Anda di halaman 1dari 38

TRANSAKSI ENTITAS INDUK DAN ENTITAS ANAK:

PERSEDIAAN DAN JASA


DOSEN PENGAMPU: NUR ISMANIDAR, S.E.,M.Si
Di
s
u
s
u
n
Oleh:
Ramadhan Alfitrah (170203025)
Adinda syaputri (170203063)
Aina Maghfirah (170203062)
Fitri Febriani (170203056)
Indri Savira (170203013)
Nita erlina (170203034)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi maha penyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “TRANSAKSI ANTARA
ENTITAS INDUK DAN ENTITAS ANAK: PERSEDIAAN DAN JASA”.

Penulis berterima kasih kepada Ibu Nur Imanidar selaku Dosen mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1 yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Tujuan penulisan Makalah
ini merupakan serangkaian dari proses pembelajaran di Universitas Samudra Langsa.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan ilmu bagi para
pembaca. Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena ilmu yang penulis miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Langsa, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Eliminasi Transaksi antara Entitas Induk dan Entitas Anak
2.2 Transaksi Penjualan Persediaan
2.3 Ilustrasi Komprehensif

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transaksi Entitas Induk dan Entitas Anak: Persediaan dan Jasa, transaksi persediaan antara
entitas induk dan entitas anak serta dampaknya terhadap laporan keuangan konsolidasian sesuai
PSAK 65. Transaksi tersebut dapat meliputi transaksi hulu (penjualan dari entitas induk ke
entitas anak) dan transaksi hilir (penjualan dari entitas anak k eke entitas induk) berikut prosedur
dan kertas kerja konsolidasi pada tahun akuisisi dan 1 tahun berikutnya. Selain transaksi
persediaan, juga dibahas transaksi jasa antara entitas induk dan dan entitas anak yang juga
meliputi transaksi hulu dan hilir. Pada akhir bab akan dibahas ilustrasi komprehensif yang
menggambarkan konsolidasi dalam situasi yang kompleks di mana akuisisi dilakukan jika
kepemilikan <100% dan nilai akuisisi melebihi nilai tercatat ekuitas anak, serta terjadi transaksi
penjualan persediaan dan jasa antara entitas induk dan entitas anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana transaksi antara entitas induk dan entitas anak?
2. Bagaimana transaksi penjualan persediaan dan jasa?
3. Bagaimanakah ilustrasi komprehensif mengenai dampak transaksi penjualan persediaan dan
jasa?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui transaksi antara entitas induk dan entitas anak.
2. Untuk mengetahui transaksi penjualan persediaan dan jasa.
3. Untuk mengetahui ilustrasi komprehensif mengenai dampak transaksi penjualan persediaan
dan jasa.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Agar Mahasiswa mengetahui transaksi antara entitas induk dan entitas anak.
2. Agar Mahasiswa mengetahui transaksi penjualan persediaan dan jasa.
3. Agar Mahasiswa mengetahui ilustrasi komprehensif mengenai dampak transaksi penjualan
persediaan dan jasa.
BAB II
PEMBAHASAN
ILUSTRASI PEMBUKA
London Sumatra Catat Kenaikan Volume Penjualan 2,3 Persen
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – PT PP London Sumatra Indonesia Tbk membukukan
peningkatn volume penjualan crude palm oil (CPO) sebesar 2,3 persen menjadi 327,737 ton per
akhir September 2013. Namun demikian perseroan mencatat penurunan produksi.
Penurunan produksi disebabkan oleh likuidasi persediaan yang tinggi pada akhir 2012. “Dan
karena turunnya harga komoditas serta volume penjualan dari produk lainnya, secara total
penjualan turun 14,2 persen menjadi Rp2,89 triliun.:kata Sekretaris Perusahaan Endah R
Madnawidjaja, Rabu (30/10).
Sekitar 52 persen dari total volume penjualan CPO dijual ke perusahaan induk. Nilainya
turun 74 persen dari periode tahun lalu. Volume penjualan produk inti sawit mengalami
penurunan sebesar 16,9 persen menjadi 66,454 ton pada triwulan ketiga 2013. Volume penjualan
karet turunan 6,4 persen menjadi 9.264 ton dan volume penjualan benih bibit kelapa sawit juga
mengalami penurunan sebesar 27,3 persen menjadi 12,9 juta benih bibit.
Harga jual rata-rata yang lebih rendah telah mempengaruhi laba. Laba bruto 46,9 persen
menjadi Rp736 miliar dan laba operasi turun 47,3 persen menjadi Rp588,3 miliar.”Laba tahun
berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 53,4 persen menjadi
Rp442,9 miliar,”ujar Endah.
Perseroan membukukan penurunan hasil produksi minyak sawit sebesar 15,6 persen pada
akhir triwulan ketiga 2013. Penurunan ini sejalan dengan penurunan hasil inti sawit sebesar 17,7
persen menjadi 64,135 ton.
Penurunan hasil produksi disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung dan kondisi
logistik tandan buah segar (TBS) di beberapa wilayah. Sehingga TBS yang diproses turun 17
persen menjadi 1,19 juta ton pada akhir September 2013.
Hasil panen TBS inti turun 8,9 persen menjadi 867.564 ton. TBS yang dibeli dari eksternal
turun 33,8 persen menjadi 321,289 ton. Hal ini disebabkan oleh ketatnya aturan kualitas TBS
yang dibuat perseroan untuk meningkatkan rendemen.
Produktivitas TBS inti mengalami penurunan dari 12,8 ton per hektare menjadi 11,6 ton per
hektare. Ini disebabkan oleh penurunan hasil panen TBS inti serta adanya penambahan lahan
menghasilkan baru sekitar 1.109 hektare dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya. Rendemen minyak sawit (OER) meningkat menjadi sebesar 22,9 persen dan
rendemen inti sawit (KER) sama dengan tahub lalu yaitu sebesar 5,4 persen.
KERANGKA BAB

Transaksi antara Entitas Induk dan Entitas


Anak: Penjualan Persediaan dan Jasa

Eliminasi Transaksi antara Transaksi Transaksi Ilustrasi


Entitas Induk dan Entitas Penjualan Penjualan Jasa Komprehensif
anak Persedian

Transaksi antara
Entitas Induk dan Dampak terhadap
Entitas Anak Pencatatan Entitas
Induk dan Jurnal
Eliminasi
Pentingnya Eliminasi
atas Transaksi antara
Entitas Induk dan
Entitas Anak
Transaksi Hulu

Transaksi Hilir
2.1 Eliminasi Transaksi Antara Entitas Induk Dan Entitas Anak

2.1.1 Transaksi anatara Entitas Induk dan Entitas Anak

Entitas induk dan entitas anak sering terlibat dalam transaksi, seperti transaksi jual beli
persediaan, jual beli aset tetap, atau pemberian pinjaman. Sering kali entitas anak menghasilkan
produk yang akan diproses lebih lanjut oleh entitas indukny, dan/atau sebaliknya.
Dalam PSAK 65 (Revisi 2014) Laporan Keuangan Konsolidasian, transaksi yang
melibatkan entitas induk dan entitas anak sering disebut dengan transaksi antar entitas dalam
kelompok usaha. Transaksi antar-entitas dalam kelompok dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Transaksi hulu atau yang sering disebut dengan transaksi downstream adalah transaksi dari
entitas induk ke entitas anak. Sementara itu, transaksi hilir adalah transaksi dari anak ke entitas
induk.
GAMBAR 2.1

Transaksi Antar-entitas dalam Kelompok Usaha

Entitas induk

hulu hilir hulu

Entitas Anak A Entitas Anak B

Antar entitas anak juga sering terjadi transaksi yang disebut dengan transaksi lateral. Contoh
transaksi literal adalah transaksi yang dilakuukan oleh PT Krakatau Daya Listrik dan PT
Krakatau Tirta Industri. Kedua perusahaan merupakan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero)
Tbk.

2.1.2 Pentingnya Eliminasi atas Transaksi antara Entitas Induk dan Entitas Anak

Entitas induk berkewajiban menyusun laporan keuangan yang menggambarkan kinerja dan
kondisi keuangan entitas induk beserta entitas anaknya secara keseluruhan. Laporan keuangan
yang dimaksud adalah laporan keuangan konsolidasian. PSAK 65 (Revisi 2014) memdefinisikan
laporan keuangan konsolidasian sebagai laporan keuangan kelompok usaha yang didalamnya
aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan
sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk
penyusunan laporan keuangan konsolidasian entitas induk dan entitas anak merupakan satu
entitas tunggal yang tidak terpisahkan.
GAMBAR 2.2

Konsep Konsolidasian

Satu entitas tunggal


Entitas induk

Satu Laporan
keuangan

Entitas Anak A Entitas Anak B Laporan Keuangan


Konsolidasian

Oleh karena entitas induk dan entitas anak merupakan satu entitas tunggal, maka transaksi
antara entitas induk dan entitas anak menjadi transaksi di dalam satu entitas, sehingga semua
dampak transaksi antar entitas dalam satu kelompok usaha terus dieliminasi. Hal ini sesuai
dengan penjelasan dalam PSAK 65 (Revisi 2014) yang menyatakan bahwa salah satu prosedur
dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi (prosedur konsolidasi) adalah mengeliminasi
secara penuh aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam kelompok usaha
terkait dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha.
Sebagai contoh, entitas induk menjual persediaan kepada entitas anaknya. Persedian tersebut
kemudian dijual oleh entitas anak ke perusahaan non-afiliasi. Dari sudut pndang laporan
keuangan konsolidasi, dampak dari transaksi penjualan persediaan oleh entitas induk ke entitas
anak tersebut harus dieliminasi, karena transaksi tersebut terjadi antara entitas induk dan entitas
anak yang merupakan satu kesatuan. Oleh karenanya dieliminasi harus dibuat untuk mengahpus
dampak transaksi penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak. Eliminasi juga harus dibuat
ketika persediaan yang diperoleh entitas anak dari entitas induk ternyata belum terjual sampai
akhir periode.

2.2 Transaksi Penjualan Persediaan

2.2.1 Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk dan Jurnal Eliminasi

Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk

Transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak merupakan contoh
transaksi antar-entitaas dalam satu kelompok usaha. Keuntungan tau kerugian yang muncul dari
jual beli persediaan belum terealisasi selama persediaan tersebut masih berada di entitas induk
atau entitas anak. Namun ketika persediaan tersebut telah terjual, keuntungan atau kerugian atas
penjualan akan terealisasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 15 (Revisi 2014)
Investasi pada Entitas Esosiasi dan Ventura Bersama,yang menyatakan bahwa keuntungan atau
kerugian yang dihasilkan dari transaksi hulu atau hilir diakui dalam laporan keuangan entitas
hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas anak. Metode ini yang disering disebut dengan
istilah fully adjusted equity method.

Dampak terhadap Jurnal Eliminasi

Jurnal eliminasi terkait transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak
tergantung pada posisi persediaan pada akhir periode. Ketika seluruh persediaan yang diperoleh
dari entitas induk sudah terjual ke perusahaan non-afiliasi pada periode yang sama dengan
periode perolehannya, maka jurnal eliminasi dibuat untuk menghapus angka penjualan dan beban
pokok penjualan sebesar angka penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak.
Jika pada akhir periode seluruh persediaan yang diperoleh dari entitas induk belum terjual,
maka penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui entitas induk harus dieliminasi.
Keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut juga harus dieliminasi seluruhnya dengan
mengurangi nilai persediaan. Namun, ketika persediaan sudah terjual sebagian pada periode
tersebut, maka sebagian keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi
harus dieliminasi.

Contoh 2.1 Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk dan Jurnal Eliminasi

Contoh berikut akan memberikan gambaran komprehensif terkait dampak transaksi jual beli
persediaan antara entitas induk dan entitas anak, baik terhadap pencatatan entitas induk maupun
jurnal eliminasi yang harus dibuat pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasian.
PT Palapa (PT P) memiliki 100% saham PT Samudera (PT S). Selama tahun 2015, terdapat
transaksi penjualan persediaan oleh PT P ke PT S sebesar Rp10.000.000. Beban pokok penjualan
(BPP) yang dibukukan PT P terkait transaksi penjualan tersebut adalah Rp6.000.000. bagaimana
pencatatan dan jurnal yang harus dibuat PT P saat penyusunan laporan keuangan konsolidasian
2015 jika:
Skenario 1 - Seluruh persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual seharga Rp16.000.000.
Skenario 2 - Seluruh persediaan yang diperoleh darp PT P belum terjual.
Skenario 3 - Sebanyak 75% dari persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual seharga
Rp12.000.000.
Skenario 1 - Seluruh persediaan terjual
Skenario 1 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Penjualan = Rp10.000.000 Penjualan = Rp16.000.000
Beban Pokok pejualan = Rp6.000.000 Beban pokok penjualan = Rp10.000.000

Persediaan PT P Persediaan PT S Persediaan

Rp6.000.000 Rp10.000.000 Rp16.000.000

Terkait penjualan ke entitas anak, PT P melaporkan keuntungan sebesar RP4.000.000


(Rp.10.000.000. – Rp6.000.000.). keuntungan tersebut sudah terealisasi kerena persediaan yang
diperoleh PT S dari PT P sudah terjual ke perusahaan non-afiliasi. Oleh karena itu, tidak ada
jurnal yang dibuat oleh PT P terkait penangguhan keuntungan transaksi hulu.
Transaksi hulu dalam contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp10.000.000
dan beban pokok penjualan sebesar Rp6.000.000 oleh PT P. Di sisi lain, PT S membukukan
penjualan sebesar Rp16.000.000 dan beban pokok penjualan senilai Rp10.000.000. akun
penjualan milik PT P dan beban pokok penjualan milik PT S harus karena transaksi penjulan
tersenut terjadi dalam satu entitas. Jurnal eliminasi yang harus di buat adalah:

Penjualan 10.000.000
Beban pokok penjualan 10.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan anatara PT P dan PT S

Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:

TABEL 5.1
Dampak Jurnal Skenario 1 terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebelum Konsoslidas
Akun PT P PT S Eliminasi
Konsolidasi i
Penjualan Rp10.000.000 Rp16.000.000 Rp26.000.000 (Rp10.000.000) Rp16.000.000
Beban Pokok
Rp 6.000.000 Rp10.000.000 Rp16.000.000 (Rp10.000.000) Rp 6.000.000
Penjualan
Persediaan - - - - -

Skenario 2 – Seluruh persediaan belum terjual


Skenario 2 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Penjualan = Rp10.000.000 Penjualan = Rp10.000.000
Beban Pokok pejualan = Rp6.000.000

Persediaan PT P Persediaan PT S

Rp6.000.000 Rp10.000.000

Keuntungan atas penjualan yang dibukukan PT P sebesar Rp4.000.000 belum terealisasi,


karena hingga akhir periode persediaan tersebut masih dimiliki oleh PT S. Oleh karena itu, PT P
harus mencatat penangguhan keuntungan atas penjualan tersebut menggunkan jurnal berikut:

Bagian Laba atas Entitas Anak 4.000.000


Inventasi pada Entitas Anak 4.000.000
Mencatat keuntungan yang belum terealisasi

Oleh karena transaksi penjualan persediaan pada ilustrasi ini merupakan transaksi hulu,
maka PT P mencatat keuntungan yang belum terealisasi secara penuh.
Transaksi hulu pada contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp10.000.000
dan beban pokok penjualan sebesar Rp6.000.000 oleh PT P, dan belum terdapat penjualan yang
dibukukan oleh PT S. Dari sudut pandang konsolidasian, persediaan tersebut masih berada di
perusahaan, sehingga penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui PT P harus dieliminasi
secara penuh. Keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi, yaitu sebesar Rp4.000.000,
juga dieliminasu dengan mengurangi persediaan. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

Penjualan 10.000.000
Beban Pokok Penjualan 6.000.000
Persediaan 4.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT P dan PT S

Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian sebagai berikut:

TABEL 2.2
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 2 terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebelum
Akun PT P PT S Eliminasi Konsoslidasi
Konsolidasi
Penjualan Rp10.000.000 - Rp10.000.000 (Rp10.000.000) -
Beban Pokok
Rp 6.000.000 - Rp 6.000.000 (Rp 6.000.000) -
Penjualan
Persediaan - Rp10.000.000 Rp10.000.000 (Rp 4.000.000) Rp6.000.000
Skenario 3 – Sebagian persediaan terjual
Skenario 3 dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Penjualan = Rp10.000.000 Penjualan = Rp12.000.000


Beban Pokok pejualan = Rp6.000.000 Beban Pokok Penjualan = Rp7.500.000
Persedian = Rp10.000.000

Persediaan PT P Persediaan PT S Persediaan

Rp6.000.000 Rp10.000.000 Rp12.000.000

Oleh karena persediaan yang diperoleh dari PT P baru 75% yang telah terjual, maka terdapat
keuntungan penjualan yang belum terealisasi. Besarnya keuntungan penjualan yang belum
terealisasi sesbesar Rp1.000.000 (25% x Rp10.00.000). eliminasi dibuat atas akun penjualan
yang dilaporkan PT P, yaitu senilaii Rp10.000.000. keuntungan atas penjualan yang belum
terealisasi sebesar Rp1.000.000 dieliminasi dengan mengurangi akun persediaan. Akun beban
pokok penjualan dieliminasi sebesar Rp9.000.000, karena beban pokok penjualan yang akan
disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebesar Rp4.500.000 (75% x
Rp6.000.00). Jurnal eliminasi yang harus dibuat sebagai berikut:

Penjualan 10.000.000
Beban Pokok Penjualan 9.000.000
Persediaan 1.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT P dan PT S

Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

TABEL 2.3
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 3 terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebelum
Akun PT P PT S Eliminasi Konsoslidasi
Konsolidasi
Rp10.000.00
Penjualan Rp12.000.000 Rp22.000.000 (Rp10.000.000) Rp12.000.000
0
Beban Pokok Rp
Rp 7.500.000 Rp 3.500.000 (Rp 9.000.000) Rp 4.500.000
Penjualan 6.000.000
Persediaan - Rp10.000.000 Rp 2.500.000 (Rp 1.000.000) Rp 1.500.000

2.2.2 Transaksi Hulu Penjualan Persediaan


Contoh 5.2 – Transaksi Hulu Penjualan Persediaan
Berikut ini Neraca Saldo PT Nusantara dan PT Andalas per 31 Desember 2015.
TABEL 2.4
Neraca Saldo per 31 Desember 2015
PT Nusantara PT Andalas
Akun
Debit Kredit Debit Kredit
Kas dan Setara kas 1.087.500.000 600.000.000
Piutang Usaha 800.000.000 375.000.000
Persediaan 650.000.000 400.000.000
Investasi pada PT
952.500.000 -
Andalas
Tanah 1.500.000.000 500.000.000
Bangunan dan
3.000.000.000 400.000.000
Peralatan
Merek Dagang 400.000.000 -
Akumulasi
750.000.000 125.000.000
Penyusutan
Akumulasi
50.000.000
Amortisasi
Utang Usaha 1.200.000.000 300.000.000
Utang Obligasi 1.500.000.000 500.000.000
Saham Biasa 3.000.000.000 800.000.000
Saldo Laba 1.500.000.000 400.000.000
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000
Bagian Laba atas
90.000.000 -
PT Andalas
Beban Pokok
3.000.000.000 550.000.000
Penjualan
Beban Operasi 900.000.000 100.000.000
Beban Penyusutan 250.000.000 25.000.000
Beban Amortisasi 50.000.000 -
Dividen 300.000.000 50.000.000
Total 12.890.000.000 12.890.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

Informasi tambahan:
1. PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 Januari 2015
sebesar nilai bukunya, yaitu RP900.000.000. Nilai wajar kepentingan non-pengendali sama
dengan nilai bukunya, yaitu Rp300.000.000.
2. Selama tahun 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp200.000.000,
dan mengumunkan pembagian dividen sebesar Rp50.000.000.
3. Dalam transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Nusantara, terdapat penjualan krpada PT
Andallas sebesar Rp100.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp40.000.000.
4. Sampai 31 Desember 2015, persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara
seluruhnya belum terjual.

Prosedur Konsolidasi Tahun Pertama – 2015


Pecatatan PT Nusantara – 2015
PT Nusantara mencatat investasinya di PT Andalas menggunakan metode ekuitas.
Pencatatan yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1 Januari 2015
Investasi pada PT Anadalas 900.000.000
Kas 900.000.000
Mencatat pemebelian saham PT Andalas

31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
Bagian Laba atas PT Anadalas 150.000.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Anadalas (Rp200.000.000 x 75%)

31 desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp50.000.000 x 75%)

Selama periode 2015, terdapat transaksi hulu, yaitu penjualan persediaan oleh PT
Nusantara ke PT Andalas sebesar Rp100.000.000. keuntungan dari penjualan tersebut adalah
Rp60.000.000 (Rp100.000.000 – Rp40.000.000). hingga akhir periode 2015, persediaan tersebut
belum terealisasi. PT Nusantara harus menangguhkan keuntungan tersebut secara penuh dan
melakukan pencatatan sebagai berikut:

31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Andalas 60.000.000
Investasi pada PT Andalas 60.000.000
Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi (Rp100.000.000-Rp40.000.000)

Jurnal Eliminasi – 2015


Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara, serta
kepentingan non-pengendalian atas aset tersebut:
TABEL 2.5
Tabel Perhitungan Jurnal Eliminasi
PT Kepentingan
Saham
Nusantara Nonpengendali = Saldo Laba
Biasa
(75%) (25%)
Saldo Awal 900.000.000 300.000.000 800.000.000 400.000.000
Laba Bersih a 150.000.000 50.000.000 200.000.000
Dividen (37.500.00) (12.500.000) (50.000.000)
Saldo Akhir b1.012.500.000 337.500.000 800.000.000
= 550.000.000
Keuntungan Belum
c (60.000.000)
Terealisasi
Saldo Akhir b
952.500.000
Disesuaikan -c
Bagian Laba atas PT a
90.000.000
Anadalas -c

Jurnal eliminasi (le) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendalian, serta investasi awal PT
Nusantara di PT Anadalas.

(1e) Saham Biasa 800.000.000


Saldo Laba 400.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 90.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 50.000.000
Dividen Diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 952.500.000
Kepentingan Nonpengendali 337.500.000
Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas

Persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara belum terjual sampai akhir 2015,
sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara
terkait transaksi hulu harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus dieliminasi karena
keuntungan tersebut belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

(2e) Penjualan 100.000.000


Beban Pokok Penjualan 40.000.000
Persediaan 60.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan anatara PT Nusantara dan PT Andalas

Kertas Kerja Konsolidasi – 2015


Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi 2015:
TABEL 2.6
Kertas Kerja Konsolidasi 2015
PT Jurnal Eliminasi Kosolidasian
Nama Akun PT Andalas
Nusantara Debit Kredit
Laporan Laba Rugi
(
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000 100.000.000 5.575.000.000
(2e)
(
Beban Pokok Penjualan (3.000.000.000) (550.000.000) 40.000.000 (3.510.000.000)
(2e)
Beban Operasi (900.000.000) (100.000.000) (1.000.000.000)
Beban Penyusutan (250.000.000) (25.000.000) (275. 000.000)
Beban Amortisasi (50.000.000) - (50.000.000)
(
Bagian Laba atas PT Andalas 90.000.000 90.000.000 -
(2e)
Laba Bersih Konsolidasian 690.000.000 200.000.000 190.000.000 40.000.000 740.000.000
Pengahasilan Kepentingan (
50.000.000 (50.000.000)
Nonpengedali (1e)
Bagian Induk atas Laba Bersih 690.000.000 200.000.000 240.000.000 690.000.000

Laporan Perubahan Saldo Laba


(
Saldo Awal Saldo Laba 1.500.000.000 400.000.000 400.000.000 1.500.000.000
(1e)
Laba bersih (dari atas) 690.000.000 200.000.000 240.000.000 40.000.000 690.000.000
(
Dikurang: Dividen (300.000.000) (50.000.000) 50.000.000 (300.000.000)
(1e)
Saldo Laba Akhir 1.890.000.000 550.000.000 640.000.000 90.000.000 1.890.000.000

Laporan Posisi Keuangan


Kas dan Setara Kas 1.087.500.000 600.000.000 1.687.500.000
Piutang Usaha 800.000.000 375.000.000 1.175.000.000
(
Persediaan 650.000.000 400.000.000 60.000.000 990.000.000
(2e)
(
Investasi Pada PT Andalas 952.500.000 - 952.500.000 -
(1e)
Tanah 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Bangunan dan Peralatan 3.000.000.000 400.000.000 3.400.000.000
Akumulasi Penyusutan (750.000.000) (125.000.000) (875.000.000)
Merek Dagang 400.000.000 - 400.000.000
Akumulasi Amortisasi (50.000.000) - (50.000.000)
Total Aset 7.590.000.000 2.150.000.000 - 1.012.500.000 8.727.500.000

Utang Usaha 1.200.000.000 300.000.000 1.500.000.000


Utang Obligasi 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
(
Saham Biasa 3.000.000.000 800.000.000 800.000.000 3.000.000.000
(1e)
Saldo Laba (dari atas) 1.890.000.000 550.000.000 640.000.000 90.000.000 1.890.000.000
(
337.500.000 337.500.000
Kepentingan Nonpengendali (1e)

Total Liabilitas & Ekuitas 7.590.000.000 2.150.000.000 1.440.000.000 427.500.000 8.727.500.000

Prosedur konsolidasi Tahun Kedua – 2016


Pada periode berikutnya (2016), PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar
Rp250.000.000 dan mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp100.000.000. persediaan yang
diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara pada periode 2015 telah terjual seluruhnya pada periode
2016.
Pecatatan PT Nusantara – 2016
PT Nusantara mencatat investasinya pada PT Andalas menggunakan metode ekuitas.
Pencatatan yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2016 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2016
Investor pada PT Andalas 187.500.000
Bagian Laba atas PT Andalas 187.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp100.000.000 x 75%)

31 Desember 2016
Kas 75.000.000
Investasi pada PT Andalas 75.000.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp100.000.000 x 75%)

Persediaan PT Andalas yang diperoleh dari PT Nusantara pada tahun 2015 telah terjual
seluruhnya pada tahun 2016. Oleh karenanya, keuntungan dari penjualan tersebut, yaitu sebesar
Rp60.000.000, telah terealisasi. Namun, jika selama 2016 terdapat transaksi hulu penjualan
persediaan yang baru, maka dapat muncul kembali keuntungan atau kerugian penjualan yang
belum terealisasi. Jadi, dalam satu periode dimungkinkan adanya pengakuan realisasi dari
keuntungan atau kerugian penjualan persediaan periode sebelumnya dan pengakuan keuntungan
atau kerugian penjualan persediaan periode berjalan yang belum terealisasi.
PT Nusantara harus mengakui keuntungan tersebut secara penuh dan melakukan pencatatan
sebagai berikut:

31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 60.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 60.000.000
Mencatat keuntungan transaksi hulu yang telah terealisasi (Rp100.000.000 – Rp40.000.000)

Jurnal Eliminasi – 2016


Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara dan
kepentingan nonpengendali atas aset tersebut:

TABEL 2.7
Perhitungan Nilai Tercatat
PT Kepentingan
Nusantara Nonpengendali Saham
= Biasa Saldo Laba
(75%) (25%)
Saldo Awal 1.012.500.000 337.500.000 800.000.000 550.000.000
Laba Bersih 187.500.000 62.500.000 250.000.000
Dividen (75.000.00) (25.000.000) (100.000.000)
Saldo Akhir 1.125.000.000 375.000.000 =800.000.000 700.000.000
Bagian Laba atas PT
Anadalas
(187.500.000 + 600.000.000) 247.500.000
Jurnal eliminasi (3e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.

(3e) Saham Biasa 800.000.000


Saldo Laba 550.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 247.500.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali 62.500.000
Dividen Diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 1.185.000.000
Kepentingan Nonpengendali 375.000.000
Mengeliminasi akun investasi

Jurnal eliminasi tambahan diperlukan untuk mengakui keuntungan atas penjualan sebesar
Rp40.000.000 yang ditangguhkan pada periode 2015. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

(4e) Investasi pada PT Andalas 60.000.000


Beban Pokok Penjualan 60.000.000
Membalik keuntungan penjualan transaksi hulu yang ditangguhkan di periode sebelumnya

Kertas Kerja Konsolidasian – 2016


Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan
konsolidasian 2016:
TABEL 2.8
Kertas Kerja Konsolidasian 2016

PT Jurnal Eliminasi
Nama Akun PT Andalas Konsolidasian
Nusantara Debit Kredit
Laporan Laba Rugi
Penjualan 6.000.000.000 1.000.000.000 7.000.000.000
4
Beban Pokok Penjualan (3.900.000.000) (600.000.000) 60.000.000 (4.440.000.000)
(4e)
Beban Operasi (1.037.500.000) (125.000.000) (1.162.500.000)
Beban Penyusutan (250.000.000) (25.000.000) (275.000.000)
Beban Amortisasi (62.500.000) - (62.500.000)
3
Bagian Laba atas PT 247.500.000 247.500.000
(3e)
Andalas
Laba Bersih Konsolidasian 997.500.000 250.000.000 247.500.000 60.000.000 1.060.000.000
Penghasilan Kepentingan 3
62.500.000 (62.500.000)
Nonpengendali (3e)
Bagian Induk atas Laba
997.500.000 250.000.000 310.000.000 60.000.000 997.500.000
Bersih

Laporan Perubahan
Saldo Laba
3
Saldo Awal Saldo Laba 1.890.000.000 550.000.000 550.000.000 1.890.000.000
(3e)
Laba Bersih (dari atas) 997.500.000 250.000.000 310.000.000 60.000.000 997.500.000
3
(400.000.000) (100.000.000) 100.000.000 (400.000.000)
Dikurang: Dividen (3e)

Saldo Laba Akhir 2.487.500.000 700.000.000 860.000.000 160.000.000 2.487.500.000

Laporan Posisi Keuangan


Kas dan Setara Kas 1.400.000.000 700.000.000 2.100.000.000
Piutang Usaha 1.000.000.000 500.000.000 1.500.000.000
Persediaan 550.000.000 350.000.000 900.000.000
4 3
Investasi pada PT Andalas 1.125.000.000 - 60.000.000 1.185.000.000
(4e) (3e)
Tanah 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Bangunan dan Peralatan 3.000.000.000 400.000.000 3.400.000.000
Akumulasi Penyusutan (1.000.000.000) (150.000.000) (1.150.000.000)
Merek Dagang 775.000.000 - 775.000.000
Akumulasi Amortisasi (112.500.000) - (112.500.000)
Total Aset 8.237.500.000 2.300.000.000 60.000.000 1.185.000.000 9.412.500.000

Utang Usaha 1.250.000.000 300.000.000 1.550.000.000


Utang Obligasi 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
3
Saham Biasa 3.000.000.000 800.000.000 800.000.000 3.000.000.000
(3e)
Saldo Laba (dari atas) 2.487.500.000 700.000.000 860.000.000 160.000.000 2.487.500.000
3
Kepentingan Nonpengendali 375.000.000 375.000.000
(3e)
8.237.500.000 2.300.000.000 1.660.000.000 535.000.000 9.412.500.000
Total Liabilitas & Ekuitas
2.2.3 Transaksi Hilir Penjualan Persediaan
Untuk memperoleh pemahaman secara komprehensif tentang prosedur konsolidasi yang
melibatkan transaksi hilir terkait penjualan persediaan, digunakan ilustrasi yang sama seperti
contoh sebelumnya, dengan menyesuaikan saldo pada beberapa akun yang terkait dengan
transaksi penjualan persediaan oleh entitas anak ke entitas induknya.

Contoh 2.3 Transaksi Hilir Penjualan Persediaan


PT Nusantara melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 januari 2015 pada nilai
bukunya, yaitu Rp 900.000.000. nilai wajar kepentingan nonpengendali pada saat itu sama
dengan nilai bukunya, sebesar Rp 300.000.000.

TABEL 2.9
Neraca Saldo Per 31 Desember 2015
PT Nusantara PT Andalas
Akun
Debit Kredit Debit Kredit
Kas dan setara aset 1.087.500.000 600.000.000
Piutang usaha 800.000.000 375.000.000
Persediaan 650.000.000 400.000.000
Investasi pada PT Andalas 990.000.000 -
Tanah 1.500.000.000 500.000.000
Bangunan dan peralatan 3.000.000.000 400.000.000
Merek dagang 400.000.000 -
Akumulasi penyusutan 750.000.000 125.000.000
Akumulasi amortisasi 50.000.000
Utang usaha 1.200.000.000 300.000.000
Utang obligasi 1.500.000.000 500.000.000
Saham biasa 3.000.000.000 800.000.000
Saldo laba 1.500.000.000 400.000.000
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000

Bagian laba atas PT Andalas 127.500.000 -

Beban pokok penjualan 3.000.000.000 550.000.000


Beban operasi 900.000.000 100.000.000
Beban depresiasi 250.000.000 25.000.000
Beban amortisasi 50.000.000 -
Dividen 300.000.000 50.000.000
Total 12.927.500.000 12.927.500.000 3.000.000.000 3.000.000.000

Selama tahun berjalan, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp


200.000.000 dan mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 50.000.000. Neraca saldo kedua
perusahaan per 31 desember 2015 disajikan pada tabel 2.9
Dalam penjualan PT Andalas, terdapat penjualan kepada PT Nusantara sebesar Rp
80.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 50.000.000. sampai 31 desember 2015,
persediaan yang diperoleh PT nusantara dari PT Andalas seluruhnya belum terjual.
Prosedur konsolidasi tahun pertama-2015
Pencatatan PT Nusantara-2015
PT Nusantara mencatat investasinya di PT Andalas dengan menggunakan metode ekuitas.
Maka pencatatan yang dibuat PT Nusantara selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1 januari 2015
Investasi pada PT Andalas 900.000.000
Kas 900.000.000
Mencatat pembelian saham PT Andalas

31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
Penghasilan dari entitas anak 150.000.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (rp 200.000.000 × 75%

31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas deviden PT Andalas (Rp 50.000.000 × 75%)

Selama periode 2015 terdapat transaksi hilir yaitu penjualan persediaan oleh PT Andalas ke
PT Nusantara sebesar Rp 80.000.000. atas penjualan tersebut, PT Andalas membukukan beban
pokok penjualan sebesar Rp 50.000.000, sehingga keuntungan dari penjualan tersebut adalah Rp
30.000.000. karena sampai dengan akhir periode 2015, persediaan tersebut belum terjual, maka
keuntungan atas penjualan tersebut belum terealisasi . PT Nusantara mencatat keuntungan yang
belum terealisasi hanya sebesar porsi kepemilikan PT Nusantara saja, yaitu 75% dari Rp
30.000.000. jurnal yang dibuat oleh PT Nusantara adalah sebagai berikut:

31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Andalas 22.500.000
Investasi pada PT Andalas 22.500.000
Mencatat keuntungan transaksi hilir yang belum terealisasi (Rp 30.000.000 x 75%)

Jurnal eliminasi – 2015


Berikut adalah perhitungan nilai Aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara, serta
kepentingan non-pengendali atas aset tersebut.
TABEL 2.10
Tabel Perhitungan Jurnal Eliminasi
Kepentingan
PT Nusantara
Nonpengendali = saham biasa Saldo laba
(75%)
(25%)
Saldo awal 900.000.000 300.000.000 800.000.000 400.000.000
Laba bersih a 150.000.000 50.000.000 200.000.000
Dividen (37.500.000) (12.500.000) (50.000.000)
Saldo akhir b 1.012.500.000 337.500.000 = 800.000.000 550.000.000
Keuntungan belum
(22.500.000) (7.500.000)
terealisasi c
Saldo akhir disesuaikan b-c 990.000.000 330.000.000
Bagian laba atas
127.500.000 42.500.000
PT Andalas a-c

Jurnal eliminasi (5e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan deviden PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.

(5e) Saham biasa 800.000.000


Saldo laba 400.000.000
Bagian laba atas PT Andalas 127.500.000
Bagian laba kepentingan non pengendali 42.500.000
Dividen diumumkan 50.000.000
Investasi pada PT Andalas 990.000.000
Kepentingan non pengendali 330.000.000
Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Andalas

Persediaan yang diperoleh PT Nusantara dari PT Andalas belum terjual sampai akhir 2015
sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara
terkait transaksi hilir tersebut harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus
dieliminasi karena keuntungan tersebut belum terealisasi. Junal eliminasi yang dibuat adalah:

(6e) Penjualan 80.000.000


Beban Pokok Penjualan 50.000.000
Persediaan 30.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Nusantara dan PT Andalas

Kertas kerja konsolidasi – 2015


Berikut adalah kertas kerja yang digunakan utuk menyusun laporan keuangan konsolidasian
2015:
TABEL 2.11
Kertas Kerja Konsolidasian 2015
PT Jurnal Eliminasi
Nama Akun PT Andalas Konsolidasian
Nusantara Debit Kredit
Laporan Laba Rugi
6
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000 80.000.000 5.595.000.000
e
6
Beban Pokok Penjualan (3.000.000.000) (550.000.000) 50.000.000 (3.500.000.000)
e
Beban Operasi (900.000.000) (100.000.000) (1.000.000.000)
Beban Penyusutan (250.000.000) (25.000.000) (275.000.000)
Beban Amortisasi (50.000.000) (50.000.000)
5
Bagian Laba atas PT 127.500.000 127.500.000
e
Andalas
Laba Bersih
727.500.000 200.000.000 207.500.000 50.000.000 770.000.000
Konsolidasian
Penghasilan Kepentingan 5
42.500.000 (42.500.000)
Nonpengendali e
Bagian Induk atas Laba 727.500.000 200.000.000 250.000.000 50.000.000 727.500.000
Bersih

Laporan Perubahan
Saldo Laba
5
Saldo Awal Saldo Laba 1.500.000.000 400.000.000 400.000.000 1.500.000.000
e
Laba Bersih (dari atas) 727.500.000 200.000.000 250.000.000 50.000.000 727.500.000
5
Dikurang: Dividen (300.000.000) (50.000.000) 50.000.000 (300.000.000)
e
Saldo Akhir Saldo Laba 1.927.500.000 550.000.000 650.000.000 100.000.000 1.927.500.000

Laporan Posisi Keuangan


Kas dan Setara Kas 1.087.500.000 600.000.000 1.687.500.000
Piutang Usaha 800.000.000 375.000.000 1.175.000.000
5
Persediaan 650.000.000 400.000.000 30.000.000 1.020.000.000
e
5
Investasi pada PT Andalas 990.000.000 - 990.000.000
e
Tanah 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Bangunan dan Peralatan 3.000.000.000 400.000.000 3.400.000.000
Akumulasi Penyusutan (750.000.000) (125.000.000) (875.000.000)
Merek Dagang 400.000.000 - 400.000.000
Akumulasi Amortisasi (50.000.000) - (50.000.000)
7.627.500.000 2.150.000.000 - 1.020.000.000 8.757.500.000
Total Aset

Utang Usaha 1.200.000.000 300.000.000 1.500.000.000


Utang Obligasi 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
5
Saham Biasa 3.000.000.000 800.000.000 800.000.000 3.000.000.000
e
Saldo Laba (dari atas) 1.927.500.000 550.000.000 650.000.000 160.000.000 1.927.500.000
5
375.000.000 330.000.000
Kepentingan Nonpengendali e

Total Liabilitas & Ekuitas 7.627.500.000 2.150.000.000 1.450.000.000 535.000.000 8.757.500.000


Prosedur konsolidasi tahun kedua – 2016
Untuk periode 2016, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp 250.000.000
dan mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 100.000.000. persediaan yang diperoleh PT
Nusantara dari PT Andalas pada periode 2015 telah terjual selurruhnya pada periode 2016.

Pencatatan PT Nusantara 2016


PT Nusantara mencatat investasinya di PT Andalas dengan menggunakan metode ekuitas.
Maka pencatatan yang di buat PT Nusantara selama tahun 2016 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian laba atas PT Andalas 187.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp 250.000.000 × 75%)

31 Desember 2016
Kas
75.000.000
Investasi pada PT Andalas
75.000.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas deviden PT Andalas (Rp 100.000.000 × 75%)

Persediaan PT Nusantara yang diperoleh dari PT Nusantara pada tahun 2015 telah terjual
seluruhnya pada tahun2016. Sehingga keuntungan dari penjualan tersebut telah terealisasi.
Selanjutnya, PT Nusantara harus mengakui keuntungan tersebut sebesar bagiannya dan
melakukan pencatatan sebagai berikut:

31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 22.500.000
Bagian laba atas PT Andalas 22.500.000
Mencatat keuntungan transaksi hilir yang sudah terealisasi (Rp 30.000.000 × 75%)

Jika di 2016 terdapat transaksi hilir penjualan persediaan yang baru, maka dapat muncul
kembali keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi. Sehingga dalam
satu periode akan terdapat pengakuan realisasi keuntungan atau kerugin penjualan persediaan
periode sebelumnya dan pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi dari
penjualan persediaan periode berjalan.

Jurnal eliminasi – 2016


Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Andalas dan bagian PT Nusantara dan
kepentingan non pengendali atas aset bersih tersebut.
TABEL 2.12
Tabel Perhitungan Junal Eliminasi
Kepentingan
PT Nusantara
Nonpengendali = Saham Biasa Saldo Laba
(75%)
(25%)
Saldo awal 1.012.500.000 337.500.000 800.000.000 550.000.000
Laba bersih 187.500.000 62.500.000 250.000.000
Dividen (75.000.000) (25.000.000) (100.000.000)
Saldo akhir 1.125.000.000 375.000.000 800.000.000 700.000.000
Bagian laba PT Andalas
210.000.000
(187.500.000 + 22.500.000)
Penghasilan kepentingan non
pengendali (62.500.000 + 70.000.000
7.500.000)

Jurnal eliminasi berikut (7e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk
mengeliminasi bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali seta
investasi awal PT Nusantara di PT Andalas.

(7e) Saham biasa 800.000.000


Saldo laba 550.000.000
Bagian laba atas PT Andalas 210.000.000
Bagian laba kepentingan non pengendali 70.000.000
Dividen diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT Andalas 990.000.000
Kepentingan non pengendali 330.000.000
Mengeliminasi ekuitas dan investai pada PT Andalas

Jurnal eliminasi tambahan diperlukan untuk mengakui keuntungan atas penjualan yang
ditangguhkan pada periode 2015. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

(8e) Investasi pada PT Andalas 22.500.000


Kepentingan non pengendali 7.500.000
Beban pokok penualan 30.000.000
Membalik keuntungan penjualan yang ditangguhkan pada periode sebelumnya

Kertas kerja konsolidasian- 2016


Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan
konsolidasian 2016 :
TABEL 2.13
Kertas Kerja Konsolidasian 2016
PT Jurnal Eliminasi
Nama Akun PT Andalas Konsolidasian
Nusantara Debit Kredit
Laporan Laba Rugi
Penjualan 6.000.000.000 1.000.000.000 7.000.000.000
8
Beban Pokok Penjualan (3.900.000.000) (600.000.000) 30.000.000 (4.470.000.000)
(8e)
Beban Operasi (1.037.500.000) (125.000.000) (1.162.500.000)
Beban Penyusutan (250.000.000) (25.000.000) (275.000.000)
Beban Amortisasi (62.500.000) - (62.500.000)
7
Bagian Laba atas PT 210.000.000 210.000.000
(7e)
Andalas
Laba Bersih Konsolidasian 960.000.000 250.000.000 210.000.000 30.000.000 1.030.000.000
7
Penghasilan Kepentingan 70.000.000 (62.500.000)
(7e)
Nonpengendali
Bagian Induk atas Laba
960.000.000 250.000.000 280.000.000 60.000.000 960.000.000
Bersih

Laporan Perubahan Saldo


Laba
7
Saldo Awal Saldo Laba 1.890.000.000 550.000.000 550.000.000 1.890.000.000
(7e)
Laba Bersih (dari atas) 960.000.000 250.000.000 280.000.000 300.000.000 960.000.000
7
Dikurang: Dividen (400.000.000) (100.000.000) 100.000.000 (400.000.000)
(7e)
Saldo Laba Akhir 2.450.000.000 700.000.000 830.000.000 130.000.000 2.450.000.000

Laporan Posisi Keuangan


Kas dan Setara Kas 1.400.000.000 700.000.000 2.100.000.000
Piutang Usaha 1.000.000.000 500.000.000 1.500.000.000
Persediaan 550.000.000 350.000.000 900.000.000
8 8
Investasi pada PT Andalas 1.125.000.000 - 22.500.000 1.147.500.000
(8e) (8e)
Tanah 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Bangunan dan Peralatan 3.000.000.000 400.000.000 3.400.000.000
Akumulasi Penyusutan (1.000.000.000) (150.000.000) (1.150.000.000)
Merek Dagang 737.500.000 737.500.000
Akumulasi Amortisasi (112.500.000) (112.500.000)
Total Aset 8.200.000.000 2.300.000.000 22.500.000 1.147.500.000 9.375.000.000

Utang Usaha 1.250.000.000 300.000.000 1.550.000.000


Utang Obligasi 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
7
Saham Biasa 3.000.000.000 800.000.000 800.000.000 3.000.000.000
(7e)
Saldo Laba (dari atas) 2.450.000.000 700.000.000 830.000.000 130.000.000 2.450.000.000
8 3
Kepentingan Nonpengendali 7.500.000 382.500.000 375.000.000
(8e) (7e)
Total Liabilitas & Ekuitas 8.200.000.000 2.300.000.000 1.637.500.000 512.500.000 9.375.000.000
2.2.4 Transaksi Penjualan Jasa
Entitas induk dan entitas anak sering terlibat dalam transaksi penjualan jasa. Entitas induk
memberikan jasa kepada entitas anak, atau sebaliknya. Seperti halnya dengan transaksi penjualan
persediaan, dampak transaksi penjualan jasa anatara entitas induk dan entitas anak juga harus
dieliminasi.
Eliminasi untuk transaksi penjualan jasa tidak sekompleks eliminasi untuk transaksi
penjualan persediaan. Dalam transaksi penjualan jasa, pendapatan jasa yang diakui oleh entitas
induk atau enitas anak akan menjadi beban anak atau entitas induk pada nilai yang sama
sehingga tidak dapat terdapat keuntungan yang belum terealisasi atau transaksi tersebut. Oleh
karenanya eliminasi yang dibuat hanya menghapus akun pendapatan jasa dan beban.
Contoh berikut untuk menunjukkan dampak transaksi penjualan jasa terhadap pencatatan
entitas induk dan jurnal eliminasi yang harus dibuat ketika menyiapkan laporan keuangan
konsolidasian.

Contoh 2.4-Dampak transaksi penjualan jasa terhadap Jurnal Eliminasi


PT Palapa (PT P) memiliki 100% saham PT Samudra (PT S). Pada desember 2015, PT P
memberikan jasa perawatan mesin kepada PT S sebesar Rp 20.000.000. Tagihan telah
dikirimkan pada 25 desember 2015. Sampai 31 desember 2015, PT S belum membayar tagihan
tersebut. Atas transaksi pemberian jasa tersebut, PT P akan membuat junal sebagai berikut:

Piutang Usaha 20.000.000


Pendapatan jasa 20.000.000
Mencatat pemberian jasa perawatan mesin kepada PT S

Sementara itu, PT S akan membuat jurnal sebagai berikut:


Beban perawatan 20.000.000
Utang Usaha 20.000.000
Mencatat beban perawatan mesin

Pendapatan jasa yang diakui PT P harus dieliminasi karena pendapatan tersebut diperoleh
dari entitas anaknya sendiri, yaitu PT S. Sedangkan dari sisi PT S, beban perawatan juga harus
dieliminasi karena manfaat atas beban tersebut diperoleh dari entitas induk. Sehingga jurnal
eliminasi yang dibuat adalah sebagai berikut:

Pendapatan jasa 20.000.000


Beban perawatan 20.000.000
Mengeliminasi pendapatan jasa PT P dan beban perawatan PT S

Dari sudut pandang konsolidasi, PT P dan PT S merupakan satu kesatuan, sehingga utang
piutang diantara kedua perusahaan harus dieliminasi. Jurnal eliminasi yang harus dibuat adalah
sebagai berikut:
Utang usaha 20.000.000
Piutang usaha 20.000.000
Mengeliminasi utang piutang antara PT P dan PT S

Untuk transaksi pemberian jasa dari entitas anak ke entitas induknya (transaksi hilir), jurnal
eliminasi yang dibuat sama dengan jurnal eliminasi transaksi hulu diatas.

2.3 Ilustrasi Komprehensi


Ilustrasi berikut untuk memberikan gambaran secara komprehensif mengenai dampak
transaksi penjualan persediaan dan jasa, baik transaksi hulu dan hilir, terhadap penyusunan
laporan keuangan konsolidasi.
PT Pandawa telah melakukan pembelian 80% saham PT Satria pada 1 januari 2015 seharga
Rp 800.000.000. pada tanggal tersebut, nilai wajar kepentingan non-pengendali sebesar Rp
200.000.000. bersarkan data tersebut, diketahui bahwa total nilai wajar PT Satria adalah Rp
1.000.000.000. Nilai aset bersih PT Satria pada 1 januari 2015 sebesar Rp 800.000.000.
Perhitungan diferensial dari akuisisi PT Pandawa terhadap PT Satria dapat ditunjukkan melalui
perhitungan berikut:

Nilai akuisisi oleh PT Pandawa + nilai wajar


Kepentingan non pengendali 1.000.000.000
Nilai tercatat aset bersih PT Satria
Saham biasa 500.000.000
Saldo laba 300.000.000
800.000.000
Selisih (Diferensial) 200.000.000

Diferensial yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku
beberapa aset PT Satria sebesar Rp 150.000.000, sedangkan sisanya merupakan goodwill.
Berikut perincian dari total diferensial berikut:

Diferensial
Persediaan Rp 25.000.000
Tanah Rp 75.000.000
Bangunan Rp 50.000.000
Goodwill Rp 50.000.000
TABEL 2.14
Neraca Saldo Per 31 Desember 2015

PT Pandawa PT Satria
Akun
Debet Kredit Debet Kredit
Kas dan setara kas 5.150.000.000 - 750.000.000 -
Piutang usaha 2.000.000.000 - 200.000.000 -
Persediaan 800.000.000 - 150.000.000 -
Investasi pada pt satria 830.000.000 - -
Tanah 1.500.000.000 - 550.000.000 -
Bangunan dan peralatan 2.400.000.000 - 300.000.000 -
Merek dagang 500.000.000 - - -
Akumulasi penyusutan - 1.000.000.000 - 100.000.000
Akumulasi amortisasi - 100.000.000
Utang usaha - 1.250.000.000 - 250.000.000
Utang bank - 1.500.000.000 - 500.000.000
Saham biasa - 5.000.000.000 - 500.000.000
Saldo laba - 2.000.000.000 - 300.000.000
Penjualan - 6.000.000.000 - 300.000.000
Pendapatan sewa - 40.000.000 -
Bagian laba atas PT Satria 110.000.000 -
Beban pokok penjualan 2.250.000.000 - 300.000.000 -
Beban operasi 600.000.000 - 300.000.000 -
Beban sewa 120.000.000 75.000.000
Beban penyusutan 300.000.000 - 25.000.000 -
Beban amortisasi 50.000.000 - - -
Beban bunga 300.000.000 - 10.000.000
Dividen diumumkan 200.000.000 - 100.000.000 -
Total 17.000.000.000 17.000.000.000 2.550.000.000 2.250.000.000

Informasi tambahan:
1. Selama 2015, PT Satria melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp 400.000.000 dan
mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 100.000.000.
2. Dalam penjualan PT Pandawa tahun 2015, terdapat penjualan kepada PT Satria sebesar Rp
400.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 250.000.000. sampai 31 desember
2015, persediaan tersebut baru terjual 40%.
3. Dalam penjualan PT Satria 2015, tedapat penjualan kepada PT Pandawa sebesar Rp
200.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 80.000.000. sampai 31 desember
2015, persediaan tersebut belum terjual sepenuhnya.
4. Pada desember 2015, PT Pandawa menyewakan peralatan kepada PT Satria. Atas jasa
tersebut, PT Satria harus membayar biaya sebesar Rp 26.000.000. sampai akhir 2015, PT
Satria belum melakukan pembayaran.
Prosedur konsolidasi tahun 2015
Pencatatan PT Pandawa 2015
PT Pandawa mencatat investasinya di PT Satria menggunakan metod ekuitas. Berikut ini
adalah pencatatan yang dibuat PT Pandawa selama tahun 2015:

1 Januari 2015
Investasi pada PT Satria 800.000.000
Kas 800.000.000
Mencatat pembelian saham PT satria

31 Desember 2015
Investasi pada PT Satria 320.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 320.000.000
Mencatat bagian PT Pandawa atas laba bersih PT Satria (Rp 400.000.000 × 80%)

31 Desember 2015
Kas 80.000.000
Investasi pada PT Satria 80.000.000
Mencatat bagian PT Pandawa atas Dividen PT Satria (Rp 100.000.000 × 80%)

Karena persediaan yang menyebabkan munculnya diferensial pada tanggal akuisisi


seluruhnya terjual, maka diferenial sebesar Rp 25.000.000 seluruhnya diamortisasi. Sementara
itu bangunan memiliki sisa umur manfaat bangunan 10 tahun, sehingga diferensial akan
diamortisasi selama 10 tahun. Nilai amortisasi tiap tahunnya adalah Rp 5.000.000 (Rp
50.000.000/ 10 tahun). Selama tahun 2015, tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill,
sehingga amortisasi diferensial yang harus dicatat PT Pandawa untuk tahun 2015 adalah Rp
24.000.000 ((Rp 25.000.000 + Rp 5.000.000) × 80%).

31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Satria 24.000.000
Investasi pada PT Satria 24.000.000
Mencatat amortisasi diferensial (Rp 30.000.000 × 80%)

Atas transaksi penjualan persediaan dari PT Pandawa ke PT Satria, PT Pandawa


memperoleh keuntungan sebesar Rp 150.000.000 (Rp 400.000.000 – Rp 240.000.000). sampai
akhir 2015, persediaan tersebut baru terjual sebesar Rp 90.000.000 (Rp 150.000.000 × 60%).
Terkait keuntungana yang belum terealisasi tersebut, PT Pandawa membuat pencatatan sebagai
berikut:
31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Satria 90.000.000
Investasi pada PT Satria 90.000.000
Mencatat keuntungan transaksi hulu-penjualan persediaan yang belum terealisasi (Rp 150.000.000 ×
60%)

Atas transaksi penjualan persediaan Dari PT Satria ke entitas Induknya, PT Satria


memperoleh keuntungan sebesar Rp 120.000.000 (Rp 200.000.000 – Rp 80.000.000). sampai
akhir 2015, seluruh persediaan tersebut belum terjual, sehingga seluruh keuntungan belum
terealisasi. Oleh karena transaksi ini merupakan transaksi hilir, PT Pandawa akan mencatat
sebesar bagian kepemilikannya saja. Berikut ini pencatatan yang dibuat PT Pandawa:

31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Satria 96.000.000
Investasi pada PT Satria 96.000.000
Mencatat keuntungan transaksi hilir-penjualan persediaan yang belum terealisasi (Rp 120.000.000 ×
80%)

Berikut ini adalah buku besar Investasi pada PT Satria dan bagian laba atas PT Satria per 31
Desember 2015 :

Investasi pada PT Satria


Akuisisi 800.000.000
Laba Bersih 320.000.000
80.000.000 Dividen
24.000.000 Amortisasi Diferensial
90.000.000 Keuntungan belum Terealisasi
96.000.000 keuntungan belum Terealisasi
830.000.000

Bagian Laba atas PT Satria

Amortisasi Diferensial 24.000.000 320.000.000 Laba Bersih


Keuntungan belum terealisasi 90.000.000
Keuntungan belum terealisasi 96.000.000

110.000.000

Jurnal Eliminasi-2015
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Pandawa dan bagian PT Satria dan
Kepentingan nonpengendali atas aset bersih tersebut:
TABEL 2.15
Perhitungan Jurnal Eliminasi
Kepentingan
PT Pandawa
non pengendali saham biasa Saldo laba
(80%)
(20%)
Nilai Buku awal 640.000.000 160.000.000 = 500.000.000 300.000.000
Laba bersih a 320.000.000 80.000.000 400.000.000
Dividen (80.000.000) (20.000.000) = (100.000.000)
Saldo akhir b 880.000.000 220.000.000 500.000.000 600.000.000
Keuntungan belum
terealisasi – transaksi hulu (90.000.000)
persediaan c
Keuntungan belum
terealisasi – transaksi hilir (96.000.000) (24.000.000)
persediaan d
Saldo akhir disesuaikan b-c-d 694.000.000 196.000.000
Bagian laba atas
134.000.000
PT Satria a-c-d
Bagian laba kepentingan
Non pengendali
56.000.000
(80.000.000–
24.000.000) a-d

Jurnal eliminasi (9e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan dividen PT Pandawa dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Pandawa di PT Satria.

(9e) Saham biasa 500.000.000


Saldo laba 300.000.000
Bagian laba atas PT Satria 134.000.000
Penghasilan kepentingan non pengendali 56.000.00
Dividen diumumkan 100.000.000
Investasi pada PT satria 694.000.000
Kepentingan non pengendali 196.000.000
Mengeliminasi ekuitas dan investasi pada PT Satria

Berikut adalah skedul perhitungan saldo diferensial selama tahun 2015:


Kepentingan
PT Pandawa Non Akumulasi
Persediaan Tanah Bangunan Goodwill
(80%) + pengendali penyusutan
(20%)
Saldo awal 160.000.000 40.000.000 25.000.000 75.000.000 50.000.000 - 50.000.000
Amortisasi (24.000.000) (6.000.000) (25.000.000) (5.000.000)
Saldo akhir 136.000.000 34.000.000 - 75.000.000 50.000.000 (5.000.000) 50.00.000
Jurnal Eliminasi yang harus dibuat untuk amortisasi diferensial adalah sebagai berikut:
(10e) Beban pokok penjualan 25.000.000
Penyusutan 5.000.000
Tanah 75.000.000
Bangunan 50.000.000
Goodwill 50.000.000
Bagian laba atas PT Satria 24.000.000
Bagian laba Kepentingan non pengendali 6.000.000
Akumulasi penyusutan 5.000.000
Investasi pada PT Satria 136.000.000
Kepentingan non pengendali 34.000.000
Mengalokasikan diferensial dan amortisasi diferensial

Persediaan yang diperoleh PT Satria dari PT Pandawa baru terjual sebesar 40%, sehingga
terdapat keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

(11e) Penjualan 400.000


Beban pokok penjualan 310.000.000
Persediaan 90.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Pandawa dan PT Satria

Sementara itu persediaan yang diperoleh PT Pandawa dari PT Satria belum terjual
seluruhnya di akhir 2015. Oleh karenanya, seluruh keuntungan atas penjualan tersebut belum
dapat diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Jurnal eliminasi yang harus dibuat sebagai
berikut:
(12e) penjualan 200.000.000
Beban pokok penjualan 80.000.000
Persediaan 120.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Pandawa dan PT Satria

Atas pemberian jasa sewa oleh PT Pandawa ke PT Satria, diperlukan jurnal Eliminasi untuk
mengeliminasi pendapatan sewa dan beban sewa serta utang-piutang yang disebabkan oleh
transaksi tersebut. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

(13e) Pendapatan sewa 26.000.000


Beban sewa 26.000.000
Mengeliminasi pendapatan dan beban sewa

(14) Utang usaha 26.000.000


Piutang usaha 26.000.000
Mengeliminasi utang piutang terkait transaksi pemberian jasa sewa
Kertas kerja konsolidasi 2015
Berikut adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan
konsolidasian 2015
TABEL 2.16
Kertas Kerja Konsolidasian 2015
Jurnal Eliminasi
Nama Akun PT Pandawa PT Satria Konsolidasian
Debit Kredit
Laporan Laba Rugi
1
Penjualan 6.000.000.000 900.000.000 400.000.000 6.300.000.000
1
1
200.000.000
2
1
Pendapatan Sewa 40.000.000 - 26.000.000 14.000.000
3
1 1
Beban Pokok Pemjualan (2.250.000.000) (300.000.000) 25.000.000 310.000.000 (2.185.000.000)
0 1
1
80.000.000
2
Beban Operasi (600.000.000) (90.000.000) (690.000.000)
1
Beban Sewa (120.000.000) (75.000.000) 26.000.000 (169.000.000)
3
1
Beban Peyusutan (300.000.000) (25.000.000) 5.000.000 (330.000.000)
0
Beban Amortisasi (50.000.000) - (50.000.000)
Beban Bunga (300.000.000) (10.000.000) (310.000.000)
Bagian Laba atas PT 1
110.000.000 9134.000.000 24.000.000 -
Andalas 0
Laba Bersih Konsolidasian 2.530.000.000 400.000.000 790.000.000 440.000.000 2.580.000.000
Bagian Laba Kepentingan 1
9 56.000.000 6.000.000 (50.000.000)
Nonpengendali 0
Bagian Induk atas Laba
2.530.000.000 400.000.000 846.000.000 446.000.000 2.530.000.000
Bersih

Laporan Perubahan Saldo


Laba
Saldo Laba Awal 2.000.000.000 300.000.000 7300.000.000 2.000.000.000
Laba Bersih (dari atas) 2.530.000.000 400.000.000 846.000.000 446.000.000 2.530.000.000
Dikurang: Dividen (200.000.000) (100.000.000) 100.000.000
9 (200.000.000)
Saldo Laba Akhir 4.330.000.000 600.000.000 1.146.000.000 546.000.000 4.330.000.000

Laporan Posisi Keuangan


Kas dan Setara Kas 5.150.000.000 750.000.000 5.900.000.000
1
Piutang Usaha 2.000.000.000 200.000.000 26.000.000 2.174.000.000
4
1
Persediaan 800.000.000 150.000.000 90.000.000 740.000.000
1
1
120.000.000
2
Investasi pada PT Andalas 830.000.000 694.000.000
9
1
136.000.000
0
1
Tanah 1.500.000.000 550.000.000 75.000.000 2.125.000.000
0
1
Bangunan dan Peralatan 2.400.000.000 300.000.000 50.000.000 2.750.000.000
0
Akumulasi Penyusutan (1.000.000.000) (100.000.000) 15.000.000 (1.105.000.000)
0
Merek Dagang 500.000.000 500.000.000
Akumulasi Amortisasi (100.000.000) (100.000.000)
1
Goodwill 50.000.000 50.000.000
0
Total Aset 12.080.000.000 1.850.000.000 175.000.000 1.071.000.000 13.034.000.000

1
Utang Usaha 1.250.000.000 250.000.000 26.000.000 1.474.000.000
4
Utang Bank 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Saham Biasa 5.000.000.000 500.000.000 9500.000.000 5.000.000.000
Saldo Laba (dari atas) 4.330.000.000 600.000.000 1.146.000.000 546.000.000 4.330.000.000
Kepentingan Nonpengendali 196.000.000
9 230.000.000
1
34.000.000
0
Total Liabilitas & Ekuitas 12.080.000.000 1.850.000.000 1.672.000.000 742.000.000 13.034.000.000

Laporan Keuangan Konsolidasian 2015


Berdasarkan kertas kerja diatas, maka dapat disusun laporan keuangan konsolidasian PT
Pandawa dan entitas anak untuk periode 2015 sebagai berikut:

Tabel 2.17
Laporan Keuangan Konsolidasian
PT PANDAWA DAN ENTITAS ANAK
Laporan Laba Rugi Konsolidasian
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015
Penjualan 6.300.000.000
Beban Pokok Penjualan (2.185.000.000)
Laba Kotor 4.115.000.000

Beban Operasional:
Beban Operasi (690.000.000)
Beban Sewa (169.000.000)
Beban Peyusutan (330.000.000)
Beban Amortisasi (50.000.000)
Beban Bunga (310.000.000)
Total Beban Operasional (1.549.000.000)

Pendapatan dan Beban Lain-Lain:


Pendapatan Sewa 14.000.000
Total Pendapatan & Beban Lain-Lain 14.000.000
Laba Bersih Konsolidasi 2.580.000.000
Bagian Laba Kepentingan Nonpengendali (50.000.000)
Bagian Laba Induk Perusahaan 2.530.000.000
PT PANDAWA DAN ENTITAS ANAK
Laporan Perubahan Saldo Laba Konsolidasian
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015
Saldo Laba, 1 Januari 2015 2.000.000.000
Bagian Laba Induk Perusahaan 2.530.000.000
Dividen Diumumkan (200.000.000)
Saldo Laba, 31 Desember 2015 4.330.000.000

PT PANDAWA DAN ENTITAS ANAK


Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Per 31 Desember 2015

Aset Liabilitas
Kas dan Setara Kas 5.900.000.000 Utang Usaha 1.474.000.000
Piutang Usaha 2.174.000.000 Utang Bank 2.000.000.000
Persediaan 740.000.000
Tanah 2.125.000.000 3.474.000.000
Bangunan dan Peralatan 2.750.000.000
Akumulasi Penyusutan (1.105.000.000) Ekuitas
1.645.000.000 Saham Biasa 5.000.000.000
Merek Dagang 500.000.000 Saldo Laba 4.330.000.000
Akumulasi Amortisasi (100.000.000) Total Kep. Induk 9.330.000.000
400.000.000
Goodwill 50.000.000 Kepentingan Pengendali 230.000.000
Total Aset 13.034.000.000 Total Liabilitas & Ekuitas 13.034.000.000
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam PSAK 65 (Revisi 2014) Laporan Keuangan Konsolidasian, transaksi yang
melibatkan entitas induk dan entitas anak disebut dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok
usaha. Transaksi antar-entitas dalam
Kelompok usaha meliputi transaksi hulu, transaski hilir, dan transaksi lateral. Transaksi
hulu, atau yang sering disebut transaksi downstream, adalah transaksi dari entitas induk ke
entitas anak. Transaksi hilir, atau yang sering disebut transaksi upstream, adalah transaksi dari
entitas anak ke entitas induk. Transaksi lateral adalah transaksi antar-entitas anak.
Salah satu prosedur dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian (prosedur konsolidasi)
adalah mengeliminasi secara penuh aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas
dalam kelompok usaha terkait dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha.
Keuntungan atau kerugian dari transaksi hulu penjualan persediaan dicatat secara penuh oleh
entitas induk, sedangkan untuk transaksi hilir persediaan dicatat sebesar porsi kepemilikan
entitas induk di entitas anak.
Jurnal eliminasi dibuat untuk mengeliminisasi penjualan, biaya pokok penjualan, dan
keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi dari transaksi penjualan persediaan hulu atau
hilir. Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan persediaan hulu atau hilir terealisasi
pada periode dimana persediaan terjual. Pendapatan, beban, serta utang piutang yang
ditimbulkan dari transaksi penjualan jasa antara induk dan entitas anak harus dieliminasi.
DAFTAR PUSTAKA

Martani Dwi, Taufik Hidayat. dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Jakarta: Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai