Anda di halaman 1dari 25

Standar Etika Publik

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan XIX


Tahun 2018
DESKRIPSI

Mata Diklat ini membekali peserta dengan


kemampuan mengaktualisasikan etika
publik dalam mengelola pelaksanaan tugas
dan fungsi unit kerjanya melalui
pembelajaran akuntabilitas, etika, dan
aktualisasi akuntabilitas dan etika.
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta


diharapkan mampu mengaktualisasikan
standar etika publik dalam mengelola
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya.
Indikator Keberhasilan

• Menjelaskan standar etika publik;


• Menginternalisasi standar etika publik; dan
• Mengaktualisasikan standar etika publik dalam
mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi
unitkerjanya
STANDAR

• Standar adalah ukuran tertentu yang dipakai


sebagai patokan
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/standar/mirip
KamusBahasaIndonesia.org

• Suatu ukuran baku yang merupakan alat penilai atau


pengukur dari setiap aktivitas yang dikerjakan, dan
dijadikan ketentuan atau pedoman pokok dalam
pekerjaan tersebut (LAN, 2010).
Pengertian

Etika
ETIKA

• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 3


pengertian tentang etika, yaitu:
Ilmu tentang apa yg baik dan yg buruk, ttg hak dan kewajiban
sosial.
Kumpulan azas atau nilai yg berkenaan dg akhlak.
Nilai mengenai benar dan salah yg dianut masyarakat

• Pengertian lain dari Etika dirumuskan oleh Sumaryono


(1995), yakni:
Etika adalah studi ttg kebenaran dan ketidak benaran berdasarkan
kodrat manusia yg diwujudkan melalui kehendak manusia dlm
perbuatannya.
Etika Publik

Merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan


baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
Standar Etika Publik

• Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa


Standar Etika Publik adalah Ukuran/tolak ukur
yang menjadi Pedoman/acuan Perilaku pejabat
publik dalam pelaksanaan tugasnya sebagai
pelayan publik
PERMASALAHAN CITRA PNS

• AIDS : Alpa, Izin,Dikit-dikit Sakit


• ASAM URAT : Asal SAMpai kantor Uring-uringan Atau Tidur
• ASMA : ASal Mengisi Absen
• BATUK : BAnyak nganTUK
• FLU : Facebookan meluLU
• GINJAL : Gaji Ingin Naik tapi kerJA Lambat
• KRAM : Kurang Terampil
• KURAP : Kurang Profesional
• KUDIS : KUrang Disiplin
• PANU : Piket Asal Nulis
• PUCAT PASI : PUlang CepAT, PAdahal maSih PAgI
• TBC : Tidak Bisa Computer
Tuntutan Etika Publik dan
Kompetensi

Pelayanan Publik yang profesional


membutuhkan tidak hanya kompetensi teknik
dan leadership, namun juga kompetensi etika.
Kode Etik
Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis.

Kode Mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus


dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
Etik tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
Profesi sekelompok profesional tertentu.
Sumber-sumber Kode Etik bagi Aparatur Sipil
Negara
• ASPA (American Society for Public Administration)
menyebutkan 9 (sembilan) azas sebagai sumber kode etik
administrasi publik (1981)
• PP Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai
Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang;
• PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai
Negeri Sipil.
• Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
• PP Nomor 42 Tahun 2004 Tentang Pembinaan Jiwa Korps
Dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
• Sapta Prasetya Korpri
• PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS.
• UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN).
Nilai-nilai Dasar Etika Publik
• Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
• Memegang teguh nilai-nilai dalam ideology Negara
Pancasila
• Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945
• Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
• Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
• Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
• Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
• Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik
Nilai-nilai Dasar Etika Publik
(Lanjutan....)
• Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
• Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun
• Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
• Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
• Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
• Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
• Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier
Kode Etik Aparatur Sipil Negara
(Undang-Undang ASN)
• Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
• Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
• Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
• Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku
• Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan
Lanjutan.......
.
• Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
• Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien
• Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
• Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
• Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
• Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
• Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN

Kode Etik Aparatur Sipil Negara


(Undang-Undang ASN)
Sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.
Susunan kata-kata sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil adalah
sebagai berikut.
" Demi Allah, saya bersumpah/berjanji. Bahwa saya, untuk diangkat
menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, Undanq-Undang Dasar 1945, Negara, dan
Pemerintah;
bahwa saya, akan menaati segala peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, tanggung jawab;
bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Negara,
Pemerintah, dan martabat Pegawai Negeri, serta akan senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan saya
sendiri seseorang atau golongan;
bahwa saya, akan memegang teguh rahasia sesuatu yang menurut
sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan;
bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat untuk kepentingan Negara."
Lanjutan.......
.

Kode Etik PNS


1. Etika dalam bernegara
2. Etika dalam berorganisasi
3. Etika dalam bermasyarakat
4. Etika terhadap diri sendiri
5. Etika terhadap sesama PNS

PP 42 Tahun 2004
Pentingnya Etika Dalam Urusan Publik

• Karakter filosofis dari etika publik yang merupakan penuntun


perilaku yang paling mendasar, norma etika justru sangat
menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan
yang ada di dalam organisasi public
• Seorang pejabat dan pegawai pemerintah harus memiliki
kewaspadaan profesional dan kewaspadaan spiritual.
Kewaspadaan profesional berarti bahwa dia harus menaati
kaidah-kaidah teknis dan peraturan-peraturan yang terkait
dengan kedudukannya sebagai seorang pembuat
keputusan. Sementara itu, kewaspadaan spiritual merujuk
pada penerapan nilai-nilai kearifan, kejujuran, keuletan,
sikap sederhana dan hemat, tanggung-jawab, serta akhlak
dan perilaku yang baik.
Konflik Kepentingan

Konflik kepentingan adalah tercampurnya kepentingan pribadi


dengan kepentingan organisasi yang mengakibatkan kurang
optimalnya pencapaian tujuan organisasi.
– Aji mumpung (self-dealing);
– Menerima/memberi suap (bribery, embezzlement, graft)
– Menyalahgunakan pengaruh pribadi (influence peddling)
– Pemanfaatan fasilitas organisasi / lembaga untuk kepentingan
pribadi.
– Pemanfaatan informasi rahasia; mengacaukan kedudukan formal
dengan keuntungan yg diperoleh secara informal.
– Loyalitas ganda (outside employment, moonlighting);
menggunakan kedudukan dalam pemerintahan untuk investasi
pribadi.
PAUL DOUGLAS (1993:61) TINDAKAN KONFLIK
KEPENTINGAN
• Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atau
perusahaan swasta untuk keuntungan pribadi
dengan mengatasnamakan jabatan kedinasan.
• Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta
pada saat ia melaksanakan transaksi untuk
kepentingan kedinasan atau kepentingan
pemerintah.
• Membicarakan masa depan peluang kerja di luar
instansi pada saat ia berada dalam tugas-tugas
sebagai pejabat pemerintah.
• Membocorkan infrormasi komersial atau ekonomis
yang bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang tidak
berhak.
• Terlalu erat berurusan dengan orang-orang di luar
instansi pemerintah yang dalam menjalankan bisnis
pokoknya tergantung kepada izin pemerintah.
Perilaku Pejabat Publik

PERUBAHAN MINDSET
• Pertama, berubah dari penguasa menjadi
pelayan;
• Kedua, merubah dari ’wewenang’ menjadi
’peranan’;
• Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik
adalah amanah, yang harus
dipertanggung jawabkan bukan hanya di
dunia tapi juga di akhirat.
Implikasi Kode Etik Dalam
Pelayanan Publik

• Kode etik merupakan pedoman bertindak yang sifatnya


eksplisit;
• Hal penting adalah niat baik dan sentuhan moral yang
ada dalam diri para pegawai atau pejabat sendiri;
• Paham idealisme etik mengatakan bahwa pada
dasarnya setiap manusia adalah baik dan suka hal-hal
yang baik;
• Diperlukan peringatan dan sentuhan nurani yang terus-
menerus untuk menggugah kesadaran moral dan
melestarikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dan
interaksi antar individu.
Semoga
Bermanfaat....
.

abdi.kukar@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai