Satpro Iwan Perfect Ok
Satpro Iwan Perfect Ok
Heat and Mass Transfer Modeling for Microbial Food Safety Applications in the Meat
Industry: A Review
oleh
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada,
Jalan Flora 1 Bulaksumur Yogyakarta Indonesia
E-mail: iwan.adiatma@gmail.com
Abtraksi
Kata kunci : keamanan pangan, pemodelan transfer panas dan massa, pemrosesan daging
1
Transfer Panas dan Massa
pembusuk dan juga mencegah terjadinya merata selama proses sehingga kemanan
denaturasi protein. terhadap mikroba dapat terjaga. Berat yang
hilang akibat evaporasi selama pendinginan
Setelah dimasak, daging disiram
dapat pula dikurangi.
dengan air sebelum masuk ke tahap
pendinginan. Hal ini dapat mencegah 1.2 Pemodelan transfer panas dan
terjadinya pengecilan ukuran akibat transfer massa dalam produk daging
evaporasi berlebih ketika tahap pendinginan. Transfer panas dan massa pada produk
Penyiraman air (biasanya menggunakan daging cukup kompleks, melibatkan
shower) ini membantu untuk membentuk transport massa, transport panas, dinamika
gradien temperatur pada konduksi termal fluida, dan deformasi mekanis (seperti
permukaan daging hingga menuju tahap penyusutan produk). Dalam pemrosesan
pendinginan. daging secara tradisional, produk dibiarkan
pada ruangan terbuka untuk diangin-
Tahap pendinginan ini merupakan
anginkan supaya energi kalor yang ada
tahap yang kritis untuk mencegah potensi
dalam produk yang memiliki suhu lebih
terjadinya pertumbuhan spora bakteri yang
tinggi daripada suhu lingkungan mengalir
mampu tumbuh ketika tahap pemanasan.
dari permukaan produk ke suhu yang lebih
Tahap ini harus dilakukan dengan cepat
rendah. Panas dan massa ditransfer dengan
untuk mencegah munculnya kristal es yang
cara konveksi dari produk ke udara.
mampu menyebabkan perubahan
Perpindahan panas secara radiasi juga
mikrostruktural pada produk yang tidak
terjadi pada produk. Perbedaan temperatur
dikehendaki (contohnya seperti perubahan
dan kelembaban antara udara dengan
warna, viskositas, pH).
produk dapat menyebabkan terjadinya
Stabilisasi diperlukan dalam evaporasi dari permukaan produk. Serat
menjaga kualitas produk ketika proses matriks pada daging akan mengalami
pendinginan. Maksimal suhu internal perubahan struktur dan fisik selama proses
o
produk berkisar 54,4 hingga 26,6 C dalam pemanasan.
waktu kurang dari 1,5 jam/ dan setelah itu
Lain halnya dengan pada
harus mencapai suhu 4,4 oC dalam waktu 5
pengolahan modern. Kecepatan transfer
jam berikutnya. Pendinginan terbaik dan
panas dan massa dipengaruhi oleh berbagai
tercepat yakni dengan menggunakan teknik
parameter termasuk suhu dari oven, produk
pendinginan vacum. Hasil dari pendinginan
lekuar, kecepatan pergantian udara, tipe
vakum yakni distribusi suhunya yang
pemanasan, dan penyusunan bahan saat
2
Transfer Panas dan Massa
akhir daging juga digunakan sebagai suhu Fenomena ini dimodelkan dengan hukum
awal untuk mensimulasikan proses Pendinginan Newton yang dirumuskan
pendinginan. Suhu awal produk dirumuskan sebagai berikut.
sebagai fungsi
5
Transfer Panas dan Massa
dimana ketika pada permukaan daging, dimana xfat melambangkan tebal lemak.
kecepatan transfer kelembaban konfektif Dalam lingkungan pemrosesan
pada udara sekeliling sebanding dengan daging, koefisien transfer panas tiap lokasi
massa internal dan difusi. bervariasi. Variasi terjadi secara signifikan
bila dimasukan dalam perhitungan apalagi
2.5 Koefisien transfer
bila dimodelkan pada transfer panas produk
2.5.1 Koefisien transfer panas
dengan bentuk kompleks. Perhitugan
Dalam lingkungan pemrosesan daging
koefisien transfer panas lokal didapatkan
terdapat faktor pengganda yang dapat
dengan mempelajari pola aliran fluida
menyebabkan koefisien transfer panas.
menggunakan computational fluid
Misalnya faktor seperti bentuk penampang
dynamics (CFD) analysis. Ada tiga
produk yang tak seragam dan bervariasi,
metodologi untuk mensimulasikan transfer
adanya variasi suhu pada oven secara lokal
panas dan massa menggunakan CFD.
dan pada permukaan daging, terdapat pula
Metodologi yakni pada permulaan kondisi
±10–20 % ketidakpastian prediksi koefisien
tenang (steady), simulasi CFD fase udara,
transfer panas.
dilanjutkan kalkulasi rata-rata koefisien
Teknik yang paling umum transfer panas pada langkah kedua. Dan
digunakan meliputi penggunaan nilai langkah ketiga yakni menghitung rata-rata
koefisien transfer panas untuk eksperimen, koefisien transfer panas yang digunakan
asumsi, dan korelasi empirisnya. untuk level panas dan massa sementara.
Penggunaan hilai h eksperimen akan secara Kekurangan dari metode ini ialah koefisien
6
Transfer Panas dan Massa
transfer panas lokal diasumsikan konstan Sifat udara seperti viskositas, densitas,
selama simulasi transfer panas-massa yang konduktivitas termal, dan kalor spesific
sejatinya tidak realistis. Maka dari itu, dimodelkan dengan regresi linear yang ada
analisis CFD perlu diimbangi dengan di literatur. Sifat termofisika yang ada pada
analisis rigor. Sehingga, pemodelan CFD daging seperti kalor spesifik, konduksi
akan semakin memiliki korelasi empiris termal, dan densitas mempengaruhi
bila dilakukan prediksi variasi lokal dan komposisi dan temperatur. Karbohidrat
pencantuman efek turbulen. pada daging sangat berpengaruh terhadap
perhitungan densitas dari emulsi daging.
2.5.2 Koefisien Transfer Massa
Emulsi daging dengan karbohidrat tinggi
Dalam kasus ini, koefisien transfer massa
menyebabkan densitas berkurang selama
diestimasi dari nilai eksperimen, asumsi
proses memasak akibat adanya zat kimia
dari literatur yang ada, penggunaan korelasi
dan perubahan struktur pada matriks daging.
empiris, dan simulasi CFD. Koefisien
transfer massa juga didapat dari hubungan Sifat termal pada daging diketahui
Lewis selama proses tradisional (produk diolah
pada suhu 2 sampai 80oC). Hasilnya,
kerapatan daging giling sebesar 1.006-
yang menghubungan antara transfer panas 1.033 kg/m3 dan konduktivitas termal
dan massa. Persamaan yang digunakan sebesar 0,34-0,41 W/moC pada suhu 5-75oC.
untuk koefisien transfer massa Konduktivitas termal dan kalor spesifik
menggunakan hubungan Lewis disajikan daging dan emulsi daging ayam berkisar
dalam Tabel 1. 0,26-0,48 W/moC dan 2850-3380 J/kgoC.
Tabel 1. Strategi untuk Menghitung
Transfer Massa Korelasi yang digunakan ialah pada
pemodelan transfer panas dan massa pada
produk tidak beku. Hasil penelitian
menyatakan bahwa error relatif maksimal
antara hasil dan prediksi sifat termal sebesar
5.3%. Apabila korelasi dihitung dengan
model Kirschner untuk memprediksi
konduktivitas termal dengan emulsi daging.
