Anda di halaman 1dari 61

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH

MENGGUNAKAN METODE GLUCOSE OKSIDASE PARA AMINO


PEROKSIDASE ( GOD-PAP ) DENGAN METODE STRIP DI
PUSKESMAS JAYA BARU KOTA BANDA ACEH

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma


III Polikteknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

Oleh :

MUH. ERWAN DEWA


P00320013122

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2016
RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. Identitas Diri
Nama : Muhammad Erwan Dewa
NIM : P00320013122
Tempat, Tanggal Lahir :Kendari, 11 September 1995
Suku / Bangsa : Wakatobi / Indonesia
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam

B. Pendidikan
1. SD Negeri 18 Kendari Barat, tamat tahun 2007
2. SMP Kartika Kendari, tamat tahun 2010
3. SMKS Tunas Husada Kendari, tamat tahun 2013
4. Sejak Tahun 2013 Melanjutkan Pendidikan Di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

v
MOTTO

Kesuksesan bukan tentang persoalan kaya, berkuasa, ataupun

rupawan seseorang, Kesuksesan adalah tentang seseorang yang mau

berdamai dengan keadaan dan mensyukuri setiap kejadian

Pedang membutuhkan tempaan berkali kali untuk menjadi tajam begitu

juga hidup agar menjadi hebat kita butuh berkali kali tempaan oleh

proses dan keadaan

Kurangi mengeluh perbanyak usaha

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan

boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk

bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui “ (Al-

Baqarah:216)

Karya Tulis Ini Kupersembahkan Kepada


Orangtuaku Tercinta
Saudara-Saudaraku Tercinta
Sahabat-Sahabatku Tersayang
Agama, Bangsa Dan Negara
Serta Almamaterku

vi
ABSTRAK

Muh. Erwan Dewa, Perbandingan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah


Menggunakan Metode GOD-PAP dengan Metode Strip di RS. Dr. R Ismoyo
Kota Kendari. Pembimbing I Sitti Rachmi Misbah S.Kp.,M.Kes, pembimbing II
Hj.St.Nurhayani, S.Kp.,Ns.,M.Kes Glukosa merupakan hasil metabolisme dari
karbohidrat. Glukosa darah adalah konsentrasi glukosa didalam darah atau serum.
Glukosa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi secara langsung dari
karbohidrat maupun tidak langsung dari makanan lain. Terdapat dua metode utama
yang digunakan untuk mengukur glukosa. Metode yang pertama adalah metode
kimiawi dan metode enzimatik. Metode enzimatik yang umumnya menggunakan
kerja enzim glukosa oksidase atau heksokinase, yang bereaksi pada glukosa, tetapi
tidak pada gula lain (misal : fruktosa, galaktosa, dan lain-lain) dan pada bahan
pereduksi. Contoh metode yang menggunakan kerja enzim adalah GOD – PAP
(Glucose Oksidase Para Amino Peroksidase) dan cara strip. Pemeriksaan kadar
glukosa darah di laboratorium saat ini sering dilakukan dengan menggunakan
metode GOD PAP karena mempunyai akurasi dan presisi yang baik dengan
menggunakan sampel serum, tetapi sekarang banyak laboratorium klinik yang
menggunakan metode Stik sebagai alat pengukur kadar glukosa darah dengan
menggunakan sampel darah utuh. Metode stik mempunyai kelebihan cepat,
praktis, sampel yang digunakan sedikit (4l). Metode stik ini belum diketahui
keakurasiannya dengan menggunakan metode GOD PAP sebagai metode rujukan .
Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik, Dimana jumlah
sampel sebanyak 37 sampel darah yang kemudian di uji dengan menggunakan Uji
t. Tujuan dari penelititan ini untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan
glukosa darah menggunakan metode GOD-PAP dengan metode strip. Dari hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa P value (0, ,240)
> α (0,05). Dengan tingkat kemaknaan α : 0,05 yang berarti Hipotesis diterima
dimana terdapat perbedaan bermakna dari hasil pemeriksaan glukosadarah
menggunakan metode GOD-PAP dengan metode strip, sehingga metode stik tidak
dapat dijadikan sebagai pilihan pemeriksaan glukosa darah untuk mendiagnosa
penyakit di rumah sakit. Kepada para petugas laboratorium agar memilih alat
yang akurat dan sudah diketahui kualitasnya demi menjamin hasil diagnosa dari
suatu pemeriksaan dan memperhatikan quality control alat secara berkala.

Kata Kunci : Glukosa Darah, Metode GOD-PAP, Metode Strip


Daftar pustaka : 18 (1996-2014)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan
judul “ Perbandingan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Metode Glucose
Oksidase Para Amino Peroksidase (GOD-PAP) Dengan Metode Strip Di RS. Dr.
R. Ismoyo Kota Kendari ”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih
kepada ibu Sitti Rachmi Misbah S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing I dan ibu
Hj.St.Nurhayani, S.Kp.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu
dan pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga
tujukan kepada:
1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Ibu Ruth Mongan, B.Sc., S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan.
3. Bapak Petrus,SKM.,M.Kes, Bapak Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.,M.Sc
Dan Ibu Tuty Yuniarti, S.Si.,M.Kes selaku tim Penguji.
4. Bapak dan Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik
yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
5. Bapak Al Sadar.,AMAK . selaku kepala laboratorium RS. Dr. R Ismoyo Kota
Kendari, Ibu Herla dan A.Clemens., AMAK yang telah memberikan izin dan
kesempatan pada peneliti dalam mengadakan penelitian.
6. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda
yang selama ini telah banyak berkorban baik materi maupun non materi demi
kesuksesan penulis serta terima kasih buat saudara-saudaraku

viii
7. Teman -temanku Mahasiswa DIII Analis Kesehatan , atas perhatiannya
semoga kita tetap menjalin serta menjaga silaturrokhim diantara kita
semua, amin.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan


yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi yang telah
penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis. Aamiin.

Kendari, Juli 2016

Penulis

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................................................v
MOTTO ...............................................................................................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................viii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan penelitian...........................................................................................................4
D. Manfaat penelitian........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................


A. Tinjauan umum tentang glukosa.............................................................................6
B. Tinjauan tentang pemeriksaan laboratorium......................................................11

BAB III KERANGKA KONSEP


A. Dasar pemikiran...........................................................................................................16
B. Bagan kerangka konsep.............................................................................................16
C. Variabel penelitian.......................................................................................................16
D. Definisi oprasional......................................................................................................16
E. Kriteria objek.................................................................................................................17
F. Hipotesis..........................................................................................................................17

BAB IV METODE PENELITIAN ..............................................................................


A. Jenis penelitian.............................................................................................................18
B. Tempat dan waktu penelitian....................................................................................18

x
C. Populasi,sampel dan teknik pengambilan sampel..............................................18
D. Prosedur pengumpulan data.. .................................................................... 19
E. Instrumen penelitian.. ................................................................................ 19
F. Prosedur Kerja .............................................................................................................20
G. Jenis Data.......................................................................................................................23
H. Pengolahan dan analisis data...................................................................................23
I. Penyajian Data.. ........................................................................................ 24
J. Etika Penelitian.. ....................................................................................... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Letak Geografis...........................................................................................................26
B. Sejarah berdirinya RS. Dr. R Ismoyo....................................................................26
C. Sarana dan prasarana..................................................................................................27
D. Hasil penelitian.............................................................................................................28
E. Pembahasan...................................................................................................................33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.. ............................................................................................. 41
B. Saran.. ........................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Jenis


Kelamin di Laboratorium Rumah Sakit DR R Ismoyo
Kota Kendari 28
Tabel 5.2 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan umur di
Laboratorium Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota
Kendari 29
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar
Glukosa Darah Meggunakan Metode GOD-PAP di
Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari 30
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar
Glukosa Darah Meggunakan Metode Strip di Rumah
Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari 30.
Tabel 5.5 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Metode GOD-PAP dengan Metode Strip di Rumah
Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari 31
Tabel 5.6 Tabel 5.6 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kadar
Glukosa Darah Metode GOD-PAP dengan Metode
Strip di Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari
(Program SPSS) 32
Tabel 5.7 Hasil Analisis Uji T Independent Sampel Pemeriksaan
Kadar Glukosa Darah Menggunakan Metode GOD-
PAP Dengan Metode Strip 32

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji SPSS Versi 20

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 4 Surat Izin Dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Provinsi


Sulawesi Tenggara

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karbohidrat adalah sumber terbesar kalori makanan untuk sebagian besar
populasi di dunia. Proses pencernaan mengubah karbohidrat makanan
menjadi monosakarida melalui hidrolisis ikatan glikosidat antara gula-gula
(Dawn B. Marks 2010)
Karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau keton atau senyawa yang
menghasilkan senyawa senyawa bila di hidrolisa. terdapat tiga golongan
utama karbohidrat: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit hidroksil
aldehida atau keton. Monosakarida yang paling banyak di alam adalah D-
glukosa 6-karbon (Joyce LeeFeyer. 2007 )
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai
glikogen di hati dan otot rangka. Insulin dan glukagon,dua hormon yang
berasal dari pangkreas, dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Insulin di
perlukan untuk permeabilitas membran sel terhadap glukosa dan untuk
transportasi glukosa di dalam sel. tanpa insulin, glukosa tidak dapat memasuki
sel. -Glukagon menstimulasi glikogenolisis (pengubahan glikogen cadangan
menjadi glukosa) di dalam hati (Joyce LeeFeyer. 2007 )
Penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan
makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin.
Jika terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), berarti insulin yang
beredar tidak mencukupi; kondisi ini disebut diabetes militus. Kadar glukosa
darah yang mencapai >125 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya
diabetes militus, dan untuk memastikan diagnosis saat gula darah mencapai
kadar yang tepat di garis normal atau agak di atasnya, harus dilakukan uji gula
darah pascapradial dan uji toleransi glukosa (Joyce LeeFeyer. 2007)
Nilai rujukan untuk glukosa darah lengkap vena puasa pada waktu
istirahat adalah 3,0-5,5 mmol/l pada orang dewasa dan lebih rendah pada bayi.
dalam darah kapiler (yang mewakili darah arteri), pada waktu istirahat, nilai

1
2

ini sekitar 0,2 mmol/l lebih tinggi karena luasnya penggunaan contoh kapiler,
maka glukosa darah lengkap lebih lazim diukur dari pada glukosa plasma,
walau yang terakhir lebih di sukai. Glukosa bisa berdiri secara bebas antara air
sel dan air plasma serta perbedaan kandungan air sel dan plasma menyebabkan
konsentrasi glukosa yang diukur di dalam plasma 10-15 persen lebih tinggi
dari pada yang di dalam darah lengkap (D.N Baron, 1990)
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap glukosa darah
antara lain yaitu pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah
sewaktu ( GDS ) dan glukosa 2 jam setelah makan (Darwis, et al., 2005).

Terdapat dua metode utama yang digunakan untuk mengukur glukosa.


Metode yang pertama adalah metode kimiawi yang memanfaatkan sifat
mereduksi dari glukosa, dengan bahan indikator yang akan berubah warna
apabila tereduksi. Akan tetapi metode ini tidak spesifik karena senyawa-
senyawa lain yang ada dalam darah juga dapat mereduksi (misal : urea, yang
dapat meningkat cukup bermakna pada uremia) (Sacher, 2004)
Dengan metode kimiawi, kadar glukosa dapat lebih tinggi 5 sampai 15
mg/dl dibandingkan dengan kadar glukosa yang diperoleh dengan metode
enzimatik (yang lebih spesifik untuk glukosa). Metode yang kedua adalah
enzimatik yang umumnya menggunakan kerja enzim glukosa oksidase atau
heksokinase, yang bereaksi pada glukosa, tetapi tidak pada gula lain (misal :
fruktosa, galaktosa, dan lain-lain) dan pada bahan pereduksi. Contoh metode
yang menggunakan kerja enzim adalah GOD – PAP (Glucose Oksidase Para
Amino Peroksidase) dan cara strip (Sacher, 2004)
Metode glucose oxidase merupakan metode yang paling banyak
digunakan di laboratorium yang ada di Indonesia. Sekitar 85% dari peserta
Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal bidang Kimia Klinik
(PNPME-K) memeriksa glukosa serum kontrol dengan metode ini
(Departemen Kesehatan RI, 2005). Prinsip pemeriksaan pada metode ini
adalah enzim glucose oxidase mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi
asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk
3

bereaksi dengan phenol dan 4-amino phenazone dengan bantuan enzim


peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah muda dan
dapat diukur dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm. Intensitas
warna yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat dalam
sampel (Riyani, 2009)
Untuk mengontrol kadar gula darah, tersedia alat pemantau kadar glukosa
darah. Alat pemantau glukosa darah tersebut dapat di gunakan di institusi
seperti rumah sakit, dan di peruntukan pasien yang menderita diabetes militus
bergantung pada insulin atau IDDM ( insulin-dependent diabetes melitus )
atau tipe I dan diabetes melitus yang tidak bergantung pada insulin (non
insulin dependent diabetes melitus, NIDDM) atau tipe II, dapat
menggunakannya sendiri di rumah untuk menatalaksana diabetes mellitus. Uji
tersebut memerlukan waktu 2 menit, temuan uji biasanya dapat di andalkan
(Joyce LeeFeyer. 2007)
Alat pengukur glukosa ini sangat bermanfaat untuk memberikan umpan
balik yang cepat dan terus menerus bagi pasien sehingga mereka dapat
melakukan penyesuaian dalam pengobatan atau terapi. Banyak alat pengukur
glukosa pribadi memiliki kekurangan karena kadar hematokrit yang rendah
akan secara semu meningkatkan hasil pengukuran dan sebaliknya, hematokrit
yang tinggi menurunkan hasil pengukuran (Sacher, 2004)
Alat pengukur kadar glukosa darah cara reagen kering (glukometer)
tersebut dapat dipercaya bila kalibrasi dilakukan dengan baik dan cara
pemeriksaan sesuai dengan standar yang dianjurkan. Secara berkala, hasil
pemantauan dengan cara Glukometer perlu dibandingkan dengan cara
konvensional, misalnya dengan metode GOD-PAP yang menggunakan alat
photometer ( Perkeni ,2006 )
Di Laboratorium Klinik RS. DR. R. Ismoyo Kota Kendari, jumlah
pemeriksaan glukosa darah merupakan pemeriksaan yang paling sering
dilakukan diantara pemeriksaan kimia darah yang lain, jumlah pemeriksaan
glukosa darah periode Januari – Maret 2016 adalah sebanyak 286
pemeriksaan. Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan menggunakan
4

metode strip menggunakan alat glukometer serta GOD-PAP menggunakan alat


fotometer. Pemeriksaan menggunakan alat glukometer dilakukan pada
penderita yang hanya periksa kadar gula tanpa disertai jenis pemeriksaan
lainnya dan sebagai cadangan atau back up apabila alat fotometer mengalami
error. Pemeriksaan dengan alat fotometer dilakukan pada penderita yang
memerlukan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium sekaligus.
Telah dilakuakan penelitian sebelumnya tentang perbandingan kadar
glukosa darah vena dan kapiler dengan menggunakan alat glukometer dan
fotometer pada penderita diabetes mellitus di RSUD Abunawas Kota Kendari
oleh eka satria haefu tahun 2012 dimana hasilnnya memiliki perbedaan yang
signifikan antara hasil pemeriksaan menggunakan alat fotometer dan alat
glukometer, hasil pemeriksaan fotometer cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil pemeriksaan menggunakan alat glukometer. Pada pemeriksaan
menggunakan fotometer diperoleh kadar glukosa darah rata-rata yaitu 290,085
mg/dl dan pemeriksaan menggunakan glukometer diperoleh kadar glukosa
darah rata-rata yaitu 266,142 mg/dl.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berkeinginan melakukan
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Perbedaan Hasil Pemeriksaan
kadar Glukosa Darah Metode GOD-PAP dengan metode strip di RS. Dr. R.
Ismoyo Kota Kendari.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah terdapat
perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan metode
GOD-PAP dengan metode strip.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan glukosa darah
Metode GOD-PAP dengan metode strip di RS. Dr. R. Ismoyo Kota
Kendari
5

2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa darah dengan metode
GOD-PAP di RS. Dr. R. Ismoyo Kota Kendari
b. untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa darah dengan metode
strip di RS. Dr. R. Ismoyo Kota Kendari
c. untuk menganalisis perbandingan hasil pemeriksaan glukosa darah
metode GOD-PAP dengan metode strip RS. Dr. R. Ismoyo Kota
Kendari.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi Institusi
Sebagai sumbangsih ilmiah bagi almamater Program Studi D3 Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Manfaat bagi praktisi Kesehatan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan tentang pemeriksaan glukosa darah sehingga dapat
membantu dalam penegakan diagnosa suatu penyakit.
3. Peneliti
Menambah pengetahuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan di bidang laboatorium.
4. Masyarakat.
Memberikan gambaran pilhan terhadap masyarakat tentang
pemeriksaan glukosa darah yang lebih baik digunakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum Tentang Glukosa Darah


1. Glukosa Darah
Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk gula
sederhana atau monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Karbohidrat
yang sudah ditelan akan dicerna menjadi monosakarida dan absorbsi.
Sesudah diabsorbsi, kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara
waktu dan akhirnya akan kembali ke kadar semula. Pengaturan kadar
glukosa darah sebagian besar tergantung dari ekstraksi glukosa, sintesis
glikogen, dan glikogenoisis dalam hati (Sylvia, 1995).
Glukosa darah adalah konsentrasi glukosa didalam darah atau serum.
Konsentrasi glukosa darah normal seseorang yang tidak makan dalam
waktu 3 atau 4 jam yang lalu sekitar 90 mg/dl. Bahkan setelah konsumsi
makanan yang banyak mengandung karbohidrat sekalipun, konsentrasi ini
jarang meningkat diatas 140 mg/dl kecuali orang tersebut menderita
Diabetes Mellitus. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber
utama energi untuk sel - sel tubuh. Pengaturan konsentrasi gula darah erat
hubungannya dengan hormon insulin dan glukagon (Suprapti, 2008).
Pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah pada orang normal
sangat sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah
hanya diantara 80 dan 90 mg/dl darah yang diukur pada waktu sebelum
makan pagi. Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/dl selama
jam pertama atau lebih setelah makan, namun ada suatu sistem umpan
balik yang mengatur kadar glukosa darah yang dengan cepat
mengembalikan konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya, biasanya terjadi
pada waktu 2 jam sesudah absorbsi karbohidrat yang terakhir. Pada waktu
kelaparan adanya fungsi glukoneogenesis dari hati menyebabkan
tersedianya glukosa yang dibutuhkan untuk menjaga tetapnya kadar
glukosa darah sewaktu puasa (Suprapti, 2008).

6
7

2. Metabolisme gula darah


Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran
darah masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh
aliran darah ke dalam sel tubuh yang memerlukannya. Kadar gula dalam
tubuh dikendalikan oleh suatu hormon yaitu hormon insulin, jika hormon
insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula darah akan
menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat. Bila
kadar gula darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka
glukosa darah akan keluar bersama urin (glukosuria ). ( Depkes RI, 1999 )
3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah
a. Enzim
Glukokinase penting dalam pengaturan glukosa darah setelah makan
(Murray, et al., 2003).
b. Hormon Insulin
Hormon insulin bersifat menurunkan kadar glukosa darah. Glukagon,
GH, ACTH, glukokortikoid, epinefrin, dan hormon tiroid cenderung
menaikkan kadar gula darah, dengan demikian mengantagonis kerja
insulin (Murray, et al., 2003).
c. Sistem gastrointestinal
Gangguan pada sistem gastrointestinal dapat mengurangi absorbsi
karbohidrat di usus dan menurunkan glukosa darah (Sherwood, 1996).
d. Stres
Hampir semua jenis stres akan meningkatkan sekresi ACTH oleh
kelenjar hipofise anterior. ACTH merangsang korteks adrenal untuk
mengeluarkan kortisol. Kortisol ini yang akan meningkatkan
pembentukan glukosa (Guyton dan Hall, 1997).
e. Asupan karbohidrat
Penurunan dan peningkatan asupan karbohidrat (pati) mempengaruhi
kadar gula dalam darah (Sherwood, 1996).
8

4. Hormon-hormon yang Berperan dalam Menaikkan dan


Menurunkan Glukos Darah
a. Insulin
Insulin adalah hormon yang terbentuk di sel beta pankreas,
memiliki efek metabolik meningkatkan masuknya glukosa ke
dalam sel, meningkatkan penyimpanan glukosa sebagai glikogen
atau konversi menjadi asam lemak, meningkatkan sintesis protein
dan asam lemak, dan menekan perombakan protein menjadi asam
amino, jaringan lemak menjadi asam lemak bebas.
b. Somatostatin
Somatostatin adalah hormon yang terbentuk di sel D pankreas,
memiliki efek metabolik menekan pelepasan glukagon dari sel alfa
(bekerja lokal), menekan pelepasan insulin, hormon-hormon tropik
gastrin dan sekretin.
c. Glukagon
Glukagon adalah hormon yang terbentuk dari sel alfa pankreas
memiliki efek metabolik meningkatkan pelepasan glukosa dari
glikogen, meningkatkan sintesin glukosa dari asam amino atau
asam lemak.
d. Adrenalin
Adrenalin adalah hormon yang terbentuk di sel medulla adrenal
memiliki efek metabolik meningkatkan pelepasan glukosa dari
glikogen, meningkatkan pelepasan asam lemak dari jaringan
lemak.
e. Cortisol
Cortisol adalah hormon yang terbentuk di sel cortex adrenal yang
memiliki efek metabolik meningkatkan sintesis glukosa dari asam
amino atau asam lemak, dan melawan insulin.
9

f. ACTH
ACTH adalah hormon yang terbentuk di sel pars anterior hipofisis
yang memilki efek metabolik meningkatkan pelepasan cortisol,
meningkatkan pelepasan asam lemak dari jaringan lemak.
g. Growth hormone Tiroxine
Growth hormone Tiroxine adalah hormon yang terbentuk di sel
pars anterior hipofisis kelenjar tiroid memiliki efek metabolik
melawan insulin, meningkatkan pelepasan glukosa dan glikogen,
meningkatkan absorbsi gula-gula dari usus (Sacher, 2004)
5. Sumber glukosa darah
a. Karbohidrat dalam makanan (glukosa, galaktosa, fruktosa) Karbohidrat
dalam makanan terdapat dalam bentuk polisakarida,
disakarida, dan monosakarida. Karbohidrat dipecah oleh ptyalin dalam
saliva di dalam mulut. Enzim ini bekerja optimum pada pH 6,7
sehingga akan dihambat oleh getah lambung ketika makanan sudah
sampai di lambung. Dalam usus halus, amilase pankreas yang kuat juga
bekerja atas polisakarida yang dimakan. Ptyalin saliva dan amilase
pankreas menghidrolisis polisakarida menjadi hasil akhir berupa
disakarida, laktosa, maltosa, sukrosa.
Laktosa akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa dengan
bantuan enzim laktase. Glukosa dan fruktosa dihasilkan dari pemecahan
sukrosa oleh enzim sukrase. Sedangkan enzim maltase akan mengubah
maltosa menjadi 2 molekul glukosa. Monosakarida akan masuk melalui
sel mukosa dan kapiler darah untuk diabsorbsi di intestinum. Masuknya
glukosa ke dalam epitel usus tergantung konsentrasi tinggi Na+ di atas
permukaan mukosa sel.
Glukosa diangkut oleh mekanisme ko-transpor aktif natrium-
glukosa di mana transpor aktif natrium menyediakan energi untuk
mengabsorbsi glukosa melawan suatu perbedaan konsentrasi.
Mekanisme di atas juga berlaku untuk galaktosa. Pengangkutan fruktosa
menggunakan mekanisme yang berbeda yaitu dengan
10

mekanisme difusi fasilitasi (Ganong, 2003). Unsur-unsur gizi tersebut


diangkut ke dalam hepar lewat vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa
segera dikonversi menjadi glukosa di dalam hepar (Murray, et al.,
2003).
b. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk
semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab atas perubahan
senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Proses ini
memenuhi kebutuhan tubuh atas glukosa pada saat karbohidrat tidak
tersedia dengan jumlah yang cukup di dalam makanan. Substrat utama
bagi glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol,
dan propionat. Hepar dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat
karena kedua organ tersebut mengandung komplemen lengkap enzim-
enzim yang diperlukan (Murray, et al., 2003).
c. Glikogenolisis
Mekanisme penguraian glikogen menjadi glukosa yang
dikatalisasi oleh enzim fosforilase dikenal sebagai glikogenolisis.
Glikogen yang mengalami glikogenolisis terutama simpanan di hati,
sedang glikogen otot akan mengalami deplesi yang berarti setelah
seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Di hepar dan ginjal
(tetapi tidak di dalam otot) terdapat enzim glukosa 6-fosfatase, yang
membuang gugus fosfat dari glukosa 6-fosfat sehingga memudahkan
glukosa untuk dibentuk dan berdifusi dari sel ke dalam darah (Murray,
et al., 2003).
11

B. Tinjauan umum tentang pemeriksaan laboratorium


1. Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah
a. Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan glukosa darah sewaktu merupakan pemeriksaan
penyaring untuk mendiagnosa penyakit diabetes mellitus. Setelah
makan atau minum, terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang
merangsang pankreas menghasilkan insulin untuk mencegah kenaikan
kadar glukosa darah lebih lanjut. Peningkatan kadar glukosa darah
(Hiperglikemia) dapat terjadi jika insulin yang beredar tidak mencukupi
atau tidak berfungsi dengan baik. Keadaan ini disebut diabetes mellitus

b. Glukosa darah puasa


Test glukosa darah puasa dapat memberikan petunjuk terbaik
mengenai homeostasis keseluruhan. Test ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan seseorang untuk mengatur kadar glukosa agar
tetap dalam batas normal. Dalam keadaan puasa dimana tidak ada
makanan yang diabsorbsi maka proses untuk mempertahankan kadar
glukosa darah puasa normal tergantung oleh hati, jaringan perifer, dan
hormon – hormon yang dapat menurunkan dan meningkatkan kadar
glukosa darah yang beritegersi dengan baik. Jika sesorang tidak
mengatur glukosa secara normal, maka ketidakmampuannya ini akan
tercermin dari kadar glukosa darah puasa yang meningkat atau
menurun. Dengan demikian, tes glukosa darah puasa dapat membantu
mengevaluasi integritas mekanisme yang mengatur glukosa darah
(Sylvia, 1995).
c. Glukosa darah 2 jam post prandial
Test glukosa 2 jam post prandial merupakan suatu test penyaring
sederhana untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk membuang
beban glukosa yang ada. Test ini terdiri dari pengukuran kadar glukosa
darah pasien 2 jam setelah makan. Jika kadar glukosa kurang dari 140
mg/dl 2 jam setelah makan, maka dapat disimpulkan
12

