Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. SUMBER MULIA SAKTI


Bidang Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


BATCH XIX

KELOMPOK 1
1. Lukmanulhakim
2. Anan Kurniawan
3. Hasna Raida Rumaisha
4. Muktafi As’aad
5. Pensasi Panjaitan
6. Ririn Dwi Angraini
7. Wahyu

PENYELENGGARA
PT. MUARA ARTHA PERSADA
YOGYAKARTA, 11 Desember 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan kerja lapangan di PT.
Sumber Mulia Sakti selaku pemilik Grand Senyum Hotel bidang Mekanik,
Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbundapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dimaksudkan merupakan
salah satu syarat wajib sebagai Calon Ahli K3 Umum.
Penulisan laporan kerja lapangan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Direktur PT. Sumber Mulia Sakti beserta staffnya.
2. PT. Muara Artha Persada.
3. Pemateri pelatihan Pembinaan Calon Ahli K3 Umum.
4. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya dalam bentuk apapun.
5. Teman-teman Batch XIX yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
bentuk bantuannya
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, berbagai sumbang saran yang bertujuan untuk penyempurnaan laporan ini
dengan ikhlas penulis terima sebagai umpan balik untuk bahan evaluasi. Semoga
laporan ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi kami
umumnya bagi pembaca.

Yogyakarta, 11 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................1


DAFTAR ISI ............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................3
1.1 Pendahuluan ........................................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan Observasi ...........................................................4
1.3 Ruang Lingkup ...................................................................................4
1.3.1 K3 Bidang Mekanik..................................................................4
1.3.2 K3 Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekanan .........................6
1.4 Dasar Hukum ....................................................................................10
BAB II KONDISI PERUSAHAAN .....................................................................11
2.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................................11
2.2 Temuan Hasil Observasi.................................................................13
2.2.1 Temuan Positif ......................................................................13
2.2.2 Temuan Negatif.....................................................................13
BAB III ANALISA ................................................................................................15
3.1 Analisa Temuan Positif ................................................................15
3.2 Analisa Temuan Negatif ................................................................23
BAB IV PENUTUP................................................................................................25
4.1 Kesimpulan .....................................................................................25
4.2 Saran ...............................................................................................25
LAMPIRAN

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan
program pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya
kecelakaan yang terjadi ditempat keja yang mengakibatkan penderitaan bagi
pekerja maupun keluarga pekerja. Karena frekuensi kecelakaan kerja tidak
begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada program
ini. Undang-Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu UU
No.1 tahun 1970 yang mulai diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970
yang juga dijadikan hari lahinya K3. Kondisi kesehatan yang baik
merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula. pekerja
yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kerja dengan kondisi ksesehatan yang prima. Sebaliknya, keadaan sakit atau
gangguan kesehatan menyababkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif
dalam melakukan pekerjaannya.
PT. Sumber Mulia Sakti merupakan perusahaan yang bergerak
disektor Perhotelan. Grand Senyum Hotel yang merupakan hotel yang
dimiliki oleh PT. Sumber Mulia Sakti. Hotel Grand Seyum sudah
menerapkan prinsip K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) disemua aktifitas
yang dilakukan. Di perusahaan ini terdapat beberapa ruang lingkup K3
didalamnya, yang dimana K3 bidang kesehatan kerja, bidang kelembagaan
dan penerapan, bidang lingkungan kerja dan bahan berbahaya beracun,
bidang listrik, penyalur petir, penanggulangan kebakaran dan K3 bidang
mekanik. Karena itulah Grand Senyum Hotel merupakan lokasi yang tepat
untuk kami calon ahli K3 umum dalam melakukan observasi lapangan.
Pada kesempatan ini, kami calon ahli K3 umum membahas
pelaksanaan K3 dalam bidang K3 mekanik dan K3 Pesawat Uap Bejana
Tekan dan Tangki Timbun pada Grand Senyum Hotel. Pada dasarnya K3

3
bidang mekanik terdapat beberapa bagian didalamnya yaitu, pesawat
angkat-angkut, pesawat tenaga dan produksi, uap, dan bejana tekan.
1.2 Maksud dan Tujuan Observasi
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan
pembinaan dan sebagai syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon
Ahli K3 Umum.
2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di
lapangan, khususnya di Bidang Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan
dan Tangki Timbun.
3. Peserta Calon Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi terkait pelaksanaan K3 di suatu
perusahaan.
4. Menganalisa penerapan Bidang Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan
dan Tangki Timbun di Grand Senyum Hotel.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada laporan ini mencakup beberapa sub bab yaitu
sebagai berikut ini.

1.3.1 K3 Bidang Mekanik


Pengawasan norma K3 bidang mekanik terdiri dari pengawasan
norma keselamatan dan kesehatan kerja, Pesawat Tenaga dan
Produksi dan Pesawat Angkat dan Angkut. Pengawasan norma K3
pesawat tenaga dan produksi terdiri dari:
1. Penggerak mula.
Penggerak mula ialah suatu pesawat yang mengubah suatu bentuk
energi menjadi tenaga mekanik dan digunakan untuk menggerakkan
pesawat atau mesin antara lain: motor pembakaran luar, motor
pembakaran dalam, turbin air dan kincir angin.

4
2. Perlengkapan transmisi tenaga mekanik
Perlengkapan transmisi tenaga mekanik ialah bagian peralatan
mesin yang berfungsi untuk memindahkan daya atau gerakan mekanik
dari penggerak mula ke pesawat atau mesin lainnya antara lain: puli
dengan ban atau pita, roda gigi dengan roda gigi, batang berulir dengan
roda gigi, rantai dengan roda, gigi roda-roda gesek, poros transmisi dan
batang silinder hidrolis.
3. Mesin perkakas kerja
Mesin perkakas kerja ialah suatu pesawat atau alat untuk
membentuk suatu barang, bahan, produk teknis dengan cara
memotong,mengepres, menarik, atau menumbuk antara lain: mesin
asah, poles dan pelicin, alat tuang dan tempa, mesin pelubang, mesin
pres, mesin rol, mesin gergaji, mesin ayak dan pemisah, mesin gunting,
mesin pengeping dan pembelah.Mesin gerinda (asah) merupakan salah
satu mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata
potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk
mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu.Prinsip kerja
mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda
kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau
pemotongan.
4. Mesin produksi
Mesin produksi ialah semua mesin peralatan kerja yang digunakan
untuk menyiapkan, membentuk atau membuat, merakit finishing,
barang atau produk teknis antara lain: mesin pack dan bungkus, mesin
jahit dan rajut, mesin intal dan tenun.
5. Dapur
Dapur ialah suatu pesawat yang dengan cara pemanasan digunakan
untuk mengolah, memperbaiki sifat, barang atau produk teknis, antara
lain: dapur tinggi, dapur-dapur baja, convertor dan oven.

5
Pengawasan Norma K3 Pesawat Angkat dan Angkut terdiri dari:
a. Peralatan angkat.
Peralatan angkat adalah alat yang dikonstruksi atau dibuat khusus
untuk mengangkat naik dan menurunkan muatan.
b. Pita transport.
Pita transport ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan muatan secara kontinyu dengan menggunakan
bantuan pita.
c. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan.
Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan ialah
pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan muatan
atau orang dengan menggunakan kemudi baik di dalam maupun di
luar pesawat dan bergerak di atas suatu landasan maupun
permukaan.
d. Alat angkutan jalan rel.
Alat angkutan jalan rel ialah suatu alat angkut yang bergerak di
atas jalan rel.

1.3.2 K3 Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


Pesawat uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik
tersambung langsung maupun tidak langsung, berhubung dengan
suatu ketel uap dan diperuntukkan bekerja dengan tekanan yang lebih
besar dari tekanan udara.
Jenis-jenis ketel uap menurut peraturan uap 1930 dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Ditinjau dari sudut pandang tekanannya, yaitu:
a. Ketel uap tekanan rendah, memiliki tekanan maksimum kurang
dari sama dengan 0,5 kg/cm2 melebihi tekanan udara atmosfer.
b. Ketel uap tekanan tinggi, memiliki tekanan lebih dari 0,5 kg/cm2
melebihi tekanan udara atmosfer.

6
2. Menurut tempat penggunaannya, yaitu:
a. Ketel uap darat tetap, ialah semua pesawat uap yang ditembok atau
berada dalam tembokan.
b. Ketel uap darat berpindah, ialah semua ketel uap atau pesawat uap
yang tidak ditembok dan dapat dipindah-pindahkan.
3. Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel, yaitu:
a. Ketel uap tegak, dimana letak sumbu silinder tegak lurus dengan
tempat kedudukan ketel uap.
b. Ketel uap darat, dimana letak sumbu silinder sejajar dengan
permukaan tempat kedudukan ketel uap.
Adapun saat ini, ketel uap lebih condong untuk diklasifikasikan
lebih detail lagi sebagai berikut:
1) Ditinjau dari sudut pandang tekanannya, yaitu:
a. Ketel uap tekanan rendah, memiliki tekanan<20 kg/cm2 melebihi
tekanan udara atmosfer.
b. Ketel uap tekanan sedang, memiliki tekanan 20-75 kg/cm2
melebihi tekanan udara atmosfer.
c. Ketel uap tekanan tinggi, memiliki tekanan >75 kg/cm2 melebihi
tekanan udara atmosfer.
2) Ditinjau dari merdia yang melalui pipa, yaitu:
a. Ketel uap pipa api, dimana api akan melewati pipa-pipa didalam
ketel uap.
b. Ketel uap pipa air, dimana air akan melewati pipa-pipa didalam
ketel uap.
3) Ditinjau dari sudut pandang bahan bakarnya, yaitu:
a. Bahan bakar fosil.
b. Panas sisa pembakaran.
c. Bahan bakar.
d. Nuklir.
4) Ditinjau dari sudut pandang sirkulasi air, yaitu:
a. Natural.

7
b. Forced.
5) Ditinjau dari sudut pandang ruang bakar, yaitu:
a. Natural.
b. Pressurized.
c. Induced.
d. Balance.
6) Ditinjau dari sudut pandang metode pembakaran, yaitu:
a. Eksternal.
b. Internal.
c. HRSG.

Selain ketel uap, terdapat pesawat uap selain ketel uap. Dimana
menurut peraturan uap 1930 dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pemanas air (economiser).
b. Pengering uap (superheater).
c. Penguap-penguap.
d. Bejana uap.
Berikut ini penjelasan dari sub-sub bab pesawat uap selain ketel uap.
1. Bejana tekanan
Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
1 tahun 1980, pengelompokan bejana tekanan adalah:
a. Bejana penampung.
b. Bejana pengangkut.
c. Botol baja.
d. Instalasi.
e. Instalasi pipa gas.
f. Reaktor.
2. Alat perlengkapan pengaman pesawat uap dan bejana tekanan
berdasar Permenaker No 1 Tahun 1982 adalah sebagai berikut:
a. Peralatan pengamanan ketel uap.
1) 2 buah tingkat pengaman.

8
2) 1 pedoman tekanan.
3) 2 buah gelas pedoman air.
4) 2 buah alat (pompa) pengisi air.
5) 1 alat tanda bahaya.
6) 1 tanda batas air terendah.
7) 1 keran cabang tiga.
8) Keran penguras sebanyak yang diperlukan.
9) Lubang lalu orang / pemeriksaan.
10) Satu plat nama.
b. Peralatan perlengkapan pengaman pesawat uap selain ketel uap
1) Pemanas pemanas air.
2) Pengering pengering uap.
3) Penguap penguap.
4) Bejana bejana uap.
c. Peralatan perlengkapan pengaman bejana tekanan
1) Alat perlengkapan (semua perlengkapan yang dipasang pada
bejana tekan yang ditunjukkan agar bejana tekan dapat
dipakai).
2) Alat pengaman (peralatan yang dipasang langsung pada
bejana tekan dapat membuang tekanan bila didalam bejana
terdapat tekanan berlebih).
3) Pelat nama.
3. Penanganan botol baja atau tabung gas
a. Identitas dengan pewarnaan.
b. Identitas dengan huruf.
c. Identitas dengan label.
d. Identitas dengan plat nama / tanda slight letter.
4. Penanganan instalasi pipa
a. Instalasi dengan pewarnaan.
b. Identitas dengan tanda.

9
5. Perencanaan, pembuatan, atau pemasangan, atau perakitan,
perbaikan, atau pemeliharaan pesawat uap dan bejana tekan.
a. Prosedur penerbitan pengesahan gambar rencana pesawat uap
dan bejana tekanan.
1) Desain dan perencanaan, meliputi tekanan desain, kerja
maksimum, kerja normal, suhu kerja, suhu desain, nilai
tegangan Tarik, nilai tegangan maksimum, tebal plat dinding
pesawat uap, sambungan las, dan nilai batas mulur bahan.
2) Pemilihan material, meliputi logam dan non-logam.
b. Prosedur penerbitan pengesahan kelayakan pembuatan pesawat
uap dan bejana tekanan.
c. Prosedur pemeriksaan dan pengujian pesawat uap dan bejana
tekanan.
d. Prosedur penerbitan akte izin pesawat uap dan pengesahan
pemakaian bejana tekanan.

1.4 Dasar Hukum


Dasar hukum tentang K3 Mekanik, Pesawat Uap, Operator Pesawat Uap
dan Bejana Tekanan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Permenaker No. Per 05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
3. Permenakertrans No. Per 06/Men/VII/2017 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Elavator dan Ekskalator.
4. Permenaker No. Per 37/Men/2016 tentang Bejana Tekan dan Tangki
Timbun
5. Kepmenaker No.Kep. 452/M/BW/1996 tentang Pemakaian Pesawat
Angkat dan Angkut

10
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT. Sumber Mulia Sakti selaku pemilik Grand Senyum Hotel.Grand
Senyum Hotel beralamat di pusat kota Yogyakarta yaitu di Jl.P.Diponegoro
No.20 Yogyakarta.Total karyawan adalah 37 terdiri dari 25 laki laki dan 12
perempuan.
Grand Senyum Hotel memiliki 57 kamar tamu dengan beberapa tipe
kamar (Standard,Deluxe,VIP) dari 6 lantai gedung.Fasilitas lain yang
tersedia berupa restaurant dan bar/lounge,swiming pool di roof top,Wifi dan
AC.Pelayanan dan fasilitas yang unggul menjadikan tujuan dari Grand
Senyum Hotel dalam melayani semua tamunya.

2.2 Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:

2.2.1 Temuan Positif


Dalam obsevasi yang kami lakukan ditemukan beberapa temuan
positif diantaranya:

11
1. Adanya pengesahan izin pemakaian alat elavator dapat
digunakan
2. Sudah dilaksanakannya riksa uji berkala alat elavator.
3. Tersedianya 3 jenis sistem pompa air yang bekerja secara
paralel.

2.2.2 Temuan Negatif


Dalam obsevasi yang kami lakukan ditemukan beberapa
temuan negatif diantaranya:
1. Ruang instalasi pesawat uap outdoor tidak tertutup (indoor).
2. Instalasi pipa saluran air panas dari VRV (variabel refrigerant
volume) terikat dengan kabel instalasi listrik.
3. Tidak terdapat peralatan dan atau instalasi jet fan untuk
menghilangkan limbah bau dari penampungan limbah air (baik
dari pool atau kamar).

12
BAB III
ANALISA
3.1 Analisa Temuan Positif
Analisa
Lokasi Dasar Hukum
No Temuan Foto Temuan temuan Saran Bunyi Ayat
Temuan
1 Adanya Ruang Izin pemakaian Sudah baik  UU No 1  Pasal 4 Ayat 2
Dokumen alat memastikan dan tetap Tahun 1970 “Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-
pengesahan izin
bahwa alat yang dipertahankan Pasal 4 Ayat 2 prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
pemakaian alat digunakan  Permenaker kumpulanketentuan yang disusun secara
sudah melalui No. 06 Tahun teratur, jelas dan praktis yang mencakup
elavator dapat
proses 2017 Pasal 1 bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan
digunakan pemeriksaan Ayat 7 pembuatan, perlengkapan alat-alat
dan dapat perlindungan,pengujian dan pengesahan,
digunakan pengepakan atau pembungkusan,
dengan aman pemberian tanda-tandapengenal atas
bahan, barang, produk teknis dan aparat
produk guna menjamin keselamatan
barang barang itu sendiri, keselamatan
tenaga kerja yang melakukannyadan
keselamatan umum.”
 Pasal 1 Ayat 7
“Kereta(elevator cabin/car) adalah bagian
dari elevator yang merupakan ruang
tertutup yang mempunyai
lanta,dindingpintu dan atap yang
digunakan untuk mengakut orang dan
barangatau khusus barang.”
2 Sudah Ruang Dilakukannya Sudah baik  UU No 1  Pasal 4 Ayat 2
dilaksanakannya Dokumen riksa uji berkala dan tetap Tahun 1970 “Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-
riksa uji berkala alat per 1 tahun dipertahankan Pasal 4 Ayat 2 prinsip teknis ilmiah menjadi suatu

13
alat elevator per memastikan alat  Permenaker kumpulanketentuan yang disusun secara
1 tahun berfungsi sesuai No 38 Tahun teratur, jelas dan praktis yang mencakup
ketentuan 2016 Pasal 133 bidangkonstruksi, bahan, pengolahan dan
pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan,pengujian dan pengesahan,
pengepakan atau pembungkusan,
pemberian tanda-tandapengenal atas
bahan, barang, produk teknis dan aparat
produk guna menjaminkeselamatan
barang-barang itu sendiri, keselamatan
tenaga kerja yang melakukannyadan
keselamatan umum.”
 Pasal 133
“Pemeriksaanberkalasebagaimana
dimaksud dalam Pasal 131 huruf b
dilakukan secara berkala paling lama 1
tahun sekali.”
3 Tersedianya 2 Ruang Instalasi Memastikan Sudah baik  UU.No.07 tahun  Pasal 7. Lingkungan hidup dan ekonomi
jenis sistem Air proses pompa dan tetap 2004 tentang yang diselenggarakan dan diwujudkan
pompa air yang air bekerja dipertahankan sumber daya air. secara selaras negara menjamin hak
bekerja secara dengan baik. setiap orang untuk mendapatkan
paralel. kebutuhan pokok sehari hari guna
memnuhi.
 PP.No.121 tahun  Pasal 2. Pengusahaan Sumber Daya Air
2015 tentang diselenggarakan dengan memperhatikan
pengusahaan prinsip:
sumber daya air a. Tidak menganggu,
 mengesampingkan, dan
meniadakan hak rakyat atas air
b. Perlindungan negara terhadap hak
rakyat atas air
c. Kelestataian lingkungan hidup
sebagai salah satu hak asasi
manusia

14
d. Pengawasan dan pengendalian oleh
negara atas air bersifat mutlak
e. Prioritas utama pengusahaan atas
air diberikan kebadan usaha milik
negara atau badan usaha milik
daerah
f. Pemberian izin Pengusahaan
Sumber Daya Air Tanah kepada
usaha swasta dapat dilakukan
dengan syarat tertentu dan ketat
serta prinsip sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai
huruf e dipenuhi dan masih
terdapat ketersediaan air

3.2 Analisa Temuan Negatif


Analisa
Foto Lokasi Penilaian Dasar
No Temuan Temuan/Potensi Saran Bunyi Ayat
Temuan Temuan Resiko Hukum
Bahaya
1 Ruang instalasi pesawat uap outdoor Ruang Sedang Mesin VRV akan Dibuatkan UU UAP Pasal 19 ayat 1 (b) apakah
instalasi cepat aus atau rusak roof atau Tahun 1930 yang harus dilakukan oleh
tidak tertutup (indoor).
sehingga akan atap tentang pemakai pesawat uap agar
menggangu proses pelindung. pesawat memungkinkan pengawasan
norma syarat yang mudah dan tidak
uap dan berhaja, dan hal-hal apakah
bejana yang dapat diperintahkan
tekanan. oleh para pegawai dan ahli
seperti termasuk dalam pasal
13.

15
2 Instalasi pipa saluran air panas dari Ruang Sedang Terjadi konsleting Kabel aliran Permenaker Pasal 1 Ayat 9 Instalasi
VRV (variabel refrigerant instalasi Listrik listrik no 12 Tahun Listrik adalah jaringan
volume) terikat dengan kabel dibuatkan 2015 perlengkapan listrik yang
instalasi listrik tempat membangkitkan, memakai,
tersendiri mengubah, mengatur,
atau khusus mengalihkan,mengumpulkan
dan tidak atau membagikan tenaga
menempel listrik.
langsung
pada pipa
air.
3 Tidak terdapat peralatan atau Basement rendah 1. Mempengaruhi Dibuatkan 1.UU 36 (b)Bahwa setiap upaya
instalasi jet fan untuk kenyamanan bagi instalasi Tahun 2009 pembangunan harus
menghilangkan limbah bau dari pengunjung dan peralatan Tentang dilandasi dengan wawasan
penampungan limbah air (baik dari karyawan dan instalasi Kesehatan (d) kesehatan dalam arti
pool atau kamar) 2. Mempengaruhi jet Fan yang 2. Permenaker pembangunan nasional harus
kualitas udara standart No.4 Tahun memperhatikan kesehatan
yang secara tidak 1985 tentang masyarakat dan merupakan
langsung akan pesawat tanggung jawab semua pihak
berpengaruh untuk tenaga dan baik pemerintah maupun
kesehatan. produksi masyarakat.
Pasal 20, 28H ayat 1, dan
Pasal 34 ayat 3 UUD negara
Republik Indonesia tahun
1945.
Pasal 1 (q) pesawat ialah
kumpulan dari beberapa alat
secara berkelompok atau
berdiri sendiri guna
menghasilkan tenaga baik
mekanik maupun bukan
mekanik dan dapat
digunakan untuk tujuan
tertentu.

16
17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. PT. Sumber Mulia Sakti sudah menerapkan sistem K3 didalam
perusahaannya.
2. Implementasi K3 yang terdapat pada PT. Sumber Mulia Sakti pada
bidang K3 Mekanik adalah adanya pengesahan izin pemakaian alat
elevator dan elevator dapat digunakan, sudah dilaksanakannya riksa uji
berkala alat elevator per 1 tahun, adanya bukti pengecekan kondisi
elevator.
3. PT. Sumber Mulia Sakti memiliki Instalasi dua pompa secara pararel
dengan baik.
4. PT. Sumber Mulia Sakti memiliki memiliki temuan negatif :
Ruang instalasi pesawat uap outdoor tidak tertutup (indoor), Instalasi
pipa saluran air panas dari VRV (variabel refrigerant volume) terikat
dengan kabel instalasi listrik, Tidak terdapat peralatan dan atau instalasi
jet fan untuk menghilangkan limbah bau dari penampungan limbah air
(baik dari pool atau kamar).

4.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan untuk perbaikan penerapan K3
pada perusahaan PT. Sumber Mulia Sakti dari penilaian resiko masuk dalam
kategori resiko sedang maka perlu tindakan perbaikan umum yang dapat
dijadwalkan untuk mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh perundang
undangan. Untuk temuan positif dipertahankan agar konsistensi yang berada
diperusahaan dapat menjadi nilai plus.

18
LAMPIRAN

Grand Senyum Hotel

Elevator di Grand Senyum Hotel

19
Uji Riksa Elevator

20
21
Instalasi mesin VRV dan pipa air outdoor

22

Anda mungkin juga menyukai