Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

PEMIMPIN YANG BAIK DAN KINERJANYA

DISUSUN OLEH :

HANDIKA RAMDANI

NPP. 28.0343

FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemimpin yang Baik dan Kinerjanya” tepat pada waktunya, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan Pemerintahan.
Makalah disusun berdasarkan hasil pemahaman yang diharapkan berguna
untuk menambah pengetahuan tentang Kepemimpinan.
Segala petunjuk, arahan dan bantuan dari berbagai pihak yang penyusun
terima dalam menyusun makalah ini sangatlah besar artinya. Untuk itu, dalam
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca demi
sempurnanya makalah ini.
Demikian harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru
pula.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 4
1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................... 5
1.3. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI DAN FORMATIF ........................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................. 13
3.1. Pengertian Pemimpin .................................................................................. 13
3.2. Pengertian Pemimpin Menurut Para Ahli ................................................. 14
3.3. Pengertian Kepemimpinan ......................................................................... 15
3.4. Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli ....................................... 15
3.5. Definisi Kinerja ............................................................................................ 20
3.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ............................................. 22
3.7. Teori Kepemimpinan Klasik dan Modern ................................................ 24
3.8. Teknik Kepemimpinan ................................................................................ 27
3.9. Syarat-syarat Menjadi Pemimpin yang Baik ............................................ 28
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 31
4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 31
4.2. Saran ............................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 33

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi tanah air kita yang carut marut beberapa tahun belakangan ini adalah
sebuah harga yang harus ditebus demi perubahan. Indonesia terlahir sebagai
negeri yang kaya akan sumber daya alam dan kaya akan jenis etnis serta beragam
agama penduduknya. Itulah potensi yang bisa membuat indonesia menjadi negeri
sejahtera dengan kultur budaya masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
Ada analisa mengatakan bahwa proses perubahan akan berjalan lama karena
indonesia memiliki banyak kemajemukan dalam segala hal, dan baru akan
dirasakan oleh dua generasi setelahnya. Haruskah selama itu kita menunggu?
Yang jelas agar bisa keluar dari keterpurukan yang kita alami, indonesia
membutuhkan figur pemimpin yang sangat ideal untuk mengolah semua potensi
yang ada. Rakyat indonesia menghendaki figur yang tidak menjual nama rakyat
dalam retorika-nya, figur yang menepati janji-janjinya ketika ia berkampanye,
figur yang tidak gemar korupsi dan menggelapkan uang negara.
Beberapa hal yang berkaitan dengan kepemimpinan penyusun hadirkan dalam
makalah ini beserta makna dan fungsi serta tujuan dari seorang pemimpin.
Dilengkapi dengan syarat dan ciri dari seorang pemimpin yang baik.

Penyusun

4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas akhirnya dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1) Proses perubahan Indonesia yang berjalan lama karena memiliki banyak
kemajemukan dalam segala hal.
2) Kurangnya pemimpin yang memiliki figur yang sangat ideal untuk keluar dari
keterpurukan.
3) Banyaknya pemimpin yang memiliki figur yang menjual nama rakyat, yang
tidak menepati janji-janjinya, yang gemar korupsi dan menggelapkan uang
negara.

1.3. Rumusan Masalah


3.1. Pengertian pemimpin
3.2. Pengertian pemimpin menurut para ahli
3.3. Pengertian kepemimpinan
3.4. Pengertian kepemimpinan menurut para ahli
3.5. Definisi kinerja
3.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
3.7. Teori kepemimpinan klasik dan modern
3.8. Teknik kepemimpinan
3.9. Syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik

5
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN NORMATIF
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor yang menentukan dalam suatu perusahaan.
Berhasil atau gagal perusahaan dalam mencapai suatu tujuan dipengaruhi oleh
cara seorang pimpinan. Sosok pemimpin dalam perusahaan dapat menjadi efektif
apabila pemimpin tersebut mampu mengelola perusahaannya dan mempengaruhi
perilaku bawahan agar mau bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan.
Adapun pengertian kepemimpinan menurut Hasibuan (2009) kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku para bawahan, agar
mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
perusahaan. Menurut Siagian yang dikutip Sutrisno (2009) kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para
bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya mau melakukan
kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya.
Menurut Rivai, Darmasyah, Mansyur dan Ramly (2014) kepemimpinan
secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan terkadang dipahami
sebagai kekuatan untuk menggerakan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan
sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia
melakukan sesuatu secara sukarela. Terdapat tiga implikasi penting yang
terkandung dalam kepemimpinan adalah:

a) Kepemimpinan melibatkan orang lain baik itu dari bawahan maupun pengikut.

b) Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan


anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompoknya bukanlah tanpa
daya.

c) Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda


untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melakukan berbagai cara.

6
Dalam esensinya, kepemimpinan merupakan upaya pencapaian tujuan
dengan melalui orang-orang. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok
untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Pengertian
kepemimpinan yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah cara seorang pimpinan dalam mempengaruhi
perilaku dan mendayagunakan para bawahannya agar mau bekerja sama dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan perusahaan.

2. Gaya Kepemimpinan

Menurut Priansa dan Suwatno (2011), gaya kepemimpinan dibagi menjadi


empat jenis yaitu:

1) Gaya Kepemimpinan Transaksional. Kepemimpinan ini berfokus pada


transaksi antar pribadi, antara manajemen dan karyawan, dua karakteristik
yang melandasi kepemimpinan transaksional yaitu:
a) Para pemimpin menggunakan penghargaan kontigensi untuk motivasi para
karyawan.
b) Para pemimpin melaksanakan tindakan korektif hanya ketika para bawahan
gagal mencapai tujuan kinerja.
2) Kepemimpinan Kharismatik. Kepemimpinan ini menekankan perilaku
pemimpin yang simbolis, pesan-pesan mengenai visi dan memberikan
inspirasi, komunikasi non verbal, daya tarik terhadap nilai-nilai ideologis,
stimulasi intelektual terhadap para pengikut oleh pimpinan, penampilan
kepercayaan diri sendiri dan untuk kinerja yang melampaui panggilan tugas.
3) Kepemimpinan Visioner. Kepemimpinan ini merupakan kemampuan untuk
menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realitas, dapat dipercaya,
atraktif dengan masa depan suatu organisasi atau unit organisasi yang terus
tumbuh dan mengikat.

7
4) Kepemimpinan Tim. Menjadi pemimpin efektif harus mempelajari
keterampilan seperti kesabaran untuk membagi informasi, percaya pada orang
lain, menghentikan otoritas dan memahami kapan harus melakukan intervensi.

3. Teori-teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin,
atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Teori-teori kepemimpinan menurut
Thoha (2003):
1. Teori sifat (traittheory).
Teori ini menyatakan bahwa sesungguhnya tidak ada korelasi sebab akibat
antara sifat dan keberhasilan manajer, pendapatnya itu merujuk pada hasil
penelitian Keith Davis yang menyimpulkan ada empat sifat umum yang
berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:
a. Kecerdasan, pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
dipimpin. Namun demikian pemimpin tidak bisa melampaui terlalu
banyak dari kecerdasan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial, para pemimpin cenderung
menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai
perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. Dia mempunyai
keinginan menghargai dan dihargai.
c. Motivasi dan dorongan prestasi, para pemimpin secara relatif
mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka
berusaha mendapatkan penghargaan yang instrinsik dibandingkan dari
yang ekstrinsik.
d. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan, para pemimpin yang berhasil mau
mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu
berpihak kepadanya, dalam istilah penelitian Universitas Ohio,
pemimpin itu mempunyai perhatian, dan kalau mengikuti istilah
penemuan Michigan, pemimpin itu berorientasi pada karyawan bukan
berorientasi pada produksi.

8
Menurut Mangkunegara (2013) seseorang yang dilahirkan sebagai pimpinan
karena memiliki sifat-sifat sebagai pimpinan. Namun pada dalam teori ini juga
tidak memungkiri bahwa sifat-sifat sebagai pimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan, tetapi ada yang dicapai melalui pendidikan dan pelatihan. Peran
penganut teori sifat ini berusaha menggeneralisasikan sifat-sifat umum yang
dimiliki oleh pemimpinnya, seperti sifat fisik, mental dan kepribadian. Dengan
asumsi pemikiran, bahwa keberhasilan seseorang sebagai pemimpin ditentukan
oleh kualitas sifat atau karakteristik tertentu yang dimiliki dalam diri pimpinan
tersebut, baik berhubungan dengan fisik, mental, psikologis, personalitas, dan
intelektual. Beberapa sifat yang dimiliki seseorang pimpinan antara lain taqwa,
sehat, cakap, jujur, tegas, setia, cerdik, berani, disiplin, berwawasan luas,
komunikatif, berkemauan keras, tanggung jawab dan sifat positif lainnya.

2. Teori kelompok.

Teori ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuannya,


maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin dan
pengikut-pengikutnya. Teori kelompok ini dasar perkembangannya pada psikologi
sosial. Menurut Mangkunegara (2013) sering disebut dengan teori perilaku
dimana teori ini dilandasi pemikiran, bahwa kepemimpinan merupakan interaksi
antar pemimpin dengan pengikut, dan dalam interaksi tersebut pengikutlah yang
melakukan menganalisis dan mempersepsikan apakah menerima atau menolak
kepemimpinannya. Pendekatan perilaku menghasilkan dua orientasi yaitu
perilaku pimpinan yang berorientasi pada tugas atau yang mengutamakan
penyelesaian tugas dan perilaku pemimpin yang berorientas pada orang yang
mengutamakan penciptaan hubungan-hubungan manusiawi.

