BABII (TensileRadiographyOnly)
BABII (TensileRadiographyOnly)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal
abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas
acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah
dikembangkan las listrik namun masih langka.
Pada Perang Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan
dalam skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat
membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan kapal
pertama yang diluncurkan dengan di las. Di mana sebelumnya kapal yang
dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku keling (rivets). Pada masa itu,
muncul pula cara pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji kerfslag
(lekukan yang tertutup lapisan).
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk
pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung
sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.
aktifitas menyambung dua bagian benda atau lebih dengan atau tanpa bahan tambah
(filler metal) yang sama ataupun berbeda titik maupun strukturnya (Alip, 1989).
Sifat hasil lasan ditentukan oleh begitu banyak variabel dari mulai
pemilihan material pengisi (filler), kuat arus yang digunakan sampai temperatur
pelaburan yang terjadi pada busur listrik sehingga perencanaan yang matang
diperlukan untuk menghasilkan sifat hasil lasan yang sesuai atau diperlukan.
Berikut pemodelan matematis sederhana dari hubungan antara variabel yang
mampu mempengaruhi hasil lasan terhadap hasil lasannya:
f (VHN, σ) ≈ f (I, T)
Liquid State Welding adalah proses pengelasan dengan cara mencairkan daerah
yang akan disambung hingga cairan tersebut menyatu secara merata, dengan syarat
material yang akan disambung harus sama titik cairnya. Penyambungan material
dengan cara ini mempunyai persyaratan material harus sama, karena untuk
mendapatkan sambungan yang sempurna suhu material harus sama, jika tidak
proses penyambungan tidak akan terjadi. Kelebihan metode pengelasan ini adalah
proses dan persiapan sambungan tidak rumit, biayanya relatif murah,
pelaksanaannya mudah. Kelemahannya adalah memerlukan juru las yang terampil,
terjadinya HAZ yang menyebabkan perubahan sifat bahan, dan ada potensi
kecelakaan dan terganggunya kesehatan juru las. Yang termasuk Liquid State
Welding adalah Thermal Welding, Resistance Welding, dan Electric Arc Welding.
Solid State Welding adalah proses pengelasan dimana benda dalam keadaan
padat dan biasanya dengan menggunakan tekanan sehingga sering juga disebut
dengan Pressure Welding. Proses Solid State Welding memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya adalah dapat menyambung dua buah material atau lebih
yang tidak sama titik cairnya, prosesnya cepat, presisi, dan hampir tidak memiliki
daerah terpengaruh panas (heat affected zone/HAZ). Namun demikian Solid State
Welding juga mempunyai kelemahan yaitu persiapan sambungan dan prosesnya
rumit, sehingga dibutuhkan ketelitihan sangat tinggi. Yang termasuk dalam Solid
State Welding diantaranya Diffusion Welding, Forge Welding, Cold Welding, dan
Friction Welding.
Las SMAW yang berasal dari kata Shield Metal Arc Welding adalah proses
pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar atau logam
induk dan elektroda (kawat las). Panas tersebut ditimbulkan oleh lompatan ion
listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan permukaan plat
yang akan dilas). Panas yang timbul dari lompatan ion listrik ini besarnya dapat
mencapai 4000o sampai 4500oC.
7
1. Transformator DC/AC
Sumber tegangan diklasifikasikan sebagai mesin las AC dan mesin las DC,
mesin las AC biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo
juga ada yang dilengkapi dengan rectifier atau diode (perubah arus bolak balik
menjadi arus searah) biasanya menggunakan motor penggerak baik mesin
diesel, motor bensin dan motor listrik. mesin las DC, saat ini banyak digunakan
mesin las DC karena DC mempunyai beberapa kelebihan dari pada mesin las
AC yaitu busur stabil dan polaritas dapat diatur. mesin las AC yang
menggunakan transformator atau trafo las.
Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik dari
mesin las ke material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel masa dan
9
kabel elektroda ini harus cukup besar untuk mengalirkan arus listrik, apabila
kurang besar akan menimbulkan panas pada kabel dan merusak isolasi kabel
yang akhirnya membahayakan pengelasan.
4. Elektroda
Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang
berfungsi sebagai pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari
kontaminasi udara sekelilingnya. Selain itu fluk berguna juga untuk membentuk
terak las yang juga berfungsi melindungi cairan las dari udara sekelilingnya.
Lapisan elektrode ini merupakan campuran kimia yang komposisisnya sesuai
dengan kebutuhan pengelasan. Menurut AWS (American Welding Society)
elektrode diklasifikasikan dengan huruf E dan diikuti empat atau lima digit
sebagai berikut E xxxx (x) ,contohnya E 6010, E 6013, E 7018 dan lain-lain.
10
Elektroda atau kawat las adalah suatu benda yang dipergunakan untuk
melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan
menimbulkan busur nyala.
Kawat las smaw jenis ini ditunjukkan dengan kode Exxxx (4 angka).
Exxx2 = digit keempat (angka 2) menunjukkan jenis salutan dan jenis arus
yang digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Table 2.3.
- Elektroda,
- penetrasi las sedang, daya AC/DC, kandungan selaputnya serbuk besi 25%-40%,
hidrogen tendah.
Dengan kekuatan tarik yang cukup kuat, elektroda (kawat las) jenis E70xx
banyak diaplikasikan untuk pengelasan pipa pressure, furnace, konstruksi dan lain-
lain. Sedangkan jenis E60xx karena daya tariknya hanya 60.000 psi biasanya hanya
untuk tagweld dan pengelasan non pressure, misalnya pagar tralis dan lain-lain.
Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Low Alloy Steel diatur pada AWS
A5.5. Dengan kode yang sama seperti elektroda mild steel diikuti dengan garis
(dash) dan huruf serta angka sebagai unsur paduan, yaitu:
Cara membaca:
hydrogen), ketahanan terhadap uap air dan untuk dipakai pada pengelasan mild
steel.
Spesifikasi kawat las terbungkus untuk Stainless Steel diatur dalam AWS
A5.4.
Tiga (3) digit pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless steel.Kemudian diikuti
dengan garis dan 2 angka. Contoh: E316-16, E308-16, E309-16 dan lain-lain.
- Angka 16 = lapisannya mengandung TiO & K2O & arusnya DCRP atau AC.
pengelasan 1F, 2F, 3F dan 4F ada juga 1G, 2G, 3G dan 4G. Sedangkan pada pipa
ada 1G, 2G, 5G dan 6G.
Jenis sambungan dan posisi pengelasan di atas dapat diaplikasikan untuk
pengelasan SMAW, GTAW, GMAW dan FCAW.
Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi
syarat keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API,
ASTM). Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang
salah, persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta
consumable yang tidak sesuai standart.
Tabel 2.4 Batas izin cacat las berdasarkan ASME SEC IX
Jenis Cacat Las Ketentuan Umum
Cacat Bidang: Tidak mengizinkan atau ditolak berapa
Incomplete Penetration, Undercut, pun besarnya
Crack
Cacat Volume: Ukuran total maksimal 20 % dari
Porosity, Slag Inclusion, Lack of ketebalan material di tiap 6 in panjang
Fusion pengelasan atau ukuran total maksimal
1/8 in di tiap panjang pengelasan
16
Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal
(berada di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata).
Cacat porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang
lubang kecil pada weldmetal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun
didalamnya. Porositas ini mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow
Hole dan Gas Pore.
Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau
akar, bentuk cacat ini seperti cerukan yang terjadi pada base metal atau logam
induk. Jenis cacat pengelasan ini dapat terjadi pada semua sambungan las, baik
fillet, butt, lap, corner dan edge joint.
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam
hasil lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan,
yang sering terjadi pada daerah stop and run (awal dan berhentinya proses
pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus melakukan pengujian radiografi
atau bending.
1. Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
2. Ampere disesuaikan dengan prosedur.
3. Busur las disesuaikan.
4. Sudut pengelasan harus sesuai.
5. Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).
5. Lack of Fusion
Cacat lack of fusion adalah adanya suatu daerah lasan yang tidak ikut
mencair dan mengakibatkan tidak bersatunya logam induk dengan logam pengisi.
Cacat ini biasanya terjadi pada bagian samping lasan.
6. Over Spatter
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka
tidak termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan
maka dikategorikan dalam cacat visual.
7. Hot Crack
Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak
itu terjadi setelah proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.
1. Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang
mempunyai sifat regangan yang tinggi.
2. Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat)
8. Cold Cracking
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah
lasan setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari)
proses pengelasan selesai.
1. Logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair
kemudian membeku.
2. Fusion Line, garis penggabungan atau garis batas cair antara logam las dan
logam Induk
3. Daerah pengaruh panas disebut HAZ (Heat Affected Zone), adalah logam
dasar yang bersebelahan dengan logam las selama pengelasan mengalami
pemanasan dan pendinginan yang cepat.
2.7 Baja
Baja adalah bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan,
mulai dari peralatan dapur, trasportasi, generator, sampai kerangka gedung
dan jembatan menggunakan baja. Eksplotasi besi baja menduduki peringkat
24
pertama di antara barang tambang dan logam dan produknya melingkupi hampir 95
% dari produk barang berbahan logam yang dimamfaatkan dalam kehidupan
manusia.
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari (Fe) besi sebagai unsur
utama dan karbon (C) sebagai unsur penguat. Unsur karbon banyak berperan
sebagai peningkatan kekerasan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat fisis
baja dari lunak menjadi keras. Penyebabnya perlakuan panas mengubah struktur
mikro baja dan struktur kristal dari bcc ke fcc yang bersifat paduan dan bila
didinginkan tiba-tiba terjadi perubahan struktur kristal dari fcc ke hcp.
1. Kekuatan
Baja mempunyai daya tarik, lengkung, dan tekan yang sangat besar.
Pada setiap partai baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja
itu. Pabrikan baja misalnya, memasukan satu partai baja batangan dan
mencatumkan pada baja itu Fe 360. Disini Fe menunjukan bahwa partai itu
menunjukkan daya kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik baja itu. Yang
dimaksud dengan istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja
bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu
adalah 360 N/mm2. Oleh karna daya tarik baja yang kuat maka baja dapat
menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur
2. Kekerasan
Baja itu sangat keras, sehingga sebagai bahan konstruksi baja mungkin
saja untuk digunakan dalam berbagai tujuan. Apabila untuk produk-produk baja
tertentu ada suatu keharusan, maka bisa saja baja itu ditambahi kekerasannya
dengan perlakuan panas (heat treatment).
25
Baja pada jaman kuno dan antik sudah dikenal dan biasanya diproduksi
menggunakan tungku tempa dan tungku wadah. Pembuatan baja paling tua dalam
sejarah sampai sekarang adalah beberap keping perkakas besi yang digali dari
sebuah situs arkeologi di Anatolia (Kaman-Kalehoyuk) dan berusia hampir 4.000
tahun lamanya, bertanggal 1.800 SM. Horace mengidentifikasi adanya senjata-
senjata berbahan baja seperti falcata di Semenanjung Iberia, sedangkan Baja
Nordik sempat digunakan oleh Pasukan Roma.
Reputasi dari Besi serik di India Selatan (baja wootz) tumbuh dengan
pesatnya di seantero dunia pada saat itu. Situs-situs pembuatan logam di Sri
Lanka menggunakan oven yang memanfaatkan angin muson, mampu untuk
membuat baja berkadar karbon tinggi. Produksi massal baja
Wootz di Tamilakam menggunakan tungku wadah dan sumber karbon seperti
tanaman Avaram terjadi di abad ke-enam SM, sebuah pionir untuk produksi dan
metalurgi baja modern.
Orang Haya dari Afrika Timur menemukan sebuah oven yang bisa
merekagunakan untuk membuat baja karbon pada suhu 1802°C (3276°F) nyaris
2.000 tahun lalu lamanya. Baja Afrika Timur ini kemungkinan bertanggal 1.400
SM menurut Richard Hooker.
26
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk
dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:
Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran
khusus (special alloy steel) dan high speed steel.
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan
merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet
bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
2.7.3 Baja ST 60
Composition Composition
Element Element
(%) (%)
C 0,473 W 0,0009
P 0,0014 Ti 0,0053
S 0,0034 Sn 0,0340
Mn 0,7100 Al 0,0130
Si 0,2742 Pb -
Ni 0,0089 Ca 0,0016
Cr 0,0291 Zn 0,0012
Mo 0,0022 Fe 98,40
Cu 0,0313
Ada dua cara dalam pengujian material di industri yaitu dengan cara
pengujian merusak (Destructive Testing) dan pengujian tanpa merusak (Non
Destructive Testing) pengujian ini sangat diperlukan dibidang industri sebab
pengujian ini akan membantu mengetahui sifat dari material yang akan digunakan
di industri. Material yang digunakan di industri seperti besi, stainless, beton,
alumunium, baja, kayu dan lain-lain akan diuji sebelum digunakan.
29
Tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh bahan tanpa terjadi
regangan sisa permanen yang terukur pada saat beban telah ditiadakan. Dengan
bertambahnya ketelitian pengukuran regangan, nilai batas elastiknya menurun
hingga suatu batas yang sama dengan batas elastik sejati yang diperoleh dengan
cara pengukuran regangan mikro.
Merupakan besar tegangan dimana bahan yang diuji putus atau patah.
𝑃
𝜎𝑢 = 𝐴………………………………………….....(Surdia, 1999:8)
𝛿𝑙 𝐿−𝐿𝑜
𝜀= = × 100%.........................................(Surdia, 1999:8)
𝑙𝑜 𝐿𝑜
32
ε = Regangan (%)
Gambar 2.17 Frekuensi, energi dan panjang gelombang beberapa gelombang sinar
34
Pada Radiographic Test, benda atau bagian yang akan dilakukan inspeksi
diletakkan diantara sumber radiasi dan film yang sensitif. Sumber radiasi berasal
dari mesin X-ray ataupun sumber radioaktif seperti Ir-192, Co-60, dan Cs-137.
Bagian yang diinspeksi akan menahan radiasi yang ditembakkan berdasarkan
perbedaan ketebalan benda tersebut.
Kelebihan:
Kekurangan: