I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………… 1
II. KEBUTUHAN GIZI TERNAK…………………………………………… 2
2.1. Kebutuhan Protein…………………………………………………………………………. 2
2.2 Kebutuhan Lemak..……………………………………………………………………….. 3
2.3. Kebutuhan Karbohidrat.……………………………………………………………….. 3
2.4. Kebutuhan Mineral…….…………………………………………………………………. 4
2.5. Kebutuhan Vitamin……………………………………………………………………….. 4
2.6. Kebutuhan Air……………………………………………………………………………….. 5
III. BAHAN PAKAN SAPI BALI………………………………………………………………………… 7
3.1. Bahan Pakan Hijauan…………………………………………………………………….. 8
3.2. Bahan Pakan Konsentrat (Penguat) Sapi Bali………………………………. 10
3.3. Bahan Pakan Tambahan……………………………………………………………….. 11
IV. KOMPOSISI NUTRISI BAHAN PAKAN…………………………………………………….. 13
4.1. Bahan Pakan Non Hijauan…………………………………………………………… 13
4.2. Bahan Pakan Hijauan……………………………………………………………………….. 16
V. PENYUSUSNAN RANSUM SAPI BALI……………………………………………………….. 19
5.1. Menyusun Ransum………………………………………………………………………… 19
5.2. Membuat Kosentrat dengan Model Linier…………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………… 27
I. PENDAHULUAN
Keberhasilan usaha peternakan sapi, baik itu sapi potong, sapi kerja, maupun sapi
perah sangat tergantung dari pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat. Namun
perlu disadari bahwa pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat syarat ini tidak
akan dapat mengubah sifat genetik sapi. Besar tubuh sapi Bali tidak dapat diubah
menyerupai sapi Hereford, tetapi pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat
pasti akan dapat menunculkan sifat bawaannya yang baik, mislanya pertumbuhannya
menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan persentase karkasnya menjadi lebih tinggi,
dan lebih tahan terhadap penyakit.
Pemberian pakan pada ternak sapi, baik sapi potong maupun sapi perah harus
dilakukan secara berkesinambungan sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.
Pemberian pakan yang tidak berkesinambungan akan menimbulkan goncangan
pertumbuhan sapi. Keadaan ini sering ditemukan pada sapi Bali yang dipelihara di
daerah pegunungan / daerah dataran tinggi yang pengairannya tergantung dari air hujan,
seperti di daerah Bukit Jimbaran, daerah Kubu Karang Asem, daerah NTT dan lai-lain.
Pada musim hujan, sapi bali yang dipelihara di daerah tersebut tumbuh dan bertambah
bobot dengan sangat cepat karena sapi mendapat pakan dalam jumlah yang cukup dan
memenuhi syarat. Akan tetapi, pada musim kemarau pertumbuhannya atau bobot
badannya dapat menurun secara dratis, sebab selama musim kemarau persediaan pakan
dan daya cerna sapi akan hijauan menjadi berkurang. Hal ini terutama disebabkan oleh
hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung dalam hijauan/rerumputan akibat
kekurangan air. Dengan demikian, hijauan/rerumputan yang diberikan kepada ternak
tidak lagi memenuhi syarat, bahkan jumlahnyapun tidak mencukupi kebutuhan sapi.
Sebagai akibatnya ialah : pertumbuhan terhambat, sapi yang sudah dewasa berat
badannya menurun/kurus, sehingga tidak memenuhi syarat sebagai sapi potong.
Perkembangbiakannya terhambat karena fertilitasnya menurun, persentase karkasnya
juga sangat rendah.
Peternak harus berusaha memberi pakan yang cukup dan memenuhi syarat sesuai
dengan kebutuhan sapi. Ransum sapi yang memenuhi syarat ialah ransum yang
mengandung : protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah yang
cukup. Kesemuanya dapat disediakan dalam bentuk hijauhan dan konsentrat.
2.1. Kebutuhan Protein.
Protein berfungsi untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak,
(misalnya pada sapi lanjut usia), pembentukan se-sel baru dari tubuhnya (misalnya pada
pedet), berproduksi (misalnya pada sapi dewasa) dan diubah mnjadi energi (misalnya
pada sapi kerja).
Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi muda yang sedang tumbuh dibandingkan
sapi dewasa. Karena unsure protein tidak dapat di bentuk dalam tubuh, padahal sangat
mutlak diperlukan, oleh karena itu sapi harus diberi pakan yang cukup mengandung
protein.
Sumber protein bagi sapi adalah hijauan dari jenis leguminosa seperti Centrosema
pubescens, daun turi, lantoro dan pakan tambahan berupa penguat seperti bungkil kelapa,
bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Protein asal hewan (hewani) lebih baik ketimbang protein asal tanaman (nabati),
sebab kandungan asam amino essensial dan nilai gizinya lebih tinggi. Bahan pakan yang
berkadar protein tinggi ialah yang susunan proteinnyamendekati susunan protein
tubuhnya. Protein hewani dapat diproses kembali kembali menjadi protein jaringan
dengan resiko kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengolahan protein
nabati seperti jagung dan jerami.
Ternak rumenansia, termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi
di dalam pakannya, sebab di dalam rumen dan ususnya yang panjang itu, pakan diolah
oleh jasad renik. Namun, jika protein yang diberikan adalah protein yang telah usang dan
terurai, maka protein atau sam-asam amino dalam pakan harus ditingkatkan pula. Oleh
karena itu, jika sapi hanya diberi pakan berupa jerami, khususnya sapi penggemukan,
maka kekurangan unsure protein/asam-asam amino dan unsr lainya dapat ditutupi dengan
pemberian pakan tambahan yang banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat.
Walaupun telah diberi pakan berupa hijauan dan/atau kosentrat yang telah mengandung
zat makanan yang memenuhi kebutuhannya, sapi Bali masih sering menderita
kekurangan vitamin, mineral dan bahkan protein, Keadaan ini dapat mengganggu
pertumbuhan atau kesehatan sapi Bali sehingga untuk mengatasinya sapi dapat diberikan
pakan tambahan.
Vitamin biasanya diberikan dalam bentuk pakan tambahan/feed supplement
berupa minyak ikan yaitu untuk memenuhi kekurangan vitamin A dan Vitamin D.
Kekurangan mineral, khususnya Ca, P dan NaCl pada pakan ternak , dapat
dipenuhi dengan pemberian tepung tulang, tepung kapur (CaCO3) dan garam dapur
(NaCl), Dapat juga diberikan Mineral Mix
Adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit pecahan lembaga beras dan
daya cernanya relatif rendah. Analisa kandungan nutrisi: 10.6% air, 4.1% protein,
32.4% bahan ekstrak tanpa N, 35.3% serat kasar, 1.6% lemak dan 16% abu serta nilai
Martabat Pati 19. Pada usaha pembibitan, dedak padi dapat menggantikan konsentrat
komersial hingga 100%, terutama dedak padi kualitas sedang sampai baik.
2. Dedak jagung
Dedak jagung sangat baik diberikan pada ternak. Analisa nutrisi : 9.9% air, 9.8% protein,
61.8% bahan ekstrak tanpa N, 9.8 serat kasar, 6.4% lemak dan 2.3% abu serta nilai
Martabat Pati (MP) adalah 68.
3. Bungkil kelapa
Bungkil kelapa adalah hasil sisa dari pembuatan dan ekstraksi minyak kelapa yang
didapat dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Pemberiannya
tergantung pada berat badannya yaitu antara 1.5 - 2.5 kg/ekor/hari. Analisa nutrisi: 11.6%
air, 18.7% protein, 45.5% bahan ekstrak tanpa N, 8.8% serat kasar, 9.6% lemak dan 5.8%
abu serta nilai Martabat Pati (MP) 81.
4. Bungkil kacang tanah
Digunakan sebagai komposisi dalam ransum konsentrat untuk sapi, babi dan ayam, hanya
perlu dibatasi jumlah pemberiannya karena kadar lemaknya cukup tinggi dan harganya
relatif mahal. Analisa nutrisi: 6.6% air, 42.7% protein, 27% bahan ekstrak tanpa N, 8.9%
serat kasar, 8.5% lemak dan 6.3% abu serta nilai MP adalah 80.
5. Onggok
Merupakan hasil sisa dalam pembuatan tepung kanji, dapat diberikan pada ternak sapi
dan babi sebagai ransumnya. Analisa nutrisi: 18.3% air, 0.8% protein, 78% bahan ekstrak
tanpa N, 2.2% serat kasar, 0.2% lemak dan 2.5% abu serta nilai MP adalah 76.
Catatan : TDN yang masih kosong bisa dicari pada pustaka atau laporan lain
1. Jerami adalah sumber pakan yang berkualitas rendah, kandungan yang terdapat di
dalamnya yaitu protein 4,5 – 5,5% lemak 1,4 – 1,7% daya cerna 30% (seandainya
makan 10kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg, lainnya menjadi kotoran).
2. Rumput gajah kandungan protein 8,4-11,4% lemak 1,7-1,9% serat kasar 29,5-
33% daya cerna 52%.
3. Tanaman leguminosae semak berprotein tinggi seperti Lamtoro (Leucaena
leucocephala), Kaliandra (Calliandra calothrysus) dan Gamal (Gliricidia sepium).
4. Tanaman legum merambat seperti Kacang Sentro (Centrosema pubescens),
Kembang Telang (Clitoria ternatea), dan Kacang Ruji (Pueraria phaseoloides).
Catatan : TDN yang masih kosong bisa dicari pada pustaka atau laporan lain.
1. Bahan organik adalah bahan yang mengandung karbon sisa dari pembakaran.
2. Bahan Kering (BK): Adalah berat konstan bahan pakan setelah dihilangkan
kandungan airnya dengan pemanasan 105 OC.
3. Lemak adalah suatu substansi padat atau lunak pada suhu kamar, terdiri dari
sebagain besar trigliseride dan asam-asam lemak.
4. Serat kasar adalah perpanjangan sel-sel tanaman yang saling melekat yang pada
keadaan dewasa tidak berproton-plasma. Terdapat pada jaringan vascular dari
anaman, merupakan bagian dari bahan pakan yang sulit dicerna.
5. Protein: Nutrien yang terdiri dari satu atau lebih ikatan asam amino. Protein ini
disebut juga polypeptide sebab beberapa asam amino saling berikatan dalam
ikatan peptide.
6. Mineral: Mineral makro yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, antara lain Ca, P,
K, Na, Cl, S dan Mg, mineral mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, antara
lain Fe, Za, Cu, Mo, Se, Mn, Co, Cr, Sn, V, F, Si, Ni dan As.
7. Vitamin: Adalah senyawa organik yang merupakan komponen yang terdapat
dalam ransum pakan dengan jumlah sedikit.
1. Sumber Energi
Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan
sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ubi jalar, ganggang dan
bungkil)
Kelompok hijauan yang sengaja ditanam (Leguminosa), misalnya lamtoro, turi
kaliandra, gamal dan sentro.
Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan
sebagainya).
Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun
hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi.
Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di
pasaran bebas yang dikemas khusus berupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai
campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.
Pakan penguat atau pakan konsentrat adalah bahan pakan yang kadar nutrisi protein
tinggi dan karbohidrat dan kadar serat kasar yang rendah (dibawah 18%).
2. Ransum
Adalah campuran dari berbagai macam bahan pakan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidup ternak baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
50-100 3
100-150 3,5
150-200 4
200-250 3,5
250-300 3
300-350 2,8
350-400 2,6
400-450 2,4
450-500 2,2
Misalnya, jika di kebun tersedia rumput Benggala dan daun lantoro dan saat itu
terdapat sapi bunting dengan berat 300 kg. Bila sapi itu diberikan pakan yang terdiri atas
70% rumput benggala dan 30% daun lantoro, maka susunan ransom kita adalah :
Sapi Bali bunting memerlukan pakan dalam bentuk BK sebanyak = 10,5 kg
Perhitungan BK :
Rumput benggala = 70/100 x 10,5 = 7,35 kg
Daun Lantoro = 30/100 x 10,5 = 3,15 kg
Perhitungan Berat Basah
Rumput benggala = 100/40 x 7,35 = 18,375kg
Daun Lantoro = 100/29 x 3,15 = 10,825 kg
Tabel 5.1.4. Susunan Ransum sapi Bali Bunting Bertat 300 Kg.
No Nama Berat BK PK TDN ME Ca P
, Bahan Bahan (kg) (kg) (kg) (Mcal) (kg) (kg)
(kg)
1 Rumput 18,375 7,35 0,36 3,33 11,834 0,0184 0,0191
Benggala
2 Daun 10,825 3,15 0,73 1,99 8,505 0,0193 0,0098
Lantoro
Total 29,200 10,5 1,09 5,32 20,339 0,0877 0,0289
Yang Diperoleh 10,5 10,40% 50,7% 1,9Mcal/kg 0,83% 0,28%
Standar Gizi 10,5 5,90% 56,0% 1,9Mcal/kg 0,21% 0,30%
98,79%
Tabel 5.1.5. Susunan Ransum Sapi Bali Bunting dengan Empat Bahan Baku Pakan
No, Nama Berat BK PK TDN ME Ca P
Bahan Bahan (kg) (kg) (kg) (Mcal) (kg) (kg)
(kg)
1 Rumput 18,375 7,350 0,36 3,33 11,834 0,0184 0,0191
Benggala
2 Daun 5,412 1,575 0,365 0,994 4,325 0,00346 0,005
Lantoro
3 Dedak 1,191 1,024 0,143 0,897 3,3997 0,0010 0,008
Padi
4 Bungkil 0,641 0,551 0,119 0,430 1,570 0,055 0,004
Kelapa
Total 25,619 10,5 0,987 5,651 21,055 0,055 0,0361
Yang Diperoleh 10,5 9,4% 53,8% 2,0Mcal/kg 0,52% 0,34%
Standar Gizi 10,5 5,90% 56,0% 1,9Mcal/kg 0,21% 0,30%
Berdasarkan pakan baku yang tersedia baik itu berupa hijauan maupun kesentrat
dalam memberikan pakan ternak sapi Bali kita harus susun ransum sedemikian rupa,
sehingga terpenuhinya standar gizi yang diperlukan oleh ternak tersebut. Pemilihan
pakan ternak disamping berdasarkan harga pakan atau kemudahan mendapatkan pakan
tersebut, maka sangat perlu diperhatikan nilai gizi dari pakan tersebut.
Pemilihan pakan sapi Bali di musim kemarau perlu mendapat perhatian khusus,
karena pada saat musim kemarau pakan ternak sapi sering habis persediaannya, sehingga
peternak harus membeli bahan pakan ternak dari daerah lain, baik itu brupa hijauan segar
maupun jerami. Sebagai contoh bila tersedia 2 jenis jerami di pasaran yaitu jerami
kacang kedelai dan jerami padi, sebaiknya dipilih jerami kacang kedelai, karena jerami
kacang kedelai nilai gizinya mendekati 2 kali lipat dibandingkan jerami padi.
Kosentrat dibuat dari campuran beberapa sumber pakan seperti dedak padi,
bungkil kelapa, tepung ikan, polar dan sebagainya, sehingga nutrisi yang diinginkan bisa
saling melengkapi antara sumber pakan yang diberikan. Kalau hanya memberikan satu
Membuat kosentrat dengan bahan dedak padi (A) dengan kadar protein 12.75%
dan bungkil kelapa (B) 17.60% Jika ingin membuat kosentrat (C) dengan kadar
proteinnya 17%, maka diperlukan berapa % dedak padi dan berapa % bungkil kelapa?
Persamaan linier I
(1) 0,1275 A + 0,1760 B = 0,1700 C
(2) A + B =C
Jika membuat kosentrat 1 kg, maka C = 1
Persamaan linier II
(1) 0,1275 A + 0,1760 B = 0,1700
(2) A+ B = 1
Jadi untuk membuat kosentrat dengan kadar 17% protein diperlukan 12,37% dedak padi
dan 87,63% bungkil kelapa.
Misalkan:
Persamaan linier.
B1 + B2 = 1
Maka : B = N-1K
Contoh Kosentrat
Jadi untuk membuat kadar protein ransum sesuai dengan standard persentasenya
minimal diperlukan dua bahan pakan yang kandungan proteinnya, bahan pakan pertama
di dibawah standard dan pakan yang kedua diatas standard.
Jika punya 3 bahan pakan kita bisa membuat kosentrat dengan dua kandungan
nutrisi yang sesuai dengan standar, misalnya dengan kandungan protein kasar 17% dan
serat kasar 4%. Misalnya kita punya bahan pakan dedak padi (B1) dengan kandungan
protein 12,75% dan serat kasar 22,10%, kemudian punya bungkil kelapa(B2) dengan
kandungan protein 17,60% dan serat kasar 6,0%, selanjutnya punya tepung ikan (B3)
dengan kandungan protein kasar 54,20% dan serat kasar 0,0%.
Jadi untuk membuat kosentrat dengan kadar protein kasar 17% dan kadar serat kasar 9%
diperlukan 18,96% dedak padi, 80,17% bungkil kelapa dan 0,87% tepung ikan.
Contoh Kosentrat
Jika punya 4 bahan pakan keta bisa membuat kosentran dengan 3 kandungan nutrisi yang
tepat dan seterusnya untuk 5, 6, ….. bahan pakan??????.
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Batan, I W. 2006. Sapi Bali dan Penyakitnya - Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana
Blakely, J. dan D.H, Blade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk
Indonesia. Gajah Mada University Press, Yokyakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Cetakan Pertama
Penerbit UP. Jakarta
Soegiri, H. dan S. Damayanti. 1982. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak
Daerah Tropik. Direktorat Bina Produksi Peternakan. Direktorat Jendral
Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta