D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : NURAIDA HOIRIYAH
KELAS : X AKUNTANSI
Pendahuluan
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara empirik hubungan antara dukungan
sosial dan kepercayaan dirinya pada prestasi atlet menembak
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran pada psikologi olahraga dan
memperluas wawasan mengenai prestasi atlet ditinjau dari dukungan sosial dan
kepercayaan diri.
2. Manfaat Praktis
PEMBAHASAN
National Rifle Association of United Kingdom (NRA) didirikan pada tahun 1860.
Lembaga ini mengumpulkan dana untuk pertemuan senapan nasional tahunan
"untuk mendorong Korps Sukarelawan Sukarelawan dan mempromosikan Olah
Raga Menembak ke seluruh Inggris".
Untuk alasan yang sama, prihatin dengan keahlian menembak yang buruk selama
Perang Sipil Amerika, perwira veteran Union Kolonel William C. Church dan Jenderal
George Wingate membentuk National Rifle Association of America pada tahun 1871
untuk tujuan mempromosikan dan mendorong Olah Raga Menembak pada "ilmiah"
"dasar. Pada tahun 1872, dengan bantuan keuangan dari negara bagian New York,
sebuah situs di Long Island, Creed Farm, dibeli untuk tujuan membangun jajaran
senapan. Dinamakan Creedmoor, rentang dibuka pada tahun 1872, dan menjadi
situs Pertandingan Nasional pertama sampai politik New York memaksa NRA untuk
memindahkan pertandingan ke Sea Girt, New Jersey.
Pada tahun 1903, NRA mulai mendirikan klub senapan di semua sekolah tinggi,
universitas, dan akademi militer. Pada tahun 1906, program pemuda berjalan lancar
dengan lebih dari 200 anak laki-laki berlaga di Pertandingan Nasional . Kini, lebih
dari satu juta pemuda berpartisipasi dalam acara olahraga menembak dan program
afiliasi melalui kelompok-kelompok seperti 4-H , Pramuka Amerika, Legiun Amerika,
Jaycees AS, NCAA, Liga Target Tanah Liat Sekolah Menengah Atas AS, Target
Tanah Liat Gramedia Program, Biro Penjaga Nasional, ROTC, dan JROTC .
Juara menembak asal Prancis dan pendiri Olimpiade modern, Pierre de Coubertin,
berpartisipasi dalam banyak kompetisi awal ini. Fakta ini tentu saja berkontribusi
pada dimasukkannya lima peristiwa penembakan di Olimpiade 1896. Selama
bertahun-tahun, berbagai peristiwa telah diubah beberapa kali untuk mengimbangi
standar teknologi dan sosial. target yang sebelumnya menyerupai manusia atau
hewan dalam bentuk dan ukurannya kini berbentuk melingkar untuk menghindari
mengaitkan olahraga dengan segala bentuk kekerasan. Pada saat yang sama,
beberapa acara telah dibatalkan dan yang baru telah ditambahkan. Olimpiade 2004
menampilkan tiga disiplin penembakan (rifle, pistol, dan shotgun) di mana para atlet
bertanding memperebutkan 51 medali dalam 10 cabang putra dan 7 cabang putri —
sedikit lebih sedikit dari jadwal Olimpiade sebelumnya.
Hal yang perlu dilakukan petembak saat terjadinya proses tembakan agar
mendapatkan hasil tembakan yang sempurna adalah pengaturan NABITEPI (Napas
– Bidik – Tekan Picu).
• Napas
Untuk mendapatkan hasil tembakan yang baik, nafas tidak ditahan, melainkan ditarik
dan dihembuskan secara perlahan dan dinamis.
• Bidik
Bidikan yang baik berkaitan dengan sikap tembak yang baik. Sikap tembak yang
baik adalah sikap tembak yang tidak dipaksakan/alami, dimana untuk posisi badan,
lebar kaki, angkatan tangan pada senjata dan mata sesuai dan terarah alami menuju
sasaran.
• Tekan Picu
Tahap ini sering merusak tembakan, yakni perlakuan seorang petembak pada
picu/trigger senjata. Seringkali, perlakuan yang kasar petembak terhadap picu
(tarikan picu dihentak) yang disebut jerking mengakibatkan seorang petembak
kehilangan peluang mendapatkan tembakan yang sempurna.
Untuk dapat menjadi seorang petembak yang baik tidak cukup hanya didukung oleh
fisik yang kuat dan senjata yang mahal. Dibutuhkan pula olah rasa dalam
pengendalian emosi untuk meningkatkan konsentrasi dan teknik tembakan.
• Pistolnya sungguhan
Tembak reaksi di Indonesia terus berkembang meski tak pesat. Dari awal hingga
sekarang tembak reaksi ini tetap olah raga sipil. Dalam perjalanan waktu, tembak
reaksi juga dilatihkan untuk operasi khusus anggota militer. Jadinya klop, karena
militer tak perlu membeli pistol dan peluru sendiri, apalagi mereka juga perlu terus
berlatih. Semisal berlatih kalau ada perampokan, teroris atau pembajakan
bagaimana caranya menghadapinya dengan cepat dan tepat dalam menembak.