3. Teori situasional

Teori ini menyatakan bahwa beberapa variabel situasional mempunyai


pengaruh terhadap peranan kepemimpinan, kecakapan, dan pelakunya termasuk
pelaksanaan kerja dan kepuasan para pengikutnya. Beberapa variabel situasional
diidentifikasikan, tetapi tidak semua ditarik oleh situasional ini. Menurut Rivai,

9
Veithza l, Darmansyah, Ramly (2014) suatu pendekatan terhadap kepemimpinan
yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat
bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan
tertentu. Pendekatan ini mensyaratkan pemimpin untuk memiliki ketrampilan
diagnostik dalam perilaku manusia.

4. Teori kepemimpinan kontijensi

Model kepemimpinan yang dikemukakan oleh Fielder sebagai hasil pengujian


hipotesa yang telah dirumuskan dari penelitiannya terdahulu. Model ini berisi
tentang hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan
dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris berikut ini:

1) Hubungan pimpinan anggota, variabel ini sebagai hal yang paling


menentukan dalam menciptakan situasi yang menyenangkan.
2) Derajat dari struktur tugas. Dimensi ini merupakan urutan kedua dalam
menciptakan situasi yang menyenangkan.
3) Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otoritas formal. Dimensi ini
merupakan urutan ketiga dalam menciptakan situasi yang menyenangkan.

5. Teori jalan tujuan (Path-Goal theory).

Teori ini mula-mula dikembangkan oleh Geogepoulos dan kawan-kawannya


di Universitas Michigan. Pengembangan teori ini selanjutnya dilakukan oleh
Martin Evans dan Robert House. Secara pokok, teori path-goal dipergunakan
untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap
motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan kerja bawahan. Ada dua factor situasional
yang telah diidentifikasikan yaitu sifat personal para bawahan, dan tekanan
lingkungan dengan tuntutan-tuntutan yang dihadapi oleh para bawahan. Untuk
situasi pertama teori path-goal memberikan penilaian bahwa perilaku pemimpin
akan bisa diterima oleh bawahan jika para bawahan melihat perilaku tersebut
merupakan sumber yang segera bisa memberikan kepuasan, atau sebagai suatu
instrument bagi kepuasan masa depan. Adapun faktor situasional kedua, path-

10
goal, menyatakan bahwa perilaku pemimpin akan bisa menjadi factor motivasi
terhadap para bawahan, yang diperlukan untuk mengefektifkan pelaksanaan kerja.

4. Indikator kepemimpinan
Pemimpin yang efektif digerakkan oleh tujuan-tujuan jangka panjang dan ia
memiliki cita-cita yang tinggi jika dibandingkan dengan orang-orang disekitarnya.
Kepemimpinan banyak berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam
pemimpin dan mempengaruhi perilaku pengikut-pengikutnya (karyawan). Begitu
juga dengan kepemimpinan saat ini di perusahaan akan sangat berperan penting
baik terhadap lingkungan maupun kinerja karyawannya.
Menurut Mangkunegara (2013) yang dikemukakan dalam teori sifat bahwa
seseorang telah memiliki sifat kepemimpinan akan tetapi tergantung bagaimana
seseorang tersebut dapat mengelolanya. Adapun sifat-sifat tersebut dapat tumbuh
dengan adanya tingkat pencapaian melalui pendidikan dan pelatihan. Beberapa
sifat yang dimiliki seseorang pimpinan antara lain taqwa, sehat, cakap, jujur,
sabar, tegas, setia, cerdik, berani, disiplin, berwawasan luas, komunikatif,
berkemauan keras, tanggung jawab dan sifat positif lainnya.
Menurut Tjihardja di (2007) bakat kepemimpinan adalah seorang pemimpin
harus memiliki sifat kerendahan hati dan integritas. Dalam kepemimpinan, diri
sendiri itulah yang akan terlihat bagaimana seseorang dianggap mampu
memimpin orang lain. Intropeksi merupakan jalan yang tepat untuk mengetahui
apakah seseorang tersebut memiiliki bakat kepemimpinan dan bisa memimpin
orang lain. Dengan instropeksi, seseorang tidak akan mudah menyalahkan orang
lain, dan bakat itulah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Dengan bakat
kerendahan hati seorang pemimpin diharapkan para pengikutnya menyadari
bahwa mereka memang bertugas sebagai suruhan pemimpin tersebut tanpa harus
menggunakan paksaan untuk menggerakkan mereka.
Menurut Karim (2010) pemimpin yang berkomitmen tinggi adalah pemimpin
yang banyak berkorban untuk terwujudnya sebuah visi misi. Pengorbanan itu
dilakukan karena para pemimpin itu mencintai visi dan misi organisasi. Selain
dua perilaku di atas, terdapat juga perilaku yang lain seperti bervisi jelas, tekun,

11
pekerja keras, konsisten dalam ucapannya, menanamkan rasa hormat kepada
karyawannya, membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan kepercayaan
pada para pengikutnya. Selain itu pola pikir seorang pemimpin seharusnya lebih
memiliki sifat keterbukaan atau transparan, terutama dalam memandang posisi
sumber daya manusia yang ada.
Berdasarkan penjelasan menurut Mangkunegara (2013), Tjihardjaji (2007)
dan karim (2010) mengenai sifat-sifat kepemimpin, maka dalam penelitian ini
mengadopsi indikator kepimpinan yang disesuaikan dengan kepemimpinan
sebenarnya adalah:
a) Kerendahan hati
b) Kejujuran, keadilan dan dapat dipercaya
c) Berkomitmen
d) Kesabaran
e) Transparan

12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Pemimpin
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka,
pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala,
penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan
dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan
kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari
kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam
konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam system tertentu; karenanya
seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan
dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya
berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bias dimiliki oleh seorang “pemimpin”.
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah
seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan – khususnya kecakapan-
kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu atau
beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER",
yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna
LEAD adalah :
 Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan
kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
 Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya
dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.

13
 Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
 Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

3.2. Pengertian Pemimpin Menurut Para Ahli


a. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya
mengarahkan bawahannya untuk menggerakan sebagian dari pekerjaannya dalam
mencapai tujuan.

b. Lau Tea
Pemimpin yang baik adalah seseorang yang membantu mengembangkan orang
lain,sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pimpinannya itu.

c. Robert Tanambaum
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahannya yang
bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaaan dikoordinasi demi mencapai
tujuan perusahaan.

d. Davis and Filley


Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang. Pemimpin adalah
seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakuakan suatu pekerjaan memimpin.

e. Henry Pratt F. dalam Kartini Kartono


Pemimpin ialah seorang yang dengan jalan memprakasai tingkah laku sosial
dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya
orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang
terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan

14
kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh
para pengikutnya.

3.3. Pengertian Kepemimpinan


Istilah kepemimpinan adalah merupakan terjemahan dari bahasa inggris
‘’leadership’’. Istilah ini sering kita dengar, kita lihat pada kesempatan-
kesempatan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Secara asal-usul katanya kepemimpinan ini berasal dari kata’’ pimpin’’ yang
merupakan suatu bentuk kerja, kemudian diberi awal ‘’pe’’ sehingga berubah
menjadi pemimpin dan merupakan suatu bentuk kata benda. Sedangkan awalan
‘’ke’’ dan akhiran ‘’an’’ membentuk suatu kata baru yaitu kepemimpinan, kata
baru ini merupakan suatu bentuk kata benda.
Kepemimpinan (leadership) diartikan sebagai hubungan yang erat antara
seorang dan kelompok manusia karena adanya kepentingan bersama. Hubungan
itu ditandai oleh tingkah laku yang dilakukan oleh orang yang lain. Manusia atau
orang ini biasanya yang disebut yang memimpin atau pemimpin, sedangkan
kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin.
Dalam penguraian disini yang dimaksud dengan kata kepemimpinan adalah
suatu sifat atau watak yang harus dimiliki oleh manusia yang dalam hal ini
tentunya manusia-manusia sebagai seorang pemimpin.

3.4. Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli


Untuk menjelaskan pengertian kepemimpinan ada beberapa pendapat para
ahli, sebagai berikut:
1. Pamudji (1995:5)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakan orang-orang kearah
tujuan yang dikehendaki. Dalam konteks ini tersirat bahwa kepemimpinan
merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seseorang yang berkeinginan
untuk dapat menggerakan orang lain sesuai dengan tujuan yang dikembangkan.

15
2. Yongg
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.

3. Ordway Tead (1929)


Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang
mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.

4. Ravan and Behling (1984)


Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisir ke arah pencapaian tujuan.

5. Henhil and Coon (1995)


Kepemimpinan adalah perilaku dan seseorang individu yang memimpin aktivitas-
aktivitas suatu kelompok kesatuan tujuan yang ingin dicapai bersama (shared
goal).

