Anda di halaman 1dari 12

578 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN
IPS KELAS IV SD
THE EFFORT TO INCREASE THE CRITICAL THINKING ABILITY USING CASE
STUDY METHOD ON SOCIAL STUDIES LEARNING
Oleh: Isti Yuadarma, PGSD/PSD/UNY, istidarma93@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada mata
pelajaran IPS, dengan menerapkan metode studi kasus. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV
yang berjumlah 24 siswa.. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode studi kasus pada pembelajaran IPS dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. pelaksanaannya yaitu: a) siswa mengenal gejala, b)
siswa menganalisis permasalahannya, c) Siswa membuat hipotesis, d) siswa mencari sumber
informasi tentang faktor penyebab permasalahan, e) Siswa membuat solusi untuk permasalahan
tersebut, f) siswa membuat kesimpulan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dilihat dari
hasil tes yang diberikan dimana pada pra tindakan presentasenya (42%), pada siklus I meningkat
menjadi (67%) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi (79%).

Kata kunci: Berpikir kritis, Metode Studi Kasus.


Abstract
This research aims to increase the critical thinking ability of fourth grade elementary
students for their social studies learning by applying study case method. This was Classroom
Action Research using Kemmis and Mc. Taggart’s model. The subject were 24 students from
the fourth grade. The technique of data gathering used test and observation. The result of the
research shows that the use of case study method on the social studies learning can increase
the students critical thinking ability. The implementations are, a). students get to know the
symptoms, b) students analyze the problem, c) students make hypothesis, (d) students look for
information source about the causal factor of the problem, e) students make solutions for the
problem, (f) students draw conclusion. The increase of students’ critical thinking ability can
be seen from the result of the test where the pre-action research gave 42%, then on the first
cycle it increased to 67% and it increased more on the second cycle which was 79%.
Keywords: critical thinking, case study method
Upaya Meningkatkan Kemampuan …. (Isti Yuadarma) 579

PENDAHULUAN Berpikir kritis merupakan salah satu


Pendidikan merupakan hal yang proses berpikir tingkat tinggi yang dapat
sangat penting bagi kehidupan manusia digunakan dalam pembentukan sistem
dan pendidikan ini akan berlangsung konseptual siswa. Menurut Ennis (Adun
sepanjang hayat manusia, di manapun Rusyna,1985:54), berpikir kritis adalah
manusia berada. Pendidikan itu tidak lepas cara berpikir reflektif yang masuk akal
dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, atau berdasarkan nalar yang difokuskan
penyelenggaraan pendidikan ini di untuk menentukan apa yang harus diyakini
tanamkan sejak dini mulai dari hal yang dan dilakukan. Berpikir kritis memuat
mendasar. Dapat di katakan bahwa dimana kemampuan membaca dengan pemahaman
ada kehidupan manusia, di situ pasti ada dan mengidentifikasi materi yang
pendidikan, Driyarkara (Dwi Siswoyo, diperlukan dengan yang tidak ada
2007:32). Hal-hal yang mendasar itu di hubungan. Hal ini juga berarti dapat
tanamkan pada saat duduk di bangku menggambarkan kesimpulan dengan
sekolah dasar. Pendidikan sekolah dasar sempurna dari data yang diberikan, dapat
merupakan awal untuk mengasah menentukan ketidakkonsistenan dan
kemampuan dasar seperti kecerdasan, kontradiksi di dalam kelompok data.
pengetahuan, kepribadian, dan Berpikir kritis adalah analitis dan reflektif.
kemampuan berpikir, dimana kemampuan Dalam proses belajar mengajar guru
berpikir itu merupakan suatu kegiatan perlu merancang dan melaksanakan suatu
mental untuk membangun dan kegiatan pembelajaran yang
memperoleh pengetahuan. memungkinkan siswa untuk dapat
Keterampilan berpikir dalam menyusun pemikiran berdasarkan
pembelajaran yang memberikan suatu pengalamannya untuk menemukan cara
aspek dalam meningkatkan keterampilan dalam mengkaji masalah sehingga
berpikir, dalam keterampilan berpikir ini menemukan solusi yang diakui ketepatan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kebenarannya. Untuk dapat
merupakan salah satu jenis keterampilan menerapkan metode pembelajaran studi
yang dikembangkan dalam kegiatan kasus ini guru perlu memperhatikan
pembelajaran. salah satu kemampuan karakteristik siswa dan karakteristik pada
berpikir yang termasuk ke dalam setiap materi pembelajaran. Aktivitas yang
kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah akan di laksanakan siswa dalam metode
kemampuan berpikir kritis. studi kasus ini akan sangat membuat siswa
berpikir kritis karena mengkaji suatu
580 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017 U

permasalahan yang ada dalam kehidupan kurang memahami, selain itu menentukan
manusia. Hal ini menuntut siswa untuk kebenaran suatu masalah ; masalah yang
mengkaji masalah tersebut berdasarkan sudah dianalisis akan dikaji kebenarannya
pengalaman, dan untuk tahap hal ini yang membuat siswa kurang
menyimpulkan siswa harus memberikan mampu menentukan kebenaran tersebut.
solusi yang tepat. Penggunaan metode Contohnya siswa dalam menganalisis
dalam pembelajaran yang dapat digunakan faktor penyebab dari permasalahan
dalam meningkatkan kemampuan berpikir tersebut, siswa mengumpulkan informasi
kritis siswa di Sekolah Dasar adalah atau data untuk menentukan kebenaran
dengan menggunakan metode studi kasus. suatu permasalahan, dan menemukan
Metode studi kasus ini bukan hanya solusi yang tepat dalam menyelesaikan
sekedar metode mengajar, tetapi juga suatu permasalahan.
metode berpikir sebab dimulai dengan Saat melakukan observasi dan
mencari data sampai dengan menarik wawancara guru menyatakan bahwa dari
kesimpulan. jumlah 24 siswa kelas IV hanya 42% yang
Namun pada kenyataannya siswa dapat memenuhi KKM dan 58% yang
Sekolah Dasar dalam mengerjakan suatu belum memenuhi ketuntasan yang dilihat
materi pada mata pelajaran IPS dari dokumentasi siswa dalam
kemampuan berpikir kritisnya masih mengerjakan soal dalam mengkaji suatu
kurang. Hal ini dapat dilihat dari hasil masalah.
observasi peneliti serta wawancara pada Dari hasil wawancara dengan guru
tanggal 5 Februari 2015 bersama guru kelas IV, guru memberikan keterangan
kelas IV SD Krapyak Wetan Sewon dimana dalam pelaksanaan pembelajaran
Bantul disekolah tersebut. Dilihat dari yang mengkaji tentang suatu permasalahan
hasil dokumentasi peneliti mendapat data kemampuan berpikir kritis siswa memang
berupa nilai siswa yang berupa tugas yang masih kurang optimal. Hal itu bisa terjadi
membahas tentang permasalahan sosial disebabkan metode studi kasus ini belum
dalam pembelajaran IPS kemampuan diterapkan oleh guru, karena dalam proses
berpikir kritis siswa masih kurang. Hasil pembelajaran metode yang umum
dokumentasi dapat dilihat dari beberapa digunakan guru metode ceramah,
indikator yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang berpusat pada guru.
kemampuan berpikir kritis siswa masih Selain itu pengetahuan guru mengenai
kurang seperti menganalisis ; dalam ruang lingkup berpikir kritis kurang. Hal
menganalisis sebuah masalah siswa masih ini dapat diketahui dari hasil wawancara
Upaya Meningkatkan Kemampuan …. (Isti Yuadarma) 581

dengan guru tentang ruang lingkup Instrumen Penelitian


berpikir kritis guru hanya bisa menjelaskan Instrumen yang digunakan dalam
sebatas pengertian umumnya tidak penelitian ini berupa soal evaluasi dan
menjelaskan pentingnya berpikir kritis lembar observasi saat kegiatan
tersebut. Berdasarkan hasil temuan pembelajaran.
masalah di atas, peneliti dan guru HASIL PENELITIAN DAN
bermaksud untuk mengatasi permasalahan PEMBAHASAN
tersebut dengan mengadakan suatu Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Berdasarkan analisis data yang telah
tujuan meningkatkan kemampuan berpikir dilaksanakan maka dapat dilihat
kritis menggunakan metode studi kasus perkembangan kemampuan berpikir kritis
pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus
Krapyak Wetan Sewon Bantul. II.
METODE PENELITIAN 1. Kemampuan berpikir kritis siswa.
Jenis Penelitian Dari hasil tes dan observasi
Jenis penelitian yang digunakan yang dilaksanakan oleh peneliti
adalah penelitian tindakan kelas. menunjukan bahwa tingkat
Tempat dan Waktu Penelitian kemampuan berpikir kritis siswa
Penelitian ini dilaksanakan di SD kelas IV SD Krapyak Wetan dalam
Krapyak Wetan, Sewon Bantul pada Bulan pembelajaran IPS mengalami
April-Mei 2016. peningkatan dari pratindakan,
Subjek Penelitian siklus I dan siklus II.
Subjek penelitian ini adalah siswa Pada pratindakan dilihat
kelas IV SD Krapyak Wetan, Sewon dari hasil observasi pembelajaran
Bantul yang berjumlah 24 orang. serta wawancara peneliti juga
Teknik Pengumpulan Data melihat hasil skor siswa dalam
Teknik pengumpulan data dalam mengerjakan soal uraian dan
penelitian ini melalui tes, observasi, analisis yang membutuhkan
dokumentasi dan wawancara. tingkatan berpikir kritis masih
Teknik Analisis Data sangat rendah dapat
Analisis data yang digunakan dalam dipresentasikan dari 24 siswa
penelitian tindakan kelas ini berupa hanya sekitar 42% yang mampu
analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif menyelesaikan soal uraian tersebut
dengan teknik persentase. dengan benar dan 58% yang belum
582 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017

mampu menyelesaikan soal uraian pembelajaran IPS yang salah


tersebut. Hal ini karena dalam satunya adalah kemampuan
proses pembelajaran masih masih berpikir terutama berpikir kritis
terlalu berpusat pada guru yang dapat di tingkatkan melalui metode
tidak melibatkan siswa menjadi pembelajaran seperti metode studi
lebih aktif baik dalam menganalisis kasus.
suatu masalah. Jika permasalahan Pembelajaran menggunakan
tersebut tidak diselesaikan maka metode studi kasus ini merupakan
akan berdampak bagi kehidupan pembelajaran berawal dari suatu
sisiwa dalam bidang sosial yang permasalahan serta bagaimana cara
akan dihadapinya yang mana penyelesaian masalah tersebut,
seperti yang dijelaskan bahwa dengan pembelajaran
karakteristik pembelajaran IPS menggunakan metode ini
dilihat dari aspek tujuan ini diharapkan dapat membantu
meliputi tiga aspek yang harus meningkatkan kemampuan berpikir
dituju dalam pengembangan kritis siswa pada mata pelajaran
pendidikan IPS, yaitu aspek IPS. Seperti yang dijelaskan bahwa
intelektual, kehidupan sosial dan kegiatan pembelajaran dengan
individual. menggunakan metode studi kasus
Pengembangan kemampuan berbentuk penjelasan tentang
intelektual lebih didasarkan pada masalah,kejadian atau situasi
pengembangan disiplin ilmu itu tertentu, kemudian siswa ditugasi
sendiri serta pengembangan mencari alternatif pemecahanya.
akademik dan thinking skill. Metode studi kasus digunakan
Tujuan intelektual berupaya untuk untuk mengembangkan berfikir
mengembangkan kemampuan kritis dan menemukan solusi baru
siswa dalam memahami disiplin dari suatu topik yang dipecahkan
ilmu sosial, kemampuan berpikir, (Yamin, 2008:165).
kemampuan proses dalam mencari Kegiatan belajar mengajar
informasi dan mengkomunikasikan dengan menggunakan metode studi
hasil temuan (Sundawa, 2006:12). kasus pada mata pelajaran IPS
Jadi dari karakteristik metari yang digunakan dalam
tersebut dapat dipahami bahwa penelitian ini yaitu permasalahan
untuk mencapai karakteristik sosial. Kegiatan ini merupakan
Upaya Meningkatkan Kemampuan …. (Isti Yuadarma) 583

pembelajaran yang membiasakan perbandingan peningkatan


siswa untuk dapat berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis siswa
dimana siswa terlibat langsung pada pembelajaran IPS mulai dari
dalam penyelesaian permasalahan pratindakan, siklus I dan siklus II
yang dihadapkan untuk dapat Tabel 1. Peningkatan kemampuan berpikir
kritis siswa pratindakan, siklus I
diselesaikan dengan melakukan
dan Siklus II.
tahapan-tahapan metode studi
Pra tindakan Siklus I Siklus II
kasus.
42 % 67 % 78 %
Berdasarkan skor tes
Untuk memperjelas tabel di atas
evaluasi tindakan siklus I, jumlah
maka dapat kita lihat pada diagram
siswa yang mendapat skor ≥75
dibawah ini
mengalami perubahan yang sangat
signifikan dimana pada siklus I 100%
80%
siswa berhasil mendapat skor ≥75 60%
40%
sebesar 16 siswa jika 20% Tuntas
0%
dipresentasikan 67% dari 24 siswa, Belum Tuntas

sedangkan pada hasil tes evaluasi


tindakan siklus II siswa berhasil
mendapatkan skor ≥75 sebesar 19 Gambar 1. Diagram peningkatan
siswa jika dipresentasikan menjadi kemampuan berpikir
kritis siswa
79%, peningkatan pada tindakan
siklus I sampai pada siklus II yaitu Dari hasil tindakan yang

sebesar 12% sehingga pelaksanaan dilaksanakan pada siklus I dan

tindakan siklus II sudah memenuhi siklus II dapat kita ketahui bahwa

kriteria yang diinginkan yaitu pencapaian presentasi yang paling

sebanyak 75% siswa mampu tinggi berada pada pada siklus II

menyelesaikan tes evaluasi dengan jumlah persentasenya

tindakan siklus II ini yang adalah 79 % dan telah melebihi

bertujuan untuk mengukur kriteria keberhasilan yang telah

kemampuan berpikir kritis pada ditentukan sebelumnya. Oleh

pelaksanaan pembelajaran IPS karena itu pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan metode studi hanya sampai pada sisklus ke II.

kasus. Untuk lebih memperjelas


lagi dapat kita lihat pada tabel
584 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017

2. Metode Pembelajaran Studi Kasus peristiwa itu unik serta terbatas


Metode studi kasus pada waktu dan tempat terjadinya
berbentuk penjelasan tentang peristiwa tersebut dan tidak
masalah, kejadian atau situasi terulang di tempat yang lain.
tertentu, kemudian siswa ditugasi Berdasarkan beberapa
mencari alternatif pemecahanya. pendapat di atas dapat di
Metode studi kasus digunakan didefinisikan secara singkat bahwa
untuk mengembangkan berfikir metode pembelajaran studi kasus
kritis dan menemukan solusi baru adalah jenis pembelajaran yang
dari suatu topik yang dipecahkan melakukan proses mengkaji,
Yamin (2008:165). menganalisis, mendiskusikan suatu
Abdul Majid (2013:100) kasus (masalah) hingga pada
mendefinisikan bahwa metode proses akhir yaitu mengambil
studi kasus adalah jenis keputusan atau memecahkan suatu
pembelajaran yang mendiskusikan masalah.
suatu kasus yang nyata, atau kasus Menurut Abdul Majid
yang sudah direkonstruksi yang (2013:100) ada beberapa cara
mempunyai prinsip-prinsip tertentu mengajar menggunakan metode
akan suatu masalah. Namun, studi kasus yaitu sebagai berikut :
apapun jenis kasusnya, pemecahan (a) kasus dapat berbentuk bacaan
pada kasus tersebut terdiri dari atau visual; (b) berikan kesempatan
berbagai alternatif pendekatan pada siswa untuk bertanya tentang
maupun tindakan. kealamiahan masalah tersebut, dan
Sejalan dengan itu Menurut jawab pertanyaan siswa tentang
Hasan (Isriani & Dewi, 2012:174) proses yang boleh siswa lakukan
studi kasus adalah suatu kajian dalam menyelesaikan masalah
terhadap peristiwa, kejadian, tersebut; (c) ketika kasus
fenomena atau situasi tertentu yang didiskusikan, peran guru adalah
terjadi di tempat tertentu dan sebagai fasilitator yang mau
berhubungan dengan aspek-aspek mendengarkan, memberi
kehidupan manusia di masa lalu, pertanyaan, memberi semangat,
masa kini atau masa yang akan menganalisa dan menilai; (d) guru
datang. Sebuah peristiwa dapat mampu memfasilitasi diskusi
dikatakan sebuah kasus karena produktif tentang suatu kasus
Upaya Meningkatkan Kemampuan …. (Isti Yuadarma) 585

(masalah) yang memang pernah menangani dan mengungkap


terjadi : dimulai dari awal, proses kasus.
dan bagaimana masalah itu h. Perkiraan penyebab masalah
diselesaikan. itu membantu untuk
Menurut depdikbud Dirjen mempelajari jenis informasih
Dikdas dan Umum (1997: 15) yang dikumpulkan dalam
langkah-langkah pembelajaran teknik atau alat yang digunakan
menggunakan metode studi kasus dalam mengumpulkan
diantaranya sebagai berikut: informasi atau data.
a. Mengenali gejala. i. Langkah pengumpulan data
b. Membuat suatu deskripsi kasus terutama melihat jenis
secara obyektif, sederhana dan informasi atau data yang
jelas. diperlukan seperti antara lain
c. Mempelajari lebih lanjut aspek kemampuan
yang ditemukan untuk akademik,sikap,bakat dan
menentukan jenis masalahnya. minat, baik melalui teknik tes
d. Jenis masalah yang sudah maupun teknik non tes.
dikelompokan, dijabarkan Dengan kata lain pembelajaran
dengan cara menyumbangkan menggunakan metode studi kasus
ide-ide yang lebih rinci. perlu diperhatikan terutama
e. Membuat perkiraan pemahaman pada kasusnya perlu
kemungkinan penyebab dilihat secara menyeluruh,
masalah. mendalam dan obyektif.
f. Membuat perkiraan Menyeluruh artinya meliputi semua
kemungkinan akibat yang jenis informasi yang
timbul dan jenis bantuan yang diperlukan,baik kemampuan
diberikan baik bantuan akademik, keadaan sosial,
langsung guru pembimbing psikologi, termasuk bakat, minat,
atau perlu konferensi kasus keadaan keluarga maupun keadaan
atau alih tangan kasus (referal fisik. Informasi itu dipelajari
case). melalui berbagai cara termasuk
g. Kerangka berpikir untuk wawancara, kunjungan rumah,
menentukan langka-langka observasi, dan catatan komulatif.
586 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017

Pengumpulan informasi siswa dalam mengidentifikasi


melalui cara-cara tersebut tidak permasalahan pada setiap
hanya menambah wawasan yang kelompok. Sedangkan dalam
lebih luas saja,akan tetapi melatih pertemuan ke-3 selain tidak
diri untuk berpikir kritis dan memberikan gambaran umum
bertindak dalam menyelesaikan dalam mendeskripsikan suatu
suatu persoalan. masalah, guru juga tidak
Penggunaan metode membimbing siswa untuk
pembelajaran studi kasu menjabarkan suatu masalah karena
dilaksanakan pada siklus I dan siswa sudah memiliki secara rinci
siklus II. Berdasarkan hasil lembar deskripsi dari suatu masalah pada
observasi guru, pembelajaran artikel yang dibawa oleh siswa.
menggunakan metode studi kasus Untuk lebih jelasnya dapat kita
yang dilakukan oleh guru lihat pada tabel hasil observasi
menunjukkan secara umum telah guru siklus I di bawah ini.
berjalan dengan baik sesuai dengan Tabel 2. Hasil observasi kegiatan guru
siklus I
yang direncanakan. Namun dari
beberapa tahapan tersebut terdapat No. Aspek yang Realisasi tiap
diamati pertemuan
beberapa aspek yang belum 1 2 3
1. Memberikan topik √ √ √
dimunculkan oleh guru dalam
permasalahan
pembelajaran seperti pada 2. Memberi - √ -
gambaran umum
pertemuan 1 guru tidak dalam
memberikan gambaran umum mendeskripsikan
masalah
dalam mendeskripsikan suatu 3. Mengarahkan √ √ √
siswa untuk
masalah karena pada materi menentukan jenis
tersebut telah mendeskripsikan masalah
4. Guru √ √ -
permasalahan tersebut, akan tetapi membimbing
siswa untuk
pada bagian materi lain guru
menjabarkan
memberikan permasalahn kepada masalah
5. Guru √ √ √
siswa untuk dipecahkan dengan mengarahkan
menggunakan langkah-langkah siswa untuk
membuat hipotesis
studi kasus. dan solusi yang
diberikan
Pada pertemuan ke-2 guru 6. Guru √ √ √
sudah cukup baik membimbing mendampingi
Upaya Meningkatkan Kemampuan …. (Isti Yuadarma) 587

siswa menentukan Tabel 3. Hasil observasi kegiatan guru


solusi untuk siklus 2
menangani kasus
7. Guru √ √ √ No Aspek yang Realisasi tiap
memfasilitasi diamati pertemuan
diskusi untuk 1 2 3
mengumpulkan 1. Memberikan √ √ √
informasi atau topik
data permasalahan
8. Membimbing serta √ √ √ 2. Memberi √ √ √
mengarahkan gambaran
siswa untuk umum dalam
membuat mendeskripsika
kesimpulan n masalah
Banyak tanda centang 6 8 6 3. Mengarahkan √ √ √
Skor aktivitas guru 75 100 75 siswa untuk
Berdasarkan lembar menentukan
jenis masalah
observasi diatas, dalam 4. Guru √ √ √
membimbing
pelaksanaan pembelajaran
siswa untuk
menggunakan metode studi kasus menjabarkan
masalah
untuk meningkatkan kemampuan 5. Guru √ √ √
berpikir kritis siswa yang mengarahkan
siswa untuk
dilakukan oleh guru menunjukkan membuat
hipotesis dan
bahwa telah berjalan dengan baik, solusi yang
kekurangan pada siklus I telah diberikan
6. Guru √ √ √
diperbaiki pada pelaksanaan mendampingi
siswa
tindakan siklus II. Seperti guru
menentukan
telah memberikan gambaran umum solusi untuk
menangani
tentang suatu permasalahan serta kasus
guru telah membimbing siswa 7. Guru √ √ √
memfasilitasi
untuk menjabarkan masalah. Untuk diskusi untuk
mengumpulkan
lebih jelasnya dapat kita lihat pada informasi atau
tabel di bawah ini. data
8. Membimbing √ √ √
serta
mengarahkan
siswa untuk
membuat
kesimpulan
Banyak tanda centang 8 8 8
Skor aktivitas guru 100 100 100
588 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017

Pembelajaran menggunakan metode studi kasus membuat siswa lebih


metode studi kasus ini merupakan dituntut untuk beranalisis dengan suatu
pembelajaran berawal dari suatu permasalahan. Melalui metode studi
permasalahan serta bagaimana cara kasus, siswa dapat memecahkan masalah
penyelesaian masalah tersebut, dengan dengan mencari tahu sendiri, serta
pembelajaran menggunakan metode ini membuat siswa lebih banyak berpendapat
diharapkan dapat membantu meningkatkan untuk menyelesaikan suatu masalah yang
kemampuan berpikir kritis siswa pada disebut sebagai solusi.
mata pelajaran IPS. Seperti yang Peningkatan hasil merupakan
dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir kritis
dengan menggunakan metode studi kasus siswa yang diukur berdasarkan hasil nilai
berbentuk penjelasan tentang tes. Hasil tes siswa yang mencapai
masalah,kejadian atau situasi tertentu, ketuntasan mulai meningkat pada siklus I.
kemudian siswa ditugasi mencari alternatif Peningkatan ini terlihat dari
pemecahanya. Metode studi kasus meningkatnya hasil tes yakni pada pra
digunakan untuk mengembangkan berfikir tindakan presentasenya 42%, pada siklus
kritis dan menemukan solusi baru dari I meningkat menjadi 67% dan meningkat
suatu topik yang dipecahkan (Yamin, lagi pada siklus II menjadi 79%.
2008:165). Saran
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dan
Simpulan kesimpulan, maka saran yang perlu
Berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan yaitu hendaknya dalam
pembahasan yang telah dilakukan dan pembelajaran IPS kelas IV, guru perlu
diuraikan pada bab sebelumnya, maka menerapkan metode studi kasus untuk
dapat di simpulkan bahwa kemampuan meningkatkn kemampuan berpikir kritis
berpikir kritis pada siswa kelas IV SD siswa. Selain itu bagi peneliti dalam
Krapyak Wetan mengalami peningkatan melaksanakan penelitian perlu
dengan menggunakan metode studi kasus. memperhatikan waktu penelitiannya agar
Peningkatan tersebut terjadi pada pelaksanaan penelitian dapat memperoleh
peningkatan proses dan hasil. hasil yang lebih baik.
Peningkatan proses terlihat pada
perhatian terhadap pembelajaran yang
membuat siswa berpikir kritis. Hal ini
dikarenakan rangkaian kegiatan dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan…. (Isti Yuadarma) 589

DAFTAR PUSTAKA
Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu
Pendidikan . Yogyakarta : UNY
Press.
Adun Rusyna. (2014). Keterampilan
berpikir.Yogyakarta : Ombak.
Martinis Yamin. (2007). Kiat
Pembelajaran Aktif. Jakarta:
Gaung Persada.
Sundawa, dkk. (2006). Pembelajaran dan
Evaluasi Hasil Belajar IPS.
Bandung : Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(1997). Petunjuk Pelaksanaan
Proses Belajar Mengajar, Jakarta.
Balai Pustaka.

Isriani Hardini & Dewi Puspitasari.


(2012). Strategi Pembelajaran
Terpadu: (Teori Konsep &
Implementasi). Yogyakarta:
Familia.
Abdul Majid. (2013). Strategi
Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai