Laporan Akhir Dasar Dasar Agronomi Kacan
Laporan Akhir Dasar Dasar Agronomi Kacan
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Selain kacang tanah, pada praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini mahasiswa dibagi
dalam lima keompok dalam setiap shift. Dimana setiap kelompok mendapat tugas dalam
membudidayakan tanaman yang berbeda-beda. Adapun tanaman yang dibudidayakan
adalah kacang tanah, kacang hijau, padi gogo, mentimun, dan jagung. Setiap tanaman
memiliki perlakuan yang berbeda-beda dalam pembudidayaannya.
1.2.Tujuan praktikum
Ada banyak manfaat yang akan diperoleh dari praktikum ini. Salah satunya adalah
mahasiswa mampu untuk melakukan pembudidayaan tanaman kacang tanah yang baik
dan benar. Oleh karena itu mahasiswa mampu memberi perubahan terhadap petani yang
selama ini melakukan budidaya tanaman kacang tanah yang memperoleh hasil yang
kurang baik. Semoga kedepannya tidak ada lagi para petani yang kurang mengerti dalam
melakukan pembudidayaan tanaman kacang tanah yang baik sehingga kebutuhan kacang
tanah di pasar dapat terpenuhi oleh para petani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman kacang tanah dikenal dengan nama ilmiah
Arachis hipogaea L merupakan jenis tanaman yang termasuk ke dalam jenis tanaman
polong-polongan (Fabeceae). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut (Rukmana,
1996):
Klasifikasi Ilmiah:
Ordo/Bangsa : Leguminales
Famili/Suku : Papilionaceae
Genus : Arachis
Tanaman kacang tanah memiliki 3 bagian utama, yaitu daun, akar, dan batang. Sedangkan
bagian organ reproduktif kacang tanah yaitu bunga, buah, dan biji . Akibat hubungan
simbiosis mutualisme antara tanaman kacang tanah dengan bakteri N. Rhizobium Sp.
menyebabkan akar pada tanaman kacang tanah memiliki nodul atau berbintil. Bentuk
perakaran tanaman kacang tanah adalah akar tunggang, dengan akar cabang tumbuh pada akar
tunggang tersebut (Rukmana, 1996).
Tanaman kacang tanah memiliki batang yang kerdil dan berbuku-buku. Pada mulanya
batang tanaman kacang tanah tumbuh tunggal, namun selanjutnya akan tumbuh cabang-
cabang. Secara umum, tanaman kacang tanah tumbuh tinggi sekitar 30-50 cm, namun bisa
lebih tinggi lagi sesuai dengan jenis dari kacang tanah tersebut. Daun yang dimiliki oleh
tanaman kacang tanah ini berbentuk daun majemuk dengan bersirip genap, dan terdiri dari 4
anak dengan bentuk bulat, oval, maupun agak lancip. Selain itu, bunga yang dimiliki oleh
tanaman kacang tanah berbentuk seperti kupu-kupu dengan warna agak kekuningan. Tanaman
kacang tanah yang berumur 4 hingga 6 minggu setelah ditanam, memasuki tahap berbunga.
Malam hari merupakan waktu bagi bunga kacang tanah untuk berbunga, bunga kacang tanah
mekar selama 24 jam, setelah itu bunga akan kembali layu dan berguguran. Polong pada
tanaman kacang tanah berwarna putih kecoklatan dengan cangkang yang keras, setiap polong
pada kacang tanah memiliki 1 hingga 4 biji.Pembentukan polong pada kacang tanah terjadi
setelah masa pembuahan, bakal buah tersebut tumbuh secara memanjang, hal ini disebut
sebagai ginopor. Ginopor merupakan tangkai polong pada kacang tanah yang terbentuk di
udara, sedangkan di dalam tanah terbentuk polong. Selain itu biji yang dimiliki oleh kacang
tanah berbentuk bulat atau lonjong, dengan terbungkus oleh suatu lapisan tipis berwarna putih
dan juga merah (Rukmana, 1996).
Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal.
Disebut benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran
biji rumput yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar,
kokoh dan pertumbuhan yang seragam (Rukmana, 1996).
Lahan yang baik adalah lahan yang kering, berpengairan cukup, lahan tadah hujan,
lahan gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas menanam padi. Agar tumbuh dan
berproduksi dengan baik Jagung harus ditanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari
penuh selama 8 jam (Rukmana, 1996).
Meskipun idealnya memerlukan pH 6,8 tetapi jagung bisa toleran terhadap lahan
tanaman pH 5,5 – 7.0. Apabila ada tanah yang pH nya terlalu rendah bisa dinaikkan dengan
menaburkan kapur. Kemudian agar lebih efisien, aplikasinya bisa dilakukan bersama dengan
pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan disiram agar kapur bisa tercampur
secara merata. Kebutuhan kapur sangat bergantung pada nilai pH awal lahan. Sebagai
patokan, untuk satu hektar lahan yang memiliki pH 5,0 dibutuhkan kapur antara 2 sampai 4
ton. Apabila pH lahan terlalu tinggi atau basa, maka dapat diturunkan dengan menaburkan
belerang. Namun hal ini dilakukan jika nilai pH lahan memang sangat tinggi yakni 8,0 atau
9,0 (Rukmana, 1996).
Sebelum kacang tanah ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar.
Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar
akarnya (Rukmana, 1996).
Kacang tanah digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu
banyaknya konsumsi kacang tanah di dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi
kacang tanah, sehingga produksi kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki
kebutuhan yang banyak. bahan baku industri yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang
atom, rempeyek, manisan dan lain-lain (Pitojo, 2005).
Selain itu, sisa hasil kacang tanah yang tidak dipakai dapat digunakan sebagai
makanan ternak sehingga seluruh bagian dari kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan
baku makanan industri maupun pakan ternak. Peningkatan produksi kacang tanah dilakukan
dengan berbagai cara seperti perluasan penanaman kacang tanah sehingga memiliki produksi
yang baik dan lain-lain tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah begitu banyak seperti
kendala lahan yang banyak digunakan sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit
tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang serangan karat
daun jika digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun (Hidayat, et al, 2004).
Tanaman kacang tanah membutuhkan unsur hara esensial seperti N, P, dan K untuk
pertumbuhan dan produksinya. Fosfor merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan dalam
jumlah yang cukup banyak oleh tanaman ( Kartasapoetra dan Sutedja 2005).
Dalam membudidayakan kacang tanah petani harus memperhatikan curah hujan antara
800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki
oleh serangga dan akan meningkatkan kelembapan di sekitar pertanaman kacang tanah,
selanjutnya suhu udara sekitar 28-32°C. Bila suhunya di bawah 10°C, pertumbuhan tanaman
akan terhambat, bahkan kerdil, kelembaban udara yang diperlukan kacang tanah berkisar 65-
75 %, penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan
besarnya kacang. Sementara itu media tanah yang digunakan adalah jenis tanah yang sesuai
adalah tanah gembur/bertekstur ringan dan subur dengan pH antara 6.0 – 6.5. Kekurangan air
akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Ketinggian penanaman
optimum bagi budidaya kacang tanah 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah
ketinggian 1.500 m dpl (Hayati, 2012).
Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang gembur, memiliki bahan organik
tanah dalam jumlah cukup. Tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang tanah adalah jenis
tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu dengan drainase yang baik, penggenangan
dapat menimbulkan penyakit busuk batang dan polong menjadi rusak. Semakin sedikitnya
luas lahan pertanian di Indonesia mendorong petani bercocok tanam di tanah yang tidak
sesuai dengan syarat tumbuh optimal tanaman. Salah satu jenis tanah yang ada di Indonesia
adalah tanah bertekstur liat. Tanah ini dicirikan oleh rekahan tanah yang lebar pada musim
kemarau akibat mengerutnya liat tanah. Tanah-tanah semacam ini mempunyai kadar liat yang
cukup tinggi. Bahan organik dan nitrogen yang sangat rendah. Kandungan liat yang tinggi
mengakibatkan bobot isi tanah kedap air, laju infiltrasi rendah dan aliran permukaan dan erosi
meningkat (Faronika dkk., 2013).
