Anda di halaman 1dari 3

Ekonomi Islam dalam Pengentasan Kemiskinan

Dalam suatu negara yang masih dalam kategori berkembang, seringkali terjadi
masalah perekonomian yang sulit sekali untuk ditemukan solusinya, hal ini disebabkan oleh
sistem perekonomian yang ada di negara tersebut bisa dikatakan masih belum sempurna, baik
dari segi sumber daya alam (SDA) atau sumber daya manusianya (SDM). Pengelolaan kedua
sumber daya tersebut, haruslah sesuai dengan keadaan yang ada di suatu wilayah atau negara
tersebut agar pencapaian yang dihasilkan dapat maksimal. Salah satu masalah perekonomian
yang seringkali terjadi di negara berkembang dan tidak pernah ada habisnya ialah kemiskinan.
Indonesia yang termasuk kedalam kategori negara berkembang tentunya tak lepas dari masalah
ini.
Adanya permasalahan kemiskinan dan ketidakmerataan pendapatan juga akan
menghambat laju pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Selain itu, kemiskinan dan
ketidakmerataan pendapatan juga akan memberikan dampak instabilitas sosial, ketidakpastian,
dan tragedi kemanusiaan seperti kelaparan, tingkat kesehatan yang rendah dan gizi buruk. Bila
keadaan tersebut terus berlanjut pada akhirnya akan mengganggu stabilitas ekonomi makro dan
kelangsungan pemerintahan yang ada (Wijayanto, 2016). Sistem ekonomi yang seimbang
menuntun manusia untuk menyebarkan hartanya agar kekayaan tidak menumpuk pada
segolongan kecil masyarakat saja. Hal ini disebabkan karena masalah besar yang umumnya
dihadapi oleh negaranegara berkembang dalam membangun ekonominya termasuk Indonesia
adalah kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pandapatan antarakelompok
masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah (Abdain,
2014).
Sebagian orang menganggap kemiskinan bukanlah suatu masalah yang perlu di
khawatirkan karena itu semua adalah takdir dari Allah SWT yang harus dihadapi sebagai ujian
dalam hidup, namun pada hakikatnya Islam tidak pernah menghendaki umatnya untuk menjadi
miskin, Islam sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya baik didunia ataupun di akhirat
kelak. Dalam ekonomi Islam banyak teori yang membahas tentang kemiskinan, baik dampak,
penyebab, serta solusinya, karena Rasulullah sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk
menghindar dari kemiskinan, sebagaimana beliau SAW bersabda yang artinya: “dari Abu
hurairah r.a, bahwa sesungguhnya Nabi SAW berdoa : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari
kefakiran, kekurangan, dan aku berlindung dari mendzalimi dan didzalimi.” (HR. Al-Nasa’i).
Berdasarkan hadis Rasulullah diatas dapat dijelaskan bahwa beliau memohon kepada
Allah untuk dilindungi dari kefakiran dan kekurangan, karena hanya Allah lah yang maha
mmeberi serta maha mencukupi. Kefakiran dan kemiskinan yang dialami seseorang secara
terus menerus, apabila imannya tidak kuat, maka akan memberikan dampak negatif bagi
dirinya sendiri dan orang lain. Tidak jarang ditemui seseorang yang melakukan kejahatan
berupa pencurian, penipuan dan lain sebagainya disebabkan oleh kekurangan yang melanda
hidupnya secara terus menerus, sedangkan kebutuhan hidupnya haruslah dipenuhi. Oleh karena
itu kefakiran itu sangatlah dekat dengan kekufuran, karena dengan situasi yang fakir seseorang
bisa saja melakukan sesuatu yag haram untuk memnuhi kebutuhannya
Sendi kebebasan sistem ekonomi Islam memberikan peluang dan akses yang sama
dan memberikan hak-hak alami kepada semua orang. Kepemilikan individu dilindungi tetapi
perlu diimbangi dengan rasa tanggung jawab dan dibatasi oleh landasan moral dan hukum.
Dalam kerangka moral Islam, setiap individu dilarang melalukan monopoli, tindakan korupsi,
mengabaikan kepentingan orang lain untuk diri sendiri, keluarga atau kerabat. Semua individu
memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk berusaha dan mengalokasikan
pendapatannya secara efisien tanpa mengganggu keseimbangan ekonomi masyarakat.
Melalui prinsip-prinsip ekonomi Islam tidak memungkinkan individu menumpuk
kekayaan secara berlebihan. Keberhasilan sistem ekonomi Islam terletak pada sejauhmana
keselarasan dan keseimbangan dapat dilakukan antara kebutuhan material dan kebutuhan akan
pemenuhan etika dan moral itu sendiri. Islam memandu nilai kebebasan dan keadilan ini dalam
kerangka tauhid, yaitu menyadari potensi yang ada pada diri manusia adalah anugerah ilahi
yang harus digunakan untuk pengabdian dan menjalankan misi moral yang tidak berkesudahan
di muka bumi (Rahmawaty, 2013).
Islam memberikan perhatian yang tinggi terhadap pemerataan dan pendistribusian
kekayaan. Umat Islam yang berkelebihan harta dapat menyisihkan sebagian kekayaannya
untuk saudara-saudaranya yang kekurangan. Kaya miskin adalah Sunatullah tetapi dalam Islam
orang diajarkan untuk berbagi.
Didalam Islam, pemberantasan kemiskinan dilembagakan dalam salah satu rukunnya
yaitu zakat. Zakat yang dikelola secara produktif dan profesional dapat mengambil bagian
dalam merealisasikan ide-ide Islam untuk mensejahterakan masyarakat, maka peran zakat
sangat penting dalam mengatasi problem kemiskinan. zakat difungsikan untuk mencegah
penumpukan harta pada sebagian kecil orang dan mempersempit kesenjangan ekonomi dalam
masyarakat. Zakat dapat dikelola sebagai modal usaha sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi.
Selain zakat, jalan lain yang dapat ditempuh dalam rangka mengatasi kesenjangan
sosial adalah melalui shadaqah. Shadaqah tidak hanya sekadar sarana mendekatkan diri dan
pencarian pahala dari Allah, tetapi lebih dari itu, shadaqah memiliki kontribusi yang besar
terhadap perekonomian umat. Sumbangan yang diberikan melalui shadaqah tidak hanya
bernilai konsumtif, tetapi dapat pula bernilai produktif sebagai modal usaha. Dengan semakin
banyaknya bidang usaha yang berjalan akan semakin besar pula peranannya dalam
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan sehingga kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat pada akhirnya dapat dicapai.
Tugas untuk mengentaskan kemiskinan, bukanlah hanya menjadi tugas pemerintah
semata, namun lebihn kepada tugas bersama semua unsur yang ada pada negara atau wilayah
tersebut, pemerintah dan seluruh masyarakat yang harus sama-sama bergerak seefektif
mungkin untuk mencapai kesejahteraan sesuai dengan apa yang sudah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW dan dianjurkan didalam al-qur’an.

Daftar Pustaka
Nawawi, H.(2019).Pengangguran Dan Kemiskinan Prespektif Ekonomi Islam.qolamuna:
Jurnal Studi Islam,4(2),311-328
A’yun,A.Q.,&Karmila,L.(2017,December).PENERAPAN EKONOMI ISLAM SEBAGAI
SOLUSI MENGENTAS KESENJANGAN SOSIAL. In Prceeding of National Conference
on Asbis, (Vol.2,No.1,pp.34-40).
Sasono, A. (1998). Solusi Islam atas problematika umat: ekonomi, pendidikan, dan dakwah.
Gema Insani.

Nama : Desti Nur Rohmah


NIM :10305141006
Kelas : Matematika B

Anda mungkin juga menyukai