Anda di halaman 1dari 10

PERAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA

DI KABUPATEN CIAMIS

Sri Pajriah 1
Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Galuh Ciamis
Jl. R. E. Martadinata No. 150 Ciamis, 46274 Jawa Barat

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran sumber daya manusia dalam pengembangan
pariwisata budaya di Kabupaten Ciamis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian sejarah dalam upaya untuk mendapatkan data dan fakta yang ada di lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa peran sumber daya manusia sebagai faktor kunci keberhasilan
dalam mewujudkan pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten Ciamis. Peran SDM sebagai motor
penggerak industri pariwisata, pencipta produk industri pariwisata, dan sebagai penentu daya saing
industri pariwisata. Hal ini dapat diwujudkan melalui pendidikan pariwisata dan pelatihan pemandu
wisata yang harus dimiliki bagi masyarakat khususnya berada di daerah wisata untuk mengembangkan
pariwisata budaya di wilayah Kabupaten Ciamis, karena melalui kegiatan tersebut akan lebih
meningkatkan mutu, kinerja dan hasil yang diperoleh menjadi lebih baik. Maka, peran SDM sangat
menunjang keberhasilan bagi pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten Ciamis dengan
kompetensi yang dimilikinya, sehingga objek wisata budaya yang ada di Kabupaten Ciamis menjadi
tujuan wisata yang lebih menarik dan memiliki keunikan yang kaya akan nilai sejarah dan budaya Galuh
serta bermanfaat bagi masyarakat yang berada di daerah wisata sebagai sarana memperoleh penghasilan
sehingga kesejahteraan masyarakatpun akan lebih meningkat.

Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, pengembangan dan pariwisata budaya

ABSTRACT
This study aims to analyze the role of human resources in the development of cultural tourism in
Ciamis Regency. The method used in this study is a historical research method in an effort to obtain
data and facts in the field. Based on the results of this study, the role of human resources as a key success
factor in realizing the development of cultural tourism in Ciamis Regency. The role of Human Resources
as the driving force of the tourism industry, the creator of tourism industry products, and as a
determinant of the competitiveness of the tourism industry. This can be realized through tourism
education and must-have tour guide training for the community, especially in tourist areas to develop
cultural tourism in the Ciamis Regency area, because through these activities the quality, performance
and results obtained will be better. So, the role of Human Resources greatly supports the success of the
development of cultural tourism in Ciamis Regency with its competencies, so that cultural tourism
objects in Ciamis Regency become more attractive and unique tourist destinations that are rich in
Galuh's historical and cultural values and beneficial for communities in tourist areas as a means of
earning income so that the welfare of the community will increase.

Keywords: Human Resources, development and cultural tourism

PENDAHULUAN ekspor barang dan jasa, pada umumnya, berasal


dari pariwisata. Di Asia Tenggara, berdasarkan
John Naisbitt dalam bukunya Global catatan WTO, pariwisata menyumbang devisa
Paradox, pariwisata dapat dikategorikan sebagai Negara sebesar 10-12 persen dari DGP dan 7-8
industri terbesar dunia (the world's largest persen dari total employment (Etyanto dalam
industry) dijelaskan bahwa sekitar 8 persen dari Muallidin, 2007:1). Indonesia sendiri, sebagai

1
Penulis Koresponden
E-mail address: sripajriahunigal@gmail.com
doi: http://dx.doi.org/10.25157/ja.v5i1.1913 Copyright©2018 Jurnal Artefak e-ISSN: 2580-0027

Halaman | 25
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.5 No.1 April 2018

Negara urutan kedelapan, dikunjungi 5,064 juta Senada diungkapkan Ismayanti dalam Larasati
orang dengan perolehan devisa 5,7 miliar dolar dan Rahmawati (2017, C530) menjelaskan
Amerika pada tahun 2000 (Muallidin, 2007: 5). bahwa pariwisata budaya adalah jenis pariwisata
Pariwisata di Indonesia merupakan salah budaya berupa gagasan, aktifitas, dan artefak
satu sektor ekonomi penting. Di samping sebagai sebagai potensi daya tarik.
mesin penggerak ekonomi, pariwisata adalah Berdasarkan program dan kegiatan pada
wahana yang menarik untuk mengurangi angka urusan pariwisata yang dilaksanakan oleh Dinas
pengangguran karena pengembangan pariwisata Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten
secara menyeluruh diharapkan akan dapat Ciamis pada Tahun 2014 terdapat tiga program
menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup dan lima belas kegiatan. Adapun ketiga program
besar di daerah-daerah yang menjadi destinasi tersebut adalah: (1) Program pengembangan
wisata. Pariwisata merupakan sektor yang terus pemasaran pariwisata (2) Program
menerus dikembangkan pemerintah sebagai pengembangan destinasi pariwisata (3) Program
pilar pembangunan nasional karena mampu pengembangan kemitraan. Ketiga program
menopang perekonomian nasional pada saat tersebut telah terealisasikan, namun apabila hasil
dunia sedang mengalami krisis. Undang-Undang evaluasi berdasarkan capaian kinerja atas
Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan kunjungan wisata dari target pada tahun 2014
menyatakan bahwa pembangunan sebanyak 500.000 orang dapat terealisasikan
kepariwisataan diperlukan untuk mendorong sebanyak 291.293 orang dengan tingkat capaian
pemerataan kesempatan berusaha dan sebesar 58,38 %. Sementara, kontribusi sektor
memperoleh manfaat serta mampu menghadapi pariwisata terhadap Produk Domestik Regional
tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB AdHB)
dan global (Ethika, 2016: 134). dari target pada Tahun 2014 sebesar 18% dapat
Salah satu daerah yang memiliki potensi terealisasi sebesar 4,83% dengan tingkat capaian
pariwisata menarik adalah Kabupaten Ciamis, sebesar 26,83%. Sehingga kunjungan wisatawan
Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Ciamis pada destinasi pariwisata di wilayah Kabupaten
berdasarkan letak geografisnya berada pada Ciamis belum optimal (LKPB Ciamis, 2015: IV-
posisi yang strategis dilalui jalan nasional lintas 170-IV173). Hal ini dikarenakan para pekerja
Jawa Barat-Jawa Tengah serta jalan provinsi wisata belum optimal dalam mendukung
lintas Ciamis-Cirebon-Jawa Tengah. Kabupaten pariwisata yang berada di kawasan destinasi
Ciamis itu sendiri, memiliki potensi pariwisata pariwisata Kabupaten Ciamis. Selain itu, para
dengan daya tarik wisata alam dan wisata budaya pekerja wisata belum memiliki pengetahuan dan
yang cukup potensial untuk dikembangkan. pemahaman tentang potensi wisata yang berada
Dalam tulisan ini fokus kajian pada potensi di wilayahnya dalam menopang penghasilan
pariwisata budaya. Adapun, potensi pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
budaya yang dimiliki Kabupaten Ciamis antara Keberadaan sumber daya manusia (SDM)
lain: Cagar Budaya Karangkamulyan, Situs berperanan penting dalam pengembangan
Astana Gede Kawali, Situs Gunung Susuru, pariwisata. SDM pariwisata mencakup
Situs Tambaksari, Kampung Kuta, Situ wisatawan/pelaku wisata (tourist) atau sebagai
Lengkong, upacara adat Nyangku, upacara adat pekerja (employment). Peran SDM sebagai
Ngikis, upacara adat Misalin, upacara adat pekerja dapat berupa SDM di lembaga
Nyuguh, upacara adat Merlawu, serta kesenian pemerintah, SDM yang bertindak sebagai
daerah Bebegig, Wayang Landung, Gembyung pengusaha (wirausaha) yang berperan dalam
Buhun, Tari Kele, Debus Panjalu, Karinding menentukan kepuasan dan kualitas para pekerja,
(Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif, 2016: 1). para pakar dan profesional yang turut berperan
Destinasi pariwisata budaya tersebut diharapkan dalam mengamati, mengendalikan dan
menjadi daerah wisata andalan Kabupaten meningkatkan kualitas kepariwisataan serta
Ciamis setelah Pangandaran menjadi kabupaten yang tidak kalah pentingnya masyarakat di
baru (BPS Kab. Ciamis, 2014: 1). sekitar kawasan wisata yang bukan termasuk ke
Sunaryo dalam Khotimah dkk (2017: 57), dalam kategori di atas, namun turut menentukan
menjelaskan bahwa pariwisata budaya adalah kenyamanan, kepuasan para wisatawan yang
jenis obyek daya tarik wisata (ODTW) yang berkunjung ke kawasan tersebut.
berbasis pada hasil karya cipta manusia baik Pariwisata sebagai sebuah industri yang
yang berupa peninggalan budaya maupun nilai sangat bergantung pada keberadaan manusia.
budaya yang masih hidup sampai sekarang. Terwujudnya pariwisata merupakan interaksi

Halaman | 26
Sri Pajriah
Peran Sumber Daya Manusia Dalam Pengembangan Pariwisata Budaya Di Kabupaten Ciamis

dari manusia yang melakukan wisata yang Sesuai dengan fokus penelitian di atas,
berperan sebagai konsumen yaitu pihak-pihak rumusan masalah yang dijadikan pertanyaan
yang melakukan perjalanan wisata/wisatawan pokok dalam penelitian ini ialah: Bagaimana
dan manusia sebagai produsen yaitu pihak-pihak peran sumber daya manusia dalam
yang menawarkan produk dan jasa wisata. pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten
Sehingga aspek manusia salah satunya berperan Ciamis?
sebagai motor penggerak bagi kelangsungan Hasil penelitian ini diharapkan berguna
industri pariwisata di suatu negara (Setiawan, baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat
2016: 24). secara teoritis adalah pengembangan ilmu yang
SDM merupakan salah satu faktor yang relevan dengan masalah penelitian. Secara
berperan penting dalam memajukan sektor khusus penelitian ini sangat berguna bagi
pariwisata. Pentingnya SDM di sektor pariwisata beberapa pihak antara lain: 1) Bagi pemerintah,
adalah manusia (people) merupakan sumber dapat memberikan kontribusinya dalam
daya yang sangat penting di sebagian besar peningkatan pemasukan atau pendapatan asli
organisasi. Khususnya di organisasi berbasis daerah, membuka lahan kerja baru dan
jasa (service-based organization), SDM membantu dalam usaha pengentasan kemiskinan
berperan sebagai faktor kunci dalam di wilayah. 2) Bagi pendidik, destinasi
mewujudkan keberhasilan kinerja (Evans, pariwisata budaya sebagi media pembelajaran
Campbell, & Stonehouse, 2003). Pada beberapa sejarah melalui kunjungan peserta didik ke objek
industri, faktor manusia berperan penting dan wisata budaya yang ada di Kabupaten Ciamis. 3)
menjadi faktor kunci sukses terhadap pencapaian Bagi siswa, menumbuhkan apresiasi dan cinta
kinerja. Seperti pada industri pariwisata, dimana terhadap peninggalan sejarah dan budaya yang
perusahaan memiliki hubungan langsung yang ada dilingkungannya sebagai potensi pariwisata
bersifat intangible (tak berwujud) dengan budaya yang memiliki nilai sejarah dan budaya
konsumen yang sangat bergantung pada yang tinggi untuk dijaga dan dilestarikan. 4)
kemampuan individu karyawan dalam Bagi masyarakat, proses pembelajaran bagi
membangkitkan minat dan menciptakan masyarakat dalam melestarikan konservasi cagar
kesenangan serta kenyaman kepada para budaya yang ada di Kabupaten Ciamis.
konsumennya (Setiawan, 2016: 23-24).
Produk industri pariwisata adalah jasa,
oleh karena itu penekanannya harus pada segi METODE PENELITIAN
pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan. Dalam industri pariwisata, kualitas Penelitian ini menggunakan metode
pelayanan merupakan indikator utama yang penelitian sejarah dalam upaya untuk
menunjukkan tingkat professionalnya (Nandi, mendapatkan data dan fakta yang ada
2008: 5). Pengembangan SDM di industri dilapangan. Langkah pertama pada metode
pariwisata saat ini menghadapi tantangan global sejarah adalah heuristik atau pengumpulan
yang memerlukan solusi dengan menembus sumber. Dalam penelitian ini data yang
batasan-batasan negara, wilayah dan benua. dibutuhkan berupa pengembangan pariwisata
Salah satu solusi yang perlu ditempuh adalah budaya di Kabupaten Ciamis. Mengenai
dengan meningkatkan kompetensi SDM yang pengembangan ini terkait dengan upaya untuk
dimiliki suatu Negara termasuk Indonesia meningkatkan kemampuan intelektual agar
melalui peningkatan kualitas pendidikan dan melaksanakan pekerjaan kearah yang lebih baik.
pelatihan yang tepat. Peran Sumber Daya Manusia dalam
Dari uraian di atas maka peran SDM pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten
dalam pengembangan pariwisata budaya di Ciamis dapat dilakukan melalui kegiatan
Kabupaten Ciamis sangat penting dikarenakan pendidikan dan pelatihan.
SDM tersebut merupakan sebagai motor Tahap kedua adalah melakukan kritik
penggerak industri pariwisata, peran SDM sumber, baik secara eksternal maupun internal.
sebagai pencipta produk industri pariwisata, dan Kritik eksternal digunakan untuk menilai
sebagai penentu daya saing industri pariwisata. otentisitas sumber, sedangkan kritik internal
Maka atas dasar pemikiran tersebut, penulis akan digunakan untuk menilai kredibilitas sumber.
meneliti “Peran Sumber Daya Manusia Dalam Selanjutnya, melakukan proses verifikasi bahan
Pengembangan Pariwisata Budaya di Kabupaten dokumen disebut juga kolasi, yaitu
Ciamis”. membandingkan antara beberapa dokumen

Halaman | 27
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.5 No.1 April 2018

sehingga terlihat adanya kesesuaian maupun pembangunan yang menekankan pada kualitas
kontradiksi antar fakta. Maka, diperolehlah fakta Sumber Daya Manusia (SDM) ini ditandai
sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan. dengan membaiknya taraf pendidikan dan
Tahap ketiga adalah melakukan derajat kesehatan penduduk, yang didukung oleh
interpretasi. Fakta sejarah yang dihasilkan dari meningkatnya ketersediaan dan kualitas
proses kritik sumber sejarah bersifat tunggal. pelayanan sosial dasar bagi masyarakat agar
Untuk mengaitkan antar sumber dilakukan lebih produktif serta berdaya saing untuk
proses penafsiran atau interpretasi dan mencapai kehidupan yang lebih makmur dan
penjelasan hubungan antar fakta (eksplanasi). sejahtera”. Dalam hal ini, pembangunan yang
Tahap keempat adalah historiografi. menekankan pada kualitas SDM pada bidang
Tahap ini merupakan tahap penulisan sejarah pariwisata, kebudayaan, pemuda dan olahraga,
berbasis fakta-fakta sejarah yang telah kesehatan dan pendidikan (RJPMD Kab. Ciamis,
mengalami proses interpretasi dan eksplanasi 2014: 3, 20). Namun, dalam tulisan ini fokus
(Wasino, 2016: 63-64). pada peran SDM dalam pengembangan
pariwisata budaya di Kabupaten Ciamis.
Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Ciamis memiliki sejarah daerahnya tersendiri
yaitu sebelum terbentuk menjadi sebuah
Geografis wilayah Kabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis, pada waktu itu merupakan
berada pada 108°19’ sampai dengan 108°42’ sebagai sebuah Kerajaan Galuh. Pada tahun 670
Bujur Timur dan 7°40’20” sampai dengan M, Tarumanagara sebuah kerajaan besar di Jawa
7041’20’’ Lintang Selatan. Kecamatan paling Barat telah berakhir, sekaligus mengakhiri
Utara adalah Kecamatan Sukamantri berada Dinasti Warman. Sebagai penerusnya, muncul
pada titik 7,082 garis Lintang Selatan, dua kerajaan baru di bumi Jawa Barat yaitu 1) di
Kecamatan paling Barat adalah Kecamatan sebelah barat Citarum menjadi Kerajaan Sunda;
Cihaurbeuti dengan titik 108,202 Bujur Timur, dan 2) di sebelah timurnya menjadi Kerajaan
Kecamatan paling Selatan adalah Kecamatan Galuh (Iskandar, 2001: 110).
Pamarican berada pada titik 7,461 Lintang Awal mula sebagai sebuah Kerajaan
Selatan dan Kecamatan paling Timur adalah Galuh menjadi Kabupaten Imbanagara,
Kecamatan Lakbok dengan titik 108,682 Bujur Kabupaten Galuh dan menjadi Kabupaten
Timur. Wilayah sebelah Utara berbatasan Ciamis, tentunya memiliki perjalanan sejarah
dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten yang panjang, adanya peninggalan-peninggalan
Kuningan, sebelah Barat dengan Kabupaten sejarah dan budaya sebagai hasil dari ide,
Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya, sebelah gagasan, perilaku dan karya masyarakat pada
Timur dengan Kota Banjar dan Propinsi Jawa zamannya. Dengan demikian, masyarakat
Tengah, dan sebelah Selatan dengan Kabupaten Kabupaten Ciamis memiliki nilai sejarah dan
Pangandaran. Luas Wilayah Kabupaten Ciamis budaya yang tinggi untuk tetap dilestarikan dan
secara keseluruhan mencapai 143,387 ha. diwariskan kepada generasi penerus. Potensi
Kabupaten Ciamis cukup potensial untuk nilai sejarah dan budaya yang dimiliki
pertanian dan pariwisata karena merupakan jalur masyarakat Kabupaten Ciamis dapat menjadi
tranportasi antar kota maupun antar propinsi sebuah wisata budaya bagi wisatawan domestik
yang melewati pusat kota. Jalur lalu lintas antar maupun mancanegara yang ingin mengetahui
propinsi melewati kecamatan Cihaurbeuti, secara detail mengenai sejarah dan budaya yang
Sindangkasih, Cikoneng, Ciamis, Cijeungjing ada di Kabupaten Ciamis. Adapun, potensi
dan Cisaga. Kabupaten Ciamis juga memiliki pariwisata budaya yang dimiliki Kabupaten
beberapa tempat pariwisata yang merupakan Ciamis antara lain: Cagar Budaya
peninggalan tataran kerajaan Galuh dan wisata Karangkamulyan, Situs Astana Gede Kawali,
alam, diantaranya Astana Gede, Situs Situs Gunung Susuru, Situs Tambaksari,
Ciungwanara dan Situ Lengkong yang Kampung Kuta, Situ Lengkong, upacara adat
diharapkan menjadi daerah wisata andalan Nyangku, upacara adat Ngikis, upacara adat
Kabupaten Ciamis setelah Pangandaran menjadi Misalin, upacara adat Nyuguh, upacara adat
Kabupaten baru (BPS, 2014: 3). Merlawu, serta kesenian daerah Bebegig,
Berdasarkan salah satu misi pembangunan Wayang Landung, Gembyung Buhun, Tari Kele,
Kabupaten Ciamis 2014-2019 adalah Debus Panjalu, Karinding (Dinas Pariwisata &
“Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia; Ekonomi Kreatif, 2016: 1). Destinasi pariwisata

Halaman | 28
Sri Pajriah
Peran Sumber Daya Manusia Dalam Pengembangan Pariwisata Budaya Di Kabupaten Ciamis

budaya tersebut diharapkan menjadi daerah Dalam suatu organisasi hal yang paling
wisata andalan Kabupaten Ciamis setelah penting yang perlu diperhatikan adalah sumber
Pangandaran menjadi kabupaten baru (BPS Kab. daya manuisa yang menjadi pendukung utama
Ciamis, 2014: 1). tercapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia
Ethika (2016: 140-141), menjelaskan menempati posisi strategis dalam suatu
bahwa wisata berbasis budaya adalah salah satu organisasi, maka dari itu sumber daya manusia
jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan harus digerakkan secara efektif dan efisien
kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis sehingga mempunyai tingkat hasil daya guna
ini dibedakan dari minat-minat khusus lain, yang tinggi. Manajemen SDM adalah rangkaian
seperti wisata alam, dan wisata petualangan. Ada strategis, proses dan aktivitas yang didesain
12 unsur kebudayaan yang dapat menarik untuk menunjang tujuan perusahaan dengan cara
kedatangan wisatawan yaitu: a. Bahasa mengintegrasikan kebutuhan perusahaan dan
(language); b. Masyarakat (traditions); c. individunya (Rivai & Sagala, 2009:1).
Kerajinan tangan (handicraft); d. Makanan dan Dalam hal ini menurut Tjokrowinoto dkk
kebiasaan makan (foods and eating habits); e. dalam Nandi (2008: 4), bahwa figur atau sosok
Musik dan kesenian (art and music); f. Sejarah sumber daya manusia pada abad 21 adalah
suatu tempat (history of the region); Cara Kerja manusia-manusia yang memiliki kualifikasi
dan Teknolgi (work and technology); h. Agama sebagai berikut : 1. Memiliki wawasan
(religion) yang dinyatakan dalam cerita atau pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill),
sesuatu yang dapat disaksikan; i. Bentuk dan dan sikap atau perilaku (attitude) yang relevan
karakteristik arsitektur di masing-masing daerah dan mampu menunjang pencapaian sasaran dan
tujuan wisata (architectural characteristicin the bidang tugas dalam suatu organisasi. 2. Memiliki
area); j. Tata cara berpakaian penduduk disiplin kerja, dedikasi dan loyalitas yang tinggi
setempat (dress and clothes); k. Sistem terhadap pekerjaan dan terhadap organisasi. 3.
pendidikan (educational system); l. Aktivitas Memilki rasa tanggungjawab dan pengertian
pada waktu senggang (leisure activities). atau pemahaman yang mendalam terhadap tugas
Pariwisata budaya sebagai salah satu dan kewajibanya sebagai karyawan atau unsure
produk pariwisata merupakan jenis pariwisata manajemen organisasi. 4. Memiliki jiwa
yang disebabkan adanya daya tarik dari seni kemauan yang kuat untuk berprestasi produktif
budaya suatu daerah. Pariwisata budaya pada dan bersikap professional. 5. Memilki kemauan
intinya merupakan jenis pariwisata yang dan kemampuan untuk selalu mengembangkan
menawarkan kebudayaan yang berupa atraksi potensi dan kemampuan diri pribadi demi
budaya baik yang bersifat tangibel atau konkret kelancaran pelaksanaan tugas organisasi. 6.
maupun intangibel atau abstrak, juga yang Memiliki kemampuan yang tinggi dalam bidang
bersifat living culture (budaya yang masih tehnik maupun manajemen dan kepemimpinan.
berlanjut) dan cultural heritage (warisan budaya 7. Memiliki keahlian dan ketrampilan yang
masa lalu), sebagai daya tarik utama untuk tertinggi dalam bidang tugas dan memiliki
menarik kunjungan wisatawan. kemampuan alih teknologi. 8. Memiliki jiwa
kewirausahaan (enterpreneurship) yang tinggi
Peran Sumber Daya Manusia Dalam dan konsisten 9. Memilki pola pikir dan pola
Pengembangan Pariwisata Budaya Di tindak yang sesuai dengan visi, misi, dan budaya
Kabupaten Ciamis kerja organisasi.
Pariwisata sebagai sebuah industri yang Sumber daya manusia (SDM) pariwisata
sangat bergantung pada keberadaan manusia. merupakan individu/pelaku industri pariwisata
Terwujudnya pariwisata merupakan interaksi yang secara langsung ataupun tidak langsung
dari manusia yang melakukan wisata yang memiliki interaksi/keterkaitan dengan seluruh
berperan sebagai konsumen yaitu pihak-pihak komponen periwisata. SDM pariwisata
yang melakukan perjalanan wisata/wisatawan memegang peranan penting dalam
dan manusia sebagai produsen yaitu pihak-pihak menggerakkan roda industri ini. Dengan
yang menawarkan produk dan jasa wisata. memiliki SDM pariwisata yang memiliki
Sehingga aspek manusia salah satunya berperan kompetensi yang baik, maka pembangunan
sebagai motor penggerak bagi kelangsungan pariwisata dapat dilakukan secara optimal
industri pariwisata di suatu negara (Setiawan, (https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/perform
2016: 24). a/article/download/3040/1901).

Halaman | 29
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.5 No.1 April 2018

Menurut Schuler dan Youngblood dalam data tersebut mengalami peningkatan dalam
Krisdianto dan Nurhajati (2017: 85-86), aspek keberadaan jumlah situs yang ada di
menekankan bahwa mempelajari pengembangan Kabupaten Ciamis. Hanya saja, apakah di situs-
sumber daya manusia dari organisasi, manusia situs tersebut terdapat SDM yang memahami
sebagai bagian dari organisasi, sehingga dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
diungkapkan bahwa pengembangan sumber sesuai kebutuhan wisatawan. Kemampuan pada
daya manusia pada suatu organisasi akan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
melibatkan berbagai faktor yaitu pendidikan dan harus dimiliki bagi SDM yang berada di situs
pelatihan. Pelatihan membantu pegawai untuk tersebut sehingga wisatawan yang berkunjung
memahami suatu pengetahuan praktis dan pada salah satu objek wisata budaya yang ada di
penerapannya. Pada pengembangan kualitas Kabupaten Ciamis akan terpenuhi dari segi
manusia melalui pengembangan kemampuan pengetahuan tentang keberadaan situs terkait
berfikir yang antara lain dilaksanakan melalui sejarah dan budayanya, pelayanan dan
peningkatan kemampuan untuk menilai keadaan. kenyamanan, serta akses menuju situs tersebut
Tak dapat dipungkiri, pendidikan dan pelatihan dapat dengan mudah terjangkau. Hal inipun
merupakan salah satu pendekatan utama dalam tentunya sama pada objek wisata budaya lainnya
mengembangkan sumber daya manusia. Hal ini bahwa wisatawan yang berkunjung selayaknya
dilakukan sebagai pendekatan, karena mendapatkan pengetahuan, sikap, dan pelayanan
pendidikan dan pelatihan mempunyai peran yang terbaik msehingga wisatawan tersebut akan
strategis terhadap keberhasilan mencapai tujuan tetap kembali berkunjung ke objek wisata
organisasi, baik pemerintah maupun swasta. budaya yang ada di Kabupaten Ciamis. Peran
Pengembangan sumber daya manusia SDM sangat menentukan bagi keberhasilan
bertujuan menghasilkan kerangka kerja yang dalam pengembangan pariwisata budaya di
bertalian secara logis dan komprehensif untuk Kabupaten Caimis. Maka dari itu, SDM yang
mengembangkan lingkungan dimana karyawan berada di objek wisata budaya seharusnya
didorong belajar berkembang (Sedarmayanti, mendapatkan pendidikan dan pelatihan pemandu
2008:167). Pengembangan sumber daya wisata sesuai dengan kebutuhannya.
manusia adalah upaya berkesinambungan Pendidikan kepariwisataan merupakan
meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam salah satu kunci dalam mengembangkan potensi
arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan, kepariwisataan (kawasan wisata), karena bidang
latihan, dan pembinaan (Silalahi, 2000:249). ini memerlukan tenaga kerja terampil yang
Pengembangan sumber daya manusia secara terus menerus harus dikembangkan.
merupakan suatu cara efektif untuk menghadapi Menurut Spillane James. J (1994): ”Salah satu
beberapa tantangan yang di hadapi oleh banyak masalah dalam mengembangkan pariwisata
organisasi besar. Tantangan-tantangan ini adalah tidak tersedianya fasilitas yang cukup
mencakup keusangan karyawan, perubahan- untuk menunjang pendidikan pariwisata. Tenaga
perubahan sosioteknis dan perputaran tenaga kerja yang cakap, terampil, memiliki skill tinggi
kerja. Kemampuan untuk mengatasi tantangan- dan pengabdian pada bidangnya (professional)
tantangan tersebut merupakan faktor penentu menjadi kebutuhan mutlak dalam bersaing
keberhasilan departemen personalia dalam dipasaran global. Produk industri pariwisata
mempertahankan sumber daya manusia yang adalah “jasa”, oleh karena itu penekanannya
efektif (Handoko, 2008:117). harus pada segi pelayanan yang disesuaikan
Dalam hal ini, sesuai salah satu misi dengan kebutuhan wisatawan. Dalam industri
pembangunan Kabupaten Ciamis adalah pariwisata, kualitas pelayanan merupakan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia indikator utama yang menunjukkan tingkat
dengan tujuan untuk meningkatkan professionalnya (Setiawan, 2016: 29-30).
pengembangan dan pelestarian seni dan budaya Selain pendidikan pariwisata sebagai
daerah serta sasarannya pengembangan dan salah satu dalam meningkatkan peran SDM
penguatan nilai budaya yang berkembang di dalam pengembangan pariwisata budaya di
masyarakat. Adapun indikator kinerja dengan Kabupaten Ciamis adalah melalui pelatihan.
pendataan jumlah situs seni dan budaya; untuk Pelatihan membantu seseorang memahami suatu
situs pada tahun 2014 berjumlah 243, tahun 2015 pengetahuan praktis dan bertujuan untuk
berjumlah 283, tahun 2016 berjumlah 303, tahun meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan
2017 berjumlah 323, tahun 2018 berjumlah 343 sikap yang diperlukan organisasi untuk
(RJPMD Kab.Ciamis, 2014: 9). Berdasarkan mencapai tujuan (Ranupandojo, 1985:70).

Halaman | 30
Sri Pajriah
Peran Sumber Daya Manusia Dalam Pengembangan Pariwisata Budaya Di Kabupaten Ciamis

Dalam konteks mempersiapkan sumber daya tersebut berkewajiban memberikan prioritas


manusia pendukung pariwisata di Kabupaten kepadanya untuk memandu wisatawan yang ada
Ciamis, maka jenis pelatihan yang relevan untuk dalam biro perjalanan tersebut. Mereka tidak
diimplementasikan yaitu: 1) Pelatihan memperoleh gaji bulanan, tetapi tetap gaji
Kepariwisataan; 2) Pelatihan Sadar Budaya imbalan sesuai dengan jam kerjanya. 3) Guide
Wisata; 3) Pelatihan Pemandu Wisata. Namun, Staff Adalah guide yang memiliki status sebagai
dalam tulisan ini menitikberatkan pada pelatihan pegawai resmi sebuah biro perjalanan wisata.
pemandu wisata sesuai dengan solusi atas Mereka memperoleh gaji bulanan sebagaimana
permasalahan yang terkait dengan belum karyawan yang lain. Selama tidak ada tugas
optimalnya kunjungan wisatawan ke objek pemanduan, mereka harus ikut membantu
wisata budaya di Kabupaten Ciamis, karena pekerjaan lain yang ada dalam biro perjalanan
keterlibatan peran SDM sebagai salah satu kunci tersebut.
keberhasilan dalam pengembangan pariwisata Pemandu wisata merupakan pemimpin
budaya di Kabupaten Ciamis. dalam suatu perjalanan wisata, secara umum
Pelatihan merupakan upaya untuk tugas seorang pemandu wisata adalah sebagai
mengembangkan sumber daya manusia melalui berikut: 1) To conduct/to direct, yaitu mengatur
peningkatan keterampilan sehingga mampu dan melaksanakan kegiatan perjalanan wisata
meningkatkan kompetensi individu maupun bagi wisatawan yang ditanganinya berdasarkan
kelompok. Dalam pelaksanaan pelatihan lebih program perjalanan yang telah ditetapkan. 2) To
menekankan pada praktek secara langsung point out, yaitu menunjukkan dan mengantarkan
daripada teori. Adapun tujuan program pelatihan wisatawan ke objek-objek dan daya tarik wisata
pada dasarnya untuk mengembangkan yang dikehendaki. 3) To inform, yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah memberikan informasi dan penjelasan mengenai
dimiliki oleh karyawan agar memiliki objek dan daya tarik wisata yang dikunjungi,
kompetensi yang sesuai dengan pekerjaanya atau informasi sejarah dan budaya, dan berbagai
sesuai dengan bidang yang ditekuni (Anwar, informasi lainnya (Irawati, 2013: 38).
2006: 166) Dalam pelaksanaan pelatihan pemandu
Pemandu wisata disebut juga pramuwisata wisata terdapat beberapa tahapan yang harus
atau tour guide. “Pemandu wisata adalah dilakukan sebagai berikut:
seseorang yang memberi penjelasan serta Tahap Persiapan
petunjuk kepada wisatawan dan treveller lainnya 1) Sosialisasi program pelatihan pemandu
tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan wisata
disaksikan bilamana mereka berkunjung pada Tujuan sosialisasi program ini adalah agar
suatu objek, tempat atau daerah wisata tertentu” masyarakat mengetahui rencana kegiatan yang
(Suwantoro, 1997: 13). Dalam kamus istilah akan dilakukan mengenai program pelatihan
pariwisata dan perhotelan, Soemarno dalam pemandu wisata. Sesuai dengan kebutuhan
Muhajir (2005) memberikan definisi perkembangan industri pariwisata yang begitu
pramuwisata sebagai seseorang yang bertugas pesat sehingga pemandu wisata yang
mengantar tamu ke objek wisata dan berkompeten dan professional harus terpenuhi.
menerangkan objek wisata tersebut Hanya saja, sebelum melakukan sosialisasi
Menurut Desky (2001: 29-30), tersebut penyelenggara harus menyusun
berdasarkan posisi pemandu wisata (guide) program kegiatan pelatihan pemandu wisata.
dalam perjalanan biro wisata maka dikenal tiga Selanjutnya, dapat melaksanakan sosialisasi
jenis guide yaitu guide freelance, guide semi pelatihan pemandu wisata kepada masyarakat
staff, dan guide staff. Selanjutnya akan atau siswa-siswa yang berminat sebagai
dijelaskan sebagai berikut: 1) Guide Freelance pemandu wisata melalui penyebaran brosur,
Adalah seorang guide lepas yang sama sekali internet/media sosial, serta dapat berkunjung ke
tidak mempunyai ikatan dengan manajemen biro sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Ciamis.
perjalanan wisata. Mereka bekerja untuk sebuah 2) Karakteristik Peserta
biro perjalanan wisata selama tenaganya Peserta pelatihan pemandu wisata bagi
dibutuhkan oleh biro perjalanan itu. Imbalan masyarakat umum adalah laki-laki atau
atau pendapatan yang diperoleh berdasarkan jam perempuan, pendidikan minimal
kerja mereka. 2) Guide Semi Staff Adalah SLTA/sederajat, memiliki KTP wilayah
seorang guide yang bekerja hanya pada satu biro Kabupaten Ciamis, serta menguasai bahasa
perjalanan saja. Oleh karenanya biro perjalanan Indonesia dengan baik dan atau salah satu bahasa

Halaman | 31
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.5 No.1 April 2018

asing dengan aktif. Adapun peserta pelatihan Tahap Evaluasi


pemandu wisata bagi kalangan pelajar adalah Evaluasi pelaksanaan pelatihan pemandu
laki-laki atau perempuan, masih dalam wisata dilakukan setelah proses pembelajaran
pendidikan SLTA/sederajat serta menguasai selesai. Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan
bahasa Indonesia dengan baik dan atau salah satu mengukur sejauh mana penguasaan pengetahuan
bahasa asing dengan aktif. dan keterampilan yang telah dimiliki oleh
3) Seleksi Peserta peserta setelah selesai mengikuti kegiatan
Pelaksanaan seleksi pelatihan pemandu pelatihan. Evaluasi ini dilakukan dengan dua
wisata dilakukan oleh tim penyelenggara yang cara yaitu: uji materi dan uji praktek.
telah dibentuk melalui: pendaftaran peserta Dari hasil penelitian yang dilakukan maka
pelatihan, tes kemampuan bahasa secara lisan, yang menjadi output dari pelaksanaan
pengumuman peserta yang lolos mengikuti tes, pendidikan kepariwisataan dan pelatihan
daftar ulang peserta. pemandu wisata yaitu: a) Peserta mampu
4) Mempersiapkan Kebutuhan Pelatihan memahami pengetahuan terkait pendidikan
Kebutuhan pelatihan terkait dengan kepariwisataan dan kepemanduan. Peserta
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mampu memahami pendidikan kepariwisatan
menunjang kegiatan pelatihan diantaranya: dan teknik-teknik menjadi seorang pemandu
tempat, modul, media pembelajaran, toolkits, wisata. c) Peserta mampu memahami sikap-
narasumber, dan jadwal pembelajaran. sikap yang harus dimiliki sebagai pemandu
wisata. d) Peserta mampu melakukan praktek
Tahap Pelaksanaan sebagai pemandu wisata. Sedangkan Outcomes
1) Narasumber yang diperoleh dari program pendidikan
Narasumber pada kegiatan pelatihan ini pariwisata dan pelatihan pemandu wisata
adalah tenaga pendidik yang memiliki diharapkan peserta dapat mengaplikasikan ilmu
kompetensi sesuai dengan bidangnya masing- dan keterampilan yang mereka dapatkan dalam
masing yang diperlukan pada setiap materi yang pekerjaannya sebagai pemandu wisata yang
disajikan dalam pelatihan. berkompeten dan professional.
2) Interaksi Narasumber dengan Peserta Berdasarkan hal tersebut di atas, peran
Pelatihan sumber daya manusia sebagai faktor kunci
Narasumber sebagai fasilitator dan bukan keberhasilan dalam mewujudkan pengembangan
sebagai satu-satunya sumber informasi sehingga pariwisata budaya di Kabupaten Ciamis. Peran
akan terjadi komunikasi dua arah antara SDM sebagai motor penggerak industri
narasumber dengan peserta. pariwisata, pencipta produk industri pariwisata,
3) Lokasi dan sebagai penentu daya saing industri
Lokasi penyelenggaraan pelatihan harus pariwisata. Hal ini dapat diwujudkan melalui
sudah ditentukan sejak awal melalui observasi pendidikan pariwisata dan pelatihan pemandu
terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan. wisata yang harus dimiliki bagi masyarakat
4) Waktu Pelaksanaan khususnya berada di daerah wisata untuk
5) Materi Pelatihan mengembangkan pariwisata budaya di wilayah
Penyusunan materi pelatihan pemandu Kabupaten Ciamis, karena melalui kegiatan
wisata harus dipersiapkan karena dalam materi tersebut akan lebih meningkatkan mutu, kinerja
tersebut meliputi: deskripsi materi, alokasi dan hasil yang diperoleh menjadi lebih baik.
waktu, alokasi waktu, sumber belajar serta Maka, peran SDM sangat menunjang
evaluasi yang akan dilakukan. keberhasilan bagi pengembangan pariwisata
6) Metode budaya di Kabupaten Ciamis dengan kompetensi
Metode yang dilakukan dalam pelatihan yang dimilikinya, sehingga objek wisata budaya
meliputi: ceramah, tanya jawab, praktek. yang ada di Kabupaten Ciamis menjadi tujuan
7) Strategi Pembelajaran wisata yang lebih menarik dan memiliki
Strategi pembelajaran berpusat pada keunikan yang kaya akan nilai sejarah dan
narasumber namun terbuka antara peserta budaya Galuh serta bermanfaat bagi masyarakat
pelatihan dengan narasumber terjalin yang berada di daerah wisata sebagai sarana
komunikasi dua arah sehingga terciptanya memperoleh penghasilan sehingga
pembelajaran yang kondusif. kesejahteraan masyarakatpun akan lebih
8) Sarana dan Prasarana meningkat.
9) Sumber Biaya

Halaman | 32
Sri Pajriah
Peran Sumber Daya Manusia Dalam Pengembangan Pariwisata Budaya Di Kabupaten Ciamis

PENUTUP menciptakan investasi baru dalam rangka


mengembangkan daerah tujuan wisata.
Simpulan 3. Melaksanakan koordinasi secara terpadu
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat antar semua pihak yang terkait sehingga
disimpulkan bahwa potensi yang dapat terwujud keterpaduan lintas sektoral dan
dikembangkan menjadi objek daya tarik wisata menghindari terjadinya konflik antar sektor.
(ODTW) di wilayah Kabupaten Ciamis adalah 4. Melaksanakan program-program promosi
berupa daya tarik wisata sejarah dan budaya. yang efektif secara berkesinambungan, untuk
Sumber Daya Manusia adalah individu/pelaku meningkatkan jumlah kunjungan wisata baik
industri pariwisata yang memiliki keterkaitan wisatawan manca Negara maupun wisatawan
baik secara langsung maupun tidak langsung nusantara.
dengan komponen pariwisata. Sumber Daya 5. Melaksanakan pembinaan mengenai
Manusia memegang peranan penting dalam kesadaran dan peran aktif masyarakat untuk
pengembangan pariwisata budaya di Kabupaten menjaga, melindungi, dan melestarikan aset
Ciamis sebagai kunci keberhasilan untuk kebudayaan yang ada.
meningkatkan kinerja lebih baik dan
hasilnyapun menjadi lebih optimal. Strategi
dalam pengembangan pariwisata budaya dapat DAFTAR PUSTAKA
dilakukan melalui pendidikan pariwisata dan
pelatihan pemandu wisata kepada masyarakat. Anwar. 2006. “Pendidikan Kecakapan Hidup
Hasil dari kegiatan pendidikan pariwisata (life skills education) Konsep dan
dan pelatihan pemandu wisata adalah Peserta Aplikasi”. Bandung: Alfabeta.
mampu memahami pengetahuan terkait Desky, MA. 2001. “Manajemen Perjalanan
pendidikan kepariwisataan dan kepemanduan. Wisata”. Yogyakarta: Adicita Karya
Peserta mampu memahami pendidikan Nusa.
kepariwisatan dan teknik-teknik menjadi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
seorang pemandu wisata. Peserta mampu Kabupaten Ciamis. 2016. “Pariwisata dan
memahami sikap-sikap yang harus dimiliki Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis
sebagai pemandu wisata. Peserta mampu 2016”. Ciamis: Dinas Pariwisata dan
melakukan praktek sebagai pemandu wisata. Ekonomi Kreatif Kabupaten Ciamis.
Sedangkan Outcomes yang diperoleh dari Ethika, Takariadinda Diana. 2016.
program pendidikan pariwisata dan pelatihan Pengembangan Pariwisata Berbasis
pemandu wisata diharapkan peserta dapat Budaya Berdasarkan Undang-Undang
mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang No. 10 Tahun 2009 Di Kabupaten Sleman.
mereka dapatkan dalam pekerjaannya sebagai Jurnal Kajian Hukum Vol.1 No. 2 tahun
pemandu wisata yang berkompeten dan 2016.
professional. Peran SDM sangat menunjang Evans, Nigel, David Campbell & George
keberhasilan bagi pengembangan pariwisata Stonehouse. 2003. “Strategic
budaya di Kabupaten Ciamis dengan kompetensi Management for Travel and Tourism”.
yang dimilikinya, sehingga objek wisata budaya Oxford: Butterworth-Heinemann.
yang ada di Kabupaten Ciamis menjadi tujuan Handoko, Hani. 1999. “Perilaku Organisasi”.
wisata yang lebih menarik dan memiliki Yogyakarta: BPFE UGM.
keunikan yang kaya akan nilai sejarah dan Irawati, Linda. 2013. “Pelaksanaan Pendidikan
budaya Galuh serta bermanfaat bagi masyarakat Dan Pelatihan (Diklat) Pemandu Wisata
yang berada di daerah wisata untuk Untuk Meningkatkan Kompetensi
meningkatkan kesejahteraannya. Pemandu Wisata Di Dewan Pimpinan
Ada beberapa saran yang akan diusulkan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia
penulis berdasarkan hasil analisis tersebut yaitu: (DPD HPI) Yogyakarta”. Skripsi.
1. Pengembangan sumber daya manusia sebagai Yogyakarta: Universitas
pelaku kebijakan dalam bidang NegeriYogyakarta.
kepariwisataan melalui jenjang pendidikan Iskandar, Yoseph. 2001. “Sejarah Jawa Barat”.
yang bersifat formal maupun non formal. Bandung: Geger Sunten.
2. Menjalin kemitraan dengan lembaga Khotimah, Wilopo. Luchman Hakim. 2017.
pendanaan (bank maupun non-bank) baik “Strategi Pengembangan Destinasi
lembaga pemerintah maupun swasta untuk

Halaman | 33
Jurnal Artefak:
History and Education, Vol.5 No.1 April 2018

Pariwisata Budaya”. Jurnal Administrasi Silalahi, Berneth. 2000. “Manajemen


Bisnis. Vol. 41 No. 1 Januari 2017. Sumberdaya Manusia”. Jakarta: Sekolah
Krisdianto, Bayu & Nurhajati. 2017. “Pengaruh Tinggi Ilmu Manajemen LPMI.
Pengembangan Sumber Daya Manusia Suwantoro, Gamal. 1997. “Dasar-Dasar
dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pariwisata”. Yogyakarta: Andi.
Dinas Pariwisata Kota Batu”. Jurnal Spillane, James J. 1987. “Pariwisata Indonesia:
JIMMU. Vol. II No. 2 Agustus 2017. Sejarah dan Prospeknya”. Yogyakarta:
Larasati, Ni Ketut Ratih & Dian Rahmawati. Kanisius.
2017. Strategi Pengembangan Pariwisata Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang
Yang Berkelanjutan Pada Kampung Kepariwisataan.
Lawas Maspati Surabaya. Jurnal Teknik Wasino. 2016. “Nasionalisme Perusahaan-
ITS Vol. 6 No. 2 Tahun 2017. Perusahaan Asing Menuju Ekonomi
Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis. 2008. Berdikari”. Jurnal Paramita. Vol. 26 No.
“Rencana Pembangunan Jangka Panjang 1- Tahun 2016.
Daerah (RPJPD) Kabupaten Ciamis
Tahun 2005-2025”. Laporan Naskah
Akademik. Pemerintah Kabupaten Ciamis.
Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis. 2014.
“Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014-
2019”. Peraturan Daerah Kabupaten
Ciamis No. 13 Tahun 2014. Pemerintah
Kabupaten Ciamis.
Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis. 2015.
“Laporan Kinerja Pertanggungjawaban
Bupati”. Pemerintah Daerah Kabupaten
Ciamis.
Muallidin, Isnaini. 2007. “Model
Pengembangan Pariwisata Berbasis
Masyarakat Di Kota Yogjakarta”. Jurnal
PENELITIAN. No. 2. Desember 2007.
Muhajir. 2005. “Menjadi Pemandu Wisata
Pemula”. Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Nandi. 2008. “Pariwisata dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia”. Jurnal GEA
Jurusan Pendidikan Geografi. Vol. 8 No.
1 April 2008.
Ranupandojo, Heidjrachman. 1985.
“Manajemen Personalia”. Yogyakarta:
BPFE.
Rivai, H. Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.
2009. “Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan Edisi 2”.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sedarmayanti. 2008. “Manajemen sumber Daya
Manusia”. Jakarta: Grasindo.
Setiawan, Rony Ika. 2016. “Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Bidang
Pariwisata”: Perspektif Potensi Wisata
Daerah Berkembang. Jurnal
PENATARAN. Vol. 1 No.1

Halaman | 34

Anda mungkin juga menyukai