bahwa kadar glukosanya sudah kembali ke kadar semula sesudah


kenaikan awal. Ini merupakan petunjuk bahwa orang tersebut
mempunyai mekanisme pembuangan glukosa yang normal. Sebaliknya,
jika kadar glukosa pasien sesudah 2 jam masih tinggi, maka dapat
disimpulkan adanya gangguan mekanisme pengaturan kadar glukosa
(Sylvia, 1995).
d.Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dilakukan jika kadar
glukosa darah 2 jam post prandial abnormal. Test dapat memberikan
keterangan yang lebih lengkap mengenai adanya gangguan
metabolisme karbohidrat. Pada test toleransi glukosa, kadar glukosa
puasa diukur, kemudian pasien makan 75 g glukosa dalam waktu 5
menit. Kadar glukosa kemudian diukur dalam interval setengah jam
selama 2 jam setelah pemberian glukosa. Pada orang yang sehat dan
tidak beristirahat ditempat tidur, kadar glukosa setelah pemberian beban
glukosa mula-mula meningkat, tetapi kemudian kembali ke kadar asal
dalam waktu 2 jam. Nilai – nilai normal untuk TTGO didefinisikan
sebagai berikut: kurang dari 200 mg/dl pada menit ke-30, 60, dan 90,
dan kurang dari 140 mg/dl pada menit ke-120 (Sylvia, 1995)
2. Metode Pengukuran Kadar Glukosa
a. Metode kimia
Sebagian besar pengukuran dengan metode kimia yang
didasarkan atas kemampuan reduksi sudah jarang dipakai karena
spesifitas pemeriksaan kurang tinggi (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Prinsip pemeriksaan, yaitu proses kondensasi glukosa dengan
akromatik amin dan asam asetat glasial pada suasana panas, sehingga
terbentuk senyawa berwarna hijau kemudian diukur secara fotometri
(Departemen Kesehatan RI, 2005 ).
Beberapa kelemahan atau kekurangan dari metode kimia adalah
memerlukan langkah pemeriksaan yang panjang dengan pemanasan,
sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan besar bila dibandingkan
13

dengan metode enzimatik. Selain itu, reagen-reagen pada metode


kimiawi ini bersifat korosif pada alat laboratorium. Dan gula selain
glukosa dapat terukur kadarnya sehingga menyebabkan hasil tinggi
palsu. Pada penderita gagal ginjal, kadar ureum tinggi akan terjadi hasil
pengukuran kadar glukosa yang lebih tinggi. Demikian juga pada bayi
yang baru lahir, akan tetapi penyebabnya kadar bilirubin yang tinggi.
Peningkatan kadar glukosa pada bayi yang baru lahir karena terbentuk
biliverdin yang berwarna hijau dan pada metode kimiawi ini hasil
reaksi antara glukosa dan reagen adalah warna hijau (Departemen
Kesehatan RI, 2005 ).
b. Metode enzimatik
Metode enzimatik pada pemeriksaan glukosa darah memberikan
hasil dengan spesifitas yang tinggi, karena hanya glukosa yang akan
terukur. Cara ini adalah cara yang digunakan untuk menentukan nilai
batas.
Ada 3 macam metode enzimatik yang digunakan yaitu glucose
oxidase dan metode hexokinase (Departemen Kesehatan RI, 2005 ).

1) Metode glucose oxidase merupakan metode yang paling banyak


digunakan di laboratorium yang ada di Indonesia. Sekitar 85% dari
peserta Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal bidang Kimia
Klinik (PNPME-K) memeriksa glukosa serum kontrol dengan
metode ini (Departemen Kesehatan RI, 2005). Prinsip pemeriksaan
pada metode ini adalah enzim glucose oxidase mengkatalisis reaksi
oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-
amino phenazone dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan
quinoneimine yang berwarna merah muda dan dapat diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm. Intensitas warna
yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat
dalam sampel (Riyani, 2009).
14

Digunakannya enzim glucose oxidase pada reaksi pertama


menyebabkan sifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa
(Departemen Kesehatan RI, 2005).
2) Metode hexokinase merupakan metode pengukuran kadar glukosa
darah yang dianjurkan oleh WHO dan IFCC. Baru sekitar 10%
laboratorium yang ikut PNPME-K menggunakan metode ini untuk
pemeriksaan glukosa darah (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah hexokinase akan
mengkatalis reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP membentuk
glukosa-6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa-6-fosfat
dehidrogenase akan mengkatalisis oksidasi glukosa-6-fosfat dengan
nicotinamide adenine dinocleotide phosphate (NADP+) (Departemen
Kesehatan RI, 2005).
Pada metode ini digunakan dua macam enzim yang baik karena
kedua enzim ini spesifik. Akan tetapi, metode ini membutuhkan
biaya yang relatif mahal
(Departemen Kesehatan RI, 2005).
3) Cara Strip Merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana yang
dirancang hanya untuk penggunaan sampel darah kapiler, bukan
untuk sampel serum atau plasma. Strip katalisator spesifik untuk
pengukuran glukosa dalam darah kapiler (Suryaatmadja, 2003).
Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah strip test diletakkan
pada alat, ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip,
katalisator glukosa akan mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas
dari elektron yang terbentuk dalam alat strip setara dengan
konsentrasi glukosa dalam darah. Cara strip memiliki kelebihan hasil
pemeriksaan dapat segera diketahui, hanya butuh sampel sedikit,
tidak membutuhkan reagen khusus, praktis, dan mudah
dipergunakan, serta dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh
keahlian khusus. Kekurangannya adalah akurasinya belum diketahui,
dan memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh kadar hematokrit,
15

interfensi zat lain (Vitamin C, lipid, dan hemoglobin), suhu, volume


sampel yang kurang, dan strip bukan untuk menegakkan diagnosa
klinis melainkan hanya untuk pemantauan kadar glukosa
(Suryaatmadja, 2003)
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah
a. Obat-obatan, dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah

b. Trauma atau stress, dapat menyebabkan peningkatan kadar glikosa darah

c. Merokok, dapat meningkatan kadar glukosa darah


d. Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium, dapat menurunkan kadar
Glukosa garah
e. Penundaan pemeriksaan
Penundaan pemeriksaan akan menurunkan kadar glukosa darah dalam
sampel, hal ini dikarenakan adanya aktifitas yang dilakukan sel darah.
Penyimpanan sampel pada suhu kamar akan menyebabkan penurunanan
kadar glukosa darah kurang lebih 1-2 % per jam.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar pemikiran
Karbohidrat didalam makanan melakukan serangkaian proses
kimiawi dalam tubuh (metabolisme) menjadi bentuk glukosa, selanjutnya
glukosa yang telah diserap oleh usus halus akan terdisatribusi ke dalam
semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa dapat
tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot, hati, namun juga dapat
tersimpan pada serum darah dalam bentuk glukosa darah yang mana
digunakan sebagai bahan pemeriksaan. Pemeriksaan kadar glukosa dalam
darah sering menggunakan metode GOD-PAP dan hasil dibaca pada alat
fotometer dan juga menggunakan metode strip yang di baca menggunakan
alat glukometer. Adapun hal-hal yang dapat memepengaruhi hasil
pemeriksaan diantaranya factor instrument, metode, reagen dan sumber
daya manusia (SDM).

B. Kerangka konsep

METODE GOD-PAP
Kadar glukosa darah
METODE STRIP

C. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah metode GOD-PAP dan metode
strip.
D. Definisi oprasional
1. Glukosa darah adalah kadar glukosa yang terdapat didalam darah yang
dinyatakan dalam satuan mg/dl.
2. Metode GOD-PAP adalah metode enzim glucose oxidase yang
mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan
hidrogen peroksida dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 546 nm.

16
17

3. Metode Strip ini adalah metode reflektan fotometri yang di gunakan


untuk pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan sampel darah
segar yang di tetapkan dengan instrumen glukometer.
E. Kriteria objektif
1. Kriteria objek dalam penelitian ini untuk metode GOD-PAP
normal : jika kadar glukosa darah 72-104 mg/dl.
Tidak normal : jika kadar glukosa darah kurang dari 72 mg/dl atau lebih
dari 104 mg/dl.
2. Kriteria objek dalam penelitian ini untuk metode
Strip normal : jika kadar glukosa darah 74-106 mg/dl.
Tidak normal : jika kadar glukosa darah kurang dari 74 mg/dl atau lebih
dari 106 mg/dl.
F. Hipotesis penelitian
Ada perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan glukosa
darah metode GOD-PAP dengan metode strip di RS. Dr. R. Ismoyo Kota
Kendari. Hipotesis diterima jika P value < α. Dengan tingkat kemaknaan α :
0,05.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analitik yang bersifat studi komparatif untuk membandingkan hasil
pemeriksaan glukosa darah menggunakan metode GOD-PAP dengan metode
strip.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di laboratorium RS. Dr. R. Ismoyo Kota
Kendari.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 6 – 23 Juni 2016.
C. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang
ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (estimated) (Abdul Nasir, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang melalukan
pemeriksaan glukosa darah di RS.Dr.R. Ismoyo Kota Kendari periode
Januari – Maret 2016 yaitu sebanyak 233 pasien.
2. Sampel
Sampel adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya diungkapkan
dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi (Abdul Nasir,
2011)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang
akan memeriksakan kadar glukosa darah sewaktu di Laboratorium RS.
Dr. R. Ismoyo Kota Kendari pada bulan Juni.
a. Kriteria sampel
1. Kriteria inklusi
a) Sampel darah sewaktu
b) Sampel darah tidak rusak atau lisis

18
19

c) Pasien yang memeriksakan kadar glukosa darah di


laboratorium RS. DR. R. Ismoyo Kota Kendari
d) Pasien yang memeriksakan kadar glukosa darah sewaktu
2. Kriteria Ekslusi
a) Sampel darah lisis
b) Sampel darah bukan sewaktu
c) Pasien yang memeriksakan kadar glukosa darah bukan
sewaktu
b. Besar Sampel
jika populasi > 100 maka diambil sampel 15-30 %, jika besarnya
populasi < 100 maka di ambil sampel sebanyak 25-50% (soryono,
2011)
Besar sampel = total populasi x 15%
= 233 x 15 % = 37 = 37
Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 37
sampel
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian
kali ini adalah secara Accidental Sampling, yaitu sampel yang diambil
adalah sampel yang datang atau yang memeriksakan kadar glukosanya di
laboratoriun RS. Dr. R. Ismoyo Kota Kendari.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data yang di perlukan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Data yang di peroleh
dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode
GOD-PAP dengan metode strip.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan sampel
a) Alat : spoit 3 cc, torniquet, tabung reaksi
b) Bahan : Kapas, alkohol 70%, EDTA, plaster.
20

2. Instrumen Yang digunakan dalam pemeriksaan kadar glukosa darah


a) Metode GOD-PAP
1. Alat : Centrifuge, fotometer, rak tabung, klinipet 10ul dan
1000ul.
2. Bahan : Reagen Glukosa enzimati metode GOD-PAP,
Aquadest, Tips, Darah vena.
b) Metode Strip
1. Alat : Glukometer
2. Bahan : Strip glukosa, kapas, darah kapiler.
F. Prosedur kerja
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien : menjelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien
b. Persiapan sampel
1. Pengambilan darah vena
a) Dilakukan pendekatan pada pasien dengan tenang dan ramah,
usahakan pasien senyaman mungkin
b) Diidentifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di
lembar permintaan
c) Diverifikasi keadaan pasien,misalnya puasa atau konsumsi
obat. Dicatat bila pasien minum obat tertentu
d) Diminta pasien untuk meluruskan lengan dan mengepalkan
tangannya
e) Dipasangkan tali pembendung (torniquet) kira kira 10 cm di
atas lipatan siku
f) Dipilih vena bagian median cubital atau cephalic. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena
teraba seperti sebuah pipa kecil,elastis dan memiliki dinding
tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku
21

g) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas


alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi
h) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
keatas. Jika jarum telah masuk kedalam vena akan terlihat
darah masuk kedalam semprit (dinamakan flash) usahakan
sekali tusuk vena
i) Setelah volume darah dianggap cukup, lepas tourniquet dan
minta pasien membuka kepalan tangan.
j) Letakkan kapas ditempat suntikan lalu segera lepaskan atau
tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester kira-kira
15 menit.
k) Masukkan darah kedalam tabung EDTA
c. Persiapan alat dan bahan
1. Alat penelitian
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian antara lain:
centrifuge, fotometer, glukometer easytouch, mikropipet 10ul
dan 1000 ul, rak tabung, tips kuning dan biru, tabung reaksi.
2. Bahan penelitian
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian antara
lain: alkohol 70%, Darah kapiler, darah vena, kapas, strip
glukometer, reagen metode enzimatik GOD-PAP.
2. Analitik
a. Pemeriksaan glukosa metode GOD-PAP
1. Prinsip : enzim glucose oxidase mengkatalisis reaksi oksidasi
glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-amino
phenazone dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan
quinoneimine yang berwarna merah muda dan dapat diukur
dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm
22

2. Cara kerja
a) Disediakan tiga buah tabung reaksi,diisi dengan larutan kerja
glukosa masing-masing 1000ul
b) Ditabung standar diisi dengan larutan standar 10ul. Dan
tabung sampel diisi 10 ul serum
c) Ketiga tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37 c selama 5
menit
d) Di baca pada fotometer dengan panjang gelombang 540 nm
b. Pemeriksaan glukosa metode strip
1. Prinsip: Glukosa dalam darah dioksidasi oleh enzim glukosa
oksidase (yang ada dalam strip) menjadi glukagon. Proses
pemecahan glukosa menjadi glukagon menimbulkan elektron
yang kemudian dibaca oleh sensor yang terdapat pada alat.
2. Cara kerja:
a) Dicocokkan kode alat dengan kode strip, secara otomatis alat
akan menyalakan. Nomor kode strip akan tampil pada
bagiankanan atas monitor alat. Nomor kode harus sesuai
dengan nomor kode yang terdapat bada botol kemasan. Jika
berbeda di cocokkan nomor kode pada alat terlebih dahulu.
b) Dimasukkan strip kedalam lubang pada alat pengukur, tekan
sampai ujung. Alat akan secara otomatis menyala dan
terdengar bunyi “bip”, yang menandakan bahwa kode pada
alat sudah sama dengan kode pada strip.
c) Darah yang telah diambil, diteteskan pada ujung strip, darah
akan terserap secara otomatis
d) Hasil pengukuran akan muncul selama 10 detik dan akan
tersimpan secara otomatis kedalam memori alat. Setelah
pengukuran selesai strip segera di cabut.
23

3. Pasca analitik
a. Interprestasi hasil

Tes (mg/dl)
GDS <180
b. Pencatatan dan pelaporan
G. Jenis data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari pengujian langsung pemeriksaan kadar
glukosa darah dengan menggunakan metode GOD-PAP dan metode
strip di RS. Dr. R. Ismoyo Kota Kendari.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari jurnal-jurnal penelitian, buku,
gambaran umum rumah sakit serta jumlah pemeriksaan pasien.
H. Pengolahan dan analisis data
1. Pengelolahan Data

a. Entry , yaitu memasukan data dalam program computer untuk


analisis lanjut.
b. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah diperoleh.
c. Coding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan
dalam memasukkan ke program computer.
d. Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk kemudian direkap dan
disususn dalam bentuk tabel agar dapat dibaca dengan mudah.
2. Analisis data
Analisis data secara univariate dan bivariate dengan
menggunakan uji statistik. Hasil penelitian disajikan dengan bentuk
tabel. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan maka dilakukan pengujian
statistik dengan “uji t independent sampel” dengan kriteria pengujian
jika P value < α maka hipotesis di terima. Dengan tingkat kemaknaan
24

α : 0,05. Hipotesis diterima berarti ada perbedaan yang bermakna


terhadap hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dengan metode GOD-
PAP dengan metode strip dengan menggunakan program SPSS.
I. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk narasi, tabel, atau
gambar yang disertai dengan penjelasanya.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam
penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi antara lain :
1. Ananomity (Tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada
lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
Yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Dr.R. Ismoyo


1. Letak Geografis
Rumah Sakit Dr. R Ismoyo berdomisili di Kecamatan Mandonga,
Kota Kendari yang merupakan Ibu Kota Sulawesi Tenggara. Rumah sakit
Ismoyo berada pada tempat yang sangat strategis bagi Masyarakat Sultra
karena berada di jalan poros baik Kota maupun poros antar provinsi
yakni jalan Laute no.1 Poros Jalan antar provinsi, dan jalan Abd.
Silondae poros utama kota Kendari.
Rumah sakit Tk IV Dr. R Ismoyo adalah Rumah Sakit Milik TNI
AD yang berada di wilayah Korem 143/Ho berdasarkan Surat keputusan
Menteri Kesehatan RI No. YM 02.04.3.2.4548 tentang penyerahan
kepada Mabes TNI AD untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum
dengan nama “ Rumkit Tk.IV Dr.R Ismoyo Kendari”.
2. Sejarah berdirinya rumah sakit Dr.R. Ismoyo
Pada tahun 1958 terbentuklah Komando Pasukan Sulawesi
Tenggara (=KO-PST) dengan Komando Letnan Kolonel Soekaha. Pos
Komando berkedudukan di Kota Kendari. KO-POST dilengkapi dengan
Kesatuan Kesehatan, berkekuatan 1 (satu) Pleton Kesehatan, dipimpin
oleh Calon Perwira Soenar dengan perlengkapan kesehatan kompi.
Kesehatan KO-PST ini menempati bangunan Rumah Sakit Umum
Kendari sebagai TEMPAT PERAWATAN TENTARA (TPT) beserta staf
kesehatannya.
Pada tahun 1963, terjadi perubahan nama Korem dan pimpinan
KesRem. Korem VI/Halu oleo diubah menjadi KOREM 143, kepala Kes
Rem/Kepala TPT diserahkan dari Lettu Dr. Tan Swie Giok kepada wajib
Militer Letnan Satu Dr. Lie Hap Djoen. Pada tahun ini pula, melalui
KEPUTUSAN PERWIRA KESEHATAN KODAM XIV/HASANUDIN,
sebutan Kepala Kes Rem diubah menjadi PERWIRA KESEHATAN
KOREM dan TPT diubah menjadi RUMAH SAKIT ANGKATAN

25
26

DARAT TINGKAT IV KENDARI atau disingkat RUMKIT AD TK. IV


KENDARI.
Pada masa jabatan Mayor Cdm dr. Sumadi, Nama Rumah Sakit
Korem 143 di ubah menjadi Rumah Sakit Tk. IV Dr. R. Ismoyo Kendari
diresmikan pada tanggal 5 April 1983 oleh Mayor Jendral Sugiarto
Panglima Kodam XIV/Hasanudin. Dan lokasi pintu masuk dipindahkan
menghadap ke jalan Laute hingga saat sekarang.
3. Sarana dan prasarana
Sarana gedung yang dimiliki Rumah Sakit Dr R Ismoyo Kota Kendari
a. bangunan kantor Denkesyah
b. kantor Rumah Sakit
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Radiologi
e. Laboratorium
f. Instalasi Dapur
g. Instalasi Perawatan
h. Instalasi Bersalin
i. Poliklinik
j. KIA/KB
k. Apotek
l. Apotek Pelengkap Kimia Farma
m. Instalasi Bedah
n. Gudang
o. Kantin
p. Tempat Parkir
q. Sarana Olah Raga
r. Instalasi Mesin Genzet
27

B. Hasil penelitian
Telah dilakukan penelitian perbandingan hasil pemeiksaan kadar glukosa
darah dengan menggunakan metode GOD-PAP dengan metode Strip pada
tanggal 6 – 23 Juni 2016 di Laboratorium Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota
Kendari, dengan hasil sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
pada saat penelitian berlangsung diperoleh karakteristik
responden berdasarkan umur banyak yang berjenis kelamin
perempuan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.1 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
di Laboratorium Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota
Kendari.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 16 43,2
Perempuan 21 56,8
Total 37 100
(sumber: Data Primer 2016)
Dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa distribusi pasien
berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang (43,2%) dan
berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang (56%). Jadi total
frekuensi berdasarkan jenis kelamin pasien terdapat 37 pasien dengan
persentase 100%.
28

b. Umur
pada saat penelitian berlangsung diperoleh karakteristik
responden berdasarkan umur banyak yang berumur 31-40 dan ≥ 60
tahun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.2 Distribusi Responden Pasien Berdasarkan Umur di
Laboratorium Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari

No Umur Frekuensi (n) Presentase (%)


1 17-25 2 5,4
2 26-35 8 21,6
3 36-45 7 19,4
4 46-55 7 19,4
5 56-65 8 21,6
6 >65 5 13,5
Total 37 100
(sumber: Data Primer 2016)

Dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dari total


frekuensi 34 responden selama penelitian, jumlah responden
terbanyak yaitu yang berumur 26-35 dan 56-65 tahun yaitu sebanyak 8
orang (21,6%) dan jumlah responden terendah yaitu yang berumur 17-
25 yaitu sebanyak 2 orang (5,4).
29

2. Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Meggunakan Metode GOD-


PAP di Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Meggunakan Metode GOD-PAP di Rumah Sakit DR R Ismoyo
Kota Kendari.

No Hasil Glukosa Frekuensi (n) Presentase


(%)
1 Normal 21 56,8
2 Tidak Nomal 16 43,2
Total 37 100
(sumber: Data Primer 2016)
Berdasarkan tabel 5.3, Distribusi hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
menggunakan metode GOD-PAP di rumah sakit DR R Ismoyo Kota Kendari
menunjukan bahwa sebanyak 21 orang (56%) pasien memiliki kadar glukosa
normal dan sebanyak 16 orang (43,2%) pasien memiliki kadar glukosa tidak
normal. Jadi total frekuensi berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah menggunakan metode GOD-PAP yaitu 37 pasien dengan persentase
100%
3. Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Meggunakan Metode Strip di
Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Meggunakan Metode Strip di Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota
Kendari.

No Hasil Glukosa Frekuensi (n) Presentase (%)


1 Normal 8 21,7
2 Tidak Nomal 28 78,3
Total 37 100
(sumber: Data Primer 2016)

Berdasarkan tabel 5.4, Distribusi hasil pemeriksaan kadar glukosa darah


menggunakan metode Strip di Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari
menunjukan bahwa sebanyak 8 orang (21,7%) pasien memiliki kadar glukosa
normal dan sebanyak 28 orang (78,3%) pasien memiliki kadar glukosa tidak
30

normal. Jadi total frekuensi berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa


darah menggunakan metode Strip yaitu 37 pasien dengan persentase 100%

4. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Metode GOD-


PAP dengan Metode Strip di Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari

Tabel 5.5 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Metode


GOD-PAP dengan Metode Strip di Rumah Sakit DR R
Ismoyo Kota Kendari
Kode Umur / Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah
Sampel Kelamin Metode GOD-PAP Metode Stick
X1 30/P 109 104
X2 52/L 257 374
X3 69/L 105 141
X4 63/P 100 92
X5 53/L 126 134
X6 38/P 92 127
X7 27/L 88 85
X8 38/P 95 115
X9 27/P 88 97
X10 18/P 92 102
X11 42/P 135 152
X12 39/L 278 310
X13 39/L 220 328
X14 31/P 92 121
X15 63/L 106 130
X16 24/L 83 99
X17 34/P 89 98
X18 39/L 212 245
X19 61/P 127 135
X20 52/L 167 189
X21 56/P 95 151
X22 50/L 235 357
X23 35/P 93 121
X24 44/P 182 240
X25 27/P 82 135
X26 35/P 102 155
X27 57/P 91 133
X28 53/P 92 135
X29 69/P 116 140
X30 45/L 82 115
X31 69/L 126 140
X32 85/P 62 95
X33 63/L 141 168
X34 60/P 80 107
X35 58/P 91 120
X36 50/L 94 127
X37 71/L 98 133
Mean 122,24 155,4
31

Tabel 5.6 Distribusi Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Metode


GOD-PAP dengan Metode Strip di Rumah Sakit DR R
Ismoyo Kota Kendari (Program SPSS)

Group Statistics
Hasil Glukosa N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
GOD-PAP 37 122,2432 53,63063 8,81682

Strip 37 155,4054 74,81550 12,29959


(sumber: Data Primer 2016)

Berdasarkan tabel 5.5 dan 5.6, Distribusi hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah menggunakan metode GOD-PAP dengan metode strip di Rumah Sakit
DR R Ismoyo Kota Kendari menunjukan bahwa dari 37 responden yang
dilakukan pemeriksaan terdapat perbedaan rata-rata hasil pemeriksaan
glukosa darah yang di lakukan dengan metode GOD-PAP dan metode Strip.
Hasil pemeriksaan Strip cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
pemeriksaan glukosa darah GOD-PAP dengan selisih 33,16.

Tabel 5.7 Hasil Analisis Uji T Independent Sampel Pemeriksaan Kadar


Glukosa Darah Menggunakan Metode GOD-PAP Dengan Metode
Strip
vene's Test for
Equality of t-test for Equality of Means
Variances
td. Error % Confidence Interval of
ig. (2- Mean
F Sig. T Df Differen the Difference
tailed) Difference
c Upper Lowwer

ual variances ,406 240 2,191 72 ,032 -33,16216 5,13328 -63,32981 2,99451
assumed
ual variances
not 2,191 5,269 ,032 -33,16216 5,13328 -63,38306 2,94127
assumed

(sumber: Data Primer 2016)

Dari hasil tabel diatas, menunjukan bahwa pada derajat kepercayaan


0,05, di dapat hasil uji t independent sampel test menggunakan program SPSS
diperoleh nilai P = 0,032 dimana (P value < 0,05) hipotesis diterima. Artinya
32

ada perbedaan yang bermakna antara hasil pemeriksaan glukosa darah


metode GOD-PAP dengan metode Strip di RS. Dr. R. Ismoyo Kota Kendari.

C. Pembahasan

Pada penelitian perbandingan kadar Glukosa darah menggunakan


metode GOD-PAP dengan metode strip telah dilakukan terhadap 37
responden di Rumah Sakit DR R Ismoyo Kota Kendari. Penelitian ini
dilakukan secara observasi laboratorik, yang dimana penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
menggunakan metode GOD-PAP dengan metode Strip.

1. Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Meggunakan Metode


GOD-PAP
Berdasarkan tabel 5.3 Distribusi hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah menggunakan metode GOD-PAP di rumah sakit DR R Ismoyo
Kota Kendari menunjukan bahwa sebanyak 21 orang (56%) pasien yang
memiliki kadar glukosa darah normal dan sebanyak 16 orang (43,2%)
pasien memiliki kadar glukosa darah tidak normal dengan total frekuensi
berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan
metode GOD-PAP yaitu 37 pasien dengan persentase 100%.
Metode GOD-PAP adalah metode enzim glucose oxidase yang
mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan
hidrogen peroksida dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 546 nm merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
kadar glukosa darah. Glukosa darah adalah konsentrasi glukosa didalam
darah atau serum. Kadar glukosa darah yang normal dapat terjadi bila
seseorang melakukan pola hidup sehat.
Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang
berolahraga, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi,
meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia,
33

serta dampak perawatan dari obat, misalnya steroid (Fox & Kilvert,
2010).
Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik
negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level
glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi
glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi
tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel
di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa
(proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran
darah, hingga meningkatkan level gula darah. (Fox & Kilvert, 2010).
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan
glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan
dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang
disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa
menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi
level gula darah. (Fox & Kilvert, 2010).
Selain itu kadar glukosa darah dipengaruhi oleh umur , umumnya
manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun
dengan cepat setelah umur 40 tahun. Hal ini terjadi setelah seseorang
memasuki daerah rawan, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka
yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi
terhadap insulin. Teori yang ada mengatakan bahwa seseorang ≥45 tahun
memiliki resiko terhadap terjadinnya diabetes melitus dan intoleransi
glukosa yang disebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya fungsi
tubuh, khususnya kemampuan sel β dalam memproduksi insulin untuk
memetabolisme glukosa. (pangemanan, 2014). Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian dimana tingginya angka tidak normal pada umur >45
tahun pada penelitian ini yaitu pada metode GOD-PAP sebanyak 12
pasien (75%).
34

Selain umur, jenis kelamin mempengaruhi kadar glukosa darah


seseorang. Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari sudut
non biologis, yaitu aspek sosial, budaya, maupun psikologis (Sitti
Mutmainah, 2006). Jenis kelamin laki laki memiliki resiko diabetes
meningkat lebih cepat. Perbedaan resiko ini dipengaruhi distribusi lemak
tubuh. Pada laki-laki, penumpukan lemak terkonsentrasi di sekitar perut
sehingga memicu obesitas sentral yang lebih memicu gangguan
metabolisme (Pramudiarja, 2011). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
dimana pada responden berjenis kelamin laki-laki memiliki hasil kadar
glukosa darah yang tidak normal lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang berjenis kelamin perempuan.

2. Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Meggunakan Metode


Strip
Berdasarkan tabel 5.4 Distribusi hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah menggunakan metode Strip di rumah sakit DR R Ismoyo kota
kendari menunjukan bahwa sebanyak 8 orang (21,7%) pasien yang
memiliki kadar glukosa darah normal dan sebanyak 28 orang (78,3%)
pasien memiliki kadar glukosa darah tidak normal dengan total frekuensi
berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan
metode Strip yaitu 37 pasien dengan persentase 100%.
Cara Strip Merupakan alat pemeriksaan laboratorium sederhana
yang dirancang hanya untuk penggunaan sampel darah kapiler, bukan
untuk sampel serum atau plasma. Strip katalisator spesifik untuk
pengukuran glukosa dalam darah kapiler (Suryaatmadja, 2003).
Cara strip memiliki kelebihan hasil pemeriksaan dapat segera
diketahui, hanya butuh sampel sedikit, tidak membutuhkan reagen
khusus, praktis, dan mudah dipergunakan, serta dapat dilakukan oleh
siapa saja tanpa butuh keahlian khusus. Kekurangannya adalah
akurasinya belum diketahui, dan memiliki keterbatasan yang dipengaruhi
oleh kadar hematokrit, interfensi zat lain (Vitamin C, lipid, dan
35

hemoglobin), suhu, volume sampel yang kurang, dan strip bukan untuk
menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya untuk pemantauan kadar
glukosa (Suryaatmadja, 2003)
Glukosa darah adalah konsentrasi glukosa didalam darah atau
serum. Kadar glukosa darah yang normal dapat terjadi bila seseorang
melakukan pola hidup sehat (Fox & Kilvert, 2010).
Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang
berolahraga, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi,
meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia,
serta dampak perawatan dari obat, misalnya steroid (Fox & Kilvert,
2010).
Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik
negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level
glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi
glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi
tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel
di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa
(proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran
darah, hingga meningkatkan level gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan
glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan
dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang
disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa
menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi
level gula darah.
Selain itu kada glukosa darah dipengaruhi oleh umur , umumnya
manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun
dengan cepat setelah umur 40 tahun. Hal ini terjadi setelah seseorang
memasuki daerah rawan, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka
yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi
36

terhadap insulin. Teori yang ada mengatakan bahwa seseorang ≥45 tahun
memiliki resiko terhadap terjadinnya diabetes melitus dan intoleransi
glukosa yang disebabkan oleh faktor degeneratif yaitu menurunya fungsi
tubuh, khususnya kemampuan sel β dalam memproduksi insulin untuk
memetabolisme glukosa. (Pangemanan, 2014). Hal ini ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah tidak normal pada umur >45 tahun pada
penelitian ini pada metode strip sebanyak 19 pasien (65%).
Selain itu jenis kelamin mempengaruhi kadar glukosa darah
seseorang. Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan peremuan dari sudut non
biologis, yaitu aspek sosial, budaya, maupun psikologis (Sitti
Mutmainah, 2006) jenis kelamin laki laki memiliki resiko diabetes
meningkat lebih cepat. Perbedaan resiko ini dipengaruhi distribusi lemak
tubuh. Pada laki-laki, penumpukan lemak terkonsentrasi di sekitar perut
sehingga memicu obesitas sentral yang lebih memicu gangguan
metabolisme (Pramudiarja, 2011). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
dimana pada responden berjenis kelamin laki-laki memiliki hasil kadar
glukosa darah yang tidak normal lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang berjenis kelamin perempuan.
3. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Metode
GOD-PAP dengan Metode Strip
Berdasarkan tabel 5.5 dan 5.6 distribusi hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah metode GOD-PAP dengan metode Strip di Rumah Sakit
DR R Ismoyo Kota Kendari terlihat metode strip kadarnya lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan metode GOD PAP. Rata-rata kadar
Glukosa menggunakan metode stik 155,4054 mg/dl dan rata-rata kadar
glukosa menggunakan metode GOD PAP 122,2432 mg/dl. Terlihat
perbedaan rata-rata kedua alat yaitu 33,14 mg/dl, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah yang
diperiksa dengan metode GOD-PAP dengan metode Strip.
Prinsip pemeriksaan metode stik berdasarkan teknik deteksi elek-
trokimia, arus listrik yang dihasilkan diukur oleh sensor di mana arus
37

listrik ini dipengaruhi oleh sumber arus. Sedangkan prinsip pemeriksaan


metode GOD PAP adalah menggunakan glukosa oksidase / peroksidase
dengan indikator quinonimine yang berwarna merah (reaksi ini cukup
stabil). Intensitas warna ini diukur pada spektro-fotometer sehingga
kadar glukosa yang terkandung dalam sampel tergantung dari warna yang
dihasilkan (Suyaatmadja, 2006)
Tabel 5.7 Berdasarkan hasil analisa bivariat menggunakan T-test
independent sampel diperoleh signifikansi (p) 0,032 < (α) 0,05 hal ini
berarti Hipotesis diterima. Maka hasil analisa menyatakan bahwa
terdapat perbedaan hasil antara kadar glukosa darah yang diperiksa
menggunakan metode GOD-PAP dan metode Strip. Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnnya yang telah dilakukan oleh eka satria
haefu tahun 2012 dimana hasilnnya memiliki perbedaan yang signifikan
antara hasil pemeriksaan menggunakan alat fotometer dan alat
glukometer.
Terjadinya perbedaan hasil pemeriksaan pada kedua alat tersebut
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu di tahap pra analitik
maupun analitik. Pada tahap pra analitik biasanya disebabkan oleh
preparasi bahan pemeriksaan, sampel yang terkontaminasi oleh zat-zat
yang diperkirakan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, maupun alat
yang akan digunakan belum terkalibrasi sehingga bisa memberikan hasil
positif palsu. Pada tahap analitik kesalahan yang sering terjadi adalah
perlakuan sampel yang tidak sesuai, waktu inkubasi, salah mencampur
reagen, maupun faktor suhu yang diperlukan sampel sebelum dilakukan
pemeriksaan.
Selain itu hal yang paling sering terjadi adalah alat yang digunakan
tidak dilakukan validasi hasil. Validasi hasil pemeriksaan merupakan
upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah
diperoleh dengan membandingkan nilai rujukan yang sudah ditentukan
oleh rumah sakit dengan hasil yang dikeluarkan alat. Jika terdapat
perbedaan signifikan maka akan dilakukan pemeriksaan ulang. Validasi
38

dapat mencegah keragu-raguan atas hasil laboratorium yang dikeluarkan.


Dan yang utama adalah selalu memperhatikan quality control dari alat
tersebut. Apakah masih layak atau perlu dilakukan kalibrasi sehingga
hasil yang dikeluarkan dapat di pertanggung jawabkan. Serta secara
berkala melakukan PMI (Pemantapan mutu Internal) dan PME
(Pemantapan Mutu Eksternal).
Pemeriksaan metode GOD-PAP memiliki kelebihan yaitu memiliki
presisi yang tinggi, akurasi tinggi, spesifik, relatif bebas dari gangguan
(kadar hematokrit, vitamin C, lipid, volume sampel dan suhu).
Sedangkan kekurangannya adalah memiliki ketergantungan terhadap
reagen, butuh sampel darah yang banyak, pemeliharaan alat dan reagen
memerlukantempat yang khusus dan membutuhkan biaya yang cukup
mahal. Sedangkan pada metode strip memiliki kelebihan yaitu hasil
pemeriksaan dapat segera diketahui, hanya butuh sampel sedikit, tidak
membutuhkan reagen khusus, praktis dan mudah dipergunakan jadi dapat
dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian khusus. Kekurangannya
adalah akurasinya belum diketahui, dan memiliki keterbatasan yang
dipengaruhi oleh kadar hematokrit, interfensi zat lain (vitamin C, lipid,
bilirubin dan hemoglubin), suhu, volume sampel yang kurang, dan strip
bukan untuk menegakkan diagnosa klinis melainkan hanya untuk
pemantauan kadar glukosa darah (suryaatmadja, 2013).
Menurut ISO 15197:2003 prosedur pengukuran glukosa rutin
menggunakan analyzer dengan ketelitian dan ketepatan yang telah
divalidasi dapat digunakan sebagai metode rujukan. Validasi hasil
pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP dilakukan dengan cara
melakukan standarisasi pada saat proses pemeriksaannya hal ini
bertujuan untuk mengetahui bahwa proses pemeriksaan yang lakukan
sesuai dengan standar dan hasil pemeriksaan akurat. Sedangkan pada
pemeriksaan glukosa metode strip tidak dilakukan standar sehingga hasil
pemeriksaannya akurasinnya belum di ketahui.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 37 pasien


dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada metode GOD-PAP diperoleh kadar glukosa darah rata rata yaitu
122,24 mg/dL dimana terdapat 2 sampel hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah lebih tinggi dibandingkan dengan metode strip.
2. Pada metode strip diperoleh kadar glukosa darah rata rata yaitu 155,4
mg/dL dimana terdapat 35 sampel hasil kadar glukosa darah lebih
tinggi dibandingkan dengan metode GOD-PAP.
3. Terdapat perbedaan yang bermakna dari hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah menggunakan metode GOD-PAP dengan metode Strip
B. Saran
1. Kepada para petugas laboratorium diharapkan agar memilih alat dan
metode yang akurat dan sudah diketahui kualitasnya demi menjamin
hasil diagnosa seperti metode GOD-PAP dari suatu pemeriksaan dan
memperhatikan quality control alat secara berkala.
2. Kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan
membandingkan seberapa besar perbandingan hasil glukosa darah
dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda serta diharapkan
memperhatikan faktor faktor yang dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar glukosa darah pasien karna dapat memberiksan
hasil yang palsu seperti mengkonsumsi obat-obatan, merokok, dan
aktifitas yang berat sebelum dilakukan pemeriksaan.
3. Untuk masyarakat lebih menjalankan pola hidup sehat dalam
kahidupan sehari hari untuk mengontrol kadar glukosa darah serta
memilih jenis pemeriksaan yang akurat untuk memeriksakan kadar
glukosa darahnya.

39
40

4. Diharapkan bagi institusi agar terus membina mahasiswa dalam


melaksanakan penelitian guna pengembangan institusi khususnya
jurusan analis kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Nasir, Abdul Muhith, Ideputri (2011), Metodologi Penelitian Kesehatan,


Mulia Medika, Yogyakarta.
Charle Fox, Anne Kilvert. 2010. Bersahabat dengan Diabetes Tipe 2. Jakarta :
Penebar Plus+
DarwisY, dkk. 2005. Pedoman pemeriksaan laboratorium untuk penyakit
Diabetes mellitus. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia.
Departemen Kesehatan RI, 2005. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Untuk
Penyakit Diabetes Melitus, Jakarta.
Gandasoebrata. 2004. Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan 11. Jakarta : Dian
Rakyat.
Henry J.B., dan Howanitz, J.H. (1996). Carbohydrate. In: Clinical Diagnosis
and Management by Laboratory Methods. Editor: Henry John Bernard.
Philadelphia: W.B Saunders Company. Halaman 175.
Lee, Joyce le Fever Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic, Joyce le
Fever Kee : alih bahasa, Sari Kurnianingsih ( et al ); editor edisi Bahasa
Indonesia, Ramona P. Kapoh – Ed.6 –Jakarta: EGC, 2007
Markam, Suprapti Sumarmo. 2008. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta:
Universitas Indonesia – Press
Marzuki Suryaatmadja, Imelda Yulianti Hardjasudarma. 2006. Uji Kinerja
Glukosameter ACCU-CHEK® Advantage. Indonesia : Departemen
Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia & BLU RS
Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Murray, R.K. et al.. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta. Kedokteran. EGC. 2003
Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Sacher RA, Mc Pherson RA. 2004. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan
laboratorium. Edisi II. Penerjemah: Brahm Pendit, Dewi
Wulandari.Jakarta: EGC.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
Pemula. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Surya Atmadja, M. 2003. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik 2003.
Jakarta: Bagian Patoligi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Sylvia Anderson Prince & Lorraine McCarty Wilson. Patofisiologi Konsep Klinik
Proses-Proses Penyakit. Buku 2 Edisi 4. Jakarta : EGC.
Pangemanan, M. 2014. Pedoman pemeriksaan laboratorium untuk penyakit
Diabetes mellitus.: Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan FKM
Universitas Samratulangi.
Perkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes mellitus tipe 2.
Jakarta: PB Perkeni.
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
PRESS
Kode Pemeriksaan Glukosa Darah
sampel Jenis Kelamin Umur
Metode GOD-PAP Metode Stick
P/L P L 17-25 26-35 36-45 46-55 56-65 >65 Hasil Tidak Normal Hasil Tidak Normal
Normal normal
1. X1 P √ √ 109 √ 104 √
2. X2 L √ √ 257 √ 374 √
3. X3 L √ √ 105 √ 141 √
4 X4 P √ √ 100 √ 92 √
5. X5 L √ √ 126 √ 134 √
6. X6 P √ √ 92 √ 127 √
7. X7 L √ √ 88 √ 85 √
8. X8 P √ √ 95 √ 115 √
X9 P √ √ 88 √ 97 √
10. X10 P √ √ 92 √ 102 √
11. X11 P √ √ 135 √ 152 √
12. X12 L √ √ 278 √ 310 √
13. X13 L √ √ 220 √ 328 √
14. X14 P √ √ 92 √ 121 √
15. X15 L √ √ 106 √ 130 √
16. X16 L √ √ 83 √ 99 √
17. X17 P √ √ 89 √ 98 √
18. X18 L √ √ 212 √ 245 √
19. X19 P √ √ 127 √ 135 √
20. X20 L √ √ 167 √ 189 √
21. X21 P √ √ 95 √ 151 √
22. X22 L √ √ 235 √ 357 √
23. X23 P √ √ 93 √ 121 √
24. X24 P √ √ 182 √ 240 √
25. X25 P √ √ 82 √ 135 √
26. X26 P √ √ 102 √ 155 √
27. X27 P √ √ 91 √ 133 √
28. X28 P √ √ 92 √ 135 √
29. X29 P √ √ 116 √ 140 √
30. X30 L √ √ 82 √ 115 √
31. X31 L √ √ 16 √ 140 √
32. X32 P √ √ 62 √ 95 √
33. X33 L √ √ 141 √ 168 √
34. X34 P √ √ 80 √ 107 √
35. X35 P √ √ 91 √ 120 √
36. X36 L √ √ 94 √ 127 √
37. X37 L √ √ 98 √ 133 √
Total 7 21 2 8 7 7 8 5 16 21 29 8
Persentase 100 56 43, 5,4 21,6 19,4 19,4 21,6 13,5 43,2 56,8 78,3 21,7
(%) ,8 2

Mengetahui
Instruktur Penelitian Peneliti

Alsadar, AMAK Muahmmad Erwan Dewa


NIM: P00320013122
1 Alat dan Bahan

a. Glukometer dan b. Pipet mikro dan Tips


strip

b. kapas alkohol,tabung reaksi, torniquet spoit 3cc d. Reagen Glukosa

e. Fotometer f. Stopwatch
2. Proses Kerja

a. Memipet Reagen b. Mencentrifuge

c. Mengukur kadar Glukosa (Fotometer) d. Sampling

e. Pemeriksaan Glukosa Metode Strip

Anda mungkin juga menyukai