Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Dasar-dasar Agronomi merupakan suatu mata kuliah yang mempelajari prinsip-prinsip


dasar dalam berbudidaya tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana
untuk melengkapi dan mendukung pemahaman terhadap teori yang diberikan dalam
perkuliahan. Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan
di lahan percontohan yang berisikan materi identifikasi dan praktikum kegiatan budidaya
tanaman. Dengan praktikum ini mahasiswa diharapkan akan memperoleh pengalaman
empiris melakukan kegiatan pengenalan tanaman, penggunaan sarana produksi pertanian
(benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeliharaan tanaman,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta panen.
Adapun praktikum budidaya tanaman yang dilakukan adalah pembudidayaan tanaman
kacang tanah. kacang tanah merupakan salah satu komuditas utama yang banyak
dibudidayakan oleh para petani. Jumlah kacang tanah yang diproduksi oleh para petani
belum mampu untuk memenuhi permintaan pasar, karena masih banyak petani yang
belum mengetahui bagaimana cara membudidayakan tanaman kacang tanah yang baik,
serta bagaimana cara pengolahan tanah atau lahan untuk pembudidayaan tanaman kacang
tanah.

Selain kacang tanah, pada praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini mahasiswa dibagi
dalam lima keompok dalam setiap shift. Dimana setiap kelompok mendapat tugas dalam
membudidayakan tanaman yang berbeda-beda. Adapun tanaman yang dibudidayakan
adalah kacang tanah, kacang hijau, padi gogo, mentimun, dan jagung. Setiap tanaman
memiliki perlakuan yang berbeda-beda dalam pembudidayaannya.

1.2.Tujuan praktikum

Mengetahui cara budidaya tanaman kacang tanah.


1.3.Manfaat

Ada banyak manfaat yang akan diperoleh dari praktikum ini. Salah satunya adalah
mahasiswa mampu untuk melakukan pembudidayaan tanaman kacang tanah yang baik
dan benar. Oleh karena itu mahasiswa mampu memberi perubahan terhadap petani yang
selama ini melakukan budidaya tanaman kacang tanah yang memperoleh hasil yang
kurang baik. Semoga kedepannya tidak ada lagi para petani yang kurang mengerti dalam
melakukan pembudidayaan tanaman kacang tanah yang baik sehingga kebutuhan kacang
tanah di pasar dapat terpenuhi oleh para petani.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman kacang tanah dikenal dengan nama ilmiah
Arachis hipogaea L merupakan jenis tanaman yang termasuk ke dalam jenis tanaman
polong-polongan (Fabeceae). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut (Rukmana,
1996):

Klasifikasi Ilmiah:

Kingdom/Regnum : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

Divisi/Fillum : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Kelas : Dicotyledoneae (Tumbuhan dengan Biji Berkeping Dua)

Ordo/Bangsa : Leguminales

Famili/Suku : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies/Jenis : Arachis Hypogeae L.

Tanaman kacang tanah memiliki 3 bagian utama, yaitu daun, akar, dan batang. Sedangkan
bagian organ reproduktif kacang tanah yaitu bunga, buah, dan biji . Akibat hubungan
simbiosis mutualisme antara tanaman kacang tanah dengan bakteri N. Rhizobium Sp.
menyebabkan akar pada tanaman kacang tanah memiliki nodul atau berbintil. Bentuk
perakaran tanaman kacang tanah adalah akar tunggang, dengan akar cabang tumbuh pada akar
tunggang tersebut (Rukmana, 1996).

Tanaman kacang tanah memiliki batang yang kerdil dan berbuku-buku. Pada mulanya
batang tanaman kacang tanah tumbuh tunggal, namun selanjutnya akan tumbuh cabang-
cabang. Secara umum, tanaman kacang tanah tumbuh tinggi sekitar 30-50 cm, namun bisa
lebih tinggi lagi sesuai dengan jenis dari kacang tanah tersebut. Daun yang dimiliki oleh
tanaman kacang tanah ini berbentuk daun majemuk dengan bersirip genap, dan terdiri dari 4
anak dengan bentuk bulat, oval, maupun agak lancip. Selain itu, bunga yang dimiliki oleh
tanaman kacang tanah berbentuk seperti kupu-kupu dengan warna agak kekuningan. Tanaman
kacang tanah yang berumur 4 hingga 6 minggu setelah ditanam, memasuki tahap berbunga.
Malam hari merupakan waktu bagi bunga kacang tanah untuk berbunga, bunga kacang tanah
mekar selama 24 jam, setelah itu bunga akan kembali layu dan berguguran. Polong pada
tanaman kacang tanah berwarna putih kecoklatan dengan cangkang yang keras, setiap polong
pada kacang tanah memiliki 1 hingga 4 biji.Pembentukan polong pada kacang tanah terjadi
setelah masa pembuahan, bakal buah tersebut tumbuh secara memanjang, hal ini disebut
sebagai ginopor. Ginopor merupakan tangkai polong pada kacang tanah yang terbentuk di
udara, sedangkan di dalam tanah terbentuk polong. Selain itu biji yang dimiliki oleh kacang
tanah berbentuk bulat atau lonjong, dengan terbungkus oleh suatu lapisan tipis berwarna putih
dan juga merah (Rukmana, 1996).

Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal.
Disebut benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran
biji rumput yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar,
kokoh dan pertumbuhan yang seragam (Rukmana, 1996).

Lahan yang baik adalah lahan yang kering, berpengairan cukup, lahan tadah hujan,
lahan gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas menanam padi. Agar tumbuh dan
berproduksi dengan baik Jagung harus ditanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari
penuh selama 8 jam (Rukmana, 1996).

Meskipun idealnya memerlukan pH 6,8 tetapi jagung bisa toleran terhadap lahan
tanaman pH 5,5 – 7.0. Apabila ada tanah yang pH nya terlalu rendah bisa dinaikkan dengan
menaburkan kapur. Kemudian agar lebih efisien, aplikasinya bisa dilakukan bersama dengan
pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan disiram agar kapur bisa tercampur
secara merata. Kebutuhan kapur sangat bergantung pada nilai pH awal lahan. Sebagai
patokan, untuk satu hektar lahan yang memiliki pH 5,0 dibutuhkan kapur antara 2 sampai 4
ton. Apabila pH lahan terlalu tinggi atau basa, maka dapat diturunkan dengan menaburkan
belerang. Namun hal ini dilakukan jika nilai pH lahan memang sangat tinggi yakni 8,0 atau
9,0 (Rukmana, 1996).

Sebelum kacang tanah ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar.
Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar
akarnya (Rukmana, 1996).

Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan yang juga merupakan tanaman


setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh
yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang
tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya
berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa
Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari
Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh
pedagang Cina dan Portugis (Pitojo, 2005).
Kacang tanah merupakan salah satu kelompok tanaman legum yang secara morfologis
memiliki suatu keunikan tersendiri, yaitu pada proses pembentukan polongnya. Kalau pada
tanaman legum yang lain polong terbentuk di atas permukaan tanah (berada pada posisi yang
sama dengan tajuk tanaman) tetapi untuk kacang tanah, polong baru akan terbentuk manakala
ginofor (calon bakal buah yang memanjang) sudah mencapai dan masuk ke dalam tanah. Oleh
karena itu, agar ginofor tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam tanah maka tanah yang
akan ditembus oleh ginofor harus dalam kondisi yang cukup gembur. Upaya yang selama ini
banyak dilakukan untuk menggemburkan tanah adalah dengan pengolahan, baik dengan
cangkul, bajak ataupun dengan mesin bajak. Namun sesungguhnya pengolahan tersebut
bukanlah tindakan yang cukup bijaksana jika dilihat terhadap dampak jangka panjangnya.
Pengolahan yang terus menerus terhadap lahan pertanaman justru dapat mengakibatkan
berkurangnya pori-pori makro tanah karena partikel tanah yang semakin kecil dan pada
akhirnya tanah akan menjadi semakin padat (Sanchez, 1987).

Kacang tanah digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu
banyaknya konsumsi kacang tanah di dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi
kacang tanah, sehingga produksi kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki
kebutuhan yang banyak. bahan baku industri yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang
atom, rempeyek, manisan dan lain-lain (Pitojo, 2005).
Selain itu, sisa hasil kacang tanah yang tidak dipakai dapat digunakan sebagai
makanan ternak sehingga seluruh bagian dari kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan
baku makanan industri maupun pakan ternak. Peningkatan produksi kacang tanah dilakukan
dengan berbagai cara seperti perluasan penanaman kacang tanah sehingga memiliki produksi
yang baik dan lain-lain tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah begitu banyak seperti
kendala lahan yang banyak digunakan sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit
tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang serangan karat
daun jika digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun (Hidayat, et al, 2004).
Tanaman kacang tanah membutuhkan unsur hara esensial seperti N, P, dan K untuk
pertumbuhan dan produksinya. Fosfor merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan dalam
jumlah yang cukup banyak oleh tanaman ( Kartasapoetra dan Sutedja 2005).
Dalam membudidayakan kacang tanah petani harus memperhatikan curah hujan antara
800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki
oleh serangga dan akan meningkatkan kelembapan di sekitar pertanaman kacang tanah,
selanjutnya suhu udara sekitar 28-32°C. Bila suhunya di bawah 10°C, pertumbuhan tanaman
akan terhambat, bahkan kerdil, kelembaban udara yang diperlukan kacang tanah berkisar 65-
75 %, penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan
besarnya kacang. Sementara itu media tanah yang digunakan adalah jenis tanah yang sesuai
adalah tanah gembur/bertekstur ringan dan subur dengan pH antara 6.0 – 6.5. Kekurangan air
akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Ketinggian penanaman
optimum bagi budidaya kacang tanah 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah
ketinggian 1.500 m dpl (Hayati, 2012).
Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang gembur, memiliki bahan organik
tanah dalam jumlah cukup. Tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang tanah adalah jenis
tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu dengan drainase yang baik, penggenangan
dapat menimbulkan penyakit busuk batang dan polong menjadi rusak. Semakin sedikitnya
luas lahan pertanian di Indonesia mendorong petani bercocok tanam di tanah yang tidak
sesuai dengan syarat tumbuh optimal tanaman. Salah satu jenis tanah yang ada di Indonesia
adalah tanah bertekstur liat. Tanah ini dicirikan oleh rekahan tanah yang lebar pada musim
kemarau akibat mengerutnya liat tanah. Tanah-tanah semacam ini mempunyai kadar liat yang
cukup tinggi. Bahan organik dan nitrogen yang sangat rendah. Kandungan liat yang tinggi
mengakibatkan bobot isi tanah kedap air, laju infiltrasi rendah dan aliran permukaan dan erosi
meningkat (Faronika dkk., 2013).

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai
pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan
baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam
sebagai penghasil bahan farmasi. Sebelum jagung ditanam, lahan perlu dibersihkan dari
gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu
disiangi sampai ke akar akarnya (Danarti dan Sri Nujiyati, 1998).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan


dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas
teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Jagung tumbuh baik
pada berbagai jenis tanah. tanah liat lebih disukai karena mampu menahan lengas yang lebih
tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masa, dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6 –
6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar
serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2
m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang
bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi,
1998).

Padi yang nama latinnya adalah Oryza sativa L. merupakan tanaman pangan yang sangat
penting karena hingga kini beras masih merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Di
samping itu, beras juga merupakan komoditas strategis karena mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kestabilan ekonomi dan politik. Berbagai usaha peningkatan produktivitas padi
telah dilakukan namun hasil yang diperolah belum optimal. Kendala yang ditemui dalam
usaha peningkatan produktivitas padi antara lain terbatasnya input teknologi serta alih fungsi
lahan subur untuk kepentingan industri, perumahan dan penggunaan lahan non pertanian
lainnya. Kemampuan negara dalam mencetak lahan sawah baru belum dapat mengimbangi
laju alih fungsi lahan sehingga produksi padi nasional terus mengalami penurunan
(Apriyantono, 2010).