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai
pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak
(hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung
bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan
baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam
sebagai penghasil bahan farmasi. Sebelum jagung ditanam, lahan perlu dibersihkan dari
gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu
disiangi sampai ke akar akarnya (Danarti dan Sri Nujiyati, 1998).
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar
serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2
m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang
bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi,
1998).
Padi yang nama latinnya adalah Oryza sativa L. merupakan tanaman pangan yang sangat
penting karena hingga kini beras masih merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Di
samping itu, beras juga merupakan komoditas strategis karena mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kestabilan ekonomi dan politik. Berbagai usaha peningkatan produktivitas padi
telah dilakukan namun hasil yang diperolah belum optimal. Kendala yang ditemui dalam
usaha peningkatan produktivitas padi antara lain terbatasnya input teknologi serta alih fungsi
lahan subur untuk kepentingan industri, perumahan dan penggunaan lahan non pertanian
lainnya. Kemampuan negara dalam mencetak lahan sawah baru belum dapat mengimbangi
laju alih fungsi lahan sehingga produksi padi nasional terus mengalami penurunan
(Apriyantono, 2010).
METODE PRAKTIKUM
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah cangkul, parang, sabit, tali rafia,
ajir, meteran, tugal, map plastik, jangka sorong dan ATK. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah benih kacang tanah dan pupuk (urea,SP36,KCL) serta Furadan 3G.
3.3.Metode praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi untuk mengamati
pertumbuhan tanaman. Membuat contoh sampel tanaman untuk diamati laju pertumbuhan
tanaman setiap minggunya selama praktikum dalam hal ini ada 5 kali pengamatan.
Menghitung nilai rataan perubahan tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun
pertanaman setiap jenis tanaman pada setiap pengamatan. Membuat hasil pengamatan
kedalam sebuah tabel agar memudahkan untuk membedakan setiap data pengamatan.
Menghitung berat daun, berat batang, dan berat akar pada tanaman kacang tanah.
c Menghitung dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCL pada lahan sesuai dengan komoditi
yang di tanami.
4. Penanaman
a Membersihkan petakan dari gulma yang tumbuh
b Menentukan letak lubang tanam pertama berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan
dengan menetapkan letak tanaman sudut = 1/2 x jarak tanam.
c Merentangkan tali cablak ukuran 3,5 meter ysng telah disiapkan sebelumnya pada
kedua sisi lahan saudara lalu diikatkan bagian ujungnya pada ajir.
d Merentangkan tali cablak ukuran 2,5 meter pada sisi lahan tegak lurus dan sesuai
dengan penanda lubang tanam.
e Membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam dengan
menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam.
f Memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanaman
g Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 1 atau 2
butir sesuai intruksi Co.Assisten pada setiap lubang tanam.
h Setelah selesai, lalu memindahkan tali cablak 2,5 m ke tanda jarak tanam berikutnya.
Jangan memindahkan tali cablak 3,5 m.
i Memeriksa bahwa lubang tanam ada benih dan Furadan yang dimasukkan, kemudian
lubang tanam ditutup dengan tanah yang remah.
j Melakukan pemupukan dasar dengan dosis sebagaimana pada tabel halaman 11
dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm sejajar dengan barisan
tanaman, kemudian menaburkan pupuk lalu menimbunnya.
k Melakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga
tanah cukup basah.
l Membuat tabel dan memberi nama praktikan, NPM, Shift Praktikum, nama tanaman
pada petakan dengan map plastik berukuran 30 cm x 15 cm.
3.4.3. Acara III Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman dan Pengendalian OPT
1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
a Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan tanaman vegetatif tanaman sesuai
jadwal yang telah ditetapkan. Melakukan pengamatan peubah perkembangan
generatif tanaman ketika tanaman telah masuk fase generatif.
b Mevariabelkan pertumbuhan yang diamati yaitu Mengukur Tinggi Tanaman,
Menghitung Jumlah Daun, Menghtung Jumlah Anakan.
c Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan vegetatif tanaman sejak tanaman
berumur 3 minggu setelah tanam (3 MST). Melakukan pengamatan peubah
perkembangan generatif tanaman ketika tanaman telah memasuki fase generatif.
d Mengukur tinggi tanaman pada tanaman monokotil mengukur tinggi dari pangkal
batang/ permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi dengan menguncupkan
tanaman secara vertikal. Sedangkan pada tanaman dikotil mengukur tinggi tanaman
dari pangkal batang / permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman.
e Menghitung jumlah daun dari seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka
sempurna pada setiap tanaman sampel.
f Menghitung anakan tanaman dengan teliti, lalu mencatat hasil untuk di tanda tangani
Coass.
2. Pengamatan Pengendalian OPT
a Mengamati jenis gulma yang tumbuh (gulma daun lebar atau gulma daun sempit)
lalu memfotokan jenis gulma tersebut.
b Melakukan pengendalian gulma secara manual (mekanik) dengan cara mencabuti
atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh pada petakan dan sekitar
petakan, mengumpulkan semua gulma dan buang jauh dari petakan tanaman.
c Mengamati gejala dan kelainan dijumpai yang disebabkan oleh hama atau penyakit.
d Melakukan pengendalian terhadap organisme penggangu tanaman. Jika
memungkinkan pengendalian hama melakukannya secara mekanik dengan cara
menangkap dan membunuh hama yang menggangu tanaman. Jika serangan sudah
diatas ambang batas, mengendalikan dengan pestisida sesuai dengan kebutuhan.
Mengkondultasikan dengan co. Asisten atau dosen pembimbing.
3.4.4. Acara IV Teknik Pengamatan Dan Metode Analisis Pertumbuhan Tanaman
a Mengambil sampel sebagai objek pengamatan dengan cara mencabut batang padi
gogo (akar dan batang) yang telah bersih oleh tanah.
b Memotong padi gogo sehingga akar dan batang yang masih memiliki daun terpisah 2
bagian.
c Menimbang batang yang masih memiliki daun lalu menimbang akar seterusnya
begitu hingga sampel 5.
d Mencatat hasil pengamatan dalam suatu tabel yang sistematis.
e Melakukan perhitungan analisis pertumbuhan tanaman dari data dengan rumus NPA
bobot bagian tanaman diatas permukaan tanah
= bobot bagian tanaman dibawah permukaan tanah ,
Luas daun = P X L X Indeks (67 % belum berbunga dan 76% sudah berbunga)
3.4.5. Acara V Panen
a Melakukan pemanenan bagian vegetatif dan bagian ekonomis tanaman apabila sudah
menunjukkan tanda-tanda siap panen atau sudah waktunya panen.
b Melakukan pengukuran:
Menimbang jumlah bobot basah perumpun (akar dan batangnya).
Menghitung anakan produktif ( daun yang punya bedera dan malai) dan non
produktif.
Menghitung NPA dari jumlah bobot basah perumpun.
Menghitung luas daun tanaman padi gogo.
c Mencatat seluruh data untuk di acc co. Asisten.