Model regresi linear untuk mengestimasi
Dalam Cepeda JF, Weller, Negahban, et al. (2013)
konduktivitas termal daging merupakan
2.6 Sifat Termofisika fungsi dari temperatur dan kandungan air.
7
Transfer Panas dan Massa
mampu diandalkan untuk mengidentifikasi simulasi yang sampai saat ini digunakan
perbedaan komponen. untuk memecahkan berbagai persoalan
3.3 Pertimbangan Termofisika seperti model CFD untuk mensimulasikan
Definisi geometris dengan CT scanning udara pendingin untuk bangkai daging.
mampu mendeteksi ketidakseragaman
3.5 Pertimbangan Koefisien Transfer
komposisi produk tanpa menambahkan
tingkat kompleksitas pada pemodelan Pada umumnya, pemodelan transfer panas
transfer panas dan massa. Geometri dari tap dan massa dikembangkan beberapa tahun
material akan direkonstruksi ulang dari ini dengan korelasi empiris untuk
gambar CT, dan komposisi yang mirip akan mengestimasi koefisien transfer.
ditempatkan pada satu posisi. Pendekatan ini telah valid untuk beberapa
proses seperti pendinginan udara,
3.4 Pertimbangan Kondisi Selama Proses
pendinginan vakum, pembakaran untuk
Pemodelan transfer massa dan panas
produk daging dengan bentuk regular.
sebaiknya mampu menangkan kejadian
Analisis CFD untuk aliran udara
selama proses berlangsung seiring
disekeliling produk telah berhasil untuk
berjalannya waktu (seperti rH, temperatur
mengestimasi koefisien transfer lokal.
udara, dan kecepatan udara). Lebih dari itu,
Pemodelan CFD ini telah berhasil
pemodelan seharusnya mampu dilakukan
digunakan sebagai alat untuk diterapkan
menyeluruh termasuk selama pertengahan
dalam industri pengolahan daging. Model
proses (seperti penyiraman air) dan suhu
CFD mungkin begitu kompleks dan
ketika waktu tunggu terjadi juga dibuat
membutuhkan daya komputasi yang tinggi.
tidak seragam dengan temperatur
Meskipun, pemodelan CFD telah digunakan
keseluruhan. Beberapa peneliti
untuk simulasi ganda dan menghasilkan
memasukkan efek ketidakseragaman suhu
data untuk menyediakan korelasi empiris
awal dari model dengan regresi pada
yang mampu mengestimasi koefisien
perndahuluan simulasi transfer panas.
transfer lokal.
Beberapa penelitian beberapa tahun terakhir
ini berkonsentrasi pada pemodelan transfer 3.6 Prosedur Validasi
massa dan panas pada produk tunggal. Hampir seluruh model transfer panas dan
Namun, pemodelan produk dengan bentuk massa divalidasi dalam laboratorium
irregular masih menemui banyak kendala terkontrol. Validasi untuk lingkungan
terutama tentang keterbatasan teknologi. industri sesungguhnya merupakan problem
Bagaimanapun, teknologi modern untuk yang harus dipecahkan. Namun, perlu
10
Transfer Panas dan Massa
diingat bahwa pada peralatan pengolah untuk adanya validasi model transfer massa
daging belum mampu menyediakan dan panas yang mudah diterapkan untuk
parameter input untuk keperluan simulasi. pemroses daging semakin meningkat. Maka
dari itu, muncul software untuk
3.7 Integrasi Dengan Model Prediktif
mensimulasi menggunakan model transfer
Mikrobia
panas dan massa yang masih tradisional dan
Kurangnya model transfer massa dan panas
juga untuk model modern termasuk dengan
telah terintegrasi dengan model prediktif
pendekatan media berpori. Kelemahan dari
mikrobia. Karena alasan itulah, beberapa
software ini adalah menggunakan software
pemodelan prediktif mikrobiologi tidak
komersil yakni COMSOL multiphysics.
memiliki latar belakang cukup dalam
Disisi lain, Capeda (2013) menyediakan
bidang transfer massa dan panas. Penelitian
prototype untuk diakses secara online untuk
interdisipliner sangat diperlukan untuk
keamanan pangan pada
menciptakan model yang terintegrasi yang
http://foodsafety.unl.edu/. Website ini
bisa digunakan untuk mendukung
menyediakan simulasi berbagai model
keamanan pangan dalam industri daging.
prediktif mikrobia termasuk transfer panas
Beberapa contoh model transfer dan massa dengan validasi dalam industri.
panas-massa yang terintegrasi dengan Namun, model yang ada masih terbatas.
model prediktif mirkobia seperti pada udara
4. Kesimpulan dan Saran
pendingin untuk daging siap saji dengan
Pemodelan pada industri daging semakin
berbagai varasi model pertumbuhan
berkembang semenjak semakin
mikroba, model untuk pendingin ham tanpa
meningkatnya perangkat untuk melakukan
tulang yang terintegrasi degnan model
uji keamanan pangan. Pemodelan transfer
C.perfringens, model untuk pencuci sosis
panas dan massa mulai berkembang
yang terintegrasi dengan model E.coli
beberapa tahun belakangan ini.
0157:H7, model untuk memprediksi E.coli
pada daging dalam karton, model untuk Pemodelan ini mulai dari
mengestimasi efek pemanasan dan pemodelan energi secara tradisional,
pengeringan terhadap inaktivasi Listeria. pemodelan tranport massa dan pemodelan
dengan pendekatan media berongga.
3.8 Ketersediaan Model saat Ini
Meskipun banyak manfaat dalam berbagai
Kelemahan yang sebagian besar terjadi saat
bidang, pemodelan transfer panas dan
ini adalah tidak tersedianya peralatan dan
massa pada produk daging dan olahannya,
mesin pemrosesan daging. Kebutuhan
11
Transfer Panas dan Massa
kebanyakan hanya sebatas menjadi alat Cepeda JF, Weller CL, Negahban, M,
penelitian saja. Subbiah, H Thippareddi. 2013.
Heat and Mass Transfer Model for
Beberapa pemodelan yang ada
Microbial Food Safety Application
masih berbasis pada asumsi (seperti asumsi
in Meat Industry : A Review.
bentuk fisik ke yang lebih sederhanan,
Journala Food Eng Rev (2013)
penyeragaman produk dan komposisinya,
5:57–76 DOI 10.1007/s12393-013-
rata-rata transfer koefisien, dan penggunaan
9063-6.
beberapa software), sehingga hal ini masih
Cepeda JF, Weller C, Thippareddi H,
terbatas penggunaanya untuk
Negahban M, Subbiah J. 2013.
menyelesaikan problem keamanan pangan
Modeling cooling of ready-to-eat
dalam industri.
meats by 3D finite element
Perkembangan teknologi dan analysis: validation in meat
software simulasi sekarang ini mampu processing facilities. Journal Food
meningkatkan pengembangan pemodelan Eng 116(2):450–461
terutama untuk menyelesaikan Datta AK.2007.Porous media approaches
kompleksitas pada kasus transfer massa dan to studying simultaneous heat
panas dalam industri pengolahan daging. and mass transfer in food
Riset beberapa tahun terakhir ini processes. I: problem
berorientasi pada pengembangan formulations. J Food Eng 80:80–
pemodelan panas dan massa yang dapat 95
menganalisis dengan baik produk dengan Datta AK .2007. Porous media approaches
bentuk irregular dan produk dengan to studying simultaneous heat
komposisi tak seragam, analisis produk and mass transfer in food
secara simultan yang sedang diproses, processes. II: property data and
koefisien transfer lokal, kemudahan akses representative results. J Food
oleh industri pengolahan pangan sangat Eng 80:96–110
diperlukan. van der Sman RGM (2012)
Thermodynamics of meat
Saran untuk penelitian selanjutnya,
proteins. Food Hydrocoll
lebih baik membahas lebih detail mengenai
27:529–535
sifat fisik mikroorganisme terhadap transfer
panas dan massa pada industri daging.
5. Daftar Pustaka
12
Transfer Panas dan Massa
LAMPIRAN
Gb. 1 Pemodelan 3D dari objek dengan geometri kompleks dengan computer tomography
CT scanning
Gb. 3 Hasil simulasi Model Pertumbuhan Mikroba Daging yang mampu diakses di
http://foodsafety.unl.edu/ dengan produk Ham Tanpa Tulang
13