Anda di halaman 1dari 1

Dislokasi Panggul Posterior

 Panggul sangat rentan terjadi dislokasi berada pada posisi fleksi dan aduksi.
 Tekanan longitudinal terhadap femur dapat menyebabkan pergeseran kepala femur
ke arah posterior asetabulum.
 Karena kepala femur menembus keluar kapsul sendi, maka dislokasi ini termasuk
tipe ekstra-artikular

Klinis:
o Nyeri akibat spasme otot pada panggul yang mengalami dislokasi
o Sendi panggul berada pada posisi fleksi, adduksi, dan endorotasi serta
terdapat pemendekan tungkai ipsilateral.
Rontgen:
o AP: tampak kepala femoral terletak di atas asetabulum
o Proyeksi oblik: tampak kepala femoral berada di belakang asetabulum
Terapi:
o Pada trauma dislokasi panggul posterior, akibat kepala femur yang
menembus keluar kapsul sendi, maka leher femur mengalami
penjepitan yang menekan vaskularisasi ke kepala femur  kasus
emergensi
o Harus dilakukan reduksi sesegera mungkin (< 8 jam) untuk mencegah
terjadinya nekrosis avaskular kepala femur.
o Reduksi harus sesempurna mungkin (secara klinis maupun radiologis)
o Bila reduksi dilakukan > 8 jam, maka resiko terjadinya avaskular
nekrosis meningkat menjadi 40%.
o Reduksi dilakukan dengan traksi ke arah atas pada posisi paha fleksi
disertai pendorongan kepala femur dari arah belakang menuju depan.
o Setelah direduksi (secara klinis & radiografis sudah reposisi dengan
baik):
 Traksi tungkai selama 3 minggu
 Atau, imobilisasi dengan spica cast pada posisi yang paling
stabil yaitu: ekstensi, abduksi, rotasi eksternal (eksorotasi)
selama 3 minggu untuk memungkinkan penyembuhan optimal
pada kapsul sendi yang robek.

Anda mungkin juga menyukai