Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai


seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat
dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang
perannya untuk memandu keputusan yang memengaruhi aspek bangunan tersebut
dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Dalam penerapan profesi,
arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik
bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek
sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang
besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol
pekerjaan yang dilakukan kontraktor.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa itu Arsitek ?


2. Bagaimana tahapan menjadi Arsitek ?
3. Apa saja jenis-jenis Arsitek ?
4. Apa saja tugas dan tanggung jawab seorang Arsitek ?
5. Apa saja peraturan UU tentang Arsitek dan arsitektur ?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian arsitek


2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan menjadi seorang arsitek
3. Untuk mengetahui jenis-jenis arsitek
4. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab seorang arsitek
5. Untuk mengetahui Undang-Undang tentang Arsitek dan Arsitektur
BAB II

PEMBAHASAN

"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa


Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun,
tukang kayu). Secara umum, arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur,
ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan. Istilah arsitek seringkali
diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang
terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan,
yang perannya untuk memandu keputusan yang memengaruhi
aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi
tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas,
mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup
kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional.

Secara umum, arsitek dipandang sebagai profesi yang menarik. Seseorang


yang menyatakan dirinya sebagai arsitek akan dilihat sebagai seseorang yang
memiliki kedudukan tinggi, baik secara sosial maupun ekonomi. Tidak sedikit
anak-anak lulusan sekolah menengah atas yang berkeinginan untuk melanjutkan
kuliah di jurusan arsitektur. Namun sebenarnya, seperti apa perjalanan yang harus
ditempuh seseorang agar bisa menjadi Arsitek?

Anggapan yang umum dimiliki adalah seorang arsitek pastilah harus


pandai menggambar. Hal ini bisa benar dan bisa tidak. Secara garis besar,
kurikulum yang diberikan pada program studi arsitektur meliputi banyak hal.
Menggambar hanyalah sebagian dari kegiatan yang dilakukan mahasiswa
arsitektur pada saat menempuh studinya, dan hal ini pun sekarang sudah mulai
digantikan oleh perangkat lunak. Semua tergantung dari penekanan studi yang
dianut dari masing-masing universitas. Panduan universitas untuk program studi
arsitektur berbasis pada Standar Kompetensi Kinerja Nasional Indonesia (SKKNI)
yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi . Panduan ini bisa
diterjemahkan berbeda oleh masing-masing universitas. Ada yang menekankan
pada analisa logika, detil teknis perancangan serta cognitive arsitektural. Ada pula
yang memberikan penekanan pada kesiapan praktik profesi, seperti pemahaman
pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Rencana Anggaran Biaya
(RAB). Masa tempuh studi rata-rata di program studi arsitektur saat ini adalah 4
(empat) tahun termasuk dengan masa magang selama 6 (enam) bulan hingga 1
(satu) tahun di biro arsitek. Dengan memasukkan mata kuliah magang di dalam
kurikulum, diharapkan mahasiswa arsitektur dapat langsung siap kerja setelah
lulus.

Setelah lulus program studi arsitektur, perjalanan untuk menjadi arsitek


masih berlanjut. Untuk bisa berpraktik sebagai arsitek, lulusan program studi
arsitektur wajib mendaftar sebagai anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan
menempuh program pemagangan [4] yang dikeluarkan oleh IAI. Program
pemagangan ini harus ditempuh dalam jangka waktu minimal 2 (dua) tahun.
Setelah lulus dari program pemagangan, maka calon arsitek akhirnya dapat
menyandang gelar Arsitek Muda dan berhak untuk melakukan praktik arsitek;
suatu kegiatan untuk menghasilkan karya Arsitektur yang meliputi perencanaan,
perancangan, pengawasan dan/atau pengkajian untuk bangunan gedung dan
lingkungannya.

Serupa dengan profesi dokter, profesi arsitekpun ada beragam jenisnya.


Ada beberapa arsitek yang memiliki keahlian yang jarang dimiliki oleh arsitek
lainnya. Seperti penjelasan dibawah ini, terdapat beberapa jenis arsitek dengan
keahlian yang berbeda satu dengan lainnya.

1.Arsitek di Bidang Industri

Arsitek yang ahli dalam bidang ini lebih fokus kepada bangunan-bangunan
industri diantaranya pabrik, gudang, laboratorium, bandara, dan bangunan
industri lainnya. Dalam jenis ini, seorang arsitek akan lebih banyak
mempelajari struktur-struktur bangunan bila dibandingkan dengan arsitek yang
mempelajari bidang lain karena perlunya keamanan penghuni bangunan
industri yang memiliki luasan bangunan yang cukup besar dalam satu fungsi
kegiatan. Selain itu arsitek yang ahli dalam bidang ini harus mengetahun proses
industri dari bangunan yang akan dirancang. Sehingga bangunan industri yang
dirancang nantinya dapat berfungsi secara optimal.
2.Arsitek Khusus Mendesain Hunian

Arsitek yang khusus mendesain hunian akan fokus terhadap rancangan


desain rumah tinggal, apartemen, condotel, dan hunian lainnya. Dalam bidang
ini, permintaan dari klien sangat tinggi. Maka dari itu arsitek yang menangani
hunian dituntut untuk inovatif dalam banyak hal, mulai dari struktur, estetika,
hingga interior bangunan sehingga sesuai dengan keinginan klien yang
meginginkan bangunan yang unik dan indah.

3.Arsitek Khusus Bangunan Komersial

Arsitek yang menangani bidang ini akan mendesain bangunan yang


berhubungan dengan komersial seperti gedung perkantoran, pusat
perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan bangunan komersial lainnya. Karena
skala bangunan yang dirancang tergolong besar, perancangan bangunan
komersial ini kadang membutuhkan beberapa arsitek. Dalam perancangannya,
arsitek biasanya akan dibantu dengan pihak kontraktor bangunan untuk saling
berdiskusi dan menghasilkan rancangan bangunan yang optimal dari segi
desain, struktur, mekanikal, maupun elektrikalnya. Selain itu, dalam
merancang bangunan komersial juga membutuhkan pengetahuan mengenai
syarat-syarat bangunan komersial, keselamatan bangunan gedung, serta analisa
biaya yang dikeluarkan dengan waktu pengerjaan bangunan hingga selesai.

4.Arsitek di Bidang Lansekap

Arsitek Lansekap merupakan arsitek yang khusus merancang desain di


luar bangunan, misalnya taman, kebun, dan area open space lainnya. Pekerjaan
arsitek lansekap ini harus memiliki pengetahuan luas tentang tumbuhan serta
material yang sesuai dengan iklim daerah yang akan serta dirancang. Selain itu
sang arsitek juga harus bisa menguasai bagaimana rancangan luar bangunan
memiliki estetika yang baik namun tetap nyaman dan berfungsi secara optimal.
Tugas dan Tanggung Jawab Arsitek

1. Mengendalikan Perancangan Arsitektur


2. Melakukan pendalaman pengetahuan arsitektur
3. Melakukan pendalaman seni
4. Mengendalikan perencanaan dan perancangan kota
5. Melakukan pendalaman hubungan antara manusia, bangunan, dan
lingkungan
6. Melakukan pendalaman pengetahuan daya dukung lingkungan
7. Melakukan pendalaman peran arsitek di masyarakat
8. Mengendalikan persiapan pekerjaan perancangan
9. Melakukan pendalaman pengertian antar disiplin
10. Melakukan pendalaman fisik dan fisika bangunan
11. Menerapkan batasan anggaran dan peraturan bangunan
12. Melakukan pendalaman pemahaman industri konstruksi dalam
perencanaan
13. Melakukan pendalaman manajemen proyek

Peraturan UU tentang Arsitek dan Arsitektur


BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Arsitektur adalah wujud hasil penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
secara utuh dalam mengubah ruang dan lingkungan binaan sebagai bagian dari
kebudayaan dan peradaban manusia yang memenuhi kaidah fungsi, kaidah
konstruksi, dan kaidah estetika serta mencakup faktor keselamatan, keamanan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.

2. Praktik Arsitek adalah penyelenggaraan kegiatan untuk menghasilkan karya


Arsitektur yang meliputi perencanaan, perancangan, pengawasan, dan/atau
pengkajian untuk bangunan gedung dan lingkungannya, serta yang terkait dengan
kawasan dan kota.

3. Arsitek adalah seseorang yang melakukan Praktik Arsitek.


4. Arsitek Asing adalah Arsitek berkewarganegaraan asing yang melakukan
Praktik Arsitek di Indonesia.

5. Uji Kompetensi adalah penilaian kompetensi Arsitek yang terukur dan objektif
untuk menilai capaian kompetensi dalam bidang Arsitektur dengan mengacu pada
standar kompetensi Arsitek.

6. Surat Tanda Registrasi Arsitek adalah bukti tertulis bagi Arsitek untuk
melakukan Praktik Arsitek.

7. Lisensi adalah bukti tertulis yang berlaku sebagai surat tanda penanggung
jawab Praktik Arsitek dalam penyelenggaraan izin mendirikan bangunan dan
perizinan lain.

8. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah upaya pemeliharaan


kompetensi Arsitek untuk menjalankan Praktik Arsitek secara berkesinambungan.

9. Pengguna Jasa Arsitek adalah pihak yang menggunakan jasa Arsitek


berdasarkan perjanjian kerja.

10. Organisasi Profesi adalah Ikatan Arsitek Indonesia.

11. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang


kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

12. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara


Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.

13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang pekerjaan umum.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2 Praktik Arsitek berasaskan:

a. profesionalitas;
b. integritas;
c. etika;
d. keadilan;
e. keselarasan;
f. kemanfaatan;
g. keamanan dan keselamatan;
h. kelestarian; dan
i. keberlanjutan.

BAB V

ARSITEK ASING

Pasal 18
(1) Arsitek Asing harus memenuhi persyaratan kompetensi dan persyaratan
perizinan.
(2) Persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan
dengan sertifikat kompetensi menurut hukum negaranya dan diregistrasi di
Indonesia.
(3) (3) Pemenuhan persyaratan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dalam bidang ketenagakerjaan.
Pasal 19

(1) Arsitek Asing harus melakukan alih keahlian dan alih pengetahuan.
(2) Alih keahlian dan alih pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan:
a. mengembangkan dan meningkatkan jasa Praktik Arsitek pada kantor
tempatnya bekerja;
b. mengalihkan pengetahuan dan kemampuan profesionalnya kepada Arsitek;
dan
c. memberikan pendidikan dan/atau pelatihan kepada lembaga pendidikan,
lembaga penelitian, dan/atau lembaga pengembangan dalam bidang
Arsitektur tanpa dipungut biaya.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Arsitek ialah seorang ahli dalam merancang bangunan. Arsitek dibedakan


menjadi beberapa jenis berdasarkan kontribusinya dalam pembangunan nasional.
Untuk menjadi arsitek memerlukan waktu dan usaha yang tidak sedikit. Setelah
menjadi seorang arsitek, tugas dan tanggung jawab yang dipikul pun tidaklah
mudah. Oleh karena itu, untuk menghargai jasa-jasa arsitek di Indonesia,
pemerintah mengeluaran undang-undang mengenai arsitek dan arsitektur.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitek

https://www.iai-jakarta.org/berita/lihat/perjalanan-menjadi-arsitek

https://arsitekpro.com/arsitektur/jenis-jenis-arsitek/
TUGAS PENGANTAR ARSITEKTUR

Oleh :

Huriyyah Adilah Anwar

Reza Malape Bandaso

TEKNIK ARSITEKTUR

2018

Anda mungkin juga menyukai