Karakteristik Saluran Coaxial
Karakteristik Saluran Coaxial
4. Yoga Alfian
NILAI :
DOSEN :
2017
KARAKTERISTIK SALURAN KOAKSIAL
I. TUJUAN
A. Resistansi
1. Merangkai dan memahami fungsi jembatan Wheatstone
2. Mengukur resistansi kabel, inner, outter (screen)
3. Mengerti metode perluasan range pengukuran
4. Mengamati pengaruh frekuensi terhadap resistansi
5. Mengamati pengaruh panjang saluran terhadap resistansi
B. Induktansi
1. Merangkai dan mengerti fungsi jembatan Maxwell
2. Mengukur nilai induktansi dan resistansi dengan jembatan Maxwell
C. Kapasitansi
1. Merangkai dan mengerti fungsi jembatan Wien
2. Mengukur kapasitansi kabel saluran terbuka dan konduktansi
3. Menghitung impedansi karakteristik
II. PENDAHULUAN
A. Resistansi
Pengukuran resistansi kabel dapat dilakukan dengan jembatan DC atau dibaca
secara langsung dengan ohmmeter. Jika pengukuran AC dilakukan dan
frekuensinya ditingkatkan, karena adanya komponen reaktif.
𝑅2 . 𝑅3
𝑅𝑋 = Ω
𝑅4
Resistansi karakteristik saluran ditentukan dengan rumus berikut :
𝑅𝑋
𝑅𝑠𝑎𝑙 =
𝑙
Dimana 𝑙 adalah panjang saluran (m)
B. Induktansi
Komponen reaktif yang timbul pada frekuensi yang tinggi harus diperhitungkan,
untuk itu digunakan jembatan Maxwell yang dilengkapi dengan penyeimbang
magnitude dan phase. Pada percobaan ini magnitude diseimbangkan oleh R4 dan
phasa oleh R2. Rumus yang digunakan pada jembatan Maxwell :
𝐿𝑋 = 𝑅2 × 𝑅3 × 𝐶
dan
𝑅2 . 𝑅3
𝑅𝑋 =
𝑅4
1:1:40 mW
a
R3 Rx
100Ω b
Uy1
R4 R2
100Ω 1 kΩ
a
R3 Rx Lx 1
100Ω b
Uy1
R4 R2
1 kΩ 1 kΩ
C
10nF
1:1:40 mW
a
R3 Rx Cx 1
100Ω b
Uy1
R4 R2
1kΩ 470 kΩ
C
10nF
B. Induktansi
1. Membuat rangkaian seperti Gambar 2, menyeimbangkan jembatan dan
menghitung nilai Rx dan Lx.
2. Menentukan nilai induktansi karakteristik dan resistansi karakteristik.
3. Menghitung faktor kualitas saluran.
4. Mencatat hasil percobaan pada Tabel 3.
VII. PERHITUNGAN
A. TABEL 1
1. F= 1 Khz l = 50 m
𝑹𝟐 = 𝟏, 𝟐 Ω
𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝟏, 𝟐 𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 = = = 𝟏, 𝟐 Ω
𝑹𝟒 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 𝟏,𝟐
𝑹 𝒔𝒂𝒍 = = = 𝟎, 𝟎𝟐𝟒 Ω/𝒎
𝒍 𝟓𝟎
2. F= 10 Khz l = 50 m
𝑹𝟐 = 𝟒, 𝟒 Ω
𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝟒, 𝟒 𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 = = = 𝟒, 𝟒 Ω
𝑹𝟒 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 𝟒,𝟒
𝑹 𝒔𝒂𝒍 = = = 𝟎, 𝟎𝟖𝟖 Ω/𝒎
𝒍 𝟓𝟎
3. F= 20 Khz l = 50 m
𝑹𝟐 = 𝟏, 𝟐 Ω
𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝟏, 𝟐 𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 = = = 𝟏, 𝟐 Ω
𝑹𝟒 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 𝟏,𝟐
𝑹 𝒔𝒂𝒍 = = = 𝟎, 𝟎𝟐𝟒 Ω/𝒎
𝒍 𝟓𝟎
4. F= 100 Khz l = 50 m
𝑹𝟐 = 𝟔, 𝟔 Ω
𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝟔, 𝟔 𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 = = = 𝟔, 𝟔 Ω
𝑹𝟒 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 𝟔,𝟔
𝑹 𝒔𝒂𝒍 = = = 𝟎, 𝟏𝟑𝟐 Ω/𝒎
𝒍 𝟓𝟎
B. TABEL 2
1. F= 1 Khz l = 100 m
𝑹𝟐 = 𝟏, 𝟐 Ω
𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝟏, 𝟐 𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 = = = 𝟏, 𝟐 Ω
𝑹𝟒 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 𝟏,𝟐
𝑹 𝒔𝒂𝒍 = = 𝟏𝟎𝟎 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟐 Ω/𝒎
𝒍
2. F= 10 Khz l = 100 m
𝑹𝟐 = 𝟏 Ω
𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝟏 𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 = = =𝟏Ω
𝑹𝟒 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 𝟏
𝑹 𝒔𝒂𝒍 = = 𝟏𝟎𝟎 = 𝟎, 𝟎𝟏 Ω/𝒎
𝒍
3. F= 20 Khz l = 100 m
𝑹𝟐 = 𝟏, 𝟐 Ω
𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝟏, 𝟐 𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 = = = 𝟏, 𝟐 Ω
𝑹𝟒 𝟏𝟎𝟎
𝑹𝑿 𝟏,𝟐
𝑹 𝒔𝒂𝒍 = = = 𝟎, 𝟎𝟐𝟒 Ω/𝒎
𝒍 𝟓𝟎
VIII. ANALISA
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan maka didapatkan
hasil pada tabel 1 dan tabel 2. Pada percobaan ini kami melakukan sebuah
pengukuran dan perhitungan resistansi terhadap frekuensi gelombang
pada sebuah saluran coaxial sepanjang 50 m dan 100m. Dapat dilihat
bahwa ketika panjang dari saluran sepanjang 50 m dengan frekuensi
sebesar 1 Khz, didapatkan resistansi yang terukur pada potensiometer
𝑅𝑋
sebesar 1,2 Ω dan resistansi saluran degan rumus 𝑅 𝑠𝑎𝑙 = didapatkan
𝑙