Anda di halaman 1dari 20

HASIL PENGAMATAN JENIS-JENIS MINERAL

TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL

Oleh :
Nama : Kadek Arya Bayu Indra Kusuma
NIM : 710018004
KELAS : 03

PROGAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


DEPARTEMEN TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

HASIL PENGAMATAN JENIS-JENIS MINERAL

TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL

Oleh :
Nama : Kadek Arya Bayu Indra Kusuma
NIM : 710018004
KELAS : 03

Yogyakarta, Desember 2019


Dosen Pengampu

Dr.R Andy Erwin Wijaya, S.T.,M.T

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap, Puji dan Syukur penulis senantiasa panjatkan kehadirat Allah
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan Laporan Hasil Pengamatan Jenis-jenis Mineral selesai dengan
lancar dan tepat pada waktunya. Penyusunan laporan ini dilaksanakan guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Mineral pada Program Studi
Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.Dalam penyusunan
laporan ini, penyusun tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu
penyusun ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dr.R.Andy Erwin Wijaya,ST.,M.T, selaku Dosen Mata Kuliah Mekanika
Tanah.
2. Semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penyusun mengerti bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca
guna kemajuan dan perbaikan untuk laporan berikutnya.

Yogyakarta, Desember 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i


HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. vi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………... 3
2.1 Batu Gamping …………………………………………………………… 3
2.2 Batu Diorit ………………………………………………………………. 5
2.3 Batu Sekis Mika ………………...……………………………………….. 7
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………... 10
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 10
3.2 Saran …………………………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 14

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengamatan Batu Gamping (Sedimen)……………………………….. 4


Gambar 2.2 Pengamatan Batu Metamorf (Diorit) ………………………………… 6
Gambar 2.3 Foto Pengamatan Batu Andesit ( Beku) ……………………………… 8

v
DAFTAR LAMPIRAN

A. PLOTING GPS DAN GEO CAMERA LOKASI 1 SEDIMEN………………. 11


B. PLOTING GPS DAN GEO CAMERA LOKASI 2 METAMORF…………… 12
C. PLOTING GPS DAN GEO CAMERA LOKASI 3 BEKU…………………… 13

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batuan dapat kita jumpai pada setiap permukaan bumi, maka kita akan
menjumpai banyak sekali batu atau batuan yang jenis dan strukturnya berbeda beda.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan di kelompokkan menjadi tiga jenis batuan,
yaitu batuan beku (igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks) dan batuan
malihan (metamorphic rocks). Namun pada dasarnya batuan beku merupakan asal
dari semua batuan lainnya. Perubahan batuan beku menjadi kelompok batuan lainnya
terjadi dalam suatu siklus yang dinamakan siklus batua (Rock Circle). Pembentukan
batuan/mineral berawal dari aktivitas dapur magma yang berada di mantel bumi.
Tekanan yang kuat akibat tingginya suhu magma, mendorong magma untuk mencari
jalan keluar menuju permukaan (menciptakan intrusi) melalui retakan-retakan
lempeng bumi yang terjadi akibat tumbukan lempeng. Saat mencapai ketinggian
tertentu dari mantel bumi, magma mengalami penurunan suhu yang signifikan
sehingga sebagian cairan ini akan membeku sementara sebagian lainnya akan terus
naik menuju permukaan bumi dan akan membeku saat mencapai permukaan. Batuan
yang terbentuk dari cairan magma yang membeku disebut dengan batuan beku, baik
membeku di lapisan dalam (batuan beku plutonik), di tengah perjalanan (batuan beku
purfonik / intrusif) maupun di luar permukaan bumi (batuan beku vulkanik /
ekstrusif). Batuan beku yang tersingkat di permukaan akan mengalami penghancuran
akibat proses pelapukan oleh atmosfer dan hidrosfer. Selanjutnya, batuan yang telah
dihancurkan ini akan berpindah dari tempatnya akibat tenaga eksogen seperti gaya
berat, air, angin, gelombang dan gletser. Selain sebagai media transportasi, tenaga
eksogen tersebut juga dapat mengikis batuan. Hasil kikisan kemudian akan
diendapkan secara berlapis-lapis di dalam suatu cekungan (Basin). Batuan beku yang
mengalami proses pelapukan, transportasi dan/atau dekomposisi ini dinamakan

1
dengan batuan sedimen. Sifat dari batuan sedimen pada awal pembentukan sangat
lunak, setelah mengalami proses diagenesis maka sifatnya menjadi keras (sedimen
terlithifikasi). Jenis terakhir adalah batuan sedimen. Batuan sedimen yang mengalami
peningkatan tekanan dan suhu akibat penimbunan dan/atau terlibat dalam proses
pembentukan pegunungan, maka batuan sedimen akan mengalami ubahan untuk
menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Jika proses diagenesa terjadi pada suhu
di bawah 200oC dan tekanan dibawah 300 MPa, maka metomorfosa batuan terjadi
pada suhu dan tekanan di atas diagenesa. Batuan sedimen yang mengalami ubahan ini
dinamakan dengan batuan malihan. Apabila suhu dan tekanan pada batuan malihan
terus meningkat, maka batuan malihan akan meleleh kembali menjadi magma akibat
panas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Batugamping
• Morfologi
Lokasi penelitian ini berada di daerah berbukit dengan mempunyai tebing-
tebing batu gamping yang banyak, di daerah ini juga vegetasinya hanya
sedikit. Lokasi ini terlihat sangat gersang ketika saat siang hari. Dan lebar
singkapan sekita 20 meter sedangkan tinggi singkapan sekitar 7 meter.

• Litologi
Karena ditemukan begitu banyaknya singkapan batu gamping yang besar-
besar dan mempunyai daerah singkapan yang sangat luas, bisa
disimpulkan bahwa tempat ini dahulu merupakan daerah laut di dalam,
yang kita bisa menemukan fosil-fosil organisme yang sudah
tersedimentasi di dalam batu gamping tersebut.

• Deskripsi batuan
Batu gamping merupakan batuan sedimen dengan jenis batuan sedimen
non klastik karena batu ini berasal atau terbentuk dari fosil-fosil
organisme yang telah tersedimentasi jutaan yang lalu. Batu ini memiliki
warna putih, dengan jenis batuan sedimen klastik, serta struktur masif.
Mempunyai tekstur yaitu ukuran butir 1/8 – 1/16, pemilahan baik, bentuk
butir membulat,serta kemas yang tertutup. Batu gamping memiliki
komposisi kimia yaitu kalsium dan karbonat.

3
Gambar 2.1 Batugamping (Foto Pribadi,2019)

A. Hasil Pengamatan

Gambar 2.2 Pengamatan Batu Gamping (Sedimen)

4
B. Lokasi Pengamatan
Gajah Rejo, Desa talang, Kec. Bayat, Kab. Klaten , Jawa Tengah Kode pos 57462
Hari : Senin 18 November 2019
Waktu : 12:57 WIB

2.2 Batu Diorit


• Morfologi
Lokasi pengamatan berada di lereng gunung, dimana sudah banyak di
tumbuhi vegetasi, baik pepohonan maupun rumput, lebar singkapan
kurang lebih 15 m dengan tinggi kurang lebih 5 meter.

• Litologi
Singkapan batuan diduga sebagai intrusi batuan beku diorite akibat
lempeng indo-australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Batuan
yang terdapat pada lokasi Pengangkatan memiliki tingkat pelapukan tinggi
dengan struktur lapukan membawang.

• Deskripsi batuan
Diorit merupakan batuan beku berwarna abu-abu,mempunyai struktur
batuan masif dan mempunyai tekstur seperti derajat kristalisasi
hipokristalin,granularitas,faneroporfiritik, dan bentuk kristalnya euhedral,
dengan relasi inequigranular, Diorit tersusun oleh komposisi mineral
plagioklas, biotit, piroksen, hornblende.
Diorit adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi atau sering
disebut pembentukan ekstrusif, Partial melting dari lempeng samudera
akan menghasilkan magma basaltic yang naik dan mengintrusi batuan
granit yang ada di lempeng benua, sehingga terjadi proses pencampuran

5
magma basaltic dan juga magma granit yang naik di lempeng benua secara
dike maupun sill sehingga lelehan tersebut akan mengkristal secara lambat
dan kemudian membentuk batu yang dikenal sebagai diorit.

Gambar 2.3 Diorit (Foto pribadi, 2019)

A. Hasil Pengamatan

6
Gambar 2.4 Pengamatan Batuan Beku (Diorit)
B. Lokasi Pengamatan
Gajah Rejo, Desa talang, Kec. Bayat, Kab. Klaten , Jawa Tengah Kode pos 57462.
Hari : Senin 18 November 2019
Waktu : 11:43 WIB

2.3 Batu Sekis Mika


• Morfologi
Lokasi penelitian ini berada di dekat pemukiman warga dan berada di
dalam hutan, pada lokasi ditumbuhi banyak vegetasi baik dari pohon
maupun rumput di lokasi juga mempunyai tebing dari singkapan marmer
dan sekis mika. Dan lebar singkapan 20 meter dan tinggi 10 meter.

• Litologi
Dalam penelitian ini ditemukan ada 2 singkapan batu metamorf yaitu
marmer dan sekis mika. Marmer dapat terbentuk karena ada kontak
dengan magma dan akibat dari metamorfisme regional namun marmer
yanjg terdapat di jokotuo membutuhkan penelitian lebih lagi untuk dapar
mengetahui apakah batuan tersebut berhubungan dengan metamorfisme
kontak atau regional (penelitian Teknik Geologi UGM).
Karena di dalam penelitian terdapat 2 batuan metamorf, maka ada 2
batuan yang akan di deskripskan.

• Deskripsi batuan
Marmer merupakan batu gamping yang mengalami proses malihan. Proses
ini terjadi karena adanya tekanan dan suhu tinggi, sehingga tesktur batuan
asal seperti batuan sedimen dan membentuk tekstur yang baru.

7
Marmer merupakan batuan metamorf yang memiliki warna putih, abu-
abu, dengan mempunyai struktir non foliasi, dan batuan ini mempunyai
tekstur palimpsest serta mempunyai komposisi mineral anti stress.
Deskripsi batuan
Batuan ini terbentuk disebabkan oleh tekanan penjajaran-penjajaran
mineral-mineral pipih dan prismatic. Batu ini diperkirakan terbentuk
karena metomorfosa pada zona penumjaman lempeng, dengan mempunyai
struktur foliasi, dan mempunyai strukutur kristaloblastik, pada batuan ini
juga mempunyai komposisi mineral stress yang terdiri attas klorit, dan
kuarsa.

Gambar 2.5 Sekis Mika (Foto Pribadi, 2019)

8
A. Hasil Pengamatan

Gambar 2.6 Foto Pengamatan Batu Andesit ( Beku)

B. Lokasi Pengamatan
Gajah Rejo, Desa talang, Kec. Bayat, Kab. Klaten , Jawa Tengah Kode pos 57462.
Hari : Senin, 18 November 2019
Waktu : 13:18 WIB

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium batuan sedimen yang
utamanya tersusun oleh kalsium karbonat karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral
kalsit. Batuan diorit adalah nama yang digunakan untuk kelompok batuan beku
berukuran kasar-sedang, dengan komposisi antara granit sampai gabro ataupun basalt.
Nama andesit disadur dari pegunungan andes. Ini dikarenakan batuan andesit banyak
ditemukan di sekitar pegunungan Andesit. Jadi, pada intinya mineral mineral ini
terbentuk akibat aktivitas vulkanik dan akibat karena pengaruh dari suhu dan tekanan
yang sangat tinggi.

3.2 Saran
Semoga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi, dan terus berproses untuk
menuntut ilmu yang bermanfaat.

10
LAMPIRAN

A. PLOTING GPS DAN GEO CAMERA LOKASI 1 SEDIMEN


(BATUGAMPING)

11
B. PLOTING GPS DAN GEO CAMERA LOKASI 2 BEKU
(DIORIT)

12
C. PLOTING GPS DAN GEO CAMERA LOKASI 3 METAMORF
(SEKIS MIKA)

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Sampurno, 1989, Pengantar Geologi, ITB, Bandung


2. Katili, J.A. and Marks, P, 1966, Geologi, Departemen Urusan Research
Nasional, Jakarta
3. Soeriadmadja, Rubini, 1992, Petrologi dan Mineralogi, ITB, Bandung
4. Syafei, Benyamin, 2006, Pedoman Praktikum Geologi Fisik, Laboratrium
Geologi Dinamik, ITB, Bandung
5. http://www.geologinesia.com/search/label/Batuan
6. https://ilmugeografi.com/geologi/batuan
7. Modul Praktikum Mineralogi Petrologi ITNY

14

Anda mungkin juga menyukai