Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA TEKS SEJARAH

Sekaten
I. Sekaten
a. Pengertian Sekaten
b. Tujuan
c. Rangkaian Kegiatan

II. Istilah
a. Asal-usul kata Sekaten
b. Macam Arti/Makna

III. Sejarah Tradisi


a. Awal mula kegiatan
b. Tradisi merayakan Maulid Nabi

IV. Hubungan dengan Islam


a. Islam sebagai Agama baru di Jawa
b. Melakukan Syiar Islam Menjelang Maulid

V. Penutup
a. Masyarakat Memeluk Agama Islam
b. Tradisi hingga saat ini
Sekaten
Sekaten merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Keraton Surakarta &
Yogyakarta pada tanggal 5 sampai 12 Mulud dalam penanggalan Jawa. Kegiatan ini bertujuan
untuk memperingati ulang tahun Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Perayaan ini meliputi acara-acara besar
seperti Gamelan Pusaka, Rangkaian Pengajian, dan Grebeg Mulud sebagai bentuk syukur
dengan keluarnya Gunungan (Makanan yang disusun berbentuk kerucut) untuk diperebutkan
oleh masyarakat sekitar.
Kata “Sekaten” sendiri merupakan kata yang berasal dari Bahasa Arab
Syahadatain (Syahadat), yang memiliki arti Saksi. Kata tersebut mengalami perubahan makna
menjadi Suhatain (Menghindari perbuatan buruk), Sakhatain (Menghilangkan watak hewan
dan setan), Sakhotain (Memelihara Budi Suci dan Budi Luhur), Sekati (Menimbang baik dan
buruk), dan terakhir yaitu Sekat (Membatasi diri untuk berbuat jahat).
Tradisi ini dilaksanakan pertama kali pada abad-15, dimana Kerajaan Demak yang
dipelopori para wali melakukan pertemuan tahunan di awal bulan Rabiul Awal untuk
mengetahui perkembangan Islam pada masa itu. Sebagai Penutup dari pertemuan tersebut
diadakanlah suatu tradisi untuk merayakan Maulid Nabi.
Agama Islam pada saat itu mulai berkembang ditanah jawa pada kisaran abad ke-
14 dengan dipelopori oleh para Sembilan wali (Walisongo). Sebagai Agama yang baru, Upaya
yang pertama kali dilakukan adalah menyebarkan Agama Islam ke Masayrakat Jawa,
mengingat pada masa itu sebagian besar masih memeluk Agama Hindu. Dari situ,
dilaksanakanlah kegiatan Syiar Islam yang dilakukan tujuh hari menjelang hari kelahiran Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan melakukan perayaan menabuhkan
alat musik gamelan yang dibuat oleh Sunan Giri.
Setelah kegiatan selesai, barulah masyarakat yang ingin memeluk Agama Islam
dituntun untuk mengucapkan dua kalimat syahadatain. Dari kata Syahadatain tersebut,
terjadi perubahan makna dan munculah istilah "Sekaten”. Tradisi tersebut terus berkembang
secara rutin seiring meluasnya penganut Agama Islam di Jawa, hingga terbentuknya Kerajaan
Mataram Islam yang saat ini terbagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta
akibat Perjanjian Giyanti. Adapun Fesitival Sekaten ini tetap dilakukan rutin setiap tahun
sebagai Warisan Budaya Islam.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai