Bab 2
Bab 2
TELAAH PUSTAKA
A. Uraian Teori
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Kata motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin “movere”
yang berarti menggerakan. Kata dasarnya adalah motif yang berarti
dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan
demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi
sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Definisi motivasi secara umum adalah energi aktif yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang
Nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi, sehingga
mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu di
karenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus
terpuaskan.
Menurut Robbins & Judge (2013), “Motivasi adalah suatu proses
yang dilakukan individu yang berupaya mencapai tujuan, mencakup
tiga elemen penting yaitu intensitas, arah dan kegigihan”.
Menurut Veithzal Rivai (2010:837), “Motivasi adalah serangkaian
sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal
yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.”
Menurut Samsudin (2010:281), “Motivasi adalah proses
mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau
kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah
ditetapkan.
b. Tujuan Motivasi
1) Motivasi Positif
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang)
bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif,
semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia
senang menerima yang baik-baik saja. Contoh: memberikan insentif,
memberikan hadiah, memberikan penghargaan, dll.
2) Motivasi Negatif
Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan
dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi
negative ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek
akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka
waktu panjang dapat berakibat kurang baik. Contoh: memberikan
ancaman, memberikan sanksi-sanksi, dll.
d. Teori Motivasi
1) Teori Motivasi Klasik.
Teori motivasi Frederick Winslow Taylor dinamakan teori
motivasi klasik, Frederick Winslow memandang bahwa memotivasi
para karyawan hanya dari sudut pemenuhan kebutuhan biologis saja.
Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui gaji atau upah yang
diberikan, baik uang ataupun barang, sebagai imbalan dari prestasi
yang telah diberikannya.
Frederick Winslow dalam Hasibuan (2007:153) menyatakan
bahwa: “Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja bilamana
ia giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai
kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas
dikerjakan dengan menggunakan sistem intensif untuk memotivasi
para pekerja, semakin banyak mereka berproduksi semakin besar
penghasilan mereka.”
3) Teori X dan Y
Teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri
dari dua jenis. Pencetusnya, McGregor, mengatakan bahwa ada jenis
manusia X dan jenis manusi Y yang masing-masing memiliki
karakteristik tertentu.
Jenis manusia X adalah manusia yang selalu ingin menghindari
pekerjaan bilamana mungkin, sementara jenis manusia Y
menunjukkan sifat yang senang bekerja yang diibaratkan bahwa
bekerja baginya seperti bermain.
Di kaitkan dengan kebutuhan, di katakan bahwa tipe manusia
X bilamana mengacu pada hierarki kebutuhan dari maslow, memiliki
kebutuhan tingkat rendah, sedangkan tipe Y memiliki kebutuhan
tingkat tinggi.
2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
a) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan
sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang
tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau
pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat
dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh
objek pekerjaan dimaksud;
b) Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau
organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong
atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan
perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat
membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi
individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
c) Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong
untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan
interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
d) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik
atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang
yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah
tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai
imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat
mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan;
perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan
tercapai maka akan timbul imbalan.
f. Metode Motivasi
Menurut Hasibuan (2003:149) ada dua metode motivasi yaitu
sebagai berikut:
1) Metode Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materil dan non materil) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
Jadi sifatnya khusus seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari
raya, bonus dan bintang jasa.
2) Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Metode tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya
merupakan fasilitasfasilitas yang mendukung serta penunjang gairah
kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan
bersemangat melakukan pekerjaaanya. Motivasi tidak langsung besar
pengaruhnya untuk merangsang semangat kerja kayawan sehingga
produktif.
2. Prestasi Kerja
a. Pengertian Prestasi Kerja
Menurut Mangkunegara (2013:67), “Prestasi kerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”.
Menurut Hasibuan (2008:94), “Prestasi kerja adalah hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu.
Berdasarkan pengertian prestasi kerja karyawan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja karyawan merupakan gabungan
dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja,
kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran
dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor
diatas semakin tinggi prestasi kerja seseorang.
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
1) Faktor Internal
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2002:67) ada dua
faktor internal yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor
kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).
a) Faktor Kemampuan (Ability)
Faktor internal motivasi secara psikologis, kemampuan (ability)
pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan
reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ di
atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai
untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai pekerjaan yang
diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the
right place, the right man on the right job). Faktor kemampuan
meliputi kerja sama, keterampilan dan kreativitas, pengalaman
dalam bekerja, tingkat ketelitian dan komunikasi.
b) Faktor Motivasi (Motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi
yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai
tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi
mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai
prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seseorang pegawai
harus sikap mental yang siap secara psikofisik (siap secara
mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seseorang pegawai
harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama
dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan
menciptakan situasi kerja.
2) Faktor Eksternal
Menurut Handoko (2001: 193), terdapat 4 (empat) faktor
eksternal yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu:
a) Kondisi Fisik Pekerjaan
Manajemen yang baik adalah manajemen yang memikirkan
bagaimana tentang lingkungan kerja yang baik dan
menyenangkan karena sangat dibutuhkan oleh tenaga kerjanya.
Lingkungan kerja diduga mempunyai pengaruh kuat dalam
pembentukan perilaku karyawan.
Lingkungan kerja memiliki kedudukan penting dalam
lingkungan pengendalian 8 manajemen terpadu yang unsur-
unsurnya adalah tenaga kerja, alat kerja, kondisi kerja, pimpinan
perusahaan, dan pola kebijakan (Martoyo, 2002).
Secara umum lingkungan kerja dalam suatu organisasi atau
perusahaan di mana para karyawan melaksanakan tugas dan
pekerjaannya. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1996).
Kondisi fisik pekerjaan dalam suatu organisasi atau
perusahaan mempunyai peranan penting untuk kelancaran proses
produksi karena lingkungan kerja yang baik tidak hanya dapat
memuaskan karyawan dalam melaksanakan tugas, tetapi juga
berpengaruh dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan.
b) Sistem Kompensasi
Handoko (2001) mengatakan sistem kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa
untuk kerja mereka. Sedangkan menurut Dessler (2002)
mengemukakan bahwa sistem kompensasi merupakan salah satu
bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada
karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan kompensasi
merupakan segala bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan
oleh perusahaan dan diterima oleh para karyawan atas kerja yang
telah dilakukan.
Menurut Handoko (2001) tujuan pemberian kompensasi
adalah:
Pertama: Memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas,
kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi agar menarik para
pelamar, karena organisasi-organisasi bersaing dalam pasar
tenaga kerja, tingkat pengupahan harus sesuai dengan kondisi
suplai dan permintaan tenaga kerja. Terkadang tingkat gaji yang
relative tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar yang cakap
dan sudah bekerja di berbagai organisasi lain.
Kedua: Mempertahankan sumber daya manusia yang ada
sekarang, bila tingkat kompensasi tidak kompetitif niscaya
banyak karyawan yang baik akan keluar.
Ketiga: Menjamin keadilan, administrasi pengupahan dan
penggajian perusahaan untuk memenuhi prinsip keadilan.
Keadilan dan konsisten internal dan eksternal sangat penting
diperhatikan dalam tingkat kompensasi.
Keempat: Kepuasan kerja, dengan balas jasa karyawan akan
dapat memenuhi kebutuhankebutuhan fisik, status, sosial, dan
egoistiknya sehingga ia memperoleh kepuasan 9 kerja dan
jabatanya.
Kelima: Motivasi, jika balas jasa yang diberikan cukup besar
manajer akan mudah memotivasi karyawanya. 6. Disiplin, dengan
pemberian balas jasa yang cukup besar
c) Desain Pekerjaan
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja
seorang individu dalam kelompok karyawan secara organisasional
yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, teknologi dan
keperilakuan (Handoko, 2001).
Menurut Simamora (2001), desain pekerjaan adalah proses
penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode
yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut dan
bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya
didalam organisasi.
d) Kepemimpinan
Menurut Veitzhal Rivai (2012: 53), kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain
dengan cara memancing tumbuhnya perasaan yang positif dalam
diri orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Sedangkan menurut Miftah Thoha (2011: 19),
kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhiperilaku orang
lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan
maupun kelompok
1) Kuantitas Kerja
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang
perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan
dapat diselesaikan.
2) Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan.
Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan,
kebersihan hasil kerja.
3) Keandalan
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan
memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan
kerjasama
4) Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif,
memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung
jawab menyelesaikan.
5) Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang
bersifat rutin.
6) Sikap
Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja
7) Kehadiran
Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan
waktu/jam kerja yang telah ditentukan.
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pikir
D. Hipotesis