Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi maha penyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “TRANSAKSI ANTARA
ENTITAS INDUK DAN ENTITAS ANAK: PERSEDIAAN DAN JASA”.
Penulis berterima kasih kepada Ibu Nur Imanidar selaku Dosen mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1 yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Tujuan penulisan Makalah
ini merupakan serangkaian dari proses pembelajaran di Universitas Samudra Langsa.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan ilmu bagi para
pembaca. Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena ilmu yang penulis miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Eliminasi Transaksi antara Entitas Induk dan Entitas Anak
2.2 Transaksi Penjualan Persediaan
2.3 Ilustrasi Komprehensif
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transaksi Entitas Induk dan Entitas Anak: Persediaan dan Jasa, transaksi persediaan antara
entitas induk dan entitas anak serta dampaknya terhadap laporan keuangan konsolidasian sesuai
PSAK 65. Transaksi tersebut dapat meliputi transaksi hulu (penjualan dari entitas induk ke
entitas anak) dan transaksi hilir (penjualan dari entitas anak k eke entitas induk) berikut prosedur
dan kertas kerja konsolidasi pada tahun akuisisi dan 1 tahun berikutnya. Selain transaksi
persediaan, juga dibahas transaksi jasa antara entitas induk dan dan entitas anak yang juga
meliputi transaksi hulu dan hilir. Pada akhir bab akan dibahas ilustrasi komprehensif yang
menggambarkan konsolidasi dalam situasi yang kompleks di mana akuisisi dilakukan jika
kepemilikan <100% dan nilai akuisisi melebihi nilai tercatat ekuitas anak, serta terjadi transaksi
penjualan persediaan dan jasa antara entitas induk dan entitas anak.
Transaksi antara
Entitas Induk dan Dampak terhadap
Entitas Anak Pencatatan Entitas
Induk dan Jurnal
Eliminasi
Pentingnya Eliminasi
atas Transaksi antara
Entitas Induk dan
Entitas Anak
Transaksi Hulu
Transaksi Hilir
2.1 Eliminasi Transaksi Antara Entitas Induk Dan Entitas Anak
Entitas induk dan entitas anak sering terlibat dalam transaksi, seperti transaksi jual beli
persediaan, jual beli aset tetap, atau pemberian pinjaman. Sering kali entitas anak menghasilkan
produk yang akan diproses lebih lanjut oleh entitas indukny, dan/atau sebaliknya.
Dalam PSAK 65 (Revisi 2014) Laporan Keuangan Konsolidasian, transaksi yang
melibatkan entitas induk dan entitas anak sering disebut dengan transaksi antar entitas dalam
kelompok usaha. Transaksi antar-entitas dalam kelompok dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Transaksi hulu atau yang sering disebut dengan transaksi downstream adalah transaksi dari
entitas induk ke entitas anak. Sementara itu, transaksi hilir adalah transaksi dari anak ke entitas
induk.
GAMBAR 2.1
Entitas induk
Antar entitas anak juga sering terjadi transaksi yang disebut dengan transaksi lateral. Contoh
transaksi literal adalah transaksi yang dilakuukan oleh PT Krakatau Daya Listrik dan PT
Krakatau Tirta Industri. Kedua perusahaan merupakan anak usaha PT Krakatau Steel (Persero)
Tbk.
2.1.2 Pentingnya Eliminasi atas Transaksi antara Entitas Induk dan Entitas Anak
Entitas induk berkewajiban menyusun laporan keuangan yang menggambarkan kinerja dan
kondisi keuangan entitas induk beserta entitas anaknya secara keseluruhan. Laporan keuangan
yang dimaksud adalah laporan keuangan konsolidasian. PSAK 65 (Revisi 2014) memdefinisikan
laporan keuangan konsolidasian sebagai laporan keuangan kelompok usaha yang didalamnya
aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan
sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk
penyusunan laporan keuangan konsolidasian entitas induk dan entitas anak merupakan satu
entitas tunggal yang tidak terpisahkan.
GAMBAR 2.2
Konsep Konsolidasian
Satu Laporan
keuangan
Oleh karena entitas induk dan entitas anak merupakan satu entitas tunggal, maka transaksi
antara entitas induk dan entitas anak menjadi transaksi di dalam satu entitas, sehingga semua
dampak transaksi antar entitas dalam satu kelompok usaha terus dieliminasi. Hal ini sesuai
dengan penjelasan dalam PSAK 65 (Revisi 2014) yang menyatakan bahwa salah satu prosedur
dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi (prosedur konsolidasi) adalah mengeliminasi
secara penuh aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam kelompok usaha
terkait dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha.
Sebagai contoh, entitas induk menjual persediaan kepada entitas anaknya. Persedian tersebut
kemudian dijual oleh entitas anak ke perusahaan non-afiliasi. Dari sudut pndang laporan
keuangan konsolidasi, dampak dari transaksi penjualan persediaan oleh entitas induk ke entitas
anak tersebut harus dieliminasi, karena transaksi tersebut terjadi antara entitas induk dan entitas
anak yang merupakan satu kesatuan. Oleh karenanya dieliminasi harus dibuat untuk mengahpus
dampak transaksi penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak. Eliminasi juga harus dibuat
ketika persediaan yang diperoleh entitas anak dari entitas induk ternyata belum terjual sampai
akhir periode.
Transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak merupakan contoh
transaksi antar-entitaas dalam satu kelompok usaha. Keuntungan tau kerugian yang muncul dari
jual beli persediaan belum terealisasi selama persediaan tersebut masih berada di entitas induk
atau entitas anak. Namun ketika persediaan tersebut telah terjual, keuntungan atau kerugian atas
penjualan akan terealisasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 15 (Revisi 2014)
Investasi pada Entitas Esosiasi dan Ventura Bersama,yang menyatakan bahwa keuntungan atau
kerugian yang dihasilkan dari transaksi hulu atau hilir diakui dalam laporan keuangan entitas
hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas anak. Metode ini yang disering disebut dengan
istilah fully adjusted equity method.
Jurnal eliminasi terkait transaksi jual beli persediaan antara entitas induk dan entitas anak
tergantung pada posisi persediaan pada akhir periode. Ketika seluruh persediaan yang diperoleh
dari entitas induk sudah terjual ke perusahaan non-afiliasi pada periode yang sama dengan
periode perolehannya, maka jurnal eliminasi dibuat untuk menghapus angka penjualan dan beban
pokok penjualan sebesar angka penjualan persediaan entitas induk ke entitas anak.
Jika pada akhir periode seluruh persediaan yang diperoleh dari entitas induk belum terjual,
maka penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui entitas induk harus dieliminasi.
Keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut juga harus dieliminasi seluruhnya dengan
mengurangi nilai persediaan. Namun, ketika persediaan sudah terjual sebagian pada periode
tersebut, maka sebagian keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi
harus dieliminasi.
Contoh 2.1 Dampak terhadap Pencatatan Entitas Induk dan Jurnal Eliminasi
Contoh berikut akan memberikan gambaran komprehensif terkait dampak transaksi jual beli
persediaan antara entitas induk dan entitas anak, baik terhadap pencatatan entitas induk maupun
jurnal eliminasi yang harus dibuat pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasian.
PT Palapa (PT P) memiliki 100% saham PT Samudera (PT S). Selama tahun 2015, terdapat
transaksi penjualan persediaan oleh PT P ke PT S sebesar Rp10.000.000. Beban pokok penjualan
(BPP) yang dibukukan PT P terkait transaksi penjualan tersebut adalah Rp6.000.000. bagaimana
pencatatan dan jurnal yang harus dibuat PT P saat penyusunan laporan keuangan konsolidasian
2015 jika:
Skenario 1 - Seluruh persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual seharga Rp16.000.000.
Skenario 2 - Seluruh persediaan yang diperoleh darp PT P belum terjual.
Skenario 3 - Sebanyak 75% dari persediaan yang diperoleh dari PT P telah terjual seharga
Rp12.000.000.
Skenario 1 - Seluruh persediaan terjual
Skenario 1 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Penjualan = Rp10.000.000 Penjualan = Rp16.000.000
Beban Pokok pejualan = Rp6.000.000 Beban pokok penjualan = Rp10.000.000
Penjualan 10.000.000
Beban pokok penjualan 10.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan anatara PT P dan PT S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
TABEL 5.1
Dampak Jurnal Skenario 1 terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebelum Konsoslidas
Akun PT P PT S Eliminasi
Konsolidasi i
Penjualan Rp10.000.000 Rp16.000.000 Rp26.000.000 (Rp10.000.000) Rp16.000.000
Beban Pokok
Rp 6.000.000 Rp10.000.000 Rp16.000.000 (Rp10.000.000) Rp 6.000.000
Penjualan
Persediaan - - - - -
Persediaan PT P Persediaan PT S
Rp6.000.000 Rp10.000.000
Oleh karena transaksi penjualan persediaan pada ilustrasi ini merupakan transaksi hulu,
maka PT P mencatat keuntungan yang belum terealisasi secara penuh.
Transaksi hulu pada contoh ini mengakibatkan pengakuan penjualan sebesar Rp10.000.000
dan beban pokok penjualan sebesar Rp6.000.000 oleh PT P, dan belum terdapat penjualan yang
dibukukan oleh PT S. Dari sudut pandang konsolidasian, persediaan tersebut masih berada di
perusahaan, sehingga penjualan dan beban pokok penjualan yang diakui PT P harus dieliminasi
secara penuh. Keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi, yaitu sebesar Rp4.000.000,
juga dieliminasu dengan mengurangi persediaan. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
Penjualan 10.000.000
Beban Pokok Penjualan 6.000.000
Persediaan 4.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT P dan PT S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian sebagai berikut:
TABEL 2.2
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 2 terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebelum
Akun PT P PT S Eliminasi Konsoslidasi
Konsolidasi
Penjualan Rp10.000.000 - Rp10.000.000 (Rp10.000.000) -
Beban Pokok
Rp 6.000.000 - Rp 6.000.000 (Rp 6.000.000) -
Penjualan
Persediaan - Rp10.000.000 Rp10.000.000 (Rp 4.000.000) Rp6.000.000
Skenario 3 – Sebagian persediaan terjual
Skenario 3 dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Oleh karena persediaan yang diperoleh dari PT P baru 75% yang telah terjual, maka terdapat
keuntungan penjualan yang belum terealisasi. Besarnya keuntungan penjualan yang belum
terealisasi sesbesar Rp1.000.000 (25% x Rp10.00.000). eliminasi dibuat atas akun penjualan
yang dilaporkan PT P, yaitu senilaii Rp10.000.000. keuntungan atas penjualan yang belum
terealisasi sebesar Rp1.000.000 dieliminasi dengan mengurangi akun persediaan. Akun beban
pokok penjualan dieliminasi sebesar Rp9.000.000, karena beban pokok penjualan yang akan
disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebesar Rp4.500.000 (75% x
Rp6.000.00). Jurnal eliminasi yang harus dibuat sebagai berikut:
Penjualan 10.000.000
Beban Pokok Penjualan 9.000.000
Persediaan 1.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT P dan PT S
Dampak dari jurnal eliminasi tersebut terhadap penyajian akun penjualan, beban pokok
penjualan, dan persediaan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
TABEL 2.3
Dampak Jurnal Eliminasi Skenario 3 terhadap Laporan Keuangan Konsolidasi
Sebelum
Akun PT P PT S Eliminasi Konsoslidasi
Konsolidasi
Rp10.000.00
Penjualan Rp12.000.000 Rp22.000.000 (Rp10.000.000) Rp12.000.000
0
Beban Pokok Rp
Rp 7.500.000 Rp 3.500.000 (Rp 9.000.000) Rp 4.500.000
Penjualan 6.000.000
Persediaan - Rp10.000.000 Rp 2.500.000 (Rp 1.000.000) Rp 1.500.000
Informasi tambahan:
1. PT Nusantara telah melakukan pembelian 75% saham PT Andalas pada 1 Januari 2015
sebesar nilai bukunya, yaitu RP900.000.000. Nilai wajar kepentingan non-pengendali sama
dengan nilai bukunya, yaitu Rp300.000.000.
2. Selama tahun 2015, PT Andalas melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp200.000.000,
dan mengumunkan pembagian dividen sebesar Rp50.000.000.
3. Dalam transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT Nusantara, terdapat penjualan krpada PT
Andallas sebesar Rp100.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp40.000.000.
4. Sampai 31 Desember 2015, persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara
seluruhnya belum terjual.
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
Bagian Laba atas PT Anadalas 150.000.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Anadalas (Rp200.000.000 x 75%)
31 desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp50.000.000 x 75%)
Selama periode 2015, terdapat transaksi hulu, yaitu penjualan persediaan oleh PT
Nusantara ke PT Andalas sebesar Rp100.000.000. keuntungan dari penjualan tersebut adalah
Rp60.000.000 (Rp100.000.000 – Rp40.000.000). hingga akhir periode 2015, persediaan tersebut
belum terealisasi. PT Nusantara harus menangguhkan keuntungan tersebut secara penuh dan
melakukan pencatatan sebagai berikut:
31 Desember 2015
Bagian Laba atas PT Andalas 60.000.000
Investasi pada PT Andalas 60.000.000
Mencatat keuntungan transaksi hulu yang belum terealisasi (Rp100.000.000-Rp40.000.000)
Jurnal eliminasi (le) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendalian, serta investasi awal PT
Nusantara di PT Anadalas.
Persediaan yang diperoleh PT Andalas dari PT Nusantara belum terjual sampai akhir 2015,
sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara
terkait transaksi hulu harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus dieliminasi karena
keuntungan tersebut belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
31 Desember 2016
Investor pada PT Andalas 187.500.000
Bagian Laba atas PT Andalas 187.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp100.000.000 x 75%)
31 Desember 2016
Kas 75.000.000
Investasi pada PT Andalas 75.000.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas dividen PT Andalas (Rp100.000.000 x 75%)
Persediaan PT Andalas yang diperoleh dari PT Nusantara pada tahun 2015 telah terjual
seluruhnya pada tahun 2016. Oleh karenanya, keuntungan dari penjualan tersebut, yaitu sebesar
Rp60.000.000, telah terealisasi. Namun, jika selama 2016 terdapat transaksi hulu penjualan
persediaan yang baru, maka dapat muncul kembali keuntungan atau kerugian penjualan yang
belum terealisasi. Jadi, dalam satu periode dimungkinkan adanya pengakuan realisasi dari
keuntungan atau kerugian penjualan persediaan periode sebelumnya dan pengakuan keuntungan
atau kerugian penjualan persediaan periode berjalan yang belum terealisasi.
PT Nusantara harus mengakui keuntungan tersebut secara penuh dan melakukan pencatatan
sebagai berikut:
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 60.000.000
Bagian Laba atas PT Andalas 60.000.000
Mencatat keuntungan transaksi hulu yang telah terealisasi (Rp100.000.000 – Rp40.000.000)
TABEL 2.7
Perhitungan Nilai Tercatat
PT Kepentingan
Nusantara Nonpengendali Saham
= Biasa Saldo Laba
(75%) (25%)
Saldo Awal 1.012.500.000 337.500.000 800.000.000 550.000.000
Laba Bersih 187.500.000 62.500.000 250.000.000
Dividen (75.000.00) (25.000.000) (100.000.000)
Saldo Akhir 1.125.000.000 375.000.000 =800.000.000 700.000.000
Bagian Laba atas PT
Anadalas
(187.500.000 + 600.000.000) 247.500.000
Jurnal eliminasi (3e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.
Jurnal eliminasi tambahan diperlukan untuk mengakui keuntungan atas penjualan sebesar
Rp40.000.000 yang ditangguhkan pada periode 2015. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
PT Jurnal Eliminasi
Nama Akun PT Andalas Konsolidasian
Nusantara Debit Kredit
Laporan Laba Rugi
Penjualan 6.000.000.000 1.000.000.000 7.000.000.000
4
Beban Pokok Penjualan (3.900.000.000) (600.000.000) 60.000.000 (4.440.000.000)
(4e)
Beban Operasi (1.037.500.000) (125.000.000) (1.162.500.000)
Beban Penyusutan (250.000.000) (25.000.000) (275.000.000)
Beban Amortisasi (62.500.000) - (62.500.000)
3
Bagian Laba atas PT 247.500.000 247.500.000
(3e)
Andalas
Laba Bersih Konsolidasian 997.500.000 250.000.000 247.500.000 60.000.000 1.060.000.000
Penghasilan Kepentingan 3
62.500.000 (62.500.000)
Nonpengendali (3e)
Bagian Induk atas Laba
997.500.000 250.000.000 310.000.000 60.000.000 997.500.000
Bersih
Laporan Perubahan
Saldo Laba
3
Saldo Awal Saldo Laba 1.890.000.000 550.000.000 550.000.000 1.890.000.000
(3e)
Laba Bersih (dari atas) 997.500.000 250.000.000 310.000.000 60.000.000 997.500.000
3
(400.000.000) (100.000.000) 100.000.000 (400.000.000)
Dikurang: Dividen (3e)
TABEL 2.9
Neraca Saldo Per 31 Desember 2015
PT Nusantara PT Andalas
Akun
Debit Kredit Debit Kredit
Kas dan setara aset 1.087.500.000 600.000.000
Piutang usaha 800.000.000 375.000.000
Persediaan 650.000.000 400.000.000
Investasi pada PT Andalas 990.000.000 -
Tanah 1.500.000.000 500.000.000
Bangunan dan peralatan 3.000.000.000 400.000.000
Merek dagang 400.000.000 -
Akumulasi penyusutan 750.000.000 125.000.000
Akumulasi amortisasi 50.000.000
Utang usaha 1.200.000.000 300.000.000
Utang obligasi 1.500.000.000 500.000.000
Saham biasa 3.000.000.000 800.000.000
Saldo laba 1.500.000.000 400.000.000
Penjualan 4.800.000.000 875.000.000
1 januari 2015
Investasi pada PT Andalas 900.000.000
Kas 900.000.000
Mencatat pembelian saham PT Andalas
31 Desember 2015
Investasi pada PT Andalas 150.000.000
Penghasilan dari entitas anak 150.000.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (rp 200.000.000 × 75%
31 Desember 2015
Kas 37.500.000
Investasi pada PT Andalas 37.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas deviden PT Andalas (Rp 50.000.000 × 75%)
Selama periode 2015 terdapat transaksi hilir yaitu penjualan persediaan oleh PT Andalas ke
PT Nusantara sebesar Rp 80.000.000. atas penjualan tersebut, PT Andalas membukukan beban
pokok penjualan sebesar Rp 50.000.000, sehingga keuntungan dari penjualan tersebut adalah Rp
30.000.000. karena sampai dengan akhir periode 2015, persediaan tersebut belum terjual, maka
keuntungan atas penjualan tersebut belum terealisasi . PT Nusantara mencatat keuntungan yang
belum terealisasi hanya sebesar porsi kepemilikan PT Nusantara saja, yaitu 75% dari Rp
30.000.000. jurnal yang dibuat oleh PT Nusantara adalah sebagai berikut:
31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Andalas 22.500.000
Investasi pada PT Andalas 22.500.000
Mencatat keuntungan transaksi hilir yang belum terealisasi (Rp 30.000.000 x 75%)
Jurnal eliminasi (5e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan deviden PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Nusantara di PT Andalas.
Persediaan yang diperoleh PT Nusantara dari PT Andalas belum terjual sampai akhir 2015
sehingga dari sudut pandang konsolidasi penjualan dan beban pokok penjualan PT Nusantara
terkait transaksi hilir tersebut harus dieliminasi. Keuntungan atas penjualan juga harus
dieliminasi karena keuntungan tersebut belum terealisasi. Junal eliminasi yang dibuat adalah:
Laporan Perubahan
Saldo Laba
5
Saldo Awal Saldo Laba 1.500.000.000 400.000.000 400.000.000 1.500.000.000
e
Laba Bersih (dari atas) 727.500.000 200.000.000 250.000.000 50.000.000 727.500.000
5
Dikurang: Dividen (300.000.000) (50.000.000) 50.000.000 (300.000.000)
e
Saldo Akhir Saldo Laba 1.927.500.000 550.000.000 650.000.000 100.000.000 1.927.500.000
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 187.500.000
Bagian laba atas PT Andalas 187.500.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas laba bersih PT Andalas (Rp 250.000.000 × 75%)
31 Desember 2016
Kas
75.000.000
Investasi pada PT Andalas
75.000.000
Mencatat bagian PT Nusantara atas deviden PT Andalas (Rp 100.000.000 × 75%)
Persediaan PT Nusantara yang diperoleh dari PT Nusantara pada tahun 2015 telah terjual
seluruhnya pada tahun2016. Sehingga keuntungan dari penjualan tersebut telah terealisasi.
Selanjutnya, PT Nusantara harus mengakui keuntungan tersebut sebesar bagiannya dan
melakukan pencatatan sebagai berikut:
31 Desember 2016
Investasi pada PT Andalas 22.500.000
Bagian laba atas PT Andalas 22.500.000
Mencatat keuntungan transaksi hilir yang sudah terealisasi (Rp 30.000.000 × 75%)
Jika di 2016 terdapat transaksi hilir penjualan persediaan yang baru, maka dapat muncul
kembali keuntungan atau kerugian penjualan persediaan yang belum terealisasi. Sehingga dalam
satu periode akan terdapat pengakuan realisasi keuntungan atau kerugin penjualan persediaan
periode sebelumnya dan pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi dari
penjualan persediaan periode berjalan.
Jurnal eliminasi berikut (7e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk
mengeliminasi bagian laba dan dividen PT Nusantara dan kepentingan nonpengendali seta
investasi awal PT Nusantara di PT Andalas.
Jurnal eliminasi tambahan diperlukan untuk mengakui keuntungan atas penjualan yang
ditangguhkan pada periode 2015. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
Pendapatan jasa yang diakui PT P harus dieliminasi karena pendapatan tersebut diperoleh
dari entitas anaknya sendiri, yaitu PT S. Sedangkan dari sisi PT S, beban perawatan juga harus
dieliminasi karena manfaat atas beban tersebut diperoleh dari entitas induk. Sehingga jurnal
eliminasi yang dibuat adalah sebagai berikut:
Dari sudut pandang konsolidasi, PT P dan PT S merupakan satu kesatuan, sehingga utang
piutang diantara kedua perusahaan harus dieliminasi. Jurnal eliminasi yang harus dibuat adalah
sebagai berikut:
Utang usaha 20.000.000
Piutang usaha 20.000.000
Mengeliminasi utang piutang antara PT P dan PT S
Untuk transaksi pemberian jasa dari entitas anak ke entitas induknya (transaksi hilir), jurnal
eliminasi yang dibuat sama dengan jurnal eliminasi transaksi hulu diatas.
Diferensial yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku
beberapa aset PT Satria sebesar Rp 150.000.000, sedangkan sisanya merupakan goodwill.
Berikut perincian dari total diferensial berikut:
Diferensial
Persediaan Rp 25.000.000
Tanah Rp 75.000.000
Bangunan Rp 50.000.000
Goodwill Rp 50.000.000
TABEL 2.14
Neraca Saldo Per 31 Desember 2015
PT Pandawa PT Satria
Akun
Debet Kredit Debet Kredit
Kas dan setara kas 5.150.000.000 - 750.000.000 -
Piutang usaha 2.000.000.000 - 200.000.000 -
Persediaan 800.000.000 - 150.000.000 -
Investasi pada pt satria 830.000.000 - -
Tanah 1.500.000.000 - 550.000.000 -
Bangunan dan peralatan 2.400.000.000 - 300.000.000 -
Merek dagang 500.000.000 - - -
Akumulasi penyusutan - 1.000.000.000 - 100.000.000
Akumulasi amortisasi - 100.000.000
Utang usaha - 1.250.000.000 - 250.000.000
Utang bank - 1.500.000.000 - 500.000.000
Saham biasa - 5.000.000.000 - 500.000.000
Saldo laba - 2.000.000.000 - 300.000.000
Penjualan - 6.000.000.000 - 300.000.000
Pendapatan sewa - 40.000.000 -
Bagian laba atas PT Satria 110.000.000 -
Beban pokok penjualan 2.250.000.000 - 300.000.000 -
Beban operasi 600.000.000 - 300.000.000 -
Beban sewa 120.000.000 75.000.000
Beban penyusutan 300.000.000 - 25.000.000 -
Beban amortisasi 50.000.000 - - -
Beban bunga 300.000.000 - 10.000.000
Dividen diumumkan 200.000.000 - 100.000.000 -
Total 17.000.000.000 17.000.000.000 2.550.000.000 2.250.000.000
Informasi tambahan:
1. Selama 2015, PT Satria melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp 400.000.000 dan
mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 100.000.000.
2. Dalam penjualan PT Pandawa tahun 2015, terdapat penjualan kepada PT Satria sebesar Rp
400.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 250.000.000. sampai 31 desember
2015, persediaan tersebut baru terjual 40%.
3. Dalam penjualan PT Satria 2015, tedapat penjualan kepada PT Pandawa sebesar Rp
200.000.000 dengan beban pokok penjualan sebesar Rp 80.000.000. sampai 31 desember
2015, persediaan tersebut belum terjual sepenuhnya.
4. Pada desember 2015, PT Pandawa menyewakan peralatan kepada PT Satria. Atas jasa
tersebut, PT Satria harus membayar biaya sebesar Rp 26.000.000. sampai akhir 2015, PT
Satria belum melakukan pembayaran.
Prosedur konsolidasi tahun 2015
Pencatatan PT Pandawa 2015
PT Pandawa mencatat investasinya di PT Satria menggunakan metod ekuitas. Berikut ini
adalah pencatatan yang dibuat PT Pandawa selama tahun 2015:
1 Januari 2015
Investasi pada PT Satria 800.000.000
Kas 800.000.000
Mencatat pembelian saham PT satria
31 Desember 2015
Investasi pada PT Satria 320.000.000
Bagian Laba atas PT Satria 320.000.000
Mencatat bagian PT Pandawa atas laba bersih PT Satria (Rp 400.000.000 × 80%)
31 Desember 2015
Kas 80.000.000
Investasi pada PT Satria 80.000.000
Mencatat bagian PT Pandawa atas Dividen PT Satria (Rp 100.000.000 × 80%)
31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Satria 24.000.000
Investasi pada PT Satria 24.000.000
Mencatat amortisasi diferensial (Rp 30.000.000 × 80%)
31 Desember 2015
Bagian laba atas PT Satria 96.000.000
Investasi pada PT Satria 96.000.000
Mencatat keuntungan transaksi hilir-penjualan persediaan yang belum terealisasi (Rp 120.000.000 ×
80%)
Berikut ini adalah buku besar Investasi pada PT Satria dan bagian laba atas PT Satria per 31
Desember 2015 :
110.000.000
Jurnal Eliminasi-2015
Berikut adalah perhitungan nilai aset bersih PT Pandawa dan bagian PT Satria dan
Kepentingan nonpengendali atas aset bersih tersebut:
TABEL 2.15
Perhitungan Jurnal Eliminasi
Kepentingan
PT Pandawa
non pengendali saham biasa Saldo laba
(80%)
(20%)
Nilai Buku awal 640.000.000 160.000.000 = 500.000.000 300.000.000
Laba bersih a 320.000.000 80.000.000 400.000.000
Dividen (80.000.000) (20.000.000) = (100.000.000)
Saldo akhir b 880.000.000 220.000.000 500.000.000 600.000.000
Keuntungan belum
terealisasi – transaksi hulu (90.000.000)
persediaan c
Keuntungan belum
terealisasi – transaksi hilir (96.000.000) (24.000.000)
persediaan d
Saldo akhir disesuaikan b-c-d 694.000.000 196.000.000
Bagian laba atas
134.000.000
PT Satria a-c-d
Bagian laba kepentingan
Non pengendali
56.000.000
(80.000.000–
24.000.000) a-d
Jurnal eliminasi (9e) merupakan jurnal eliminasi dasar yang dibuat untuk mengeliminasi
bagian laba dan dividen PT Pandawa dan kepentingan nonpengendali serta investasi awal PT
Pandawa di PT Satria.
Persediaan yang diperoleh PT Satria dari PT Pandawa baru terjual sebesar 40%, sehingga
terdapat keuntungan atas penjualan yang belum terealisasi. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
Sementara itu persediaan yang diperoleh PT Pandawa dari PT Satria belum terjual
seluruhnya di akhir 2015. Oleh karenanya, seluruh keuntungan atas penjualan tersebut belum
dapat diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Jurnal eliminasi yang harus dibuat sebagai
berikut:
(12e) penjualan 200.000.000
Beban pokok penjualan 80.000.000
Persediaan 120.000.000
Mengeliminasi penjualan persediaan antara PT Pandawa dan PT Satria
Atas pemberian jasa sewa oleh PT Pandawa ke PT Satria, diperlukan jurnal Eliminasi untuk
mengeliminasi pendapatan sewa dan beban sewa serta utang-piutang yang disebabkan oleh
transaksi tersebut. Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
1
Utang Usaha 1.250.000.000 250.000.000 26.000.000 1.474.000.000
4
Utang Bank 1.500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Saham Biasa 5.000.000.000 500.000.000 9500.000.000 5.000.000.000
Saldo Laba (dari atas) 4.330.000.000 600.000.000 1.146.000.000 546.000.000 4.330.000.000
Kepentingan Nonpengendali 196.000.000
9 230.000.000
1
34.000.000
0
Total Liabilitas & Ekuitas 12.080.000.000 1.850.000.000 1.672.000.000 742.000.000 13.034.000.000
Tabel 2.17
Laporan Keuangan Konsolidasian
PT PANDAWA DAN ENTITAS ANAK
Laporan Laba Rugi Konsolidasian
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015
Penjualan 6.300.000.000
Beban Pokok Penjualan (2.185.000.000)
Laba Kotor 4.115.000.000
Beban Operasional:
Beban Operasi (690.000.000)
Beban Sewa (169.000.000)
Beban Peyusutan (330.000.000)
Beban Amortisasi (50.000.000)
Beban Bunga (310.000.000)
Total Beban Operasional (1.549.000.000)
Aset Liabilitas
Kas dan Setara Kas 5.900.000.000 Utang Usaha 1.474.000.000
Piutang Usaha 2.174.000.000 Utang Bank 2.000.000.000
Persediaan 740.000.000
Tanah 2.125.000.000 3.474.000.000
Bangunan dan Peralatan 2.750.000.000
Akumulasi Penyusutan (1.105.000.000) Ekuitas
1.645.000.000 Saham Biasa 5.000.000.000
Merek Dagang 500.000.000 Saldo Laba 4.330.000.000
Akumulasi Amortisasi (100.000.000) Total Kep. Induk 9.330.000.000
400.000.000
Goodwill 50.000.000 Kepentingan Pengendali 230.000.000
Total Aset 13.034.000.000 Total Liabilitas & Ekuitas 13.034.000.000
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam PSAK 65 (Revisi 2014) Laporan Keuangan Konsolidasian, transaksi yang
melibatkan entitas induk dan entitas anak disebut dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok
usaha. Transaksi antar-entitas dalam
Kelompok usaha meliputi transaksi hulu, transaski hilir, dan transaksi lateral. Transaksi
hulu, atau yang sering disebut transaksi downstream, adalah transaksi dari entitas induk ke
entitas anak. Transaksi hilir, atau yang sering disebut transaksi upstream, adalah transaksi dari
entitas anak ke entitas induk. Transaksi lateral adalah transaksi antar-entitas anak.
Salah satu prosedur dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian (prosedur konsolidasi)
adalah mengeliminasi secara penuh aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas
dalam kelompok usaha terkait dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha.
Keuntungan atau kerugian dari transaksi hulu penjualan persediaan dicatat secara penuh oleh
entitas induk, sedangkan untuk transaksi hilir persediaan dicatat sebesar porsi kepemilikan
entitas induk di entitas anak.
Jurnal eliminasi dibuat untuk mengeliminisasi penjualan, biaya pokok penjualan, dan
keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi dari transaksi penjualan persediaan hulu atau
hilir. Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan persediaan hulu atau hilir terealisasi
pada periode dimana persediaan terjual. Pendapatan, beban, serta utang piutang yang
ditimbulkan dari transaksi penjualan jasa antara induk dan entitas anak harus dieliminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Martani Dwi, Taufik Hidayat. dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Jakarta: Salemba
Empat.