6. William G. Scoft (1962)


kepemimpinan adalah sebagian proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir
dalam kelompok dalam usahanya meencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

7. Ralph M. Stoggdill (1974)


Menghimpun sebelas kelompok dari keseluruhan definisi tentang kepemimpinan,
yaitu sebagi berikut:
 Kepemimpinan sebagai pusat proses kelompok
 Kepemimpinan sebagai kepribadian yang berakibat
 Kepemimpinan sebagai seni menciptakan kesepakatan
 Kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi

16
 Kepemimpinan sebagai tindakan perilaku
 Kepemimpinan sebagai suatu bentuk bujukan
 Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan
 Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan
 Kepemimpinan sebagai hasil interaksi
 Kepemimpinan sebagai pemisahan peranan
 Kepemimpinan sebagai awal struktur

8. Indikator kepemimpinan
No. Variable Indikator Sub-Indikator

1. Kepemimpin a. Karakteristik 1. Kematangan


an kepemimpinan spiritual, sosial dan
(Wahyudi,20 politik
09 :120) 2. Menunjukan
keteladan
3. Dapat memecahkan
masalah dengan
kreatif
4. Memiliki kejujuran
5. Mempunyai
keterampilan dalam
berkomunikasi
b. Kepemimpinan 1. Memiliki motivasi
efektif yang kuat untuk
memimpin
2. Tanggung jawab
3. Disiplin
4. Mempunyai banyak
relasi
5. Cepat mengambil

17
keputusan
2. Kepemimpin a. Upaya menciptakan 1. Pemimpin
an (Tati dan suasana kerjasama membantu
Depi terciptanya
Achmad, kekeluargaan
2008:126) 2. Pemimpin memberi
kebebasan dalam
bekerja

b. Pemimpin dalam 1. Pemimpin


kelompok membantu
kelompok untuk
mengorganisasi kan
2. Pemimpin
mendorong dan
membantu
kelompok
menetapkan dan
menjelaskan tujuan
3. Pemimpin membuat
kelompok dalam
menetapkan
prosedur kerja yang
efektif

c. Tanggung jawab
1. Pemimpin
pemimpin
bertanggung jawab
dalam mengambil
keputusan
2. Pemimpin memberi
kesempatan kepada

18
kelompok dalam
mengambil
keputusan untuk
belajar dari
pengalaman
3. Pemimpin
bertanggung jawab
dalam
mengembangkan
dan
mempertahankan
eksistensi organisasi
3. Kepemimpin a. Pemimpin (leader) 1. Mampu
an (Pamudji, mengarahakan
1995) 2. Memotivasi
3. Menggerakan
4. Intelektual
5. Power
6. Autority
7. Tanggung jawab
8. Ahli
9. Akhlak

b. Pengikut (followers) 1. Orang-orang yang


Racuch and Behling dipimpin
(1984) dalam Gery 2. Yang bekerja dan
Yukl (2007:4) mendengarkan
arahan
3. Aktivitas kelompok
yang terorganisir

19
c. Situsional/kontigensi 1. Mempengaruhi
fredler keefektifan
kepemimpinan
(pemimpinnya)
 Kualitas hubungan
pemimpin dengan
bawahannya
 Kekuasaan
posisional
 Derajat struktur
tugas semua
baik/buruk
tergantung situasi
tertentu

3.5. Definisi Kinerja


Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi yang digerakkan dan dijalankan pegawai yang berperan
aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.
Tercapainya kinerja yang maksimal tidak akan terlepas dari peran pemimpin
birokrasi dalam memotivasi bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan secara
efisien dan efektif.
Ada berbagai pendapat para ahli mengenai kinerja
1. Rue & Byars (1981:375)
Kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil.
2. Interplan (1969:15)
Kinerja adalah berkaitan dengan operasi, aktivitas, program, dan misi
organisasi.

20
3. Murphy & Cleveland (1995:113)
Kinerja adalah kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas atau
pekerjaan.
4. Ndraha (1997:112)
Kinerja adalah manifestasi dari hubungan kerakyatan antara masyarakat
dengan pemerintah.
5. Widodo (2006:78)
Kinerja adalah melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya
sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.
6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (1999:3)
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,
dan misi organisasi.
7. Gibson (1990:40)
Kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk
melaksanakan pekerjaan.
8. Keban (1995:1)
Kinerja adalah merupakan tingkat pencapaian tujuan.
9. Timpe (1998:9)
Kinerja adalah prestasi kerja, yang ditentukan oleh faktor lingkungan dan
perilaku manajemen.
10. Mangkunegara (2002:67)
Kinerja adalah merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
11. Prawirosentono (1999:2)
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau
sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang
dan tanggungjawab masing—masing, dalam upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika.

21
12. Sinambela dkk. (2006:136)
Kinerja pegawai adalah kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu
dengan keahlian tertentu.
13. Robbins (1989:439)
Kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
pegawai dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Kemampuan
Menurut Robbins (2002:50), kemampuan adalah suatu kapasitas individu
untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan dapat dilihat dari dua segi:
(1) Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan mental.
(2) Kemampuan fisik, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan,
kekuatan, dan keterampilan.
Kemampuan dalam suatu bidang hanya dapat dimiliki oleh seorang yang
memiliki bakat, minat dan intelegensi yang mencukupi. Yang dimaksud
dengan bakat ialah:
(1) Sears dalam Sukardi (1993)
Bakat merupakan suatu kondisi yang dimiliki seseorang yang
memungkinkan individu berkembang pada masa mendatang.
(2) Iskandar (2001)
Bakat merupakan suatu karakteristik unik individu yang
membuatnya mampu melakukan suatu aktivitas dan tugas secara
mudah dan sukses.

22
Sedangkan yang dimaksud minat ialah:
(1) Salahuddin (1990)
Minat adalah perhatian seseorang yang mengandung unsur-unsur
perasaan yang dapat menentukan suatu sikap yang menyebabkan
seseorang aktif dalam kegiatan tertentu.
(2) Gage dan Berliner (1991)
Minat merupakan sesuatu yang selalu diperhatikan seseorang dan
memberikan motivasi kepada orang tersebut untuk mencapai
tujuan dengan cara-cara tertentu.
2. Kemauan
Menurut Robbins (2002:208), kemauan adalah kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi.
Kemauan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
(1) Pengaruh lingkungan fisik, yaitu setiap pegawai menghendaki
lingkungan fisik yang baik untuk bekerja.
(2) Pengaruh lingkungan sosial, yaitu sebagai makhluk sosial dalam
melaksanakan pekerjaan tidak semata-mata hanya mengejar
penghasilan saja, tetapi juga mengharapkan penghargaan oleh
pegawai lain.
3. Energi
Menurut Jordan E. Ayan (2002:47), energi adalah pemercik api yang
menyalakan jiwa. Mihaly Csikszentmihalyi dari Universitas Chicago dalam
Ayan (2002:47), telah melakukan riset tentang pentingnya energi bahwa orang
yang mengalir energinya jarang ragu pikirannya dan sangat tanggap terhadap
apapun yang dibutuhkan tanpa berpikir panjang atau perhatian secara sadar.
4. Teknologi
(1) Gibson dkk (1997:197), Teknologi adalah tindakan fisik dan
mental oleh seseorang untuk mengubah bentuk atau isi dari objek
atau ide.
(2) Danise M. Rousseau dalam Gibson (1997:197), teknologi adalah
penerapan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan.

23
(3) Bill Creech (1996:301), penerapan teknologi lebih cenderung
positif pegawai dalam melakukan pekerjaan, karena mereka
memandang teknologi sebagai teman, bukan sebagai musuh untuk
meningkatkan kinerja.
5. Kepemimpinan
Menurut Gasspersz (2004:vii), pemimpin-pemimpin stratejik dalam
sektor publik modern dapat memberdayakan manajer dan pegawai mereka
untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan kinerja pelayanan publik.
6. Kompensasi
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas
jasa atas kinerja dan bermanfaat baginya. Jika pegawai mendapat kompensasi
yang setimpal dengan hasil kerjanya, maka pegawai dapat bekerja dengan
tenang dan tekun, begitupun juga sebaliknya.
7. Kejelasan Tujuan
Widodo (2006:81) mengatakan bahwa seorang pemimpin birokrasi harus
menentukan apa yang menjadi tujuan dari organisasi pemerintah dan
menentukan pula kriteria kinerjanya. Hal ini dikarenakan kejelasan tujuan
merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian kerja.
8. Keamanan
Menurut Strauss & Sayles (1990:10), keamanan pekerjaan adalah sebuah
kebutuhan manusi yang fundamental, karena pada umumnya orang
mengatakan bahwa keamanan lebih penting dari pada gaji atau kenaikan
pangkat.

3.7. Teori Kepemimpinan Klasik dan Modern


a. Teori Klasik
Dalam teori klasik kepemimpinan dikatakan bahwa seorang pemimpin harus
dapat mengetahui bagaimana cara untuk dapat menghasilkan suatu hasil yang
maksimal dari karyawannya, baik dalam hal otoritas maupun loyalitas dari anak

24
buahnya. Teori klasik disebut teori tradisonal, teori ini berkembang mulai 1800-
an.
Secara harfiah teori kepeemimpinan klasik berguna untuk membantu para
pemimpin yang memiliki potensial untuk memahami bagaimana gaya
kepemimpinan mereka dalam mempengaruhi perilaku anggota tim atau
karyawannya.
Teori kepemimpinan klasik menurut Doyle dan Smith, dibagi menjadi 4 teori
klasik yang mendasari akan kepemimpinan seseorang:
1. Trait Approaches to leadership (sifat pendekatan kepemimpinan)
2. Behavioral approaches to leadership (pendekatan sikap)
3. Situsional or cintignency apporoaches to leadership (situsional atau faktor
kemungkinan pendekatan kepemimpinan)
4. Transformational apporoaches to leadership (pendekatan kepemimpinan
transformasioanal)

 Kepemimpinan model Taylor (1911)


a. Meningkatkan kerja  manusia = mesin  kinerja
b. Manusia untuk manajemen
c. Fungsi manajemen adalah menetapkan kriteria prestasi mencapai
tujuan
d. Fokus memimpin pada pertumbuhan perusahaaan (laba/untung)

 Kepemimpinan model Mayo (1920)


a. Memperhatikan perasaan dan hubungan manusiawi yang baik.
b. Pusat-pusat kekuasaan adalah hubungan pribadi dalam unit-unit kerja
c. Fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan kelompok
secara kooperatif dan mengembangkan kepribadiannya.
Teori Mayo muncul karena gerakan hubungan manusiawi yang merupakan
reaksi dan revisi kepemimpinan Taylor yang memperlakukan manusia
sebagai mesin.

25
 Studi Iowa (1930)
Penelitian kepemimpinan mula-mula dilakukan oleh Lippit and White
pada tahun 1930 dibawah kepemimpinan Lewin and Universitas Iowa.
Ada 3 gaya kepemimpinan menurut Lewin:
1. Otoritas
2. Pemimpin demokrasi
3. Laize Faire

 Studio Ohio (1945)


Penelitian Ohio menemukan empat gaya:
1. Struktur rendah perhatian tinggi
2. Struktur tinggi perhatian tinggi
3. Struktur tinggi perhaatian rendah
4. Struktur rendah perhatan rendah

b. Teori Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori
sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori modern juga sering disebut teori
analisa sistem yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. Teori ini
melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
bergantung dan tidak bisa dipisahkan.
 Teori kepemimpinan modern dikembangkan oleh William G. Ouchi
(Wirawan, 2002:64), menjelaskan :
 Pemimpin harus mengambil keputusan secara kolektif bukan
secara individual
 Tanggung jawab individual
 Pemimpi melakukan pengontrolan secara informal
 Pemimpin memandang bawahannya sebagai manusia seutuhnya,
artinya pemimpin memperhatikan karyawannya.
 Pemimpin mengikutsertakan union atau serikat pekerja dalam
melakukan perubahan

26
 Pemimpin mengembangkan kode etika dann melaksanakannya
secara kolektif taermasuk pada dirinya sendiri.

3.8. Teknik Kepemimpinan


Teknik merupakan suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu
tujuan. Teknik kepemimpinan adalah suatu cara yanag merupakan pola tetap
untuk mempengaruhi rang-orang agar mau bergerak ke arah yang diinginkan oleh
pemimpin. Bagi seorang pemimpin, penguasaaan teknik-teknik kepemimpinan
merupakan keharusan apabila ia ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya.
Menurut Kartini Kartono, teknik kepemimpinan dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu:
a. Teknik kepemimpinan umum
b. Teknik kepemimpinan khusus

Teknik kepemimpinan umum terdiri dari:


(1) Teknik untuk menyiapkan orang-orang agar suka mengikuti, hal ini dapat
ditempuh dengan jalan :
 Penerangan: memberikan fakta-fakta supaya orang dengan sadar
agar suka mengikutinya
 Propaganda: cara merubah pikiran orang lain dengan cara-cara
intimidasi, ancaman dan mungkin paksaan
(2) Dengan human relation, yaitu dengan memenuhi kebutuhan psikologi dari
orang-orang, misalnya kebutuhan kerjasama
(3) Dengan cara ‘’ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tutwuri
handayani’’ artinya mendudukan diri dengan memberi tauladan,
memberikan semangat dan memberikan dorongan kepada pengikut-
pengikutnya.

27
Teknik kepemimpinan khusus terdiri dari:
(1) Teknik persuasi dan memberi perintah. Pada dasarnya manusia tidak suka
dipaksa untuk mengerjakan sesuatu, maka agar perintah atau keinginan
dapat dilaksanakan diperlukan persuasi sehingga orang-orang dengan
kesadaran tanggungjawab mau melaksanakan kehendak pemimpin.
(2) Teknik menggunakan sistem komunikasi yang sesuai
(3) Teknik memberikan motivasi dan fasilitas untuk melaksanakan pekerjaan.

Abdoelrachman dalam Pamudji (1992:114) mengemukakan teknik-teknik


kepemimpinan tersebut mencakup antara lain:
 Teknik pematangan/penyiapan
 Teknik human relation
 Teknik menjadi teladan
 Teknik persuasi dan pemberian perintah
 Teknik penggunaaan sistem komunikasi yang cocok

Teknik kepemimpinan dapat dijadikan pedoman dan landasan bagi para


pemimpin dalam mengajak dan mempengaruhi para anggotanya. Karena didalam
teknik tersebut terdapat cara-cara yang lebih tepat dalam melaksanakan
kepemimpinan.

3.9. Syarat-syarat Menjadi Pemimpin yang Baik


Syarat-syarat kepemimpinan sangat urgent diperhatikan, oleh karena
merupakan landasan untuk melakuakan aktivitas-aktivitas seorang pemimpin. Jika
syarat-syarat untuk menjadi pemimpin terpenuhi, maka akan melahirkan
pemimpin yang berkualitas. Kartono (2005:36-38), mengatakan bahwa
persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga haal penting,
yaitu:

28
(1) Kekuasaan, yaitu otoritas dan legalitas yang memberikan kewenangan
kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakan bawahan untuk
berbuat sesuatu.
(2) Kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu mengatur
orang lain, sehingga orang tersebut patuh kepada pemimpin, dan bersedia
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
(3) Kemampuan, yaitu segala daya, kesanggupan, kekuatan dan
kecakapan/keterampilan teknis maupun sosial yang dianggap melebihi dari
anggota biasa.

Stogdill mengatakan bahwa pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu:


 Kapasitas, yaitu kecerdasan, kewaspadaan, kempuan bicara, keaslian
dan kemampuan menilai.
 Prestasi atau achievement, yaitu gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan
dll.
 Tanggung jawab
 Partisipasi, yaitu aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul ,
mudah bergaul dll.
 Status, yaitu memiliki kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi,
populer dan tenar.

Ciri-ciri pemimpin yang baik dapat ditelusuri melalui berbagai pendapat para ahli,
antara lain:
Maxwell (1995:191), memberikan bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik
harus memiliki ciri-ciri:
 Pemimpin yang baik mampu menciptakan lingkungan yang tepat
 Pemimpin yang baik mengetahui kebutuhan dasar bawahannya
 Pemimpin yang baik mampu mengendalikan keuangan, personalia dan
perencanaan.
 Pemimpin yang baik mampu menghindari tujuh dosa yang mematikan
1. Berusaha untuk disukai bukan dihormati

29
2. Tidak minta bantuan dan nasehat kepada orang lain
3. Mengesampingkan bakat pribadi dengan menekan peraturan bukan
keahlian
4. Tidak menjaga untuk dikritik tetap konstruktif
5. Tidak mengembangkkan raa tanggung jawab dalam diri orang lain
6. Memperlakuakn setiap oorang dengan cara yang sama
7. Tidak membuat setiap orang selalu mendapat infoormasi.

Panikkan dalamWarjana (2006:51), mengatakan bahwa kepemimpinan yang


baik adalah: 1. Memberi tekanan/fokus pada masa depan, 2. Menekankan atau
fokus pada penentuan arah, 3. Pertanyaan selalu ‘’ apa yang akan terjadi’’, 4.
Memberi visi dan inspirasi, 5. Memimpin orang—orang, 6. Mengutamakan
hierarki, menyebar suatu otoritas.

30
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Pemimpin sangat berperan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di
dalam kelompok atau organisasi. Kepemimpinan akan silih berganti setiap saat
secara alami, seperti meninggal atau pergantian masa jabatan maupun karena
perebutan kekuasaan.
Kehadiran seorang pemimpin akan selalu diharap-harapkan dimanapun berada
baik itu di suatu daerah tertentu, dalam kelompok-kelompok masyarakat, dalam
organisasi swasta maupun organisasi pemerintahan. Karena bagaimanapun
seorang pemimpin dibutuhkan untuk memimpin organisasinya. Tanpa seorang
pemimpin segala sesuatunya tidak akan berjalan lancar. Pemimpin sebagai
pengarah dan petunjuk dalam mencapai tujuan yang akan mewarnai keadaan suatu
organisasi. Pemimpin adalah sebagai motor penggerak atau inti suksesnya tujuan
organisasi, lebih-lebih dalam kehidupan negara dan pemerintahan, sosok seorang
pemmimpin sangat menentukan.
Jelaslah bahwa kepemimpinan sangat menentukan berhasil tidaknya organisasi
itu. Suatu organiasi dengan kepemimpinan yang baik akan mmenndapatkan hasil
yang produktif, sehingga organisasi dapat berjalan lancar dalam mencapai
tujuannya.
Oleh karena itu maju mundurnya kehidupan sebuah organisasi akan sangat
ditentukan oleh seorang pimpinan.

31
4.2. SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.
Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak
untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.
Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa
memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh
karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

32
DAFTAR PUSTAKA

Pamudji.1983. Kepemimpinanpemerintahan di indonesia. Jakarta :Bina Aksara.

Syafi’ie, Inu Kencana. 2003. Kepemimpinan pemerintahan indonesia. Bandung : PT

Refika Aditama.

Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan birokrasi. Bandung: Alfabeta.

Arianto, Sarjiman. 2011. Kepemimpinan pemerintahan. Jatinangor : Alqa Prisma

Interdelta.

33

Anda mungkin juga menyukai