Diajukan Oleh:
I Gede Komang Wahyu Ari Trisna
NIM: 1662121045
KEPADA
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK & PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
Juli 2019
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
PEMBANGUNAN HELLEN’S SHOP AND VILLA ZONA
OFFICE & SHOP
DI UMALAS, KEROBOKAN – BALI
Diajukan Oleh:
Mengetahui
Jurusan Arsitektur
Ketua Sekretaris
Ni Wayan Meidayanti Mustika, S.T., M.T. I Kadek Merta Wijaya, S.T., M.Sc.
NIP. 19810519 200501 2002 NIK. 230 70 0299
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini tepat pada waktunya. Praktek Kerja Lapangan pembangunan Hellen’s
Shop And Villa. Hellen’s Shop And Villa merupakan salah satu syarat dalam
mengikuti Mata Kuliah Tugas Akhir Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Dan
Perencanaan, Universitas Warmadewa. Dari Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa
diharapkan mampu memahami dan mengerti tentang proses kegiatan pelaksanaan
proyek di lapangan serta mengetahui permasalahan maupun kendala yang timbul
pada saat proyek sedang berlangsung.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung penyelesaian
laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Terima kasih saya sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Runa, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Dan
Perencanaan Universitas Warmadewa.
2. Bapak I Wayan Wirya Sastrawan. S.T.,M.Sc .selaku Pembimbing Akademik
(PA).
3. Ibu Ni Wayan Meidayanti Mustika, ST., MT. selaku Ketua Jurusan
Arsitektur.
4. Bapak I Kadek Merta Wijaya,S.T.,M.Sc. selaku sekretaris jurusan Teknik
Arsitektur, Fakultas Teknik Dan Perencanaan, Universitas Warmadewa dan
selaku koordinator PKL yang telah membimbing, dan memberi masukan demi
terselesainya Laporan Kerja Praktek ini.
5. Mrs. Henne selaku pihak owner pada proyek Hellen’s Shop And Villa.
6. PT. Tugu Bali Utama selaku pihak kontraktor pada Hellen’s Shop And Villa.
7. Rekan-rekan mahasiswa dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Denpasar, 11 Juli 2019 Penulis
1.2.2 Sasaran..................................................................................................................................... 2
1.2.3 Manfaat.................................................................................................................................... 3
P K L P e l a k s a n a | iv |
2.2 Tinjauan Proyek Konstruksi .......................................................................................... 19
2.2.1 Pengertian Proyek............................................................................................................. 19
PKL Pelaksana|v|
4.2.4 Gambar Kerja .................................................................................................................... 51
P K L P e l a k s a n a | vi |
4.8 Pengendalian Pelaksanaan.............................................................................................. 68
4.8.1 Pengendalian Waktu ........................................................................................................ 68
P K L P e l a k s a n a | vii |
DAFTAR GAMBAR
P K L P e l a k s a n a | viii |
DAFTAR TABEL
P K L P e l a k s a n a | ix |
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang ada di dalam
agenda akademik kurikulum Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik dan Perencanaan,
Universitas Warmadewa. Terdapat 2 jenis praktek kerja yang dapat dipilih sesuai
dengan keinginan mahasiswa berpraktek di instansi yang akan dilakukan Praktek
Kerja Lapangan yaitu Praktek Kerja Lapangan Pelaksanaan dan Praktek Kerja
Lapangan Perencanaan. Jika mahasiswa memilih Praktek Kerja Lapangan
Pelaksanaan maka mahasiswa akan terlibat langsung pada suatu proyek selama 3
bulan sesuai Surat Keputusan (SK) yang disebutkan. Demikian juga dengan
mahasiswa yang memilih Praktek Kerja Lapangan Perencanaan untuk
merealisasikan atau mewujudkan gambar dari perencanaan dan perancangan
menjadi nyata. Diharapkan mampu menciptakan lulusan mahasiswa yang dapat
menjadi sumber daya manusia yang benar-benar berkopeten, professional,
berkualitas, dan memiliki mental yang baik agar mampu bersaing di dunia kerja.
PKL Pelaksana|1|
Proyek yang menjadi objek tinjauan pengamatan dalam Praktek Kerja Lapangan
adalah Pembangunan Hellen’s Shop And Villa yang terletak di Jl. Raya Umalas,
Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Owner proyek ini dari pihak Mrs.
Henne dengan hasil rancangan dari Dedik Ck Design , dan dalam pelaksanaannya
dipercayakan kepada pihak PT.Tugu Bali Utama. Dalam pembangunan dan
pelaksanaannnya dijadwalkan selesai dalam 12 Bulan kalender. Pada proyek ini
terdapat 2 orang mahasiswa dari Universitas Warmadewa. Pengamatan dilakukan
dengan cara terjun langsung kelapangan dan mewawancarai pegawai, tukang, dan
staff dari pihak PT. Tugu Bali Utama, yang sedang bekerja untuk mendapatkan
informasi, masukan, dan pengarahan.
b. Untuk Institusi
1. Terjadinnya hubungan kerjasama antara pihak Universitas dengan pihak
perusahaan tempat mahasiswa melakukan Praktek Kerja Lapangan.
2. Universitas dapat meningkatkan kualitas mahasiswa melalui
pengalaman Praktek Kerja Lapangan.
c. Untuk Mahasiswa
1. Dapat mengimplementasikan teori – teori yang diperoleh pada saat
perkuliahan secara praktek di Perusahaan dengan kesesuaian pekerjaan
yang ada di lapangan.
2. Dapat lebih memahami melalui pengalaman mengimplementasikan teori
dan praktek pekerjaan di lapangan.
3. Mahasiswa dapat mengenal lebih jauh mengenai struktur bangunan
dengan secara langsung melihat dan mengamati langsung di proyek.
4. Mahasiswa dapat menyelesaikan mata kuliah wajib yaitu PKL sebagai
salah satu persyaratan diperbolehkan mengambil skripsi dan tugas akhir.
d. Untuk Kontraktor ( PT. Tugu Bali Utama )
1. Perusahaan mendapatkan bantuan tenaga dari Mahasiswa yang
melakukan Praktek Kerja Lapangan.
2. Adanya hubungan kerjasama baik antara Universitas dengan Perusahaan
sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan akademis.
PKL Pelaksana|3|
dengan waktu pelaksanaan di lapangan, dimulai dari tanggal 11 Maret 2019 ( di
lapangan) s/d 11 Juli 2019 (di lapangan). Terhitung secara terperinci selama 3 bulan
pertama dilaksanakan pengamatan langsung di lapangan dan 1 bulan tersisa
digunakan untuk penyusunan laporan. Dengan ketentuan melakukan bimbingan
sebanyak 6 kali.
1.4. Metodelogi
Metode-metode yang akan digunakan dalam melengkapi isi laporan PKL ini
adalah :
PKL Pelaksana|5|
Bab I. Pendahuluan
Bab ini, mengungkapkan secara umum tentang latar belakang, tujuan, sasaran,
manfaat, ruang lingkup,batasan waktu, lingkup bahasan, metodologi serta
sistematika penulisan.
Bab ini menguraikan tentang tinjauan teori proyek konstruksi, pelaksanaan dan
manajemen proyek yang digunakan di dalam menjelajahi objek sesuai dengan
konteks pengamatan tentang pelaksanaan pekerjaan.
Bab ini menjelaskan dan menjabarkan mengenai proyek yang sedang dikerjakan
dalam hal ini adalah Hellen’s Shop And Villa. Bagaimana pengelolaan sistem
manajemen di dalamnya, dan akan diuraikan syarat-syarat administrasi serta syarat
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Bab ini akan diuraikan dan dibahas hasil pengamatan selama berada di lapangan,
seperti perencanaan konstruksi, pengolahan site, pengelolaan alat dan bahan, serta
pelaksanaan pekerjaan struktur, arsitektur, dan utilitas baik aspek teknis maupun non
teknis
Bab V. Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan tentang pekerjaan
pelaksanaan dan pengawasan pada proyek pembangunan Hellen’s Shop And Villa.
PKL Pelaksana|6|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Bangunan adalah satu tempat kita untuk berlindung dari teriknya matahari
dan derasnya hujan. Semakin berkembang jaman, bangunan bukan hanya di
peruntukkan sebagai tempat berlindung dari teriknya matahari dan juga deras
nya air hujan, akan tetapi juga dapat difungsikan sebagai tempat jual beli
barang. Tempat ini biasa di sebut Rumah Toko atau orang indonesia biasa
menyebutnya Ruko.
b. Rumah Toko atau Ruko ini adalah bangunan-bangunan yang umumnya
bertingkat dua atau lebih, dan dimana lantai terbawah biasa di pergunakan
untuk tempat usaha, dan di lantai-lantai berikutnya biasanya di fungsikan
sebagai tempat tinggal. Bukan hanya di manfaatkan untuk tempat usaha saja,
biasanya ada beberapa kantor yang bertempat diruko juga.
c. Menurut kutipan J.D Benyamin "Rumah toko adalah bangunan yang di
gunakan untuk berusaha (berdagang) barang dan jasa, dan juga sebagai
tempat tinggal pemilik toko tersebut".
d. Menurut Andi A.Wicaksono "Rumah Toko atau lebih sering disebut sebagai
ruko adalah sebutan bagi bangunan-bangunan di Indonesia yang umumnya
dibuat bertingkat antara dua hingga lima lantai, dimana fungsi hunian dan
komersial. Lantai bawahnya digunakan sebagai tempat usaha atau kantor,
sedangkan lantai atasnya di gunakan sebagai tempat tinggal".
