Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH CASE 6

BIPOLAR

BLOK NEURO BEHAVIOR SYSTEM

TUTORIAL C2
Disusun oleh :

1. Annisa Zahra Z 1710211033

2. Nisrina Nur Ghani 1710211038

3. Annisa Salsabila 1710211062

4. Aura Discyacitta F.R 1710211036

5. M. Bariq Rifqi Pasha 1710211053

6. Miftah Mudrikah 1710211075

7. Nova Marwah Cleofatra 1710211003

8 Arda Maghrifa Qathrunnada 1710211129

9. Zulvanka Rahma Dina 1710211070

10. Dhea Widanti 1710211121

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA

Jalan RS. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam makalah ini, penyusun akan menjelaskan basic science dari BLOK NBS, meliputi
anatomi, histology, dan histopatologi penyakit kulit dengan lebih detail diperlihatkan dalam
rincian daftar isi.

Selama pembuatan makalah ini, penyusun ingin berterima kasih kepada pihak yang telah
membantu, baik itu bantuan yang berupa pengajaran dan bimbingan, ataupun dukungan moral
dr.Ryan, selaku tutor pembimbing C2, dan teman-teman kelompok tutorial C2 yang telah ikut
berperan dalam menyusun makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga akan ada penyusunan
makalah yang lebih baik lagi di lain kesempatan.

Ketercapaian makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan apresiasi para
pembaca untuk menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih mendalam terhadap salah satu bentuk
kecil dengan berbagai perannya yang penting bagi tubuh kita, ialah mengenai jaringan. Semoga
dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 25 Novenber 2019

Penyusun
BIPOLAR
OVC
Nona W berusia 20 tahun datang ke poliklinik jiwa dengan keluhan pundak memberat sejak 2
minggu yang lalu.

o Nyeri pundak yang dialami pasien kemungkinan adalah gelaja somatosform karena pasien
sudah datang untuk berkonsul dengan dokter di poliklinik jiwa.

RPS
Tidak bisa tidur sejak 6 bulan
o Mungkin disebabkan karena gangguan mood atau afek yang menyebabkan pasien susah
mengistirahatkan otaknya sehinggal susah untuk dapat tidur
Pertama kali nyeri dirasakan timbul didaerah pundak dan mudah lelah sejak 6 bulan
o Menandakan awal timbulnya gejala dan 6 bulan menunjukan onsetnya kapan gelaja tersebut
muncul serta progesifitasnya bagaimana
Nyeri timbul setelah pasien mengulang semester karena berkata kasar pada dosennya
o Mungkin ini menjadi trigger atau factor pencetus gejala yang dialami oleh pasien sehingga
pasien datang ke dokter
Pasien menyangkal telah berkata kasar kepada dokternya karena sebelum nya pasien selalu
berperilaku sopan
o Kemungkinan pasien mempunyai 2 kepribadian / BIPOLAR , karena pasien tidak merasa
melakukan perkataan kasar terhadap dosennya padahal ia melakukannya.
Setelah ibu pasien meninggal pasien berubah menjadi humoris, banyak teman, gairahnya
meningkat,melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
o Hipertimia adalah suasana perasaan yang secara pervasif memperlihatkan semangat dan
kegairahan yang berlebihan terhadap bebagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi
hiperaktif dan tampak enerjik secara berlebihan
Setelah pasien tidak naik semester pasien merasa sedih, tidak mau keluar kamar dan ingin bunuh
diri dengan meminum racun tapi masih takut

o Tanda dari anergia (tidak memiliki energi dalam konteks abnormal, bukan karna kurang
asupan atau kelelahan) atau karena tidak ada motivasi (amotivasi) yang merupakan tanda
gejala utama depresif
o Hipotimia adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan
kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan
semangat. Secara obyektif tampak dai sikap murung dan perilakunya yang lamban
o Perasaan tidak menghargai diri sendiri, dan merupakan gejala depresif yaitu gangguan isi
pikir, yang diakibatkan karenya ibunya meninggal
RPD
Pasien tidak memiliki
o Penyakit tiroid
 Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari penyakit tiroid
o Penyakit auto imun
 Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari penyakit auto imun
o Menderita tumor otak
 Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari penyakit tumor otak
o Riwayat stroke
 Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari penyakit stroke
o Trauma kepala
 Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari trauma kepala
o Gejala serupa sebelumnya
 Bukan merupakan gelaja atau penyakit yang re current atau berulang
o Peningkatan TIK
 Bukan merupakan komplikasi atau akibat dari peningkatan tekanan intra kranial

RPO
 Berulang kali ke dokter umum dan SpPD namun dikatakan tidak ada masalah
o Menandakan bahwa gejala yang dialami pasien bukan merupakan masalah dari organ yang
sakit melainkan dari pikiran dan psikologi pasien dan memperkuat hipotesis
 Tidak meminum steroid dan obat obatan jangka panjang
o Bukan merupakan efeksamping dari penggunaan steroid atau obat jangka panjang apapun
 Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
o melemahkan hipotesis F1

RPSOS
 Pasien merupakan anak satu satunya
o kemungkinan merupakan stressor atau pencetus gejala yang dialami pasien dan membuat
pasien saying dan takut kehilangan ibunya karena tidak mempunyai anggota keluarga lain

● Dilahirkan saat ibunya berusia 19 tahun


o kemungkinan merupakan stressor atau pencetus gejala yang dialami pasien karena mental
ibu belum siap untuk mengurus anak
 Ibunya sempat ingin menggugurkan kandungannya karena ayahnya tidak mau menikahi ibu
o kemungkinan merupakan stressor atau pencetus gejala yang dialami pasien karena ayahnya
tidak mau menikahi dan mengurus anaknya sehingga anaknya kurang mendapat kasih sayang
dari ayahnya

 Ibunya adalah orang yang keras dan kasar secara verbal dan fisik dalam merawat anaknya
o kemungkinan merupakan stressor atau pencetus gejala yang dialami pasien karena
perbuatan abusive yang lakukan oleh ibunya membuat kondisi mental dan psikologi pasien
terganggu sejak masih kecil ditambah ketiadaan seorang ayah dan anak satu2 mebuat pasien
memikul beban yang sangat berat dan kemungkinan membuat sang anak menjadi depresi

 Pasien mempunyai pacar 15 tahun lebih tua


o Mungkin pasien mencari perhatian dan kasih sayang yang hilang yang tidak didapatkan oleh
kedua orang tuanya dengan cara mencari pasangan yang lebih dewasa sehingga mungkin dia
berpikir dapat mendapat kasih sayang dan tidak mendapat sifat yang abusive lagi seperti yang
dilakukan oleh ibunya
 Pasien menganggap pacar seperti ayah yang tidak pernah dimilikinya
o Mungkin ini alasan pasien mencari pasangan yang lebih dewasa karena tidak mendapat kasih
sayang dari ayah sejak masih kecil yang mungkin menyebabkan mental dan kondisi psikologi
pasien terganggu
 Pasien posesif terhadap pacar karena takut ditinggalkan
o Berasal dari kata kerja, "to possess", yang berarti memiliki. Jadi, orang yang posesif adalah
orang yang "memiliki" atau lebih tepat lagi, menguasai orang lain. Mungkin dikarenakan
pasien sudah tidak punya orangtua lagi dan takut akan kesendirian.
 Semua kebutuhan pasien ditanggung oleh pacar setelah ditinggal ibunya
o Ini menambah kuat mengapa pasien bisa menjadi posesif terhadap pacar
 Pasien akan yudisium kenaikan semester 1 minggu lagi
o Ini menjadi salah satu dari berbagai penyebab timbulnya gejala dari pasien sehingga penyakit
pasien bertambah parah dan harus dirujuk ke poliklinik jiwa karena pada konsul dokter umum
serta SpPD tidak ditemukan adanya kelainan.

Hipotesis

1. F0. Gangguan Mental Organik (GMO) dilemahkan karena tidak ada gangguan fungsi
kognitif , gangguan kesadaran dan gangguan persepsi.
2. F1. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif dilemahkan karena
tidak ada riwayat penggunaan napza
3. F2. Skizofrenia, Skizotipal, dan Gangguan Waham dilemahkan karena tidak ada gejala
skizofrenia seperti halusinasi, gangguan waham, perilaku katatonik
4. F3. Gangguan Mood (Afektif) : Karena pasien merasa sangat bergairah lalu tibatiba merasa
sedih dan murung serta ingin bundir saat ibunya meninggal
5. F4. Gangguan Neurotik, Somatoform, dan Terkait Stres : Pasien mengalami gangguan
somatoform yaitu berupa nyeri dipundak tetapi dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan
6. F5. Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dgn Ggn Fisiologis dan faktor Fisik dilemahkan
karena tidak adaSeperti gangguan makan dan orientasi seksual
7. F6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa : Mungkin ada karena pasien
diindikasikan mengalami bipolar yaitu mempunyai gangguan kepribadian ganda tapi tidak
ada gangguan orientasi seksual seperti lesbian atau bisexsual serta pedofil
8. F7. Retardasi mental yaitu ditandai oleh hendaya keterampilan selama masa perkembangan
seperti iq yang menurun drastic <70 dilemahkan karena intelegensia pada pemeriksaan
fisik baik
9. F8. Gangguan Perkembangan Psikologis dilemahkan karena pada pasien tidak ada
ganguggan belajar, berbicara atau bahasa, motork, pervasive
10. F9. Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan
Remaja dilemahkan karena pada pasien tidak disebutkan perilaku pada masa anak anaknya

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran compos mentis
o Derajat optimal dari kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari lua r
maupun dari dalam dirinya. Individu mampu memahami apa yang terjadi pada diri dan
lingkungannya serta bereaksi secara memadai.

 Penampilan sesuai usia


o Menandakan bahwa pasien tidak menderita kelainan jiwa seperti berdandan ala anak2
 Sikap kooperatif
o adalah sikap ingin bersahabat, ingin turuti petunjuk atau perintah, dan ingin bekerja sama
dengan semua orang

 Pembicaraan spontan
o Tidak teradapat gangguan disorientasi verbal atau halusinasi verbal
 Bicara lambat dan suara pelan
o Sirkumstansialitas: Bicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan ditandai
dengan pemasukan perincian dan tanda-tanda kutip yang berlebihan
o Akibat mood hipotim atau karena ada gangguan arus pikirnya sehingga berbicara dengan
lambat.
 Mood hipotim dan afek terbatas
o adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan.
Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan semangat. Secara
obyektif tampak dai sikap murung dan perilakunya yang lamban

 Ada ide bunuh diri


o Perasaan tidak menghargai diri sendiri, dan merupakan gejala depresif yaitu gangguan isi
pikir, yang diakibatkan karenya ibunya meninggal.
 Tilikan derajat 2
o Tilikan adalah Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti suatu
situasi (termasuk di dalamnya dari gejala itu sendiri)Derajat 2: pasien kadang berpikir dirinya
sakit kadang tidak

 Intelegensia baik
o Melemahkan hipotesis F7 yaitu retardasi mental

Diagnosis
Bipolar episodik depresif tanpa gejala psikotik disertai gejala somatostatik
Bipolar ditegakkan Berdasarkan anamnesis ditemukan Pasien menyangkal telah berkata kasar
kepada dokternya karena sebelum nya pasien selalu berperilaku sopan .Kemungkinan pasien
mempunyai 2 kepribadian / BIPOLAR , karena pasien tidak merasa melakukan perkataan kasar
terhadap dosennya padahal ia melakukannya
 Depresif yaitu
o Setelah pasien tidak naik semester pasien merasa sedih, tidak mau keluar kamar dan ingin
bunuh diri dengan meminum racun tapi masih takut
o Tanda dari anergia (tidak memiliki energi dalam konteks abnormal, bukan karna kurang
asupan atau kelelahan) atau karena tidak ada motivasi (amotivasi) yang merupakan tanda
gejala utama depresif
o Pasien ingin bunuh diri Perasaan tidak menghargai diri sendiri, dan merupakan gejala depresif
yaitu gangguan isi pikir, yang diakibatkan karenya tidak naik semester

 Tanpa gejala psikotik


o F1. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif dilemahkan karena
tidak ada riwayat penggunaan napza

A. Definisi
Gangguan mood yang ditandai dengan perpindahan (swing) mood, pikiran, energy, perilaku,
dan biasanya kronik serta berat.
Keadaan mood pada gangguan bipolar, disebut episode.

B. Epidemiologi
 Lebih banyak pada usia 20-25 tahun
 Laki-laki = perempuan

C. Etiologi
 Gangguan otak seperti gangguan struktur, fungsi, kimia, neurokimia, neuroendokrin, dan
transduksi sinyal otak.
 Stress
 Cathecolamine Theory. Abnormalitas noradrenergic yang menonjol dan diukur dengan
konsentrasi norepinefrin dan hasil metabolitnya yaitu MHPG. Pada mania, konsentrasi
norepinefrin dan MHPG dalam cairan serebrospinal lebih tinggi.
 The HPA Axis Theory. Hiperaktivitas aksis HPPA. Hubungan dengan bipolar dapat dilihat
pada episode campuran dan depresi bipolar.

D. Klasifikasi
Gangguan Bipolar – I
Kriteria mania harus dipenuhi. Episode mania dapat didahului atau diikuti oleh episode
hipomania atau episode depresi mayor.
Episode Mania
— Mood elasi, peningkatan aktivitas, yang berlangsung paling sedikit 1 minggu
— Perubahan perilaku :
1) Meningkatnya kepercayaan diri
2) Berkurangnya kebutuhan tidur
3) Bicara lebih banyak
4) Loncatan gagasan
5) Meningkatnya aktivitas
6) Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi tinggi berdampak
merugikan
— Tidak disebabkan oleh efek fisiologik suatu zat
Episode Depresi Mayor
— 5 atau lebih gejala berikut tedapat, paling sedikit, dalam 2 minggu. Paling sedikit 1
dari gejala ini harus ada yaitu (1) mood depresi atau (2) hilangnya minat atau rasa
senang
— Berkurangnya minat pada semua, aktivitas sepanjang hari
— Penurunan BB
— Insomnia atau hypersomnia hampir setiap hari
— Letih atau tidak bertenaga hampir setiap hari
— Rasa tidak berharga
— Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi
— Berulangnya pikiran tentang kematian
Gangguan Bipolar – II
Kriteria untuk episode hipomanik, saat ini atau sebelumnya, dan kriteria berikut untuk episode
depresif, saat ini atau sebelumnya, harus dipenuhi.
Episode Hipomania
— Mood yang elasi, peningkatan aktivitas dan energy paling sedikit 4 hari berturut-turut
— Selama periode gangguan mood dan peningkatan energy serta aktivitas tsb, 3 atau
lebih gejala berikut menetap, menunjukan adanya perubahan perilaku dari perilaku
biasanya :
1) Meningkatnya kepercayaan diri
2) Berkurangnya kebutuhan tidur
3) Bicara lebih banyak dari biasanya
4) Loncatan gagasan
5) Distraktibilitas (perhatian mudah teralih)
6) Peningkatan dalam aktivitas yang diarahkan ke tujuan (baik social, pekerjaan,
sekolah, atau seksual)
7) Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi tinggi menimbulkan
kerugian (missal belanja berlebihan)
— Perubahan mood dan fungsi dapat terlihat orang lain
— Tidak disebabkan oleh efek fisiologik suatu zat

E. Manifestasi Klinis
 Mania
 Hipomania
 Depresi

F. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Px. Fisik
Apabila terdapat keluhan nyeri dll harus dicek.
3. Diagnosis Multiaksial

G. Tata Laksana
Non-Farmako :
Indikasi Rujukan ke Spesialis
Apabila pasien baru atau diduga gangguan bipolar :
— Ketika pasien dewasa dating ke pelayanan kesehatan primer dengan depresi,
tanyakan tentang periode sebelumnya yang terlalu aktif. Jika perilaku overaktif
berlangsung selama 4hari atau lebih, pertimbangkan rujukan untuk penilaian
kesehatan mental di spesialis
— Rujuk orang dengan segera untuk penilaian kesehatan mental di spesialis jika
diduga ada mania atau depresi berat atau mereka membahayakan diri sendiri atau
orang lain
— Tanyakan gejala hipomanik ketika menilai pasien dengan depresi atau overaktif

Apabila pasien datang dengan gangguan bipolar :


— Rujuk pasien segera jika ada :
 Gejala eksaserbasi akut 0 terutama mania atau depresi berat
 Peningkatan derajat berisiko terhadap diri sendiri atau orang lain
— Jika gangguan bipolar ditangani hanya di perawatan primer, rujuk ke perawatan
sekunder jika salah satu berikut ini terjadi :
 Respon yang jelek terhadap pengobatan
 Fungsi seseorang menurun signifikan
 Kepatuhan pengobatan buruk
 Efek samping medikasi tidak dapat ditoleransi
 Pertimbangan penghentian obat
 Perempuan dengan gangguan bipolar yang hamil atau berncana untuk hamil
Terapi pikiran dan perilaku (Cognitive behavioral therapy - CBT)
membantu orang dengan bipolar belajar untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang
negatif atau berbahaya.
Terapi yang berfokus-pada-keluarga termasuk anggota keluarga.
Terapi ini membantu memperkuat strategi menangani permasalahan, seperti mengenali
episode baru secara dini dan membantu orang-orang yang mereka cintai. Terapi ini juga
meningkatkan komunikasi dan pemecahan masalah.
Terapi interpersonal dan ritme sosial
membantu orang dengan bipolar meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain dan
mengelola rutinitas sehari-hari mereka. Aktivitas sehari-hari yang rutin dan jadwal tidur
dapat membantu melindungi terhadap episode manik.
Psikoedukasi
mengajarkan kepada orang dengan bipolar tentang penyakit mereka dan pengobatannya.
Pengobatan ini membantu seseorang untuk mengenali tanda-tanda kekambuhan sehingga
mereka dapat mencari bantuan pengobatan lebih awal, sebelum episode penuh terjadi.
Biasanya dilakukan dalam kelompok, psikoedukasi dapat juga berguna untuk anggota
keluarga dan para pelaku rawat (caregivers).
Farmako :
Antidepresan

a) Tricyclic antidepressants (TCAs)


Mekanisme kerja :
— Menurunkan regulasi reseptor β-adrenergic, 5-HT2A
— Perubahan dari signal transduction
— Modulasi gene transcription (terutama BDNF, trkB)
Kontra Indikasi : glaucoma sudut sempit, gangguan jantung dan hati-hati untuk
epilepsy (obat ini menurunkan ambang kejang)
ESO : takikardi, berkeringat, jika overdosis mengakibatkan adelirium,
convulsi, coma, gangguan konduksi jantung
Dosis :
 Imipramin, tablet 10mg dan 25mg dan suntik 25mg/2mL. dimulai dengan 75mg
atau 100mg untuk 2 hari pertama, kemudian 50mg tiap hari sampai dicapai dosis
total harian 200-250mg. biasanya efek mulai timbul setelah 2-3minggu.
 Desmetilimipramin, tablet 25mg. permulaan 3x25mg/hari selama 7-10 hari. Dosis
pemeliharaan 50mg/hati dengan dosis max 200mg/hari
 Amitriptilin, tab 10mg dan 25mg, dan dalam larutan suntik 100mg/10ml. dosis
permulaan 75mg/hari. Ditinggikan sampai timbul efek teraputik biasanya 150-
300mg.
b) Monoamine oxidase (MAO) inhibitors
Ada 2 tipe MAO :
1. MAO-A : metabolism 5HT dan NE selektif, metabolism amine tertentu,
berhubungan dengan tekanan darah. Merusak NE dan 5-HT.
Bekerja di jaringan perifer & otak – intracellular
Phenylzine, tranylcypromine, isocarboxazid (Marplan)
2. MAO-B : melindungi neuran melalui metabolism amine tertentu seperti
protoxin menjadi toxin yang menyebabkan kerusakan neuron, merusak
dopamine.
Bekerja di otak – ekstraselular
Tidak punya efek antidepresan
Deprenyl (selegiline)
c) Selective serotonin-reuptake inhibitors (SSRIs)
Mekanisme kerja :
— Secara selektif memblokade reuptake 5-HT
— Menyebabkan perubahan compensatory neurotransmisi 5-HT (desensitisasi
autoreceptors  potensiasi 5-HT neurotransmission)
— Menyebabkan perubahan compensatory gene transcription (BDNF, trkB,
CREB)  efek therapeutic
— Umumnya merupakan inhibitor sitoktom P450

ESO : anxietas, insomnia, mual, disfungsi sexual

Dosis :
 Fluoksetin, dosis awal 20mg.hari diberikan tiap pagi
 Sertraline, serupa fluoksetin tetapi lebih selektif terhadap SERT (transporter
serotonin) dan kurang selektif terhadap DAT (transporter dopamine)
 Paroksetin, dimetabolisme oleh CYP 2D6, masa paruh 22 jam. Dapat
meningkatkan kadar klozapin, teofilin dan warfarin. Iritabilitas terjadi pada
penghentian obat secara mendadak.
 Sitalopram, tidak jelas aapakah berarti secara klinis
Mood stabilizer
Litium
Dosis litium dalam darah 0,6 – 1,2 mmol/L. Toksik >1,5 mmol/L. Dosis awal 300mg
2x/hari, dosis yang biasa digunakan 900-2.400 mg/hari dalam 2 atau 4 dosis terbagi
Mekanisme kerja : efek pada neurotransmitter, diperkirakan litium menurunkan
pengeluaran norepinefrin dan dopamine, menghambat supersensitivitas dopamine, juga
meningkatkan sintesis asetilkolin.
Indikasi : pada fase depresif gangguan bipolar, litium sering dikombinasi
dengan antidepresan
ESO : tremor, hiperaktivitas motoric, ataksia dan afasia, menurunkan
fungsi tiroid (reversible), nefrogenik diabetes insipidus.
H. Prognosis
Pada tipe II prognosis lebih baik
Referensi

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2016. Farmakologi dan Terapi, Edisi 6.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38120/Chapter%20II.pdf?sequence=
4&isAllowed=y
https://www.gpnotebook.co.uk/simplepage.cfm?ID=x20060912103936511440
https://www.psychiatry.org/patients-families/bipolar-disorders/what-are-bipolar-disorders
Kuliah farmakologi blok psikiatri FKUMP, https://www.slideshare.net/romdhoni1984/obat-
antidepresan
National Institute of Mental Health, mengenal Gangguan Bipolar.
Medscape

Anda mungkin juga menyukai