukum Materiil
▪ Objek Pajak
▪ Keadaan ▪ Bentuk dan Tata Cara
Mewujudkan Hukum Materiil
▪ Perbuatan menjadi Kenyataan, seperti:
▪ Peristiwa
▪ Tata Cara Mendaftar Sebagai
▪ Subjek Pajak Wajib Pajak
• UU PPN/PPnBM
Hukum Materiil • UU PPh
• UU KUP
Hukum Formil • UU PPSP
• UU PP
12
…….. - 1983 1983 1983 - ……..
Melakukan reformasi
• Memperkenalkan Self
Assessment
• Menghilangkan kelemahan
1. Warisan Belanda sistem perpajakan yang ada
(Sifatnya kolonialistik) dgn memperluas objek dan
2. Sistem official assessment. subjek pajak,
menyederhanakan sistem
dan prosedur perpajakan
- • Undang-Undang Dasar
- • Undang-Undang/Perpu
- • Peraturan Pemerintah
- • PerMenKeu
- • Per Dirjen
13
PBB BPHTB
PPN
& Bea
PPnBM Materai
PPh PPSP
KUP PP
Undang Perubahan
No Materi Perubahan 2 Perubahan 3 Perubahan 4
Undang 1
1 KUP No. 6 No. 9 No. 16 No. 28 No 16
Tahun 1983 Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2007 Tahun 2009
2 PPh No. 7 No. 7 No. 10 No. 17 No. 36
Tahun 1983 Tahun 1991 Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2008
3 PPN & No. 8 No. 11 No. 18 No. 42 Tahun
PPnBM Tahun 1983 Tahun 1994 Tahun 2000 2009
4 PBB No. 12 No. 12
Tahun 1985 Tahun 1994
5 Bea Materai No. 13
Tahun 1985
6 Pengadilan No. 14
Pajak Tahun 2002
7 PPSP No. 19 No. 19
Tahun 1997 Tahun 2000
8 BPHTB No. 21 No. 20
Tahun 1997 Tahun 2000
14
2005
2003 2004 (APBN-P 2006
Uraian (PAN) % (APBN-P) % 2) % (APBN) %
1 Pendapatan Negara dan Hibah 341,4 100% 403,8 100% 516,2 100% 625,2 100%
- Penerimaan Perpajakan 242,0 71% 279,2 69% 347,6 67% 416,3 67%
- Penerimaan Bukan Pajak 98,9 29% 123,8 31% 161,4 31% 205,3 33%
- Hibah 0,5 0% 0,7 0% 7,2 1% 3,6 1%
2 Belanja Negara 376,5 110% 430,0 106% 542,4 105% 647,7 104%
- Belanja Pemerintah Pusat 256,2 75% 300,0 74% 392,8 76% 427,6 68%
* Pembayaran Bunga Utang 65,4 19% 63,2 16% 59,2 11% 76,6 12%
* Subsidi 43,9 13% 69,9 17% 121,9 24% 79,5 13%
- Belanja Daerah 120,3 35% 130,0 32% 149,6 29% 220,1 #VALUE!
3 Keseimbangan Umum (34,4) -10% (26,3) -7% (26,2) -5% (22,4) -4%
4 Surat Utang Negara 624,0 183% 621,0 154% 620,0 120% n.a. #VALUE!
5 Utang Luar Negeri (USD milyar) 135,4 40% 137,0 34% 134,9 26% n.a #VALUE!
- Pemerintah 80,9 24% 80,7 20% 78,3 15% n.a. #VALUE!
- Swasta 51,9 15% 52,9 13% 52,4 10% n.a. #VALUE!
6 PDB Nominal 2.086,8 611% 2.303,5 570% 2.636,5 511% 3.040,8 486%
7 Surplus(Defisit) APBN/PDB (%) (1,7) 0% (1,1) 0% (1,0) 0% (0,7) 0%
PEMAHAMAN AWAL
PERPAJAKAN (PUSAT)
Introduction of Tax Law
15
Memahami Subjek Pajak dan Objek Pajak
Subjek Pajak?
Withholding Tax
16
Withholding tax system
atau
Orang Pribadi Badan
Meliputi:
Pembayar, Pemotong, atau Pemungut
yang mempunyai :
Sesuai
Top
Back Next
Ketentuan Perpajakan
Pasal 1 angka 2 UU KUP
17
ORANG PRIBADI
Top
Back Next
BADAN
MELIPUTI :
• PERSEROAN TERBATAS;
• PERSEROAN KOMANDITER;
• PERSEROAN LAINNYA;
• BUMN / BUMD (Dengan Nama Dan Dalam Bentuk Apapun)
• FIRMA, KONGSI; KOPERASI; DANA PENSIUN; PERSEKUTUAN;
PERKUMPULAN; YAYASAN; ORGANISASI MASSA; ORGANISASI
SOSPOL, Atau ORGANISASI LAINNYA; LEMBAGA
• DAN BENTUK BADAN LAINNYA TERMASUK KONTRAK
INVESTASI KOLEKTIF DAN BENTUK USAHA TETAP (BUT)
Top
Back Next
Ps. 1 angka 3 UU KUP
18
Pembayar Pajak….?
PT. Y
PT. X menerima
Penghasilan
sehingga PT. X-lah
yang mempunyai
kewajiban
membayar pajak
Memperoleh Deviden
PT. X Maka :
PT. Z Memiliki Saham PT. X mempunyai
kewajiban
menghitung,
membayar dan
melaporkan pajak
atas seluruh
penghasilan yang
diperolehnya
Bank ABC
Top
Back Next
Pembayar Pajak….?
PT. Y
Bank ABC
Top
Back Next
19
Pemotong/Pemungut Pajak
Karyawan
PT. X membayar
penghasilan ke pihak lain
yang menurut ketentuan
perpajakan merupakan
objek pemotongan/
pemungutan PPh
Pemilik Gedung
Top
Back Next
ORANG PRIBADI
BADAN
20
Peraturan
Baru
mencabut
Peraturan
Lama
Aturan yang
mendasari
Lihat bagian
penutup
Peraturan
Baru
merubah
Peraturan
Lama
21
Terima Kasih
Heru Setiawan
22