Penggunaan benih bermutu tinggi adalah prasyarat penting untuk menghasilkan


produksi tanaman yang menguntungkan secara ekonomis. Oleh karena itu persiapan dan
perlakuan benih untuk meningkatkan mutunya sangat penting dilakukan, terlebih lagi dengan
adanya permasalahan dormansi fisiologis (after ripening) pada benih padi gogo pasca dipanen
di lapangan. Alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui teknologi
invigorasi benih yang diintegrasikan dengan agensia hayati kelompok rizobakteri
(mikroorganisme yang mampu berperan sebagai biofertilizer dan biopestisides) (Loon, 2007).
Mentimun (Cucumis sativus L.) salah satu tanaman yang termasuk dalam famili
cucurbitaceae (tanaman labu-labuan), yang sangat disukai oleh semua lapisan masyarakat.
Buahnya dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, pencuci mulut atau pelepas dahaga, bhan
kosmestika, dan dapat dijadikan obat-obatan. Selain itu buah mentimun dapat digunakan
sebahgai bahan baku industri minuman, permen dan parfum (Rukmana,1994).
Tanaman mentimun (Cucumis sativa L.) termasuk dalam tumbuhan merambat atau
merayap merupakan salah satu jenis tanaman sayuran buah Famili labu - labuan
(cucurbitaceae) yang sudah popular dan digemari masyarakat luas. Menurut sejarah, tanaman
mentimun berasal dari benua Asia, yaitu dari Asia Utara dan Asia Selatan (Wijoyo, 2012).
Di Indonesia, Tanaman mentimun ditanam didataran rendah. Daerah penyebaran yang
menjadi pusat pertanaman mentimun adalah Propinsi Jawa Barat, Daerah Istimewa Aceh,
Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang
banyak di konsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Meskipun bukan tanaman Indonesia,
tetapi mentimun sudah sangat di 2kenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran ini dengan
mudah ditemukan hampir seluruh pelosok Indonesia (Putra, 2011).
Mentimun mempunyai prospek yang cerah untuk dibudidayakan, karena mentimun dapat
dipasarkan di dalam negeri dan diluar negeri. Produksi mentimun masih sangat rendah, yaitu
rata-rata 10 ton per ha, hal ini disebabkan karena budidaya mentimun masih dianggap usaha
sampingan diantara tanaman budidaya lainnya (Abdurrazak, 2013).
Pembudidayaan mentimun meluas seluruh dunia, baik daerah beriklim panas (tropis)
maupun didaerah beriklim sedang (sub tropis). Di Indonesiatanaman mentimun ditanam di
daerah daratan rendah dan dataran tinggi 0–1000 meter di atas permukaan laut. Daerah yang
menjadi pusat perta-naman mentimun adalah Propinsi Jawa Barat,Daerah Istimewa Aceh,
Bengkulu, Jawa Timur danJawa Tengah. Buah mentimun dibutuhkan masyarakat baik untuk
pemenuhan gizi bagi tubuh, juga dibutuhkan bagi industri kosmetik dalam negeri. Dewasa ini
Indonesia telah mengekspor buah mentimun ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura,
Jepang, Inggris, Perancis, dan Belanda (Samadi,2002).
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting di
Indonesia yang posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Untuk
masa tanam tahun ini, pada periode Januari hingga April 2010 produksi kacang hijau nasional
diprediksi sebesar 77.000 ton, Mei hingga Agustus sebesar 127.000 ton dan September hingga
Desember sebesar 131.000 ton.Sejauh ini India merupakan produsen utama (1,2 juta ton dari
2,8 juta ha), diikuti oleh Thailand (0,2 juta ton dari 0,4 juta ha), dan Indonesia (0,20 juta ton
dari 0,3 ha) (Somaatmadja, 1993).
Kacang hijau adalah tanaman budidaya palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral
penting, antara lain kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan tubuh. Kacang hijau
merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang rentan terhadap serangan hama
gudang. Hama gudang yang sering menyerang biji kacang hijau adalah Callosobruchus
chinensis. Hama ini tersebar di seluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis. Hama ini
bersifat polifag, namun imagonya lebih menyukai komoditas kacang hijau (Swibawa et al.,
1997).
Tanaman kacang hijau dari segi agronomis memiliki kelebihan jika dibandingkan
dengan tanaman kacang-kacangan lainnya. Kacang hijau lebih tahan kekeringan, hama dan
penyakit yang menyerang relatif sedikit, dipanen pada umur 55-60 hari, dapat ditanam pada
tanah yang kurang subur, budidayanya mudah serta harga jual yang lebih tinggi dan stabil bila
ditinjau dari segi ekonomi (Sumarno, 1991).
Peran strategis lain dari kacang hijau komplementer dengan beras, sebab protein beras
yang miskin lisin dapat diperkaya oleh kacang hijau yang kaya akan lisin. Implikasi dari
sosialisasi konsumsi kacang hijau hingga mencapai 2,5 kg/tahun/kapita, bila dikonversi untuk
225 juta penduduk, maka memerlukan tambahan produksi kacang hijau sebasar 200.000-
215.000 ton. Tambahan produksi tersebut otomatis memerlukan tambahan areal tanam, yang
berarti akan menampung tenaga kerja yang diperlukan untuk pengembangan lahan kering,
(Agus et al, 2011).
Produksi kacang hijau selain sebagai sumber bahan pangan juga sangat baik untuk
kesehatan manusia. Karena biji kacang hijau mengandung vitamin B, yang berfungsi
melancarkan peredaran darah, vitamin E sebagai antisterilisasi dan tidak menyebabkan
kolesterol bagi yang mengkonsumsinya, karena lemak yang dikandungnya lemak tidak jenuh
(Purwono dan Hartono, 2005).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan tempat

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dilaksanakan di lahan percontohan Fakultas


Pertanian Universitas Bengkulu. Praktikum dilaksanakan mulai pada tanggal 3 Oktober
sampai dengan tanggal 24 Desember 2016.

3.2.Alat dan bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah cangkul, parang, sabit, tali rafia,
ajir, meteran, tugal, map plastik, jangka sorong dan ATK. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah benih kacang tanah dan pupuk (urea,SP36,KCL) serta Furadan 3G.

3.3.Metode praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi untuk mengamati
pertumbuhan tanaman. Membuat contoh sampel tanaman untuk diamati laju pertumbuhan
tanaman setiap minggunya selama praktikum dalam hal ini ada 5 kali pengamatan.
Menghitung nilai rataan perubahan tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun
pertanaman setiap jenis tanaman pada setiap pengamatan. Membuat hasil pengamatan
kedalam sebuah tabel agar memudahkan untuk membedakan setiap data pengamatan.
Menghitung berat daun, berat batang, dan berat akar pada tanaman kacang tanah.

