Oleh :
KELOMPOK 2
SEMESTER/TAHUN AJARAN : V / 2019-2020
NAMA : ZULFATUN HIKMAH
NIM : 25000117120088
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..............................................v
PRAKATA PENULIS ......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .......................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................2
C. Manfaat .................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Auditor Halal .........................................................................................3
B. Pangan Halal .........................................................................................4
C. Kategori Makanan Halal ........................................................................5
D. Sertifikasi Halal ......................................................................................6
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu ...................................................................................................9
B. Tempat ..................................................................................................9
C. Alat dan Bahan ......................................................................................9
D. Skema kerja ...........................................................................................10
E. Pengolahan data ....................................................................................12
F. Analisis data ..........................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.......................................................................................................13
B. Pembahasn ............................................................................................13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................17
B. Saran ......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................18
LAMPIRAN ......................................................................................................19
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Uji Halal Tes Kit .......................................................................13
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema kerja Audit Halal .................................................................10
Gambar 3.2 Skema Kerja Tes Produk.................................................................10
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Zulfatun Hikmah
NIM. 25000117120088
v
PRAKATA PENULIS
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga atas
rahmatNya, maka Laporan Contextual Learning Mata Kuliah Analisis Zat Gizi
(3sks) semester V FKM Undip dengan Topik : 6. Audit Internal Jamninan Produk
Halal dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Contextual Learning Mata Kuliah Analisis Zat Gizi ini disusun oleh
penulis : Zulfatun Hikmah tahun 2019 guna keperluan metode pembelajaran pada
mata kuliah Analisis Zat Gizi, Peminatan Gizi Mayarakat semester V di Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung jawab mata
kuliah Analisis Zat Gizi, dosen pengampu mata kuliah Analisis Zat Gizi, dosen
pendamping laboratorium, serta para asisten praktikum yang telah membantu
pembuatan laporan praktikum. Penulis berharap agar laporan Contextual Learning
mata kuliah Analisis Zat Gizi FKM Undip dapat bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi terutama terkait dengan ilmu gizi.
Atas perhatiannya penulis ucapkan Terimakasih.
Semarang, 6 November 2019
Penulis
Zulfatun Hikmah
NIM. 25000117120088
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan pembangunan di Indonesia telah membawa dampak yang
berarti bagi masyarakat. Seiring dengan itu, adanya perubahan dalam hal
kesejahteraan masyarakat baik yang mengalami peningkatan maupun
penurunan telah memberikan dampak juga terhadap perubahan gaya hidup
dan cara pandang masyarakat terutama dalam hal konsumsi makanan dan
minuman. Perubahan gaya hidup dan cara pandang masyarakat terutama
dalam hal konsumsi makanan dan minuman ini mau tidak mau harus disikapi
oleh semua pihak yang berkepentingan, baik dari kalangan dunia usaha
pangan maupun mereka yang bergerak dalam tataran pengambilan kebijakan.
(Sofyan, 2014)
Indonesia adalah negara islam dengan penduduk muslim terbesar di
dunia, sekitar 86% penduduk Indonesia adalah muslim,maka hukum asal
makanan di Indonesia adalah halal. Persoalan produk halal pernah menjad
polemik di Indonesia. Selama ini sertifikasi halal ditentukan oleh MUI
dengan memberikan fatwa terhadap produsen yang menginginkan produknya
diaudit, melalui uji coba laboratorium LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian
Pangan ,Obat-obatan dan Kosmetika). (Zulham 2018)
Setiap produsen harus memenuhi dan hak konsumen, termasuk
konsumen Muslim. Memproduksi produk halal adalah bagian dari
tanggungjawab perusahaan kepada konsumen muslim. Di Indonesia, untuk
memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang dikonsumsi
adalah halal, maka perusahaan perlu memiliki Sertifikat Halal MUI. (Arifin,
2011) .
Sesuai ketentuan MUI, masa berlaku. Sertifikat Halal adalah dua tahun.
Selama masa tersebut, perusahaan harus dapat memberikan jaminan kepada
MUI dan konsumen Muslim bahwa perusahaan senantiasa menjaga
konsistensi kehalalan produknya. Oleh karena itu LPPOM MUI
mewajibkan perusahaan untuk menyusun suatu sistem yang disebut Sistem
1
2
Jaminan Halal (SJH) dan terdokumentasi sebagai Manual SJH. Manual ini
disusun oleh produsen sesuai dengan kondisi perusahaannya. (Arifin, 2011).
Auditor Halal adalah orang yang memiliki kemampuan melakukan
pemeriksaan kehalalan Produk. Sertifikat Halal adalah pengakuan
kehalalan suatu Produk yang dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan fatwa
halal tertulis yang dikeluarkan oleh MUI. Label Halal adalah tanda
kehalalan suatu Produk. Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau
badan usaha berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
menyelenggarakan kegiatan usaha di wilayah Indonesia. Penyelia Halal
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap PPH. Setiap orang adalah
orang perseorangan atau badan hukum. Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama. (Widajanti,
2019)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menganalisis Audit Halal pada produk pangan
dengan baik dan benar sesuai prosedur kerja.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan cara menganalisis Audit Halal pada
produk pangan
b. Mahasiswa dapat mengetahui tata cara sebagai seorang auditor
halal yang sesuai dengan prosedur
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menganalisis Audit halal pada produk
pangan
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara sebagai seorang auditor halal yang
sesuai dengan prosedur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Auditor Halal
Auditor halal adalah orang yang memiliki kemampuan pemeriksaan
kehalalan produk. Didalam satu Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) memiliki
minimal tiga auditor halal.
Syarat yang harus dimiiliki oleh auditor halal adalah sebagai berikut:
a. Watga Negara Indonesia
b. Beragama islam
c. Berpendidikan paling rendah sarjana strata 1 (satu) di bidang pangan,
kimia, biokimia, teknik industry, biologi,atau farmasi
d. Memahami dan memiliki wawasan luas mengenai kehalalan produk
menurut syariat islam
e. Mendahulukan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan
f. Memperoleh sertifikat dari MUI.
Tugas auditor halal adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa dan mengkaji bahan yang digunakan
b. Memeriksa dan mengkaji proses pengolahan produk
c. Memeriksa dan mengkaji sistem penyembelihan
d. Meneliti lokasi produk
e. Meneliti perlatan, ruang produksi, dan penyimpanan
f. Memeriksa pendistribusian dan penyajian produk
g. Memeriksa sistem jaminan halal pelaku usaha
h. Melaporkan hasil pemeriksaan dan/atau pengujian kepada LPH.
Proses pengkajian produk pangan halal meliputi tujuh tahap, diantaranya
sebagai berikut:
1. Penyediaan pangan halal
2. Pengolahan pangan halal
3. Penyimpanan pangan halal
4. Pengemasan pangan halal
3
4
B. Pangan Halal
Bagi umat islam sendiri, mengkonsumsi makanan yang halal
merupakan kewajiban untuk memenuhi perintah Allah SWT, di mana hal itu
tersurat dalam Al-Qurán surat Al-Maidah ayat 88 yang artinya
“Makanlah makanan yang halal lagi baik.” Akan tetapi dalam era
globalisasi, penetapan kehalalan suatu produk pangan tidak semudah saat
teknologi belum berkembang. Dengan demikian, diperlukan adanya suatu
jaminan dan kepastian akan kehalalan produk pangan yang dikonsumsi oleh
umat Islam. Jaminan kehalalan suatu produk pangan dapat diwujudkan
dalam bentuk sertifikat halal yang menyertai suatu produk pangan sehingga
produsen dapat mencantumkan logo halal pada kemasannya. (Arifin, 2011) .
Menanggapi kebutuhan tersebut dan didorong tanggung jawab untuk
melindungi masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendirikan
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika MUI (LPPOM
MUI) pada 6 Januari 1989 sebagai upaya untuk memberikan kepastian
mengenai kehalalan suatu produk pangan, obat-obatan, dan kosmetika.
(Zulham, 2018)
Kegiatan sertifikasi halal LPPOM MUI terhadap produk pangan
dimulai pada tahun 1994.Kegiatan tersebut masih menemui kendala
karena pihak pemerintah (melalui Kementerian Kesehatan dan
Kementerian Agama) sebagai pihak yang merasa berwenang dalam
pengawasan pengaturan produk pangan, juga merasa berhak dalam
melakukan sertifikasi halal. Akhirnya, masalah sertifikasi halal ditangani
oleh 3 lembaga yaitu MUI, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian
Agama melalui penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga
lembaga tersebut pada tahun 1996. (Arifin, 2011)
Dalam proses dan pelaksanaan sertifikasi halal, LPPOM MUI
melakukan kerja sama dengan beberapa lembaga dan kementerian serta
sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Khusus dengan BPOM, LPPOM
5
D. Sertifikasi Halal
Pasal 1 Angka 11 Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 Ten
tang Standardisasi Nasional menyebutkan bahwa:“Sertifikasi adalah
rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap barang dan atau jasa”.
Sertifikasi mutu pangan adalah syarat syarat yang harus dipenuhi dalam
proses pengawasan mutu pangan, yang penyelenggaraannya dapat dilakukan
secara laboratories atau cara lain sesuai dengan perkembangan teknologi.
Sertifikasi mutu diberlakukan untuk lebih memberikan jaminan kepada
masyarakat bahwa pangan yang dibeli dibeli telah memenuhi standar mutu
tertentu, tanpa mengurangi tanggunng jawab pihak yang memproduksi
pangan. (Zulham, 2018)
Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang
berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sam lain. Sertifikasi halal dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengujian secara sistematis untuk atau
mengetahui apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaan telah
memenuhi ketentuan halal. Hasil dari kegiatan sertifikasi halal adalah
diterbitkannya sertifikasi halal apabila produk yang dimaksudkan telah
memenuhi ketentuan sebagai produk halal, sedangkan labelisasi halal
adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk
7
A. Waktu
Praktikum Audit Internal Jaminan Produk Halal yaitu dilaksanakan pada
hari rabu, 6 November 2019 pukul 13.00 WIB – selesai.
B. Tempat
Praktikum Audit Internal Jaminan Produk Halal dilaksakan di
Laboratorium Gizi FKM Undip.
9
10
D. Skema Kerja
1. Skema kerja auditor halal
Dimulai
Selesai
Dimulai
Selesai
E. Pengolahan data
Praktikum Audit halal menggunakan sistem Contextual Learning dimana
hasil dari diskusi kelompok akan dibuat laporan.
F. Analisis data
Model Contextual Learning dibentuk untuk memudahkan dalam
pemaparan diskusi dan pembagian tugas merata setelah dipaparkan
selanjutnya didiskusikan kembali apakah pembahsan masih ada yang
kurang jelas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 4.1 Hasil uji halal tes kit
No Produk yang diuji Hasil
1 Tepung Terigu Segitiga Biru Negatif
Nomor Sertifikasi
00220006410997
B. Pembahasan
Praktikum jaminan produk halal ini dilaksanakan pada tanggal 6
November 2019 pada pukul 13.00 WIB – selesai yang dilaksanakan di
Laboratorium Gizi kesehatan masyarakat FKM Undip. Praktikum ini
dilakukan dengan sistem Contextual Learning. Praktiukum dilaksananan
serentak oleh semua peserta dengan menggunakan satu sampel yaitu tepung
terigu segitiga biru. Hasil peaktikumm Audit halal pada tepung terigu segitiga
biru yaitu sebagai berikut :
1. Nama produk : Tepung Terigu Segitiga Biru
2. Nama produsen : PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.bogasari
flour mills SURABAYA 601-INDONESIA
3. Alamat : Kompleks PT.ISM Bogasari Flour Mills. Jl. Raya Cilincing No.1
Tanjung Priok Jakarta Utara, DKI Jakarta, Indonesia
4. Penyediaan Bahan :
Bahan disediakan dengan komposisi tepung terigu, zat besi, seng, vitamin
B3, vitamin B2, vitamin B1, asam folat, vitamin A dan vitamin D3.
5. Pengolahan
Tepung terigu diperoleh dari hasil penggilingan biji gandum yang
mengalami beberapa tahap pengolahan. Beberapa tahap proses
pengolahan tersebut adalah tahap persiapan dan tahap penggilingan.
Tahap persiapan meliputi proses cleaning (pembersihan), dampening
(pelembapan), dan conditioning (pengondisian). Pada tahap cleaning,
gandum dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti debu, biji-biji lain selain
13
14
gandum (seperti biji jagung, kedelai), kulit gandum, batang gandum, batu-
batuan, kerikil, logam, dan lain-lain [6]. Kontaminan-kontaminan tersebut
harus dipisahkan dari gandum sebelum proses penggilingan. Penggunaan
ayakan kasar dan magnet dapat memisahkan benda-benda asing dan
substansi logam yang terdapat pada gandum. Kontaminan kecil
memerlukan perlakuan khusus untuk memisahkannya dari gandum.
Gandum yang telah dibersihkan mengalami proses selanjutnya yaitu
proses dampening dan conditioning. Proses dampening adalah proses
penambahan air agar campuran gandum memiliki kadar air yang
diinginkan. Proses dampening tergantung pada kandungan air dari
gandum, kepadatan, dan kekerasan biji gandum.
Setelah melalui proses dampening selanjutnya gandum mengalami
conditioning dengan menambahkan air pada gandum dan didiamkan
selama waktu tertentu agar air benar-benar meresap. Tahap ini bertujuan
untuk membuat kulit gandum menjadi liat sehingga tidak hancur pada saat
digiling dan dapat mencapai kadar air tepung terigu yang diinginkan serta
memudahkan endosperma terlepas dari kulit dan melunakkan
endosperma.
Tahap selanjutnya adalah tahap penggilingan yang meliputi proses
breaking, reduction, sizing, dan tailing. Prinsip proses penggilingan
adalah memisahkan endosperma dari lapisan sel aleuron atau lapisan
kulit. Diawali dengan proses breaking, endosperma dihancurkan menjadi
partikel-partikel dalam ukuran yang seragam dalam bentuk bubuk
seukuran tepung. Tahap penggilingan selanjutnya adalah proses reduction,
yaitu endosperma yang sudah dihancurkan diperkecil lagi menjadi tepung
terigu, untuk selanjutnya diayak untuk dipisahkan dari bran dan pollard.
Selama proses penggilingan dihasilkan produk-produk samping seperti
dedak, pollard, pellet, dan tepung industri. Tujuan dari tahap penggilingan
ini untuk memperoleh hasil ekstraksi yang tinggi dengan kualitas tepung
yang baik. Proses tepung yang baik umumnya menghasilkan 74-84%
tepung terigu sedangkan bran dan pollard kira-kira 20-26%. Tepung hasil
produksi dianalisis di laboratorium kendali mutu untuk dianalisis
15
sebagai bahan baku untuk produk yang akan dijual. (Apriande C dan
Arief)
9. Penjualan
Penjualan tepung terigu segitiga biru dengan cara mengirimkan
produk ke berbagai toko di seluruh Indonesia.
10. Penyajian produk
Penyajian berupa tepung terigu yang merupakan hasil pengolahan
gandum.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Panduan halal adalah pedoman perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
untuk menjamin produksi halal pada produk pada perusahaan tersebut
2. Proses audit menentukan kesesuaian pelaksanaan SJH perusahan dengan
perencanannya dengan mendeteksi penyimpangan vang terjadi serta
menentukantindakan perbaikan dan pencegahan
B. Saran
1. Pelaksanaan praktikum jaminan produk halal ini harus lebih diperstapkan
lebih matang lagi agar tidak bingung disaat proses praktikum dimulai
2. Alat dan bahan yang diperlukan dibawa untuk memudahkan dalam
mencari sumber referensi mengenai jaminan produk halal pada bahan
pangan
17
DAFTAR PUSTAKA
Apriande, Cilla dan Arief Daryanto. Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja
Industri Tepung Terigu di Indonesia. Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Arifin, Ahmad Yusro. ”Urgensi Sertifikasi Halal Bagi Upaya Perlindungan
Konsumen Di Indonesia”. Skripsi. Fakultas Hukum, Universitas Islam
Indonesia, 2011.
Jessica, Stefani. 2018. Analisis Komposisi Kimia dan Karakteristik Fisik Adonan
pada Tepung Terigu di Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk. - Bogasari
Division Jakarta. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang
KN. Sofyan. 2014. Jurnal Kepastian Hukum Sertifikasi dan labelisasi halal produk
pangan, FH UNSRRI
Sugianto. 2009. Urgensi Pangan Halal dalam Kehidupan Sehari-hari. Seminar
Nasional “Halal Food for the Global Market 2008” Forum Kajian Islam
Teknologi Pertanian FTP-UB. Malang UU No. 33 Tahun 2014 Tentang
Jaminan Produk Halal
Widajanti, Laksmi, dkk. 2019. Analisis Zat Gizi. Semarang: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
UU Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Hlm17-18.
Zulham. 2018.Peran Negara dalam Perlindungan Konsumen Muslim terhadap
Produk Halal. KENCANA. Jakarta Timur
18
LAMPIRAN
19