BAB IV
4.1 Hasil
Pertumbuhan Tanaman
Tipe perkecambahan kacang tanah : Tipe epigeal (kotiledon terdorong ke atas)
Populasi Tanaman
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎
Populasi Tanaman = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚
2𝑚 𝑥 3𝑚
Populasi Tanaman = 0,2 𝑚 𝑥 0,3𝑚
6𝑚
Populasi Tanaman = 0,06 𝑚
Sampel = 10 sampel
45
40
sampel 1
35 sampel 2
30 sampel 3
sampel 4
25
sampel 5
20 sampel 6
15 sampel 7
sampel 8
10
sampel 9
5 sampel 10
0
1 2 3 4 5
4.1.2.3 Grafik Rata-Rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Rata-Rata
35
30
25
20
15 Rata-Rata
10
0
Pengamatan pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
20
18
sampel 1
16
sampel 2
14 sampel 3
12 sampel 4
10 sampel 5
sampel 6
8
sampel 7
6
sampel 8
4
sampel 9
2 sampel 10
0
1 2 3 4 5
Rata-Rata
14
12
10
6 Rata-Rata
0
pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
4.1.2.7 Tabel Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
120
100 sampel 1
sampel 2
80 sampel 3
sampel 4
60 sampel 5
sampel 6
40 sampel 7
sampel 8
20 sampel 9
sampel 10
0
1 2 3 4 5
4.1.2.9 Grafik Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah
Rata-Rata
80
70
60
50
40
Rata-Rata
30
20
10
0
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
100
90
80
70
60
Bobot Batang
50 Bobot Akar
40 Bobot Daun
30 Bobot Polong
20
10
0
sampel sampel sampel sampel sampel sampel sampel sampel sampel sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa teknik berbudidaya tanaman kacang tanah
tidak sulit. Dalam berbudidaya tanaman kacang tanah ini banyak hal yang harus diperhatikan
agar kacang tanah yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan dapat memperoleh hasil yang
baik pula.
Awal mula dalam pembudidayaan kacang tanah adalah penyiapan lahan untuk taman.
Dimana petak lahan ini sudah ditentukan dan kami tinggal mengolah lahan agar siap ditanami,
mulai dari membersihkan lahan dari gulma dan mencangkul tanah agar lebih gembur dan siap
untuk ditanami. Sebelum tanam benih kacang harus dipilah-pilah dan diambil benih yang
bagus untuk tanam supaya kacang yang tumbuh bagus. Namun saat pembagian benih pada
waktu tanam, banyak benih yang rusak dan kualitasnya tidak terlalu bagus. Dalam kasus ini
dalam satu bungkus benih ada beberapa benih yang rusak bahkan tidak layak untuk ditanam.
Agar kacang bisa tumbuh dengan baik dan mendapat nutrisi dan penyinaran matahari
yang cukup maka dibuatlah cablak dari tali rafia yang sudah diberi tanda untuk jarak tanam
kacang tanah (20 cm x 30 cm). Setelah diberi tanda barulah dibuat lubang dan menanam 2
benih kacang tanah dan beberapa butir furadan dalam setiap lubang. Setelah itu diberi pupuk
Urea, SP36, dan KCL (dilarik).
Pupuk tersebut berupa bahan kimia yang diberikan pada tanaman. Kegunaannya
untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki
kualitasnya sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman.
Setelah satu minggu maka daya tumbuh benih sudah bisa dihitung dimana perhitungan
daya tumbuh pertama hasilnya yaitu 43,5 % dan yang kedua 60,5 %. Tanaman kacang tanah
kelompok kami sedikit yang tumbuh karena benih yang ditanam di dalam tanah dimakan oleh
semut itu karena pada petak tanaman tidak diberi Furadan yaitu insektisida pencegah serangga
memakan/ mengganggu benih yang ditanam jumlahnya kurang sehingga kelompok kami tidak
kebagian Furadan dan mengakibatkan tanaman kami banyak yang tidak tumbuh dan
memerlukan banya penyulaman pada tanaman yang tidak tumbuh.
Tanaman kacang tanah harus disiram agar tanahnya tidak kering dan tanaman tidak
kekurangan air karena kondisi cuaca yang pada saat itu musim panas. Setelah beberapa
minggu barulah menentukan sampel tanaman kacang tanah sebanyak 10 tanam. Dan seetiap
minggunya ada pengamatan vegetatif tanaman.
Pada variabel mengukur tinggi tanaman pada pengamatan ke- 1 sampai pengamatan
ke- 5 dari sampel 1 sampai 10 mengalami peningkatan dan ada kalanya pertumbuhannya
terhenti karena sudah memasuki masa generatif tanaman untuk berbunga dan kemudian
berbuah dan menghasilkan polong kacang tanah.
Rata-Rata
35
30
25
20
15 Rata-Rata
10
0
Pengamatan pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Pada variabel mengukur banyaknya cabang tanaman kacang tanah kasusnya tidak jauh
beda dari kasus pada tinggi tanaman. Awalnya cabang tanaman terus bertambah setiap
minggunya namun pada pengamatan ke4 dan ke5 pertumbuhan jumlah cabang mulai sedikit.
Yang tumbuh hanya cabang sekunder kacang tanah pada ketiak daun. Agar lebih jelas dapat
dilihat pada grafik rata-rata pertumbuhan cabang tanaman dibawah ini.
Rata-Rata
14
12
10
6 Rata-Rata
0
pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Pada variabel mengukur banyaknya daun pada tanaman kacang tanah pun kasusnya
sama. Pertumbuhan daun selalu meningkat disetiap pengamatan pertumbuhan vegetatif
tanaman kacang tanah. Namun pada pengamatan ke 4 dan 5 jumlah daun yang bertambah
tidak terlalu banyak. Adapula yang daunnya hilang, rusak dan patah karena faktor-faktor yang
terjadi di sekitar tanaman. Adapun data rata-rata pertumbuhan daun kacang tanah dapat dilihat
pada grafik dibawah ini.
Rata-Rata
80
70
60
50
40
Rata-Rata
30
20
10
0
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Pada saat panen variabel yang dihitung yaitu bobot batang, bobot akar, bobot daun dan
bobot polong kacang tanah. Perhitungan ini menggunakan timbangan cabe yang telah
disediakan oleh laboratorium.
Dalam berbudidaya tanaman kacang tanah ini memang mudah, namun banyak
kendala-kendala yang harus diperhatikan ekstra oleh petani agar tanaman bisa tumbuh dengan
baik tanpa adanya hambatan. Tanaman kacang harus disiram setiap hari agar tidak
kekurangan air. Banyaknya gulma yang tumbuh dan dapat mengganggu tanaman kacang
tanah dengan mengambil sebagian hara tanah yang mulanya untuk pertumbuhan kacang tanah
namun diambil oleh gulma yang ada di sekitar tanaman kacang tanah. Sehingga perlu
penyiangan gulma secara rutin agar pertumbuhan kacang tanah tidak terganggu. Adapun
gulma yang tumbuh di petakan lahan yang kami tanami yaitu sejenis teki-tekian (berdaun
sempit), berdaun lebar, dan masih banyak lagi. Selain gulma banyaknya hama tanaman seperti
belalang yang memakan daun tanaman kacang tanah sehingga daunnya banyak yang bolong-
bolong dan itu bisa mengurangi kemampuan tanaman untuk berfotosintesis, semut yang
memakan benih yang belum tumbuh di dalam tanah dan ulat yang memakan benih kacang
tanah. Adapula penyakit tanaman yaitu karat daun yang menyerang tanaman kacang di
petakan kami, dari seluruh tanaman yang ada hanya ada 2 petakan yang terkena karat daun.
Karat daun ini sangat cepat menyebar dan bisa membuat tanaman mati. Jadi banyak tanaman
yang dicabut dan di sulam kembali. Penyakit karat daun ini disebabkan oleh
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa akar kacang tanah terdapat banyak bintil
akar. Biltil akar tersebut menunjukkan bahwa kacang tanah tumbuh dengan baik. Biltil akar
tersebut fungsinya untuk penambat Nitrogen. Biltil akar yang bagus apabila dipecah akan
berwarna merah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum budidaya tanaman kacang tanah ini, mahasiswa dapat
mengetahui cara-cara budidaya tanaman kacang tanah dengan baik. Dalam hal ini mahasiswa
mengetahui cara berbudidaya mulai dari mempersiapkan lahan, pembenihan, penanaman,
pemupukan, penyiangan, penyulaman, pembumbuan sampai pemanenan kacang tanah.