3.4. Cara Kerja


3.4.1. Acara I Persiapan Tanam
1. Membuat alat Bantu Jarak Tanam (Cablak/Caplak)
a Menyiapkan 2 utas tali rafia sepanjang 3,5 meter dan 1 utas tali rafia sepanjang 2,5
meter. Kedua tali ini akan menjadi tali utama.
b Menyiapkan potongan tali rafia sepanjang 15 cm. Warna tali rafia yang berbeda dari
tali yang digunakan pada nomor 1 akan lebih baik, tali – tali kecil ini berfungsi
sebagai tali penanda jarak tanam.
c Mengukur dari ujung tali utama jarak 25 cm, memberi penanda dengan spidol.
Selanjutnya menyesuai dengan jarak tanam dari komoditi yang akan di tanam,
memberi tanda dengan spidol hingga selesai di ujung tali. Untuk jarak tanam masing
– masing komoditi dapat dilihat di tabel jarak tanam pada buku panduan praktikum
di halaman 2.
d Pada setiap titik spidol yang telah diberi tanda, membuat simpul – simpul dengan tali
rafia penanda jarak tanam.
2. Persiapan Benih
a Mengambil benih yang akan ditaman sesuai dengan jenis komoditi yang menjadi
tanggung jawab..
b Membersihkan benih dari kotoran biji lain, pasir dan sebagainya.
c Memilih benih yang utuh, tidak berlubang, dan tidak berjamur.
d Merendam benih dalam air, membiarkan beberapa saat. Memperhatikan benih yang
tenggelam dan mengapung. Benih yang tenggelam menandakan kualitas benih yang
lebih baik dibandingkan benih yang mengapung.
3. Menghitung Dosis Pupuk
a Mendosis pupuk umumnya disebut untuk luasan area perhektar.
b Menghitung kebutuhan pupuk pada luasan lahan yang kita tanami sebagai berikut.
luas lahan yang ditanami
Kebutuhan pupuk = X dosis pupuk perhektar
luas lahan 1 hektar

c Menghitung dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCL pada lahan sesuai dengan komoditi
yang di tanami.
4. Penanaman
a Membersihkan petakan dari gulma yang tumbuh
b Menentukan letak lubang tanam pertama berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan
dengan menetapkan letak tanaman sudut = 1/2 x jarak tanam.
c Merentangkan tali cablak ukuran 3,5 meter ysng telah disiapkan sebelumnya pada
kedua sisi lahan saudara lalu diikatkan bagian ujungnya pada ajir.
d Merentangkan tali cablak ukuran 2,5 meter pada sisi lahan tegak lurus dan sesuai
dengan penanda lubang tanam.
e Membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam dengan
menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam.
f Memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanaman
g Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 1 atau 2
butir sesuai intruksi Co.Assisten pada setiap lubang tanam.
h Setelah selesai, lalu memindahkan tali cablak 2,5 m ke tanda jarak tanam berikutnya.
Jangan memindahkan tali cablak 3,5 m.
i Memeriksa bahwa lubang tanam ada benih dan Furadan yang dimasukkan, kemudian
lubang tanam ditutup dengan tanah yang remah.
j Melakukan pemupukan dasar dengan dosis sebagaimana pada tabel halaman 11
dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm sejajar dengan barisan
tanaman, kemudian menaburkan pupuk lalu menimbunnya.
k Melakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga
tanah cukup basah.
l Membuat tabel dan memberi nama praktikan, NPM, Shift Praktikum, nama tanaman
pada petakan dengan map plastik berukuran 30 cm x 15 cm.

3.4.2. Acara II Daya Tumbuh, Penjarangan, Penyulaman Tanaman dan


Penetuan Sampel
a. Melakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman meliputi tipe
Σ tanaman yang tumbuh
perkecambahan, daya tumbuh tanaman X 100%
Σ benih yang ditanam
Luas Area
populasi tanaman Jarak Tanam

b Membuat diagram tanaman pada petakan masing-masing di kertas.


c Membuat nomor 1 sampai seterusnya, namun tidak termasuk tanaman yang berada di
pinggir setelah menentukan berapa sampel (10 % dari populasi).
d Membuat tanda pada tanaman dilapangan sesuai sampel yang dipilih.
e Merawat tanaman dengan baik sampai panen.
f Mengumpulkan data yang peroleh untuk ditandatangani oleh co-ass.

3.4.3. Acara III Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman dan Pengendalian OPT
1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
a Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan tanaman vegetatif tanaman sesuai
jadwal yang telah ditetapkan. Melakukan pengamatan peubah perkembangan
generatif tanaman ketika tanaman telah masuk fase generatif.
b Mevariabelkan pertumbuhan yang diamati yaitu Mengukur Tinggi Tanaman,
Menghitung Jumlah Daun, Menghtung Jumlah Anakan.
c Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan vegetatif tanaman sejak tanaman
berumur 3 minggu setelah tanam (3 MST). Melakukan pengamatan peubah
perkembangan generatif tanaman ketika tanaman telah memasuki fase generatif.
d Mengukur tinggi tanaman pada tanaman monokotil mengukur tinggi dari pangkal
batang/ permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi dengan menguncupkan
tanaman secara vertikal. Sedangkan pada tanaman dikotil mengukur tinggi tanaman
dari pangkal batang / permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman.
e Menghitung jumlah daun dari seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka
sempurna pada setiap tanaman sampel.
f Menghitung anakan tanaman dengan teliti, lalu mencatat hasil untuk di tanda tangani
Coass.
2. Pengamatan Pengendalian OPT
a Mengamati jenis gulma yang tumbuh (gulma daun lebar atau gulma daun sempit)
lalu memfotokan jenis gulma tersebut.
b Melakukan pengendalian gulma secara manual (mekanik) dengan cara mencabuti
atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh pada petakan dan sekitar
petakan, mengumpulkan semua gulma dan buang jauh dari petakan tanaman.
c Mengamati gejala dan kelainan dijumpai yang disebabkan oleh hama atau penyakit.
d Melakukan pengendalian terhadap organisme penggangu tanaman. Jika
memungkinkan pengendalian hama melakukannya secara mekanik dengan cara
menangkap dan membunuh hama yang menggangu tanaman. Jika serangan sudah
diatas ambang batas, mengendalikan dengan pestisida sesuai dengan kebutuhan.
Mengkondultasikan dengan co. Asisten atau dosen pembimbing.
3.4.4. Acara IV Teknik Pengamatan Dan Metode Analisis Pertumbuhan Tanaman
a Mengambil sampel sebagai objek pengamatan dengan cara mencabut batang padi
gogo (akar dan batang) yang telah bersih oleh tanah.
b Memotong padi gogo sehingga akar dan batang yang masih memiliki daun terpisah 2
bagian.
c Menimbang batang yang masih memiliki daun lalu menimbang akar seterusnya
begitu hingga sampel 5.
d Mencatat hasil pengamatan dalam suatu tabel yang sistematis.
e Melakukan perhitungan analisis pertumbuhan tanaman dari data dengan rumus NPA
bobot bagian tanaman diatas permukaan tanah
= bobot bagian tanaman dibawah permukaan tanah ,

Luas daun = P X L X Indeks (67 % belum berbunga dan 76% sudah berbunga)
3.4.5. Acara V Panen
a Melakukan pemanenan bagian vegetatif dan bagian ekonomis tanaman apabila sudah
menunjukkan tanda-tanda siap panen atau sudah waktunya panen.
b Melakukan pengukuran:
 Menimbang jumlah bobot basah perumpun (akar dan batangnya).
 Menghitung anakan produktif ( daun yang punya bedera dan malai) dan non
produktif.
 Menghitung NPA dari jumlah bobot basah perumpun.
 Menghitung luas daun tanaman padi gogo.
c Mencatat seluruh data untuk di acc co. Asisten.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Daya tumbuh dan Penentuan Sampel

 Daya Tumbuh Tanaman

No Tanggal Pengamatan Jumlah Tanaman Tumbuh Daya Tumbuh Tanaman


1. 1 Oktober 2016 87 tanaman 43,5 %
2. 14 Oktober 2016 121 tanaman 60,5 %
Daya tumbuh tanaman tanggal 1 oktober 2016
∑ 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
Daya Tumbuh Tanaman = ∑ 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 x 100%
87
Daya Tumbuh Tanaman = 200 x 100%

Daya Tumbuh Tanaman = 43,5 %

Daya tumbuh tanaman tanggal 14 oktober 2016


∑ 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
Daya Tumbuh Tanaman = ∑ 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 x 100%
121
Daya Tumbuh Tanaman = 200 x 100%

Daya Tumbuh Tanaman = 60,5 %

 Pertumbuhan Tanaman
Tipe perkecambahan kacang tanah : Tipe epigeal (kotiledon terdorong ke atas)

 Populasi Tanaman

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎
Populasi Tanaman = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚
2𝑚 𝑥 3𝑚
Populasi Tanaman = 0,2 𝑚 𝑥 0,3𝑚
6𝑚
Populasi Tanaman = 0,06 𝑚

Populasi Tanaman = 100 populasi


Dikarenakan setiap lubang ditanami 2 benih kacang tanah, jadi populasinya bertambah
100 x 2 = 200 populasi
 Penentuan Sampel
Sampel = 10% x populasi
10
Sampel = 100 x 100

Sampel = 10 sampel

4.1.2 Pengamatan Vegetatif Tanaman Kacang Tanah


4.1.2.1 Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Sampel Tinggi tanaman (cm) pengamatan ke- Rata-rata
1 2 3 4 5
1 25 28 32 30 31 29,2
2 19 23 24 24 26 23,1
3 16 25 29 32 32 26,8
4 15 20 23 25 26 21,8
5 23 26 28 33 33 28,6
6 24 26 26 26 27 25,8
7 11 21 21 31 32 23,2
8 20 26 32 37 38 30,6
9 12 28 21 29 32 24,4
10 17 24 31 37 39 29,6
Rata-rata 18,2 24,7 26,7 30,4 31,6

4.1.2.2 Grafik Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Tanah

45

40
sampel 1
35 sampel 2

30 sampel 3
sampel 4
25
sampel 5
20 sampel 6

15 sampel 7
sampel 8
10
sampel 9
5 sampel 10
0
1 2 3 4 5
4.1.2.3 Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah

Rata-Rata
35

30

25

20

15 Rata-Rata

10

0
Pengamatan pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5

4.1.2.4 Tabel Pengamatan Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah

Sampel Jumlah cabang tanaman pengamatan ke- Rata-rata


1 2 3 4 5
1 11 12 12 12 13 12
2 9 10 10 10 11 10
3 6 7 7 7 8 7
4 7 10 10 10 11 9,6
5 6 15 16 15 16 13,6
6 7 7 10 8 8 8
7 6 9 8 8 9 8
8 11 13 19 14 15 14,4
9 9 10 10 9 11 9,8
10 7 15 17 16 18 14,6
Rata-rata 7,9 10,8 11,9 10,9 12
4.1.2.5 Grafik Pengamatan Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah

20

18
sampel 1
16
sampel 2
14 sampel 3
12 sampel 4

10 sampel 5
sampel 6
8
sampel 7
6
sampel 8
4
sampel 9
2 sampel 10
0
1 2 3 4 5

4.1.2.6 Grafik Rata-Rata Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah

Rata-Rata
14

12

10

6 Rata-Rata

0
pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
4.1.2.7 Tabel Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah

Sampel Jumlah daun tanaman pengamatan ke- Rata-rata


1 2 3 4 5
1 42 64 66 77 80 65,8
2 38 49 59 62 67 55
3 40 39 46 56 59 48
4 35 35 43 56 61 46
5 32 69 92 106 106 81
6 32 41 51 55 57 47,2
7 30 41 42 66 67 49,2
8 46 73 86 89 92 77,2
9 33 59 91 50 56 57,8
10 52 84 96 111 111 90,8
Rata-rata 38 55,4 67,2 72,8 75,6

4.1.2.8 Grafik Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah

120

100 sampel 1
sampel 2

80 sampel 3
sampel 4

60 sampel 5
sampel 6

40 sampel 7
sampel 8
20 sampel 9
sampel 10
0
1 2 3 4 5
4.1.2.9 Grafik Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah

Rata-Rata
80

70

60

50

40
Rata-Rata
30

20

10

0
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5

4.1.2.10 Tabel Pengamatan Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah

Sampel Bobot Batang Bobot Akar Bobot Daun Bobot Polong


(gr) (gr) (gr) (gr)
1 60 20 60 40
2 30 7 40 20
3 50 10 30 30
4 20 10 35 20
5 75 19 80 70
6 20 10 30 40
7 40 8 50 35
8 30 7 25 25
9 20 8 20 30
10 50 25 93 80
Rata-rata 39,5 12,4 46,3 39
4.1.2.11 Grafik Pengamatan Hasil Panen Tanaman Kacang Tanah

100

90

80

70

60
Bobot Batang
50 Bobot Akar
40 Bobot Daun
30 Bobot Polong

20

10

0
sampel sampel sampel sampel sampel sampel sampel sampel sampel sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa teknik berbudidaya tanaman kacang tanah
tidak sulit. Dalam berbudidaya tanaman kacang tanah ini banyak hal yang harus diperhatikan
agar kacang tanah yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan dapat memperoleh hasil yang
baik pula.

Awal mula dalam pembudidayaan kacang tanah adalah penyiapan lahan untuk taman.
Dimana petak lahan ini sudah ditentukan dan kami tinggal mengolah lahan agar siap ditanami,
mulai dari membersihkan lahan dari gulma dan mencangkul tanah agar lebih gembur dan siap
untuk ditanami. Sebelum tanam benih kacang harus dipilah-pilah dan diambil benih yang
bagus untuk tanam supaya kacang yang tumbuh bagus. Namun saat pembagian benih pada
waktu tanam, banyak benih yang rusak dan kualitasnya tidak terlalu bagus. Dalam kasus ini
dalam satu bungkus benih ada beberapa benih yang rusak bahkan tidak layak untuk ditanam.

Agar kacang bisa tumbuh dengan baik dan mendapat nutrisi dan penyinaran matahari
yang cukup maka dibuatlah cablak dari tali rafia yang sudah diberi tanda untuk jarak tanam
kacang tanah (20 cm x 30 cm). Setelah diberi tanda barulah dibuat lubang dan menanam 2
benih kacang tanah dan beberapa butir furadan dalam setiap lubang. Setelah itu diberi pupuk
Urea, SP36, dan KCL (dilarik).
Pupuk tersebut berupa bahan kimia yang diberikan pada tanaman. Kegunaannya
untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki
kualitasnya sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman.

Setelah satu minggu maka daya tumbuh benih sudah bisa dihitung dimana perhitungan
daya tumbuh pertama hasilnya yaitu 43,5 % dan yang kedua 60,5 %. Tanaman kacang tanah
kelompok kami sedikit yang tumbuh karena benih yang ditanam di dalam tanah dimakan oleh
semut itu karena pada petak tanaman tidak diberi Furadan yaitu insektisida pencegah serangga
memakan/ mengganggu benih yang ditanam jumlahnya kurang sehingga kelompok kami tidak
kebagian Furadan dan mengakibatkan tanaman kami banyak yang tidak tumbuh dan
memerlukan banya penyulaman pada tanaman yang tidak tumbuh.

Tanaman kacang tanah harus disiram agar tanahnya tidak kering dan tanaman tidak
kekurangan air karena kondisi cuaca yang pada saat itu musim panas. Setelah beberapa
minggu barulah menentukan sampel tanaman kacang tanah sebanyak 10 tanam. Dan seetiap
minggunya ada pengamatan vegetatif tanaman.

Pada variabel mengukur tinggi tanaman pada pengamatan ke- 1 sampai pengamatan
ke- 5 dari sampel 1 sampai 10 mengalami peningkatan dan ada kalanya pertumbuhannya
terhenti karena sudah memasuki masa generatif tanaman untuk berbunga dan kemudian
berbuah dan menghasilkan polong kacang tanah.

Rata-Rata
35

30

25

20

15 Rata-Rata

10

0
Pengamatan pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5

Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah


Dari grafik rata-rata tinggi tanaman kacang tanah diatas dapat dilihat dari pengamatan
ke4 dan pengamatan ke-5 peningkatannya tidak terlalu signifikan karena sudah memasuki
fase generatif tanaman.

Pada variabel mengukur banyaknya cabang tanaman kacang tanah kasusnya tidak jauh
beda dari kasus pada tinggi tanaman. Awalnya cabang tanaman terus bertambah setiap
minggunya namun pada pengamatan ke4 dan ke5 pertumbuhan jumlah cabang mulai sedikit.
Yang tumbuh hanya cabang sekunder kacang tanah pada ketiak daun. Agar lebih jelas dapat
dilihat pada grafik rata-rata pertumbuhan cabang tanaman dibawah ini.

Rata-Rata
14

12

10

6 Rata-Rata

0
pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5

Grafik Rata-Rata Jumlah Cabang Tanaman Kacang Tanah

Pada variabel mengukur banyaknya daun pada tanaman kacang tanah pun kasusnya
sama. Pertumbuhan daun selalu meningkat disetiap pengamatan pertumbuhan vegetatif
tanaman kacang tanah. Namun pada pengamatan ke 4 dan 5 jumlah daun yang bertambah
tidak terlalu banyak. Adapula yang daunnya hilang, rusak dan patah karena faktor-faktor yang
terjadi di sekitar tanaman. Adapun data rata-rata pertumbuhan daun kacang tanah dapat dilihat
pada grafik dibawah ini.
Rata-Rata
80

70

60

50

40
Rata-Rata
30

20

10

0
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5

Grafik Rata-Rata Jumlah DaunTanaman Kacang Tanah

Pada saat panen variabel yang dihitung yaitu bobot batang, bobot akar, bobot daun dan
bobot polong kacang tanah. Perhitungan ini menggunakan timbangan cabe yang telah
disediakan oleh laboratorium.

Dalam berbudidaya tanaman kacang tanah ini memang mudah, namun banyak
kendala-kendala yang harus diperhatikan ekstra oleh petani agar tanaman bisa tumbuh dengan
baik tanpa adanya hambatan. Tanaman kacang harus disiram setiap hari agar tidak
kekurangan air. Banyaknya gulma yang tumbuh dan dapat mengganggu tanaman kacang
tanah dengan mengambil sebagian hara tanah yang mulanya untuk pertumbuhan kacang tanah
namun diambil oleh gulma yang ada di sekitar tanaman kacang tanah. Sehingga perlu
penyiangan gulma secara rutin agar pertumbuhan kacang tanah tidak terganggu. Adapun
gulma yang tumbuh di petakan lahan yang kami tanami yaitu sejenis teki-tekian (berdaun
sempit), berdaun lebar, dan masih banyak lagi. Selain gulma banyaknya hama tanaman seperti
belalang yang memakan daun tanaman kacang tanah sehingga daunnya banyak yang bolong-
bolong dan itu bisa mengurangi kemampuan tanaman untuk berfotosintesis, semut yang
memakan benih yang belum tumbuh di dalam tanah dan ulat yang memakan benih kacang
tanah. Adapula penyakit tanaman yaitu karat daun yang menyerang tanaman kacang di
petakan kami, dari seluruh tanaman yang ada hanya ada 2 petakan yang terkena karat daun.
Karat daun ini sangat cepat menyebar dan bisa membuat tanaman mati. Jadi banyak tanaman
yang dicabut dan di sulam kembali. Penyakit karat daun ini disebabkan oleh
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa akar kacang tanah terdapat banyak bintil
akar. Biltil akar tersebut menunjukkan bahwa kacang tanah tumbuh dengan baik. Biltil akar
tersebut fungsinya untuk penambat Nitrogen. Biltil akar yang bagus apabila dipecah akan
berwarna merah.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum budidaya tanaman kacang tanah ini, mahasiswa dapat
mengetahui cara-cara budidaya tanaman kacang tanah dengan baik. Dalam hal ini mahasiswa
mengetahui cara berbudidaya mulai dari mempersiapkan lahan, pembenihan, penanaman,
pemupukan, penyiangan, penyulaman, pembumbuan sampai pemanenan kacang tanah.

Anda mungkin juga menyukai