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan di atas maka secara garis besar
dapat disimpulkan bahawa rumah toko atau yang lebih sering disebut dengan ruko
itu adalah rumah yang di mana memiliki dwifungsi. Fungsi yang terdapat dalam
rumah toko tersebut antara lain sebagai rumah tempat tinggal dan rumah tempat
usaha. Pada dasarnya orang yang tinggal di ruko, pada lantai dasar sering digunakan
PKL Pelaksana|7|
sebagai tempat usaha atau sebagai tempat kantor, sedangkan pada lantai berikutnya
sering digunakan sebagai tempat tinggal. Hal ini dikarenakan agar orang yang
menempati ruko tersebut dapat membagi waktu dan tempatnya bekerja, agar tidak
tercampur aduk antara tempat usaha maupun tempat tinggal yang terjadi di dalam 1
(satu) rumah. Tipologi dari ruko biasanya dikenal:
PKL Pelaksana|8|
bentuk segitiga), untuk meminimaliskan terjadinya lahan yang tidak berguna (lost
of space), pengolahan fungsi ruang dilakukan seoptimal mungkin.
3. Ruko Klasik
Pengolahan massa bangunan menggunakan system proposi untuk memberikan
rasio estetika terhadap ornamen bangunannya. Ruko ini terletak di kawasan kota
lama, yaitu sebuah area yang dahulunya digunakan sebagai pusat perdagangan. Di
kawasan ini banyak ditemukan bangunan-bangunan kuno bergaya arsitektur klasik
kolonial. Bangunan-bangunan tua juga telah dimasukkan sebagai bangunan
konservasi sehingga dapat disebut sebagai cagar budaya.
4. Ruko Tropis di Perumahan
Ciri-ciri dari gaya arsitektur tropis dapat dilihat pada atap bangunan yang
menggunakan kisi-kisi untuk sirkulasi udara sehingga ruang-ruang di bawahnya
tidak terasa panas. Bangunan ruko ini terletak di depan kompleks perumahan.
5. Ruko Minimalis
Penerapan gaya modern minimalis di dalam ruko ini data dilihat pada material
yang digunakan untuk bahan bangunannya, seperti kaca, dinding plester halus,
aluminium, bentuk dasar ruko yang sedikit hiasan, serta pewarnaan yang minim.
Ruko ini terletak di kawasan Central Building District (CBD) area di jantung kota.
Sebagai pusat dan magnet kegiatan, kawasan ini memegang peranan penting
terhadap berjalannya aktivitas perdagangan dan perekonomian di kota tersebut.
Terdapat banyak gedung-gedung bertingkat megah di sepanjang jalan di kawasan
ini.
6. Ruko Kontemporer
Kontemporer berasal dari temporer atau sesuatu yang sifatnya sementara.
Kontemporer dapat juga disebut gabungan antara dua atau lebih gaya yang
menghasilkan gaya baru. Ruko di tepi jalan arteri primer merupakan akses utama
menuju kota lainnya ini juga dapat digunakan sebagai area transit sementara.
Letaknya yang cukup strategis dijadikan sebagai tempat usaha dengan mengadopsi
gaya adopsi campuran antar kota satu dengan kota yang lain. Gaya arsitektur ini
sering disebut dengan gaya arsitektur kontemporer.
PKL Pelaksana|9|
7. Ruko High Tech
Bangunan ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi modern di dalamnya
seperti penggunaan koneksi internet, sistem pemindai (Scanning), pengeksposan
tempat utilitas seperti Shaft Ac, listrik serta telepon, serta telepon maupun jaringan
air. Ruko ini terletak di sebuah area sentra industri otomotif yang di dalamnya
berisikan tempat pembuatan dan perakitan suku cadang kendaraan, showroom, dan
layanan purna jual. Pada siang hari kawasan ini dipadati oleh aktivitas perdagangan
dan industri, sedangkan malam harinya tidak begitu ramai pada aktivitas. Dalam
pemilihan aktivitas usaha yang cocok yang dapat dilakukan hingga malam hari di
tempat ini hanyalah usaha entertainment atau hiburan malam.
8. Ruko Vernakuler
Gaya vernakuler adalah gaya yang mengadopsi kekhasan unsur-unsur
kebudayaan lokal di tempat tersebut. Ruko ini terletak di kawasan wisata yang ramai
dikunjungi wisatawan asing maupun lokal. Atraksi yang ditawarkan di tempat
tersebut antara lain wisata air seperti rekreasi pantai dan selancar di malam hari
tempat ini ramai dengan hiburan malam seperti kafe, night club, restoran dalan lain-
lain. Oleh karena letaknya di daerah pantai, kawasan ini berkembang secara organik
dengan simpul-simpul kegiatan di tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan.
9. Ruko Futuristik
Futuristik adalah suatu gaya penataan sebuah objek bangunan sehingga
tampak seolah-olah berasal dari masa depan. Ruko ini dinamakan dengan ruko
futuristik karena bentuknya terkesan tidak biasa bahkan biasa disebut sebagai model
dari bangunan masa depan. Ruko seperti ini cocok untuk diaplikasikan pada
kawasan perkotaan yang sudah memiliki banyak bangunan modern.
10. Ruko Postmodern
Gaya postmodern berusaha untuk mengubah citra modern yang statis dengan
penambahan lengkung yang dinamis, serta elemen-elemen tambahan fungsional
untuk menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar. Ruko postmodern terletak di
kawasan perbatasan kota atau kawasan urban yang penduduknya merupakan asli dan
pendatang. Di kawasan ini bangunan yang ada umumnyamerupakan bangunan
tradisional dan beberapa diantaranya sudah mengalami penambahan. Kawasan
urban merupakan kawasan pengembangan dari pusat kota dan biasanya
P K L P e l a k s a n a | 10 |
penduduknya merupakan orang-orang yang bekerja di kota. Jadi, kultur budaya serta
adat istiadatnya termasuk dalam golongan manusia modern.
(Handa S, 2013)
b. Toko Kecil
Biasa disebut juga dengan toko atau pengecer tradisional dimana barang
yang dijual biasanya dalam jumlah yang kecil. Toko jenis ini dibagi lagi
menjadi dua kategori yaitu toko kecil berpangkal seperti kios atau pedagang
kaki lima yang menetap dan toko kecil tidak berpangkal seperti pengecer
yang menjajakan barang dagangannya secara berkeliling seperti penjual
sayuran sepeda.
2. Corporate Chain
Contoh dari bisnis retail ini ialah Matahari Group, Robinson Group, Ramayana
Group dan lain sebagainya. Dari namanya kita bisa memahami bahwa ritel jenis ini
merupakan ritel yang dimiliki oleh group. Ritel jenis corporate chain memanglah
ritel yang terdiri atas dua atau lebih bisnis namun saling berhubungan yang dimiliki
oleh suatu kelompok atau beberapa individu pemegang saham.
P K L P e l a k s a n a | 11 |
4. Service Retailing
Ini merupakan jenis ritel dimana produknya berupa jasa atau layanan yang langsung
kepada konsumen. Service Ritelling dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
c. Non-goods Service
Ritel ini menawarkan jasa personal yang bersifat intangible (tidak berbentuk
produk fisik) seperti jasa supir travel, tour guide, tukang cukur, pengasuh
bayi dan lain sebagainya.
5. Product Retailing
Merupakan jenis ritel yang menjual berbagai produk berupa barang kebutuhan. Ritel
jenis ini terbagi lagi menjadi empat jenis, yaitu
P K L P e l a k s a n a | 12 |
c. Pasar swalayan dan superdrug store
ritel atau toko-toko besar yang menjual makanan ataupun obat-obatan dalam
jumlah besar dan harga yang rendah.
d. Convenience store
Ritel swalayan mini yang menjual produk kebutuhan sehari-hari yang
biasanya berlokasi disekitaran tempat pemukiman penduduk dan buka 24
jam seperti alfamart dan indomart
e. Combination store
Dalam strategi penetapan harga dan praktik-praktik operasinya, ritel jenis ini
mirip dengan superdrug store namun ritel ini lebih besar.
a. In Store-Retailing
Penjualan dan transaksi terjadi secara langsung di dalam toko atau warung.
Terdapat 3 kategori lagu untuk ritel jenis ini yaitu specialty merchandisers,
general merchandisers, dan mass merchandisers.
b. Non Store-Retailing
Merupakan ritel non-toko yang menjual produk dan jasanya dengan
memakai media selain toko. Contoh dari non store retailing ialah vending
machines, direct selling, mail order retailing dan teknik-teknik elektronik.
(Handa S, 2013)
2.1.4 Pengertian Villa
Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai villa dari berbagai sumber, yaitu:
1. Kata villa dalam bahasa Inggris memiliki arti yaitu rumah kecil yang berada dekat
ataupun jauh dan pinggiran kota. (Encyclopedia Britannic, 1961)
P K L P e l a k s a n a | 13 |
2. Di Amerika Serikat, kata villa dikenal sebagai sebuah pengembangan real Estate
yang secara umum mengacu pada rumah atau tempat kediaman yang mewah.
(Encyclopedia Britannic, 1961)
3. Villa adalah sebuah rumah mungil di luar kota atau di pegunungan yang
merupakan rumah peristirahatan yang hanya digunakan pada waktu liburan.
4. Villa merupakan tempat tinggal sekaligus liburan, biasanya terletak di luar daerah
yang berhawa sejuk seperti di pinggiran kota, pegunungan, pantai, dan
sebagainya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Villa, 7 April 2014)
Villa merupakan sebuah rumah akan tetapi yang membuatnya berbeda dengan
rumah biasa adalah :
1. Villa digunakan untuk tempat menyendiri baik itu seorang diri maupun bersama-
sama dengan keluarga. Tempat untuk bersantai dan melepaskan ketegangan
akibat rutinitas kegiatan. Sedangkan rumah digunakan sebagai tempat untuk
istirahat yang merupakan bagian dari rutinitasnya.
2. Villa tidak digunakan atau ditinggali setiap saat seperti rumah, melainkan hanya
digunakan pada saat-saat tertentu seperti pada saat liburan. Hanya pada saat itulah
orang-orang terbebas dan rutinitas kegiatannya.
3. Villa memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dari pada rumah. Oleh
karena itu villa pada umumnya terletak di luar kota atau di pegunungan yang
mempunyai udara yang lebih bersih dan segar serta memiliki view yang lebih baik
dibandingkan dengan rumah dalam kota, tidak seperti rumah yang lebih
mementingkan efektifitas ke tempat kerja sehingga lokasi rumah ada di dalam
kota.
4. Villa merupakan rumah kedua selain rumah pertama yang ditinggali setiap hari,
sehingga pada umumnya hanya orang-orang tertentu dengan kemampuan
ekonomi diatas rata-rata yang mampu memiliki villa.
Dengan demikian, villa adalah rumah peristirahatan (akan tetapi berbeda
dengan rumah biasa) terletak diluar kota, seperti pegunungan, pantai dan sebagainya
yang digunakan untuk bersantai di waktu luang atau liburan oleh pemiliknya.
2.1.5 Karakteristik Villa
Terdapat 3 (tiga) karakteristik villa yang membedakannya dengan bangunan rumah
tinggal pada umumnya, yaitu : (Endy, 2008)
P K L P e l a k s a n a | 14 |
1. Segmen Pasar
Villa merupakan salah satu akomodasi wisata yang biasanya terletak tidak
jauh dari daerah wisata. Sasaran pengunjung villa adalah wisatawan yang
bertujuan untuk berlibur, bersenang-senang, mengisi waktu luang dan
melupakan rutinitas bekerja sehari-hari yang membosankan. Selain itu
sasaran dari villa adalah investor luar yang ingin berinvestasi, baik itu
dengan tujuan untuk disewakan atau dipergunakan sendiri.
2. Lokasi
Pada umumnya villa berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai potensi
wisata yang baik, misalnya tempat-tempat wisata yang menonjolkan
pemandangan alam yang indah. Selain memperhatikan potensi wisata, villa
juga biasanya dibangun di tempat yang jauh dari keramaian kota dan
memiliki potensi topografi atau bertransis. Seperti pada Gambar 2.1. dan
Gambar 2.2.
3. Fasilitas
Secara umum fasilitas yang disediakan pada villa dibagi menjadi 2 (dua)
katagori, yaitu :
a. Fasilitas umum
Yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti :
Bed Room, bath room, kitchen, living room, maid room, laundry,
garage, wardrobe, swimming pool, dan storage
b. Fasilitas tambahan
P K L P e l a k s a n a | 15 |
Fasilitas tambahan pada sebuah villa disediakan dengan memanfaatkan
potensi alam yang terdapat di sekitar villa. Misalnya, villa yang terletak
di tepi pantai dapat memberikan fasilitas untuk kegiatan olahraga air,
selancar, menyelam dan lain sebagainya.
P K L P e l a k s a n a | 16 |
c. Villa akan lebih baik bila lokasi site yang memiliki pemandangan yang
indah seperti di pegunungan, lembah sungai, pesisir pantai.
d. Villa biasanya terletak pada areal pinggiran kota, atau jauh dari kota.
2. Taman
Villa harus memiliki taman, baik di luar maupun di dalam pekarangan.
3. Parkir
Tersedianya tempat parkir kendaraan untuk tamu villa dengan perbandingan
satu parkir untuk empat kamar.
4. Olah Raga Dan Rekreasi
a. Villa menyediakan sarana kolam renang untuk tamu dewasa dan anak-
anak
b. Villa menyediakan satu jenis olah raga dan rekreasi yang merupakan
pilihan dari tenis, bowling, golf, sauna, fitness, dan sebagainya.
5. Bangunan
a. Bangunan villa memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan undang-
undang yang berlaku.
b. Keadaaan gedung bersih dan terawat dengan baik.
c. Pengaturan ruang-ruang villa ditata sesuai dengan fungsinya sehingga
memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus barang/pondok.
d. Unsur dekorasi Indonesia harus tercermin dalam ruang lobi, kamar tidur,
function room.
6. Peralatan Teknis Bangunan
a. Utilitas terdiri dan air, listrik, tata udara, ruang mekanik, dan workshop.
b. Komunikasi terdiri dari telepon, PABX, video, TV, dan radio.
c. Pencegahan bahaya kebakaran terdiri dan fire hydrant, sprinkler system,
dan fire extinguisher.
7. Kamar Tidur Tamu
a. Jumlah kamar sesuai dengan permintaan owner.
b. Luas kamar harus dapat membuat pengguna merasa lega, atau sesuai
dengan permintaan.
c. Tinggi kamar memberikan kesan luas dan leluasa (minimal 2,4m).
d. Pintu dilengkapi dengan alat pengamanan.
P K L P e l a k s a n a | 17 |
e. Jendela dengan tirai tidak tembus sinar.
f. Tata suara diatur dengan atau tanpa alat pengatur udara
sekurangkurangnya terdiri dan satu stop kontak di kamar dan satu di
kamar mandi
g. Tersedia instalasi air panas dan air dingin. Dinding kamar mandi harus
dengan bahan kedap air.
h. Dilengkapi dengan perlengkapan kamar tidur.
i. Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk satu orang atau dua
orang sesuai dengan ukuran kamar standar.
8. Koridor
Lebar koridor minimal 1,6 m.
9. Dapur
a. Terdapat dapur panas/dingin.
b. Terdapat dapur persiapan untuk makan pagi (pantry).
c. Terdapat ruang untuk mencuci piring dan gelas (diswashing area).
d. Terdapat kantor kepala dapur.
10. Laundry and Dry Cleaning luasnya tergantung luas villa.
11. Fasilitas-fasilitas Servis, seperti : Gudang, Ruang Penerimaan Barang,
Ruang Karyawan
12. Perlengkapan dan Peralatan Satu Kamar
a. Tirai jendela yang tidak tembus sinar.
b. Tempat tidur spring matras dengan perlengkapannya.
c. Lemari pakaian dengan gantungan baju minimal 8 buah.
d. Meja kecil di samping tempat tidur (night table), dressing table dengan
kaca rias dan kursinya, meja dengan dua buah kursi.
e. Rak koper.
f. Keranjang sampah.
g. Asbak.
h. Matches.
i. Shoes cloth cleaning dan lain-lain
13. Persyaratan Perlengkapan Kamar Mandi
P K L P e l a k s a n a | 18 |
a. Seluruh dinding kamar mandi dan WC dilapisi dengan dinding yang
kedap air.
b. Dilengkapi dengan bath tub anti selip.
c. Harus ada shower.
d. Tempat cuci tangan dan rias.
e. Tirai shower.
f. Tempat sampah.
g. Perlengkapan toilet.
h. Sabun foam bath.
i. Toilet paper.
j. Dua (2) buah gelas.
k. Berbagai jenis handuk minimal 3 buah.
14. Persyaratan Luas Kamar Tidur (room)
a. Single bed room dengan bathroom dan WC: 18 m²
b. Double bed room dengan bathroom dan WC: 26,5 m²
c. Tinggi kamar minimal 3 m
P K L P e l a k s a n a | 19 |
2.2.3 Pengertian Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi merupakan proyek yang berkaitan dengan
pembangunan suatu bangunan dan infrastruktur yang umumnya mencakup
pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang Teknik Sipil dan Arsitektur. Selain
itu, juga melibatkan bidang ilmu lainnya seperti Teknik Industri, Mesin, Elektro,
Geoteknik, dan Lanskap. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam
rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatau proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi
dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan hubungan
kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi, maka potensi
terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat dikatakan proyek konstruksi
mengandung konflik yang cukup tinggi. (Irika Widiasanti, 2013).
P K L P e l a k s a n a | 20 |
a. Proyek kontruksi
a. Menghasilkan tempat orang
mengendalikan alam untuk
bekerja (kantor, gudang, dan lain –
kepentingan manusia.
lain).
b. Pekerjaan berlangsung pada
b. Tempat kerja pada lokasi yang
lokasi yang luas dan panjang.
relatif kecil.
c. Kondisi pondasi (geologi) pada
c. Kondisi pondasi pada lokasi yang
setiap lokasi sangat berbeda satu
relative kecil.
dengan yang lainnya.
d. Manajemen dibutuhkan untuk
d. Manajemen dibutuhkan untuk
progressing pekerjaan
memecahkan permasalahan,
bukan timbul progress.
Sumber : (Rani, 2016)
P K L P e l a k s a n a | 21 |
lokasi karena tidak digunakan, sedangkan biaya sewa peralatan berat
umumnya mahal. Terjadinya pengangguran alat-alat berat dan lain-lainnya
menandakan manajemen konstruksinya tidak bagus.
d. Konstruksi industri (Industrial Construction)
Termasuk dalam konstruksi industri ini antara lain pabrikpabrik dan lain-
lain. Penataan yang diperlukan terutama terhadap pengaruh yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar seperti limbah,
polusi dan lain-lain. Untuk itu harus disediakan suatu fasilitas yang dapat
mengatasi pengaruh tersebut. Dan fasilitas-fasilitas ini harus ditata
sedemikian sehingga dapat berfungsi dengan baik.
(Rani, 2016)
2.2.6 Karakteristik Proyek Konstruksi
a. Proyek bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi
rangkaiankegiatan yang sama percis (tidak ada proyek identik, yang ada
proyek sejenis), proyekbersifat sementara, dan selalu melibatkan grup
pekerja yang berbeda-beda.
b. Membutuhkansumber daya (resources)
Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya dalam
prosespenyelesaiannya, yaitu uang dan sesuatu (uang, mesin, metoda,
material). Pengorganisasian semua sumber daya tersebut dilakukan oleh
manajer proyek. Dalam kenyataannya, mengorganisasikan pekerja lebih sulit
dibandingkan sumber daya lainnya. Apalagi, pengetahuan yang dipelajari
seorang manajer proyek bersifat teknis, seperti mekanika rekayasa, fisika
bangunan, computer scienc, construction management. Jadi, seorang
manajer proyek secara tidak langsung membutuhkan pengetahuan tentang
teori kepemimpinan yang harus ia pelajari sendiri.
c. Membutuhkan organiasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana di dalamnya terlibat
sejumlah individu dengan ragam keahlian, ketertarikan, kepribadian, dan
P K L P e l a k s a n a | 22 |
juga ketidakpastian. Langkah awal yang harus dilakukan oleh manajer
proyek adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan
oleh organisasi.
(Rani, 2016)
2.3 Pelaksanaan Proyek Konstruksi
2.3.1 Tahap Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang
panjang dan didalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Di
samping itu, dalam kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan
berkaitan. Biasanya dimulai dari lahirnya suatu gagasan yang muncul dari suatu
kebutuhan (need), pemikiran keterlaksanaannya (feasibilty study), keputusan untuk
membangun dan membuat penjelasan (penjabaran) yang lebih rinci tentang rumusan
kebutuhan (briefing), menuangkan dalam bentuk rancangan awal (preliminary
design), membuat rancangan yang lebih rinci dan pasti (design development dan
detail design) melakukan persiapan administrasi untuk pelaksanaan pembangunan
dengan memilih calon pelaksana (procurement). Kemudian melaksanakan
pembangunan dalam lokasi yang telah disediakan (construction), serta melakukan
pemeliharaan dan mempersiapkan penggunaan bangunan (maintenance, start-up
dan implementation). Kegiatan membangun berakhir pada saat dimulainya
penggunaan bangunan tersebut. Berbagai aspek yang harus dikaji dalam setiap tahap
merupakan kerangka dasar dari proses konstruksi. Menurut (Ervianto, 2004) aspek
ini terbagi menjadi empat kelompok utama, yaitu:
(Ervianto, 2004).
a. Aspek fungsional: konsep umum, pola operasional, program tata ruang, dan
lain sebagainya.
b. Aspek lokasi dan lapangan: iklim, topografi, jalan masuk, prasarana,
formalitas hukum, dan lain sebagainya.
c. Aspek konstruksi: prinsip rancangan, standar teknis, ketersediaan bahan
bangunan, metode membangun, dan keselamatan operasi.
d. Aspek operasional: administrasi proyek, arus kas, kebutuhan perawatan,
kesehatan, dan keselamatan kerja.
P K L P e l a k s a n a | 23 |
Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan proyek konstruksi menurut
(Ervianto, 2004) adalah sebagai berikut ;
a. Tahap Studi Kelayakan
Tahap ini bertujuan meyakinkan pemilik proyek bahya proyek konstruksi
yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan
perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek
lingkungannya. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah:
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan,
baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung
(fungsi sosial).
c. Menyusun analisi kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun
finansial.
d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek
tersebut dilaksanakan.
b. Tahap Perancangan
Tahap perancangan (design) bertujuan melengkapi penjelasan proyek dan
menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi dan taksiran biaya agar
mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat,
untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar
rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender. Kegiatan
yang dilaksanakan pada tahap ini adalah:
a. Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir.
b. Memeriksa masalah teknis.
c. Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek.
d. Mempersiapkan :
- Rancangan skema (perancangan) termasuk taksiran biaya.
- Rancangan terinci.
- Gambar kerja, spesifikasi, dan jadwal.
- Daftar kuantitas.
- Taksiran biaya akhir.
P K L P e l a k s a n a | 24 |
- Program pelaksanaan pendahuluan, termasuk jadwal waktu.
c. Tahap Pelelangan
Tahap pengadaan/pelelangan (procurement/tender) Tujuan dari tahap ini
adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau sejumlah kontraktor
sebagai subkontraktor yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Prakualifikasi.
b. Dokumen kontrak.
d. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan (construction) ini bertujuan untuk mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh
konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati serta
dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan adalah
merencanakan, mengoordinasi, mengendalikan semua operasional di lapangan.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah :
a. Perencanaan dan pengendalian jadwal dan waktu pelaksanaan.
b. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan.
c. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja.
d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material. Kegiatan Koordinasi:
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan
sementara maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan
perlengkapan yang terpasang.
- Mengoordinasikan para subkontraktor.
- Penyeliaan umum.
e. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan
Tahapan pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance and startup)
ini bertujuan menjamin kesesuaian bangunana yang telah selesai dengan dokumen
kontrak dan kinerja fasilitas sebagaimana mestinya. Selain itu pada tahap ini juga di
buat suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya. Untuk lebih
lengkapnya, kegiatan yang di lakukan adalah :
a. Mempersiapkan catatan pelaksana, berupa data–data selama pelaksana.
P K L P e l a k s a n a | 25 |
b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan yang terjadi.
c. Mempersiapkan petunjuk operasional/ pelaksanaan pedoman pemeliharaan.
d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan.
a. Pemilik/pimpro (Bouwheer)
Pemilik dapat berupa peorangan atau badan hukum, instansi pemerintah atau
swasta yang merupakan pihak yang berinisiatif untuk mengadakan proyek.
Hubungan antara Bouwheer dengan kontraktor dapat berupa:
- Bouwheer adalah pemerintah dan kontraktor juga pemerintah (DPU) maka
hubungannya berwujud kedinasan;
- Bouwheer dari pemerintah atau swasta sedangkan kontraktor dari swasta,
hubungannya dituangkan dalam perjanjian pemborongan (surat perintah
kerja). Hubungan antara Bouwheer dengan konsultan perencana Bouwheer
dengan konsultan rencana terikat dalam suatu kontrak perjanjian, yang
melalui proses pelelangan:
- Konsultan perencana memberikan jasanya melalui perencanaan yang berupa
gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
- Bouwheer wajib membayar hasil kerja konsultan perencana sesuai
perjanjian. Adapun hak dan kewajiban Bouwheer yaitu:
- Memeriksa dan menyetujui hasil pekerjaan pelaksana.
- Menerima hasil pekerjaan.
- Membayar hasil pekerjaan.
b. Pelaksana (Kontraktor)
Pelaksana adalah perorangan atau badan hukum, swasta atau pemerintah
yang melaksanakan suatu proyek yang diperoleh suatu pelelangan, penunjukan
langsung atau pengadaan langsung. Hubungan antara kontraktor pelaksana
dengan konsultan pengawas yaitu pengawas mengawasi pekerjaan kontraktor
sesuai atau tidak dengan bestek. Tujuan dan tanggung jawab pelaksana adalah
sebagai berikut:
- Melaksanakan sarana penunjang bagi kelancaran pekerjaan.
- Mempersiapkan bahan yang berkualitas dan memenuhi persyaratan bestek.
- Mengadakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang
diperlukan.
P K L P e l a k s a n a | 27 |
- Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan peraturan yang
tercantum dalam RKS.
- Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktu yang telah
ditentukan dalam perjanjian/kontrak.
- Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawabnya
- Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama dalam masa
pemeliharaan.
c. Konsultan (Perencana/Pengawas)
Konsultan adalah perorangan atau badan hukum dengan kualifikasi tertentu
yang merencanakan suatu proyek atau mengawasi suatu proyek yang
direncanakannya. Tugas dan tanggung jawab konsultan sebagai perencana
suatu proyek adalah:
- Membuat rencana lengkap yaitu arsitektur, rencana struktur, instalasi listrik
dan air, serta tata cara dalam pelaksana bangunan.
- Mengumpulkan data lapangan, lingkungan dan uraian tentang persyaratan
setempat.
- Membuat gambar pra rencana, rencana dan detail.
- Menyusun RKS, daftar perhitungan volume pekerjaan dan Rencana
Anggaran Biaya.
- Mempersiapkan seluruh dokumen proyek yang berisi: Syaratsyarat umum
dan khusus, bestek, petunjuk pelelangan dan waktu perkiraan proyek.
- Menyerahkan seluruh dokumen proyek kepada pemilik proyek. Sebagai
pengawas, konsultan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
Mengawasi laju perkembangan proyek, baik kualitas maupun konstruksi
secara keseluruhan sesuai dengan bestek.
- Mengawasi pemakaian bahan bangunan agar mutu pekerjaan sesuai dengan
bestek.
- Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian yang terjadi selama
pelaksanaan pekerjaan dengan mendapat persetujuan pemimpin proyek.
- Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan mengenai kemajuan
proyek.
P K L P e l a k s a n a | 28 |
BAB III
TINJAUAN PROYEK
P K L P e l a k s a n a | 29 |
3.1. Gambaran Umum Proyek
Gambaran umum proyek berisikan uraian ringkas tentang spesifikasi proyek,
ruang lingkup proyek, dan jenis pekerjaan proyek.
P K L P e l a k s a n a | 30 |
Gambar 3. 1. Situasi Proyek Hellen’s Shop And Villa
(Sumber : Hasil Survey, 2019)
Proyek Hellen’s Shop And Villa adalah salah satu proyek dengan fungsi
bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal sementara bagi wisatan asing
maupun lokal. Yang dimana menjadi suatu fungsi yang berperan dalam sektor
pariwisata di Bali. Hellen’s Shop And Villa sama halnya dengan villa pada dasarnya
yang ada disekitar proyek ini yaitu menggunakan fungsi villa sebagai tempat tinggal
sementara bagi wisatawan asing maupun lokal tapi proyek ini nantinya selain
bangunan villa yang akan dibangun ada juga fungsi lainnya yaitu Shop sebagai
fungsi penunjang atau tempat wisatawan yang menginap dapat berkunjung ke Shop
untuk melihat pernak-pernik oleh-oleh khas Bali.
Pada desain, bangunan ini berdiri di atas lahan seluas 1700 m2 dengan luasan
dasar bangunan 1200 m2, memiliki 3 (tiga) massa bangunan yang terdiri dari
Bangunan Villa, Shop dan BOH (back of house), pada bangunan villa hanya
memiliki 1 lantai sedangkan bangunan shop dan BOH-nya 2 lantai. Pada struktur
bangunan ini dominan menggunakan struktur jenis beton bertulang untuk struktur
utamanaya, jenis pondasi boredpile sebagai sub struktur, dan penggunaan baja WF
sebagai upper strukturnya.
P K L P e l a k s a n a | 31 |
Pada pembahasan fungsi bangunan yang dimana bangunan ini memiliki 2
fungsi yang pertama sebagai Villa tempat tinggal sementara bagi wisatawan, baik
wisatawan lokal maupun asing dan yang kedua sebagai Shop yang di fungsikan
sebagai sarana penunjang dari bangunan Villa atau tempat wisatawan yang
menginap dapat berkunjung ke Shop untuk melihat pernak-pernik oleh-oleh khas
Bali.
Lokasi dari Hellen’s Shop And Villa ini sendiri terletak di lokasi yang sangat
strategis untuk suatu fungsi bangunan rumah tinggal sementara bagi para wisatawan,
proyek ini terletak di daerah Kuta Utara, yang merupakan pusat perkembangan
pariwisata di Kabupaten Badung. Tepatnya bangunan ini berada di Jl. Raya Umalas,
Kerobokan, Kuta Utara, Badung. Letak bangunan terbilang central dengan fasilitas-
fasilitas vital lainnya seperti Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan berbagai
Villa maupun Hotel yang ada disekitarnya sehingga sangat menguntungkan
nantinya.
P K L P e l a k s a n a | 32 |
Pada saat pertama kali melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di proyek
ini, progress pelaksanaannya baru mencapai 5% yaitu baru menyelesaikan
melakukan pekerjaan galian pondasi, dan pemasangan batu kali. Yang dimana
pengerjaan proyek Hellen’s Shop And Villa ini sendiri dijadwalkan sudah selesai
pada Januari 2020.
Tabel 3. 1 . Lingkup Pekerjaan PT. Tugu Bali Utama di proyek Hellen’s Shop And Villa
NO ITEM PEKERJAAN SUB PEKERJAAN
1 Pekerjaan Persiapan
P K L P e l a k s a n a | 33 |
6 Pekerjaan Lansekap - Penataan Taman.
- Perkerasan.
PT. Tugu Bali Utama berdiri sejak Tahun 2001 di Denpasar – Bali, yang
bergerak dibidang usaha jasa konstruksi, bermula dari adanya hubungan baik
seorang arsitek dengan PT. Perwita Karya Jogyakarta, yang pada akhirnya PT.
Perwita Karya Jogyakarta berinpestasi di Bali, tepatnya di Pantai Berawa Canggu.
PT. Perwita Karya Jogyakarta mengembangkan villa dengan konsep Resort dengan
luas lahan 30 are, dengan 3 unit private villa, menemui permasalahan pada IMB.
Kami rekan rekan PT. Tugu Bali Utama yang dulu belum terbentuk PT. membantu
menyelesaikan proses IMB dan akhirnya kami berhasil menyelesaikan
permasalahan IMB yang didapat, sehingga rekan-rekan kami dipercayai untuk
membangun keseluruhan unit villa yang diantaranya menjadi 3 unit villa dan 2 unit
villa lantai 2.
Dengan keberhasilan itu rekan rekan kami yang terdiri dari 3 orang antara
lain ; Agung Ketut Adnyana, Komang Chandra dan Gede Dedik, sepakat mendirikan
sebuah kontraktor dengan adanya dukungan dari PT. Perwita Karya Jogyakarta
lahirlah sebuah PT. yang bergerak pada kontraktor sektor pembangunan dengan
nama PT. Tugu Bali Utama.
Dari berdirinya sejak tahun 2001 banyak proyek yang sudah dikerjakan oleh
PT. Tugu Bali Utama, khusus untuk tahun 2019 ini salah satu proyek yang sedang
P K L P e l a k s a n a | 34 |
dikerjakan oleh PT. Tugu Bali Utama adalah pembangunan Hellen’s Shop And Villa.
Selain itu berikut adalah beberapa pengalaman proyek yang sudah dikerjakan dari
awal berdirinya PT. Tugu Bali Utama.
Tabel 3. 2 . Daftar proyek per-tahun PT. Tugu Bali Utama sejak didirikan
NO NAMA PROYEK NILAI PERSENTASE
& TAHUN
P K L P e l a k s a n a | 35 |
3.2.2 Proses Mendapatkan Pekerjaan
Mrs. HENNE
Pemberi Tender
Konsultan Kontraktor
Dari hasil wawancara kepala pengawas site Proyek Hellen’s Shop And Villa,
Bapak Komang Chandra, didapatkan informasi mengenai proses mendapatkan
pekerjaan di proyek Hellen’s Shop And Villa ini, didapat melalui proses tender.
Sesuai dengan bagan diatas, PT. Tugu Bali Utama bergerak pada bidang jasa
kontraktor sedangkan Dedik Ck design bergerak sebagai jasa konsultan. Sebelum
memberikan tender proyek kepada jasa konsultan dan jasa kontruksi Mrs. Henne
mempunyai orang atau tim Quantity Surveyor (QS) yang bertugas untuk menghitung
volume dari masing-masing item pekerjaan proyek, yang nantinya akan diberikan
kepada perusahaan kontraktor untuk diisi dengan nominal harga di masing- masing
volume item pekerjaan yang sudah di hitung.
Setelah pengajuan penawaran harga dari pihak tender, PT. Tugu Bali Utama
(TBU) sebagai pemenang tender, berdasarkan keterangan Bapak Komang Chandra
selaku Kepala Pengawas Site, pengajuan harga yang diberikan oleh PT. Tugu Bali
P K L P e l a k s a n a | 36 |
Utama lebih mendetail dan lebih transparan dibandingkan kompetitor lainnya, selain
itu dalam sebuah proses tender tidak selalu perusahaan yang mengajukan harga
terendah yang akan menjadi pemenang tender, melainkan ada beberapa faktor lain
yang menjadi pertimbangan, diantaranya adalah track record dari kontraktor itu
sendiri, dan rekomendasi dari pihak lain kepada pemilik proyek, dalam hal ini bisa
rekomendasi dari konsultan arsitektur yang merancang proyek tersebut.
Setelah PT. Tugu Bali Utama (TBU) ditetapkan sebagai pemenang tender,
bukan berarti penawaran harga yang diajukan sebelumnya bersifat mutlak, tetapi
masih bisa dilakukan negosiasi dan penyesuaian kembali sesuai kesepakatan antara
Mrs. Henne selaku pemilik proyek dan PT. Tugu Bali Utama sebagai pemenang
tender. Hingga akhirnya kedua pihak menemukan kesepakatan, barulah dibuatkan
kontrak yang mengikat kedua belah pihak yang di dalamnya berisikan hak dan
kewajiban dari kontraktor, maupun pemilik proyek. Namun karena proses
penerbitan kontrak yang cukup lama, untuk menghemat waktu dan agar proyek
dapat segera di eksekusi/dilaksanakan oleh kontraktor maka ada beberapa dokumen
dan kewajiban pemilik proyek yang harus diselesaikan terlebih dalulu, yaitu :
- Surat serah terima lahan dari pemilik proyek ke kontraktor
- Surat Perintah Kerja ( SPK )
- Pembayaran Down Payment (DP) oleh pemilik proyek sesuai kesepakatan.
a. Hak
Hak yang dimiliki oleh PT. Tugu Bali Utama pada Hellen’s Shop And Villa
ini adalah sebagai berikut :
P K L P e l a k s a n a | 37 |
selain ketentuan - ketentuan yang tertulis di dalam kontrak yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak.
- Mendapat kepastian pembayaran setelah pelaksanaan pekerjaan proyek
selesai tepat waktunya.
- Mendapat jaminan Contractor all risk (insurance) dari pihak proyek
sebelum pekerjaan dimulai.
b. Kewajiban
Selain memiliki hak, PT. Tugu Bali Utama juga memiliki kewajiban yang
harus dilaksanakan dalam pembangunan Hellen’s Shop And Villa ini, kewajiban
tersebut antara lain :
P K L P e l a k s a n a | 38 |
- Pada dan dari tanggal mulai yang tercantum dalam jadwal pekerjaan dan
membawa pekerjaan tersebut kepada penyelesaian sebelum tanggal
penyelesaian yang tercantum dalam jadwal pekerjaan sesuai dengan,
a) Dokumen Kontrak.
b) Semua Undang-Undang, peraturan, pengarahan dan kode yang
mempengaruhi Pekerjaan, dan
c) Semua persyaratan yang relevan dan persetujuan dari pihakpihak
yang berwenang.
Mengatasi keterlambatan dalam suatu proyek
Dalam suatu proyek konstruksi banyak yang mungkin terjadi yang dapat
mengakibatkan meningkatnya waktu dari suatu kegiatan ataupun mundurnya waktu
penyelesaian suatu proyek secara keseluruhan. Beberapa penyebab yang paling
sering terjadi antara lain: perubahan kondisi lapangan, perubahan desain atau
spesifikasi, perubahan cuaca, ketidak tersedianya tenaga kerja, material, ataupun
peralatan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan kontraktor untuk bertanggung
jawab atas keterlambatan yang terjadi dalam suatu proyek berupa :
- Mengerahkan sumber daya tambahan.
- Melepas rintangan-rintangan, ataupun upaya-upaya lain untuk menjamin
agar pekerjaan meningkat dan membawa kembali ke garis rencana.
- Jika tidak mungkin tetap pada garis rencana semula mungkin diperlukan
revisi jadwal, yang untuk selanjutnya dipakai sebagai dasar penilaian
kemajuan pekerjaan pada saat berikutnya.
Ganti Rugi
Keterlambatan Kontraktor harus membayar kepada pemberi tugas sebagai
Ganti Rugi Keterlambatan, jumlah yang tercantum dalam jadwal pekerjaan untuk
tiap hari atau bagian tiap hari yang lewat setelah tanggal penyelesaian pekerjaan
sampai pekerjaan mencapai penyelesaian pekerjaan.
Informasi Rahasia
- Pemberi Tugas dan Kontraktor harus pada setiap waktu memegang
kerahasiaan dan tidak membocorkan kepaada orang lain kecuali bila
diperlukan dalam pelaksanaan kewajiban mereka dalam hubungannya
dengan Pekerjaan, semua informasi yang didapatkan atau diberikan
P K L P e l a k s a n a | 39 |
sehubungan dengan Kontrak seharusnya dianggap informasi rahasia kecuali
ditentukan sebaliknya.
- Kontraktor tidak boleh menyiarkan istilah-istilah dan syaratsyarat Kontrak
atau rincian yang berhubungan dengan informasi teknis.
Pemutusan Kontrak Kerja
Kontraktor akan bersedia diputus kontrak nya apabila terjadi hal-hal sebagai
berikut:
- Gagal untul mulai pekerjaan dalam waktu 7 hari setelah Tanggal Mulai.
- Tanpa sebab yang masuk akal menghentikan sementara pelaksanaan
Pekerjaan
- Gagal untuk melanjutkan Pekerjaan dengan tepat waktu dan teliti
- Tidak mampu melanjutkan Pekerjaan dengan cara yang baik
- Tidak mampu menggunakan material atau standar pekerjaan yang benar
seperti disyaratkan dalam Kontrak
- Tidak memperbaiki pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai, atau kerugian,
kerusakan, kesalahan atau kegagalan sehubungan dengan Kontrak
- Melakukan pelanggaran material terhadap Kontrak
- Tidak bisa membayar kreditor-kreditornya atau sudah mengusulkan atau
membuat komposisi dengan satu atau semua kreditornya atau sudah mulai
melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut atau perintah
atau keputusan yang dibuat untuk menghentikannya atau yang keberatan
terhadap hasil dari penghentian tersebut
- Gagal untuk menepati kewajiban kewajiban berdasarkan Dokumen Kontrak.
Keseluruhan Perjanjian
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap keseluruhan perjanjian yang
sudah dibuat dengan semua pihak yang terkait.
Hukum dan Undang-Undang yang berlaku
Kontraktor harus tunduk pada hukum yang berlaku di Republik Indonesia
khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan. Kontraktor juga
dapat memilih domisili umum dan tetap pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri
Badung.
P K L P e l a k s a n a | 40 |
3.2.4 Struktur Organisasi Kerja
a. Struktur Organisasi PT. Tugu Bali Utama
I Made Sukadana
KOMISARIS UTAMA
Komang Chandra
DEREKTUR UTAMA
Gede Dedik
Komang Putra Ardana
KEUANGAN&MARKETING
HRD&TEKNIK MANAGER
MANAGER
Gambar 3. 5 Bagan Struktur Organisasi PT. Tugu Bali Utama
(Sumber : Hasil Survey, 2019)
b. Pembagian Kerja
- Komisaris
Bertugas sebagai pemimpin atau pengawas tertinggi dalam perusahaan yang
bertanggung jawab mengawasi kelancaran serta kesehatan keuangan
perusahaan. Komisaris merupakan jabatan tertinggi dalam perusahaan dan
bisa juga sebagai pemilik perusahaan/pemilik saham, bekerjasama dengan
Direksi dan bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan serta membawahi
bawahan secara efektif.
P K L P e l a k s a n a | 41 |
- Direktur Utama
Pada sebuah perusahaan Direktur Utama adalah jenjang tertinggi dalam
perusahaan (eksekutif) atau administrator yang diberi tanggung jawab untuk
mengatur keseluruhan suatu organisasi. Seseorang yang ditunjuk sebagai
CEO dalam sebuah koperasi, perusahaan, organisasi, atau lembaga biasanya
melapor pada dewan direktur. Umumnya, direktur utama bertugas sebagai
seorang komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola
(manajer), dan eksekutor.
- Direktur
Merupakan seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau seorang
profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan
memimpin perseroan terbatas. Penyebutan direktur dapat bermacammacam,
yaitu dewan manager, dewan gubernur, atau dewan eksekutif. Direktur
mempunyai tanggung jawab kepada pihak ketiga dan hukum ditentukan dari
jenis perusahaan yang didirikan (Firma, Persekutuan Komanditer (CV), atau
Perseroan Terbatas (PT)).
- Marketing Manager
Bertugas untuk mencari, mendapatkan, mempertahankan dan
memperbanyak konsumen serta menguasai pasar. Banyaknya konsumen
yang dimiliki perusahaan menentukan banyaknya jumlah pemasukan bagi
perusahaan. Semakin besar pemasukan yang berhasil didapatkan, maka
perusahaan akan semakin berkembang, demikian pula sebaliknya.
- HRD & GA Manager
Bertugas mensuport berbagai unit di perusahaan yang bertujuan memberikan
pelayanan-pelayanan kepada unit-unit kerja lain. Pada umumnya GA
melayani seluruh unit kerja di perusahaan (bersifat shared service) dalam hal
administrasi dan pengelolaan pelayanan rutin kantor. Tugas seorang GA
sungguh sangat kompleks karenanya biasa disebut "Job Matrix" yang mana
kadangkala dalam satu waktu seorang GA dituntut menyelesaikan beberapa
permasalahan.
P K L P e l a k s a n a | 42 |
- Teknik Manager
Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional mesin produksi, serta
mengatur cost Repair & Maintenance dan pemakaian spareparts.
Memastikan seluruh anggota bekerja sesuai dengan SOP yang sudah
ditentukan.
- Manager Keuangan
Bertugas menentukan keputusan investasi dan pembiayaan perusahaan yang
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan perusahaan. Kegiatan Manajemen
Keuangan berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan
modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset
yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
c. Struktur O rganisasi PT. Tugu Bali Utama Proyek Hellen’s Shop And Villa
Project Manager
Komang Chandra
Gambar 3. 6 Bagan Struktur Organisasi PT. Tugu Bali Utama Proyek Hellen’s Shop And Villa
(Sumber : Hasil Survey, 2019)
d. Pembagian Kerja
- Project Manager
Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan konstruksi, dengan
wewenang sebagai berikut :
P K L P e l a k s a n a | 43 |
Memimpin tim untuk melaksanakan proyek. Bertanggung jawab terhadap
proyek yang dilaksanakan. Bertanggung jawab terhadap biaya yang
dikeluarkan.
Bertanggung jawab terhadap schedule pelaksanaan proyek di lapangan.
Bertanggung jawab terhadap cash flow (pemasukan/pengeluaran uang).
Bertanggung jawab terhadap laporan intern dan ekstern perusahaan.
- Site Manager
Tugas – tugas dari manager lapangan yang dalam melaksanakan tugasnya
selalu bertanggung jawab kepada manager proyek untuk membantu
kelancaran pekerjaan di lapangan
- Site Engineer
Bertugas dalam perencanaan cara pelaksanaan, metode yang lebih efisien &
murah sesuai dengan spesifikasi yang disetujui dalam kontrak, dan
berkordinasi kepada konsultan perencana mengenai pelaksanaan kontruksi
secara teknis dan usulan perencanaan.
- Drafter Drafter
Mempunyai tugas membuat gambar rencana dan menyesuaikannya dengan
kenyataan ( Shop Drawing) serta gambar akhir proyek untuk dijadikan
bentuk pertanggung jawaban kepada pemilik proyek.
- Logistik
Bertanggung jawab kepada manajer proyek, Pengadaan bahan, alat serta
pengelolaannya dan Bertanggung jawab atas operasi alat-alat serta
Mendukung operasi dari pelaksanaan lapangan.
- Supervisor
Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan dilapangan, serta
berpedoman pelaksanaan terhadap gambar kerja yang ada atau yang telah
dibuat. Dan memberikan pengarahan kepada pekerja akan pelaksanaan
sesuai dengan mutu dan waktu yang telah ditetapak.
- Security
Mengkonfirmasi kepada site manager apabila ada tamu yang ingin bertemu
apakah diizinkan atau tidak, kemudian security juga mengatur lalu lintas
jalan apabila ada kendaraan besar yang membawa logistik yang hendak
P K L P e l a k s a n a | 44 |
masuk ke dalam proyek baik yang membawa material atau yang membawa
peralatan.
P K L P e l a k s a n a | 45 |
BAB IV
PEMBAHASAN PELAKSANAAN PROYEK
P K L P e l a k s a n a | 47 |
pekerjaan yang akan dilaksanakan, mulai dari pekerjaan persiapan sampai
finishing.
Berdasarkan paket pekerjaan yang di dapat PT. Tugu Bali Utama pada
proyek ini meliputi pekerjaan struktur, MEP, hingga arsitektur pekerjaan dilakukan
secara bertahap dan saling berkesinambungan, dimulai dari pekerjaan persiapan,
struktur basement, struktur ground floor, kemudian pekerjaan struktur dan arsitektur
serta MEP akan dikerjakan berbarengan, misalnya ketika pekerjaan struktur di lantai
basement sudah selesai, dan sedang di lakukan pekerjaan struktur di lantai ground
P K L P e l a k s a n a | 48 |
floor, maka di lantai basement akan langsung dilanjutkan dengan pekerjaan
arsitektur dan MEP, begitu selanjutnya hingga di third floor.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari supervisor PT. Tugu Bali Utama
pada proyek Hellen’s Shop And Villa ini, pekerjaan sedikit mengalami kemunduran
dari time schedule yang seharusnya, beberapa faktor yang menyebabkan
kemunduran itu antara lain, permasalahan pada saat uji tes PDA (Pile Driving
Analyzer).
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kekuatan pondasi bored pile, pada
tes ini pondasi bored pile pada proyek Hellen’s Shop And Villa ini dinyatakan tidak
lolos uji, oleh sebab itu dilakukan peninjauan kembali, dan akhirnya diputuskan
untuk menambah beberapa pondasi bored pile di beberapa titik untuk memperkuat
struktur pondasi, tidak lolosnya uji tes PDA dan pekerjaan beberapa pondasi
tambahan ini lah yang menyebabkan sedikit kemunduran pada time schedule,
disamping itu keterlambatan material berupa pasir untuk urugan juga menyebabkan
kemunduran pada time schedule.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Site manager Komang Putra Ardana,
kemunduran pelaksanaan proyek sampai tanggal 28 Mei 2019 dari Time Schedule
mencapai angka 10 %, dan kemungkinan besar akan dilakukan re-schedule oleh site
manager untuk meminimalisir kemunduran menjadi 2%.
P K L P e l a k s a n a | 49 |
a. Bahan
Bahan atau material yang diperlukan pada proyek pembangunan Hellen’s Shop
And Villa di sediakan langsung oleh PT. Tugu Bali Utama seperti baja WF, besi,
kayu, polywood, paku dan sebagainya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan
bahan pada proyek Hellen’s Shop And Villa ini menjadi tanggung jawab dari
Bapak Komang Chandra, yang merupakan kepala pengawas dari PT. Tugu Bali
Utama di proyek Hellen’s Shop And Villa.
b. Tenaga
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sitemanager Komang Putra Ardana,
penyiapan tenaga kerja pada proyek pembangunan Hellen’s Shop And Villa ini
diberikan wewenang sepenuhnya kepada mandor, dimanan PT. Tugu Bali
Utama akan memberikan target pekerjaan kepada mandor, setelah itu pihak
mandor skaligus sub contractor pada proyek Hellen’s Shop And Villa inilah
yang akan menyesuaikan jumlah tenaga kerja yang akan digunakan untuk
memenuhi target pekerjaan yang diberikan oleh PT. Tugu Bali Utama. Begitu
juga dengan penambahan dan pengurangan tenaga kerja sepenuhnya menjadi
wewenang dari mandor, mandor pada proyek Hellen’s Shop And Villa ini
berjumlah 2 orang yaitu Pak Agus dan Pak Anto dengan 2 wakil mandor yaitu
Pak Andik dan Pak Budi. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang disiapkan
mandor sejauh ini berjumlah 15-20 orang pekerja.
c. Alat
Pengadaan alat pada proyek Hellen’s Shop And Villa direncanakan dengan
adanya schedule dalam pengadaan alat yang disiapkan oleh PT. Tugu Bali
Utama, yang dimana hak merupakan hak milik dari PT. Tugu Bali Utama, dalam
perencanaan ini dimaksudkan untuk menyiapkan alat-alat yang akan diperlukan
dan digunakan saat pelaksanaan di lapangan. Untuk alat-alat yang digunakan
para pekerja dominan berskala kecil seperti palu, tang, meteran, gergaji dan
lainnya disiapkan oleh pihak pekerja itu sendiri. Berdasarkan wawancara
dengan Sitemanager Komang Putra Ardana, pihak yang bertanggung jawab
terhadap alat pada proyek Hellen’s Shop And Villa ini adalah pelaksana yang
berkordinasi dengan mekanik di lapangan.
P K L P e l a k s a n a | 50 |
d. Finansial Dalam perencanaan finasial pada proyek pembangunan Hellen’s Shop
And Villa, yaitu untuk rencana pembayaran para pekerja digunakan sistem
borongan. Dimana harga sudah disepakati sebelum pekerjaan dimulai antara sub
contractor dengan pihak PT. Tugu Bali Utama. Upah para pekerja ini
dibayarkan setiap 2 minggu sekali. Di mana pembayaran ini sesuai dengan
laporan volume pekerjaan yang sudah dikerjakan selama 2 minggu, volume
pekerjaan ini dibuat oleh pihak QS dari sub contractor yang nanti akan diberikan
kepada site manager . selanjutnya site manager akan mencocokan dengan
catatan pelaksana lapangan dari PT. Tugu Bali Utama. Setelah itu PT. Tugu Bali
Utama akan membayar kepada mandor sesuai dengan volume pekerjaan tadi,
selanjutnya pembayaran kepada tenaga kerja adalah kewenangan mandor dan
diluar tanggung jawab dari PT. Tugu Bali Utama.
P K L P e l a k s a n a | 51 |
Gambar 4. 3 Schematic Concept Elevation Hellen’s Shop And Villa
(Sumber : Dedik Ck Design, 2019)
P K L P e l a k s a n a | 52 |
sesuai dengan petunjuk pelaksana, disini Bapak Gede Dedik tidak lagi
melakukan survey ke lapangan.
3. Setelah gambar selesai gambar akan diperiksa oleh site manager, untuk
selanjutnya diberikan kepada wakil owner di lapangan sebagai manajemen
konstruksi.
4. Wakil owner ini selanjutnya akan berkordinasi dengan pihak owner dan
konsultan arsitek bahwa akan dilakukan revisi atau perubahan gambar,
setelah disetujui barulah gambar akan di approve dan pihak dari manajemen
konstruksi mengeluarkan surat persetujuan, setelah surat tersebut keluar
barulah pihak pelaksana akan memulai pekerjaan.
4.2.5 Pelaporan
Pada proyek pembangunan Hellen’s Shop And Villa ini menggunakan sistem
pelaporan berupa laporan harian, yang dimana laporan harian tersebut akan masuk
untuk didata oleh site manager. Dimana site manager akan merekap dan
membuatkannya di catatan proyek untuk pekerjaan setiap harinya sebagai bahan
untuk evaluasi kedepannya. Sifat laporan harian untuk proyek pembangunan
Hellen’s Shop And Villa ini adalah bersifat sangat interen dan tidak dapat untuk di
publikasikan terhadap pihak lain, baik untuk akademis maupun pihak lainnya.
P K L P e l a k s a n a | 53 |
Laporan ini hanya dapat di evaluasi atau dipublikasikan terhadap pihak Mrs. Henne
selaku owner dari Hellen’s Shop And Villa. Pelaporan yang dibuat hanya
dipublikasikan untuk pihak PT. Tugu Bali Utama selaku pelaksana dan Mrs. Henne
selaku owner. Laporan harian kemudian direkap dalam 2 minggunya dan di susun
dan didata untuk masuk ke masterschedule.
P K L P e l a k s a n a | 54 |
lapangan, pertimbangan ini didasari dari awal pembangunan proyek sampai dengan
proyek selesai sehinggga perlu direncanakan dengan baik. Adapun lingkup dari
pengelolaan site pembangunan Hellen’s Shop And Villa antara lain sebagai berikut:
P K L P e l a k s a n a | 55 |
Gambar 4.6. Setting Plan
(Sumber : Data Pribadi, 2019)
P K L P e l a k s a n a | 56 |
b. Basecamp
Basecamp ini disiapkan untuk para tukang yang berada pada Pembangunan
Proyek Hellen’s Shop And Villa. Basecamp ini terletak pada area belakang site.
P K L P e l a k s a n a | 57 |
koral berada di lahan kosong di area depan dan belakang site dekat dengan
tempat kantor dan gudang yang sudah disediakan.
P K L P e l a k s a n a | 59 |
Untuk bahan material struktur biasanya dilakukan pencatatan oleh site
administration atau site logistik. Kemudian disampaikan ke kantor PT. Tugu bali
Utama kemudian dipesankan oleh kantor. Kemudian besok atau dua hari lagi
didatangkan bahan bahan yang sudah dicatat dan di request sebelumnya, dan
dikirimkan oleh supplier langsung ke lokasi proyek.
Setelah bahan tiba pada lokasi proyek biasanya langsung site administration
atau site logistik mengecek dan menghitung bahan yang dikirimkan oleh supplier.
Namun jika ada barang yang tidak sesuai dengan pesanan maka akan dikembalikan
langsung.
Pemilihan jenis bahan pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa
ini, sesuai dengan item yang dikerjakan. Dimana dikarenakan Pembangunan Proyek
Hellen’s Shop And Villa ini merupakan bangunan sejenis villa dengan desain yang
cukup menarik.
a. Besi
Bahan besi digunakan pada pekerjaan struktur kolom, sloof, balok dan
borepile. Pemilihan bahan di sini disesuaikan dengan keterangan ataupun
dengan detail yang sudah ditentukan.
1) Besi ulir 13 SNI digunakan untuk pemasangan tulangan kolom
Struktur dengan ukuran 20 x 20 cm
2) Besi begel 10 mm digunakan untuk pemasangan tulangan kolom
Praktis dengan ukuran 15 x 15 cm
3) Besi begel 8 mm digunakan untuk pengikitan semua tulangan struktur
4) Besi ulir 13 SNI digunakan untuk pemasangan tulangan Borepile
5) Besi ulir 13 SNI digunakan untuk pemasangan tulangan Pondasi
footplat dengan ukuran 80 x 80 cm
6) Besi ulir 13 SNI digunakan untuk pemasangan tulangan sloof dengan
ukuran 20 x 30 cm
b. Kayu
Penggunaan kayu pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa ini
yaitu untuk bekesting, menurut pihak kotraktor digunakan kayu untuk
P K L P e l a k s a n a | 60 |
proyek ini untuk menghemat anggaran karena kayu bekesting ini bersifat
tidak permanen, adapun kayu yang digunakan yaitu :
1) Kayu balok 6/12, Kayu Usuk dan triplek, dimana kayu balokk 6/12
digunakan sebagai perkuatan bekesting dan tumpuan triplek pada
bekesting, sedangkan kayu usuk 4/6 digunakan sebagai tumpuan triplek
pada bekisting sedangkan penggunaan bahan triplek dipergunakan pada
bagian pekerjaan bekisting, dimana pekerjaan beksiting ini mencakup
semua pekerjaan yang lebih banyak didominasi dengan penggunaan
kayu dan triplek.
a. Untuk bahan – bahan yang relatif kecil dan mudah dipindahkan seperti paku,
baut dan lain sebagainya disimpan dalam gudang yang terletak di dalam
ruang Direksi Keet.
b. Bahan – bahan yang tidak disimpan digudang tetapi memerlukan
perlindungan terhadap gangguan cuaca adalah balok kayu, triplek, termasuk
semen dan kramik ditempatkan pada gudang yang berada dibelakang site dan
selalu dikunci.
c. Untuk bahan – bahan yang tahan terhadap cuaca, ditempatkan pada areal
terbuka dan cenderung dekat dengan lokasi tempat konstruksi.
Adapun penyimpanan bahan pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And
Villa adalah sebagai berikut:
- Penyimpanan Besi
Pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa ini besi
diletakkan pada sisi tengah site. Besi ini diletakan dekat dengan
tempat pabrikasi besi untuk pembuatan besi.
P K L P e l a k s a n a | 61 |
- Penyimpanan Pasir dan koral.
Pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa pasir dan koral
diletakkan di area tengah dan area depan site diletakkan bersebelahan
dengan jalan pendistribusian material hingga sering kali mengganggu
pendistribusian barang ke gudang karena akses material menutupi
sebagian jalan.
P K L P e l a k s a n a | 62 |
selain itu dari pihak owner juga mempercayai Mr. Marcos selaku pengawas dari
pihak owner untuk mengamati dan mengawasi penggunaan material atau bahan.
P K L P e l a k s a n a | 63 |
b. Molen
Penggunaan molen dipergunakan untuk mencapurkan semen, pasir dan
koral.
P K L P e l a k s a n a | 64 |
Penempatan Alat pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa diletakan pada
gudang dan ada juga alat – alat yang diletakan di areal pelaksanaan proyek.
Pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa ini, kebutuhan terhadap
tenaga kerja disiapkan sesuai dengan item pekerjaan yang akan dilaksanakan di
lapangan. Rencana penggunaan tenaga kerja disusun diawal oleh site manager
sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Rencana ini disusun bersama
pelaksanan untuk mengoptimalkan pengunaan tenaga kerja di lapangan. Status
tenaga kerja pada proyek ini dibedakan atas:
a. Tenaga Kerja Tetap
Sesuai struktur organisasi tenaga kerja yang dimiliki PT. Tugu Bali Utama
selama proyek beroperasi, adapun tenaga kerja yang ditempatkan pada
Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa yaitu :
1. Bapak Komang Chandra selaku Project Manager
2. Bapak Komang Putra Ardana Putra selaku Site Manager
P K L P e l a k s a n a | 65 |
3. Bapak A.A Ngurah Panji Astika Selaku Site Administration
b. Tenaga Kerja Tidak Tetap
Merupakan tenaga kerja yang memiliki hubungan kerja hanya pada saat
berlangsungnya proyek, artinya setelah proyek berakhir, tidak ada
hubungan kerja. Yang termasuk dalam tenaga kerja ini adalah mandor,
tenaga harian dan sub kontraktor. Adapun mandor yang dipekerjakan yaitu:
1. Bapak Agus selaku mandor Pembesian
2. Bapak Anto selaku mandor Pondasi Pembatuan
a. Hari Senin sampai hari minggu bekerja mulai pagi sampai sore yaitu pukul
08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu istirahat pukul 11.45 – 13.00 WITA
b. Lembur yang pernah diamati pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop
And Villa ini pernah terjadi pada pengerjaan pengecoran sloof untuk
mengejar target sebelum hari raya Idul Fitri karena tukang pada libur.
P K L P e l a k s a n a | 66 |
4.6.4 Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga Kerja
Pada pelaksanaan Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa ini tidak
pernah sekalipun ada penggunaan alat keselamatan kerja seperti helm kerja, sepatu
kerja, sabuk keselamatan ataupun alat lainnya yang dapat menjaga para pekerja
lapangan dari hal hal yang mungkin dapat melukai. Walaupun saat kunjungan dari
para petinggi kantor PT. Tugu Bali Utama sekalipun.
P K L P e l a k s a n a | 67 |
Ketika terdapat perubahan keputusan atau perubahan gambar kerja
dilapangan maka akan diadakan sebuah rapat yang dihadiri oleh pihak kontraktor,
MK dan owner untuk membahas hal tersebut. Atau akan dibahas dalam rapat yang
diadakan setiap satu bulan sekali.
P K L P e l a k s a n a | 69 |
4.8.3 Pengendalian Biaya
Untuk pengadaan barang/jasa pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And
Villa ini, pimpinan proyek menyerahkan pembayaran upah pekerja ke mandor dan
para pekerja yang diberikan setiap 1 bulan. Pembayaran upah kepada pekerja di
bayar sesuai dengan jumlah kehadiran tiap minggunya. Sesuai dengan kontrak,
pembayaran harga borongan dibayarkan oleh pihak Owner kepada pihak PT. Tugu
Bali Utama atau pelaksana secara bertahap/angsuran dan pihak pihak PT. Tugu Bali
Utama kemudian membayarkan kepada mandor.
P K L P e l a k s a n a | 70 |
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Owner yang memiliki proyek ini merupakan warga negara asing yang
sudah lama tinggal dan menetap di Bali dan sudah memiliki tiga bangunan
villa yang berada di Desa Umalas, Kerobokan. Keberhasilan PT. Tugu Bali
Utama membangun salah satu dari bangunan villa owner sebelumnya
menjadi alasan owner kembali mempercayakan PT. Tugu Bali Utama
dalam Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa.
2. Berdasarkan Time Schedule pelaksanaan Pembangunan Proyek Hellen’s
Shop And Villa membutuhkan waktu 12 bulan pengerjaan yang terhitung
mulai dari 19 Februari 2019 sampai dengan Januari 2020. Dan dalam
pelaksanaan PKL dimulai dari tanggal 11 Maret 2019 sampai dengan 11
Juni 2019. Dalam pelaksanaan PKL diketahui bahwa Pembangunan Proyek
Hellen’s Shop And Villa mengalami keterlambatan pekerjaan jika bertolak
pada Time Schedule ,progres dilapangan yang seharusnya sudah 17,75%
namun keadaan dilapangan baru berjalan 16,20% dan terdapat
keterlambatan 1,56% yang dimulai pada minggu ke 2 bulan ke 4.
Keterlambatan ini dikarenakan oleh libur hari raya lebaran. Rencana
anggaran biaya Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa ini yaitu
sebesar Rp. 4.890.000.000,- (Empat miliar delapan ratus Sembilan puluh
juta rupiah) yang di setujui pada Jumat, 19 Februari 2019. Sumber daya
yang dibutuhkan yaitu Bahan, Alat, Tenaga Finansial, Gambar kerja yang
digunakan yaitu Gambar Kerja Perencanaan (Konsultan), Gambar Kerja
(Shopdrawing). Laporan yang digunakan dalam pelaksanaan Pembangunan
Proyek Hellen’s Shop And Villa ini yaitu laporan harian yang dibuat oleh
pelaksana sipil (Komang Chandra) dan penyampaian langsung lewat
Whatsapp.
P K L P e l a k s a n a | 71 |
3. Pengelolaan Site pada Proyek Hellen’s Shop And Villa ini terdiri dari
setting plan, pembuatan direksi keet, pembuatan basecamp, pembuatan
gudang, dan untuk transfortasi site terdapat transportasi horizontal dan
transportasi kendaraan.
4. Sistem pengadaan bahan dari Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And
Villa ini adalah bahan sudah dipesan M-1 atau satu minggu kurang
sebelum material atau bahan tersebut akan digunakan. Dan kantor akan
memesankannya kemudian setelah pemesanan H+2 atau H+3 bahan akan
datang. Penyimpanan bahan berukuran kecil akan diletakkan pada gudang
Kantor, Material kerja seperti semen akan diletakan di gudang pada area
belakag site dan untuk bahan yang tahan terhadap cuaca akan diletakkan
di area kerja pada area depan dan tengah. Pendistribusian bahan dari luar
menuju site menggunakan truck dan pick up, sedangkan untuk
pendistribusian bahan di dalam site menggunakan tenaga para pekerja
langsung dengan gerinding atau gerobak bahan.
5. Pengelolaan alat pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa ini
meliputi pengadaan alat yang disediakan oleh PT. Tugu Bali Utama
pemilihan jenis alat sesuai dengan item pekerjaan, penempatan alat
diletakan di gudang kantor, dan untuk perawatan dilakukan oleh pihak
kontraktor.
6. Pengelolaan tenaga kerja meliputi peengadaan tenaga kerja yang dibagi
menjadi tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Sistem kerja yang
diterapkan yaitu dengan 7 hari kerja dengan lembur yang dilakukan pada
hari dan pekerjaan tertentu. Pelepasan tenaga kerja dilakukan ketika
pekerjaan selesai.
7. Koordinasi pelaksanaan secara intern hanya diketahui oleh pihak
kontraktor, sedangkan untuk koordinasi ekstern dilakukan oleh pihak
kontraktor, pengawas dan owner.
8. Pengendalian pelaksanaan Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And Villa
ini sudah terdapat pengendalian waktu, mutu dan biaya.
9. Pelaksanaan pekerjaan pada Pembangunan Proyek Hellen’s Shop And
Villa ini ketika pelaksanaan kerja praktek yang ditinjau pekerjaan
P K L P e l a k s a n a | 72 |
persiapan dan pekerjaan sub-struktur yang sesuai dengan time schedule
yang ada.
5.2 Sasaran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observator saat pelaksanaan kerja
praktek pada Proyek Hellen’s Shop And Villa, maka observator dapat menyarankan
sebagai berikut :
1. Untuk pihak kontraktor agar lebih memperhatikan kesehatan dan
keselamatan. Kerja lebih diperketat, agar tidak terjadi hal yang tidak di
inginkan saat melakukan proses pekerjaan, dengan menyediakan helm,
baju proyek dan sepatu yang safety.
2. Dalam perencanaan proyek hendaklah dilakukan dengan lebih
terorganisasi dan terstruktur sehingga dapat mengurangi resiko
pembongkaran yang tidak perlu sehingga meminimalisir keterlambatan
pekerjaan.
P K L P e l a k s a n a | 73 |