BIPOLAR
TUTORIAL C2
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, penyusun akan menjelaskan basic science dari BLOK NBS, meliputi
anatomi, histology, dan histopatologi penyakit kulit dengan lebih detail diperlihatkan dalam
rincian daftar isi.
Selama pembuatan makalah ini, penyusun ingin berterima kasih kepada pihak yang telah
membantu, baik itu bantuan yang berupa pengajaran dan bimbingan, ataupun dukungan moral
dr.Ryan, selaku tutor pembimbing C2, dan teman-teman kelompok tutorial C2 yang telah ikut
berperan dalam menyusun makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga akan ada penyusunan
makalah yang lebih baik lagi di lain kesempatan.
Ketercapaian makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan apresiasi para
pembaca untuk menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih mendalam terhadap salah satu bentuk
kecil dengan berbagai perannya yang penting bagi tubuh kita, ialah mengenai jaringan. Semoga
dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan ilmu pengetahuan.
Penyusun
BIPOLAR
OVC
Nona W berusia 20 tahun datang ke poliklinik jiwa dengan keluhan pundak memberat sejak 2
minggu yang lalu.
o Nyeri pundak yang dialami pasien kemungkinan adalah gelaja somatosform karena pasien
sudah datang untuk berkonsul dengan dokter di poliklinik jiwa.
RPS
Tidak bisa tidur sejak 6 bulan
o Mungkin disebabkan karena gangguan mood atau afek yang menyebabkan pasien susah
mengistirahatkan otaknya sehinggal susah untuk dapat tidur
Pertama kali nyeri dirasakan timbul didaerah pundak dan mudah lelah sejak 6 bulan
o Menandakan awal timbulnya gejala dan 6 bulan menunjukan onsetnya kapan gelaja tersebut
muncul serta progesifitasnya bagaimana
Nyeri timbul setelah pasien mengulang semester karena berkata kasar pada dosennya
o Mungkin ini menjadi trigger atau factor pencetus gejala yang dialami oleh pasien sehingga
pasien datang ke dokter
Pasien menyangkal telah berkata kasar kepada dokternya karena sebelum nya pasien selalu
berperilaku sopan
o Kemungkinan pasien mempunyai 2 kepribadian / BIPOLAR , karena pasien tidak merasa
melakukan perkataan kasar terhadap dosennya padahal ia melakukannya.
Setelah ibu pasien meninggal pasien berubah menjadi humoris, banyak teman, gairahnya
meningkat,melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
o Hipertimia adalah suasana perasaan yang secara pervasif memperlihatkan semangat dan
kegairahan yang berlebihan terhadap bebagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi
hiperaktif dan tampak enerjik secara berlebihan
Setelah pasien tidak naik semester pasien merasa sedih, tidak mau keluar kamar dan ingin bunuh
diri dengan meminum racun tapi masih takut
o Tanda dari anergia (tidak memiliki energi dalam konteks abnormal, bukan karna kurang
asupan atau kelelahan) atau karena tidak ada motivasi (amotivasi) yang merupakan tanda
gejala utama depresif
o Hipotimia adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan
kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan
semangat. Secara obyektif tampak dai sikap murung dan perilakunya yang lamban
o Perasaan tidak menghargai diri sendiri, dan merupakan gejala depresif yaitu gangguan isi
pikir, yang diakibatkan karenya ibunya meninggal
RPD
Pasien tidak memiliki
o Penyakit tiroid
Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari penyakit tiroid
o Penyakit auto imun
Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari penyakit auto imun
o Menderita tumor otak
Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari penyakit tumor otak
o Riwayat stroke
Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari penyakit stroke
o Trauma kepala
Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari trauma kepala
o Gejala serupa sebelumnya
Bukan merupakan gelaja atau penyakit yang re current atau berulang
o Peningkatan TIK
Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari peningkatan tekanan intra kranial
RPO
Berulang kali ke dokter umum dan SpPD namun dikatakan tidak ada masalah
o Menandakan bahwa gejala yang dialami pasien bukan merupakan masalah dari organ yang
sakit melainkan dari pikiran dan psikologi pasien dan memperkuat hipotesis
Tidak meminum steroid dan obat obatan jangka panjang
o Bukan merupakan efeksamping dari penggunaan steroid atau obat jangka panjang apapun
Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
o melemahkan hipotesis F1
RPSOS
Pasien merupakan anak satu satunya
o kemungkinan merupakan stressor atau pencetus gejala yang dialami pasien dan membuat
pasien saying dan takut kehilangan ibunya karena tidak mempunyai anggota keluarga lain
Ibunya adalah orang yang keras dan kasar secara verbal dan fisik dalam merawat anaknya
o kemungkinan merupakan stressor atau pencetus gejala yang dialami pasien karena
perbuatan abusive yang lakukan oleh ibunya membuat kondisi mental dan psikologi pasien
terganggu sejak masih kecil ditambah ketiadaan seorang ayah dan anak satu2 mebuat pasien
memikul beban yang sangat berat dan kemungkinan membuat sang anak menjadi depresi
Hipotesis
1. F0. Gangguan Mental Organik (GMO) dilemahkan karena tidak ada gangguan fungsi
kognitif , gangguan kesadaran dan gangguan persepsi.
2. F1. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif dilemahkan karena
tidak ada riwayat penggunaan napza
3. F2. Skizofrenia, Skizotipal, dan Gangguan Waham dilemahkan karena tidak ada gejala
skizofrenia seperti halusinasi, gangguan waham, perilaku katatonik
4. F3. Gangguan Mood (Afektif) : Karena pasien merasa sangat bergairah lalu tibatiba merasa
sedih dan murung serta ingin bundir saat ibunya meninggal
5. F4. Gangguan Neurotik, Somatoform, dan Terkait Stres : Pasien mengalami gangguan
somatoform yaitu berupa nyeri dipundak tetapi dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan
6. F5. Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dgn Ggn Fisiologis dan faktor Fisik dilemahkan
karena tidak adaSeperti gangguan makan dan orientasi seksual
7. F6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa : Mungkin ada karena pasien
diindikasikan mengalami bipolar yaitu mempunyai gangguan kepribadian ganda tapi tidak
ada gangguan orientasi seksual seperti lesbian atau bisexsual serta pedofil
8. F7. Retardasi mental yaitu ditandai oleh hendaya keterampilan selama masa perkembangan
seperti iq yang menurun drastic <70 dilemahkan karena intelegensia pada pemeriksaan
fisik baik
9. F8. Gangguan Perkembangan Psikologis dilemahkan karena pada pasien tidak ada
ganguggan belajar, berbicara atau bahasa, motork, pervasive
10. F9. Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan
Remaja dilemahkan karena pada pasien tidak disebutkan perilaku pada masa anak anaknya
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran compos mentis
o Derajat optimal dari kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari lua r
maupun dari dalam dirinya. Individu mampu memahami apa yang terjadi pada diri dan
lingkungannya serta bereaksi secara memadai.
Pembicaraan spontan
o Tidak teradapat gangguan disorientasi verbal atau halusinasi verbal
Bicara lambat dan suara pelan
o Sirkumstansialitas: Bicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan ditandai
dengan pemasukan perincian dan tanda-tanda kutip yang berlebihan
o Akibat mood hipotim atau karena ada gangguan arus pikirnya sehingga berbicara dengan
lambat.
Mood hipotim dan afek terbatas
o adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan.
Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan semangat. Secara
obyektif tampak dai sikap murung dan perilakunya yang lamban
Intelegensia baik
o Melemahkan hipotesis F7 yaitu retardasi mental
Diagnosis
Bipolar episodik depresif tanpa gejala psikotik disertai gejala somatostatik
Bipolar ditegakkan Berdasarkan anamnesis ditemukan Pasien menyangkal telah berkata kasar
kepada dokternya karena sebelum nya pasien selalu berperilaku sopan .Kemungkinan pasien
mempunyai 2 kepribadian / BIPOLAR , karena pasien tidak merasa melakukan perkataan kasar
terhadap dosennya padahal ia melakukannya
Depresif yaitu
o Setelah pasien tidak naik semester pasien merasa sedih, tidak mau keluar kamar dan ingin
bunuh diri dengan meminum racun tapi masih takut
o Tanda dari anergia (tidak memiliki energi dalam konteks abnormal, bukan karna kurang
asupan atau kelelahan) atau karena tidak ada motivasi (amotivasi) yang merupakan tanda
gejala utama depresif
o Pasien ingin bunuh diri Perasaan tidak menghargai diri sendiri, dan merupakan gejala depresif
yaitu gangguan isi pikir, yang diakibatkan karenya tidak naik semester
A. Definisi
Gangguan mood yang ditandai dengan perpindahan (swing) mood, pikiran, energy, perilaku,
dan biasanya kronik serta berat.
Keadaan mood pada gangguan bipolar, disebut episode.
B. Epidemiologi
Lebih banyak pada usia 20-25 tahun
Laki-laki = perempuan
C. Etiologi
Gangguan otak seperti gangguan struktur, fungsi, kimia, neurokimia, neuroendokrin, dan
transduksi sinyal otak.
Stress
Cathecolamine Theory. Abnormalitas noradrenergic yang menonjol dan diukur dengan
konsentrasi norepinefrin dan hasil metabolitnya yaitu MHPG. Pada mania, konsentrasi
norepinefrin dan MHPG dalam cairan serebrospinal lebih tinggi.
The HPA Axis Theory. Hiperaktivitas aksis HPPA. Hubungan dengan bipolar dapat dilihat
pada episode campuran dan depresi bipolar.
D. Klasifikasi
Gangguan Bipolar – I
Kriteria mania harus dipenuhi. Episode mania dapat didahului atau diikuti oleh episode
hipomania atau episode depresi mayor.
Episode Mania
— Mood elasi, peningkatan aktivitas, yang berlangsung paling sedikit 1 minggu
— Perubahan perilaku :
1) Meningkatnya kepercayaan diri
2) Berkurangnya kebutuhan tidur
3) Bicara lebih banyak
4) Loncatan gagasan
5) Meningkatnya aktivitas
6) Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi tinggi berdampak
merugikan
— Tidak disebabkan oleh efek fisiologik suatu zat
Episode Depresi Mayor
— 5 atau lebih gejala berikut tedapat, paling sedikit, dalam 2 minggu. Paling sedikit 1
dari gejala ini harus ada yaitu (1) mood depresi atau (2) hilangnya minat atau rasa
senang
— Berkurangnya minat pada semua, aktivitas sepanjang hari
— Penurunan BB
— Insomnia atau hypersomnia hampir setiap hari
— Letih atau tidak bertenaga hampir setiap hari
— Rasa tidak berharga
— Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi
— Berulangnya pikiran tentang kematian
Gangguan Bipolar – II
Kriteria untuk episode hipomanik, saat ini atau sebelumnya, dan kriteria berikut untuk episode
depresif, saat ini atau sebelumnya, harus dipenuhi.
Episode Hipomania
— Mood yang elasi, peningkatan aktivitas dan energy paling sedikit 4 hari berturut-turut
— Selama periode gangguan mood dan peningkatan energy serta aktivitas tsb, 3 atau
lebih gejala berikut menetap, menunjukan adanya perubahan perilaku dari perilaku
biasanya :
1) Meningkatnya kepercayaan diri
2) Berkurangnya kebutuhan tidur
3) Bicara lebih banyak dari biasanya
4) Loncatan gagasan
5) Distraktibilitas (perhatian mudah teralih)
6) Peningkatan dalam aktivitas yang diarahkan ke tujuan (baik social, pekerjaan,
sekolah, atau seksual)
7) Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi tinggi menimbulkan
kerugian (missal belanja berlebihan)
— Perubahan mood dan fungsi dapat terlihat orang lain
— Tidak disebabkan oleh efek fisiologik suatu zat
E. Manifestasi Klinis
Mania
Hipomania
Depresi
F. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Px. Fisik
Apabila terdapat keluhan nyeri dll harus dicek.
3. Diagnosis Multiaksial
G. Tata Laksana
Non-Farmako :
Indikasi Rujukan ke Spesialis
Apabila pasien baru atau diduga gangguan bipolar :
— Ketika pasien dewasa dating ke pelayanan kesehatan primer dengan depresi,
tanyakan tentang periode sebelumnya yang terlalu aktif. Jika perilaku overaktif
berlangsung selama 4hari atau lebih, pertimbangkan rujukan untuk penilaian
kesehatan mental di spesialis
— Rujuk orang dengan segera untuk penilaian kesehatan mental di spesialis jika
diduga ada mania atau depresi berat atau mereka membahayakan diri sendiri atau
orang lain
— Tanyakan gejala hipomanik ketika menilai pasien dengan depresi atau overaktif
Dosis :
Fluoksetin, dosis awal 20mg.hari diberikan tiap pagi
Sertraline, serupa fluoksetin tetapi lebih selektif terhadap SERT (transporter
serotonin) dan kurang selektif terhadap DAT (transporter dopamine)
Paroksetin, dimetabolisme oleh CYP 2D6, masa paruh 22 jam. Dapat
meningkatkan kadar klozapin, teofilin dan warfarin. Iritabilitas terjadi pada
penghentian obat secara mendadak.
Sitalopram, tidak jelas aapakah berarti secara klinis
Mood stabilizer
Litium
Dosis litium dalam darah 0,6 – 1,2 mmol/L. Toksik >1,5 mmol/L. Dosis awal 300mg
2x/hari, dosis yang biasa digunakan 900-2.400 mg/hari dalam 2 atau 4 dosis terbagi
Mekanisme kerja : efek pada neurotransmitter, diperkirakan litium menurunkan
pengeluaran norepinefrin dan dopamine, menghambat supersensitivitas dopamine, juga
meningkatkan sintesis asetilkolin.
Indikasi : pada fase depresif gangguan bipolar, litium sering dikombinasi
dengan antidepresan
ESO : tremor, hiperaktivitas motoric, ataksia dan afasia, menurunkan
fungsi tiroid (reversible), nefrogenik diabetes insipidus.
H. Prognosis
Pada tipe II prognosis lebih baik
Referensi
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2016. Farmakologi dan Terapi, Edisi 6.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38120/Chapter%20II.pdf?sequence=
4&isAllowed=y
https://www.gpnotebook.co.uk/simplepage.cfm?ID=x20060912103936511440
https://www.psychiatry.org/patients-families/bipolar-disorders/what-are-bipolar-disorders
Kuliah farmakologi blok psikiatri FKUMP, https://www.slideshare.net/romdhoni1984/obat-
antidepresan
National Institute of Mental Health, mengenal Gangguan Bipolar.
Medscape