Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………… 1
II. KEBUTUHAN GIZI TERNAK…………………………………………… 2
2.1. Kebutuhan Protein…………………………………………………………………………. 2
2.2 Kebutuhan Lemak..……………………………………………………………………….. 3
2.3. Kebutuhan Karbohidrat.……………………………………………………………….. 3
2.4. Kebutuhan Mineral…….…………………………………………………………………. 4
2.5. Kebutuhan Vitamin……………………………………………………………………….. 4
2.6. Kebutuhan Air……………………………………………………………………………….. 5
III. BAHAN PAKAN SAPI BALI………………………………………………………………………… 7
3.1. Bahan Pakan Hijauan…………………………………………………………………….. 8
3.2. Bahan Pakan Konsentrat (Penguat) Sapi Bali………………………………. 10
3.3. Bahan Pakan Tambahan……………………………………………………………….. 11
IV. KOMPOSISI NUTRISI BAHAN PAKAN…………………………………………………….. 13
4.1. Bahan Pakan Non Hijauan…………………………………………………………… 13
4.2. Bahan Pakan Hijauan……………………………………………………………………….. 16
V. PENYUSUSNAN RANSUM SAPI BALI……………………………………………………….. 19
5.1. Menyusun Ransum………………………………………………………………………… 19
5.2. Membuat Kosentrat dengan Model Linier…………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………… 27
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan usaha peternakan sapi, baik itu sapi potong, sapi kerja, maupun sapi
perah sangat tergantung dari pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat. Namun
perlu disadari bahwa pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat syarat ini tidak
akan dapat mengubah sifat genetik sapi. Besar tubuh sapi Bali tidak dapat diubah
menyerupai sapi Hereford, tetapi pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat
pasti akan dapat menunculkan sifat bawaannya yang baik, mislanya pertumbuhannya
menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan persentase karkasnya menjadi lebih tinggi,
dan lebih tahan terhadap penyakit.
Pemberian pakan pada ternak sapi, baik sapi potong maupun sapi perah harus
dilakukan secara berkesinambungan sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.
Pemberian pakan yang tidak berkesinambungan akan menimbulkan goncangan
pertumbuhan sapi. Keadaan ini sering ditemukan pada sapi Bali yang dipelihara di
daerah pegunungan / daerah dataran tinggi yang pengairannya tergantung dari air hujan,
seperti di daerah Bukit Jimbaran, daerah Kubu Karang Asem, daerah NTT dan lai-lain.
Pada musim hujan, sapi bali yang dipelihara di daerah tersebut tumbuh dan bertambah
bobot dengan sangat cepat karena sapi mendapat pakan dalam jumlah yang cukup dan
memenuhi syarat. Akan tetapi, pada musim kemarau pertumbuhannya atau bobot
badannya dapat menurun secara dratis, sebab selama musim kemarau persediaan pakan
dan daya cerna sapi akan hijauan menjadi berkurang. Hal ini terutama disebabkan oleh
hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung dalam hijauan/rerumputan akibat
kekurangan air. Dengan demikian, hijauan/rerumputan yang diberikan kepada ternak
tidak lagi memenuhi syarat, bahkan jumlahnyapun tidak mencukupi kebutuhan sapi.
Sebagai akibatnya ialah : pertumbuhan terhambat, sapi yang sudah dewasa berat
badannya menurun/kurus, sehingga tidak memenuhi syarat sebagai sapi potong.
Perkembangbiakannya terhambat karena fertilitasnya menurun, persentase karkasnya
juga sangat rendah.

Pakan Sapi Bali 1


II. KEBUTUHAN GIZI TERNAK

Peternak harus berusaha memberi pakan yang cukup dan memenuhi syarat sesuai
dengan kebutuhan sapi. Ransum sapi yang memenuhi syarat ialah ransum yang
mengandung : protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah yang
cukup. Kesemuanya dapat disediakan dalam bentuk hijauhan dan konsentrat.
2.1. Kebutuhan Protein.
Protein berfungsi untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak,
(misalnya pada sapi lanjut usia), pembentukan se-sel baru dari tubuhnya (misalnya pada
pedet), berproduksi (misalnya pada sapi dewasa) dan diubah mnjadi energi (misalnya
pada sapi kerja).
Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi muda yang sedang tumbuh dibandingkan
sapi dewasa. Karena unsure protein tidak dapat di bentuk dalam tubuh, padahal sangat
mutlak diperlukan, oleh karena itu sapi harus diberi pakan yang cukup mengandung
protein.
Sumber protein bagi sapi adalah hijauan dari jenis leguminosa seperti Centrosema
pubescens, daun turi, lantoro dan pakan tambahan berupa penguat seperti bungkil kelapa,
bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Protein asal hewan (hewani) lebih baik ketimbang protein asal tanaman (nabati),
sebab kandungan asam amino essensial dan nilai gizinya lebih tinggi. Bahan pakan yang
berkadar protein tinggi ialah yang susunan proteinnyamendekati susunan protein
tubuhnya. Protein hewani dapat diproses kembali kembali menjadi protein jaringan
dengan resiko kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengolahan protein
nabati seperti jagung dan jerami.
Ternak rumenansia, termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi
di dalam pakannya, sebab di dalam rumen dan ususnya yang panjang itu, pakan diolah
oleh jasad renik. Namun, jika protein yang diberikan adalah protein yang telah usang dan
terurai, maka protein atau sam-asam amino dalam pakan harus ditingkatkan pula. Oleh
karena itu, jika sapi hanya diberi pakan berupa jerami, khususnya sapi penggemukan,
maka kekurangan unsure protein/asam-asam amino dan unsr lainya dapat ditutupi dengan
pemberian pakan tambahan yang banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat.

Pakan Sapi Bali 2


Kadar serat kasar tinggi dan kekurangan unsure protein, lemak dan karbohidrat dalam
jerami menyulitkan pencernaan.

2.2. Kebutuhan Lemak.


Lemak berfungsi sebagai sumber energi (tenaga) dan sebagai pelarut vitamin A, D, E
dan K dalam tubuh.
Dalam tubuh, lemak dalam bahan pakan dapat diubah menjadi pati dan gula, dapat
digunakan sebagai sumber tenaga, atau dapat disimpan di dalam jaringan atau sel sebagai
lemak cadangan. Kandungan lemak dalam tubuh berbeda-beda antara jaringan satu dan
jaringan lainnya. Lemak tubuh biasanya dibentuk dari karbohidrat dan lemak makanan,
yang didak langsung digunakan. Di dalam tubuh, kelebihan lemak akan disimpan di
bawah kulit sebagai lemak cadangan. Setiap jenis ternak memiliki alat atau tempet
khusus untuk menyimpan lemak, misalnya sapi pada punuknya, domba ekor gemuk pada
ekornya dan lain sebagainya. Disamping itu, lemak yang berlebihan juga dapat disimpan
disekitar buah pinggang, selaput penggantung usus dan diantara otot-otot.
Tubuh hewn terdiri atas tiga jenis jaringan, yaitu tulang otot dan lemak. Di antara
ketiga jenis jaringan tersebut, jaringan lemak terbentuk paling akhir. Pada ternak sapi
potong yang digemukkan, seperti pada sapi kereman, lemak yang disimpan
menyelubungi serabut otot sehingga atau daging sapi menjadi lebih lembut. Dalam tubuh
hewan, lemak mempunyai sifat yang berbeda. Sapi yang dipotong pada usia lanjut akan
memiliki daging yang liat, apalagi bila sapi itu dipekerjakan terlalu berat dan diberi pakan
yang tidak memenuhi syarat. Hewan ternak yang hanya diberi pakan berupa hijauan dari
rumput akan memperoleh kadar lemak yang sangat rendah sebab kandungan lemak kasar
pada rumput hanya sekitar 1%. Bahan pakan ternak yang banyak mengandung lemak
adalah : bungkil kacang tanah, bungkil kelapa dan bungkil kedelai.

2.3. Kebutuhan Karbohidrat


Karbohidrat berfungsi sebagai sumber tenaga (energi) dan sebagai pembentuk lemak
cadangan di dalam tubuh. Setelah dicerna, karbohidrat diserap oleh darah berupa glukosa
dan langsung dioksidasi menjadi energi atau lemak cadangan. Suber karbohidrat yang
penting ialah serat kasar dan BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen) yaitu bagian dari

Pakan Sapi Bali 3


bahan makan yang banyak mengandung karbohidrat, pati dan gula. Jagung dan pakan
butiran lainnya juga sebagai sumber karbohofrat. Kebutuhan sapi akan karbohidrat juga
dapat dipenuhi dari bahan hijauan, sehingga kebutuhan ternak akan karbohidrat tidak
banyak mengalami kesulitan.

2.4. Kebutuhan Mineral


Mineral berguna dalam pembentukan jaringan tulang dan otot, proses produksi,
penggantian mineral tubuh yang hilang, dan pemeliharaan kesehatan.
Meskipun diperlikan hanya dalam jumlah yang kecil dan terdapat dalam jumlah
banyak dalam jaringan tulang, mineral berperan amat penting dalam kehidupan hewan
ternak. Yaitu : mineral mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat makanan,
pada anak hewan yang sedang tumbuh atau yang sudah dewasa, mineral diperlukan untuk
memperbarui sel-sel yang mati. Selain itu, janin hanya dapat tumbuhdengan baik bila
tersedia mineral dalam jumlah yang cukup.
Beberapa jenis mineral penting yang diperlukan tubuh ialah : natrium, khlor,
kalsium, fosfor, sulfur, kalium, magnesium, tembaga, seng, selenium. Pada umumnya
unsure tersebut banyak terdapat dalam pakan. Namun mineral tertentu seperti garam
dapur (NaCl), calsium (Ca) dan fosfor, sering masih perlu ditambahkan dalam ransum.
Mineral fosfor banyak ditemukan pada padi-padian, sedangkan makanan kasar
lainnya banyak mengandung Ca. Tanda bahwa ternak sapi kekurangan mineral ialah :
sapi suka makan tanah. Kekurangan mineral dapat menimbulkan penyakit tulang atau
fertilitasnya (kesuburan) ternak menjadi rendah. Pada sapi, sumber mineral utama ada;ah
hijauan, dan pakan tambahan berupa mineral (feed supplement-mineral)

2.5. Kebutuhan Vitamin


Dalam tubuh, vitamin berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan
memprimakan kesehatan dalam berproduksi.
Kebutuhan ternak akan vitamin sering tidak menjadi perhatian peternak karena
unsure tersebut biasanya tersedia dalam jumlah yang cukup dalam pakan. Selain itu,
hewan memamah biak seperti sapi dapat membentuk vitamin tertentu dalam ususnya,
terutama vitamin B kompleks. Akan tetapi, pada musim kemarau yang panjang, bahan

Pakan Sapi Bali 4


pakan sapimengandung vitamin A dengan kadar yang tidak cukup. Oleh karena itu, bagi
ternak sapi yang dipelihara secara intensif, atau yang ruang geraknya dibatasi, ransumnya
perlu ditambahkan vitamin A.
Jika kadar vitamin A dalam tubuh berlebihan, maka vitamin tersebut akan
disimpan dalam waktu yang lama dalam hati. Pada sapi vitamin A yang disimpan dapat
bertahan sampai enam bulan, dan kambing selama tiga bulan. Bagain hijauan tanaman
yang sedang tumbuh, atau pada bagian pucuknya banyak mengandung karoten, yang
dalam tubuh hewn dapat diubah menjadi vitamin A.
Sementara vitamin A dapat dibentuk dari karoten, vitamin B dapat dibentuk
sepenuhnya di dalam tubuh hewan, sedangkan vitamin C dapat dibentuk sendiri oleh
semua jenis hewan yang telah dewasa, dan vitamin D dibentuk oleh tubuh hewan dari
provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
Sumber utama vitamin tubuh pada sapi adalah hijauan.. Akan tetapi, beberapa
factor seperti jenis tanah, iklim dan waktu dan cara penyimpanan hijauan, dapat
berpengaruh terhadap kandungan vitamin dalam hijauan itu
2.6. Kebutuhan Air
Air berfungsi mengatur suhu tubuh, membantu proses pencernaan, mengelauarkan
bahan yang tidak berguna dari dalam tubuh seperti keringat, air seni, dan kotoran (80%
air), melumasi persendian, dan membantu pengpenglihatan.
Air merupakan unsure terbesar dalam tubuh hewan karena lebih dari 50%
komposisi tubuh terdiri atas air. Kebanyakan jaringan dalam tubuh hewan mengandung
70-90% air. Hewan yang kekurangan air biasanya lebih cepat mati daripada yang
kekurangan makanan yang sekali gus membuktikan bahwa air mempunyai fungsi yang
sangat penting bagi ternak. Oleh karena itu, para peternak harus sungguh-sungguh
memperhatikan kebuituhan ternaknya akan air.
Kebutuhan ternak akan air minum sangat beragam di antara ternak yang satu
dengan yang lainnya. Keragaman ini dipengaruhi olah berbagai faktor, seperti : jenis
sapi, umur, suhu lingkungan, jenis bahan makanan, dan volume makan yang masuk
dalam tubuh, serta aktifitas sapi yang bersangkutan. Pada sapi muda. I yang sedang
bekerja, sapi yang berada pada lingkungan suhu yang tinggi, dan sapi yang diberi pakan

Pakan Sapi Bali 5


jerami dalam jumlah yang besar, kebutuhan akan air minum lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sapi pada keadaaan normal.
Kebutuhan tubuh sapi akan air dapat dipengaruhi dari air minum, air dalam bahan
makanan, dan air metabolic yang berasal dari glukosa, lemak dan protein. Sebagai
pedoman bagi penyediaan air minumadalah : sapi dewasa yang bekerja memerlukan air
sekitar 35 liter air dalam sehari, sedangkan sapi yang tidak bekerja memerlukan air
sekitar 25 liter.

Pakan Sapi Bali 6


III. BAHAN PAKAN SAPI BALI
Sapi bali yang dilahan persawaan dalam kehidupannya lebih banyak memakan
rumput dibandingkan semak dan pohon, sedangkan yang dipelihara di lahan kering,
secara persentase lebih banyak memakan semak dan pohon. Sapi bali pejantan jika
dibandingkan dengan yang betina, lebih banyak memakan rumput. Begitu pula pada
musim hujan sapi bali lebih banyak makan rumput, sedangkan semak dan pohon
konsumsinya meningkat pada musim kemarau. Secara umum apabila dilihat komposisi
pakan sapi Bali, terdiri atas rumput (78%), leguminosa (3%), semak dan pohon (15%),
jerami (2%), batang pisang (1%) dan lainnya (1%).
Tabel 1. Komposisi Bahan (%) Pakan Sapi Bali di Bali
No Jenis Pakan Musim Pemantaatan Lahan Klasifikasi Sapi
Hu Kema Sa Tega Ke Pe Ke In Pejan
jan rau wah lan bun det biri duk tan
1 Rumput 79 49 85 70 80 78 78 72 80
2 Leguminosa 2 1 0 2 0 2 0 0 0
3 Semak dan 14 32 6 23 15 11 17 20 9
Pohon
4 Jerami 2 6 3 1 1 5 2 2 3
5 Batang Pisang 1 9 2 2 1 0 1 2 3
6 Lainnya 2 3 4 2 2 4 2 4 5
Sumber : Nitis, 2001
Pakan untuk sapi Bali yang dikandangkan mesti selalu terseia sepanjang hari.
Pakan itu akan lebih diminati sapi bila sebelumnya telah dilayukan, karena pakan yang
memiliki aroma yang membuat selera makan sapi turun telah menguap. Untuk itu pakan
mesti dikumpulkan sehari sebelumnya (sore) untuk diberikan keesokan harinya. Untuk
mengurangi pakan yang tercemar akibat ulah sapi yang kerap memilih pakan, sebaiknya
diberikan dua kali, pada pagi dan sore hari. Kebiasaan memberikan pakan dua kali ini
akan membuat peternak lebih sering bertemu dengan sapinya, karena bila terjadi
perubahan prilaku ternak akibat sakit, birahi atau beranak peternak akan segera
mengetahiu. Dalam pemilihan pakan ternak sapi, selain zat yang terkabdung di
dalammnya, perlu juga dipartimbangkan sifat biologi bahan pakan yang akan diberikan
seperti : tekstur, palatibilitas (enak tidaknya) dan daya cernanya. Sebagai contoh jagung
giling yang kasar relative lebih sukar dicerna oleh sapi jika dibandinghkan dengan jagung
giling yang lebih halus. Bahan pakan yang rusak, tengik ataupun kurang enak tentu akan
disisihkan oleh sapi atau terbuang percuma karena sapi tidak mau makan bahan pakan

Pakan Sapi Bali 7


yang telah rusak. Demikain pula bahan pakan kasar seperti jerami akan sulit dicerna oleh
sapi sebab zat makanan dalam jerami tertutup oleh dinding sel yang sukar dicerna oleh
sapi. Bahan pakan yang sukar dicerna sebaiknya diberi perlakuan khusus sebelum
diberikan kepada sapi.

3.1. Bahan Pakan Hijauan.


Sapi Bali dapat diberikan pakan dalam tiga jenis yaitu : pakan hijauan, pakan
konsentrat (penguat), dan pakan tambahan. Bahan hijauan dapat diberikan pada sapi Bali
dalam bentuk segar dan kering atau dikeringkan. Bahan pakan hijauan juga dapat
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu rerumputan dan jenis daun-daunan. Pakan
jenis jenis rerumputan dapat berupa rumput lapangan (lokal) dan rumput unggul seperti
rumput gajah, rumput setaris, rumput benggala dan lain sebagainya. Rerumputan
umumnya mengandung banyak karbohidrat tinggi, tetapi mengandung sedikit protein.
Pakan jenis dedaunan dapat berasal dari kacang-kacangan (leguminosa) dan
nonleguminosa, Pakan jenis dedaunan yang yang berasal dari leguminosa umumnya
lebih disukai olah sapid an juga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi
dibandingkan pakan yang berasal dari nonleguminosa maupun dari rerumputan.
Dedaunan yang sering diberikan pada sapi Bali antara lain daun dadap, daun gamal, daun
kayu santen, daun kaliandra, daun belalu/albezia, daun lantoro, daun turi, daun bunut,
daun waru, daun nangka dan lain-lainnya.
Jumlah pakan hijauan segar yang diberikan pada sapi, baik baik berupa
rerumputan maupun dedaunan, tergantung dari bobot sapi. Sapi bali dengan bobot 300
kg biasanya diberikan pakan hijauan dalam bentuk segar sebanyak 30 kg/hari atau 10%
daribobot badannya. Hijauan segar sebaiknya berasal dari berbagai jenis hijauan,
sehingga kebutuhan sapi akan zat makanan dapat terpenuhi. Sebagai contoh sapi Bali
dengan berat 250 kg yang diberikan hijauan dengan komposisi 70% rumput gajah dan
30% daun gamal kebutuhan akan protein, kalori dan energi metaboliknya dapat terpenuhi
sehingga sapi dapat tumbuh dengan baik.

Pakan Sapi Bali 8


Gambar 1. Pakan Hijauan Rumput Gajah dan Gamal.
Pakan hijauan kering atau dikeringkan dapat berupa jerami dan dedaunan yang
dikeringkan. Jerami ialah hasil ikutan pertanian seperti padi, kacang tanah, kedelai, dan
jagung yang berupa batang, daun dan ranting. Sedangkan hijauan kering adalah hijauan
jenis rerumputan yang sengaja ditanam dan dipanen saat menjelang berbunga dan
langsung dikeringkan.

Gambar 2. Jerami Padi Bahan Pakan Hijauan Kering

Pakan Sapi Bali 9


Gambar 3. Jerami Kedelai Bahan Pakan Hijauan Kering

3.2. Bahan Pakan Konsentrat (Penguat) Sapi Bali


Sebagai ternak perintis, sapi Bali mampu beradaptasi dengan berbagai jenis
pakan kasar yang bergizi rendah, seperti jerami padi dan rumput kering. Meskipun tidak
mencapai maksimal, sapi Bali dapat tumbuh dengan baik jika sapi ini hanya diberi
rerumputan dan dedaunan terutama pada musim hujan ketika hijauan tersedia dalam
jumlah yang berlimpah. Keadaan ini secara ekonomis sangat menguntungkan peternak.
Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik, sapi Bali perlu diberi pakan
penguat terutama pada musim kemarau ketika persediaan hijauan berkurang, dan nilai
gizi hijauan menjadi sangat rendah. Dengan pemberian pakan kosentrat, nilai gizi pakan
dapat diperbaiki. Pemberian konsentrat pada saat persediaan hijauan berlimpah, yaitu
pada musim hujan dapat mempercepat pertumbuhan sapi Bali dengan tambhan bobot
badan selama fase penggemukan bias mencapai 600-800 kg/ekor/hari.
Kosentrat atau pakan penguat merupakan jenis pakan bergizi tinggi dengan
kandungan serat kasar yang relative rendah, sehingga lebih mudah dicerna dibandingkan
hijauan. Pada sapi Bali, pakan kosentrat biasanya berupa dedak padi, bungkil kelapa,
bungkil kacang tanah, gaplek (ketela pohon) dan sebagainya. Harga bahan pakan
kesentrat relative lebih mahal dibandingkan harga bahan hijauan. Pada saat hijauan
tersedia dalam jumlah yang berlimpah, pemberian kosentrat perlu dipertimbangkan

Pakan Sapi Bali 10


secara ekonomis, karena pemberian kosentrat yang terlalu tinggi secara ekonimi sering
tidak menguntungkan.

Gambar 4. Bungkil Kelapa, Dedak dan Dedak Gandum

3.3. Bahan Pakan Tambahan.

Walaupun telah diberi pakan berupa hijauan dan/atau kosentrat yang telah mengandung
zat makanan yang memenuhi kebutuhannya, sapi Bali masih sering menderita
kekurangan vitamin, mineral dan bahkan protein, Keadaan ini dapat mengganggu
pertumbuhan atau kesehatan sapi Bali sehingga untuk mengatasinya sapi dapat diberikan
pakan tambahan.
Vitamin biasanya diberikan dalam bentuk pakan tambahan/feed supplement
berupa minyak ikan yaitu untuk memenuhi kekurangan vitamin A dan Vitamin D.
Kekurangan mineral, khususnya Ca, P dan NaCl pada pakan ternak , dapat
dipenuhi dengan pemberian tepung tulang, tepung kapur (CaCO3) dan garam dapur
(NaCl), Dapat juga diberikan Mineral Mix

Pakan Sapi Bali 11


Kekurangan protein sering terjadi bila sapi Bali hanya diberi pakan berupa jerami
atau atau rumput kering yang berkadar protein rendah, maka untuk memenuhinya ke
dalam pakan perlu ditambahkan urea. Pemberian urea dapat menguntungkan karena
sebagi hewan rumenansia, sapi Bali mampu mengubah sumber nitrogen nonprotein
menjadi protein. Selai itu, bahan pakan berprotein tinggi seperti tepung daging, tepung
ikan harganya cukup mahal.
Akan tetapi, pemberian urea pada sapi Bali perlu kehati-hatian sebab pemberian
urea yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan. Sebagai pedoman kadar urea dalam
pakan tidak boleh melebihi 1% dari jumlah pakan atau 20 gram per 100 kg bobot badan
sapi Bali.

Pakan Sapi Bali 12


IV. KOMPOSISI NUTRISI BAHAN PAKAN
4.1. Bahan Pakan Non Hijauan
1. Dedak padi

Adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit pecahan lembaga beras dan
daya cernanya relatif rendah. Analisa kandungan nutrisi: 10.6% air, 4.1% protein,
32.4% bahan ekstrak tanpa N, 35.3% serat kasar, 1.6% lemak dan 16% abu serta nilai
Martabat Pati 19. Pada usaha pembibitan, dedak padi dapat menggantikan konsentrat
komersial hingga 100%, terutama dedak padi kualitas sedang sampai baik.

2. Dedak jagung

Dedak jagung sangat baik diberikan pada ternak. Analisa nutrisi : 9.9% air, 9.8% protein,
61.8% bahan ekstrak tanpa N, 9.8 serat kasar, 6.4% lemak dan 2.3% abu serta nilai
Martabat Pati (MP) adalah 68.

3. Bungkil kelapa

Bungkil kelapa adalah hasil sisa dari pembuatan dan ekstraksi minyak kelapa yang
didapat dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Pemberiannya
tergantung pada berat badannya yaitu antara 1.5 - 2.5 kg/ekor/hari. Analisa nutrisi: 11.6%
air, 18.7% protein, 45.5% bahan ekstrak tanpa N, 8.8% serat kasar, 9.6% lemak dan 5.8%
abu serta nilai Martabat Pati (MP) 81.
4. Bungkil kacang tanah
Digunakan sebagai komposisi dalam ransum konsentrat untuk sapi, babi dan ayam, hanya
perlu dibatasi jumlah pemberiannya karena kadar lemaknya cukup tinggi dan harganya
relatif mahal. Analisa nutrisi: 6.6% air, 42.7% protein, 27% bahan ekstrak tanpa N, 8.9%
serat kasar, 8.5% lemak dan 6.3% abu serta nilai MP adalah 80.
5. Onggok
Merupakan hasil sisa dalam pembuatan tepung kanji, dapat diberikan pada ternak sapi
dan babi sebagai ransumnya. Analisa nutrisi: 18.3% air, 0.8% protein, 78% bahan ekstrak
tanpa N, 2.2% serat kasar, 0.2% lemak dan 2.5% abu serta nilai MP adalah 76.

Pakan Sapi Bali 13


6. Kulit Kopi
Dalam pengolahan kopi akan dihasilkan 45% kulit kopi, 10% lendir, 5% kulit ari dan
40% biji kopi. Pemanfaatan kulit kopi sebagai pakan ternak pada usaha pembibitan dapat
menggantikan konsentrat komersial hingga 20%.
7. Kulit Kakao
Limbah pengolahan buah kakao yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak
diantaranya kulit (pod) luar dan kulit biji. Hasil penelitian penggunaan limbah kakao
pada ternak ruminansia, menunjukan bahwa pemakaian pod kakao pada taraf 30% tanpa
pengolahan, dapat menurunkan kecernaan in vitro. Pemanfaatan-nya untuk usaha
pembibitan dapat mencapai 20% dalam konsentrat komersial.
8. Ubi Kayu dan Hasil Ikutannya
Tepung gaplek dan onggok mempunyai kadar energi yang tinggi, hampir menyamai
jagung, akan tetapi rendah kadar protein maupun asam amino. Tepung gaplek maupun
onggok tergolong sebagai karbohidrat yang mudah dicerna. Hasil ikutan ubi kayu
yang banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak diantaranya adalah onggok
(gamblong), gaplek afkir dan tepung tapioka afkir. Hasil penelitian dan aplikasi di daerah
panas telah banyak membuktikan, bahwa bahan pakan asal ubi kayu mempunyai nilai
biologis yang lebih baik dibandingkan dengan dedak padi kualitas rendah. Pemanfaatan
dapat mencapai 75% dalam konsentrat murah/komersial.
9. Kulit Kacang Tanah
Pemanfaatan kulit kacang tanah sebagai pakan ternak belum optimal; sebagian besar
hanya dibuang atau dibakar. Pemanfaatan kulit kacang tanah untuk usaha pembibitan
dapat mencapai 20% dalam konsentrat komersial.
10. Kedelai dan Ikutannya
Hasil ikutan kedelai yang banyak digunakan sebagai ransum ternak ruminansia
diantaranya adalah ampas tahu, ampas kecap, kedelai afkir dan jerami kedelai.
Penggunaan bahan pakan asal kedelai dan ikutannya dapat digunakan semaksimal
mungkin.

Pakan Sapi Bali 14


Tabel 4.1.1. Kandungan Bahan Kosentrat (%)

Catatan : TDN yang masih kosong bisa dicari pada pustaka atau laporan lain

Pakan Sapi Bali 15


4.2. Pakan Hijauan

1. Jerami adalah sumber pakan yang berkualitas rendah, kandungan yang terdapat di
dalamnya yaitu protein 4,5 – 5,5% lemak 1,4 – 1,7% daya cerna 30% (seandainya
makan 10kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg, lainnya menjadi kotoran).
2. Rumput gajah kandungan protein 8,4-11,4% lemak 1,7-1,9% serat kasar 29,5-
33% daya cerna 52%.
3. Tanaman leguminosae semak berprotein tinggi seperti Lamtoro (Leucaena
leucocephala), Kaliandra (Calliandra calothrysus) dan Gamal (Gliricidia sepium).
4. Tanaman legum merambat seperti Kacang Sentro (Centrosema pubescens),
Kembang Telang (Clitoria ternatea), dan Kacang Ruji (Pueraria phaseoloides).

Tabel 4.2.1. Kandungan Pakan (%) Hijauan Pakan

Catatan : TDN yang masih kosong bisa dicari pada pustaka atau laporan lain.

Pakan Sapi Bali 16


Nutrisi pada Pakan

1. Bahan organik adalah bahan yang mengandung karbon sisa dari pembakaran.
2. Bahan Kering (BK): Adalah berat konstan bahan pakan setelah dihilangkan
kandungan airnya dengan pemanasan 105 OC.
3. Lemak adalah suatu substansi padat atau lunak pada suhu kamar, terdiri dari
sebagain besar trigliseride dan asam-asam lemak.
4. Serat kasar adalah perpanjangan sel-sel tanaman yang saling melekat yang pada
keadaan dewasa tidak berproton-plasma. Terdapat pada jaringan vascular dari
anaman, merupakan bagian dari bahan pakan yang sulit dicerna.
5. Protein: Nutrien yang terdiri dari satu atau lebih ikatan asam amino. Protein ini
disebut juga polypeptide sebab beberapa asam amino saling berikatan dalam
ikatan peptide.
6. Mineral: Mineral makro yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, antara lain Ca, P,
K, Na, Cl, S dan Mg, mineral mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, antara
lain Fe, Za, Cu, Mo, Se, Mn, Co, Cr, Sn, V, F, Si, Ni dan As.
7. Vitamin: Adalah senyawa organik yang merupakan komponen yang terdapat
dalam ransum pakan dengan jumlah sedikit.

Beberapa Sumber Bahan Pakan

1. Sumber Energi

 Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum).


 Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan).
 Kelompok umbi (ubi jalar, ubi kayu dan hasil sampingannya).
 Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah,
rumput benggala dan rumput setaria).

Pakan Sapi Bali 17


2. Sumber protein

 Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan
sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ubi jalar, ganggang dan
bungkil)
 Kelompok hijauan yang sengaja ditanam (Leguminosa), misalnya lamtoro, turi
kaliandra, gamal dan sentro.
 Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan
sebagainya).

3) Sumber vitamin dan mineral

 Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun
hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi.
Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di
pasaran bebas yang dikemas khusus berupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai
campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.

Istilah dalam Pakan

1. Pakan Penguat (konsentrat)

Pakan penguat atau pakan konsentrat adalah bahan pakan yang kadar nutrisi protein
tinggi dan karbohidrat dan kadar serat kasar yang rendah (dibawah 18%).

2. Ransum

Adalah campuran dari berbagai macam bahan pakan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidup ternak baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

Pakan Sapi Bali 18


V. PENYUSUSNAN RANSUM SAPI BALI
5.1. Menyusun Ransum
Pemberian pakan pada sapi Bali oleh peternak tradisional biasanya hanya
memperhatikan jumlah atau volume pakan tanpa banyak memperhatikan kandungan zat
makanan pakan yang diperlukan sapi. Sapi Bali yang dilepas di padang penggembalaan
secara selektif dapat memilih jenis pakan yang secara alamiah dapat memenuhi
kebutuhan akan zat gizi. Akan tetapi, sapi Bali yang dikandangkan komposissi pakan
perlu diatur agar memenuhi nilai gizi yang diperlukan.

Tabel 5.1.1. Komposisi Bahan Pakan Ternak


N0. Nama Bahan BK PK TDN ME Ca P
(%) (%) (%) (Mcal/kg) (%) (%)

1 Jerami Kacang Tanah 38,1 15,2 63,3 2,37 1,40 0,20


2 Jerami Kedelai 86,0 16,6 56,0 2,03 1,20 0,31
3 Jerami Padi 40,0 4,3 39,5 1,53 - -
4 Daun Lantoro 29,1 23,2 63,1 2,70 2,20 0,31
5 Rumput Benggala 40,0 4,9 45,3 1,61 0,25 0,26
6 Rumput Gajah 15,7 11,4 53,1 1,89 0,70 0,40
7 Rumput Panicum maxsimum 40,0 4,9 45,3 4,61 0,25 0,26
8 Dedak Padi 86,0 14,0 87,6 3,32 0,10 0,80
9 Bungkil Kelapa 86,0 21,6 78,0 2,85 0,16 0,72
Sumber : Tellman, A.D dkk Ilmu Pakan Ternak Dasar

Penyusunan ranrum sapi Bali baik untuk penggemukan, pertumbuhan, menyusui


dan bunting harus disesuaikan dengan kebutuhan ternak itu akan bahan kering (BK),
total Digestible nutrient (TDN), protein kasar (PK), metabolic energy (ME), calsium
(Ca) dan phosphor (P). Contoh komposisi bahan pakan seperti Tabel 2.2. Sementara itu,
kebutuhan ternak akan bahan kering, dan pakan kasar, ME, Ca dan P tergantung dari
jenis kelamin ternak, umur ternak, dan tujuan pemeliharaan dan contoh terlihat pada
Tabel 5.1.2.

Pakan Sapi Bali 19


Tabel 5.1.2. Kebutuhan Nutrisi Sapi Bali
Bobot Sapi Tamba Makan Makan PK TDN ME Ca P
Bali han -an an (%) (%) Mca (%) (%)
Bobot BK Kasar k/kg
150 Jantan 0,0 2,8 100 8,7 55 2,0 0,18 0,18
0,7 3,9 55 12,6 70 2,5 0,46 0,36
200 Jantan 0,0 2,8 100 8,7 55 2,0 0,18 0,18
0,7 5,7 75 10,5 64 2,3 0,23 0,28
150 Betina 0,0 2,8 100 8,7 55 2,0 0,18 0,18
0,5 4,1 75 11,0 61 2,2 0,34 0,29
200 Betina 0,0 3,5 100 8,5 55 2,0 0,18 0,18
0,5 6,0 75 10,2 64 2,3 0,32 0,27
300- Bunting - 10,5 85 5,9 56 1,9 0,21 0,20
400
300- Menyusui - 10,8 85 10,9 55 2,0 0,24 0,38
400

Tabel 5.1.3. Kebutuhan Berat Kering Berdasarkan Kisaran Bobot Badan

Kemampuan Mengonsumsi Bahan Kering


Kisara Bobot Badan (kg)
(% dari bobot badan)

50-100 3

100-150 3,5

150-200 4

200-250 3,5

250-300 3

300-350 2,8

350-400 2,6

400-450 2,4

450-500 2,2

Pakan Sapi Bali 20


Gambar 5. Sapi Bali Jantan dan Betina

Misalnya, jika di kebun tersedia rumput Benggala dan daun lantoro dan saat itu
terdapat sapi bunting dengan berat 300 kg. Bila sapi itu diberikan pakan yang terdiri atas
70% rumput benggala dan 30% daun lantoro, maka susunan ransom kita adalah :
Sapi Bali bunting memerlukan pakan dalam bentuk BK sebanyak = 10,5 kg

Perhitungan BK :
Rumput benggala = 70/100 x 10,5 = 7,35 kg
Daun Lantoro = 30/100 x 10,5 = 3,15 kg
Perhitungan Berat Basah
Rumput benggala = 100/40 x 7,35 = 18,375kg
Daun Lantoro = 100/29 x 3,15 = 10,825 kg

Tabel 5.1.4. Susunan Ransum sapi Bali Bunting Bertat 300 Kg.
No Nama Berat BK PK TDN ME Ca P
, Bahan Bahan (kg) (kg) (kg) (Mcal) (kg) (kg)
(kg)
1 Rumput 18,375 7,35 0,36 3,33 11,834 0,0184 0,0191
Benggala
2 Daun 10,825 3,15 0,73 1,99 8,505 0,0193 0,0098
Lantoro
Total 29,200 10,5 1,09 5,32 20,339 0,0877 0,0289
Yang Diperoleh 10,5 10,40% 50,7% 1,9Mcal/kg 0,83% 0,28%
Standar Gizi 10,5 5,90% 56,0% 1,9Mcal/kg 0,21% 0,30%

Pakan Sapi Bali 21


Susunan ransum sapi Bali bunting yang beratnya badanya 300 kg dengan
komposisi pakan rumput benggala 70% dan daun lantoro 30% telah mendekati standar
gizi ternak itu. Kadar protein : 1,09/10,5 x 100% = 10,40 lebih tinggi dari standar 5,9%,
demikian juga Ca yang diperoleh : 0,0877/10.5 x 100% = 0,83% lebih tinggi dari yang
dibutuhkan yaitu 0,21%. Kadar TDN yag diperoleh : 5.32/10,5 x 100% = 50,7% lebih
rendah dari yang dibutuhkan yaitu 56%, tetapi ME yang diperoleh : 20,339/10,5 = 1,9
Mcal.kg tepat sama dengan yang dibutuhkan yaitu 1,9 Mcal/kg.
Untuk memperbaiki susunan ransum di atas, yang perlu dilakukan adalah
menurunkan PK dan Ca, dan meningkatkan TDN dengan pemberian pakan kosentrat.
Dalam hal ini, kadar PK lantoro cukup tinggi yaitu 23,2% (Tabel 2.2), sehingga porsi
daun lantoro diturunkan menjadi 15%. Jika 15% daun lantoro diganti dengan dedak padi
dan bungkil kelapa, maka bahan kasar pakan menjadi 85%
TDN yang diperlukan dari dedak padi dan bungkil kelapa = 15/100 x 10,5 = 1,575
Jadi :
BK rumput benggala = 7,35 kg
BK daun lantoro = 3,15 – 1.575 = 1,575 kg
TDN rumput benggala = 3,33 kg
TND daun lantoro = 53,1/100 x 1,575 = 0,994 kg
Kekurangan TDN = (56/100 x 10,5 –(3.33 + 0,994)
= 5,88 – 4,324 = 1,556 kg
Persentase kekurangan = 1,556/1.575 x 100% = 98,79%

TDN dedak padi 87,6% 20,79%

98,79%

TDN bungkil kelapa 78,0% 11,19%


Total 31,98%

BK dedak padi = 20.79/31.98 x 1.575 = 1,024 kg


BK bungkil kelapa = 11,19/31,98 x 1,575 = 0,551 kg

Pakan Sapi Bali 22


Jadi dibutuhkan :
Dedak padi = 100/80 x 1,024 = 1,191 kg
Bungkil kelapa = 100/80 x 0,551 = 0,641 kg

Tabel 5.1.5. Susunan Ransum Sapi Bali Bunting dengan Empat Bahan Baku Pakan
No, Nama Berat BK PK TDN ME Ca P
Bahan Bahan (kg) (kg) (kg) (Mcal) (kg) (kg)
(kg)
1 Rumput 18,375 7,350 0,36 3,33 11,834 0,0184 0,0191
Benggala
2 Daun 5,412 1,575 0,365 0,994 4,325 0,00346 0,005
Lantoro
3 Dedak 1,191 1,024 0,143 0,897 3,3997 0,0010 0,008
Padi
4 Bungkil 0,641 0,551 0,119 0,430 1,570 0,055 0,004
Kelapa
Total 25,619 10,5 0,987 5,651 21,055 0,055 0,0361
Yang Diperoleh 10,5 9,4% 53,8% 2,0Mcal/kg 0,52% 0,34%
Standar Gizi 10,5 5,90% 56,0% 1,9Mcal/kg 0,21% 0,30%

Berdasarkan pakan baku yang tersedia baik itu berupa hijauan maupun kesentrat
dalam memberikan pakan ternak sapi Bali kita harus susun ransum sedemikian rupa,
sehingga terpenuhinya standar gizi yang diperlukan oleh ternak tersebut. Pemilihan
pakan ternak disamping berdasarkan harga pakan atau kemudahan mendapatkan pakan
tersebut, maka sangat perlu diperhatikan nilai gizi dari pakan tersebut.
Pemilihan pakan sapi Bali di musim kemarau perlu mendapat perhatian khusus,
karena pada saat musim kemarau pakan ternak sapi sering habis persediaannya, sehingga
peternak harus membeli bahan pakan ternak dari daerah lain, baik itu brupa hijauan segar
maupun jerami. Sebagai contoh bila tersedia 2 jenis jerami di pasaran yaitu jerami
kacang kedelai dan jerami padi, sebaiknya dipilih jerami kacang kedelai, karena jerami
kacang kedelai nilai gizinya mendekati 2 kali lipat dibandingkan jerami padi.

5.2. Membuat Kosentrat dengan Model Linier

Kosentrat dibuat dari campuran beberapa sumber pakan seperti dedak padi,
bungkil kelapa, tepung ikan, polar dan sebagainya, sehingga nutrisi yang diinginkan bisa
saling melengkapi antara sumber pakan yang diberikan. Kalau hanya memberikan satu

Pakan Sapi Bali 23


sumber pakan kandungan nutrisi yang diinginkan tentu sesuia dengan kandungan nutrisi
bahan pakan tersebut, mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Membuat kosentrat dengan bahan dedak padi (A) dengan kadar protein 12.75%
dan bungkil kelapa (B) 17.60% Jika ingin membuat kosentrat (C) dengan kadar
proteinnya 17%, maka diperlukan berapa % dedak padi dan berapa % bungkil kelapa?
Persamaan linier I
(1) 0,1275 A + 0,1760 B = 0,1700 C
(2) A + B =C
Jika membuat kosentrat 1 kg, maka C = 1

Persamaan linier II
(1) 0,1275 A + 0,1760 B = 0,1700
(2) A+ B = 1

Persamaan Lilier III


(1) 0,1275 A + 0,1776 B = 0,1700
(2) x 0,1760 0,1760 A + 0,1760 B = 0,1760
(1) - (2) - 0,0485 A + 0,0000 B = -0,0060
-0,0485 A = -0,0060
A = 0,1237 kg = 12,37%
Maka B B = 0,8763 kg = 87,63%
A+B Total = 1,000 = 100,00%

Jadi untuk membuat kosentrat dengan kadar 17% protein diperlukan 12,37% dedak padi
dan 87,63% bungkil kelapa.

Jika dibuat dlam bentuk matriks

Misalkan:

N adalah Matriks Nutrien,

M adalah Matriks Bahan pakan.

K adalah Matriks kebutuhan

Persamaan linier.

0,1275 B1 + 0,1760 B2 = 0,1700

B1 + B2 = 1

Pakan Sapi Bali 24


Persamaan linier diatas dapat diubah dalam bentuk matriks : NB = K

0,1275 0,1760 B1 = 0,1700

1,000 1,0000 B2 1,000

Maka : B = N-1K

B1 = - 20,6186 3,6289 0,1700 = 0,1237

B2 20,6186 - 2,6289 1,0000 0,8763

Jadi : B1 = 0,1237 kg = 12,37%


B2 = 0,8763 kg = 87,63%
Total = 1,000 kg = 100,00%

Contoh Kosentrat

Bahan Pakan Bahan Bahan PK SK


(kg BB) (kg BK) (%BK)
Dedak Padi 1,44 1,24 12,4 0,1581 0,2740
Bungkil Kelapa 10,43 8,76 87,6 1,5418 0,2560
Total 11,87 10,00 100,0 1,6999 0,7996
Kandungan/kg 10,00 100,0 17,00 7,996

Jadi untuk membuat kadar protein ransum sesuai dengan standard persentasenya
minimal diperlukan dua bahan pakan yang kandungan proteinnya, bahan pakan pertama
di dibawah standard dan pakan yang kedua diatas standard.
Jika punya 3 bahan pakan kita bisa membuat kosentrat dengan dua kandungan
nutrisi yang sesuai dengan standar, misalnya dengan kandungan protein kasar 17% dan
serat kasar 4%. Misalnya kita punya bahan pakan dedak padi (B1) dengan kandungan
protein 12,75% dan serat kasar 22,10%, kemudian punya bungkil kelapa(B2) dengan
kandungan protein 17,60% dan serat kasar 6,0%, selanjutnya punya tepung ikan (B3)
dengan kandungan protein kasar 54,20% dan serat kasar 0,0%.

Pakan Sapi Bali 25


Maka Persamaan linier.

0,1275 B1 .+ 0,176 B2 .+ 0,542 B3 .= 0,17


0,2210 B1 .+ 0,060 B2 .+ 0,000 B3 .= 0,09
1 B1 .+ 1 B2 .+ 1 B3 .= 1
Persamaan linier diatas dapat diubah dalam bentuk matriks : NB = K
0,1275 0,176 0,542 B1 0,17
0,2210 0,060 0,000 B2 .= 0,09
1,0000 1,000 1,000 B3 1,00
Maka : B = N-1K

B1 1,0711 6,5338 -0,5805 0,17 0,1896


B2 .= -3,9453 -7,3997 2,1384 0,09 .= 0,8017
B3 2,8742 0,8658 -0,5578 1,00 0,0087

Jadi : B1 .= 0,1896 kg .= 18,96 %


B2 .= 0,8017 kg .= 80,17 %
B3 .= 0,0087 kg .= 0,87 %
Total .= 1,0000 kg .= 100,00 %

Jadi untuk membuat kosentrat dengan kadar protein kasar 17% dan kadar serat kasar 9%
diperlukan 18,96% dedak padi, 80,17% bungkil kelapa dan 0,87% tepung ikan.
Contoh Kosentrat

Bahan Pakan Bahan Bahan PK SK


(kg BB) (kg BK) (%BK)
Dedak Padi 0,220 0,190 18,96 0,0242 0,0419
Bungkil Kelapa 0,954 0,802 80,17 0,1411 0,0481
Tepung Ikan 0,010 0,009 0,87 0,0047 0,0000
Total 1,185 1,000 100,00 0,1700 0,0900
Kandungan/kg 1,00 100,00 17,00 9,00

Jika punya 4 bahan pakan keta bisa membuat kosentran dengan 3 kandungan nutrisi yang
tepat dan seterusnya untuk 5, 6, ….. bahan pakan??????.

Pakan Sapi Bali 26


DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2006. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Afris, M. 2007. Pengolahan Limbah Pertanian sebagai Pakan. Universitas Andalas.


Padang

Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Anggorodi, R. 1984. Ilmu Pakan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta

Batan, I W. 2006. Sapi Bali dan Penyakitnya - Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana

Blakely, J. dan D.H, Blade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk
Indonesia. Gajah Mada University Press, Yokyakarta.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Cetakan Pertama
Penerbit UP. Jakarta

Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta

Soegiri, H. dan S. Damayanti. 1982. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak
Daerah Tropik. Direktorat Bina Produksi Peternakan. Direktorat Jendral
Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta

Pakan Sapi Bali 27

Anda mungkin juga menyukai