Tembak reaksi ini bisa diaplikasikan. Dengan kemampuan tembak reaksi anggota
militer bisa menggunakan peluru bisa seefektif mungkin dan tepat sasaran.
Dalam tembak reaksi yang dinilai adalah jumlah tembakan per detik yang dicatat
oleh timer. Poin yang diperoleh ketika menembak target dibagi jumlah tembakan per
detik tadi. Jadi tak hanya jitu menembak sasaran tetapi juga perlu cekatan dalam
menembak. Beda sepersekian detik saja bisa kalah nilainya.
Olahraga yang mengandung sensasi ini memang kelihatan asik. Gagah dan macho.
Dalam lomba pun bisa menggunakan jalan cerita. Misalnya sedang mengalami
perampokan, menghadapi teroris dan sebagainya. Siapapun boleh ikut tembak
reaksi asalkan sehat jasmani dan rohani. Tetapi kalau Anda orangnya kagetan
apalagi latah, sebaiknya tak usah mencoba olah raga tembak reaksi ini. Berbahaya!
• Senjata yang dipakai tembak reaksi
Senjata genggam hanya ada dua jenis yaitu pistol dan revolver. Bedanya, pistol ada
yang semiotomatis dan otomatis menggunakan magazin peluru. Sedangkan revolver
tidak otomatis menggunakan silinder untuk peluru berisi 5, 6 atau 8 peluru (seperti
punya Cowboy)
Ada lima divisi yang dipertandingkan dalam tembak reaksi yaitu open, standar,
revolver, production, dan modified. Sepandai-pandainya petembak tembak reaksi,
alat sangat berpengaruh dalam perolehan nilai. Ibaratnya pistol yang digunakan
sama dengan motor yang digunakan untuk balap dari kelas 150 cc sampai 500 cc
• Open:
-Boleh menggunakan pisir (alat bidik) lebih canggih atau kerap disebut Optical side.
-Menggunakan magazin yang panjang. Bisa berisi 27 peluru, untuk yang ukuran
medium berisi 21 peluru.
-Ada kompensator yaitu alat untuk mengarahkan gas buang dari ledakan peluru
adanya di ujung laras pistol. Gas buang dari ledakan peluru akan dilempar ke atas.
Alat ini bukan peredam.
• Standar:
-pistol standar
• Production:
• Modified:
- Sebelum boleh lomba menembak perlu lulus dulu ujian dan penataran.
- Bersertifikat
- Yang mendidik klub menembak. Di jakarta pengda perbakin DKI ada 50 klub. Yang
aktif di tembak reaksi ada 2 klub Kresna dan Bimantara.
• Syarat
- Perawatan mudah. Selesai latihan bersihkan minyak tak harus khusus, oli
mesin bisa, minyak mesin jahit juga bisa. Enggak terlalu mahal biaya
perawatannya.
- Latihan menembak: pertama statis dulu biar bisa ngumpul. Nanti berlanjut
sambil beraksi.
•Safety:
- Pelindung mata
- Miliki hostler:
- Penutup telinga
- Tembak reaksi
- Ujian selain teori juga praktek. Intinya safety. Olahraga dengan senjata api
dan peluru tajam.
- angkatan 38. yang ikut lomba harus lulus ujian dulu. Tembak reaksi tembak
cepat dan tepat.
- Mahal di peluru. Satu senjata cukup. 1-2 jam bisa 300-400 butir. Pelatuk
ringan yang mahal pelurunya yang sebutirnya bisa 5000 rupiah.
- Major hentakan lebih besar dan high power. Ada alat chronograph untuk
melihat power dari peluru. Untuk minor 125-159. untuk major 160-180 power
factor.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Olahraga mempunyai banyak manfaat bagi tubuh kita. Olahraga dapat memberi
dampak bagi kesehatan jasmani dan rohani. Sebelum melakukan olahraga perlu
dilakukan pemanasan agar organ tubuh tidak kaget dan menghindari dari hal-hal
yang tidak kita inginkan.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara empirik hubungan antara dukungan
sosial dan kepercayaan dirinya pada prestasi atlet menembak
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran pada psikologi olahraga dan
memperluas wawasan mengenai prestasi atlet ditinjau dari dukungan sosial dan
kepercayaan diri.
2. Manfaat Praktis
Source: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Olahraga_menembak
Source: https://aturanpermainan.blogspot.com/2019/02/teknik-
dasar-olahraga-menembak-bagi-pemula.html?m=1
Source: http://iqballove.blogspot.com/2017/01/peralaatan-olahraga-
menembak.html?m=1
Source: https://aturanpermainan.blogspot.com/2019/02/sejarah-
singkat-olahrga-menembak.html?m=1