Ketua Penyunting:
Penyunting:
Mitra bestari:
Penyunting Pelaksana:
Redaksi :
Website: tekniksipilunesa.org
E-mail: JKPTB
DAFTAR ISI
Halaman
Julis Mayanti
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: yulismayanti0@gmail.com
Abstrak
Mekanika Teknik merupakan mata pelajaran pokok di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), karena
Mekanika Teknik (Mektek) merupakan ilmu dasar dalam perhitungan struktur bangunan. Oleh karena itu,
model pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas sangat menentukan hasil belajar siswa. Model
pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar Mekanika Teknik pada penelitian ini
adalah model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI). Team Assisted Individualization
adalah sebuah metode pembelajaran yang menggambungkan antara pembelajaran kelompok dan individu.
Sehingga siswa dapat belajar bersama kelompok maupun secara mandiri.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran Mektek, (2) Bagaimana keterlaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe TAI, (3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran Mektek, dan (4) Untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran kooperatif TAI pada mata pelajaran Mektek.
Penelitian ini merupakan Quasi Experimental Designs. Desain penelitian ini menggunakan satu kelas,
tidak memerlukan kelas kontrol. Penentuan tingkat kelayakan perangkat pembelajaran kooperatif TAI
diukur berdasarkan uji validasi dari para ahli dan uji coba kepada siswa melalui tes hasil belajar. Data
dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengamatan, tes, dan angket. Teknik pengamatan digunakan
untuk memperoleh data kualitatif tentang aktivitas guru dan siswa, sedangkan teknik tes digunakan untuk
memperoleh data kuantitatif tentang peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode TAI, dan angket
digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode TAI.
Hasil penelitian menunjukkan kelayakan perangkat pembelajaran metode TAI memperoleh rata-rata
79%, sehingga perangkat dinyatakan layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, terdapat
peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Asissted Individualization
(TAI) pada mata pelajaran Mekanika Teknik. Rerata peningkatan masing-masing Kuis 1, 2, 3, dan 4 (K1, K2,
K3, dan K4) adalah 77,86, 81,63, 82,30 dan 85,43. Pada Kuis besar 1, dan Kuis besar 2 (KB1, dan KB2)
peningkatan hasil belajar siswa mencapai rerata 86,61, dan 87,86. Keterlaksanaan aktivitas pembelajaran
dengan metode TAI memperoleh kriteria baik dengan persentase 78,57% dan kriteria sangat baik 21,43%;
hasil respon siswa menunjukkan rata-rata 72% siswa atau sebanyak 20 siswa menyatakan setuju
menggunakan pembelajaran dengan metode kooperatif TAI, sedangkan 28% atau sebanyak 8 siswa
menyatakan ragu-ragu atau bahkan kurang setuju menggunakan model pembelajaran TAI pada mata
pelajaran Mekanika Teknik.
Kata kunci : Mekanika teknik, Model Pembelajaran Kooperatif, Team Asissted Individualization, Hasil Belajar.
9
Abstract
Engineering Mechanics is basic subjects in vocational schools (SMK), because of Engineering Mechanics
(Mektec) is a basic science in the calculation of building structures. Therefore, the learning model used by
teachers in the classroom will determine student learning outcomes. Learning model applied to improve the
learning outcomes of Engineering Mechanics in this study is a cooperative learning model Team Assisted
Individualization (TAI). Team Assisted Individualization is a learning method that combined between group
and individual learning. So that students can learn with a group or independently.
The purpose of this study were (1) To determine the feasibility of the cooperative learning Team
Assisted Individualization (TAI) in subjects Mektec, (2) How materialize cooperative learning TAI type, (3)
To know the learning outcome of students using cooperative learning model type TAI on subjects Mektec,
and (4) To determine the students' response to the cooperative learning TAI on subjects Mektec.
This study is Quasi Experimental Designs. This study design using a single class, does not require the
control class. The determination of the feasibility of cooperative learning device TAI measured by test
validation of experts and test to students through achievement test. Data was collected using observation
techniques, test, and questionnaire. Observation technique used to obtain qualitative data on the activities of
teachers and students, while the test techniques used to obtain quantitative data on improving student
learning outcomes using TAI, and questionnaires are used to determine students' response to TAI methods.
The results show the feasibility of the learning methods TAI gained an average of 79%, so that the
device is declared fit for use for teaching and learning activities, are improving student learning outcomes
using cooperative learning model Asissted Team Individualization (TAI) on the subjects of Engineering
Mechanics. the average increase in each Quiz 1, 2, 3, and 4 (K1, K2, K3, and K4) are 77,86, 81,63, 82,30 and
85,43. At large Quiz 1, and a large Quiz 2 (KB1 and KB2) improving student learning outcomes reached an
average 86,61, and 87,86. Materialize learning activities with TAI method of obtaining both criteria with the
percentage of 78,57% and 21,43% criteria very well; the results of student responses showed an average 72%
of students or as many as 20 students agreed to use cooperative learning methods TAI, while 28% or as
much as 8 students expressed hesitation or even less amenable to use learning model of TAI on the subjects
of Engineering Mechanics.
10
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/16 (2016) : 09 - 19
11
Berdasarkan teori belajar di atas dapat Berdasarkan kajian teori diatas dapat
disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah prestasi disimpulkan bahwa, pembelajaran TAI diartikan
belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan sebagai suatu metode yang didalamnya setiap
belajar mengajar pada aspek kognitif, afektif, kelompok dituntut bekerja secara kelompok tetapi
psikomotorik sebagai pengaruh pengalaman belajar juga dapat mempertanggung jawabkannya secara
sekaligus bukti ketuntasan belajar yang dialami individual. Setiap kelompok akan mendapatkan
siswa baik berupa suatu bagian, unit, ataupun bab penghargaan (reward) berupa predikatsempurna,
materi tertentu yang telah diajarkan. sangat baik, baik, dan cukup. Model pembelajaran
Menurut Miftahul (2014:125) mengemukakan TAI memungkinkan siswa untuk aktif dalam
bahwa, metode kooperatif TAI, siswa pembelajaran, mengembangkan pengetahuan, sikap
dikelompokkan berdasarkan kemampuannya yang dan keterampilan secara mandiri serta terciptanya
beragam. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 kondisi pembelajaran yang kondusif bagi siswa
siswa kemudian ditugaskan untuk menyelesaikan untuk belajar.
tugas tertentu. Setiap kelompok diberi serangkaian Langkah– langkah pembelajaran kooperatif tipe
tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama. TAI adalah
Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
kepada setiap anggota. Semua anggota saling mempelajari materi pembelajaran secara
mengecek jawaban teman-teman satu kelompoknya individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
kemudian saling memberi bantuan jika memang b. Masing-masing siswa diberikan kuis secara
dibutuhkan. individual untuk mendapatkan skor awal
Menurut Slavin (2005:15), metode TAI sama sebagai pedoman penempatan kelompok (test
dengan STAD dan TGT menggunakan penggunaan penempatan).
bauran kemampuan empat anggota yang berbeda c. Berdasarkan test penempatan individu tersebut
dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja guru membentuk kelompok-kelompok belajar.
terbaik. Namun, metode STAD dan TGT Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa
menggunakan pola pengajaran tunggal untuk satu berdasarkan kemampuan yang berbeda-beda,
kelas, sementara TAI yaitu menggabungkan (tinggi, sedang dan rendah). Jika memungkinkan
pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
individual. Selain itu, STAD dan TGT dapat suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
diaplikasi pada hampir semua mata pelajaran dan d. Hasil belajar siswa secara individual
tingkat kelas, sementara TAI dirancang khusus didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi
untuk pelajaran yang bersifat hitungan kelompok, setiap anggota kelompok saling
(matematika, fisika, mekanika, dan sejenisnya). Para memeriksa jawaban teman satu kelompoknya
siswa memasuki tahap individual berdasarkan test dan saling membantu menyelesaikan masalah
penempatan dan kemudian melanjutkannya masing-masing anggotanya.
dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
Anggota tim saling memeriksa hasil kerja masing- rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
masing menggunakan lembar jawaban dan saling penegasan pada materi pembelajaran yang telah
membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah. dipelajari.
Menurut Daryanto, (2014:37) menyatakan f. Siswa diberikan kuis secara berkelompok. Hasil
bahwa, dalam model pembelajaran TAI, siswa kuis ini dinilai oleh kelompok lain dan selanjutnya
memasuki sequen individual berdasarkan tingkat dilaksanakan tinjauan oleh guru dan seorang siswa
kemampuannya sendiri. Secara umum, anggota dalam setiap kelompok. Setelah tinjauan ini selesai
kelompok bekerja dengan unit pelajaran yang dan disetujui oleh para siswa lainnya, siswa dapat
berbeda. Teman satu saling memeriksa hasil kerja mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di
masing-masing. Sedangkan menurut Warsono, dkk hadapan kelompok lain.
(2013:198-199), TAI bersifat khusus karena g. Guru memberi penghargaan (reward) pada
dikembangkan untuk pembelajaran matematika, kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan
bagi siswa kelas 3 sampai kelas 6 atau kelas yang hasil belajar individual dari skor awal ke skor kuis
lebih tinggi di atasnya. Sejumlah sumber ada yang kelompok.
menyatakan dilakukan pembelajaran klasikal dulu, Materi yang digunakan pada penelitian adalah
baru kemudian pembelajaran kooperatif. Namun mata pelajaran Mekanika Teknik pada kompetensi
ada pula yang secara tersirat mengungkapkan dasar menerapkan ilmu statika dan tegangan
diberikan pembelajaran kooperatif dulu, baru dengan pokok bahasan menerapkan konsep
kemudian pembelajaran klasikal. keseimbangan dengan diagram gaya normal, gaya
lintang, dan momen pada balok sederhana.
12
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/16 (2016) : 09 - 19
Materi yang akan dijelaskan antara lain: Lembar validasi yang digunakan dalam
1. Diagram gaya normal, gaya lintang, dan momen penelitian ini adalah:
dengan beban terpusat pada balok sederhana. a. Lembar Validasi Ahli Perangkat Pembelajaran
2. Diagram gaya normal, gaya lintang, dan momen (Silabus, RPP, dan LP).
dengan beban terbagi merata pada balok b. Lembar Validasi Materi
sederhana.
3. Diagram gaya normal, gaya lintang, dan momen
dengan beban kombinasi pada balok sederhana. 2. Lembar Pengamatan
Hipotesis sementara untuk rumusan masalah Tujuan dari lembar pengamatan adalah untuk
pada penelitian ini adalah Peningkatan Hasil Belajar mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa pada saat
siswa setelah menggunakan metode TAI lebih besar proses belajar mengajar berlangsung. Lembar
sama dengan KKM 75. pengamatan diambil berdasarkan skala Likert
dengan kriteria tidak baik (skor 1), kurang baik
METODE (skor 2), cukup baik (skor 3), baik (skor 4), dan
Penelitian ini merupakan “Quasi Experimental sangat baik (skor 5). Contoh Lembar pengamatan
Designs”. Desain penelitian ini hanya menggunakan pada saat mengajar guru dapat dilihat pada
satu kelas, sehingga tidak memerlukan kelas lampiran 11.
kontrol. Penerapan di kelas terdiri dari empat kali 3. Test Hasil Belajar
pertemuan dan masing-masing pertemuan akan Test dalam penelitian ini adalah test tulis berupa
diberikan Kuis 1 (K1), Kuis 2 (K2), Kuis 3 (K3), dan soal essay (uraian), dengan materi menerapkan ilmu
Kuis 4 (K4). Selain itu, akan diberikan Kuis besar 1 statika dan tegangan, menggambar diagram gaya
(KB1) yang merupakan gabungan antara K1 dan K2, normal, gaya lintang, dan momen pada balok
kemudian Kuis besar 2 (KB2) adalah gabungan sederhana. Soal-soal dan pembahasan Mekanika
antara K3 dan K4. Teknik dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan
Tabel 1.1 Rancangan penelitian sebagai berikut: Pembelajaran (RPP) yang terdapat pada lampiran
Kelas XI Alokasi 17.
Materi
KKY Waktu 4. Angket Respon Siswa
Pertemuan 4 x 45 Diagram gaya normal Angket penelitian berupa pertanyaan yang
1 menit (N), gaya lintang (D), diberikan kepada siswa yang bersedia memberikan
dan momen (M) dengan respon (responden) sesuai dengan permintaan.
beban terpusat + Kuis 1. Tujuan dari angket respon siswa adalah untuk
Pertemuan 4 x 45 Diagram gaya normal mengetahui respon siswa terhadap model
2 menit (N), gaya lintang (D), pembelajaran TAI. Angket dibuat dengan model
dan momen (M) dengan skala Likert, dengan jawaban sangat setuju (skor 5),
beban terbagi merata + setuju (skor 4), ragu-ragu (skor 3), tidak setuju (skor
Kuis 2 + Kuis besar 1. 2), sangat tidak setuju (skor 1). Bentuk lembar
Pertemuan 4 x 45 Diagram gaya normal angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran.
3 menit (N), gaya lintang (D), Analisis Data yang digunakan dalam peneltian ini
dan momen (M) dengan adalah:
beban kombinasi + Kuis 1. Analisis Kelayakan Perangkat Pembelajaran
3.
Kelayakan Perangkat pembelajaran diukur
Pertemuan 4 x 45 Diagram gaya normal menggunakan lembar validasi.
4 menit (N), gaya lintang (D), a. Penentuan Ukuran Penilaian Beserta Bobot
dan momen (M) dengan
Penilannya.
beban kombinasi + Kuis
4 + Kuis besar 2. Penentuan Ukuran Penilaian Beserta Bobot
Penilannya dapat dilihat pada Tabel interpretasi
Tempat Penelitian ini di SMK Negeri 3 Jombang skor berdasarkan Skala Likert di bawah ini :
pada semester genap tahun ajaran 2014-2015. Tabel 1.2 Ukuran Penilaian Beserta Bobot Nilai
Sampel Penelitian ini adalah siswa kelas XI TKY Penilaian Bobot Skor
SMKN 3 Jombang. Sangat Baik 5
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini Baik 4
adalah Cukup 3
1. Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran Kurang 2
Tidak Baik 1
(Riduwan dalam Deria, 2014:24)
13
b. Hasil skor 3. Analisis Hasil Belajar Siswa
Menentukan hasil skor menggunakan rumus Analisis hasil belajar dinilai berdasarkan
sebagai berikut: ketuntasan siswa mengerjakan kuis-kuis yang
P (%) = diberikan. Menurut pedoman di SMK Negeri 3
Jombang, dijelaskan bahwa siswa tuntas belajar
(Riduwan dalam Deria, 2014:24)
jika siswa dapat menjawab soal dari tes dengan
Keterangan :
skor ≥ 75. Hasil belajar siswa selanjutnya akan
P (%)= hasil skor
diuji normalitas. Apabila data berdistribusi
= jumlah skor dari keseluruhan responden normal maka data dapat dianalisis menggunakan
N = jumlah validator statistik parametris misalnya dengan uji t satu
I = skor maksimal pihak kanan. Sedangkan apabila data tidak
R = jumlah soal/indikator berdistribusi normal maka dapat dianalisis
Selanjutnya nilai P(%) disesuaikan dengan Tabel menggunakan statistic nonparametris misalnya
3.2 di bawah ini untuk mengetahui valid tidaknya dengan Chi Kuadrat (X2).
perangkat/instrumen tersebut. Langkah-langkah pengujian normalitas data
dengan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3 Kriteria Interpretasi Skor a. Menentukan kelas interval.
Penilaian Kualitatif Persentase Skor Bobot Nilai
b. Menentukan panjang kelas interval.
Sangat Valid (SV) 81% - 100% 5
Valid (V) 61% - 80% 4 c. Menyusun ke dalam tabel distribusi
Cukup Valid (CV) 41% - 60% 3 frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel
Kurang Valid (KV) 21% - 40% 2 penolong untuk menghitung harga Chi
Tidak Valid (TV) 0% - 20% 1 Kuadrat.
(Riduwan dalam Hayadi, 2014:30)
d. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh),
2. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
dengan cara mengalikan persentase luas
Kooperatif TAI
tiap bidang kurve normal dengan jumlah
Analisis keterlaksanaan model pembelajaran
kooperatif TAI diukur menggunakan lembar anggota sampel.
pengamatan dengan cara menghitung presentase e. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel
sintak-sintak yang terlaksana selama pembelajaran kolom fh, sekaligus menghitung harga-
model pembelajaran TAI. Analisis hasil aktivitas harga (fo-fh) dan dan
mengajar guru saat mengelola model pembelajaran
kooperatif TAI digunakan ketentuan sebagai menjumlahkannya. Harga adalah
berikut :
1 : Tidak Baik 3 : Cukup Baik 5 : Sangat Baik merupakan harga Chi Kuadrat hitung.
2: KurangBaik 4 : Baik f. Membandingkan harga Chi Kuadrat Hitung
(Ridwan dalam Rochmatul, 2012:60) dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga Chi
Untuk menghitung persentase dari tiap indikator, Kuadrat Hitung lebih kecil dari pada harga
rumus yang digunakan adalah: Chi Kuadrat Tabel, maka distribusi data
normal, dan bila lebih besar dinyatakan
tidak normal
Hasil perhitungan persentase penilaian pengelolaan Nilai kuis 1, 2, 3, dan 4 akan dilakukan
pembelajaran diinterpretasikan ke dalam kriteria pengujian normalitas data dengan
Tabel 3.5. menggunakan teknik Chi Kuadrat. Kurva
Tabel 1.4 Interpretasi Skor normal baku yang luasnya mendekati 100% itu
Keterlaksanaan Model Pembelajaran TAI dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan
Persentase Kategori simpangan bakunya, yaitu tiga bidang di
81%-100% Sangat Baik bawah rata-rata dan tiga bidang di atas rata-
61%-80% Baik rata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku
41%-60% Cukup Baik adalah: 2,27%, 13,53%, 34,13%, 34,13%, 13,53%
21%-40% Tidak Baik dan 2,27%, lihat Gambar 3.2 Kurva normal.
0%-20% Sangat Kurang
(Riduwan dalam Deria, 2014:27)
14
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/16 (2016) : 09 - 19
15
2. Keterlaksanaan Perhitungan prosentase kelayakan angket dapat
Hasil perhitungan keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan rumus:
metode TAI disesuaikan dengan Rencana (%) = x 100%
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap pertemuan. = x 100%
Data keterlaksanaan metode pembelajaran TAI
= 86% (Sangat Valid)
diperoleh selama empat kali pertemuan. Aspek
kemampuan guru dalam metode pembelajaran TAI
Keterangan :
yang diamati meliputi pendahuluan, kegiatan inti,
P (%) = hasil skor = jumlah skor
dan penutup, (Lampiran 11).
keseluruhan responden
N = jumlah responden I = skor maksimal
Berdasarkan analisis data keterlaksanaan pada
R = jumlah soal/indikator
Lampiran 3 menunjukkan bahwa prosentase
tertinggi pada fase 5 evaluasi yakni 90% dengan
Berdasarkan hasil prosentase respon pada
kriteria sangat baik, sedangkan nilai prosentase
Lampiran 6 menunjukkan 77% siswa atau sebanyak
terendah adalah 71% pada fase 3 dan fase 6 dengan
22 siswa menyatakan setuju menggunakan
kriteria baik. Aspek pengamatan pada fase 3 dan 6
pembelajaran dengan metode Kooperatif TAI,
adalah mengorganisasikan siswa kedalam
sedangkan 23% atau sebanyak 6 siswa menyatakan
kelompok belajar dan memberikan penghargaan.
ragu-ragu dan kurang setuju menggunakan model
pembelajaran TAI pada mata pelajaran Mekanika
3. Hasil Respon
Teknik.
Respon siswa diperoleh dari siswa sendiri
menggunakan angket respon yang telah diberikan
B. Pembahasan
setelah pembelajaran berlangsung. Angket respon
Keterlaksanaan pembelajaran metode TAI pada
siswa berisi tentang pendapat siswa mengenai
pokok bahasan menerapkan teori keseimbangan
model pembelajaran kooperatif TAI saat proses
dengan diagram gaya normal, gaya lintang, dan
belajar mengajar berlangsung. Untuk lebih jelasnya
momen setiap pertemuan terlaksana dengan baik.
hasil skor masing-masing responden dapat dilihat
Kriteria sangat baik metode TAI disebabkan karena
pada Lampiran 13-14.
indikator dan langkah kegiatan pembelajarannya
sudah sesuai dengan sintax yang tercantum pada
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Respon
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yakni 6
No Absen Jumlah
fase.
Skor Total 1216 Menurut pengamat 1 dan 4 pada saat
Mean 43 menyampaikan materi ada fase yang kurang
Median 44,5 ditekankan oleh guru ditandai dengan persentase
Std. Deviation 4,79 terendah 71% pada fase mengelompokkan siswa
dan membimbing siswa. Menurut pengamat 2 dan 3
Maksimum 50
guru sering kali lebih fokus membimbing
Minimum 35 kelompok-kelompok tertentu, sehingga pada saat
bersamaan masih banyak siswa terlihat melakukan
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui hasil respon kegiatannya sendiri-sendiri.
siswa terhadap metode TAI. Data yang diperoleh Proses belajar dengan menggunakan model
antara lain total skor, nilai rata-rata (Mean), nilai pembelajaran TAI untuk pertemuan 1 dilakukan
tengah (Median), standar deviasi (Std. Deviation), pada tanggal 18 Mei 2015. Jumlah siswa di kelas XI
nilai tertinggi (Maximum), dan nilai terendah TKY berjumlah 28. Materi yang dibahas yaitu
(Minimum). Rata-rata (Mean) dari semua responden menghitung reaksi dan menggambar diagram gaya
adalah 43, sedangkan median dari semua normal, gaya lintang, dan momen dengan beban
responden adalah 44,5. Standar deviasi (Std. terpusat. Kemudian diakhiri dengan kuis mandiri
Deviation) dengan nilai 4,79. Nilai tertinggi yang diberikan oleh guru di akhir pembelajaran.
(Maksimum) dari semua responden adalah 50, Pada pertemuan 1 ini, guru maupun siswa terlihat
sedangkan nilai terendah (Minimum) dari semua belum mampu menyesuaikan diri dengan
responden adalah 35. pembelajaran TAI. Hal ini disebabkan karena
mereka belum terbiasa menggunakan pembelajaran
TAI dalam proses pembelajarannya, siswa terlihat
asik dengan kegiatannya sendiri-sendiri.
16
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/16 (2016) : 09 - 19
Pertemuan 2 model pembelajaran TAI untuk mata pelajaran Mekanika Teknik (Mektek)
dilakukan pada tanggal 21 mei 2015, jumlah siswa dengan rata-rata diatas KKM 75.
yang masuk adalah 28. Materi yang dibahas yaitu Hasil belajar siswa kelas XI KKY setiap kuis
menghitung reaksi dan menggambar diagram gaya mengalami peningkatan karena adanya bimbingan
normal, gaya lintang, dan momen dengan beban rutin dari guru pada saat kegiatan belajar
merata. Kemudian diakhiri dengan kuis besar 1 berlangsung, selain itu pada saat diskusi kelompok
diakhir pembelajaran. Pada pertemuan 2 ini, guru siswa terlihat antusias mengerjakan latihan soal
maupun siswa mulai bisa menyesuaikan diri yang diberikan meskipun hasilnya belum optimal.
dengan sintak-sintak pada pembelajaran TAI, guru Hasil belajar siswa setiap kuis meningkat artinya
terlihat sangat menekankan kerjasama kepada bahwa metode TAI dapat diterapkan dengan baik
setiap kelompok, sehingga pembelajaran terasa pada mata pelajaran mektek, sama halnya pada
menyenangkan. Hal ini ditandai dengan penelitian sebelumnya Kurniawati (2012:4) bahwa
peningkatan hasil belajar siswa pada kuis 2 yang pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar
terlihat lebih signifikan dibandingkan pada kuis 1. siswa sebesar 19,7% dari sebelumnya.
Dalam hal ini, guru telah melaksanakan Hasil belajar siswa pada kuis 1 dan 2 belum
pembelajaran TAI sesuai dengan materi dan sintak tuntas karena siswa masih menyesuaikan dengan
dari TAI. model pembelajaran yang ada, aktivitas siswa saat
Pertemuan 3 model pembelajaran TAI berpartisipasi dalam kerja kelompok belum
dilakukan pada tanggal 25 mei 2015, pada maksimal, ditandai dengan skor minimum yang
pertemuan 3 ini siswa hadir semua. Proses diperoleh siswa yakni 65, banyak siswa yang
pembelajaran pada pertemuan 3 sama dengan memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari
proses pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2, guru tetapi tidak pernah mengutarakan pendapat
materi yang dibahas pada pertemuan 3 adalah terkait materi yang belum dipahami. Penyebab lain
menghitung reaksi dan menggambar diagram gaya adalah pada saat mengerjakan latihan soal masih
normal, gaya lintang, dan momen dengan beban ada siswa yang hanya mengikuti teman
kombinasi. Pada pertemuan ke- 3 ini, siswa sangat kelompoknya, tanpa membantu memecahkan
antusias mengikuti pembelajaran, hal ini karena permasalahan, sehingga pada saat kuis mandiri
guru menyampaikan pembelajaran dengan strategi siswa tidak dapat mengerjakan soal sampai tuntas,
yang menyenangkan dan tidak menoton. Sehingga siswa juga kurang teliti seperti salah menuliskan
seluruh siswa bersemangat dan aktif bertanya satuan, dan tidak mencantumkan keterangan nama,
terkait materi yang belum dipahaminya. Diakhir dan tanda pada gambar. Artinya bahwa, pelajaran
pembelajaran sepert guru juga menyiapkan kuis 3 Mekanika Teknik merupakan pelajaran yang
untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa membutuhkan ketelitian. Selain itu, guru belum
selama 2 pertemuan. sepenuhnya menerapkan sintax-sintax dengan baik.
Apresiasi guru berkaitan dengan materi Sehingga perlu direfleksikan kembali pada kuis
pelajaran dapat merangsang semangat siswa pada berikutnya, dan mencapai ketuntasan 100% pada
saat mengerjakan kuis mandiri, hal ini sesuai kuis-kuis besar 1 dan 2.
dengan pernyataan Miftahul (2014:126) bahwa, Berdasarkan nilai rata-rata tiap kuis
dalam metode TAI akuntabilitas individu, menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar
kesempatan yang sama untuk sukses, dan dinamika siswa setelah menerapkan metode TAI, pernyataan
motivasional menjadi unsur-unsur utama yang ini sesuai dengan hasil penelitian Saiful (2011:66)
harus ditekankan oleh guru. Berdasarkan hasil bahwa, penerapan model pembelajaran TAI secara
perhitungan dapat diketahui bahwa hasil belajar keseluruhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
siswa pada kuis 3 ini mengalami peningkatan yang pada mata pelajaran matematika.
signifikan terhadap kuis-kuis sebelumnya. Hasil respon pada Lampiran 14 menunjukkan
Pertemuan 4 dilaksanakan pada tanggal 28 mei 77% siswa atau sebanyak 22 siswa menyatakan
2015, pada pertemuan 4 ini guru memberikan setuju menggunakan pembelajaran dengan metode
materi yang sama pada pertemuan 3, untuk Kooperatif TAI, sedangkan 23% atau sebanyak 6
mengulas kembali terkait materi beban kombinasi. siswa menyatakan ragu-ragu dan kurang setuju
Setelah mengulas sedikit materi sebelumnya, guru menggunakan model pembelajaran TAI pada mata
memberikan kuis besar 2 diakhir pembelajaran. Hal pelajaran Mekanika Teknik.
ini bertujuan untuk melihat peningkatan antara kuis Siswa yang merasa senang dalam belajar
besar 1 dan 2. Berdasarkan analisis diperoleh bahwa mekanika teknik dengan metode TAI, diasumsikan
hasil kuis besar 1 dan kuis besar 2 mengalami karena siswa dapat bertukar informasi serta
peningkatan yang signifikan sehingga siswa bekerjasama antar teman teamnya, sehingga mereka
dinyatakan berhasil menggunakan metode TAI lebih nyaman belajar sesama teman sebayanya,
17
sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator 5. kurang setuju menggunakan model
saja. Sebaliknya, siswa menyatakan ragu- pembelajaran TAI pada mata pelajaran
ragu/kurang setuju disebabkan oleh cara guru Mekanika Teknik. Siswa menyatakan ragu-
mengajar yang menoton, dan membutuhkan waktu
ragu/kurang setuju disebabkan oleh cara guru
yang cukup lama dalam mengerjakan soal sehingga
menyebabkan siswa jenuh, sulit memahami serta mengajar yang menoton sehingga
tidak tertarik mengikuti pembelajaran Mekanika menyebabkan siswa bosan dan tidak tertarik
Teknik. pada mata pelajaran Mekanika Teknik.
PENUTUP B. Saran
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan
Berdasarkan hasil analisis data dan kepada guru dan peneliti yang menggunakan
pembahasan pada penelitian ini diperoleh simpulan metode pembelajaran TAI agar memperhatikan
sebagai berikut. beberapa hal sebagai berikut.
1. Hasil Kelayakan perangkat pembelajaran 1. Berdasarkan kelebihan metode
metode TAI memperoleh rata-rata 79%, pembelajaran TAI, maka metode TAI dapat
sehingga perangkat dinyatakan layak dijadikan referensi bagi peneliti lain.
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. 2. Alokasi waktu yang tersedia pada saat
2. Hasil Keterlaksanaan aktivitas pembelajaran metode TAI berlangsung harus lebih
metode TAI pada mata pelajaran Mekanika diperhatikan agar semua sintak dalam
Teknik memperoleh kriteria baik dengan pembelajaran TAI dapat dilaksanakan
persentase 78,57% dan kriteria sangat baik dengan baik.
dengan persentase 21,43%. 3. Pada saat proses belajar berlangsung
3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebaiknya guru lebih mampu mengelola
menggunakan model pembelajaran Kooperatif kelas, agar suasana belajar mengajar lebih
Team Asissted Individualization (TAI). Rerata tertib.
peningkatan masing-masing Kuis 1, 2, 3, dan 4 4. Metode TAI merupakan gabungan antara
(K1, K2, K3, dan K4) adalah 77,86, 81,63, 82,30 pembelajaran individu dan team
dan 85,43. Pada Kuis besar 1, dan Kuis besar 2 (berkelompok), oleh karena itu
(KB1, dan KB2) peningkatan hasil belajar siswa pelaksanaannya harus benar-benar dikelola
mencapai rerata 86,61, dan 87,86. dengan baik agar dapat dibedakan saat
4. Hasil respon siswa memperoleh rata-rata 77% siswa belajar kelompok dan saat siswa
dari siswa atau sebanyak 22 siswa menyatakan belajar secara individu.
setuju menggunakan pembelajaran dengan
metode kooperatif TAI, sedangkan 23% atau
sebanyak 6 siswa menyatakan ragu-ragu dan
18
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2 Nomer 2/JKPTB/16 (2016) : 09 - 19
Darmali, Arief. 1979. Ilmu Gaya Teknik Sipil 1. Rochmatul, Lailiyah. 2012. Penerapan Model
Jakarta : Soetrisno B. Sc Kooperatif Tipe STAD Pada Mata
Pelajaran Sistem Pengapian Konvensional
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kurikulum 2013. Yogyakarta : Gava Media. XI TKR SMKN 3 Buduran Sidoarjo. Skripsi
Unesa.
Deria, Resmi. 2014. Penerapan Metode Tutor Sebaya
Saiful. 2011. Penerapan Model Pembelajaran
Melalui Latihan Terbimbing Terhadap Hasil
Kooperatif Tipe TAI terhadap Minat
Belajar Siswa Kelas X KKY Pada Mata
dan Hasil Belajar Kompetensi PDTM
Pelajaran Mekanika Teknik Di SMK Negeri
Siswa Kelas X TMO SMKN 7 Surabaya.
2 Surabaya. Skripsi Unesa.
Skripsi Unesa.
Evany, Iqrammah. 2015. Meningkatkan Berpikir
Septian, Aim. 2014. Sikap Siswa pada Mata
Kritis Siswa dengan Model Pembelajaran
Pelajaran Mekanika Teknik dan
Kooperatif Menggunakan Metode Socrates
Kemampuan Penalaran Formal terhadap
Pada Standar Kompetensi Menggambar
Prestasi Belajar Mekanika Teknik Siswa
Konstruksi Atap di SMK Negeri 3 Jombang.
Kelas X SMK Negeri 7 Surabaya. Skripsi
Skripsi Unesa.
Unesa.
Hayadi, Agus. 2014. Penerapan MediaPembelajaran
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori,
CD Interaktif dan LatihanTerbimbing Pada
Riset dan Praktik. Bandung : Nusa
Kompetensi Dasar Menggambar dengan
Media.
Perangkat Lunak Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Skripsi Unesa.
Stanislaus, Uyanto. 2009. Pedoman Analisis Data
Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Irfan, Muhammad. 2013. Pengaruh Pemahaman
Mata Pelajaran Matematika dan Fisika
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
terhadap Pemahaman Mata Pelajaran
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Menghitung Statika Bangunan Siswa Kelas
X SMK Negeri 2 Pati. Skripsi Universitas
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Negeri Semarang.
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM
Warsono, dkk. 2013. Pembelajaran Aktif Teori dan
dari Behavioristik sampai Konstruktivistik.
Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.
Offset.
Kurniawati, Mei. 2012. Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Prestasi Belajar Yappi
19