Anda di halaman 1dari 22

SNI 3405:2011

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
Standar Nasional Indonesia

Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

ICS 93.010 Badan Standardisasi Nasional


“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
© BSN 2011

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
Telp. +6221-5747043
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
SNI 3405:2011

Daftar isi

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
Daftar isi................................................................................................................... i
Prakata .................................................................................................................... ii
Pendahuluan............................................................................................................ iii
1 Ruang lingkup.................................................................................................... 1
2 Acuan normatif .................................................................................................. 1
3 Istilah dan definisi .............................................................................................. 1
4 Ketentuan dan persyaratan ............................................................................... 2
4.1 Peralatan...................................................................................................... 2
4.2 Benda uji dan bahan penunjang uji ............................................................. 3
4.2.1 Benda uji tanah terganggu.................................................................. 3
4.2.2 Benda uji tanah tidak terganggu ......................................................... 3
4.2.3 Bahan penunjang uji ........................................................................... 3
4.3 Pengujian .................................................................................................... 4
4.3.1 Kalibrasi .............................................................................................. 4
4.3.2 Petugas dan penanggung jawab hasil pengujian ............................... 4
4.3.3 Persiapan benda uji tanah terganggu ................................................ 4
4.3.4 Persiapan benda uji tanah tidak terganggu ....................................... 5
5 Cara pengujian ................................................................................................. 6
5.1 Prosedur pengujian ..................................................................................... 6
5.1.1 Pengujian pada beda tinggi air 50 mm ............................................... 6
5.1.2 Pengujian pada beda tinggi air 180 mm ............................................. 7
5.1.3 Pengujian pada beda tinggi air 380 mm ............................................. 7
5.1.4 Pengujian pada beda tinggi air 1020 mm ........................................... 7
5.2 Penilaian hasil pengujian ............................................................................. 7
6 Pelaporan ......................................................................................................... 8
Lampiran A : Bagan alir cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole .............. 9
Lampiran B : Contoh formulir hasil uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole .... 10
Lampiran C : Daftar tabel deviasi dan penjelasannya ............................................. 14
Bibliografi ................................................................................................................. 15

© BSN 2011 i
SNI 3405:2011

Prakata

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 3405:2011 ‘Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole’ merupakan revisi dari SNI
03-3405-1994, Metode pengujian sifat dispersif tanah dengan alat Pinhole, yang mengacu
pada ASTM D4647-87, Test method for identification and classification of disversive clay
soils by the pinhole test”, dengan beberapa perubahan pada judul,

Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa
Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S1 Bidang Sumber Daya Air.

Tata cara penulisan berdasarkan kepada PSN 08:2007 dan dibahas melalui konsensus pada
tanggal 12 Desember 2006 di Bandung yang dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah dan
tenaga ahli.

© BSN 2011 ii
SNI 3405:2011

Pendahuluan

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
Dalam desain bangunan air sering dilakukan analisis rembesan dan stabilitas dengan
menggunakan parameter desain untuk menentukan tingkat keamanan yang tinggi dan
kestabilan bangunan. Bangunan air atau tanggul sebaiknya tidak dibangun dengan tanah
yang mengandung tanah dispersif yang bersifat khusus, karena tanah ini merupakan
lempung berproblema. Tanah lempung dispersif mudah tererosi baik di permukaan maupun
di dalam timbunan tanah walaupun mempunyai indeks plastisitas tinggi dan dapat dilewati
oleh aliran air dengan kecepatan rendah. Identifikasi lapangan biasanya dapat terlihat
berupa banyaknya rongga-rongga dan alur-alur yang dalam akibat erosi. Mengingat
pentingnya identifikasi tingkat dispersif tanah lempung ini baik untuk fondasi maupun
bahan timbunan struktur tanah (agar dapat dicarikan alternatif perbaikannya atau
menghindari penggunaan bahan tersebut sebagai bahan urugan atau fondasi), maka perlu
dilakukan revisi standar berjudul “Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole”.

Standar ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam uji sifat dispersif tanah
dengan alat pinhole, baik untuk contoh tanah terganggu maupun contoh tanah tidak
terganggu. Sifat dispersif ini digunakan untuk keperluan bahan bangunan dan analisis
perhitungan rembesan suatu bangunan atau timbunan.

© BSN 2011 iii


“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 3405:2011

Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan alat pinhole, untuk
mengetahui sifat dispersif tanah yang diuji. Sifat dispersif ini dapat diketahui dari
kekeruhan air dengan melakukan pengujian berdasarkan beda tinggi air, besarnya debit
aliran air, dan diameter lubang pinhole yang digunakan.
Standar ini menguraikan prinsip-prinsip cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole,
yang meliputi: sistem peralatan uji sifat dispersif dengan alat pinhole dan perlengkapan
lainnya, benda uji dan bahan penunjang uji; persyaratan peralatan dan pengujian; cara
pengujian; penilaian hasil pengujian; contoh uji dan pelaporan. Cara uji ini berlaku untuk
contoh tanah terganggu dan contoh tanah tidak terganggu.

2 Acuan normatif
Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk
menerapkan standar ini.
SNI 1742, Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 1743, Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 1964, Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 1965, Metode pengujian kadar air tanah
SNI 1966, Metode pengujian batas plastis
SNI 1967, Metode pengujian batas cair dengan alat Casagrande
SNI 3423, Metode pengujian analisis ukuran butir dengan alat hidrometer

3 Istilah dan definisi


Untuk tujuan penggunaan dalam dokumen ini, istilah dan definisi berikut digunakan

3.1
beda tinggi tekanan air
beda tinggi antara sumbu mendatar contoh tanah dan tinggi air pada tabung ukur

3.2
benda uji tanah
benda uji yang diambil dari contoh tanah dengan tabung pengambil contoh

3.3
contoh tanah terganggu
contoh tanah yang diambil langsung di lapangan tanpa menggunakan alat khusus, sehingga
konsistensi dan kadar airnya berubah

3.4
contoh tanah tidak terganggu
contoh tanah yang diambil dari lubang bor dengan tabung, sehingga konsistensi dan kadar
airnya tidak mengalami perubahan
© BSN 2011 1 dari 16
SNI 3405:2011

3.5

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
kadar air optimum
kadar air dengan berat isi keringnya mencapai maksimum

3.6
lempung dispersif
lempung yang mudah atau cepat larut dalam air dengan konsentrasi garam rendah, tanpa
mengalami gangguan mekanis. Lempung semacam ini biasanya mempunyai daya absorpsi
tinggi terhadap air yang menggandung kation sodium. Pada umumnya lempung ini
mempunyai sifat susut-kembang tinggi, ketahanan rendah terhadap erosi, dan kelulusan air
rendah dalam kondisi utuh

3.7
tanah lempung atau lanau lempungan
jenis tanah berbutir halus yang mempunyai gradasi 50% atau lebih yang lolos saringan no.
200 (0,075 mm) menurut sistem klasifikasi USCS

3.8
uji pinhole
suatu metode uji dengan mengalirkan air secara horizontal dengan beda tinggi tekanan air
50 mm, melewati tanah yang diberi lubang berdiameter 1,0 mm pada benda uji. Beda tinggi
tekanan air 50 mm merupakan batasan untuk mengetahui apakah benda uji termasuk
klasifikasi dispersif atau tidak

4 Ketentuan dan persyaratan

4.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam cara uji ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Saringan no.10 (2 mm);
b) Tabung plastik / kaca dengan tebal minimum 3,5 mm dan diameter dalam 32,5 mm
sampai dengan 50 mm;
c) Tabung ukur dari kaca berdiameter dalam 3 mm;
d) Selang plastik;
e) Gelas ukur berkapasitas 50 ml sampai dengan 100 ml;
f) Tangki air dari kaca berkapasitas 10 L sampai dengan 15 L;
g) Stopwatch;
h) Saringan kawat 3 lembar dengan lubang saringan berukuran 14 mm sampai dengan
25 mm;
i) Kerikil berdiameter 6 mm sampai dengan 9 mm;
j) Jarum logam dan kerucut logam atau plastik;
k) Alat pemadat mini;
Skema mengenai alat pinhole bisa dilihat pada Gambar 1.

© BSN 2011 2 dari 16


SNI 3405:2011

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
Pipa/selang dengan
ukuran

H = beda tinggi air


Tabung pleksiglas
Benda uji
Air distilasi dari
sumber yang dapat
mengatur beda
tinggi konstan

Lubang 1 mm Kerikil diamater 6 mm – 9 mm


Dua lembar
kawat saring
Selembar Nippel
kawat saring berbentuk
kerucut

Gelas ukur

Gambar 1 - Skema alat pinhole

4.2 Benda uji dan bahan penunjang uji


Benda uji dan bahan penunjang uji yang digunakan harus memenuhi ketentuan yang
berlaku.

4.2.1 Benda uji tanah terganggu


Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk benda uji adalah sebagai berikut:
a) Contoh tanah yang diperlukan dalam pengujian ini adalah contoh tanah lolos saringan
no. 10 (2 mm) sebanyak ± 1 kg untuk setiap ketinggian muka air.
b) Dalam pengujian diperlukan 1 buah benda uji berukuran : diameter (Ø) = 32,5 mm dan
panjang = 37,5 mm.

4.2.2 Benda uji tanah tidak terganggu


Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk benda uji adalah sebagai berikut:
a) Contoh tanah yang diperlukan dalam pengujian adalah sebanyak 1 (satu) tabung contoh
tanah tidak terganggu.
b) Untuk pengujian ini diperlukan 1 buah benda uji berukuran : diameter (Ø) = 32,5 mm dan
panjang = 37,5 mm.

4.2.3 Bahan penunjang uji (air)


Air sebagai bahan penunjang uji yang digunakan dalam sistem pengujian dengan alat
pinhole ini harus bersih, bebas dari kotoran dan suspensi lumpur (disarankan untuk
menggunakan air bebas udara atau air suling).

© BSN 2011 3 dari 16


SNI 3405:2011

4.3 Pengujian

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
4.3.1 Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimal 3 tahun sekali dan pada saat diperlukan, atau
sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku.

4.3.2 Petugas dan penanggung jawab hasil uji


Petugas pengujian ini adalah laboran atau teknisi yang memahami dan berpengalaman
dalam pengujian dengan alat pinhole, dan diawasi oleh tenaga ahli geoteknik.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.


a) Kemampuan petugas pengujian dan pengawas harus memiliki sertifikat kompetensi.
b) Nama-nama penguji, pengawas dan penanggung jawab hasil uji harus tertulis dengan
jelas, dan disertai paraf atau tanda tangan beserta tanggal yang jelas dalam laporan.

4.3.3 Persiapan benda uji tanah terganggu


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan benda uji adalah sebagai berikut:
a) Benda uji mempunyai kadar air optimum yang mendekati kadar air yang ditentukan
dalam pelaksanaan pemadatan (OMC ± 3%).
b) Jika contoh tanah mengandung butiran tanah kasar lebih besar dari 2 mm, harus
disaring dulu melalui ayakan no.100.
c) Benda uji ditumbuk dan dipadatkan di dalam tabung/cetakan yang sesuai dengan ukuran
benda uji dengan alat pinhole atau dipadatkan langsung pada tabung pinhole lapis demi
lapis sampai 5 lapisan, sehingga berat isi tanah sama dengan 95%± 3% kepadatan
tanah kering proctor dengan tebal 37,5 mm dan diameter (Ø) = 32,5 mm.
d) Benda uji diberi nomor/label.

Gambar 2 Grafik hasil pemadatan

© BSN 2011 4 dari 16


SNI 3405:2011

e) Cara pembuatan benda uji dilakukan sebagai berikut:

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
1) Gunakan grafik hasil uji pemadatan tanah yang akan digunakan untuk bahan
bangunan (lihat Gambar 2).
2) Tarik garis horizontal pada nilai 95% γd pada grafik hasil pemadatan yang sudah
diketahui; garis ini akan memotong grafik di dua titik (wn1 dan wn2) dan digunakan wn2
dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

γn
γd = .................................................................... (1)
⎛ ⎛ wn ⎞ ⎞
⎜⎜1 + ⎜ ⎟ ⎟⎟
⎝ ⎝ 100 ⎠ ⎠

dengan :
γd : berat isi kering;
γn : berat isi basah;
wn : kadar air yang bersangkutan.

3) Dengan diketahuinya nilai 95% γ d dan wn pada rumus (1) di atas, maka γ n dapat
diperoleh dengan rumus perhitungan : γ n = (1 + wn 2 ) x 95% γ d .

4) Ukuran benda uji pinhole sudah ditentukan, sehingga berat benda uji = V x γ n ,
dengan: V adalah volume benda uji, (benda uji dapat dibuat sesuai dengan yang
ditentukan).
f) Pasang satu lembar saringan kawat pada bagian atas benda uji dan dua lembar kawat
pada bagian bawah benda uji.
g) Kerucut ditusukkan ke dalam benda uji dengan jalan ditekan dengan jari, lalu dibuat
lubang dengan diameter (Ø) = 1 mm (dengan jarum).
h) Ruang tabung yang kosong diisi dengan kerikil berdiameter (Ø) = 6 mm s.d 9 mm dan
pasang penutupnya.
i) Pasang alat pinhole horizontal dan aliri dengan air suling secara gravitasi.
j) Setelah selesai pengamatan, catat, bongkar peralatan dan benda uji, serta ukur diameter
lubang pinhole untuk dibandingkan dengan diameter pinhole semula.

4.3.4 Persiapan benda uji tanah tidak terganggu


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan benda uji adalah sebagai berikut :
1) Tusukkan cetakan benda uji ke dalam contoh tanah dalam tabung hingga seluruh
cetakan masuk ke dalam contoh tanah.
2) Keluarkan contoh tanah dari dalam tabung.
3) Potong contoh tanah sepanjang cetakan benda uji.
4) Keluarkan benda uji dari cetakan.
5) Masukkan benda uji (sesuai keadaan aslinya) ke dalam alat pinhole, seperti pada tanah
terganggu.

© BSN 2011 5 dari 16


SNI 3405:2011

5 Cara pengujian

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
5.1 Prosedur pengujian
Prosedur pengujian untuk contoh tanah terganggu dan contoh tanah tidak terganggu adalah
sama. Berikut ini diuraikan pelaksanaan pengujian dengan alat pinhole pada beda tinggi air
berturut-turut sebesar 50 mm, 180 mm, 380 mm, dan 1020 mm.

5.1.1 Pengujian pada beda tinggi air 50 mm


Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Ukur jumlah air yang mengalir ke dalam gelas ukur dalam waktu tertentu.
b) Amati warna air dari dua arah, yaitu dari samping dan dari atas gelas ukur.
c) Jika tidak ada air yang ke luar, buka tutupnya dan tusuk sekali lagi atau tutup lubang
pertama dan buat lubang kedua (walaupun hal ini jarang terjadi).
d) Perbedaan antara tanah dispersif dan non dispersif diperoleh dari hasil pengujian
dengan beda tinggi air 50 mm.
e) Jika pengaliran air untuk beda tinggi ini terlihat keruh dan tidak menjadi lebih jernih
setelah selang beberapa waktu, benda uji tergolong lempung dispersif. Petunjuk yang
jelas terlihat pada waktu benda uji tergerus adalah keluarnya koloid (terbawanya butir-
butir tanah).
f) Pada umumnya lempung dispersif tergerus dengan cepat bila beda tinggi air kurang dari
50 mm dan disertai keluarnya air dalam kondisi keruh.
g) Untuk tanah lempung dispersif, banyaknya air dapat mencapai maksimum dalam waktu
2 menit s.d 5 menit yaitu sekitar 1,0 ml/s s.d 1,4 ml/s.
h) Untuk jenis tanah lempung dispersif, lubang akan membesar > 2 kali diameter jarum
setelah pengaliran selama 5 menit jenis ini tergolong “sangat dispersif” (D1).
i) Pada umumnya pengujian dilanjutkan sampai 10 menit. Jika warna air yang keluar
menjadi jernih, pengujian dianggap selesai. Jika pengaliran pada beda tinggi air 50 mm,
air yang keluar sedikit keruh dan debit aliran tidak melebihi 1,00 ml/s setelah 5 menit,
lanjutkan pengujian sampai 10 menit. Setelah 10 menit, jika air masih keruh hentikan
pengujian dan ukur lubang pinhole. Klasifikasi tanah adalah D2 jika debit aliran antara
1,0 ml/s s.d 1,4 ml/s dan ukuran lubang 1,5 kali diameter semula.
j) Jika aliran air tetap dan air terus dalam kondisi keruh, hentikan pengujian.
k) Bila setelah 10 menit jumlah air antara 0,8 ml/s s.d 1,0 ml/s dan diameter lubang kurang
dari 1,5 kali diameter semula, jenis ini termasuk “kemungkinan dispersif” (ND4).
l) Bila setelah 10 menit aliran air melampaui 1 ml/s dan diameter lubang melewati 1,5 kali
diameter semula, jenis ini tergolong “dispersif” (D2).
m) Bila pengujian dihentikan setelah 10 menit dan hasilnya adalah ND4 dan D2, pengujian
perlu diulangi dengan benda uji baru untuk mengetahui sifat-sifatnya pada beda tinggi air
180 mm.
n) Jika aliran pada beda tinggi air 50 mm dalam kondisi jernih atau hanya sedikit sekali
keruh dilihat dari samping gelas ukur setelah 10 menit dan debit aliran sebesar 0,4 ml/s
s.d 0,8 ml/s, naikkan tinggi air menjadi 180 mm.

© BSN 2011 6 dari 16


SNI 3405:2011

5.1.2 Pengujian pada beda tinggi air 180 mm

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Jika pada beda tinggi ini air keruh dan pengujian dihentikan, tanah tersebut tergolong
“kemungkinan dispersif” (ND3), debit aliran yang keluar, biasanya sebesar 1,4 ml/s s.d
2,7 ml/s dan diameter lubang menjadi sama atau lebih besar dari 1,5 sampai 2 kali
diameter semula.
b) Jika aliran yang keluar jernih atau hanya sedikit keruh dilihat dari samping gelas ukur
setelah 5 menit dan debit aliran antara 0,4 ml/s s.d 1,4 ml/s, naikkan beda tinggi air
menjadi 380 mm dan lanjutkan pengujian.

5.1.3 Pengujian pada beda tinggi air 380 mm


Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Jika aliran bertambah keruh atau debit aliran bertambah menjadi 1,8 ml/s s.d 3,2 ml/s,
hentikan pengujian, dan tanah tergolong “kemungkinan dispersif” (ND3).
b) Jika air yang keluar tetap jernih dilihat dari atas gelas ukur setelah 5 menit dan debit
aliran menjadi 1,0 ml/s s.d 1,8 ml/s, naikkan beda tinggi air menjadi 1020 mm.

5.1.4 Pengujian pada beda tinggi air 1020 mm


Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan adalah sebagai berikut.
a) Bila setelah 5 menit aliran di bawah beda tinggi 1020 mm sedikit keruh dilihat dari atas
gelas ukur atau debit aliran melebihi 3,0 ml/s, tanah termasuk klasifikasi non dispersif
(ND2).
b) Bila debit aliran sebesar 3,0 ml/s dan ukuran lubang pada saat selesai pengujian kurang
dari lubang semula, tanah tergolong non dispersif (ND1).

5.2 Penilaian hasil pengujian


Penilaian hasil-hasil pengujian pinhole diperlihatkan dalam Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 Kriteria untuk evaluasi hasil pengujian pinhole


Ukuran
Beda tinggi Waktu Debit aliran Keadaan air akhir pengujian lubang
Klasifikasi
air (head), pengujian yang keluar sesudah
dispersif
(mm) (menit) (ml/s) Dari samping Dari atas pengujian (d)
(mm)
keruh sangat keruh
D1 50 5 1,0 - 1,4 ≥ 2,0
(dark) (very dark)
keruh sedang
keruh
D2 50 10 1,0 - 1,4 (moderately > 1,5
(dark)
dark)
keruh sedang
agak keruh
ND4 50 10 0,8 - 1,0 (moderately ≤ 1,5
(slightly dark)
dark)
180 5 1,4 - 2,7 hampir tidak
agak keruh
ND3 keruh (barely ≥ 1,5
380 5 1,8 - 3,2 (slightly dark)
visible)
hampir tidak
ND2 1020 5 > 3,0 jernih (clean) keruh (barely < 1,5
visible)
jernih sekali
jernih sekali
ND1 1020 5 > 3,0 (perfectly 1,0
(perfectly clean)
clean)

© BSN 2011 7 dari 16


SNI 3405:2011

6 Pelaporan

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
Hasil uji pinhole dilaporkan dalam bentuk formulir seperti yang diperlihatkan pada Lampiran
B, yang memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Nama proyek, lokasi, tanggal pengambilan contoh dan tanggal pengujian.
2) Nama pengujian.
3) Jenis contoh tanah (terganggu atau tidak terganggu).
4) Jenis pemadatan untuk contoh terganggu.
5) Data lain yang dipergunakan.
6) Nama-nama penguji, pengawas, dan penanggung jawab hasil uji beserta tanda
tangannya.

© BSN 2011 8 dari 16


SNI 3405:2011

Lampiran A

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
(normatif)
Bagan alir cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole
Mulai
Uji Pinhole

1. Uji pada H = 50 mm

Ya
Apakah kelihatan
jernih sampai hampir 2. Uji pada H = 180 mm
tidak keruh ?
Uji selama (2-5) menit Tidak
Tidak

Lanjutkan uji sampai 2-5 menit Tidak


Apakah
Apakah air
q =(1,4- 2,7) ml/s
menjadi jernih? ?
Ya
Apakah air
Ya
menjadi jernih? Tidak Ya
Hentikan pengujian, bongkar
Apakah peralatan dan ukur diameter
Tidak q < 1,4 ml/s ? lubang d.
Tidak
Apakah Lanjutkan uji sampai Ya
q = (1,0-1,4) ml/s ? 10 menit Klasifikasi tingkat dispersif :
3. Uji pada H = d≥1,5 mm, termasuk kelas ND3
380 mm
Ya

Hentikan pengujian, bongkar


peralatan dan ukur diameter lubang Uji selama (2-5) menit
Tidak

Klasifikasi tingkat dispersif : Tidak


a) Jika d ≥ 2,0 mm termasuk kelas D1 Apakah air jernih Apakah air agak
b) Jika d > 1,5 mm termasuk D2 setelah 5 menit ? keruh atau q= (1,8-
c) Jika d ≤ 1,5 mm termasuk ND4 3,2) mm/s ?

Ya Ya
Tidak Hentikan pengujian, bongkar
peralatan dan ukur diameter lubang
Apakah
Klasifikasi tingkat dispersif : q < 1,8 ml/s ?
Termasuk kelas ND2 Klasifikasi tingkat dispersif :
d≥1,5 mm termasuk kelas ND3

4. Uji pada H =1020 mm


Hentikan uji, bongkar dan
ukur d
Uji selama (2-5) menit Tidak

Ya
Apakah air agak keruh Tidak Ya
Apakah air jernih? Apakah
atau q > 3 ml/s ? q > 3 ml/s?

Ya

Klasifikasi tingkat dispersif : Hentikan uji, bongkar dan


© BSN 2011 9 dari 16
Jika d =1 mm termasuk kelas ND1 ukur d
SNI 3405:2011

Lampiran B

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
(normatif)

Contoh formulir hasil uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

Tabel B.1 Contoh formulir uji untuk tanah dispersif/non dispersif*

UJI PINHOLE

Tanggal : No Contoh :
Lokasi/Proyek : No Uji :
Diskripsi Tanah : Diameter awal mm) :
Jenis Benda Uji : Setelah uji d (mm) :
Curing :
Kadar air awal :
Kadar air setelah :
uji

Kecepatan Warna Dari


Pengaliran Samping
Beda Tinggi
Jam
Air H (mm) dari atas Keterangan
(sekon)

sedang
Debit q

Sangat

Sedikit
Keruh
Waktu

Jernih

Jernih
Keruh
keruh

keruh
(ml/s)
Vol.
(ml)

*Pilih yang sesuai

© BSN 2011 10 dari 16


SNI 3405:2011

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
Tabel B.2 Contoh uji untuk tanah dispersif
(informatif)
UJI PINHOLE

Tanggal : 18/10/2006 No Contoh : PB001


Lokasi/Proyek : Contoh uji tanah lempung No Uji : 001
Diskripsi Tanah : Lempung lanauan Diameter awal mm) : 1
Jenis Benda Uji : Dipadatkan Setelah uji d (mm) : 2,5 – 3,0
Curing : 24 jam
Kadar air awal, % : 25
Kadar air setelah : 27
uji, %

Kecepatan Warna Dari


Pengaliran Samping
Beda Tinggi
Jam

dari atas
Air H (mm)
(sekon)

sedang
Debit q

Sangat

Sedikit
Keruh
Waktu

Jernih

Jernih
Keruh
keruh

keruh
(ml/s)
Vol.
(ml)

Keterangan

14:00 50 10 25 0,40 V
10 10 1,00 V Beberapa butiran
25 10 1,25 V
25 19 1,30 V
25 19 1,30 V
14:03 180 25 19 1,30 V Banyak butiran
50 19 1,30 V Selesai uji

Klasifikasi D1

Bandung, 18 Oktober 2006


Pelaksana Penanggung jawab

Engkom Suhara Sucipto, BE

© BSN 2011 11 dari 16


“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”

12 dari 16
SNI 3405:2011

© BSN 2011
SNI 3405:2011

Tabel B.3 Contoh uji untuk tanah non dispersif

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
(informatif)

UJI PINHOLE

Tanggal : 18/10/2006 No Contoh : PB002


Lokasi/Proyek : Contoh uji tanah lempung dispersif No Uji : 002
Diskripsi Tanah : Lempung lanauan coklat Diameter awal mm) : 1
Jenis Benda Uji : Dipadatkan Setelah uji d (mm) : 1,20
Curing : 24 jam
Kadar air awal, % : 35
Kadar air setelah : 37
uji, %

Kecepatan Warna dari


Pengaliran Samping
Beda Tinggi
Jam

dari atas
Air H (mm) Keterangan
(sekon)

sedang
Debit q

Sangat

Sedikit
Keruh
Waktu

Jernih

Jernih
Keruh
keruh

keruh
(ml/s)
Vol.
(ml)

10:30 50 10 28 0,35 v v
10 28 0,35 v v
25 62 0,42 v v

10:40 180 25 62 0,40 v v


10:41 25 28 0,90 v v
10:42 25 28 0,90 v v
10:43 25 25 1,00 v v

10:45 380 25 25 1,00 v v


10:46 50 30 1,66 v v
10:47 50 30 1,66 v v
10:48 50 28 1,80 v v

10:50 1020 50 28 1,80 v v


10:51 50 16 3,10 v v
10:52 100 31 3,20 v v
10:53 100 31 3,20 v v
10:54 100 30 3,30 v v
10:55 100 30 3,30 v v Stop uji
Klasifikasi ND2

Bandung, 18 Oktober 2006


Pelaksana Penanggung jawab

Engkom Suhara Sucipto, BE

© BSN 2011 13 dari 16


“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”

14 dari 16
SNI 3405:2011

© BSN 2011
SNI 3405:2011

Lampiran C

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
(informatif)

Daftar tabel deviasi dan penjelasannya

No. Materi Sebelum Revisi

1. Judul Metode pengujian sifat Cara uji sifat dispersif


dispersif tanah dengan tanah dengan alat pinhole
alat pinhole

2. Format - Format sesuai PSN 8


Tahun 2007

3. Acuan normatif Ada Tetap

4. Istilah dan definisi Sudah ada Telah diperbaiki menurut


alphabet.

5. − Penjelasan rumus dan Sudah ada Telah dilengkapi


gambar penjelasan rumus dan
gambar, serta cara kerja
− Penjelasan cara kerja peralatan secara skematis.
peralatan, bagan alir cara
uji, dan contoh uji.

6. Contoh Formulir Belum lengkap Telah ditambah dan


dilengkapi contoh uji/
perhitungan (Lampiran C).

7. Bagan alir Tidak ada Penambahan bagan alir

© BSN 2011 15 dari 16


SNI 3405:2011

Bibliografi

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk di komersialkan”
ASTM D 4647 , “Identification and classification of dispersive clay soils by the pinhole test”.

Departemen Pekerjaan Umum, 2005, “Pedoman penyelidikan geoteknik untuk fondasi


bangunan air”, Vol.1: Penyusunan program penyelidikan, metode pengeboran dan deskripsi
log bor (Pd.T 03.1- 2005-A), Vol.2: Pengujian lapangan dan laboratorium (Pd.T 03.2-2005-
A), dan Vol.3: Interpretasi hasil uji dan penyusunan laporan penyelidikan geoteknik (Pd.T
03.3-2005-A), Kep.Men. Pekerjaan Umum No: 498/KPTS/M/2005, Jakarta, tgl. 22 Nov 2005.

Head, K,H (1981), “Manual of Soil Laboratory Testing”, Vol, II dan Vol, III, Pentech Press,
London, Plymouth, ISBN 0-7273-1305-3.

Sherard, J.L., dkk., “Pinhole test for identifying dispersive soils“, Journal of the Geotechnical
Engineering Div., ASCE, Vol. 102, GT-1, 1976, pp 69-85.

Sherard, J.L., dkk., “ Identifiction and nature of dispersive soils “, Journal of the Geotechnical
Engineering Div., ASCE, Vol. 102, GT-4, 1976, pp 287-301.

© BSN 2011 16 dari 16

Anda mungkin juga menyukai