Anda di halaman 1dari 5

Nama : MUTIA HAYATI

No BP:1710512007

Pandangan Masyarakat tentang Kemiskinan dan Kesenjangan ekonomi di Simpang


Pasia RT.01

Pandangan masyarakat terhadap kemiskinan merupakan tugas dari mata kuliah


Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.Secara teori Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,pakaian tempat
berlindung,pendidikan dan kesehatan.Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuhan kebutuhan dasar ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.Sedangkan
kesenjangan ekonomi secara teori adalah sebuah keadaan ketimpangan penghasilan antara
masyarakat kelas atas dan kelas bawah sangat tinggi. Dan tugas ini dilakukan dengan metode
survey di Simpang Pasia, RT 02 RW 02 Kelurahan kapalo Koto ,Kecamatan Pauh.Survey ini
dilakukan dengan memilih 10 orang masyarakat sebagai responden pada tingkat ekonomi yang
berbeda-beda.Dari responden yang saya wawancarai memiliki kesamaan jawaban dari beberapa
pertanyaan yang saya ajukan.

Disaat mentari mulai menampakkan wujud nya ,ketika itu lah saya memulai perjalanan
untuk melakukan survey.Masyarakat di daerah ini melakukan kegiatan sehari – hari sesuai dengan
pekerjaan yang mereka miliki seperti bertani,berdagang, dan buruh bangunan.

Responden pertama yang saya wawancarai yaitu bapak nasrul (53 tahun),beliau bekerja
sebagai petani.Istri dari bapak nasrul bernama yasmita (46 tahun).Ibu yasmita bekerja sebagai
pedagang pakaian.Riwayat pendidikan istri bapak nasrul adalah tamatan Sekolah Dasar,sedangkan
bapak nasrul sendiri tidak lulus Sekolah Dasar.Beliau dan sang istri mempunyai 3 orang anak.2
orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki.Bapak nasrul mempunyai sebuah Lahan yang
digunakan untuk bertani dan tidak hanya memiliki lahan ditempat tinggal sekarang namun beliau
juga mempunyai lahan diluar daerah kota Padang. Sedangkan lahan yang berada diluar Kota
Padang diurus oleh anak pertama bapak nasrul. Lahan yang berada ditempat tinggal pak nasrul
digunakan untuk bertanam padi dan bertanam kacang tanah.Hasil yang didapat dari bertanam padi
adalah sekisar 4 karung ,dan hasil dari kacang tanah sekisar 3 karung beras kecil.Biasanya 1 karung
padi dihargai seharga Rp 300.000.Sedangkan pendapatan dari istri beliau dari berdagang pakaian
lebih kurang Rp 2000.000 per bulan.Menurut bapak nasrul pendapatannya dengan sang istri tidak
mampu untuk mencukupi berbagai macam pengeluaran untuk setiap bulan.Dan untuk mencukupi
kekurangan tersebut bapak nasrul meminjam pada tetangga disekitar rumah.Ketika saya bertanya
pada bapak nasrul makna atau arti dari kemiskinan dan kesenjangan ekonomi,beliau menjawab
bahwa kemiskinan merupakan kondisi dimana kita merasa serba kekurangan dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari karena pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan
pengeluaran yang akan dikeluarkan.

Setelah saya selesai melakukan wawancara dengan bapak nasrul saya melanjutkan
perjalanan saya untuk mencari responden berikutnya.Responden kedua saya adalah ibu Inan (73
tahun).Suami dari ibu inan bernama umar(80 tahun).Ibu inan dan bapak umar sudah tidak bisa
berjalan lagi karena usia mereka yang sudah tua dan juga karena sakit.Untuk melakukan aktivitas
sehari – hari mereka dibantu oleh anak dan cucu nya.Sudah 3 tahun terakhir ibu inan tidak dapat
berjalan lagi.Dulu ketika Ibu inan masih bisa berjalan ,beliau berjualan makanan kecil –
kecilan ,mencari kayu bakar untuk dijual dan juga bekerja sebagai buruh tani.Namun karena
kondisi yang tidak lagi memungkinkan untuk berjalan ibu inan tidak dapat lagi bekerja dan untuk
itu seluruh biaya hidup ibu inan ditanggung seluruh nya oleh anak – anak nya.Anak –anak. ibu
inan tiap bulan menerima kiriman uang dari anak-anaknya walaupun dalam jumlah yang sedikit
dikarenakan kondisi ekonomi yang masih sederhana.Sedangkan bapak umar sudah tidak
bekerja.Ibu inan juga dapat menerima bantuan dari pemerintah berupa uang PKH dan kartu
BPJS.kemudian saya bertanya pada beliau apa itu kemiskinan,dan beliau menjawab kemiskinan
adalah serba kerkurangan,sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dimana pendapatan yang
didapat tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan.

Responden ketiga saya adalah ibu emi kurnia (37 tahun) yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan membantu orang tuanya dalam menjalankan usaha.Suami dari ibu emi bernama
Hendrik (37 tahun) yang memiliki pekerjaan sebagai swasta.Pendapatan yang diterima ibu emi
dari membantu orang tua dalam menjalankan usaha sewa pelaminan adalah sebesar Rp1.000.000
per bulan.sedangkan pendapatan suami nya Rp7000.000 per bulan.Ibu emi memiliki 2 orang anak
yang masih kecil, anak yang paling tua adalah perempuan (5,5 tahun) dan yang terakhir adalah
laki-laki (18 bulan).Karena sering membantu orang tua nya dalam menjalankan usaha ibu emi juga
memiliki keinginan untuk mempunyai usaha sendiri yaitu dibidang kots-kostan,namun karena
modal yang tidak dimiliki keinginan tersebut masih belum terwujud.Dari pendapatan ibu emi dan
suaminya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.Ibu emi dan sang suami juga dapat
bantuan dari pemerintah yaitu BPJS.setelah berbicara banyak hal ,kemudian saya bertanya
pendapat beliau tentang kemiskinan,beliau menjawab kemiskinan untuk zaman sekarang dan
didaerah tempat nya sudah tidak ada lagi,karena untuk makan sehari –hari masyarakat masih
bisa,dan kebutuhan sehari juga bisa dipenuhi walaupun masih ada beberapa kekurangan yang
dihadapi,untuk itu perekonomian sekarang bisa dikatakan pada tahap perekonomian sederhana.

Keesokan hari nya saya melanjutkan kembali kegiatan survey dan responden keempat saya
adalah seorang bapak yang berusia 49 tahun yang bernama suradi.Bapak suradi memiliki pekerjaan
sebagai pedagang bakso.Bapak suradi dalam menjalankan usaha nya dibantu oleh istri nya yaitu
ibu sarmi (50 tahun).Sebenarnya bapak suradi bukanlah orang asli Padang ,namun beliau adalah
seorang perantau yang berasal dari jawa dan sudah lama menetap di Padang.Beliau memiliki 2
orang anak laki-laki yang paling tua berusia 31 tahun dan yang terakhir berusia 24
tahun.Pendapatan yang didapat dari hasil berjualan bakso adalah Rp 800.000 per hari namun
pendapatan tersebut tidak lah tetap tergantung banyak nya konsumen.Untuk mempermudah dalam
menjalankan usaha nya bapak suradi menyewa sebuah rumah yang juga langsung dijadikan
sebagai tempat berjualan.Bapak suradi menyewa rumah tersebut dengan harga Rp 9000.000 per
bulan.Bapak suradi juga mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa beras 10
kg/bulan.Kemudian saya juga menanyakan hal yang sebelumnya yang saya tanyakan pada
responden sebelum nya yaitu tentang kemiskinan, menurut beliau kemiskinan adalah kondisi yang
serba cukup,hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan tidak dapat seperti orang
kaya yang dapat membeli apapun keinginannya dikarenakan kebutuhan sehari telah terpenuhi.

Tidak jauh dari rumah bapak suradi ,saya menemukan responden berikutnya yaitu bapak
saiful (41 tahun).Bapak saiful memiliki tanggungan 3 orang termasuk istrinya,yaitu ibu cengri (29
tahun).Anak pertama bapak saiful berusia 5 tahun dan anak kedua nya masih balita.Bapak saiful
sendiri memiliki pekerjaan sebagai satpam di Universitas Andalas.Dari pekerjaan nya sebagai
satpam pak saiful mendapatkan penghasilan sebesar Rp 2500.000 per bulan.Selain dari pendapatan
tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari bapak saiful dibantu oleh istri nya dengan
membuka kedai didepan rumah.Kedai tersebut menjual berbagai macam makanan,seperti nasi
goreng ,mie goreng dan lain lain.Kedai tersebut dibuka setiap hari mulai dari pukul 08.00- 22.00
WIB.Dari hasil jualan ibu cengri mendapatkan pendapatan Rp 1500.000 per bulan.Rumah yang
ditempati oleh keluarga pak saiful bukan lah milik sendiri,melainkan mereka tinggal dirumah
kontrakan dan biaya kontrakan rumah tersebut adalah Rp 8000.000 per tahun.Kemudian saya
bertanya dan meminta pendapat pak saiful tentang kemiskinan beliau,dan jawaban beliau hampir
sama dengan jawaban responden saya yang sebelumnya,yaitu kemiskinan adalah kondisi ekonomi
yang masih dibawah standar dan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari selain itu
bapak saiful juga memiliki harapan untuk dapat meningkatkan taraf kehidupan keluarganya ke
tingkat yang lebih baik.

Setelah mewawancarai responden saya yang kelima ,yaitu bapak saiful saya istrihat
sejenak,sekitar 1 jam setelah istirahat saya melanjutkan perjalanan untuk mencari responden
berikutnya dan kali ini responden yang saya dapat cukup memprihatinkan beliau adalah ibu
darmilan yang telah memasuki usia 51 tahun.Ibu darmilan merupakan seorang janda yang hanya
tinggal seorang diri tanpa ada suami tanpa ada anak maupun saudara yang lain yang ikut tinggal
satu rumah dengannya.Kenapa diawal saya mengatakan responden saya kali ini cukup
memprihatinkan ,hal ini dikarenakan kondisi fisik ibu darmilan yang kurang sempurna dimana
kedua mata ibu darmilan sejak usia 2 tahun sudah tidak dapat digunakan untuk melihat lagi dan
dengan kondisi fisik yang terbatas tersebut ibu darmilan tetap mampu hidup seorang diri.untuk
melakukan kegiatan sehari – hari beliau melakukan nya sendiri seperti memasak tanpa ada bantuan
dari orang lain.3 tahun yang lalu ibu darmilan masih mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari ,beliau pergi bekerja kesungai untuk mencari batu ,kerikil dan memecah batu,namun
usia nya yang semakin tua dan kesehatan yang kurang sehat ibu darmilan sudah tidak berkerja
lagi.sebab kondisi fisik dan kondisi ekonomi ibu darmilan ,beliau mendapat bantuan berupa zakat
firtah dan beras fitrah.Dirumah yang hanya beliau tempati seorang diri juga merupakan hasil dari
tabungan uang zakat fitrah yang beliau kumpulkan selama ini.Kondisi dari rumah tersebut
berlantai semen dan dinding dari tembok.Jika uang zakat fitrah tersebut habis ,beliau menukarkan
beras yang didapat selama bulan Ramadhan dengan uang agar bisa membeli makanan.Selain itu
beliau juga menanam kunyit didepan rumah yang kemudian dijual ke masyarakat sekitar.Uang dari
hasil jualan kunyit tadi juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari.Namun sekali kali
saudara nya yang berada didekat rumah juga memberi makan.Saat saya bertanya tentang
kemiskinan kepada ibu darmilan beliau menjawab kemiskinan itu kondisi serba kekurangan, sulit
untuk memenuhi kebutuhan sehari hari pendapatan yang sedikit yang tidak sedikit sedangkan
pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk memnuhi kebutuhan sehari –hari sangatlah banyak.

Selesai dengan ibu darmilan saya melanjutkan kembali perjalanan untuk mencari
responden berikutnya.Responden saya yang ketujuh adalah prima oktaviani (26 tahun) dan suami
nya bernama adif(27 tahun).Ibu prima masih berada dalam suasana berduka karena seminggu yang
lalu ibunya telah tiada hal ini disebabkan karena orang tua nya menderita penyakit tumor
payudara.Ibu prima memiliki 2 orang anak , anak pertama sedang menempuh pendidikan di
Sekolah Dasar sedangkan anak yang kedua masih TK.Selain anak nya, ibu prima juga memiliki
tanggungan lain yaitu 2 orang adik nya,adik pertama masih sekolah di SMP dan adik yang kedua
masih sekolah di SD.Ibu prima bekerja sebagai salah satu karyawan dilaundry, dari hasil bekerja
dilaundry ibu prima mendapatkan pendapatan sebesar Rp 40.000 per hari sedangkan suaminya
bekerja di Universitas Andalas sebagai Cleaning Service (CS) dengan penghasilan Rp1300.000
per bulan.Ketika ibu beliau masih ada, ibu nya juga bekerja sebagai salah satu Cleaning Service di
Universitas Andalas.Orang tua beliau juga menerima bantuan dari Mahasiswa Universitas Andalas
untuk membantu meringankan biaya pengobatan sakit nya.Pendapatan yang beliau dapat dan sang
suami tidaklah mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari ,belum lagi untuk biaya sekolah
anak dan adik adik nya.Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari terkadang ibu prima meminjam
uang kepada tetangga disekitar nya.Setelah berbicara banyak hal kemudian saya bertanya pada ibu
prima arti dari kemiskinan ,beliau menjawab ketidakmampuan kita untuk mencukupi kebutuhan
hidup,dimana pendapatan yang kita dapat tidaklah sesuai dengan pengeluaran yang harus
dikeluarkan.

Responden saya selanjutnya adalah ibu itiang (50 tahun).Ibu itiang adalah seorang janda
karena suami beliau telah tiada.Ibu itiang memiliki 4 orang anak 3 diantaranya sudah menikah dan
anak yang terakhir masih sekolah di SMP.Pada saat saya bertemu ibu itiang,ibu itiang sedang
berada di kedai nya.Dari hasil jualan di kedai, ibu itiang mendapatkan penghasilan sebesar Rp
400.000 per hari.Dibalik usaha kedai tersebut ibu itiang ternyata memiliki usaha kost-
kostan ,dimana ada 12 kamar yang disewakan.Biaya sewar per kamar berbeda setiap kamar
nya ,mulai dari biaya sewa nya Rp4000.000 per tahun , Rp 5000.000 per tahun dan ada juga Rp
6000.000 per tahun.Perbedaan biaya sewa tersebut tergantung pada luas kamar nya.kemudian saya
bertanya pada ibu itiang arti sebuah kemiskinan,beliau menjawab kemiskinan adalah kondisi
ekonomi yang masih rendah yang hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan terkadang karena
kondisi ekonomi yang masih rendah tersebut sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari.
Dari jawaban responden didaerah simpang pasia RT 02 ,RW 02 Kecamatan Pauh kota
yang didapatkan dapat dilihat bahwa jawaban responden tersebut hampir sama dimana kemiskinan
dan kesenjangan ekonomi adalah kondisi dimana ekonomi masyarakat berada pada tingkat yang
rendah dan ketidakmampuan bagi masyarakat tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
karena pendapatan yang ada tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai