Pemeriksaan Rapid Tes V.dengue
Pemeriksaan Rapid Tes V.dengue
PENDAHULUAN
menjangkiti lebih dari 100 negara, baik yang terletak di daerah tropis maupun
kasus infeksi virus dengue terjadi dengan 24.000 kematian setiap tahunnya.
dan mobilitas tinggi. Semua ini merupakan kondisi ideal bagi virus untuk
(Siregar, 2004).
Gejala awal infeksi virus dengue sering tidak khas sehingga terjadi
beberapa hari, bahkan dalam hitungan jam penderita bisa masuk dalam
1
keadaan kritis. Untuk menghindari keterlambatan diagnosis, perlu diketahui
deteksi dini terhadap infeksi virus ini. Saat ini, telah dikembangkan suatu
mendeteksi atau mendiagnosis infeksi virus dengue lebih awal, bahkan pada
hari pertama onset demam karena protein NS1 bersirkulasi dalam konsentrasi
tinggi dalam darah pasien selama awal fase akut. Adanya pemeriksaan NS1
ini sangat penting karena dapat dilakukan terapi suportif dan pemantauan
(Siregar, 2004).
1. Bagamana cara mengetahui ada atau tidaknya virus dengue dalam serum
penderita?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
dan atau nyeri sendi yang disertai dengan leukopenia, ruam, limfadenopati,
DBD yaitu virus dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus
flavivirus, yang terdiri dari empat serotipe yaitu D1, D2, D3 dan D4.2
antigen dari keempat serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain,
ini sering tidak khas, dapat menyerupai penyakit-penyakit lain, seperti: flu,
penyakit lainnya. Manifestasi klinis akibat infeksi virus dengue ini dapat
3
illness), demam dengue (DD), atau bentuk yang lebih berat yaitu demam
berdarah dengue (DBD) dan sindrom syok dengue (SSD) (Siregar, 2004).
penduduk (1989 hingga 1995), dan pernah meningkat tajam saat kejadian
luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan
nyamuk, status gizi, usia (> 12 tahun cenderung untuk DBD) dan jenis
Aedes (Aedes aegypti dan Aedes albopictus). Dari kedua nyamuk ini
darah, nyamuk ini akan membawa virus dari penderita dalam kelenjar
4
nyamuk tersebut mengisap darah orang lain. Sebelumnya virus telah
bereplikasi dalam kelenjar ludah nyamuk selama 8-12 hari. Selain itu
nyamuk Aedes memiliki waktu hidup yang cukup panjang yaitu sekitar 15-
65 hari sehingga penularan masih bisa terjadi. Setelah virus masuk dalam
tubuh pejamu, virus akan memasuki periode inkubasi selama 3-14 hari.
Selama itu virus akan bereplikasi di dalam sel target yaitu sel dendritik dan
belum menunjukkan serangan. Infeksi pada sel target seperti sel dendritik,
seluler dan humoral terhadap infeksi virus pertama dan berikutnya (Suroso
T,2004).
1. Virus Dengue
yang terdiri dari empat serotipe yaitu D1, D2, D3 dan D4.2 Menurut
Struktur antigen dari keempat serotipe ini sangat mirip satu dengan yang
sense RNA (ssRNA sense +). Di dalam genomnya terdapat sebuah single
5
Open Reading Frame (ORF) yang mengkode dua macam protein yaitu
dan protein envelope (E). Protein nonstruktural terdiri dari tujuh jenis,
yaitu NS1, NS2A, NS2B, NS3, NS4A, NS4B dan NS5 yang ditandai oleh
(Suroso T,2004).
2.3 Patogenesis
DBD dan SSD. Respon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis
(ADE).
6
c. Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dengan
bahwa DBD terjadi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan
(Suroso T,2004).
Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh kompleks virus-
7
digunakan untuk pembuktian penyakit akibat infeksi virus dengue ini.
minan DBD terletak pada protein E, bagian 5’UTR, 3’UTR , NS4b dan
NS5.
Saat ini patogenesis DBD ini tidak berhenti sampai level serotipe,
macam genotip.
dapat berupa demam yang tidak khas, DD, DBD atau SSD.Pada umumnya
pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis
selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi
8
2.5 Diagnosis
(Karyanti, 2011).
a. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
berikut:
9
2) Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan,
Pada tahap awal infeksi, identifikasi dan isolasi virus dengue secara
saat ini. Dalam teknik ini, serum dari pasien dipaparkan pada sel nyamuk.
setiap serotipe dengue. Teknik ini hanya sensitif ketika ada partikel
berlangsung singkat, biasanya dimulai dua atau tiga hari sebelum serangan
demam dan berlangsung sampai empat atau lima hari waktu sakit. Sebagai
pilihan dalam mendeteksi virus untuk diagnosis rutin adalah sampel serum
leukosit dan dalam beberapa jaringan yang diperoleh dari otopsi (Dussart
P,2006).
10
maka kultur sel lebih baik untuk diagnosis rutin. Baris sel nyamuk C6/36
(klon diperoleh dari A. albopictus) telah menjadi sel inang pilihan untuk
monoklonal antibodi anti dengue di kepala nyamuk yang hancur atau sel
karena konsentrasi yang rendah dari virus. Plaque assay adalah metode
standar emas untuk kuantifikasi virus dengue. Menurut Payne et al, suatu
tes ini. Aliran cytometry baru-baru ini dilaporkan sebagai metode yang
11
tahapan pengambilan serum dan variabilitas yang luas antar
(Karyanti, 2011).
b. Deteksi antigen
Selama replikasi virus, NS1 terlokalisir dalam organel sel. Protein NS1
NS1 muncul awal pada hari pertama setelah serangan demam dan
2011).
12
keparahan penyakit dan jumlah antigen NS1 dalam serum, namun
tidak bisa membedakan antara infeksi primer dan sekunder. Dewasa ini,
sebuah standar IgG NS1 serotipe spesifik ELISA tidak langsung untuk
menunjukkan korelasi yang baik antara anti IgG NS1 serotipe spesifik
konvalesen dari pasien dengan infeksi primer dan dalam serum fase
sekunder. Hasil studi yang bervariasi berhubungan dengan hasil tes IgM
dan IgG, serta keparahan penyakit dan prediktor viremia. Oleh karena
itu evaluasi lanjut dari tes ini harus dilakukan untuk menentukan
13
Protein NS1 merupakan gen esensial di dalam sel yang terinfeksi
terjadi selama infeksi virus dengue yang berat. Sampai saat ini,
2011).
tipe sel epitel dan sel mesensim, juga menempel secara kurang lekat
pada berbagai sel darah tepi. Lebih lanjut, NS1 juga terikat pada biakan
sel endotel mikrovaskuler manusia lebih baik daripada sel endotel aorta
pada ikatan NS1 pada endotel paru dan hati, namun tidak pada usus
14
hari pertama demam, baik pada serotip DEN-1 (terbanyak), DEN-2,
NS1 pada 554 donor sehat dan 297 pasien terinfeksi virus dengue,
dimana 157 pasien dengan PCR positif diperiksa juga IgM dan IgG
untuk deteksi dini kasus dan untuk investigasi wabah. Evaluasi dari
ELISA. Saat ini juga sudah terdapat reagen NS1 dalam bentuk rapid
(Dussart P,2006).
Dengue NS1 Ag pada serum, plasma, atau whole blood sebagai antigen
15
anti dengue NS1 Ag yang dilapisi koloidal emas pada strip sebagai antibody
menuju wilayah test akan membentuk garis warna sebagai kompleks partikel
Rapid test NS1 adalah suatu tes in vitro dengan teknik pengujian
menuju daerah garis tes (T) dan membentuk suatu garis yang dapat dilihat
Dengue Dx NS1 Antigen Rapid Test memiliki dua garis hasil, garis T (garis
tes) dan C (garis kontrol). Kedua garis ini tidak akan terlihat sebelum
selalu muncul jika prosedur tes dilakukan dengan benar dan reagen dalam
2.9.1 Bentuk
16
2.9.2 Komposisi
b. Plasma : Zat yang ada di dalam plasma tidak jauh berbeda dengan
darah.
2.9.3 Volume :
plasma darah.
17
b. Plasma : Untuk mengekstrak plasma darah dilakukan dengan cara
darah.
18
b. Plasma : Plasma darah dipisahkan dengan tujuan yaitu bisa
2.10.1 Serum yang dicelupkan pada strip harus 100µl jika kurang dari itu
2.10.3 Waktu pembacaan yang lebih atau kurang dari 15 menit sehingga
19
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 8 April 2019 pada pukul 13.00
3.2 Tujuan
Untuk mendeteksi ada tidaknya virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes
metode imunocromatografi.
3.3 Metode
Setiap tes berisikan satu strip, yang telah dilapisi dengan Anti-dangue NS
antigen capture pada daerah garis tes. Anti dangue- NS1 antigen-colloid gold
sepanjang membrane menuju daerah garis tes (T) dan membentuk suatu garis
gold particle
20
Persiapan sampel : menggunakan serum yang telah di centrifuge.
3.5.1 Alat
c. Centrifuge
d. Holder
e. Disposible
f. Torniquet
3.5.2 Bahan
a. Buffer NS1
3.6 Analitik
5. Teteskan sebanyak 3 tetes serum dan tambahkan 3 tetes buffer NS1 dan
a) Reaktif (+) : Jika terdapat garis merah pada line control dan test.
b) Non-reaktif (-) : Jika terdapat garis merah pada line control (C).
21
c) Invalid : Jika tidak terdapat garis merah pada line control dan test
22
BAB IV
4.1 Hasil
sebagai berikut :
Terdapat 1
(strip) control
4.2 Pembahasan
penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh
nyamuk aedes aegpty. Penyakit demam berdarah memiliki gejala yang tidak
sama atau beraneka ragam, mulai dari tanpa gejala, demam ringan yang tidak
spesifik, demam dengue atau demam berdarah dengue sampai sindrom syok
dengue.
pemeriksaan yang mendeteksi bagian tubuh virus dengue itu sendiri. Karena
mendeteksi bagian tubuh virus dan tidak menunggu respon tubuh terhadap
infeksi maka pemeriksaan ini dilakukan paling baik saat panas hari ke 0
hingga hari ke 4, karena itulah pemeriksaan ini dapat mendeteksi infeksi virus
23
spesifitasnya pun juga tinggi. Bila ada hasil NS1 yang positif menunjukan
kemungkinan infeksi virus dengue dan masih perlu dilakukan observasi serta
diperlukan kadar yang cukup dari jumlah virus dengue yang beredar,
sedangkan pada fase awal mungkin belum terbentuk cukup banyak virus
Sebagian besar antigen secara teori seharusnya ada pada sel darah
namun pada pengujian NS1 digunakan sampel serum atau plasma karena NS1
dari virus dengue yang terakumulasi pada serum dan plasma selama infeksi
dengue berlangsung.
vitro, salah satu uji yang dirancang untuk penentuan kualitatif virus dengue
antigen NS1 dalam serum, plasma, atau whole blood manusia untuk diagnosis
awal infeksi demam berdarah akut. Perangkat test ini berisi strip membrane,
yang sudah dilapisi dengan lapisan antibody spesifik terhadap NS1 pada
24
daerah uji pita. Lapisan antibody ini akan mendeteksi dan mengikat antigen
NS1 yang ada pada sampel. Sampel yang berupa serum atau plasma akan
kedaerah tes (T) dan control (C) membentuk garis merah sebagai indicator
(tanda positif).
kedalam centrifuge dan diputar selama 15 menit. Setelah itu keluarkan dari
3 tetes serum dan tambahkan 3 tetes buffer NS1 dan ditunggu selama 15-20
hasil negatif karena pada rapid test hanya muncul 1 garis merah pada line
control saja tidak ada garis merah pada area test (T) yang menunjukan tidak
digunakan pipet tetes dan tip mikropipet dispossible yang berbeda untuk
hemolysis dapat memberikan hasil uji yang tidak sesuai,sampel serum dan
strip uji harus pada kondisi suhu ruang sebelum digunakan untuk
25
pengujian,sampel yang mengandung rhemathoid factor dapat memberi hasil
positif palsu, sampel dibaca tidak boleh lebih atau kurang dari 15-20 menit.
Jika dibaca kurang dari 15 menit dapat menyebabkan hasil negative palsu dan
apabila dibaca lebih dari 20 menit maka akan dapat menyebabkan hasil positif
palsu.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa sampel yang digunakan pada saat pemeriksaan didapat hasil negative
yang ditandai dengan terbentuknya 1 garis merah pada area control (C)
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28