Anda di halaman 1dari 5

Efek samping ringan dari OAT

Epek samping penyembab penanganan


Tidak nafsu makan, mual, Rifampisin Obat diminum malam sebelum
sakit perut. tidur
Nyeri sendi pyrazinamind Beri aspirin/allopurinol
Kesemutan s/d rasa terbakar INH Beri vitamin b6 ( piridoksin )
dikaki 100 mg perhari
Warna kemerahan pada air rifampisin Beri penjelasan, tidak perlu
seni diberi apa-apa

Epek samping dari OAT

Epek samping penyebab penanganan


Gatal dan kemerahan pd kulit Semua jenis OAT Beri antihistamin &
dieavaluasi keta
Tuli Streotomisin Streptomisin dihentikan
Gangguan Keseimbangan Streptomisin Streptomisin dihentikan
Ikterik Hamper semua OAT Hentikan semua OAT
Bingung dan muntah-muntah Hampir semua obat Hentikan semua OAT &
lakukan ujin fungsi hati
Gangguan penglihatan Ethambutanol Hentikan ethambutanol
Purpura dan renjatan (syok) Rifampisin Hentikan rifampisin

2. Paduan Obat anti Tuberkulosis

Pengobatan tuberculosis dibagi menjadi:

a. TB paru (kasus baru), BTA positif atau lesi luas


Pduan obat yang diberikan : 2 RHZE/ 4 RH
Alternatif : 2 RHZE / 4R3H3 atau (program P2TB) 2 RHZE/6HE
Paduan ini dianjurkan uuntuk:
- TB paru BTA (+) kasus baru
- TB paru BTA (-) dengan gambran radiologisk lesi luas
- TB diluar paru kasus berat

Pengobatan fase lanjutan, bila diperlukan dapat diberikan selama 7 bulan, dengan paduan
2RHZE / 7RH, dan alternative 2RHZE/7R3H3 seperti pada keadaan:

- TB dengan lesi luas


- Disertai penyakit komorbid (Diabetes Melitus)
- Pemakian obat imunosupresi / Kortikosteroid
- TB kasus berat (militer,dll)
Bila ada fasilitas biakan dan uji resistensi pengobatan disesuaikan dengan hasil uji
resistensi

b. TB paru ( kasus baru), BTA negative


Paduan obat yang diberikan: 2 RHZ/ 4R
Alternatif: 2 RHZ/ 4 R3H3 atau 6RHE
- TB paru BTA negative dengan gambaran radiologic lesi minimal
- TB diluar paru kasus ringan
- TB paru kasus kambuh

Pada TB paru kasus kambuh minimal menggunakan 4 macam OAT pada fase intensive
selama 3 bulan ( bila ada hasil uji resistensi dapat diberikan obat sesuai hasil uji restensi).
Lama pengobatan fase lanjutan 6 bulan atau lebih lama dari pengobatan sebelumnya,
sehingga paduan obbat yang diberikan : 3 RHZE / 6 RH. Bila tidak ada atau tidak
dilakukan uji resistensi, maka alternative dilakukan paduan obat : 2 RHZES / 1 RHZE/5
RH3E3 ( program P2TB).

c. TB paru kasu gagal pengobatan


Pengobatan sebaiknya berdasarkan hasil uji resistenes, dengan minimal menggunakan 4-5
OAT dengan minimal 2 OAT yang masih senssiif. ( seandainya H resistesnsi, tetap
diberikan). Dengan lama pengobatan selama 1-2 tahun.
d. TB paru kasus lalai berobat
Penderita TB paru kasus lalai berobat , akan dimulai pengobatan kembali sesuai dengan
criteria sebagai berikut :
- Penderita yang menghentikan pengobatannya < @ minggu, pengoobatan OAT
dilanjutkan sesuia jadwal
- Penderita menghentikan pengoobatannya > 2 minggu
- Berobat > 4 bulan, BTA negative dan klinik, radiologic negative, pengobatan OAT
stop.
- Berobat > 4 bulan, BTA positif pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang
sama
- Berobat < 4 bulan, BTAnegatif, berhenti berobat 2-4 minggu pengobatan diteruskan
kembali sesuai jadwal.
e. TB paru kasus kronik
- Pengobatn TB kasus kronik, jika belum ada hasil uji resistensi, berikan RHZES. Jika
telah ada hasil uji resistensi, sesuaikan dengan hasil uji resistensi (minimal terdapat 2
macam OAT yang masih sensitive dengan H tetap diberikan walaupun resiten).
Ditambah dengan obat lain seperti kuinolon,betalaktam,makrolid,
- Jika tidak mampu dapat diberikan INH seumur hidup. Pertimbangan pembedahan
untuk meningkatkan kemungkinan penyembuhan.
- Kasus TBC kronik perlu dirujuk ke ahli paru.
-
3. Pengibata suportif/simptomatif

Pengobatan yang diberikan kepada penderita TB perlu diperhatikan keadaan klinisnya.Bila


keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat, dapat rawat jalan. Selain OAT kadang
perlu pengobatan tambahan atau suportif/ simtomatik untk menigktakan daya tahan tubuh atau
mengatasi gejala keluhan.

a. Penderita rawat jalan


- Makan makan yang bergizi, bila dianggap perlu dapat diberikan vitamin tambahan (
Pada prinsipnya tidak ada larangan makanan untuk penderita tuberculosis , kecuali
untuk penyakit komorbidnya)
- Bila demam dapat diberikan obat penurun panas /Demam
- Bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi gejala batuk, sesak napas atau keluhan
lain.

b. Penderita rawat inap


- TB paru disertai keadaan/ komplikasi sbb: batukdarah (propus) keadaan umum buruk,
pneumotoraks, empiema,Efusi pleura massif /bilateral, sesak nafas berat(bukan karena
efek pleura)
- TB diluar paru yang mengancam jiwa : TB paru miler. Mneingitis TB

4. Terapi pembedahan

a.Indikasi mutlak

- semua penderita yang telah mendapat OATadekuat tetap dahak tetap postif

- penderita batuj darah yang massif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif

- penderita dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara
konservatif

b.Indikasi relative

- Penderita dengan dahak negative degan batuk darah berulang

- Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan

- sisa kaviti yang mentap

5. Tindakan invansif (selain pembedahan)

a. bronkosikopi
b.punksi pleura

c. Pemasangan WSD ( watr seald Drainage)

6. Kriteria sembuh

a. BTA mikrosikopik negative 2 kali (pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan)
danbtelah mendapatkan pengobatan, yang adekuat

b. pada foto toraksgambaran radiologic serial tetap sama/ perbaikan

c. bila ada fasilitas biakan, maka criteria ditambah bahkan negative

D. Masalah yang lazim muncul (Nanda 2015)

1. Ketidakefektip jalan napas b.d bronkospasme.

Anda mungkin juga menyukai